uptd laboratorium lingkungan dlhk provinsi banten ... filemonitoring system) yaitu: industri besi...

14
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 1 of 13 UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN MELAKSANAKAN IN HOUS TRAINING TEKNIS SAMPLING UDARA AMBIEN Pemantauan lingkungan khususnya kualitas udara ambien menjadi konsekuensi bagi perusahaan dan kegiatan yang mengemisikan pencemar udara. Pemantauan kualitas udara meliputi udara emisi dan udara ambien diperlukan untuk pemenuhan peraturan (pemantaun rutin-abnormal- darurat, AMDAL/UKL-UPL, PROPER, dll) dan memprediksi dampak pencemaran emisi udara ke lingkungan. Dalam hal sampling dan pengukuran ini peran dari Laboratorium Lingkungan Pemerintah (DLHK, BLH, Bapedalda) dan swasta sangat penting. Tujuan Spesifik dari pemantauan kualitas udara ambien antara lain untuk : 1. Mengetahuikondisi kualitas udara (rona awal) dan kemungkinan kecenderungannya 2. Melakukan validasi terhadap model pencemaran yang telah dibuat 3. Mempelajari pengaruh pencemaran udara TERHADAP LINGKUNGAN 4. Data pemenuhan baku mutu Evaluasi kinerja alat pengendali pencemaran udara 5. Mengetahui proses yang berlangsung dalam suatu sistem yang ditinjau serta pengendalianproses 6. Mengetahui apakah pengelolaan lingkungan yang dilakukan telah sesuai atau belum

Upload: others

Post on 30-Oct-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 1 of 13

UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN

MELAKSANAKAN IN HOUS TRAINING

TEKNIS SAMPLING UDARA AMBIEN

Pemantauan lingkungan khususnya kualitas udara ambien menjadi

konsekuensi bagi perusahaan dan kegiatan yang mengemisikan pencemar

udara. Pemantauan kualitas udara meliputi udara emisi dan udara ambien

diperlukan untuk pemenuhan peraturan (pemantaun rutin-abnormal-

darurat, AMDAL/UKL-UPL, PROPER, dll) dan memprediksi dampak

pencemaran emisi udara ke lingkungan. Dalam hal sampling dan

pengukuran ini peran dari Laboratorium Lingkungan Pemerintah (DLHK,

BLH, Bapedalda) dan swasta sangat penting.

Tujuan Spesifik dari pemantauan kualitas udara ambien antara lain untuk

:

1. Mengetahuikondisi kualitas udara (rona awal) dan kemungkinan

kecenderungannya

2. Melakukan validasi terhadap model pencemaran yang telah dibuat

3. Mempelajari pengaruh pencemaran udara TERHADAP LINGKUNGAN

4. Data pemenuhan baku mutu Evaluasi kinerja alat pengendali

pencemaran udara

5. Mengetahui proses yang berlangsung dalam suatu sistem yang

ditinjau serta pengendalianproses

6. Mengetahui apakah pengelolaan lingkungan yang dilakukan telah

sesuai atau belum

Page 2: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 2 of 13

7. Sebagai upaya pengendalian pencemaran udara dan pemeriksaan

adanya kerusakan dalam sistem pengendalian pencemaran

8. Pembuktian dalam proses hukum

9. Penelitian, dll

Perusahaan dan kegiatan harus melakukan pemantauan secara manual

dalam periode waktu yang ditentukan oleh peraturan, disamping itu

berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. 13 tahun 1995, 4

jenis industri wajib memantau dengan CEMS (Continuous Emission

Monitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan

Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara dan Industri

Semen. Selain itu CEMS dan pemantauan manual juga diwajibkan untuk

pembangkit Listrik Tenaga Termal dengan kapasitas diatas 25 MW

(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 21 Tahun 2008. Agar hasil

pemantauan kualitas udara, baik yang dilakukan oleh pihak eksternal

(laboratorium terakreditasi) maupun internal oleh perusahaan tersebut

dapat dipertanggungjawabkan obyektivitas dan validasinya maka

pemantauan haruslah memperhatikan hal-hal berikut:

1. Kaidah pemantauan

2. Baku mutu kualitas udara

3. Sampling (prosedur, teknik, lokasi pengambilan dan penanganan)

4. Verifikasi metoda dan perhitungan ketidakpastian pengukuran

5. Satuan-satuan dalam pemantauan, dll.

Hasil pemantauan seperti inilah yang dapat digunakan untuk melihat

kepatuhan (compliance) antara kinerja pengelolaan kualitas udara

perusahaan dengan peraturan yang berlaku dan untuk mengukur kinerja

program pengendalian pencemaran udara, sehingga dapat ditentukan

tindak lanjut dan perbaikan yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Untuk

itu diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pemahaman

dan kemampuan untuk pengelolaan dan pemantauan kualitas udara

Page 3: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 3 of 13

ambien di perusahaan dan juga Laboratorium Lingkungan Pemerintah

(DLHK, BLH, Bapedalda) dan Swasta.

TUJUAN PELATIHAN

Pelatihan ini didesain untuk memenuhi kompetensi sebagai berikut:

1. Peserta pelatihan memahami teknik sampling dan pemantauan

kualitas udara ambien secara benar.

2. Peserta pelatihan mampu merencanakan program pemantauan

kualitas udara ambien di perusahaan

3. Peserta pelatihan mampu melakukan analisis hasil pemantauan

kualitas udara dan melakukan pengelolaan kualitas udara di

perusahaan

4. Peserta pelatihan mampu mengoperasikan peralatan sampling udara

ambien secara benar

5. Peserta pelatihan mampu melakukan verifikasi metoda dan

perhitungan ketidakpastian pengukuran dengan benar

MATERI PELATIHAN

Materi dan Jadwal pelatihan selama 2 hari sebagai berikut:

1. Peraturan Perundangan mengenai kualitas udara ambien

2. Tenik Pemantauan Kualitas Udara Ambien: pemilihan lokasi

pemantauan, frekuensi pemantauan

3. Verifikasi metoda dan perhitungan ketidakpastian pengukuran

4. Praktek Teknik Sampling dan Analisa Laboratorium Parameter, TSP,

Sox, NOx dan CO

METODE PELATIHAN

Presentasi, Diskusi, Latihan, Praktek

Sasaran yang yang hendak dicapai pada kegiatan In Hous Training Teknik

Sampling Udara Ambien ini adalah meningkatnya kemampuan

manajemen Laboratorium dalam melakukan sampling Udara Ambien bagi

Staf Laboratorium DLHK Provinsi Banten 13 orang ASN dan 4 orang

Tenaga Honorer yang bertugas sebagai pengambil sampel udara ambien.

Page 4: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 4 of 13

Ruang lingkup

Ruang lingkup In Hous Training Teknik Sampling Udara Ambien, adalah;

a. Melakukan inventarisasi peralatan sampling dan peralatan pengujian

serta bahan kimia yang sudah dimiliki oleh UPTD laboratorium

lingkungan DLHK Provinsi Banten

b. Melakukan identifikasi kesesuaian peralatan dan bahan dengan

materi yang akan disampaikan sesuai kebutuhan staf laboratorium

dalam melaksanakan Sampling dan pengujian Udara Ambien;

c. Konsultasi ke Pusat dan koordinasi ke instansi terkait dalam rangka

pengumpulan data dan informasi, termasuk juga mengundang

konsultan/ narasumber/ tenaga ahli yang menguasai bidang terkait.

d. Menyampaikan materi yang akan disampaikan oleh konsultan

kepada peserta.

e. Pelaksanaan In Hous Training Teknik Sampling Udara Ambien

selama 2 hari

f. Membuat lapaoran pelaksanaan.

Output

Output yang diharapkan dari kegiatan In Hous Training Teknik Sampling

Udara Ambien, adalah berupa:

a. Sebagai informasi dan pemahaman serta keterampilan bagi peserta

tentang tata cara pelaksanaan teknik sampling udara ambien,mulai

dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyimpanan sampel dan

pengujian parameter kualitas udara ambien;

b. Sebagai pemahaman bagi peserta dalam mengevaluasi data hasil

pengujian dengan melakukan verifikasi metode dan evaluasi

ketidakpastian pengukuran;

c. Tersedianya laporan tahapan-tahapan kegiatan tentang tata cara

pelaksanaan sampling udara ambien sampai dengan laporan

pengujian.

Page 5: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 5 of 13

d. Terlaksananya Kegiatan teknik sampling udara ambien.

Waktu dan Biaya Pelaksanaan Kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan teknik sampling udara ambien dilaksanakan

selama 2 (dua) hari pada hari Rabu s/d Kamis, tanggal 24 s/d 25 Juli

2019.

Konsultan

Konsultan In Hous Training teknik sampling udara ambien adalah PT ADMI

(Andal Dinamis Maju Inspiratif). Tenaga pengajar adalah :

1. Armelco Uyun

2. Dede Suryana

Materi yang di sampaikan adalah:

1. Kualitas Udara Lingkungan

Udara sekeliling kita atau lebih dikenal dengan udara ambien, mempunyai

kualitas yang mudah berubah. Intensitas perubahannya dipengaruhi oleh

interaksi berbagai polutan yang di lepas (di emisikan) ke udara ambien,

serta faktor-faktor meteorologis ( kecepatan & arah angin, suhu,

kelembaban, cahaya matahari serta hujan ).

Polutan Udara

Secara fisik, polutan dapat berupa :

1. Partikel (debu, aerosol, timah hitam)

2. Gas (CO, NOx, SOx, H2S, Hidrokarbon)

3. Energi (suhu dan kebisingan)

Berdasarkan kejadian terbentuknya polutan terdiri dari :

1. Polutan Primer

2. Polutan Sekunder

Contoh polutan primer adalah : CO, NO, NO2, SO2, Cl2 serta debu

(partikel) dsb.

Contoh polutan sekunder adalah : SO3, HNO3, H2SO4, H2O2, O3, garam

NO3 & SO4.

Page 6: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 6 of 13

Akibat dorongan angin , maka polutan akan terdispersi sesuai dengan

arah angin pada saat itu. Sebagian polutan dalam perjalanannya ada

yang terdesposisi atau mengendap ke permukaan tanah, air, bangunan,

dan tanaman. Sebagian lainnya tetap tersuspensi diudara.

Seluruh kejadian tersebut akan mempengaruhi kadar polutan-

polutan di udara ambien.

Dampak Polutan

Udara yang tercemar oleh partikel dan gas dapat menyebabkan gangguan

kesehatan yang berbeda tingkat dan jenisnya, hal ini tergantung kepada

macam, ukuran dan komposisi kimiawinya.

Tumbuhan di daerah berkualitas udara buruk dapat menyebabkan

berbagai jenis penyakit pada tumbuhan itu sendiri. Hujan asam akan

menyebabkan daun memiliki bintik-bintik kuning, hujan asam juga akan

menurunkan pH airsehingga kemudian meningkatkan kelarutan logam

berat misalnya merkuri (Hg) dan seng (Zn). Akibatnya bioakumulasi

logam berat di hewan airbertambah. Penurunan pH juga akan

menyebabkan hilangnya tumbuhan air dan mikroalga yang sensitif

terhadap asam

PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN

Dalam perencanaan pematauan kualitas udara harus dipertimbangkan

mengenai :

Tujuan pemantauan ;

Parameter polutan yang diukur;

Jumlah dan lokasi sampling;

Lamanya periode sampling; dan

Metode sampling & pengukuran.

TUJUAN PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN

Untuk mengetahui tingkat pencemaran udara yang ada di suatu daerah,

Page 7: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 7 of 13

dengan mengacu kepada ketentuan dan peraturan yang ada

1. Menyediakan pengumpulan data yang diperlukan dalam evaluasi

pengaruh pencemaran dan pertimbangan perencanaan, seperti :

pengembangan kota dan tata guna lahan; perencanaan transportasi;

evaluasi penerapan strategi pengendalian pencemaran yang telah

dilakukan; validasi model difusi dan dispersi pencemaran udara.

2. Mengamati kecenderungan tingkat pencemaran udara yang ada di

daerah pengendalian pencemaran udara tertentu.

3. Mengaktifkan dan menentuka prosedur pengendalian darurat untuk

mencegah timbulnya episode pencemaran udara.

4. Memantau suatu sumber tertentu

5. Mengetahui tingkat pencemaran “latar belakang”

6. Menilai keefektiFan kebijakan-kebijakan pengolahan kualitas udara

yang diterapkan dalam rangka rencana pengelolaan kualitas udara

yang menyeluruh

PARAMETER YANG DIUKUR

Polutan Indikatif :

Polutan yang dijadikan indikator pencemaran udara secara umum (yang

biasa tercantum di dalam Peraturan Pemerintah) seperti : TSP, CO, THC,

NOx, SO2, O3.

Polutan Spesifik :

Polutan ini yang bersifat spesifik yang diemisikan dari sumbernya seperti

: gas Cl2, NH3, H2S, R-SH, Formaldehid dll.

PERIODE & FREKUENSI SAMPLING

Konsentrasi polutan di udara ambien berkaitan erat dengan waktu serta

tempat. Oleh sebab itu, penentuan periode dan frekwensi sampling harus

memperhatikan berbagai hal sebagai berikut :

Sampling terus menerus ( kontinyu) : merupakan metoda yang paling

ideal dalam suatu program pemantaun & pengawasan kualitas udara di

Page 8: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 8 of 13

daerah Perkotaan atau daerah yang diduga tercemar berat untuk

mengetahui dan mengawasi fluktuasi tingkat pencemaran dan

episodenya.

Sampling semi kontinyu : dapat diterapkan di daerah-daerah yang agak

tercemar, yang tidak terlalu ditandai dengan fluktuasi episodik yang

tinggi.

Sampling sesaat : biasanya merupakan metode yang hanya dilakukan

untuk maksud tertentu, misalnya menguji keabsahan data yang diperoleh

dari sampling kontinyu atau semi kontinyu atau suatu langkah awal

penentuan titik-titik sampling yang diperlukan dalam program

pemantauan dan pengawasan kulaitas udara (sampling ini bukan

merupakan metoda permanen).

METODA & PENGUKURAN

Adsorpsi : berdasarkan kemampuan gas polutan teradsorpsipada

permukaan padat adsorben (misalnya kabon aktif atau

aluminium, seperti sampling metil sulfida atau metilmerkaptan pada

sampling kebauan)

Pendinginan : teknik sampling dengan cara membekukan gas polutan

pada titik bekunya.

Kantong udara (tedlar Bag) : digunakan untuk gas polutan yang

memerlukan pemekatan.Untuk pengumpulan sampel udara diperlukan

peralatan sampling yang umumnya terdiri dari :

impinger

Fritted bubbler/tube absorber

Flow meter baik berupa dry gas meter, wet gas meter atau rotameter

Pompa vacum.

High volume sampler (HVS)

Suspended Particulate Matter (SPM)

High Volume Sampler (secara Gravimetrik)

Sulfur Dioksida (SO2)

Page 9: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 9 of 13

Pararosanilin-spektrofotometri

Nitrogen Dioksida (NO2)

Griess Saltman - spektrofotometri

Karbon Monoksida (CO)

Nondispersive Infrared (NDIR)

Ozon (O3)

Neutral Buffer Potassium Iodine (NBKI) - spektrofotometri

Hidrokarbon

GC dengan detektor FID

Timbal (Pb)

Gravimetri / ICP

BAKU MUTU UDARA AMBIEN

PPRI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Skema Penetapan Lokasi Pemantauan Kualitas

Page 10: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 10 of 13

Penempatan Sampling Probe

1. Jarak dari jalan raya >15 m

2. Ketinggian 3-6 m dari tanah, untuk partikulat minimal 2m

3. Jarak dari emisi terdekat >15m

4. Minimal 2 kali ketinggian gedung atau penghalang terdekat

Lokasi alat pemantau meteorologi yang dekat penghalang

1. Tinggi pemantau meteorologi min 2 1/2 kali tinggi probe dengan

sudut max 30 Penghalang

2. Tinggi pemantau meteorologi min 2m lebih tinggi dari

penghalang

3. terhadap

4. Tinggi pemantau meteorologi min 10 m dengan tinggi sampling

probe 3m

Gambar Lokasi Probe dan Pemantauan Meteorologi yang dekat

penghalang

Page 11: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 11 of 13

Lokasi Probe dan Pemantau Meteorologi yang Jauh dari Penghalang

1. Tinggi pemantau meteorologi min 2/2 kali tinggi probe

2. Tinggi pemantau meteorologi min 10 m dengan tinggi sampling probe

min 3m

Gambar Lokasi Probe dan emantauan Meteorologi yang Jauh dari Penghalang

Pengukuran Tingkat Kebisingan Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara

pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS)

pada selang waktu 06.00 22.00 dan aktifitas dalam hari selama 8 jam

(LM) pada selang 22.00 -06.00.Setiap pengukuran harus dapat mewakili

Page 12: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 12 of 13

selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu

pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu

pengukuran, sebagai contoh :

- L1 diambil pada jam 7.00 mewakli jam 06.00 - 09.00

- L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 - 11.00

- L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 - 17.00

- L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00.- 22.00

- L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 - 24.00

- L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 - 03.00

- L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 - 06.00

Keterangan :

- Leq : Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan

Sinambung

Setara ialah nilai tertentu kebisingan dari kebisingan yang berubah-ubah

(fluktuatif selama waktu tertentu, yang setara dengan tingkat kebisingan

dari kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang sama.

Satuannya adalah dB (A).

- LTMS = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik

- LS = Leq selama siang hari

- LM = Leq selama malam hari

- LSM = Leq selama siang dan malam hari.

METODA PERHITUNGAN

LS dihitung sebagai berikut :

LS = 10 log 1/16 ( T1.10 01L5 +.... +T4.1001L5) dB (A)

LM dihitung sebagai berikut :

LM = 10 log 1/8 ( T5.10 01L5 +.... +T7.1001L5) dB (A)

Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan sudah melampaui tingkat

kebisingan maka perlu dicari nilai LSM dari pengukuran lapangan. LSM

dihitung dari rumus :

Page 13: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 13 of 13

LSM = 10 log 1/24 ( 16.10 01L5 +.... +8.1001L5) dB (A)

Nilai LSM yang dihitung dibandingkan dengan nilai baku tingkat

kebisingan yang ditetapkan dengan toleransi +3 dB(A)

Page 14: UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN ... fileMonitoring System) yaitu: Industri Besi dan Baja, Industri Pulp dan Kertas, Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 14 of 13