uswah - huzaifah.doc

4
[USWAH] Hudzaifah Ibnul Yaman : Pemegang Rahasia dan Penyusup Ulung Diantara para sahabat Nabi saw. ada orang-orang yang ahli dalam bidang ilmu agama, ada yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa, dan lain sebagainya. Mereka adalah orang- orang yang mempunyai iman yang kuat kepada Allah. Oleh sebab itu, Allah memberi mereka rahmat dan ilmu ilmu, serta mengikat mereka dalam bingkai persaudaraan yang tidak pernah dikenal dalam sejarah manusia. Salah satu dari mereka adalah Hudzaifah bin Hisail bin Rabi'ah al-Abasi. Ayahnya diberi julukan "Yaman" karena bersekutu dengan Bani Abdul Asyhal yang berasal dari Yaman. Hudzaifah, ayah dan saudaranya, Shafwan, telah menyatakan masuk agama Islam dan mengikuti Perang Uhud. Di dalam peperangan tersebut ayahnya mendapatkan mati syahid di tangan kaum Muslimin lantaran mereka salah sasaran. Hudzaifah berteriak ketika melihat kaum Muslimin menusuk ayahnya dari segala arah. Akan tetapi, mereka tidak sempat lagi menghentikan pedang mereka, hingga akhirnya mereka pun membunuhnya. Mereka mengira bahwa Yaman merupakan orang dari barisan kaum musyrikin. Kemudian Hudzaifah memaafkan orang-orang yang membunuh ayahnya dan mendo’akan mereka agar senantiasa mendapatkan kebaikan, serta ia tidak menuntut diyat (denda) kepada mereka. Dalam sebuah sumber dikatakan bahwa Nabi saw. membayar diyat pembunuhan ayahnya tersebut kepadanya. Lantas dia membagikan diyat tersebut kepada kaum Muslimin yang miskin. Tatkala Rasulullah saw. mengetahui hal itu, beliau sangat memuliakannya. Daftar Orang Munafik Hudzaifah r.a. merupakan salah seorang yang dapat menjaga rahasia Rasulullah saw.. Dia tidak pernah berbicara apa yang telah dia dengar atau lihat dari kepribadian beliau yang patut dirahasiakan, kecuali dengan seizin beliau. Dia dapat mengetahui ciri-ciri orang munafik dan tidak pernah salah sama sekali. Itu karena Rasulullah saw. telah mengajarinya cara mengetahui identitas mereka. Di kalangan

Upload: distro

Post on 26-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

[USWAH]

Hudzaifah Ibnul Yaman : Pemegang Rahasia dan Penyusup UlungDiantara para sahabat Nabi saw. ada orang-orang yang ahli dalam bidang ilmu agama, ada yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa, dan lain sebagainya. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai iman yang kuat kepada Allah. Oleh sebab itu, Allah memberi mereka rahmat dan ilmu ilmu, serta mengikat mereka dalam bingkai persaudaraan yang tidak pernah dikenal dalam sejarah manusia. Salah satu dari mereka adalah Hudzaifah bin Hisail bin Rabi'ah al-Abasi. Ayahnya diberi julukan "Yaman" karena bersekutu dengan Bani Abdul Asyhal yang berasal dari Yaman.

Hudzaifah, ayah dan saudaranya, Shafwan, telah menyatakan masuk agama Islam dan mengikuti Perang Uhud. Di dalam peperangan tersebut ayahnya mendapatkan mati syahid di tangan kaum Muslimin lantaran mereka salah sasaran. Hudzaifah berteriak ketika melihat kaum Muslimin menusuk ayahnya dari segala arah. Akan tetapi, mereka tidak sempat lagi menghentikan pedang mereka, hingga akhirnya mereka pun membunuhnya. Mereka mengira bahwa Yaman merupakan orang dari barisan kaum musyrikin.

Kemudian Hudzaifah memaafkan orang-orang yang membunuh ayahnya dan mendoakan mereka agar senantiasa mendapatkan kebaikan, serta ia tidak menuntut diyat (denda) kepada mereka. Dalam sebuah sumber dikatakan bahwa Nabi saw. membayar diyat pembunuhan ayahnya tersebut kepadanya. Lantas dia membagikan diyat tersebut kepada kaum Muslimin yang miskin. Tatkala Rasulullah saw. mengetahui hal itu, beliau sangat memuliakannya.Daftar Orang Munafik

Hudzaifah r.a. merupakan salah seorang yang dapat menjaga rahasia Rasulullah saw.. Dia tidak pernah berbicara apa yang telah dia dengar atau lihat dari kepribadian beliau yang patut dirahasiakan, kecuali dengan seizin beliau. Dia dapat mengetahui ciri-ciri orang munafik dan tidak pernah salah sama sekali. Itu karena Rasulullah saw. telah mengajarinya cara mengetahui identitas mereka. Di kalangan para sahabat Nabi saw. hanya dia yang diberi kekhususan ini oleh Allah SWT.

Umar ibnul Khaththab r.a. tidak akan menshalati jenazah yang tidak dishalati oleh Hudzaifah, jika dia hadir. Suatu hari dia pernah berkata, Wahai Hudzaifah, apakah kau melihat ada tanda-tanda kemunafikan dalam diriku?" Dia menjawab, "Seandainya kau memilikinya, pasti aku akan memberitahumu."

Di samping itu, Hudzaifah r.a. adalah orang yang sangat paham dengan isi kandungan Al-Qur'an dan As-Sunnah hingga dia dapat berfatwa. Dia iuga memiliki pengetahuan yang sangat luas mengenai kabar-kabar bencana yang terjadi hingga hari Kiamat. Ini juga merupakan kekhususan tidak dimiliki oleh orang selainnya.

Imam Muslim meriwayatkan dari kitab shahihnya dari Hudzaifah bahwasanya dia berkata, "Sungguh Rasulullah telah memberitahuku mengenai bencana yang sudah terjadi dan yang akan terjadi sampai hari Kiamat." Salah satu hal yang mengherankan dari dirinya adalah dia lebih sering bertanya kepada Rasulullah saw, mengenai kejelekan daripada kebaikan".

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah ibnul Yaman, dia berkata, "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw mengenai kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau mengenai keburukan, karena khawatir terjerumus ke dalamnya. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, kami dahulu berada dalam zaman jahiliyyah dan keburukan, lantas Allah mendatangkan kepada kami kebaikan ini (agama Islam). Apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan lagi?' Beliau menjawab, 'Ya.

Aku bertanya, Apakah setelah keburukan tersebut akan ada kebaikan igi?' Beliau menjawab, 'Ya, dan akan ada kekacauan di dalamnya'. Aku rertanya, Apa itu, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Yaitu orang-orang yang tidak mengikuti sunnahku dan berpaling dari petunjukku, kau akan mengetahui dan mengingkarinya! Aku bertanya, 'Lantas apakah setelah kebajikan tersebut akan ada keburukan lagi?' Beliau menjawab, 'Ya, akan adalah dai yang mengajak kejurang neraka Jahannam. Barangsiapa menerima dakwah mereka, niscaya mereka juga akan dimasukkan ke dalam neraka tersebut.Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, beri tahu aku ciri-ciri mereka!' Beliau bersabda,'Mereka berasal dari kaum kita dan berbicara dengan bahasa Aku bertanya, 'Seandainya hal itu aku dapati, apa perintahmu?' Beliau menjawab, 'Senantiasa ikutilah jamaah (kelompok besar) umat Islam dan para pemimpinnya!' Aku berkata, 'Jika umat Islam tidak mempunyai jamaah am pemimpin?' Beliau menjawab, 'Tinggalkanlah seluruh firaq (kelompok- idompok kecil) yang ada saat itu, sekalipun kau harus menggigit akarpohon, t :gga kau meninggal dunia dalam keadaan tersebut!" (HR al-Bukhari, al- 3 aihaqi, dan lainnya)

Selama hidupnya, Hudzaifah r.a. selalu mengetahui sumber terjadinya fitnah (tragedi/polemik) dan keburukan. Dengan demikian, dia senantiasa menjaga dirinya dan mewanti-wanti semua orang agar tidak terjerumus ke dalamnya, di mana dan kapan pun. Dia juga senantiasa mengingatkan mereka akan datangnya fitnah secara bertubi-tubi. Dia sangat perhatian terhadap tanda-tanda terjadinya fitnah dan khawatir akan menimpa dirinya dan seluruh umat Islam lainnya. Oleh sebab itu, setiap kali terjadi perselisihan di kalangan umat Islam, ia langsung berdiri di hadapan mereka seraya memperingatkan bahaya fitnah dan pengaruhnya untuk generasi selanjutnya. Fitnah ibarat api yang kapan saja dapat tersulut dari percikan korek api yang berasal dari jiwa yang buruk. Sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama, bahwa kobaran api itu berasal hanya dari percikan api kecil.Hudzaifah r.a. pernah berbicara mengenai hati dan macam-macamnya. Dia berkata, "Hati itu ada empat macam. Pertama, qalbun aghlaf, yaitu hati yang tertutup. Hati jenis ini merupakan hati orang kafir. Kedua, qalbun mushfah, yaitu hati yang tidak mempunyai kebaikan. Hati jenis ini merupakan hati orang munafik. Ketiga, qalbun ajrad, yaitu hati yang terbebas dari kesyirikan dan hawa nafsu, dan di dalamnya terdapat cahaya yang sangat terang. Hati ini merupakan hati orang mukmin. Keempat, hati yang terdapat kemunafikan dan keimanan di dalamnya. Keimanan laksana sebuah pohon yang mengalirkan air jernih. Sedangkan kemunafikan, laksana luka yang mengeluarkan nanah dan darah. Mana di antara keduanya yang lebih dominan dalam diri orang tersebut, maka itulah jati dirinya."

Mata-mata Kaum Muslimin

Hudzaifah r.a. termasuk salah satu dari mereka yang telah ikut berperang dalam membela agama Islam di zaman Nabi, Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Peran terbesar yang dia berikan kepada Islam adalah sebuah tugas yang diberikan oleh Nabi saw. pada Perang Khandaq. Pada saat itu, Nabi saw. menyuruhnya untuk memata-matai kaum musyrikin dan mengabarkan segala rencana mereka kepada beliau. Dia ditugaskan untuk menyusup ke barisan kaum musyrikin, hingga dapat berbaur bersama mereka di markas pasukan mereka.

Setelah dia mengetahui beberapa hal mengenai mereka, dia diperintahkan untuk kembali menemui beliau. Dia pun menerima dengan senang hati tugas tersebut, lantas dia bergegas dan mengerahkan seluruh kemampuan untuk dapat menyelinap. Akhirnya, dia dapat berbaur dengan kaum musyrikin di waktu malam yang gelap gulita dan angin yang sangat kencang. Tiupan angin yang begitu kencang menyebabkan api penerangan tungku mereka padam, hingga mereka pun ketakutan.

Abu Sufyan, panglima pasukan Quraisy, khawatir pada saat itu akan ada mata-mata dari kaum Muslimin yang menyusup. Lantas dia berdiri untuk mewanti-wanti pasukannya. Dia berkata dengan suara yang sangat lantang, "Wahai orang-orang Quraisy, hendaknya setiap orang dari kalian melihat teman di dekatnya dan memegang tangan serta mengetahui namanya!" Hudzaifah berkata, "Lantas aku segera memegang tangan orang : sampingku dan bertanya, 'Siapa namamu?' Orang tersebut menjawab, Tulan bin Fulan.' Dengan demikian, keberadaanku di tengah-tengah pasukan Quraisy cukup aman."

Hudzaifah r.a. hidup dengan penuh keridhaan hingga akhirnya dia meninggal pada tahun 36 Hijriah, 40 hari 40 malam setelah terbunuhnya Utsman bin Affan r.a. Semoga Allah SWT senantiasa meridhainya.[Diringkas dari Orang yang Dicintai Rasul]