upaya peningkatan kemampuan menulis aksara jawa …
TRANSCRIPT
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
AKSARA JAWA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI I SADANG
KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Erik Puji Lestari
NIM. 082160232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Erik Puji Lestari
NIM : 082160232
Progam Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara
Jawa Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas
VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran
2011/2012
menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan plagiat dari karya tulis orang lain, kecuali bagian tertentu yang saya
ambil sebagai landasan teori atau acuan teori dengan mengikuti tata penulisan dan
etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, hal tersebut menjadi
tanggung jawab saya.
Kebumen, 29 Agustus 2012
Yang membuat pernyataan,
Erik Puji Lestari
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Hidup itu butuh perjuangan dengan niat dan usaha”
“Jangan pantang menyerah walaupun kita dibawah, seperti pepatah mengatakan lebih
baik tangan di atas dari pada tangan di bawah”
“Ajining diri gumantung saka lati, ajining raga gumantung saka busana, ajining awak
gumantung saka kelakuan”
PERSEMBAHAN
1. Bapak Ibu tersayang (Mukhlasin dan Siti
Sumarni), terima kasih atas keihklasan dan kasih
sayangnnya, aku yakin aku akan selalu ada
dalam tulang rusukmu.
2. Tunanganku tersayang Teguh Priya Pambudi
yang selalu mendukung, menemani, dan
memotivasi saya dalam kesukaran.
3. Kakak-kakakku tersayang (Puji Suryono, Siti
Nur Fatma Asih, Fitri Setiani), yang selalu
membuatku senang dan semangat dalam hari-
hariku.
4. Temanku terlugu (Wiji Astuti dan Siti Alfiah),
yang selalu membuat saya senang saat
mengerjakannya.
KATA PENGANTAR
Saya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta kerja keras saya
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya sadar dengan sepenuh hati
bahwa uluran tangan dari berbagai pihak telah memungkinkan selesainya skripsi ini.
Itulah sebabnya, penulis menyampaikan terima kasih tering doa tulus kepada semu
insan berjasa berikut ini.
Dengan setulus-tulusnya saya menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Supriyono, M. Pd. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2. Drs. H. Hartono, M. M. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
3. Bapak Yuli Widiyono, M.Pd. selaku ketua progam studi bahasa dan sastra Jawa
dan dosen pembimbing I dan Bapak Aris Hidayat, S.Pd. dosen pembimbing II
yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi sampai penyusunan
skripsi ini selesai.
4. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat.
5. Bapak Prof. Dr. Sukirno, M.Pd., dosen pembimbing media yang telah
menyediakan waktunya untuk saya.
6. Bapak Toto Prabowo, kepala SMP Negeri 1 Sadang Kebumen, yang telah
mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Agus Purwidodo, guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Sadang Kebumen, yang
membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan
skripsi ini.
Mudah-mudahan semua amal baik dari berbagai pihak tersebut memperoleh
balasan dari Allah Swt. Selain hal tersebut di atas, penulis juga menyadari skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Purworejo, 29 Agustus 2012
Penyusun,
Erik Puji Lestari
ABSTRAK
Erik Puji Lestari. Upaya Peningkatan Menulis Aksara Jawa Melalui Media
Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran
2011/2012. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Perkawisan ingkang wonten panaliten ingkang sapisan njlentrehaken urutaning
pasinaon nyerat aksara Jawa ingkang ngginaaken media audio visual ngagem murid
kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012; kaping kalih
njlentrehaken paningkatan kesinggihan nyerat aksara Jawa murid kelas VIII C SMP
Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 ingkang sampun pikantuk pasinaon
ngginaaken media audio visual; kaping tiga njlentrehaken paningkatan minat nyerat
aksara Jawa murid kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012
sampun pikantuk pasinaon ngginaaken media audio visual.
Panaliten ingkang digunaaken yaiku Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teori
ingkang didadosaken acuan yaiku teori Arikunto (2008) ingkang njlentrehaken
menawi PTK yaiku panaliten tindakan ingkang dipunlaksanaaken kagem perkawis
mbiyantu mutu praktik pasinaon ngagem kelas.
Pangumpulan data inggih menika ngginaaken instrumen tes yaiku menehi tes
ngagem murid saben akhir pasinaonan sarta ngginaaken instrumen nontes yaiku
ngginaaken lembar observasi lan dokumentasi foto. Teknik analisis data ingkang
digunaaken yaiku teknik statistik deskriptif komparatif, kagem ngginaaken rumus
ngitang rata-rata (mean).
Urutaning pasinaonan ngginaaken media audio visual yaiku (a) kagiyatan
prasiklus inggih menika pasinaonan nyerat aksara Jawa mboten ngginaaken media;
(b) kagiyatan siklus I, pasinaonan ngginaaken media audio visual kalih materi aksara
carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, lan sandhangan
wyanjana; (c) kagiyatan siklus II, pasinaonan ngginaaken media audio visual ingkang
materi siklus I dipuntambahi pasangan aksara Jawa. Kasil tes kaprigelan nyerat
aksara Jawa ing kagiyatan prasiklus nunjukaken rata-rata biji kelas dumugi 61.6%,
ngalami paningkatan rata-rata kelas dumugi 72,8% ing kagiyatan siklus I. Rata-rata
murid ngalami paningkatan inggih punika dumugi 77.1% ing kagiyatan siklus II.
Sedangkan saking kasil minat murid nyerat aksara Jawa dipunpirsani saking segi
perhatian sae wonten 5 murid, dipunpirsani saking segi keaktifan sae namung wonten
4 murid saking kagiyatan prasiklus. Salajengipun paningkatan minat murid ing
kagiyatan siklus I yaiku saking segi perhatian sae wonten 14 murid, lan saking segi
keaktifan sae wonten 13 murid. Minat murid saged dipun paningkatan malih ing
kagiyatan siklus II, saking segi perhatian sae wonten 26 murid, lan keaktifan sae
wonten 24 murid. Dados, saged kadudut wiwit menawi ngagem ngginaaken media
audio saged ningkataken kesinggihan lan minat pasinaon murid SMP Negeri I
Sadang Kebumen.
Kata Kunci : nyerat aksara Jawa ngagem media Audio Visual
ABSTRAK
Erik Puji Lestari. Upaya Peningkatan Menulis Aksara Jawa Melalui Media
Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran
2011/2012. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) mendeskripsikan langkah-
langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual
pada siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012; (2)
mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII C
SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran
menggunakan media audio visual? (3) mendeskripsikan peningkatan minat menulis
aksara Jawa siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012
setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual.
Penelitian yang dilakukan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teori
yang dijadikan acuan adalah teori Arikunto (2008) yang menjelaskan bahwa PTK
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen tes yaitu
memberikan tes kepada siswa setiap akhir pembelajaran serta menggunakan
instrumen nontes yaitu menggunakan lembar observasi dan dokumentasi foto. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif komparatif, dengan
menggunakan rumus perhitungan rata-rata (mean).
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media audio visual yaitu (a)
kegiatan prasiklus merupakan pembelajaran menulis aksara Jawa tanpa menggunakan
media; (b) kegiatan siklus I, pembelajaran menggunakan media audio visual dengan
materi aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan
sandhangan wyanjana; (c) kegiatan siklus II, pembelajaran menggunakan media
audio visual dengan materi siklus I ditambah dengan pasangan aksara Jawa. Hasil tes
kemampuan menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus menunujukan rata-rata nilai
kelas sebesar 61.6%, mengalami peningkatan rata-rata kelas sebesar 72,8% pada
kegiatan siklus I. Rata-rata siswa meningkat kembali menjadi 77.1% pada kegiatan
siklus II. Selanjutnya dari hasil minat siswa menulis aksara Jawa dilihat dari segi
perhatian baik hanya ada 5 siswa, dilihat dari segi keaktifan baik hanya ada 4 siswa
pada kegiatan prasiklus. Terdapat peningkatan minat siswa pada kegiatan siklus I
yaitu dari segi perhatian baik ada 14 siswa, dan dari segi keaktifan baik ada 13 siswa.
Minat siswa mendapat peningkatan kembali pada kegiatan siklus II, dari segi
perhatian baik ada 26 siswa, dan keaktifan baik ada 24 siswa. Jadi, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa dengan menggunakan media audio visual mampu meningkatkan
kemampuan dan minat belajar siswa SMP Negeri I Sadang Kebumen.
Kata Kunci : menulis aksara Jawa melalui media Audio Visual
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
PERSETUJUAN PEMBIMBING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
PENGESAHAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
PERNYATAAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x
DAFTAR DIAGRAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
C. Pembatasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
D. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
E. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
F. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
G. Sistematika Skripsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS 9
A. Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
B. Kajian Teoretis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
1. Menulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
a. Pengertian Menulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
b. Tujuan Menulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
c. Jenis-jenis Menulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
d. Aksara Jawa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
2. Media Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
a. Pengertian Media Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
b. Fungsi Media Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
c. Jenis-jenis Media . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
d. Media Audio Visual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
3. Motivasi Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
C. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
BAB III METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
A. Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
B. ObjekPenelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
C. Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
D. Langkah-langkah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
1. Kegiatan Prasiklus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
2. Kegiatan Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
3. Kegiatan Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
E. Tahap Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
1. Penetapan Instrumen Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
2. Data Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
3. Sumber Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
4. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
F. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
A. Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa
dengan Menggunakan Media Audio Visual . . . . . . . . . . . . . . . 46
2. Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa
Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun
Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat
Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual . . . . . . . . . . 56
3. Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas
VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahu
Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat
Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual . . . . . . . . . . 58
B. Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa
dengan Menggunakan Media Audio Visual . . . . . . . . . . . . . . . 61
2. Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa
Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun
Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat
Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual . . . . . . . . . . 73
3. Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas
VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahu
Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat
Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual . . . . . . . . . . 82
C. Kelebihan dan Kelemahan Media audio visual . . . . . . . . . . . . . . 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88
A. Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 91
LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 92
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Prasiklus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
Tabel 4.4 Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis
Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
Tabel 4.5 Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis
Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
Tabel 4.6 Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis
Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan
Prasiklus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74
Tabel 4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Prasiklus dengan Kegiatan Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . 75
Tabel 4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I, Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77
Tabel 4.13 Peningkatan Kemampuan yang terjadi dari beberapa Siswa
setelah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan
menggunakan Media Audio Visual. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 78
Tabel 4.17 Peningkatan Minat dilihat darisegi Keaktifan dan Perhatian
yang terjadi dari beberapa Siswa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Siklus Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.8 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Prasiklus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74
Diagram 4.10 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara
Jawa pada Kegiatan Prasiklus dengan Siklus I . . . . . . . . . 76
Diagram 4.10 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara
Jawa pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I, Siklus II. . . . . . . 77
Diagram 4.14 Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara
Jawa pada Kegiatan Prasiklus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79
Diagram 4.14 Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara
Jawa pada Kegiatan Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 80
Diagram 4.14 Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara
Jawa pada Kegiatan Prasiklus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . . . . 92
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . . . 93
Lampiran 3. Lembar Observasi Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94
Lampiran 4. Lembar Observasi Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95
Lampiran 5. Jurnal Siswa Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
Lampiran 6. Jurnal Siswa Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97
Lampiran 7. Daftar Nilai Siswa Kelas VIII C pada Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . 98
Lampiran 8. Daftar Nilai Siswa Kelas VIII C pada Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . 99
Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Kelas VIII C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100
Lampiran 10. Soal Siklus I. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 101
Lampiran 11. Hasil Tes Penulisan Aksara Jawa Siswa Siklus I
Lampiran 12. Soal Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 102
Lampiran 13. Hasil Tes Penulisan Aksara Jawa Siswa Siklus II
Lampiran 14. Gambar Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Siklus I
dan Siklus II. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 103
Lampiran 15. Surat Penetapan Dosen Pembimbing. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 104
Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105
Lampiran 17. Surat keterangan Izin Penelitian dari Sekolah. . . . . . . . . . . . . . 106
Lampiran 18. Kartu Bimbingan Skripsi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 107
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi adalah hal utama yang membuat kebudayaan Jawa mengalami
penurunan ke arah yang negatif. Sebagai contoh generasi muda dalam menggunakan
bahasa untuk berkomunikasi. Padahal di dalam kebudayaan Jawa, nilai kesopanan
anak-anak (orang yang lebih muda) terhadap orang yang lebih tua bisa juga dinilai
dari cara dia bertutur dengan menggunakan bahasa Jawa krama ataupun krama
inggil. Namun pada kenyataanya, generasi muda sekarang ini banyak yang kurang
bisa berbahasa krama ataupun krama inggil, bahkan banyak yang sama sekali tidak
mengerti apa itu bahasa krama dan krama inggil. Mereka lebih senang menggunakan
bahasa Indonesia dan terkadang justru menggunakan bahasa Inggris untuk
berkomunikasi. Itulah salah satu faktor yang membuat kebudayaan Jawa semakin hari
mengalami penurunan.
Sejalan dengan permasalahan yang ada, pemerintah akhirnya berusaha untuk
menghidupkan kembali kebudayaan Jawa dengan cara memasukkan kurikulum
bahasa Jawa dalam pendidikan formal untuk menjadi mata pelajaran wajib di semua
jenjang pendidikan bukan hanya sebagai mata pelajaran muatan lokal yaitu bertujuan
untuk menumbuhkan minat dari generasi muda untuk lebih memperdalam tentang
kebudayaan Jawa khususnya bahasa Jawa. Semua itu dikarenakan pendidikan
merupakan bagian dari pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
proses pembangunan. Pada umumnya pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya yang berkualitas, diantaranya adalah mengembangkan
manusia yang berkualitas. Pendidikan memegang peranan penting dalam pencapaian
manusia yang seutuhnya. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan peserta didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20
(2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan,
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Pendidikan dikembangkan dengan
mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat. Segenap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang mempunyai peran yang
sangat penting dan mendasar. Menulis bukan merupakan keterampilan yang datang
dengan sendirinya maupun bakatnya, melainkan harus melalui latihan praktik yang
banyak dan teratur. Dapat dikatakan bahwa menulis merupakan suatu ketrampilan
berbahasa yang kompleks. Kemampuan menulis lebih sukar dikuasai dibandingkan
dengan ketiga aspek kebahasaan lainnya yaitu kemampuan mendengarkan,
kemampuan berbicara, dan kemampuan membaca. Hal ini menghendaki penguasaan
berbagai unsur diluar bahasa itu sendiri. Kemampuan menulis harus terjalin
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tulisan yang baik (Henry Guntur
Tarigan, 2008; 16).
Hal itu sesuai dengan kurikulum mata pelajaran muatan lokal (Bahasa Jawa)
untuk jenjang pendidikan SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Jawa
Tengah kelas VIII semester dua, pada kompetensi menulis dengan standar
kompetensi mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan secara
tertulis dalam berbagai bentuk tulisan dan ragam bahasa Jawa sesuai dengan unggah-
ungguh basa yang benar. Sedangkan kompetensi dasarnya menulis dua paragraf
berhuruf Jawa. Berdasarkan observasi dan wawancara, siswa pada umumnya menulis
paragraf berhuruf Jawa dianggap kompetensi yang paling sukar. Karakteristik
menulis paragraf berhuruf jawa merupakan konsep penulisan dari aksara Jawa yang
harus dipahami sehingga diperlukan banyak latihan soal untuk memahaminya.
Berdasarkan uraian di atas, maka harus dilakukan upaya-upaya perbaikan
metode ataupun sistem untuk menumbuhkan minat siswa tehadap pelajaran bahasa
Jawa, khususnya pada materi aksara Jawa yang lambat laun banyak yang sudah tidak
bisa menulis aksara Jawa dengan alasan penulisan aksaranya yang sulit-sulit. Maka
dari itu, guru harus bisa mengatasi masalah-masalah tersebut. Seorang guru yang baik
akan selalu berusaha untuk menyampaikan materinya dengan cara-cara yang kreatif,
misalkan dengan menggunakan media yang bermacam-macam, sehingga siswa akan
lebih tertarik dan tidak bosan untuk menerima materi-materi yang disampaikan oleh
guru.
Kemungkinan media yang digunakan untuk mengatasi permasalahan adalah
penggunan media audio visual. Dipilihnya media ini dengan upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa.
Penggunaan media ini juga memiliki tujuan membuat pembelajaran menulis aksara
Jawa menjadi menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa, karena media audio
visual adalah media dalam bentuk video yang diisi dengan aksara Jawa yang
kemudian dalam pembelajarannya guru menunjukkan video dan suara dan siswa
akan melihat bagaimana cara menulis Aksara Jawa dengan pasangan dan
sandangannya. Dengan cara seperti itu, peneliti berharap siswa akan lebih mudah
menghafal dan memahami pembelajaran menulis aksara Jawa, sehingga siswa akan
lebih terampil dalam menulis aksara Jawa dan akan berpengaruh pada hasil
pembelajarannya.
Peneliti memilih sekolah SMP Negeri I Sadang Kebumen siswa kelas VIII
untuk dijadikan tempat penelitian. Peneliti mendeskripsikan penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut yang melatar belakangi pemilihan judul “Upaya
Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Melalui Media Audio Visual Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut ini.
1) Masih rendahnya kemampuan siswa untuk menulis aksara jawa pada kelas VIII
SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012.
2) Masih rendahnya minat siswa untuk menulis aksara Jawa pada kelas VIII SMP
Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012.
3) Kurang efektifnya penggunaan media pembelajaran yang ada di SMP Negeri I
Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012.
4) Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa
5) Kurangnya perhatian siswa dalam kegiatan mengikuti pembelajaran menulis
aksara Jawa,
6) Guru hanya menggunakan metode konvensional atau ceramah.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini, peneliti bermaksud mendeskripsikan langkah-langkah
pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada
siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012; mendeskripsikan
peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang
Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media
audio visual; mendeskripsikan peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas
VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat
pembelajaran menggunakan media audio visual.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan deskripsi masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan
peneliti adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan
menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang
Kebumen Tahun 2011/2012?
2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII
SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran
menggunakan media audio visual?
3) Bagaimanakah peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP
Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran
menggunakan media audio visual?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah-masalah yang ada, tujuan yang ingin dicapai peneliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan
menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang
Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012.
2) Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII
SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah mendapat
pembelajaran menggunakan media audio visual.
3) Mendeskripsikan peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP
Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah mendapat
pembelajaran menggunakan media audio visual.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian kependidikan sangat bermanfaat bagi perkembangan sistem maupun
kepentingan praktis dalam menyelenggarakan pendidikan. Penelitian ini sangat
bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.
a) Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa. Selain itu, peneliti mengharapkan
siswa bisa menghafal semua jenis aksara Jawa sehingga dapat mempermudah
dalam pembelajarannya.
b) Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan masukkan dan
pertimbangan untuk pembelajaran selanjutnya pada mata pelajaran bahasa Jawa,
khususnya pada materi aksara Jawa bagi guru bahasa Jawa.
c) Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan sekolah dapat menambah referensi
model pembelajaran bahasa Jawa, khususnya dalam materi menulis aksara Jawa
dengan menggunakan media audio visuaI.
d) Bagi Peneliti
Untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian selanjutnya
atau penelitian serupa di masa yang akan datang dan untuk mengetahui
kemampuan menulis aksara Jawa pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang
Kebumen Tahun 2011/2012.
G. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terbagi menjadi lima bab dan tiap bab yang dibagi menjadi beberapa
subbab. Untuk memberikan kemudahan para pembaca dalam memahami isi skripsi
ini, peneliti akan mencantumkan sistematika skripsi di bawah ini.
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari lima subbab, yaitu (a) latar
belakang masalah; (b) permasalahan; (c) tujuan penelitian dan manfaat penelitian; (d)
sistematika skripsi.
Bab II merupakan tinjauan pustaka dan kajian teoretis yang terdiri dari tiga
subbab, yaitu (a) tinjauan pustaka; (b) kajian teoretis; dan (c) hipotesis.
Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari enam subbab, yaitu (a)
subjek penelitian; (b) objek penelitian; (c) rancangan penelitian; (d) prosedur
penelitian; (e) tahap pengumpulan data; (f) teknik analisis data.
Bab IV merupakan penyajian dan pembahasan data hasil penelitian yang terdiri
dari dua subbab, yaitu (a) penyajian data; (b) pembahasan data penelitian.
Bab V merupakan penutup yang terdiri dari dua subbab, yaitu (a) simpulan; dan
(b) saran. Bagian akhir dari skripsi ini yaitu memuat daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu,
sehingga dapat diketahui perbedaan dan persamaan yang khas antara bagian terdahulu
dengan kajian yang dilakukan oleh penulis. Peneliti mengambil contoh skripsi milik
Kaswanto (2008) dan milik Ningsih (2011) sebagai acuan dalam mengerjakan skripsi
ini.
Kaswanto (2008) menulis skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Aksara Jawa Melalui Media Teka-teki Silang Beraksara Jawa Pada Siswa
Kelas VIII SMP N 2 Jetis Bantul”. Antara penelitian ini dengan penelitian Eko Budi
Kaswanto (2008), terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pembelajaran menulis
aksara Jawa.
Perbedaannya dengan Kaswanto (2008), yaitu (a) dalam penelitian ini, penulis
melakukan penelitiannya dengan menggunakan media audio visual untuk
meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Kaswanto menggunakan media teka-teki silang beraksara Jawa; (b)
perbedaan yang lain adalah yang dijadikan objek dalam penelitian yang dilakukan
oleh penulis adalah siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen, sedangkan
objek dalam penelitian yang dilakukan oleh Eko Budi Kaswanto adalah siswa kelas
VIII SMP N 2 Bantul.
Penelitian yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2011)
dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Media Flash Card Sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah I Kebumen ”. Antara penelitian yang peneliti lakukan dengan
penelitian Ningsih (2011) terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah
sama-sama meneliti pembelajaran menulis aksara Jawa.
Perbedaan penelitian yang dilakukan yaitu (a) dalam penelitian ini,
menggunakan media audio visual, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih
(2011) menggunakan media flash card ;(b) subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen, sedangkan yang dilakukan oleh Ningsih
adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kebumen.
B. Kajian Teoretis
Kajian teoretis merupakan beberapa kumpulan materi yang dipilih dari
berbagai sumber untuk dijadikan acuan pokok dalam membahas masalah yang
diteliti. Kajian-kajian yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan, 2008: 3). Menurut pendapat lain, menulis kreatif adalah aktifitas
menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan (Sukirno, 2009: 3).
Sedangkan menurut Lado (dalam Tarigan, 2008: 22), menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
Keterampilan menulis merupakan suatu ciri orang terpelajar atau bangsa
terpelajar, maka sehubungan dengan hal itu, jika seorang penulis ingin tulisannya
dapat dipergunakan dengan baik untuk melaporkan suatu peristiwa dan juga untuk
mempengaruhi pembacanya, maka penulis harus bisa mengutarakannya dengan
jelas yaitu dengan memikirkan, mengorganisasikan, memilih pemakaian kata, dan
struktur kalimat dengan baik (Morsey dalam Tarigan, 2008: 4).
Jadi dapat disimpulkan dengan kegiatan menulis seseorang dapat
mengekspresikan pikiran atau perasaan dengan menggunakan lambang atau grafik
tertentu, dan menulis juga merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan
orang lain secara tidak langsung.
b. Tujuan Menulis
Tujuan menulis menurut Tarigan (2008: 24) dalam bukunya yang berjudul
Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, dijelaskan bahwa tujuan menulis
ada empat, yaitu (a)memberitahukan atau mengajar; (b) meyakinkan atau
mendesak; (c) menghibur atau meyakinkan; (d) mengutarakan atau
mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi api.
Tujuan menulis kreatif juga dijelaskan oleh Sukirno (2009: 4) dalam
bukunya yang berjudul Pembelajaran Menulis Kreatif dengan Strategi Belajar
Akselerasi, menjelaskan bahwa tujuan menulis kreatif yaitu memberikan informasi
kepada orang lain atau pembaca, menceritakan sesuatu peristiwa, melaporkan
sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan tindak-tanduk manusia pada sebuah
peristiwa yang menimbulkan daya khayal/imajinasi pembacanya dan menarik
suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara tersurat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis, yaitu untuk memberitahukan
sesuatu peristiwa kepada orang lain (pembaca) supaya orang yang membaca
mempunyai gambaran tentang peristiwa tersebut.
c. Jenis-jenis Menulis
Pada dasarnya tulisan terwujud karena dua hal. Pertama, ada informasi yang
ingin disampaikan kepada orang lain. Kedua, karena orang itu, ada hal lain yang
hendak diberikan orang lain untuk mendukung informasi tersebut, yakni tanda,
gambar, atau (kini disebut) tulisan dalam bukunya Wahyu Wibowo (2005; 12).
Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah:
(1) deskripsi adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2)
narasi yang bersifat imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pembaca, dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk
membuktikan pendapat pribadi (Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis
digunakan untuk memberikan informasi tentang hal baru, pendapat, maupun
tentang pribadi penulis kepada pembaca.
Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra
penulisnya (Suparno, 2006: 4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah, menulis dengan
menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan
apa yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin
menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga
digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis seperti, bahagia, takut, sedih,
dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi, pembaca dituntut untuk
menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada
pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat.
Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi
pembaca agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka
dapat memahami suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya,
menulis deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi
bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan.
Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu
karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini,
peneliti memilih karangan deskripsi tempat, karena tema yang dibahas adalah
“Pengalaman” jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan
tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara
jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan keruntutan
penulisan. Semua itu akan menjadi acuan penilaian dalam mengarang deskripsi.
Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno,
2006: 4.54). Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut
urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut.
Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau
memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak
memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi
masalah yang dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu
analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang.
Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat
untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis
untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau
argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap
pendapat tersebut.
Jadi, jenis-jenis menulis mempunyai banyak pengertian seperti yang sudah
dijelaskan. Jenis-jenis menulis juga harus dilihat dari segi keadaan, perasaan dan
tingkat atau pola penulisannya.
d. Aksara Jawa
Kemampuan menulis aksara Jawa adalah kemampuan yang dimiliki para
siswa dalam mengorganisasi gagasan yang berupa aksara Jawa secara sistematik,
sehingga pembaca dapat memahaminya. Dalam menulis aksara Jawa dibutuhkan
adanya pemahaman, ketelitian, dan keterampilan-keterampilan khusus supaya bisa
menulis aksara Jawa dengan baik dan benar (Kaswanto,2008:15).
Menurut Darusuprapta (2002: 5), dalam buku Pedoman Aksara Jawa
menjelaskan macam-macam aksara Jawa, adalah sebagai berikut.
1) Aksara Carakan dan Pasangannya
Darusuprata (1996: 5) menjelaskan bahwa aksara carakan (abjad Jawa)
yang digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya terdiri atas dua puluh
aksara pokok yang bersifat silabik (bersifat kesukukataan). Masing-masing aksara
pokok mempunyai aksara pasangan, yakni aksara yang berfungsi untuk
menghubungkan suku kata tertutup konsonan dengan suku kata berikutnya, kecuali
suku kata yang tetutup wignyan, layar, dan cecak.
Aksara carakan dan pasangannya yang berjumlah 20, yaitu:
(1) ha = .. ; (2) na= ...; (3) ca = …; (4) ra = ..…;
(5) Ka = ...; (6) da= … ; (7) ta= ....; (8) sa = … ;
(9) wa = …; (10) la= … (11) pa= .. ; (12) dha = …;
(13) ja = …; (14) ya = …; (15) nya= .. ; (16) ma= …
(17) ga= …; (18) ba= …; (19) tha= .…; (20) nga= …
2) Aksara Murda dan Pasangannya
Aksara murda adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan nama gelar
dan nama geografi, nama lembaga pemerintahan, dan nama lembaga hukum yang
kebanyakan digunakan untuk penghormatan.
Aksara murda yang terdiri dari delapan, yaitu:
(1) ...... = na
Contoh : Nabi Nuh =
(2) .….. = ka
Contoh : Kali Krasak =
(3) ...... = ta
Contoh : Tawangmangu =
(4) .... = sa
Contoh : Kota Sala =
(5) … = pa
Contoh : Pangéran Pugêr =
(6) …… = ga
Contoh : Radén Gandamana =
(7) …… = ba
Contoh : Bupati Banyumas =
3) Aksara Swara
Aksara swara adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan aksara
vokal yang menjadi suku, yang berasal dari bahasa asing, dan untuk mempertegas
pelafalannya. Aksara swara tidak dapat dijadikan aksara pasangan sehingga aksara
sigegan yang ada di depannya harus dimatikan dengan pangkon.
Aksara swara yang tediri dari lima, yaitu:
(1) = a
Contoh : Kitab Alquran =
(2) = i
Contoh : Ibnu Majah =
(3) = u
Contoh : urbanisasi =
(4) = é
Contoh : wêton Eropa =
(5) = o
Contoh : organisasi =
4) Aksara Rekan
Aksara rekan dipakai untuk menuliskan aksara konsonan pada kata-kata
asing yang masih dipertahankan seperti aslinya.
Aksara rekaan terdiri dari lima macam, yaitu:
(1) = kha
Contoh : Khatib arêp khutbah =
(2) = dza
Contoh : Budi kaé wong dzalim =
(3) = va/fa
Contoh : fungsine vitamin tumrap kasarasa =
(4) = za
Contoh : zakat iku wajib =
(5) = gha
Contoh : Ghazali lunga pasar=
5) Sandangan
Sandangan adalah tanda diakretik yang dipakai sebagai pengubah bunyi
di dalam tulisan Jawa. Sandangan dalam aksara Jawa dibagi menjadi dua, yaitu :
sandangan bunyi vokal (sandhangan swara) dan sandangan penanda konsonan
penutup suku kata (sandhangan panyigeging wanda).
a) Sandangan Bunyi Vokal (Sandhangan Swara)
Sandangan bunyi vokal terdiri dari lima macam, yaitu:
(a) Sandhangan wulu (……)
Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal „i‟.
Contoh : wingi =
(b) Sandhangan suku (…… )
Sandangan ini dipakai untu melambangkan bunyi vokal „u‟, yang selain ditulis
dengan aksara swara .
Contoh : tuku =
(c) Sandhangan pêpêt (…. ..)
Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal „ê‟.
Contoh : ênêm =
(d) Sandhangan taling ( …..)
Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal „é‟ atau „è‟, yang
selain ditulis dengan aksara swara .
Contoh : réné dhéwé =
(e) Sandhangan taling tarung ( …. )
Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal „o‟, yang selain
ditulis dengan aksara swara .
Contoh : toko loro =
b) Sandangan Penanda Konsonan Penutup Suku Kata (Sandhangan Panyigeging
Wanda)
Sandangan penanda konsonan penutup suku kata (sandhangan
panyigeging wanda).
(a) Sandhangan wignyan (........ )
Sandangan ini merupakan pengganti sigegan ha ( ), dan dipakai untuk
melambangkan konsonan h penutup suku kata.
Contoh : gagah =
(b) Sandhangan layar (…/…)
Sandangan ini merupakan pengganti sigegan ra ( ), dan dipakai untuk
melambangkan konsonan r penutup suku kata.
Contoh : pagêr -=
(c) Sandhangan cecak (…….)
Sandangan ini merupakan pengganti sigegan nga ( ), dan dipakai untuk
melambangkan konsonan ng penutup suku kata.
Contoh : mangsi =
(d) Sandhangan pangkon (…… )
Sandangan ini merupakan penanda aksara mati, aksara konsonan penutup suku
kata, atau aksara panyigeging wanda.
Contoh : tangan =
6) Penanda Gugus Konsonan (Sandhangan Wyanjana)
Penanda gugus konsonan merupakan penanda aksara konsonan yang
dilekatkan pada aksara konsonan lain di dalam suatu suku kata. Penanda gugus
konsonan ini dibagi menjadi lima macam, yaitu:
a) Cakra (….. )
Tanda ini merupakan penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya
berwujud konsonan r.
Contoh : Prajurit =
b) Keret (….. )
Tanda ini merupakan penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya
berwujud konsonan r yang diikuti vokal ê.
Contoh : krêtêg =
c) Pêngkal (…. )
Tanda ini merupakan penanda konsonan y yang bergabung dengan konsonan
lain di dalam suku kata.
Contoh : pyan =
d) Panjingan wa (…..)
Tanda ini merupakan penanda konsonan w yang bergabung dengan konsonan
lain di dalam suku kata.
Contoh : kwaci =
e) Panjingan la (……)
Tanda ini merupakan penanda konsonan l yang bergabung dengan konsonan
lain di dalam suku kata.
Contoh : slamêt =
7) Aksara pengganti
Aksara pengganti terdiri dari dua, yaitu:
a) Aksara pa cerek “ré”=
Contoh : cérék =
b) Aksara nga lelet “lê” =
Contoh : lêgi =
8) Angka dan lambang bilangan
Angka Jawa dapat dipakai untuk menuliskan ukuran panjang, waktu, nilai
uang, dan masih banyak lagi. Untuk menuliskan angka jawa diapit oleh pada
pangkat (;…..;). Angka Jawa terdiri dari 10 macam, yaitu:
(a) 0 = ; (b) 1 = ; (c) 2 = ; (d) 3 = ; (e) 4 = ;
(f) 5 = ; (g) 6 = ; (h) 7 = ; (i) 8 = ; (j) 9 =
Contoh: Tamu sing rawuh ana 42 =
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Pengertian media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Sadiman dkk, 1986: 6). Menurut Gagne (dalam Latif dkk, 1997: 10), dijelaskan
bahwa media adalah beberapa jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan pengertian pengajaran adalah sikap
dan cara tertentu yang ditampilkan oleh pendidik atau pengajar dalam memberikan
materi pelajaran pada siswanya sehingga terjadi proses kegiatan pembelajaran.
Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2002: 3), juga menyatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran, antara lain: buku,
tape recorder, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar grafik,
televisi, dan komputer.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk
yang digunakan oleh pendidik atau guru untuk menyampaikan materi-materi untuk
menarik minat atau merangsang siswa supaya lebih mudah memahami materi yang
disampaikan. Semua macam media yang digunakan dalam bidang pendidikan
biasa disebut dengan media pengajaran. Dalam penelitian ini, yang digunakan
adalah media audio visual. Media audio visual dalam pembuatannya bisa ditulis
atau digambar pada progam di komputer dengan menggunakan suara atau slide,
bisa juga memutar tulisan aksara Jawa(film) menggunakan progam dalam
komputer dan dicetak menggunakan komputer dengan disesuaikan materi yang
akan diajarkan kepada siswa.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Hamalik (1986) dalam Arsyad (2009;15) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahp orientasi pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa,
media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, dan memadatkan informasi.
Fungsi dari media pembelajaran menurut pendapat Levie dan Lentz dalam
Arsyad (2002;16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media Audio Visual yaitu (a) fungsi atensi yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitn dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran; (b) fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar; (c) fungsi kognitif terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar; (d) fungsi kompensatoris
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami
isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Dale (1969; 180) dalam Arsyad (2009; 23) mengemukakan bahwa bahan-
bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling
penting dalam sistem pendidikan moderen saat ini. Guru harus selalu hadir untuk
menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut
ini dapat terealisasi :
(a) meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
(b) membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa;
(c) menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa
dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
(d) membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
(e) membuat hasil belajar lebih bermakna bagu berbagai kemampuan siswa;
(f) mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan
melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya
hasil belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa fungsi
media pembelajaran adalah untuk menarik perhatian siswa, sehingga siswa akan
lebih mudah memahami dan menerima setiap materi yang disampaikan oleh guru
dan pada akhir pembelajaran akan mendapat hasil yang maksimal, serta siswa
tidak hanya pasif selama mengikuti pembelajaran dan mempermudah kerja guru.
Fungsi dari penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis
aksara Jawa yaitu untuk menarik perhatian siswa dengan harapan siswa akan lebih
aktif dalam pembelajaran dan bisa sedikit demi sedikit menghafal dan memahami
penulisan serta penggunaan macam-macam aksara Jawa, sehingga akan diperoleh
hasil yang maksimal dari pembelajaran tersebut.
c. Jenis – jenis Media
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh
guru sendiri dan ada yang diproduksi oleh pabrik. Ada yang sudah tersedia di
lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang oleh
para ahlinya.
Jenis-jenis dari media pembelajaran menurut pendapat Leshin (1992) dalam
Arsyad (2008 ; 81-104), media akan dibagi menjadi :
1) media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan mengirimkan dan
mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu yang terkenal adalah gaya
Tutorial Socrates. Sistim ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual
lainnya. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap
atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa;
2) media berbasis cetakan, materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum
dikenal adalah bulu teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas.
Teks berbasis cetakan menunutut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat
merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan
penggunaan spasi kosong;
3) media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegeng peran yang sangat
penting dalam proses belajara. Media visual dpat memperlancar pemahaman
(misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan.
Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual
sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi
dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Bentuk
visual bisa berupa gambar representasi seperti gambar, lukisan, atau foto yang
menunjukan bagaimanaa tampaknya suatu benda, diagram, peta, grafik;
4) media berbasis audio-visual, media visual yang mengggabungkan penggunaan
suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu
pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio visual adalah penulisan
naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak rancangan, dan
penelitian.
5) media berbasis komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang
pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses
pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI).
Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar;
pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau
kedua-duanya.
d. Media Audio Visual
Menurut Sudjana dan Rivai (1997;58) istilah audio visual adalah peralatan
yang dipakai oleh para guru dalam menyampaiakan konsep, gagasan dan
pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan indera pendengar. Penekanan
utama dalam pengajaran audio visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh
melalui pengalaman yang konkret tidak hanya berdasarkan kata-kata belaka.
Peralatan audio visual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang
diterima dari penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis
yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman konkret kepada siswa.
Salah satu bagian dari media audio visual adalah video. Video merupakan
salah satu produk teknologi yang berfungsi sebagai hiburan yang mengasikan dan
dapat dijadikan sumber pengajaran yang berharga. Penggunaan video
meningkatkan pengembangan ketrampilan berbahasa tetapi juga menyampaikan
featur bahasa dan culture secara kontekstual yang penting dalam menunjang
kemampuan berbahasa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan audio visual
yang dalam penelitian ini menggunakan video yang tulisan aksara Jawa.
3. Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterprestasikan dalam tingkah lakunya yang berupa rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu dan mempunyai tujuan
tertentu. Motivasi akan muncul dengan adanya berbagai macam kebutuhan,
seperti: (a) keinginan yang hendak dipenuhinya; (b) tingkah laku; (c) tujuan; (d)
umpan balik. Motivasi dalam bidang pendidikan terdiri dari dua yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berisi : (a) penyesuaian tugas
dengan minat; (b) perencanaan yang penuh variasi; (c) umpan balik atau respon
siswa; (d) kesempatan respons peserta didik yang aktif; (e) kesempatan peserta
didik untuk menyesuaikan dengan tugas pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik berisi:
(a) penyesuaian tugas dengan minat; (b) perencanaan yang penuh variasi; (c)
respon siswa; (d) kesempatan respons peserta didik yang aktif; (e) kesempatan
peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya; (f) adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, seperti pendidik menggunakan berbagai metode dalam
melaksanakan kegiatan pendidikannya.
Pengertian belajar menurut Uno (2006: 22) adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Jadi motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator
motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) adanya hasrat dan
keinginan untuk behasil; (b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar: (c)
adanya harapan dan cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar;
(e) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (f) adanya lingkungan belajar
yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan
baik.
Brophy (dalam Uno, 2006: 8) mengemukakan suatu daftar strategi
motivasi yang digunakan guru untuk memberikan stimulus siswa agar produktif
dalam belajar, yaitu (a) keterkaitan dengan kondisi lingkungan, yang berisi kondisi
lingkungan sportif, kondisi tingkat kesukaran, kondisi belajar yang bermakna, dan
pengganggu strategi makna; (b) harapan untuk berhasil, berupa kesuksesan
program, tujuan pengajaran, remedial sosialisasi penghargaan dari luar dapat berisi
hadiah, kompetensi yang positif, nilai hasil belajar.
Peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, yaitu (a)
menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar; (b) memperjelas tujuan
belajar yang hendak dicapai; (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan
belajar; (d) menentukan ketekunan belajar.
Peneliti akan menggunakan media audio visual dalam penelitian ini
dengan tujuan memotivasi siswa agar tertarik pada materi menulis aksara Jawa dan
akan mampu mendapatkan nilai yang maksimal. Siswa yang termotivasi akan
memberikan respon yang baik pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa,
diantaranya yaitu: berani bertanya, berani mengerjakan soal di depan kelas,
mencatat hal-hal yang penting, mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru, dan
lain-lain. Dalam hal ini, peneliti akan mengamati seberapa besar siswa bisa
termotivasi dengan penggunaan media audio visual pada saat pembelajaran
menulis aksara Jawa dengan cara mengamati tingkah laku siswa yang difokuskan
pada segi perhatian serta keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran tersebut.
C. Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu penggunaan media
audio visual dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam
pembelajaran menulis aksara Jawa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Sadang Kebumen. Pada dasarnya sekolah ini mempunyai kemampuan yang
cukup baik dibandingkan sekolah negeri lain di daerah Karang Sambung
kecamatan Sadang, namun menurut informasi yang diperoleh dari guru bahasa
Jawa di sekolah tersebut, nilai siswa dalam mata pelajaran bahasa Jawa khususnya
dalam menulis aksara Jawa masih rendah. Berdasarkan alasan itu, penulis
bermaksud melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sadang Kebumen.
Menurut Arikunto (2002: 112), apabila subjeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100 maka
diambil antara 10-15% atau 20-25%. Jadi yang akan dijadikan subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sadang Kebumen yang
jumlahnya 320 siswa, maka yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini
diambil satu kelas yaitu kelas VIII C dengan jumlah 38 yang terdiri dari 17 siswa
laki-laki dan 21 siswa perempuan.
B. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah hasil kemampuan dan minat siswa kelas
VIII C SMP Negeri 1 Sadang Kebumen yang berjumlah 38 siswa dalam
mengerjakan soal bermaterikan aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa sebelum
dan sesudah pembelajaran menggunakan media audio visual.
C. Rancangan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas
atau yang sering disebut PTK. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh
guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa yang bertujuan untuk
memecahkan masalah yang ada serta untuk meningkatkan mutu pembelajaran
(Sarjiwi Suwandi, 2010: 10)
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus. Masing-
masing siklus terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) (Arikunto dkk, 2008:
16). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut.
Keterangan:
1. Kondisi awal/ prasiklus
2. Perencanaan siklus I
3. Pelaksanaan siklus I
4. Observasi siklus I
5. Refleksi siklus I
6. Perencanaan siklus II
7. Pelaksanaan siklus II
8. Observasi siklus II
9. Refleksi siklus II
Gambar 3. 1 Prosedur Siklus Penelitian (Arikunto, 2008 ; 16)
Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum peneliti
melaksanakan tindakan, terlebih dahulu harus direncanakan secara seksama jenis
tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara mantap,
barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya
tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat
yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti
kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan (Kasbolah, 2001:
39).
9
3
1
2
4
6
8
7
5
0
D. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam prosedur tindakan kelas ini dibagi menjadi empat
tahap dalam setiap siklusnya yang akan dijelaskan di bawah ini.
1. Kegiatan Prasiklus
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pembelajaran
tanpa menggunakan media, kemudian dilakukan pengamatan dan memberikan
tes dalam bentuk isian pengubahan latin menjadi aksara Jawa yang di dalamnya
berisi materi aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging
wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa kepada siswa.
Pengamatan dilakukan dengan tujuan mengetahui keadaan kelas dan siswa yang
sebenarnya pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung.
Kemudian peneliti mengamati reaksi apa yang diberikan siswa pada saat guru
menjelaskan materi tentang menulis aksara Jawa berlangsung. Setelah itu siswa
diberikan tes dengan tujuan mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
aksara Jawa sebelum diberi tindakan.
2. Kegiatan Siklus I
a. Tahap perencanaan tindakan (planning)
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes pada tahap prasiklus, dapat
diperoleh data hasil kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa, serta informasi
bagaimana kemampuan dan minat siswa pada saat menerima materi menulis
aksara Jawa dari gurunya, dari hal itu akan ditemukan masalah-masalah yang
terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti berusaha
mendiagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan itu terjadi yang
kemudian bisa menentukan tindakan-tindakan perbaikan yaitu dengan
menggunakan media audio visual untuk meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran menulis aksara Jawa. Setelah itu, pada tahap ini peneliti menyusun
rencana pembelajaran, mempersiapkan rancangan instrument, dan menyiapkan
lembar observasi aktivitas belajar siswa.
b. Tahap pelaksanaan tindakan (acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, yang diberikan adalah melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan pada tahap
perencanaan, yakni penggunaan media audio visual pada kegiatan pembelajaran
menulis aksara Jawa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Pada kegiatan awal tindakan yang dilakukan adalah memotivasi siswa
pada situasi dan materi pembelajaran yang berupa apresepsi tentang macam-
macam aksara Jawa. Setelah itu langsung dilakukan pembelajaran menggunakan
media audio visual yang masih berpusat pada materi aksara Jawa (carakan) yang
disertai dengan penggunaan sandhangan swara/vokal, sandhangan panyigeging
wanda, dan sandhangan wyanjana. Pada tahap pembelajaran ini, guru langsung
menggunakan media audio visual untuk membantu siswa mengingat kembali
aksara Jawa (carakan), sandhangan swara/vokal, sandhangan panyigeging
wanda, dan sandhangan wyanjana. Mulai dari menunjukkan video aksara Jawa
satu aksara, kemudian kata, dan merangkai kata menjadi kalimat.
Pada tahap ini, siswa diharapkan mampu mengingat tentang dasar-dasar
dalam penulisan aksara Jawa, kemudian guru menerapkan dengan memberi
contoh-contohnya supaya siswa benar-benar memahami. Setelah itu sesekali siswa
diminta mencoba maju untuk mengubah tulisan latin menjadi aksara Jawa untuk
menambah pemahaman siswa. Setelah siswa memahami, kemudian guru
menunjukkan gambar aksara Jawa dengan media audio visual dan meminta siswa
menebak atau menjawab tulisan aksara Jawa yang diputar oleh guru dalam bentuk
gambar aksara Jawa.
Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah memberikan tes untuk mengukur
kemampuan siswa setelah mendapatkan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan
media audio visual, dan tentunya masih terbatas pada materi aksara Jawa
(carakan) yang disertai dengan penggunaan sandhangan swara/vokal, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
c. Tahap pengamatan atau observasi (observing)
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan.
Peneliti harus melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan
pada saat pembelajaran berlangsung, serta mencatat semua kejadian selama
pembelajaran saat diberi tindakan berlangsung.
Tahap pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan format
observasi atau penilaian yang telah disusun sebelumnya. Data yang dikumpulkan
berupa data yang berupa hasil tes yang sudah diperoleh pada kegiatan sebelumnya
dan data penggambaran keaktifan siswa, antusias siswa pada saat pembelajaran
menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual berlangsung. Pada
tahap inilah akan diketahui seberapa besar pengaruh penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa.
d. Tahap refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian secara menyeluruh
terhadap tindakan yang telah diberikan dengan berdasarkan data-data yang sudah
terkumpul. Pada tahap inilah peneliti harus memikirkan kembali seberapa besar
pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara
Jawa, serta melakukan evaluasi terhadap masalah-masalah yang terjadi pada saat
proses pembelajaran, guna menyempurnakan tindakan selanjutnya.
3. Kegiatan Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini, pada dasarnya hampir sama dengan siklus I,
namun pada siklus II ini sudah direncanakan lebih baik setelah mengevaluasi
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini juga terdiri dari empat
tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap perencanaan tindakan (planning)
Tahap awal pada siklus II ini, pada dasarnya hampir sama dengan tahap
awal pada siklus I, yaitu peneliti menyusun rencana pembelajaran, mempersiapkan
rancangan instrument, dan menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
Tetapi terdapat perbedaan yaitu pada tahap ini sudah dilakukan perbaikan dan
materi yang diberikan lebih bevariasi yaitu materi yang ada pada siklus I ditambah
dengan pasangan aksara Jawa.
b. Tahap pelaksanaan tindakan (acting)
Pada tahap awal pelaksanaan tindakan ini siswa diberikan lagi motivasi
dalam menulis aksara Jawa , serta diberikan apresepsi tentang materi yang sudah
diberikan pada siklus I.
Setelah cukup memberikan apresepsi langsung memulai pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual dengan materi yang lebih bervariasi
yaitu materi yang ada pada siklus I ditambah dengan pasangan aksara Jawa.
Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan tindakan pada siklus I, namun
langsung masuk pada pembelajaran aksara pasangan. Untuk membantu siswa
mengingat bentuk-bentuk dari pasangan aksara Jawa, guru juga menggunakan
media audio visual. Setelah itu guru memberikan contoh gambar penerapan
pasangan supaya siswa lebih memahami penulisan pasangan tersebut. Untuk
menambah pemahaman siswa, guru meminta beberapa siswa untuk maju di depan
kelas mencoba mengubah tulisan latin menjadi aksara Jawa. Setelah siswa
memahami guru menunjukkan audio visual kepada siswa dalam bentuk gambar
dan suara. Diharapkan siswa akan termotivasi untuk menjawab secepat mungkin
dan berlomba-lomba dengan temannya. Kegiatan yang selanjutnya adalah siswa
mencermati gambar pada media audio visual dan nanti guru akan memutar gambar
tulisan aksara Jawa beserta pasangan atau sandangannya dan siswa disuruh
mentranslit gambar yang telah diputar dengan ucapan.
Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah memberikan tes untuk mengukur
kemampuan siswa setelah mendapatkan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan
media audio visual dan dengan materi yang lebih bervariasi, yaitu materi yang ada
pada siklus I ditambah dengan pasangan aksara Jawa.
c. Tahap pengamatan atau observasi (observing)
Tahap pengamatan atau observasi (observing) pada siklus II ini, pada
dasarnya juga sama dengan tahap pengamatan atau observasi (observing) pada
siklus I. Tahap pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan format
observasi atau penilaian yang telah disusun sebelumnya, yaitu dengan tes yang
sudah dilakukan pada tahap sebelumnya serta mengamati keaktifan siswa, antusias
siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media
audio visual berlangsung. Pada tahap inilah akan diketahui seberapa besar
pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara
Jawa pada siklus II ini yang diharapkan lebih ada peningkatan dibandingkan siklus
I.
d. Tahap refleksi (reflecting)
Tahap refleksi (reflecting) pada siklus II ini, pada dasarnya juga sama
dengan Tahap refleksi (reflecting) pada siklus I, yaitu peneliti melakukan
pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang telah diberikan dengan
berdasarkan data-data yang sudah terkumpul.
Pada tahap inilah peneliti juga harus memikirkan kembali seberapa besar
pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara
Jawa setelah melewati siklus II ini, serta melakukan evaluasi terhadap masalah-
masalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran, guna membuat kesimpulan
mengenai pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis
aksara Jawa.
E. Tahap Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah penetapan
instrumen pengumpulan data, penentuan jenis data, sumber data, dan teknik
pengumpulan data.
1. Penetapan Instrumen Data
Instrumen data yang digunakan adalah jenis tes dan non tes.
a. Instrumen Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, kemampuan intelegensi, kemampuan
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002: 127). Pada
instrumen tes ini, siswa diminta untuk mengerjakan soal dalam bentuk isian pada
pengubahan dari latin ke aksara Jawa dan sebaliknya dari aksara Jawa ke latin. Tes
ini diberikan kepada siswa diakhir pembelajaran disetiap akhir siklus. Hasil dari
tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis aksara
Jawa sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran menggunakan media audio
visual.
b. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi atau pengamatan dan dokumentasi foto.
1) Lembar observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian secara
langsung terhadap suatu objek yang diteliti dengan menggunakan alat indra
(Arikunto, 2002:133).
2) Dokumentasi foto
Dokumentasi foto digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis data
dan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian tersebut.
Foto-foto yang diambil berupa aktifitas siswa pada saat pembelajaran menulis
aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual.
2. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian adalah kemampuan dan minat
belajar siswa pada awal siklus I dan setiap akhir pembelajaran setiap siklus. Data
ini berupa hasil tes kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa setelah
mendapatkan pembelajaran menggunakan media audio visual.
3. Sumber Data
Sumber data dapat diperoleh dari siswa, hasil tes, dan dokumen-dokumen.
Masing-masing dapat dijelaskan di bawah ini.
a. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sadang Kebumen
Data ini berupa hasil tes kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa
sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran menggunakan media audio
visual.
b. Dokumen
Data ini berupa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP yang berupa
pemahaman materi, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan
sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan media
audio visual.
c. Hasil Tes
Data ini berupa nilai siswa dalam mengerjakan tes sebelum dan sesudah
pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual.
d. Hasil Nontes
Data ini berupa lembar pengamatan atau observasi dan dokumentasi foto
pada saat kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan
media audio visual.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Teknik Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal isian
bermaterikan aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging
wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan. Soal itu terdiri dari 10 soal esai
pengubahan latin menjadi aksara Jawa dan pengubahan aksara Jawa menjadi
Latin. Instrument tes ini diberikan setiap akhir pembelajaran pada kegiatan
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Teknik tes ini sangat berfungsi dalam menentukan
keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Pedoman penilaian
yang digunakan oleh guru adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2. Pedoman Penilaian Dalam Pembelajaran
Menulis Aksara Jawa (Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa) No Pedomen Penilaian Skor Skor Maksimal
1. Pengubahan dari latin ke aksara Jawa
dengan jumlah 5 soal, cara penilaiannya,
yaitu:
25
a. penulisan aksara Jawa sempurna
disertai dengan adeg-adeg dan pada
lingsa;
5
b. penulisan aksara Jawa sempurna tetapi
tidak disertai dengan adeg-adeg dan
pada lingsa;
4
c. penulisan aksara Jawa kurang
sempurna tetapi sudah bisa dibaca;
3
d. penulisan aksara Jawa sudah bisa
sedikit terbaca;
2
e. sama sekali tidak terbaca/ salah tetapi
sudah diisi
1
Jumlah skor maksimal 25
Nilai = jumlah skor maksimal X 4 100
b. Teknik Nontes
Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi atau pengamatan dan dokumentasi foto.
1) Teknik Pengamatan atau Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan sistem kategori (category system).
Sistem kategori (category system) adalah sistem pengamatan yang membatasi
sejumlah variabel yang dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadian-
kejadian yang masuk dalam kategori keaktifan atau partisipasi serta perhatian
siswa, yang diantaranya adalah: siswa bertanya, siswa mencatat hal-hal yang
dianggapnya penting, dan sebagainya (Arikunto, 2002:134).
Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini
merupakan observasi sistematis karena pengamatan dilakukan dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi ini
berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang akan diamati pada saat pembelajaran
menulis aksara Jawa berlangsung yaitu perhatian serta keaktifan siswa, jadi selama
proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu
memberikan tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan
nama siswa. Apabila ada sesuatu hal yang terjadi di luar itu, maka akan
dimasukkan dalam keterangan. Lembar observasi atau pengamatan ini juga dibuat
untuk mempermudah dan mengefektifkan pengamat dalam mengamati tingkah
laku siswa.
2) Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis data
dan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian tersebut. Foto-
foto yang diambil berupa aktifitas siswa pada saat pembelajaran menulis aksara
Jawa berlangsung. Teknik dokumentasi foto ini semua kegiatan dapat terlihat
secara visual, sehingga pembaca dapat melihat suasana pembelajaran menulis
aksara Jawa secara visual.
F. Teknik Analisis Data
Menganalisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif komparatif. Teknik analisis statistik deskriptif
komparatif adalah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yeng telah terkumpul, kemudian
membandingkan nilai tes antar siklus. Data dalam penelitian ini adalah nilai siswa
yang akan dianalisis dengan dihitung rata-rata nilainya. Rumus perhitungan rata-
rata nilai (mean) yang digunakan adalah menurut Sugiyono, 2003: 43.
Keterangan: Me = rata-rata (mean)
∑ = epsilon (baca jumlah)
X1 = Nilai X ke I sampai ke n
n = jumlah individu
Rumus perhitungan dalam persen (%)
Keterangan: Me = rata-rata (mean)
∑ = epsilon (baca jumlah)
X1 = Nilai X ke I sampai ke n
n = jumlah individu
100% = dalam persen
Me = n
X 1
Me = n
X 1 X 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, akan disajikan tiga data, yaitu (a) langkah-langkah
pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada
siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012; (b)
peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I
Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran
menggunakan media audio visual; (c) peningkatan minat menulis aksara Jawa
siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah
mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual.
1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan Menggunakan
Media Audio Visual.
Langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan
menggunakan media audio visual terdapat tiga pertemuan yaitu kegiatan prasiklus,
siklus I, siklus II.
a. Kegiatan Prasiklus
Kegiatan prasiklus dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Senin, 02 April 2012
Waktu : 08.05 – 09.35
Kegiatan prasiklus merupakan kegiatan awal untuk mengetahui keadaan
kelas dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Pada
kegiatan pembelajaran ini, tidak menggunakan media (konvensional). Pelaksanaan
kegiatan prasiklus meliputi tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan atau observasi, dan refleksi.
1) Tahap perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan pada kegiatan prasiklus ini, yaitu :
a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
mencakup beserta skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa,
sandangan, dan pasangan serta langkah-langkah kegiatan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh guru dan siswa.
b) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi, pengamatan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan sistem kategori (category system).
Sistem kategori (category system) adalah sistem pengamatan yang membatasi
sejumlah variabel yang dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadian-
kejadian yang masuk dalam kategori perhatian dan keaktifan atau partisipasi
siswa, yang diantaranya adalah siswa bertanya, siswa mencatat hal-hal yang di
anggapnya penting, dan sebagainya. Lembar pengamatan atau observasi ini
digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati suasana
kelas, serta mewngamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan pada
saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses
observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan
tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama
siswa.
c) Menyediakan lembar kerja untuk siswa, untuk mengukur kemampuan siswa
setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus ini, siswa
dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5
soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah
disiapkan oleh guru.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pada tahap ini, guru menceritakan sejarah aksara Jawa secara singkat dan
dapat dipahami oleh siswa kemudian menjelaskan jumlah seluruh aksara Jawa,
sandangan dan pasangannya. Setelah itu guru memberikan contoh dalam
penerapan penulisannya dalam bentuk kata dan kalimat. Beberapa siswa disuruh
maju untuk mencoba mengerjakan di depan kelas. Kegiatan terakhir pada tahap ini
adalah siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.
3) Pengamatan atau observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran. Hal yang diamati adalah suasana kelas, perhatian, dan keaktifan
siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung, serta hasil
kemampuan siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Diperoleh data
bahwa keadaan kelas masih sangat kurang baik karena masih banyak yang
berbicara sendiri (ramai) dan bermain sendiri, hal itu menjadikan perhatian serta
keaktifan siswa sangat rendah. Hasil kemampuan siswa juga masih banyak yang di
bawah batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dimana batas nilai KKM
di SMP Negeri I Sadang Kebumen untuk mata pelajaran bahasa Jawa adalah 65.
4) Refleksi
Pada tahap pengamatan atau observasi, peneliti bersama guru melakukan
pengkajian secara menyeluruh terhadap pembelajaran yang sudah diberikan
berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Kemudian peneliti bersama
gurumenganalisis kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada kegiatan prasiklus
ini. Untuk menangani masalah-masalah yang ada, peneliti akan menggunakan
media audio visual pada siklus I dan siklus II.
b. Kegiatan Siklus I
Kegiatan siklus I dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Senin, 16 April 2012
Waktu : 08.05 – 09.35
Pelaksanaan kegiatan siklus I meliputi tahap perencanaan tondakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan pada
siklus I ini didasari pada hasil kegiatan prasiklus yaitu masih rendahnya minat dan
kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri I Sadang Kebumen terhadap
pembelajaran menulis aksara Jawa. Jadi, untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, peneliti menggunakan media audio visual dalam pembelajaran menulis
aksara Jawa dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan siswa
terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa, sehingga akan bisa berpengaruh pada
hasil kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VII SMP Negeri I Sadang
Kebumen.
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan pada siklus I ini, yaitu :
a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta
skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa, sandangan vokal
(sandangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan penanda gugus
konsonan (sandangan wyanjaya) serta langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh guru dan siswa.
b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum
kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio
visual pada siklus I ini, peneliti atau guru terlebih dahulu mempersiapkan
peralatan media audio visual seperti sound system (pengeras suara), layar untuk
memperlihatkan gambarnya, dan komputer dalam bentuk gambar dan suara
aksara Jawa ataupun dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya yang digunakan untuk
mengingatkan siswa terhadap macam-macam aksara Jawa. Kemudian, peneliti
atau guru juga mempersiapkan media audio visual dalam bentuk suara dan
gambar dan siswa diminta untuk mengamati, mencermati dan mendengarkan
beberapa contoh cara penulisan aksara Jawa dalam bentuk satu kata yang
didalamnya tentu mengandung materi sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya.
c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau
observasi ini digunakan untuk tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati
suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan
pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses
observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan
tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama
siswa.
d) Menyediakan lembar kerja untuk siswa. Untuk mengukur kemampuan siswa
setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan Siklus I ini, siswa
dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5
soal. Siswa diminta langsung mengerjakana pada lembar kerja yang sudah
disiapkan oleh guru.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, guru memberikan materi yang terdiri dari : (a) sandangan
vokal (sandhangan swara), seperti: wulu, pepet, suku, taling, taling tarung; (b)
sandhangan panyigeging wanda, seperti: wignyan, layar, cecak, pangkon; (c)
penenda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya), seperti: cakra, keret, pengkal,
panjingan wa, pamjingan la. Dalam pembelajaran, guru sudah menggunakan
media audio visual untuk membantu siswa mengungat kembali tentang
sandhangan vokal (sandangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan
penanda gugus konsona (sandhangan wyanjaya). Setelah itu guru memberikan
contoh penerapan serta penulisannya dalam bentuk kata dan kalimat yang disertai
suara dan gambar. Kemudian guru memanggil beberapa siswa untuk maju didepan
kelas dan mencoba mengerjakan soal mengubah latin menjadi aksara Jawa.
Setelah selesai guru menggunakan media audio visual kembali dalam bentuk suara
dan gambar yang berisikan contoh kata dan kalimat. Kegiatan yang terakhir adalah
siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan, minat, dan perbedaan
penggunaan media audio visual dengan konvensional dalam pembelajaran aksara
Jawa.
3) Tahap Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran. Hal yang diamati adalah suasana kelas, perhatian serta keaktifan
siswa pada saat pembelajaraan menulis aksara Jawa berlangsung, dan hasil
kemampuan siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Tahap
pengamatan atau observasi pada siklus I ini pada dasarnya sama dengan tahap
pengamatan pada kegiatan prasiklus. Hasil pengamatan terhadap suasana kelas,
perhatian serta keaktifan siswa pada tahap pengamatan atau observasi sudah
menunjukan adanya peningkatan yang baik diabndingkan dengan kegiatan
prasiklus. Nilai siswapun ikut meningkat. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya
siswa yang nilainya dibawah batas nilai KKM sudah menurun dibandingkan pada
kegiatan prasiklus.
4) Tahap Refleksi
Tahap refleksi pada siklus I ini juga pada dasarnya sama dengan tahap
refleksi pada kegiatan prasiklus, yaitu peneliti bersama guru melakukan
pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan
berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes siswa. diperoleh data bahwa suasana
kelas, perhatian siswa serta keaktifan siswa, dan nilai siswa sudah menunjukan
adanya peningkatan yang baik dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Walaupun
sudah terjadi peningkatan namun hasil yang didapatkan belum maksimal. Oleh
karena itu, peneliti kemudian menganalisis kesalahan dan kekurangan yang terjadi
pada kegiatan siklus I guna mengadakan perbaikan pada siklus II.
c. Kegiatan Siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Senin, 30 April 2012
Waktu : 08.05 – 09.35
Pelaksanaan kegiatan siklus II meliputi tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan siklus II
didasari pada hasil kegiatan siklus I yaitu belum terjadi peningkatan yang
maksimal pada nilai siswa, kemampuan, dan minat siswa kelas VII SMP Negeri I
Sadang Kebumen terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa.
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan pada siklus II, yaitu :
a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran serta skenario
yang mencakup materi tentang aksara Jawa dan materi pada siklus I serta
langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa.
b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum
kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa menggunakan media audio visual
pada siklus II, peneliti atau guru mempersiapkan peralatan media audio visual
dalam bentuk contoh kata dan kalimat aksara Jawa yaitu pasangan aksara Jawa
yang digunakan untuk mengingatkan siswa terhadap macam aksara Jawa yang
cara pemutarannya dengan suara dan gambar. Peneliti dan guru juga
mempersiapkan media audio visual dalam bentuk kata yang nantinya akan
ditunjukan guru kepada siswa dengan bentuk per kata, siswa diminta juga untuk
mengamati dan menebak contoh kata yang sudah peneliti siapkan dalam media
audio visual yang didalamnya tentu mengandung materi pasangan aksara jawa
beserta materi yang ada pada kegiatan siklus I.
c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau
observasi digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati
suasana kelas , serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan
keaktifan pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi,
selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu
memberikan tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai nama
siswa.
d) Menyiapkan lembar kerja untuk siswa. untuk mengukur kemampuan siswa
setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegaiatan siklus II, siswa
dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5
soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah
disiapkan oleh guru.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahp ini, guru memberikan materi pasangan aksara Jawa yang
ditambah dengan materi yang ada pada siklus I. Untuk membantu siswa mengingat
bentuk atau tulisan dari semua pasangan aksara Jawa, guru juga menggunakan
media audio visual. Guru memberikan contoh penerapan dan penulisan yang
mengandung pasangan aksara Jawa dalam bentuk kata dan kalimat dengan
menggunakan suara dan gambar. Kemudian guru memanggil beberapa siswa untuk
maju di depan kelas dan mencoba mengerjakan soal dari pengubahan latin menjadi
aksara Jawa. Setelah siswa memahami, guru menggunakan media audio visual
kembali yaitu dalam bentuk kata dan murid disuruh mencermati atau mengamati
contoh kata atau kalimat yang sedang diputar oleh guru, lalu siswa disuruh
menebak kata yang didalamnya berisi aksara Jawa dan pasangannya. Kegiatan
yang terakhir siswa mengerjakan tes untuk mengetahui penagruh kemampuan, dan
minat siswa menggunakan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara
Jawa dan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada kegiatan siklus II.
3) Tahap Pengamatan atau Observasi
Tahap pengamatan atau observasi pada siklus II, pada dasarnya sama
dengan tahap pengamatan pada kegiatan-kegiatan sebelumnya. Pada tahap siklus
II, peneliti melakukan pengamatn pada saat proses pembelajaran menulis aksara
Jawa berlangsung. Hal yang diamati adalh suasana kelas, perhatian serta keaktifan
siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa, dan hasil kemampuan siswa
dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Hasil pengamatn yang diperoleh
pada tahap siklus II sudah menunjukan adanya peningkatan yang maksimal, sesuai
hasil pengamatan yang diperoleh menunjukan suasana kelas yang mudah untuk
dikendalikan, perhatian serta keaktifan siswa yang meningkat, dan hanya tinggal
beberapa siswa yang nilainya dibawah batas nilai KKM.
4) Tahap Refleksi
Tahap refleksi pada siklus II juga pada dasarnya sama dengan tahap
refleksi pada kegiatan-kegiatan sebelumnya., yaitu peneliti bersama guru
melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan
berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Jika pada tahap refleksi II sudah
selesai, maka peneliti menganalisis perbandingan dengan hasil refleksi pada
kegiatan-kegiatan sebelumnya yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat kesimpulan mengenai pembelajaran menulis aksara Jawa dengan
menggunakan media audio visual.
2. Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP
Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat
Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual.
Peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP
Negeri I Sadang Kebumen setelah pembelajaran menggunakan media audio visual
dapat dilihat dari kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II.
a. Kegiatan Prasiklus
Pelaksanaan pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus
mencakup materi menulis : (a) sandhangan vokal (sandhangan swara); (b)
sandhangan panyigeging wanda, (c) penanda gugus konsonan (sandhangan
wyanjaya); dan (d) pasangan aksara Jawa. Batas nilai KKM di SMP Negeri I
Sadang Kebumen untuk mata pelajaran bahasa Jawa adalah 65. Hasil tes pada
kegiatan prasiklus masih banyak yang dibawah batas standar KKM yaitu mencapai
27 (71%) siswa, dan hanya ada 11 (29%) siswa yang nilainya sama atau di atas
batas KKM. Nilai rata-rata kelas hanya mencapai 61,6%. Berikut ini adalah tabel
mengenai hasil kemampuan siswa.
Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada
Kegiatan Prasiklus
No Nilai Banyak siswa Presentase
(%)
1.
2.
≤ 65
≥ 65
27
11
71
29
Jumlah 2341 38 100
Nilai rata-
rata kelas
61,6 61,6
Keterangan : Batas nilai KKM = 65
b. Kegiatan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan siklus I
mencakup materi menulis aksara carakan yang disertai : (a) sandhangan vokal
(sandhangan swara); (b) sandhangan panyigeging wanda, dan (c) penanda gugus
konsonan (sandhangan wyanjaya). Hasil tes pada siklus I sudah mengalami
peningkatan yang cukup baik dibandingkan pada pembelajaran prasiklus, yaitu
nilai siswa yang yang masih di bawah batas KKM ada 10 (25%) siswa dan ada 28
(75%) siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM. Nilai rata-rata kelasd juga
ikut meningkat dan mencapai 72,8%. Berikut ini adalah tabel mengenai hasil
kemampuan siswa.
Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Siklus I
No Nilai Banyak siswa Presentase
(%)
1.
2.
≤ 65
≥ 65
10
28
25
75
Jumlah 2767 38 100
Nilai rata-rata
kelas
72,8 72,8
Keterangan : Batas nilai KKM = 65
c. Kegiatan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan siklus II
mencakup materi menulis pasangan aksara Jawa yang disertai : (a) sandhangan
vokal (sandhangan swara); (b) sandhangan panyigeging wanda, (c) penanda
gugus konsonan (sandhangan wyanjaya); (d) aksara murda; (e) aksara rekaan; (f)
sandhangan; (g) angka atau lambang bilangan. Hasil tes pada siklus II sudah
mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa yang nilainya sudah mencapai
batas KKM hanya tinggal 4 (10%) siswa. Nilai rata-rata kelas juga meningkat di
bandingkan pembelajaran sebelumnya yaitu mencapai 77,1%. Berikut ini adalah
tabel mengenai hasil kemampuan siswa.
4.3 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada
Kegiatan Siklus II
No Nilai Banyak siswa Presentase (%)
1.
2.
≤ 65
≥ 65
4
24
10
90
Jumlah 2932 38 100
Nilai rata-rata
kelas
77,1 77,1
Keterangan : Batas nilai KKM = 65
3. Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I
Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran
Menggunakan Media Audio Visual.
Peningkatan minat pada penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran menulis aksara Jawa terhadap pembelajaran siswa meliputi tiga
pertemuan yaitu kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II.
a. Kegiatan Prasiklus
Pada kegiatan prasiklus, pembelajaran menulis aksara Jawa masih
sangat rendah, hal ini bisa dilihat dari kurangnya perhatian siswa pada
saat guru menjelaskan materi aksara Jawa dengan materi aksara carakan yang
disertai dengan sandhangan, dan pasangan aksara Jawa. Sesuai dengan hasil
pengamatan yang diperoleh selama proses pembelajaran menulis aksara Jawa
berlangsung, dapat diperoleh data dari segi perhatian hanya 5 siswa yang
mempunyai perhatian baik, 9 siswa mempunyai perhatian cukup, dan 24 siswa
mempunyai perhatian kurang. Sedangkan dari segi keaktifan, siswa yang
mempunyai keaktifan baik hanya 4 siswa, 8 siswa mempunyai keaktifan cukup,
dan 26 siswa mempunyai keaktifan kurang. Situasi yang terjadi di kelas masih
tergolong kurang. Berikut ini adalah tabel mengenai peningkatan minat siswa
terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa.
Tabel 4.4 Peningkatan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara
Jawa pada Kegiatan Prasiklus
No. Perihal Baik Cukup Kurang
1.
2.
3.
Perhatian
Keaktifan
Situasi
5
4
-
9
8
-
24
26
Kurang
b. Kegiataan Siklus I
Pada pembelajaran menulis aksara Jawa siklus I sudah mengalami
peningkatan minat pada perhatian dan keaktifan siswa dibandingkan pada kegiatan
prasiklus, walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan dan
bermain sendiri. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari segi perhatian,
siswa yang mempunyai perhatian baik ada 14 siswa, 12 siswa mempunyai
perhatian cukup, dan 12 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari
keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 13 siswa, 14 siswa
mempunyai keaktifan cukup, dan 11 siswa mempunyai keaktifan kurangf. Berikut
ini adalah tabel mengenai peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran menulis
aksara Jawa.
Tabel 4.5 Peningkatan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara
Jawa pada Kegiatan Siklus I
No. Perihal Baik Cukup Kurang
1.
2.
3.
Perhatian
Keaktifan
Situasi
14
13
-
12
14
Cukup
12
11
-
c. Kegiatan Siklus II
Pada pembelajaran menulis aksara Jawa siklus II, sudah terjadi
peningkatan minat saiswa yang signifikan terhadap perhatian dan keaktifan siswa
dibandingkan pada kegitan-kegiatan sebelumnya, walaupun masih ada beberapa
siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Sesuai data yang
diperoleh yaitu dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik
mencapai 26 siswa, yang mempunyai perhatiasn cukup ada 8 siswa, dan yang
mempunyai perhatian kurang hanya ada 4 siswa. Dilihat dari segi keaktifan, siswa
yang mempunyai keaktifan baik 24 siswa, 8 siswa mempunyai keaktifan cukup,
dan hanya ada 6 siswa mempunyai keaktifan kurang. Berikut ini adalah tabel
mengenai peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa.
Tabel 4.6 Peningkatan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran
Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus II
No. Perihal Baik Cukup Kurang
1.
2.
3.
Perhatian
Keaktifan
Situasi
26
24
Baik
8
8
-
4
6
-
B. Pembahasan
Pada bagian pembahasan ata penelitian, akan dibahas tiga dari penyajian
data, yaitu (a) langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan
menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang
Kebumen Tahun 2011/2012; (b) peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa
siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah
mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual; (c) peningkatan minat
menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun
2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual.
4) langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan
media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen
Tahun 2011/2012.
Langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan
media audio visual terdapat tiga pertemuan yaitu kegiatan prasiklus, siklus I,
siklus II.
a. Kegiatan Prasiklus
Pelaksanaan kegiatan prasiklus meliputi tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi.
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan pada kegiatan Prasiklus, yaitu :
a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
mencakup beserta skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa,
sandangan, dan pasangan serta langkah-langkah kegiatan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh guru dan siswa.
b) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau
observasi digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati
suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan
pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses
observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan
tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama
siswa.
c) Menyediakan lembar kerja untuk siswa. Untuk mengukur kemampuan siswa
setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus,. Siswa
dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5
soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah
disiapkan oleh guru.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan prasiklus dilaksanakan pada tanggal 02 April 2012 dimulai jam
08.04-09.35. setelah guru masuk kelas, pembelajaran diawali dengan salam dan
doa bersama. Sebagai kegiatan pembuka, guru memberikan apresepsi tentang
aksara Jawa. Setelah itu guru menceritakan sejarah aksara Jawa secara singkat.
Kemudian menjelaskan jumlah seluruh aksara Jawa, dan dilanjutkan menjelaskan
dan memberi contoh dalam penulisannya, yang disertai sandangan aksar Jawa
yang terdiri dari : (a) sandangan vokal (sandhangan swara), (b) sandhangan
panyigeging wanda; (c) penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya).
Kemudian yang terakhir menjelaskan pasangan aksara Jawa dan penerapannya
dalm penulisan kata dan kalimat. Setelah selesai guru memberikan contoh
penulisan dan penerapan dalam kata dan kalimat. Kata-kata dan kalimat yang
digunakan sebagai contoh antara lain :
(1) ketok palu = ; (2) turu = ; (3) dolan = ; (4)
bapak dhahar kula nedha = ; (5) adik urung adus =
.
Setelah itu guru menunjukan beberapa siswa untuk mencoba mengubah
tulisan latin ke aksara Jawa dengan tujuan menambah pemahaman siswa, siswa
yang diberikan antara lain: (1) larė; (2) gadhah; (3) wetengku kruyuk-kruyuk; (4)
ngantuk; (5) kepriye. Kegiatan terakhir adalah memberikan tes dalam bentuk
pengubahan latin menjadi aksara Jawa. Sebelum tes siswa diberikan kesempatan
untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Setelah siswa selesai mengerjakan
tes, guru menyimpulkan materi dan kemudian diakhiri dengan salam.
3) Tahap Pengamatan atau Observasi
Peneliti melakukan pengamatn terhadap proses pembelajaran , perhatian
dan keaktifan siswa serta hasil kemampuan siswa dalam mengerjakan tes menulis
aksara Jawa. Tahap pengamatn atau obserasi pada kegiatan prasiklus bertujuan
untuk mengetahu kemampuan dan minat siswa dalam menulis aksara Jawa
sebelum menggunakan media audio visual. Hasilm pengamatan pada tahap
prasiklus diperoleh data bahwa situasi kelas masih ramai dan sangat sulit
dikendalikan, sehingga perhatian dan keaktifan siswa masih sangat rendah. Siswa
yang selalu mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru hanya siswa yang
menurut data yang diperoleh adalah siswa yang mendapat ranking di kelas
tersebut. Selain itu, nilai yang didapatkan siswa juga masih banyak yang di bawah
batas nilai KKM.
4) Tahap Refleksi
Pada tahap prasiklus, peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara
menyeluruh terhadap pembelajaran yang sudah diberikan sesuai hasil pengamatan
dan hasil tes siswa. Kemudian peneliti menganalisis kesalahan dan kekurangan
yang terjadi pada kegiatan prasiklus.
Semua data yang sudah diperoleh dari tahap pengamatan atau observasi
kemudian dievaluasi dan dapat diperoleh kesimpulan tentang hasil pembelajaran
menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus masih sangat kurang dilihat dari hasil
kemampuan dan minat siswa. Kemudian dari hasil refleksi, peneliti menganalisis
penyebab kurangnya kemampuan dan minat siswa dalam pembelaran menulis
aksara Jawa, diantaranya yaitu karena bentuk penulisan aksara Jawa yang sangat
sulit untuk dipahami dan dihafal. Selain itu, guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam setiap pembelajaran menulis aksaraJawa yang menyebabkan siswa
semakin tidak berminat dan hanya bersikap pasif saat mengikuti pembelajaran
menulis aksara Jawa. Beberapa hal tersebut yang menjadikan kemampuan dan
minat siswa dalam menulis aksara Jawa juga ikut menurun.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas maka akan digunakan
media audio visual dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan minat siswa
dalam memperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran menulis aksara Jawa.
b. Kegiatan Siklus I
Pelaksanaan kegiatan siklus I meliputi tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan diawali
dengan salam. Kegiatan siklus I didasari pada hasil kegiatan prasiklus yaitu masih
rendahnya kemampuan dan minat siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang
Kebumen terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa. Jadi untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, pada siklus I peneliti menggunakan media audio visual.
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan pada kegiatan siklus I, yaitu :
a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta
skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa, sandangan vokal
(sandangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan penanda gugus
konsonan (sandangan wyanjaya) serta langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh guru dan siswa.
b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum
kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio
visual pada siklus I, peneliti atau guru terlebih dahulu mempersiapkan peralatan
media audio visual seperti sound system (pengeras suara), layar untuk
memperlihatkan gambarnya, dan komputer dalam bentuk gambar dan suara
aksara Jawa ataupun dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya yang digunakan untuk
mengingatkan siswa terhadap macam-macam aksara Jawa. Kemudian, peneliti
atau guru juga mempersiapkan media audio visual dalam bentuk suara dan
gambar dan siswa diminta untuk mengamati, mencermati dan mendengarkan
beberapa contoh cara penulisan aksara Jawa dalam bentuk satu kata yang
didalamnya tentu mengandung materi sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya.
c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau
observasi ini digunakan untuk tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati
suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan
pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses
observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan
tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama
siswa.
d) Menyediakan lembar kerja untuk siswa. Untuk mengukur kemampuan siswa
setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan Siklus I ini, siswa
dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5
soal. Siswa diminta langsung mengerjakana pada lembar kerja yang sudah
disiapkan oleh guru.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 April 2012 dimulai jam
08.05-09.35. setelah guru masuk kelas, pembelajaran di awali dengan salam dan
doa bersama. Pada tahap pelaksanaan tindakan guru memulai dengan
memberikan apresepsi tentang aksara Jawa. Setelah itu siswa diminta untuk
mengingat tentang macam-macam sandhangan dalam aksara Jawa, yaitu: (a)
sandangan vokal (sandhangan swara), seperti: wulu, pepet, suku, taling, taling
tarung; (b) sandhangan panyigeging wanda, seperti: wignyan, layar, cecak,
pangkon; (c) penenda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya), seperti: cakra,
keret, pengkal, panjingan wa, panjingan la. Untuk mengingat kembali lambang
dari semua jenis sandangan tersebut guru menggunakan media audio visual.
Kemudian guru memberikan contoh penerapan penulisannya dalam kata dan
kalimat. Kata-kata dan kalimat yang digunakan sebagai berikut :
(1) byar = ; (2) sastra = ; (3) lenggah = ; (4) siti maem
iwak = ; (5) motor motoran =
.
Kemudian guru menunjukan beberapa siswa untuk mencoba mengubah
tulisan latin menjadi aksara Jawa untuk menambah pemahaman siswa, soal yang
diberikan antara lain: (1) turonan; (2) jeng-jengan; (3) nonton TV; (4) glewean; (5)
nangis gara-gara digetak Adi. Setelah itu guru menggunakan media audio visual
kembali untuk melatih siswa berfikir cepat dan supaya sedikit demi sedikit mampu
menghafal dan memahami penjelasan yang sudah diberikan oleh guru. Pada
contoh soal tersebut siswa disuruh maju untuk mengerjakannya.
Setelah selesai, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
jika ada yang perlu ditanyakan tentang materi yang sudah di ajarkan. Kegiatan
terakhir adalah memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis
aksara Jawa setelah pembelajaran menggunakan media audio visual. Setelah siswa
selesai mengerjakan tes, guru menyimpulkan materi dan diakhiri dengan salam.
3) Tahap Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, mengamati perhatian dan
keaktifan siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung, serta
hasil kemampuan dan minat siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa.
Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan dengan tujuan
memperoleh data untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual
terhadap kemampuan dan minat serta perhatian dan keaktifan siswa. Hasil
pengamatan atau obervasi pada tahap ini menunjukan adanya peningkatan. Dari
data yang diperoleh diketahui bahwa siswa sudah mulai aktif walaupun masih ada
sebagian yang masih kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Selain itu, hasil
tes siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan yang cukup baik
dibandingkan pada kegiatan prasiklus.
4) Tahap Refleksi
Tahap refleksi juga pada dasarnya sama dengan tahap refleksi pada
kegiatan prasiklua, yaitu peneliti bersama guru melakukan pengkajiansecara
menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan berdasarkan hasil pengamatan
dan hasil tes. Pada kegiatan siklus I dapat disimpulkan bahwa sudah terjadi
peningkatan dilihat dari motivasi siswa, keaktifan siswa, serta dilihat dari
kemampuan dan minat siswa yang juga ikut meningkat dibandingkan pada
kegiatan prasiklus, karena kegiatan siklus I suah banyak siswa yang
memperhatikan penjelasan dari guru, dan mencatat contoh-contoh penilisan aksara
Jawa yang diberikan oleh guru, siswa juga berani bertanya jika ada hal yang
kurang jelas sehingga kemampuan dab minat siswa dalam menulis aksara Jawa
juga ikut meningkat. Namun, dalam kegiatan siklus I juga masih ada sebagian
siswa yang terlihat kurang berminat dalam pembelajran menulis aksara Jawa, hal
itu terlihat dari pengamatan yang diperoleh bahwa masih da siswa yang bermain
sendiri dan berbicara dengan temannya, sehingga hasil tes ysng diperoleh juga
masih rendah. Walaupun secara keseluruhan pada kegiatan ini sudah mengalami
peningkatan baik minat siswa ataupun nilai siswa, namun yang didapat belum
maksimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang ada, dalam
pembelajaran siklus II akan menggunakan media audio visual kembali, dengan
tujuan memperoleh hasil yang maksimal baik dari segi kemampuan dan prhatian
siswa ataupun minat siswa dalam menulis aksara Jawa.
c. Kegiatan Siklus II
Pelaksanaan kegiatan siklus II meliputi tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi. Dan refleksi. Kegiatansiklus II
didasarkan pada hasil kegiatan siklu I walaupun sudah ada peningkatan namun
hasil yang dicapai siswa belum maksimal. Jadi, peneliti menggunakan media audio
visual kembali dengan tujuan mendapatkan hasil yang maksimal.
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan pada kegiatan siklus II, yaitu:
a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta
skenario pembelajaran yang mencakup materi tentang aksara Jawa pada siklus I
serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa.
b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum
kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa menggunakan media audio visual
pada siklus II, peneliti atau guru mempersiapkan peralatan media audio visual
dalam bentuk contoh kata dan kalimat aksara Jawa yaitu pasangan aksara Jawa
yang digunakan untuk mengingatkan siswa terhadap macam aksara Jawa yang
cara pemutarannya dengan suara dan gambar. Peneliti dan guru juga
mempersiapkan media audio visual dalam bentuk kata yang nantinya akan
ditunjukan guru kepada siswa dengan bentuk per kata, siswa diminta juga untuk
mengamati dan menebak contoh kata yang sudah peneliti siapkan dalam media
audio visual yang didalamnya tentu mengandung materi pasangan aksara jawa
beserta materi yang ada pada kegiatan siklus I.
c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau
observasi digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati
suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan
pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses
observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan
tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai nama siswa.
d) Menyiapkan lembar kerja untuk siswa. untuk mengukur kemampuan siswa
setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegaiatan siklus II, siswa
dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5
soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah
disiapkan oleh guru.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 April 2012 dimulai jam
08.05-09.35. Guru masuk kelas, pembelajaran diawali dengan salam dan doa
bersama. Guru memulai dengan memberikan apresepsi tentang materi yang
diajarkan pada siklus I. Setelah itu siswa diminta untuk mengingat tentang
pasangan aksara Jawa dan bentuk atau lambang dari semua pasangan aksara Jawa.
Untuk membantu siswa mengingat, guru menggunakan media audio visual.
Kemudian guru memberikan contoh dalam bentuk kata dan kalimat. Kata dan
kalimat yang digunakan sebagai cpntoh antara lain:
Al quran = ; (2) fatimah = ; (3) organisasi= (4)
khutbah = ; (5) adi pancen gagah = .
Kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk maju di depan kelas dan
mencoba mengerjakan soal dari latin di ubah menjadi aksara Jawa untuk
menambah pemahaman siswa. Soal yang diberikan antara lain; (1) siti khotijah; (2)
bencana alam; (3) orang dzolim; (4) pak lik gadhah pitik 150; (5) aku ngelus
dhadha. Setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jia
ada yang perlu ditanyakan tentang materi yang sudah di ajarkan. Kegiatan yang
terakhir adalah memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis
aksara Jawa setelah pembelajaran menggunakan media audio visual pada siklus II.
Siswa selesai mengerjakan tes, guru menyimpulkan materi dan diakhiri dengan
salam.
3) Tahap Pengamatan atau Observasi
Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual, mengamati perhatian serta keaktifan siswa pada
saat pembelajaran menulis akara Jawa berlangsung serta hasil kemampuan dan
minat siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa.
Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan dengan tujuan
memperoleh data untuk mengetahui kembali minat siswa dalam penggunaan
media audio visual terhadap kemampuan dan minat siswa. Hasil pengamatan atau
observasi menunjukan adanya peningatan yng signifikan, data yang diperoleh
menunjuan bahwa siswa sudah banyak yang aktif walaupun masih ada beberapa
yang masih kurang memperhatikan. Hasil tes sswa pada siklus II, juga mengalami
peningkatan yang sangat baik dibandingkan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran
sebelumnya.
4) Tahap Refleksi
Tahap refleksi pada siklus II pada dasarnya sama dengan tahap refleksi
sebelumnya, yaitu peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara menyeluruh
terhadap tindakan yang sudah diberikan berdasarkan hasl pengamatan dan hasil
tes.
Dilihat dari hasil refleksi pada kegiatan siklus II, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa
dapat meningkatkan minat,motivasi serta kemampan siswa dibandingkan
pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual. Hal itu dapat dilihat dari
peningkatan-peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus yang dilihat dari segi
perhatian dan keaktifan siswa, serta dilihat dari hasil tes kemampuan siswa yang
tersus meningkat.
Jika pada tahap refleksi II sudah selesai, kemudian peneliti menganalisis
perbandingkan dengan hasil refleksi pada kegiatan-kegiatan sebelumnya yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan.
5) Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP
Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran
Menggunakan Media Audio Visual
Peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP
Negeri I Sadang Kebumen setelah pembelajaran menggunakan media audio visual
dapat dilihat dari kegiatan prasiklus, kegiatan siklus I, kegiatan siklus II.
a. Kegiatan Prasiklus
Pelaksanaan kegiatan prasiklus merupakan kegiatan pembelajaran
menulis aksara Jawa tanpa menggunakan media, dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan dan minat awal siswa. Hasil tes siswa pada kegiatan prasiklus
menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa masih sangat
rendah, yaitu terdapat 27 (71%) siswa yan g masih di bawah nilai KKM dan hanya
ada 11 (29%) siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM. Nilai rata-rata
siswa hanya mencapai 61,6%. Agar lebih jelas perhatika tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada
Kegiatan Prasiklus
No Interval Nilai Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 – 10
11 – 20
21 – 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
0
0
0
0
3
11
21
3
0
0
Jumlah 38
Rata-rata 61,6
Diagram 4.8 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada
Kegiatan Prasiklus
Keterangan:
= Kegiatan Prasiklus
b. Kegiatan Siklus I
Kegiatan siklus I ini merupakan kegiatan perbaikan dan dilaksanakan
dengan melihat masalah dan kekurangan yang terjadi pada kegiatan prasiklus.
Hasil tes siswa pada kegiatan siklus I ini menunjukkan bahwa ada peningkatan
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dibandingkan pada
kegiatan prasiklus. Pada kegiatan ini terdapat 10 (25%) siswa yang belum
mencapai nilai KKM, hal itu menunjukkan adanya peningkatan yang terjadi
dibandingkan pada kegiatan prasiklus yang nilainya masih di bawah nilai KKM
yaitu ada 27 (71%) siswa. Siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM ada 11
(29%), itu menunjukkan terjadi peningkatan yang sangat baik karena pada
kegiatan prasiklus hanya ada 11 (29%) siswa yang nilainya mencapai batas KKM.
Nilai rata-rata siswa pada kegiatan ini juga ikut meningkat yaitu mencapai 72,8%
dibandingkan kegiatan sebelumnya yang hanya 61,6%. Agar lebih jelas perhatikan
tabel dan diagram di bawah ini.
0
5
10
15
20
25
(fre
ku
ensi
)
(Nilai Tengah)
3 11 21 3
Tabel 4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada
Kegiatan Prasiklus dengan Kegiatan Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi
Prasiklus Siklus I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 – 10
11 – 20
21 – 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
0
0
0
0
3
11
21
3
0
0
0
0
0
0
0
1
18
19
0
0
Jumlah 38 38
Rata-rata 61,6 72,8
Diagram 4.10 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Prasiklus dengan Siklus I
Keterangan :
= Kegiatan Prasiklus
= Kegiatan Siklus I
c. Kegiatan Siklus II
Kegiatan siklus II ini merupakan kegiatan perbaikan dari kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Pada kegiatan siklus II ini hasil yang diperoleh siswa lebih meningkat
dibandingkan pada kegiatan-kegiatan sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari nilai
0
5
10
15
20
25
30 40 50 60 70 80 90
(fre
ku
ensi
)
(nilai tengah)
siswa yang masih di bawah KKM hanya terdapat 4 (10%) siswa, hal itu
menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dibandingkan pada kegiatan
sebelumnya karena pada kegitan prasiklus ada 27 (71%) siswa dan pada kegiatan
siklus I masih terdapat 10 (25%) siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Siswa
yang nilainya sudah mencapai batas KKM pada kegiatan siklus II ini ada 24 (90%)
siswa, itu menandakan terjadi peningkatan yang sangat baik karena pada kegiatan
prasiklus ada 11 (29%) dan pada kegiatan siklus I ada 28 (75%). Dan nilai rata-
rata pada siklus II ini meningkat dan bisa mencapai 77,1% dibandingkan dengan
kegiatan siklus I yang hanya mecapai 72,8%. Agar lebih jelas perhatikan tabel dan
diagram di bawah ini.
Tabel 4.11 Hasil Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada
Kegiatan Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No Interval Nilai
Frekuensi
Prasiklus Siklus I Siklus II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 – 10
11 – 20
21 – 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
0
0
0
0
3
11
21
3
0
0
0
0
0
0
0
1
18
19
0
0
0
0
0
0
0
0
4
29
5
0
Jumlah 38 38 38
Rata-rata 61,6 72,8 77.1
Diagram 4.12 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa
pada Kegiatan Prasiklus,Siklus I, dan Siklus II
Keterangan :
= Kegiatan Prasiklus
= Kegiatan Siklus I
= Kegiatan Siklus II
Tabel 4.13 Peningkatan Kemampuan yang Terjadi dari Beberapa Siswa Setelah
Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan Menggunakan Media Audio Visual pada
kegiatan Prasiklus, Siklus I, Siklus II
No Nama Prasiklus Siklus I Siklus II
1. Aldy Satrio Pambudi 51 61 61
2. Alfi Rizki Rahmadan 60 70 79
3. Aris 69 74 78
4. Bahrul Ulum 67 75 80
5. Dewi Laraswati 58 63 78
6. Dina fadhilah 60 75 75
7. Dona Wijayanto 60 70 76
8. Eka Nurlela 60 64 60
9, Eka Setiawan 61 69 78
10. Erin Ratnadila 62 70 76
11. Fathurohman Fauzan 74 80 85
12. Fikri Faiq 61 78 79
13. Galuh Rakeamong 66 75 80
14. Gustiara Paresi 68 75 76
15. Haefah 62 70 65
16. Ihran Zuhri 66 80 81
17. Isnia Septiani 59 69 76
18. Latifah Qori wardani 60 74 78
19. Listieni 67 74 79
0
5
10
15
20
25
30
35
30 40 50 60 70 80 90
(nilai tengah)
(fre
ku
ensi
)
20. Maftul Khotun 60 62 65
21. Miftahudin 61 78 79
22. Mujiono 61 79 80
23. Musrifah 60 62 76
24. Nanik Suprapti 60 68 78
25. Resti Ria septiana 60 69 79
26. Ringga Ardiantoro 75 80 86
27. Rosi 61 63 79
28. Rafik Kristiawan 70 70 80
29. Santi 61 60 78
30. Sarif Hidayatulloh 71 78 82
31. Siti Halimah 60 62 80
32. Sri Mulyani rahayu 61 61 80
33. Susilorini 61 64 79
34. Syahril Sidiq 70 76 82
35. Tiya Widia 64 76 79
36. Tri Widiarti 69 78 84
37. Tutut Fidianingsih 62 74 80
38. Wawan Adi Saputro 63 64 81
Jumlah Nilai Kelas 2341 2767 2932
Rata-rata Siswa 61,6 72,8 77,01
Peningkatan kemampuan menulis pada pembelajaran aksara Jawa. Ada siswa
yang belum mendapat peningkatan nilai di atas batas nilai KKM, ada pula yang dari
siklus I ke siklus II mengalami penurunan nilai, dan ada yang sselalu mendapat
peningkatan nilai dari kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II, seperti:
a) Fathurohman Fauzan, pada kegiatan prasiklus mendapat nilai 74, kegiatan siklus I
nilainya 80, dan kegiatan siklus II nilainya 85. Ringga Ardiantoro. Pada kegiatan
prasiklus mendapatkan nilai 75, kegiatan siklus I nilainya 80, dan pada kegiatan
siklus II nilainya 86. Sarif Hidayatulloh, pada kegiatan prasiklus mendapatkan
nilai 71, kegiatan siklus I nilainya 78, dan pada kegiatan siklus II nilainya 82.
Ketiga anak tersebut pada kegiatan prasiklus memang sudah begitu memahami
cara penulisan aksara Jawa beserta pasangannya, namun mereka belum begitu bisa
bagaimana cara menerapkan sandangan, padha lingsa dan adeg-adeg. Setelah
mendapatkan pembelajaran melalui media audio visual anak tersebut sudah begitu
faham bagaimana menerapkannya walaupun kadang masih ada yang lupa, sering
kali anak tersebut mau disuruh maju untuk mengerjakan di depan kelas. Dan pada
kegiatan siklus II ketiga anak tersebut mendapatkan nilai yang signifikan, tulisan
aksara Jawa beserta pasangan dan sandangannya sudah pada tahap baik dan
penulisan aksara Jawa sudah sempurna disertai dengan adeg-adeg dan pada ligsa;
b) Aris, pada kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 68 karena penulisan aksara Jawa
sudah bisa sedikit terbaca, kegiatan siklus I nilainya 74 karena penulisan aksara
Jawa kurang sempurna tetapi sudah bisa terbaca, mendapat peningkatan nilai pada
kegiatan siklus II yaitu nilainya 78 karena penulisan aksara Jawa sempurna tetapi
tidak disertai dengan adeg-adeg dan pada lingsa;
c) Syahril Sidiq, kegiatan prasiklus nilainya sudah diatas batas KKM yaitu 79 karena
penulisan aksara Jawa kurang sempurna tetapi sudah bisa dibaca, kegiatan siklus I
nilainya 76 karena penulisan aksara Jawa sempurna tetapi tidak disertai dengan
adeg-adeg dan pada lingsa, dan pada kegiatan siklus II mendapatkan peningkatan
nilai menjadi 82 karena penulisan aksara Jawa sempurna disertai dengan adeg-
adeg dan pada ligsa;
d) Tri Widiarti, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 69 karena penulisan aksara
Jawa beserta pasangan dan sandangannya kurang sempurna tetapi sudah bisa
terbaca, kegiatan siklus I nilainya 78 karena penulisan aksara Jawa sempurna
tetapi tidak disertai adeg-adeg dan pada lingsa, kegiatan siklus II nilainya 84
mendapatkan peningkatan nilai yang sifnifikan itu dikarenakan penulisan aksara
Jawa sempurna disertai dengan adeg-adeg dan pada lingsa;
e) Rafik Kristiawan, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 70 karena penulisan aksara
Jawa beserta pasangan dan sandangannya sudah bisa sedikit terbaca tetapi tidak
disertai pada lingsa dan adeg-adeg, kegiatan siklus I nilainya tetap sama 70 karena
penulisan aksara Jawa beserta pasangan dan sandangannya sudah bisa sedikit
terbaca tetapi tidak disertai pada lingsa dan adeg-adeg, kegiatan siklus II
mendapatkan peningkatan nilai yaitu 80 karena penulisan aksara Jawa sudah bisa
terbaca;
f) Dewi Laraswati, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 58 karena anak tersebut
belum bisa memahami penulisan aksara Jawa apalagi disuruh menulis juga belum
begitu faham, kegiatan siklus I nilainya 63 dan sudah ada peningkatan nilai
dibanding pada kegiatan prasiklus karena anak ini begitu antusias untuk mengikuti
pelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual, kegiatan
siklus II nilainya 80 peningkatan yang sangat bagus dan anak ini sudah begitu
faham dengan penulisan aksara Jawa beserta sandangan dan pasangannya
dibandingkan pada kegiatan prasiklus;
g) Haefah, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 65, kegiatan siklus I mendapatkan
nilai 62 karena pada waktu proses belajar mengajar siswa tersebut belum begitu
hafal dengan penulisan aksara jawa beserta pasangan dan sandangannya, kegiatan
siklus I nilainya meningkat menjadi 70 dan ini sudah menunjukan kemantapan
siswa untuk mengerjakan dan memahami penulisan aksara Jawa, namun pada
kegiatan siklus II anak tersebut mengalami penurunan nilai lagi dikarenakan badan
sedang sakit dan kegiatan belajarnya menjadi tidak konsentrasi;
h) Maftul Khotun, kegiatan prasiklus siswa tersebut mendapat nilai 60 itu
dikarenakan anak tersebut belum bisa menulis aksara Jawa beserta pasangan dan
sandangannya, kegiatan siklus I nilainya 62 mendapatkan peningkatan nilai tetapi
belum mencapai batas nilai KKM siswa tersebut sudah mulai bisa menulis aksara
Jawa namun masih belum begitu bisa dibaca atau masih ada yang kurang cara
penulisannya, kegiatan siklus II anak tersebut sudah meningkat nilainya diatas
batas KKM yaitu 65 itu dikarenakan cara penulisannya sudah agak rapi dan bisa
dibaca;
i) Eka Nurlela, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 60, kegiatan siklus I nilainya
64, kegiatan siklus II nilainya 60 karena pada kegiatan belajar mengajar anak ini
selalu pasif dalam kegiatan dan hanya diam bila ditanya dan disuruh maju, siswa
ini juga belum begitu bisa memahami penulisan aksara Jawa beserta sandangan
dan pasangannya;
j) Aldy Satrio Pambudi pada kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 51 karena sama
sekali tidak terbaca atau salah tetapi sudah didisi, kegiatan siklus I nilainya 61
karena penulisan aksara Jawa sudah bisa sedikit terbaca tetapi tidak diserta pada
lingsa dan adeg-adeg, dan pada kegiatan siklus II tetap sama nilainya 61 karena
penulisan aksara Jawa sudah bisa sedikit terbaca tetapi tidak diserta pada lingsa
dan adeg-adeg.
6) Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I
Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran
Menggunakan Media Audio Visual.
Pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis
aksara Jawa terhadap motivasi belajar siswa meliputi tiga pertemuan yaitu
kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II.
b. Kegiatan Prasiklus
Dilihat dari hasil pengamatan yang didapatkan bahwa dalam proses
pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus diperoleh data bahwa
keadaan kelas masih sangat pasif dan siswa masih banyak yang berbicara sendiri,
selain itu suasana kelas sulit untuk dikendalikan. Siswa yang selalu mengikuti dan
memperhatikan penjelasan dari guru hanya siswa yang menurut data yang
diperoleh adalah siswa yang mendapat ranking di kelas. Berdasarkan data yang
diperoleh dilihat dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik ada 5
siswa, yang mempunyai perhatian cukup ada 9 siswa, dan ada 24 siswa yang
mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai
keaktifan baik ada 4 siswa, yang mempunyai keaktifan cukup ada 8 siswa, dan ada
26 siswa yang mempunyai keaktifan kurang. Hasil kemampuan siswa dalam
menulis aksara Jawa masih banyak yang di bawah batas nilai KKM. Agar lebih
jelas perhatikan diagram di bawah ini.
Diagram 4.14 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran
Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus
Keterangan :
= Perhatian B = Baik K = Kurang
= Keaktifan C = Cukup
c. Kegiatan Siklus I
Pada pembelajaran siklus I sudah terjadi peningkatan perhatian dan
keaktifan siswa dibandingkan pada kegiatan prasiklus, walaupun masih ada
sebagian siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Pada kegiatan
siklus I, kelas sudah bisa sedikit dikendalikan, sehingga situasi di kelas sudah tidak
terlalu ramai dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Berdasarkan data yang
sudah diperoleh dari hasil pengamatan dilihat dari segi perhatian, siswa yang
mempunyai perhatian baik ada 14 siswa, yang mempunyai perhatian cukup ada 12
siswa, dan ada 12 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi
keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 13 siswa, yang mempunyai
keaktifan cukup ada 14 siswa, dan ada 11 siswa yang mempunyai keaktifan
0
5
10
15
20
25
30
B C K
(ju
mla
h a
na
k)
(kriteria)
kurang. Hasil kemampuan siswa sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik
dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Agar lebih jelas perhatikan diagram di
bawah ini.
Diagram 4.15 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran
Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus I
Keterangan :
= Perhatian B = Baik K = Kurang
= Keaktifan C = Cukup
d. Kegiatan Siklus II
Hasil pengamatan yang didapatkan selama proses pembelajaran siklus II
berlangsung menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dilihat dari kondisi
kelas yang sudah baik dan siswa mudah untuk dinasehati. Dilihat dari segi
perhatian dan keaktifan serta kemampuan siswa juga meningkat dibandingkan
kegiatan sebelumnya, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan dan bermain sendiri. Berdasarkan informasi yang diperoleh, siswa
tersebut dalam keseharian dan pelajaran lain juga selalu berisik dan tidak pernah
memperhatikan pada saat pembelajaran.
0
5
10
15
20
B C K
(ju
mla
h a
na
k)
(kriteria)
Berdasarkan data yang sudah diperoleh, dilihat dari segi perhatian, siswa
yang mempunyai perhatian baik ada 26 siswa, yang mempunyai perhatian cukup
ada 8 siswa, dan ada 4 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi
keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 24 siswa, yang mempunyai
keaktifan cukup ada 8 siswa, dan ada 6 siswa yang mempunyai keaktifan kurang.
Hasil kemampuan siswa sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan
dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Agar lebih jelas perhatikan
diagram di bawah ini.
Diagram 4.16 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran
Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus II
Keterangan :
= Perhatian B = Baik K = Kurang
= Keaktifan C = Cukup
0
5
10
15
20
25
30
B C K
(ju
mla
h a
nak
)
(kriteria)
Tabel 4.17 Peningkatan Minat Dilihat dari Segi Keaktifan dan Perhatian yang
Terjadi dari Beberapa Siswa
No No Nama
Siswa
Sikap atau tingkah laku siswa
Prasiklus Siklus I Siklus II
1. Mujiono Perhatian serta
keaktifan sangat
kurang, siswa
tersebut lebih
senang berbicara
sendiri dibanding-
kan memper-
hatikan penje-lasan
guru
Perhatian
sudah sedikit
meningkat,
sudah mau
mencatat hal-
hal yang
penting, namun
masih bersikap
pasif
Perhatian serta
keaktifan su-
dah sangat baik
,dilihat pada
saat dia
mendengar
penjelasan dari
guru, dan
siswa tersebut
berani
mengerjakan
soal di depan
kelas
2. Dina
Fadhilah
Perhatian serta
keaktifan sangat
kurang, siswa
tersebut lebih
memilih bercanda
dengan temannya
dibandingkan
mengikuti
pembelajaran.
Perhatian
sudah sedikit
meningkat,
walaupun
terkadang
masih
bercanda
dengan teman-
temannya.
Keaktifan
masih kurang
Perhatian
sudah sangat
baik , karena
siswa tersebut
sudah mau
mencatat hal-
hal yang
penting pada
saat
pembelajaran,
dan sesekali
ikut menjawab
pertanyaan
yang
dilontarkan
dari guru
3. Galuh
Rakeoamo
ng
Pada dasarnya
siswa ini
mempunyai
kemampuan yang
baik tetapi
pendiam, walupun
perhatian sudah
baik tapi keaktifan
ma-sih sangat ku-
rang
Perhatian
sudah sangat
baik. Keaktifan
siswa tersebut
juga sudah se-
dikit mening-
kat yaitu
dengan berani
menjawab per-
tanyaan yang
dilontarkan
oleh guru
Perhatian sa-
ngat baik.
Keaktifanpun
juga meningkat
sangat baik,
yaitu dilihat
dari dia selalu
ingin bisa maju
di depan kelas
untuk menger-
jakan soal yang
diberikan guru
C. Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Audio-Visual
1. Kelebihan
Kelebihan media Audio Visual dalam Pembelajaran Menulis aksara Jawa
yaitu :
a) memotivasi siswa dalam penyajian pesan gambar dan suara pada materi
aksara Jawa agar tidak terlalu bersifat verbalistis atau membosankan (dalam
bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka);
b) dapat mengukur dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan
siswa mendengar, memahami materi aksara Jawa melalui media audio
visual;
c) membantu guru untuk mempermudah dalam mengingatkan siswa tentang
semua jenis aksara Jawa dan pasangannya.
2. Kelemahan
Pengajaran audio-visual mempunyai beberapa kelemahan yang sama
dengan media pembelajaran, yaitu :
a) terlalu menekankan pada penguasaan materi aksara Jawa dari pada proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagaialat
bantu guru dalam proses pembelajaran;
b) media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah;
c) Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna
media audio-visual cenderung tetap di tempat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teoretis, metode penelitian, dan
hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual sebagai
upaya peningkatan kemampuan menulis aksara jawa pada siswa kelas VIII C SMP
Negeri I Sadang Kebumen terbukti efektif, kesimpulannya sebagai berikut :
1. Langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media
audio visual, yaitu: (a) diawali dengan kegiatan prasiklus yaitu pembelajaran tanpa
menggunakan media audio visual; (b) dilanjutkan dengan kegiatan siklus I, guru
sudah menggunakan media audio visual dengan materi aksara Jawa (carakan)
yang diberi sandangan vokal (sandhangan swara), sandhangan panyigeging
wanda, dan penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjana); (c) yang terakhir
adalah kegiatan siklus II, guru menggunakan media audio visual kembali dengan
materi yang lebih bervariasi yaitu materi pada siklus I dan ditambah dengan
pasangan aksara Jawa.
2. Peningkatan kemampuan siswa menulis aksara Jawa setelah mendapat
pembelajaran menggunakan media audio visual meningkat, hal itu dapat dilihat
dari hasil kemampuan siswa, yaitu (a) pada kegiatan prasiklus hanya ada 11 (39%)
siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM, ada 27 (71%) siswa yang
nilainya di bawah batas KKM, dan rata-rata kelas hanya mencapai 61,6%; (b) pada
kegiatan siklus I hasil kemampuan siswa mengalami peningkatan yaitu siswa yang
nilainya sudah mencapai batas KKM ada 28 (75%), siswa yang nilainya di bawah
batas KKM ada 10 (25%), dan rata-rata kelas sudah mencapai 72,8%; (c) pada
kegiatan siklus II hasil kemampuan siswa mengalami peningkatan yang signifikan
yaitu siswa yang nilainya mencapai batas KKM bisa mencapai 24 (90%) siswa dan
hanya tinggal 4 (10%) siswa yang nilainya belum mencapai batas KKM. Rata-rata
kelas pada siklus II ini juga bisa mencapai 77,1%.
3. Peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang
Kebumen dapat dilihat dari setiap siklusnya, yaitu (a) pada kegiatan prasiklus
diketahui bahwa siswa masih sangat pasif dan masih banyak yang berbicara
sendiri, kondisi kelas juga masih sulit dikendalikan; (b) pada kegiatan siklus I
siswa sudah banyak yang memperhatikan penjelasan guru dan kondisi kelas sudah
bisa sedikit dikendalikan, hal itu dapat dilihat dari segi perhatian, siswa yang
mempunyai perhatian baik ada 14 siswa, 12 siswa mempunyai perhatian cukup,
dan 12 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi keaktifan, siswa
yang mempunyai keaktifan baik ada 13 siswa, 14 siswa mempunyai keaktifan
cukup, dan 11 siswa mempunyai keaktifan kurang; (c) pada kegiatan siklus II
sudah terjadi peningkatan yang signifikan, hal itu dapat dilihat dari segi perhatian,
siswa yang mempunyai perhatian baik mencapai 26 siswa, yang mempunyai
perhatian cukup ada 8 siswa, dan yang mempunyai perhatian kurang hanya 4
siswa. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 24
siswa, 8 siswa mempunyai keaktifan cukup, dan hanya 6 siswa mempunyai
keaktifan kurang.
B. Saran
Penerapan media audio visual sebagai upaya peningkatan kemampuan dan
minat siswa dalam menulis aksara Jawa siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang
Kebumen terbukti efektif. Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan media audio visual dapat menjadi salah satu alternatif
pembelajaran bahasa dan sastra Jawa, khususnya pembelajaran menulis aksara
Jawa karena mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dan mudah di
fahami.
2. Dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pembelajaran bahasa Jawa guru
hendaknya menyampaikan materi harus lebih berusaha untuk dapat menanamkan
konsep, sehingga dapat mempermudah siswa untuk memahami materi-materi yang
ada pada standar kompetensi.
3. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mulai lebih meningkatkan dalam
menggunakan sarana dan prasarana seiring dengan kemajuan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
`
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagravindo.
Danusuprapta. 1996. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusantara.
Danusuprapta. 2002. Pedoman Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusantara.
Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung. Penerbit Alumni
Kaswanto, Eko Budi. 2008. “ Peningkatan Kemampuan Menulis aksara Jawa
Melalui Media Teka-teki Silang Beraksara Jawa Pada Siswa Kelas VIII
SMPN 2 Jetis Bantul”. Universitas Negeri Yogyakarta.
Leshin. (1992). Media Pembelajaran. Jakarta: Pembinaan Perguruan Tinggi Agama
Islam.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta ; BPFE. Yogyakarta.
Rahayu, Ida Ningsih. 2011. “Penggunaan Media Flash Card Sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah I Kebumen”.
Rivai, Sudjana. 1997. Audio Visual. Jakarta : Bumi Aksara
Sukirno, 2009. Pembelajaran Menulis Kreatif dengan Strategi Belajar Akselerasi.
Yogyakarta.
Suparno. 2006. Menulis Deskripsi Orang dan Deskripsi Tempat. Yogyakarta.
Suwandi, Sarjiwi. 2010. Peningkatan Mutu Pembelajaran. Jakarta
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, Wahyu. 2005. Jenis-jenis Menulis. Yogyakarta.
http;//edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-
ersuara/11-april-2010-pukul-10.00
LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Satuan Pendidikan : SMP Negeri I Sadang
Kelas/Semester : VIII/II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Menulis
Menuliskan kata dan kalimat dengan menggunakan huruf atau aksara Jawa.
II. Kompetensi Dasar
Menulis kata dan kalimat menggunakan huruf atau aksara Jawa yang mengandung
sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
III. Indikator
a. Menuliskan bentuk dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda,
dan sandhangan wyanjana.
b. Memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
c. Menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan swara,
sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
d. Menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu menuliskan lambang dari sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
b. Siswa mampu memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara,
sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
c. Siswa mampu menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan
swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
d. Siswa mampu menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan
swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
V. Materi Pembelajaran
Kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging
wanda, dan sandhangan wyanjana.
VI. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inquiri
3. Refleksi
4. Tugas
VII. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Doa/ absensi
b. Memotivasi siswa dengan mengarahkan pada situasi pembelajaran dan
materi pelajaranberupa apresepsi tentang aksara Jawa.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menerangkan macam-macam sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
b. Guru menggunakan audio visual untuk mengingatkan kembali pada siswa
tentang lambang dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
c. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang
ditunjukkan oleh guru dengan audio visual.
d. Guru memberikan contoh penulisan kata dan kalimat yang mengandung
sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan
wyanjana.
e. Guru menggunakan audio visual yang berisikan kata dan kalimat yang
mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan
sandhangan wyanjana.
f. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang
ditunjukkan oleh guru melalui media audio visual.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa memahami semua contoh penulisan kata dan kalimat yang
mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan
sandhangan wyanjana yang diberikan oleh guru.
b. Siswa mengerjakan evaluasi materi pembelajaran menulis aksara Jawa.
VIII. Sumber Belajar
1. Media : audio visual
2. Sumber : - Pedoman Penulisan Aksara Jawa karya Darusuprapta,
Yayasan Pustaka Nusantara
- Piwulang Basa Jawa karya Sujatno dkk, CV. Sahabat
IX. Penilaian
1. Bentuk Instrumen
a. Esai pengubahan latin menjadi aksara Jawa
2. Instrumen
(terlampir)
X. Norma Penilaian
No. Jenis soal Jumlah soal Penilaian
1. Esai pengubahan latin
menjadi aksara Jawa
5 5
Jumlah 25
Nilai / skor maksimal 25 X 4 = 100
Kebumen, 16 April 2012
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri I Sadang Guru Pembimbing Mapel
Toto Prabowo Agus Purwidodo
NIP. 132 118 276 NIP. 19650806200701014
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Satuan Pendidikan : SMP Negeri I Sadang
Kelas/Semester : VIII/II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Menulis
Menuliskan kata dan kalimat dengan menggunakan huruf atau aksara Jawa.
II. Kompetensi Dasar
Menulis kata dan kalimat menggunakan huruf atau aksara Jawa yang mengandung
sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan
pasangan aksara Jawa.
III. Indikator
a. Menuliskan bentuk dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda,
sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
b. Memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
c. Menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan swara,
sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara
Jawa.
d. Menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu menuliskan bentuk dari sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
b. Siswa mampu memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara,
sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.
c. Siswa mampu menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan
swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan
pasangan aksara jawa.
d. Siswa mampu menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan
swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan
aksara Jawa.
V. Materi Pembelajaran
Kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
VI. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inquiri
3. Refleksi
4. Tugas
VII. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Doa/ absensi
b. Memotivasi siswa dengan mengarahkan pada situasi pembelajaran dan
materi pelajaran berupa apresepsi tentang aksara Jawa.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menerangkan macam-macam sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
b. Guru menggunakan audio visual untuk mengingatkan kembali pada siswa
tentang lambang dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
c. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang
ditunjukkan oleh guru dengan audio visual.
d. Guru memberikan contoh penulisan kata dan kalimat yang mengandung
sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana,
dan pasangan aksara Jawa.
e. Guru menggunakan audio visual yang berisikan kata dan kalimat yang
mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda,
sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.
f. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang
ditunjukkan oleh guru dengan audio visual.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa memahami semua contoh penulisan kata dan kalimat yang
mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda,
sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.yang diberikan oleh
guru.
b. Siswa mengerjakan evaluasi materi pembelajaran menulis aksara Jawa
VIII. Sumber Belajar
1. Media : audio visual
2. Sumber : - Pedoman Penulisan Aksara Jawa karya Darusuprapta,
Yayasan Pustaka Nusantara
- Piwulang Basa Jawa karya Sujatno dkk, CV. Sahabat
IX. Penilaian
1. Bentuk Instrumen
a. Esai pengubahan latin menjadi aksara Jawa
2. Instrumen
(terlampir)
X. Norma Penilaian
No. Jenis soal Jumlah soal Penilaian
1.
Esai pengubahan latin
menjadi aksara Jawa
5
25
Jumlah 25
Nilai / skor maksimal 25x4 = 100
Kebumen, 30 April 2012
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pembimbing Mapel
Toto Prabowo Agus Purwidodo
NIP. 132 118 276 NIP. 19650806200701014
Lembar Observasi Siklus I
Hari / Tanngal : Senin, 16 April 2012
Kelas : VIII C
Sekolah : SMP Negeri I Sadang Kebumen
No Nama Aspek Observasi Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perilaku Positif :
1. Memperhatikan
saat guru memberi
materi
2. Merespon tawaran
guru saat guru
memberikan
kesempatan
bertanya
3. Aktif dalam
kegiatan tanya
jawab
4. Berpartisipasi
dalam kegiatan
berdiskusi
5. Antusias saat
mengikuti pelajaran
Perilaku negatif :
6. Bergurau atau
berbicara dengan
teman saat guru
memberikan materi.
7. Bertanya pada guru
diluar materi
pelajaran
8. Pasif dalam
kegiatan.
9. Melakukan
kegiatan diluar
kegiatan diskusi
10. Enggan
mengikuti pelajaran
1. Aldy Satrio
Pambudi
- - - - - V - V V V
2. Alfi Rizki
Rahmadan
V V V - V - - -
3. Aris V V - V V - - - -
4. Bahrul Ulum V - - - V - - - -
5. Dewi
Laraswati
V - - - V - - V - -
6. Dina fadhilah V V - - - V - - - -
7. Dona
Wijayanto
V - V - V - V - V -
8. Eka Nurlela V - - - V V - V - -
9, Eka Setiawan V - - V V V - V - -
10. Erin Ratnadila V V - V V - - - - -
11. Fathurohman
Fauzan
V V V V V - - - - -
12. Fikri Faiq V V V V V - - - - -
13. Galuh
Rakeamong
V V V V V - - - - -
14. Gustiara Paresi V - - V V - - - - -
15. Haefah V - V V V V - - - -
16. Ihran Zuhri V - - V V V - - - -
17. Isnia Septiani V - V V V - - - - -
18. Latifah Qori
wardani
V - - V V - - - - -
19. Listieni V V V V V - - - - -
20. Maftul Khotun V - - V V - - - - -
21. Miftahudin V V V V V - - - - -
22. Mujiono V V V V V - - - - -
23. Musrifah V - V V V - - - - -
24. Nanik Suprapti V - V V V - - - - -
25. Resti Ria
septiana
V - - V V - - V - -
26. Ringga V V V V V - - - - -
Ardiantoro
Ket.
V : melakukan
- : tidak melakukan
27. Rosi V V - V V - - - - -
28. Rafik
Kristiawan
V V V V V - - - - -
29. Santi V - V V V - - - - -
30. Sarif
Hidayatulloh
V V V V V - - - - -
31. Siti Halimah V - V V V - - V - -
32. Sri Mulyani
rahayu
V - V V V - - - - -
33. Susilorini V - V V V - - - - -
34. Syahril Sidiq V - V V V - - - - -
35. Tiya Widia V V - V V - - - - -
36. Tri Widiarti V V V V V - - - - -
37. Tutut
Fidianingsih
V V V V V - - - - -
38. Wawan Adi
Saputro
V V V V V - - - - -
Lembar Observasi Siklus II
Hari / Tanngal : Senin, 30 April 2012
Kelas : VIII C
Sekolah : SMP Negeri I Sadang Kebumen
No Nama Aspek Observasi Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perilaku Positif :
11. Memperhatikan
saat guru memberi
materi
12. Merespon
tawaran guru saat
guru memberikan
kesempatan
bertanya
13. Aktif dalam
kegiatan tanya
jawab
14. Berpartisipasi
dalam kegiatan
berdiskusi
15. Antusias saat
mengikuti pelajaran
Perilaku negatif :
16. Bergurau atau
berbicara dengan
teman saat guru
memberikan materi.
17. Bertanya pada
guru diluar materi
pelajaran
18. Pasif dalam
kegiatan.
19. Melakukan
kegiatan diluar
kegiatan diskusi
20. Enggan
mengikuti pelajaran
1. Aldy Satrio
Pambudi
- - - - - V - V V V
2. Alfi Rizki
Rahmadan
V V V V V - - - - -
3. Aris V V V V V - - - - -
4. Bahrul Ulum V V V V V - - - - -
5. Dewi
Laraswati
V V V V V - - - - -
6. Dina fadhilah V V V V V - - - - -
7. Dona
Wijayanto
V - V V V - V - - -
8. Eka Nurlela V - - V V V - V - -
9, Eka Setiawan V V V V V - - - - -
10. Erin Ratnadila V V V V V - - - -
11. Fathurohman
Fauzan
V V V V V - - - - -
12. Fikri Faiq V V V V V - - - - -
13. Galuh
Rakeamong
V V V V V - - - - -
14. Gustiara Paresi V V V V V - - - - -
15. Haefah V - V V V - - - - -
16. Ihran Zuhri V - V V V - - - - -
17. Isnia Septiani V V V V V - - - - -
18. Latifah Qori
wardani
V V V V V - - - - -
19. Listieni V V V V V - - - - -
20. Maftul Khotun V V V V V - - - - -
21. Miftahudin V V V V V - - - - -
22. Mujiono V V V V V - - - - -
23. Musrifah V V V V V - - - - -
24. Nanik Suprapti V V V V V - - - - -
25. Resti Ria
septiana
V V V V V - - - - -
26. Ringga V V V V V - - - - -
Ardiantoro
Ket.
V : melakukan
- : tidak melakukan
27. Rosi V V V V V - - - - -
28. Rafik
Kristiawan
V V V V V - - - - -
29. Santi V V V V V - - - - -
30. Sarif
Hidayatulloh
V V V V V - - - - -
31. Siti Halimah V - V V V - - V - -
32. Sri Mulyani
rahayu
V V V V V - - - - -
33. Susilorini V V V V V - - - - -
34. Syahril Sidiq V V V V V - - - - -
35. Tiya Widia V - V V V - - - - -
36. Tri Widiarti V V V V V - - - - -
37. Tutut
Fidianingsih
V V V V V - - - - -
38. Wawan Adi
Saputro
V V V V V - - - - -
JURNAL SISWA SIKLUS I
Nama :
No. :
Tanggapan dan Penilaian.
1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa pada hari
ini?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Hal-hal apa saja yang kamu sukai dari kegiatan pembelajaran hari ini?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Apakah hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa ?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Berikan kesan Anda mengenai pembelajaran menulis aksara Jawa pada hari ini ?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Berikan saranmu terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa pada hari ini?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .
JURNAL SISWA SIKLUS II
Nama :
No. :
Tanggapan dan Penilaian.
1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa melalui
media audio visual pada hari ini?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
2. Hal-hal apa saja yang kamu sukai dari kegiatan pembelajaran hari ini?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Apakah hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa yang dilakukan
melalui media audio visual pada hari ini?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Berikan kesan Anda mengenai pembelajaran menulis aksara Jawa melalui media audio
visual pada hari ini ?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Berikan saranmu terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa melalui media audio visual
pada hari ini ?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
HASIL TES PENULISAN MENULIS AKSARA JAWA
SISWA SIKLUS I
No Nama Nilai Siswa
1. Aldy Satrio Pambudi 61
2. Alfi Rizki Rahmadan 70
3. Aris 74
4. Bahrul Ulum 75
5. Dewi Laraswati 63
6. Dina fadhilah 75
7. Dona Wijayanto 70
8. Eka Nurlela 64
9, Eka Setiawan 69
10. Erin Ratnadila 70
11. Fathurohman Fauzan 80
12. Fikri Faiq 78
13. Galuh Rakeamong 75
14. Gustiara Paresi 75
15. Haefah 70
16. Ihran Zuhri 80
17. Isnia Septiani 69
18. Latifah Qori wardani 74
19. Listieni 74
20. Maftul Khotun 62
21. Miftahudin 78
22. Mujiono 79
23. Musrifah 62
24. Nanik Suprapti 68
25. Resti Ria septiana 69
26. Ringga Ardiantoro 80
27. Rosi 63
28. Rafik Kristiawan 70
29. Santi 60
30. Sarif Hidayatulloh 78
31. Siti Halimah 62
32. Sri Mulyani rahayu 61
33. Susilorini 64
34. Syahril Sidiq 76
35. Tiya Widia 76
36. Tri Widiarti 78
37. Tutut Fidianingsih 74
38. Wawan Adi Saputro 77
Jumlah semua nilai : 2767 Nilai Rata-rata Kelas : 72,8
HASIL TES PENULISAN MENULIS AKSARA JAWA
SISWA SIKLUS II
No Nama Nilai Siswa
1. Aldy Satrio Pambudi 61
2. Alfi Rizki Rahmadan 79
3. Aris 78
4. Bahrul Ulum 80
5. Dewi Laraswati 78
6. Dina fadhilah 75
7. Dona Wijayanto 76
8. Eka Nurlela 60
9, Eka Setiawan 78
10. Erin Ratnadila 76
11. Fathurohman Fauzan 85
12. Fikri Faiq 79
13. Galuh Rakeamong 80
14. Gustiara Paresi 76
15. Haefah 74
16. Ihran Zuhri 81
17. Isnia Septiani 76
18. Latifah Qori wardani 78
19. Listieni 79
20. Maftul Khotun 76
21. Miftahudin 79
22. Mujiono 80
23. Musrifah 76
24. Nanik Suprapti 78
25. Resti Ria septiana 79
26. Ringga Ardiantoro 86
27. Rosi 79
28. Rafik Kristiawan 80
29. Santi 78
30. Sarif Hidayatulloh 82
31. Siti Halimah 80
32. Sri Mulyani rahayu 80
33. Susilorini 79
34. Syahril Sidiq 82
35. Tiya Widia 79
36. Tri Widiarti 84
37. Tutut Fidianingsih 80
38. Wawan Adi Saputro 81
Jumlah semua nilai : 2932 Nilai Rata-rata kelas : 77,01
DAFTAR NAMA SISWA SMP NEGERI I SADANG KEBUMEN
KELAS VIII C
No NAMA SISWA
L/P TANDA TANGAN
1. Aldy Satrio Pambudi L 1.
2. Alfi Rizki Rahmadan L 2.
3. Aris L 3.
4. Bahrul Ulum L 4.
5. Dewi Laraswati P 5.
6. Dina fadhilah P 6.
7. Dona Wijayanto L 7.
8. Eka Nurlela P 8.
9, Eka Setiawan L 9.
10. Erin Ratnadila P 10.
11. Fathurohman Fauzan L 11.
12. Fikri Faiq L 12.
13. Galuh Rakeamong L 13.
14. Gustiara Paresi P 14.
15. Haefah P 15.
16. Ihran Zuhri L 16.
17. Isnia Septiani P 17.
18. Latifah Qori wardani P 18.
19. Listieni P 19.
20. Maftul Khotun P 20.
21. Miftahudin L 21.
22. Mujiono L 22.
23. Musrifah P 23.
24. Nanik Suprapti P 24.
L:17 P: 21 JML: 38
25. Resti Ria septiana P 25.
26. Ringga Ardiantoro L 26.
27. Rosi P 27.
28. Rafik Kristiawan L 28.
29. Santi P 29.
30. Sarif Hidayatulloh L 30.
31. Siti Halimah P 31.
32. Sri Mulyani rahayu P 32.
33. Susilorini P 33.
34. Syahril Sidiq L 34.
35. Tiya Widia P 35.
36. Tri Widiarti P
37. Tutut Fidianingsih P 36.
38. Wawan Adi Saputro L 37.
Soal Siklus I
1. Saben dina rebo pasar Kali Krasak rame banget, gedhe cilik, tuwa anom,
lanang lan wadon.
2. Raden Ajeng Nurmalita nyuwun donga marang barang ghaib.
3. Fatimah maca Al-Qur’an ayat ; 21, lan dzikir 100 kali.
4. Wulan oktober prawiro krungu pitik kluruk gone Bulik Yena sing pancen
trengginas.
5. Aku tepuk dhadha mrisani Paklik Eka uripe rekasa lan ekonomi kurang.
Soal Siklus II
1. Mbah Maridjan katimbalan Gusti Maha Agung. Gubernur Jawa Tengah H.Bibit
Waluto sampun dhawuh dateng para panguwaos sintena kemawon ingkang kajiban
ing karya ing babagan redi Merapi supados enggal-enggal ngungsekaken para
warga ing wilayah ingkang mbebayani (+_ radius 6 km).
2. Kangge warga ing wilayah wau boten perlu ribet lan kemrungsung, jalaran sedaya
sarana sampun dipun cawisaken dening para pangembat praja ing papan ngriku.
3. Kanthi serat kekancingan saking BPPTK (Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kegunungapian) Nomer:2048/45/BGL/V/2010 tanggal 25 oktober 2010
status redi Merapi saking SIAGA dan AWAS.
4. Cacahipun warga ing wilayah bebaya kapetang wonten 53.639 dumunung ing
kecamatan: Srumbung, Dhukun, Sawangan, Salam, Munthilan, Mungkid.
5. Ing saindenging bawana sampun kondhang menawi Merapi kalebet redi ingkang
“Superaktif” lan asring sanget njeblug. Tandha yektinipun ngantos wekdal
samangke kapetang sampun njeblug sekedhikipun kaping 19: antawisipun.
GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA PADA KEGIATAN
PRASIKLUS
GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA PADA SIKLUS I
GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA PADA SIKLUS II