urt ikaria
DESCRIPTION
urtikariaTRANSCRIPT
![Page 1: Urt Ikaria](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082718/577c77c41a28abe0548d6a6d/html5/thumbnails/1.jpg)
DEFINISI
Urtikaria merupakan suatu lesi kulit yang terdiri dari ruam lokal edema intrakutan yang
mengelilingi suatu area kemerahan (eritema) yang khas ditandai oleh pruritus. Individu dapat
merasakan gatal-gatal yang berlangsung mulai dari 30 menit hingga 36 jam. Ukuran lesi
tersebut mulai dari lesi kecil (milimeter) hingga 6 sampai 8 inci (giant urticaria). Lesi
tersebut memucat dengan tekanan sebagai dilatasi dari pembuluh darah yang terkompresi.
Dilatasi pembuluh darah dan peningkatan permeabilitas yang berkarakteristik urtikaria
terdapat pada dermis superfisial dan melibatkan pleksus venular di lokasi tersebut.
EPIDEMIOLOGI
Urtikaria umum terjadi. Usia, ras, seks, pekerjaan, lokasi geografis, dan iklim tahunan dapat
berpengaruh pada urtikaria. Pada satu kelompok mahasiswa, 15% dari 20% dilaporkan
memiliki pengalaman mengalami urtikaria, dimana 1% dari 3% pasien dikirim ke klinik
dermatologi di Inggris tercatat mengalami urtikaria.
Urtikaria mengarah pada kondisi akut yang terjadi kurang dari 6 minggu. Sebagian besar
episode akut disebabkan oleh reaksi akibat obat atau makanan atau pada anak, disebabkan
oleh infeksi virus. Episode dari urtikaria dapat bertahan hingga 6 minggu dan menjadi kronik
dan dibagi menjadi 2 kelompok mayor, urtikaria autoimun kronik (45 persen) dan urtikaria
idiopatik kronik (55 persen), terdapat insiden campuran pada populasi umum sekitar 0,5
persen.1 Berbagai jenis dari urtikaria fisik mungkin selama beberapa tahun terakhir, tapi lesi
individual mungkin lebih sedikit dair 2 jam (kecuali pada tekanan urtikaria tipe lambat) dan
intermiten. 85 persen dari anak mengalami urtikaria tanpa angioedema, 40 persen dari pasien
dewasa dengan urtikaria juga mengalami angioedema.
Sekitar 50 persen dari pasien dengan urtikaria kronik (dengan atau tanpa angioedema) tidak
memiliki lesi dalam 1 tahun, 65 persen dalam 3 tahun, dan 85 persen dalam 5 tahun; kurang
dari 5 persen memiliki lesi selama 10 tahun terakhir.
PATOGENESIS
Sel Mast dan Pelepasan Histamin
Sel mast merupakan sel efektor mayor pada sebagian besar urtikaria dan angioedema,
meskipun tipe sel lain dipercaya berhubungan. Sel mas kutaneus melekat pada fibronektin
dan laminin menjadi aktivasi yang sangat lambat (VLA) β1 integrin, VLA-3, VLA-4, dan
VLA-5 dan vitronectin menjadi integrin αvβ3. Sel mast kutaneus, tapi tidak berasal dari titik
lain, melepaskan histamin dalam respon untuk senyawa 48/80, C5a, morfin, dan kodein.
![Page 2: Urt Ikaria](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082718/577c77c41a28abe0548d6a6d/html5/thumbnails/2.jpg)
Substansi P neuropeptida (SP), vasoaktif intestinal peptide (VIP), dan somatostatin (tapi tidak
neurotensin, neurokinin A dan B, bradikinin, atau kalsitonin), aktivasi sel mast untuk sekresi
histamin. Studi mikrodialisis dermal dari aplikasi SP pada kulit mengindikasikan bahwa
rangsangan pelepasan histamin hanya pada 10-5 M, yang menyarankan bahwa setelah
noiseptor fisiologis aktif, SP tidak berkontribusi secara signifikan pada pelepasan histamin.2
Tapi tidak semua produk biologis potensial dihasilkan kerika sel mas kutaneus terstimulasi.
Sebagai contoh, SP melepaskan histamin dari sel mas kutaneus di atas 10-6 M tapi tidak
merangsang prostaglandin D2 (PGD2). Permeabilitas vaskular pada kulit didominasi oleh
produksi reseptor histamin H1 (85 persen); reseptor histamin H2 berjumlah sekitar 15 persen.