upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KUALITAS BELANJA DAERAH DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI DAERAH
DESIANA NURUL AINI
IKA SETYA SULISTYARINI
ROBITHOH SABILILLAH
Gambaran Umum Belanja Pemda dan Kondisi Ekonomi / Kesejahteraan Daerah
Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Kualitas Belanja
Daerah dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi serta Kesejahteraan Masyarakat di
Daerah
Top Menu
Studi Kasus
Belanja Pemerintah Daerah
Belanja Daerah Dalam Kaitannya Dengan Kondisi
Ekonomi
First Menu
KEBIJAKAN DI BIDANG PAJAK DAN RETRIBUSI
KEBIJAKAN TRANSFER DAERAH
KEBIJAKAN HIBAH DI DAERAH
KEBIJAKAN PENINGKATAN KUALITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEBIJAKAN MELALUI PENDANAAN DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN DAN
URUSAN BERSAMA
Second Menu
APBD Berdasarkan teori keyness
Dalam struktur APBD ada tiga komponen penting
BELANJA PEMERINTAH DAERAH
TREN BELANJA APBD 2007-2010
TAHUN BLNJ TOTAL BELANJA PEGAWAI % thd Total belanja
TOTAL TDK LANGSUNG
LANGSUNG TDK LANGSUNG
LANGSUNG
2007 317.041 121.879 99.506 22.373 31,39% 7,06%
2008 390.392 153.823 128.071 25.752 32,81% 6,60%
2009 429.580 180.439 155.959 24.480 36,30% 5,70%
2010 443.561 198.562 174.763 23.799 39,40% 5,37%
Potret Belanja Pegawai APBD 2007-2010(dalam miliar)
Sebaran Alokasi Dana
Dekonsentrasi Tahun
Anggaran 2008-2011
Sebaran Alokasi Dana
Tugas PembantuanTahun Anggaran
2008-2011
BELANJA DAERAH DALAM KAITANNYA DENGAN KONDISI EKONOMI
Perbandingan Realisasi Belanja Daerah dengan Jumlah
Pengangguran dan Jumlah Penduduk Miskin
Perbandingan Realisasi Belanja Daerah dengan Tingkat
Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan
BELANJA APBD PER KAPITA (belum)
Indikator Ekonomi Per Daerah 2008 – 2010
Untuk indikator pertumbuhan ekonomi relatif sangat fluktuatif hampir di seluruh daerah. Hal ini wajar, karena sifat pertumbuhan ekonomi memang berbeda dengan dua indikator lainnya, dimana kemiskinan dan pengangguran dinilai berhasil apabila dapat ditekan dan terus menunjukan penurunan. Sementara fokus keberhasilan pertumbuhan ekonomi adalah apabila menunjukkan pertumbuhan yang positif (tidak harus progresif) dan pertumbuhannya tidak jauh di bawah pertumbuhan ekonomi daerah lainnya ataupun jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.
Kebijakan di Bidang Perpajakan dan Retribusi Daerah
Kebijakan Transfer ke Daerah
Kebijakan hibah ke daerah
Kebijakan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah
Kebijakan melalui pendanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELANJA DAERAH DAN MENDORONGPERTUMBUHAN EKONOMI SERTA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI
DAERAH
Kebijakan di Bidang Perpajakan dan Retribusi Daerah
Permasalahan yang umumnya adalah belum memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap daerah secara
keseluruhan.
3 TUJUAN POKOK UU PDRD
a. memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam perpajakan dan retribusi sejalanb. meningkatkan akuntabilitas daerahc. memberikan kepastian bagi dunia usaha
Kebijakan Transfer ke Daerah
DBH,DAU dan
DAK, serta ditambah lagi dengan
berbagai jenis transfer lainnya
Khusus untuk DBH (kecuali DBH CukaiHasil Tembakau dan DBH Dana Reboisasi) dan DAU
bersifat block grant,perhitungan alokasi DAK untuk masing-
masing daerah dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis
Pemerintah juga menetapkan satu jenis transfer baru yaitu Dana Insentif Daerah
(DID). Outcome tersebut antara
lain, adalah outcome pendidikan, pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kemiskinan dan pengurangan pengangguran.
Kebijakan hibah ke daerahPMK Nomor 168/2008 tentang
Hibah Daerah dan PMK Nomor 169/2008(cari tahun 2010nya) tentang Tata Cara Penyaluran
Hibah Kepada Pemerintah Daerah
Terdapat tiga kegiatan hibah daerah yang secara efektif
telah disalurkan dananya pada tahun 2010
Kebijakan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah
Keuangan Daerah (KKD) Latihan Keuangan Daerah
(LKD) KKD Khusus
Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daerah (KKDK)
Kebijakan melalui pendanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
1)Peningkatan proporsi alokasi pendanaan atas program dan kegiatan
2)Melakukan upaya sinergi pusat dan daerah
3)Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
4)Memperbaiki pola perencanaan
5)Memprioritaskan daerah yang tertinggal atau daerah yang berkinerja baik
Studi Kasus
Mendesak APBD “Pro Poor”Tahun 2010Total Belanja Birokrasi Mencapai 66,11%Belanja Publik 33,89%Tahun 2009Untuk Birokrasi 64,03%Belanja Publik Sebesar 35,97% (Suara Pembaruan, 13/7/10)