upaya meningkatkan prestasi belajar ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/634/1/6.pdfkata kunci...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHALAT
DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS III SDN I SUMBERAGUNG KLEGO
BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014
Disusun oleh:
Nama : Nanang Qosim
NIM : 11411023
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Assalmu’alaikum wr.wb.
Bismillahhirrohmanirrohim, pertama – tama saya panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan, taufik, serta kekuatan untuk
melaksanakan tugas penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat penyelesaian gelar sarjana pada jenjang Strata Satu, pada jurusan tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan rasa
terima kasih yang tak terhingga, serta rasa hormat yang setinggi – tingginya
kepada:
1. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo,M.Ag yang telah mengizinkan dan
memberi restu penyusuna skripsi ini.
2. Suwardi MPd selaku ketua jurusan tarbiyah
3. Drs Joko Sutopo selaku ketua Progam Studi Pendidikan Agama Islam
4. Dosen Pembimbing Bp Jaka siswanta. M.Pd yang telah mencurahkan
pikiran,perhatian, serta pengorbanan banyak waktu untuk membimbing dan
mengarahkan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ibu tersayang, kakak – kakakku, Adikku , serta saahabat – sahabatku
yang telah memberikan bantuan bimbingan.
6. Bapak Kepala Sekolah SDN I Sumberagung beserta dewan guru yang teelah
memberi ijin dan bantuan dalam membuat skripsi.
7. Siswa – siswi SDN I Sumberagung sebagai obyek penelitian dengan tulus
ikhlas memberi kelonggaran waktu serta semua pihak yang teelah membantu
penulisan skkripsi.
Penulis hanya berdoa semoga kepada Allah SWT. Semoga amal beliau
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini
tentu banyak kekurangan, kesalahan, karena keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya penulisan skripsi ini, semoga Allah membalas jasa – jasa
mereka. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Salatiga, 28 Februari 2014
Penulis
PERSEMBAHAN
Dengan segenap kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam,
kupersembahkan Karya Sederhana ini kepada :
Orang yang telah memberikan kasih sayang , cinta dan segenap
pengorbanannya (Bapak ibu tersayang).
Orang yang telah memberikan nasehat sebagai cahaya dalam kehidupan yaitu
kakek dan nenek.
Orang yang telah mendidikku, mengajarkan tentang kebenaran (Bapak dan Ibu
guru).
Kakak-kakakku serta sahabat-sahabatku.
Almamater STAIN Salatiga.
MOTTO
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S.
Ali-Imron : 159)
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az-Zumar : 53)
ABSTRAK
Nanang Qosim. 11411023.. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI
Materi Shalat dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SDN I
Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran
2013 / 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Jaka Siswanta M.Pd
Kata Kunci : Prestasi Belajar,PAI Maeri Shalat, Metode Demonstrasi
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah
metode demonstrasi Mampu meningkatkan prestasi belajar PAI materi Shalat
dengan menggunakan metode demonstrasi ?
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah : Mengetahui prestasi
siswa dalam praktek shalat dengan menggunakan metode demonstrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan
siklus penelitian. Rinciannya siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri empat
tahap yaitu : perencanaan, pelaksaanaan, observasi, dan refleksi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa kelas III SDN I Sumberagung Kecamatan Klego
Kabupaten Boyolali sebanyak 10 siswa.data yang diperoleh berupa hasil tes
formatif.
Hasil penelitian menunjukkan penigkatan prestasi belajar PAI dalam
materi shalat dari siklus I sampai siklus II yaitu dengan nilai rata- rata siklus I
69,5 dan nilai rata-rata siklus II 80,0.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................ iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ iv
MOTTO....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... I
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. I
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan.......................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 6
F. Definisi Perasional .......................................................................... 7
G. Metode Penelitian............................................................................ 10
H. Sistematika Penulisan...................................................................... 15
x
BAB II.KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 17
a. Prestasi Belajar ................................................................................ 17
b. Ukuran Prestasi Belajar ................................................................... 21
c. Pendidikan Agama Islam ................................................................ 23
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................................... 25
e. Materi Shalat ................................................................................... 26
f. Metode Demonstrasi ....................................................................... 33
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................ 39
a. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ........................... 39
b. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 51
a. Prestasi Belajar PAI Materi Shalat Dengan Metode
Demonstrasi .................................................................................... 51
b. Pembahasan ..................................................................................... 54
BAB V. PENUTUP .................................................................................... 56
a. Kesimpulan ..................................................................................... 56
b. Saran ................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 57
xi
DAFTAR TABEL
a. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ......................... 26
b. Tabel Nama Karyawan atau Guru SDN I Sumberagung ................ 39
c. Tabel Daftar Siswa .......................................................................... 42
d. Tabel Lembar Hasil Tes Siklus I ..................................................... 44
e. Tabel Lembar Hasil Tes Siklus II ................................................... 48
f. Tabel Prestasi Belajar PAI Siklus I ................................................. 51
g. Tabel Prestasi Belajar PAI Siklus II................................................ 52
h. Tabel Pengaruh Metode Demonstrasi ............................................. 53
xii
DAFTAR GAMBAR
a. Gambar Siklus Tindakan Kelas ....................................................... 12
b. Gambar Struktur Organisasi ............................................................ 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat, menyadari pentingnya
peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai
agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang
ditempuh melalui pendidikan dilingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa manusia membutuhkan pendidikan
dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara
lain yang dikenal dan diakui masyarakat. Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap
Warga Negara berhak mendapat pendidikan (Sekretariat Jendral MPR RI
2009:23). Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan
kehidupan bangsa yang merupakan salah satu Tujuan Negara Indonesia.
Hal ini terbukti bahwa pemerintah telah menyelenggarakan wajib
belajar sembilan tahun (wajar sembilan tahun) itu tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap manusia itu harus menempuh belajar minimal sembilan tahun.
itu merupakan salah satu tujuan negara indonesia yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengantarkan peserta didik agar
1
2
menjadi manusia yang berpengetahuan luas berakhlak mulia dan memiliki
keterampilan tertentu.
Allah berfirman dalam surat Al-Alaq 1-5
Artinya :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
( KH. As’ad humam, 1990 : 16 ).
Dari ayat diatas menunjukkan bahwa seseorang akan menjadi pintar
dimulai dari membaca, dalam pendidikan membaca adalah salah satu untuk
mendapatkan ilmu itu dimulai dari membaca dengan membaca seseorang
dapat mengembangkan potensi dirinya dan diakui dalam masyarakat.
Pendidikan Agama Islam ialah proses penyampaian informasi dalam
rangka pembentukan insan yang beriman dan bertaqwa agar manusia
menyadari kedudukan, tugas atau fungsinya sebagai kholifah dibumi dengan
selalu bertaqwa dalam makna memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya
3
sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya. Serta bertanggungjawab kepada
Tuhan yang Maha Esa. (Muh Daud ali,2008:181)
Tujuan pendidikan Agama Islam adalah menumbuh kembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang
agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Mewujudkan manusia
Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi. Menjaga keharmonisan secara personal dan sosial, serta
mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah (Kementrian
Agama RI 2013 : 37).
Guru dalam menyampaikan pembelajaran pendidikan Agama Islam
materi tentang sholat dikelas III SDN I Sumberagung Klego Kabupaten
Boyolali Selama ini masih kurang efektif, hal ini terbukti dengan prestasi
belajar yang dicapai oleh siswa masih kurang salah satu faktornya adalah
penggunaan satu metode pembelajaran saja yaitu ceramah, materi
pembelajaran pendidikan Agama Islam khususnya bidang shalat syaratnya
dengan praktek atau bukan hanya sekedar untuk dimengerti tapi juga harus
dapat mempraktekan dalam kehidupan sehingga untuk mencapai keberhasilan.
Pendidikan Agama Islam di SDN I Sumberagung tersebut idealnya
guru harus menggunakan metode yang bervariatif dan tidak hanya terbatas
pada satu metode saja. Misalnya diselingi dengan metode demonstrasi karena
4
dengan memakai metode demonstrasi setiap siswa bisa ikut berperan aktif
dalam praktek tersebut meskipun belum diperintahkan untuk melaksanakan
praktek maka dari itu peneliti merasa sangat cocok metode demonstrasi
dipakai dalam praktek shalat bukan hanya praktek shalat saja tetapi di
pelajaran lainpun bias dilaksanakan demonstrasi misalnya pelajaran IPA, IPS
dan sebagainya karena dengan demonstrasi setiap siswa bias ikut berperan
aktif dalam praktek tersebut.
Dari proses belajar mengajar yang efektif seperti tersebut diatas.
Seringkali sulit diwujudkan didalam kelas ini karena proses belajar mengajar
yang melibatkan antara guru dan siswa dalam pelaksanaannya masih belum
maksimal. Keadaan tersebut perlu penanganan secara serius agar peningkatan
kualitas pembelajaran dapat dicapai. Pada gilirannya harapan terjadi
peningkatan penguasaan materi pembelajaran dapat terwujud.
Oleh karena itu perlu diujicobakan penerapan berbagai strategi ataupun
metode pembelajaran untuk diketahui dampaknya bagi proses dan hasil
pembelajaran untuk memahami permasalahan ini perlu kirannya dikaji melalui
kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mencoba
melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Materi Shalat Melalui Metode Demonstrasi Pada
Siswa Kelas III SDN I Sumberagung, Klego, Boyolali Tahun Pelajaran
2013/2014”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam materi shalat pada siswa kelas III SDN I
Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun 2013 / 2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian ini
adalah Untuk mengetahui penerapan metode demonstasi dapat meningkatkan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Materi shalat pada siswa kelas III
SDN I Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2013/2014.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Suharsini Arikunto 1999:67). Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan atau konfektur
peneliti. Jawaban sementara ini selanjutnya akan diuji dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian. (muh.ali.1992:31).
6
Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian,
yang mungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika
benar dan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut :
“ Metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam materi salat di SDN 1 Sumberagung “.
Indikator yang diharapkan yaitu apabila masing –masing telah mendapat
nilia KKM minimal 70.
E. Kegunaan penelitian
Hasil dari pelaksaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan
manfaat bagi Guru dan Siswa khusunya SDN 1 Sumberagung Kecamatan
Klego Kabupaten Boyolali dan sekolah dasar lainya pada umumnya yang
digunakan sebagai sampul penelitian tindakan kelas. Setelah lingkup masalah
berhasil dirumuskan maka pada hakikatnya peneliti telah mengajukan “inti”
dari tujuan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian.
Rumusan tentang kegunaan hasil penelitian adalah kelanjutan dari
tujuan penelitian apabila peneliti telah selesai mengadakan penelitian dan
memperoleh hasil, ia diharapkan dapat menyumbangkan hasil itu kepada
Negara, atau khusunya kepada bidang yang sedang diteliti.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah .
7
1. Teoritik
a. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai refrensi atau acuan yang
dapat dijadikan pedoman oleh para Guru dalam menyampaikan
materi Pendidikan Agama Islam Materi Shalat .
b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi
pelaksanaan lebih lanjut.
2. Praktis
a. Dengan mengetahui para Guru disekolah Dasar saat menyampaikan
materi Pendidikan Agama Islam tentang Salat menggunakan metode
Demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan mutu peningkatan
pengajaran lebih lanjut .
b. Dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang
negatif atau adanya kekurangan dalam menyampaikan materi
dengan menggunakan metode demon strasi maka bagi para guru
sekolah dasar untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih
meningkatkan serta memacu untuk lebih kreatif dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik .
F. Definisi oprasional
Judul penelitian ini didukung oleh beberapa definisi yang perlu di
bahas sebagai pegangan untuk kajian lebih lanjut dari beberapa devinisi
8
tersebut antara lain . Peningkatan / meningkatkan ialah menaikan derajat
taraf dan sebagainya, adapun yang peneliti maksudkan adalah
meningkatkan mutu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya
materi tentang Shalat .
1. Prestasi belajar
Prestasi merupakan suatu hasil yang di capai setelah adanya
usaha atau aktivitas, prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu
usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa ketrampilan
(http//www.pengaruh besaiswa terhadap prestasi belajar [email protected]).
“ belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkunagan sehingga mereka mampu berintaraksi
dengan lingkunganya. (W.H. Burton, the guidance learning
activities,1984).
H.c witerington dalam bukunya education psicology
mengemukakan bahwa “ belajar adalah sutau perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebgai suatu pola baru dari reaksi
yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepribadian, ketiga devinisi
tersebut menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku atau kecakapan manusia.
(User Uzman,1993:4 -5)
Secara umum belajar boleh dikatakan suatu proses interaksi
antara diri manusia (id.ego.superego) dengan lingkunganya yang
9
mungkin berwujud pribadi,fakta, konsep, atau teori dalam hal terkandung
suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah
a. Proses interaksi dari suatu kedalam yang belajar .
b. Dilaksankan secara aktif , dengan segenap panca indra ikut berperan .
(Sardiman.A.m 2009:23) Yang menjadi tolok ukur prestasi belajar
PAI(Pendidikan Agama Islam Materi Shalat) kelas III peneliti
menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)adalah 70 dan
indikator yang diharapkan yaitu apabila masing-masing siswa
mendapatkan nilai minimal 70.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendiddikan Agama Islam adalah proses penyampain informasi
dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertaqwa agar
manusia menyadari kedudukan, tugas dan fungsinya sebagai maupun
kholifah dibumi dengan selalu bertaqwa dalam makna memelihara hub
unganya dengan Allah, Dirinya sendiri masyarakat dan alam sekitar nya,
serta bertanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa ( Muh Daud ali
2008:181).
Pendiddikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peseta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
sehingga mengimani ajaran agama islam. dibarengi dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan
kerukunan antar umat beragama (Diknas 2012:3).
10
Pendiddikan agama islam adalah usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman dan sumberdaya
insani lainya agar mampu memahami , menghayati dan mengamalkan
ajaran islam (Ahmadi 1992:103).
3. Metode Demonstrasi
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan, makin baik metode itu makin baik pula pencapain
tujuan. Demonstrasi adalah suatu cara pengajian dengan pelajaran
dengan penjelasan lisan diseertai perbuatan atau memperlihatkan sutau
proses tertentu yang kemudian di ikuti atau di coba oleh siswa untuk
melakukanya.
Demonstarsi merupakan metode interaksi edukatif yang sangat
efektif dalam menolong para pelajar mencari jawaban atas pertanyaan
seperti bagaimana prosesnya ? terdiri dari unsur apa ? cara mana yang
paling baik? Bagian mana yang dapat di ketahui kebenaranya ? melalui
pengamatan induktif ( Winarno Surohamd 1994:110 ).
Sedangkan menurut Asnawi (2002 : 53) metode demonstrasi
merupakan teknik mengajarkan cara masak suatu makanan kepada anak-
anaknya adalah dengan mendemonstrasikan di muka mereka . juga
seorang guru olahraga melemparkan sebuah bola untuk member contoh
kepada siswanya, Juga seorang Ustadz yang mengajarkan tata cara shalat
kepada para santrinya.
11
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah tahap-tahapnya adalah sebagi berikut :
a. Perencanaan, meliputi penetapan materi pendidikan agama islam dan
penetapan alokasi waktu pelaksanaan semester 1 tahun 2013 /2014
( Bulan Oktober sampai bulan November )
b. Tindakan meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar materi
tentang Shalat melalui metode demonstrasi .
c. Observasi, dilaksanakan bersamaan proses pembelajaran meliputi
aktivitas guru dan siswa , pengembangan materi dan hasil belajar
siswa
d. Refleksi , pada bagian refleksi dilakukan analisis dan mengenai proses
masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilakukan (Zainal Aqib,
2006:32).
2. Subjek penelitian.
Adapun yang menjadi subjek dari penelitiantersebut adalah siswa
kelas 3 SDN 1 Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali yang
berjumlah 10 orang. 3 diantaranya mendapat nilai 70 dan 7 diantaranya
mendapat nilai 60.
12
3. Langkah-langkah /siklus penelitian.
Sesuai dengan yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini tidak hanya dilakukan satu harapan atau langkah (siklus)
melainkan beberapa kali kegiatan.
Karena penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk investigasi
yang bersifat reflektif, perfisipatif, kolaboratif, dan spiral yang memiliki
tujuan, untuk perbaikan system metode kerja, proses isi, kompetensi, dan
situasi (Suharsini Arikunto dkkk 2007: 104).
Penelitian diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan
tindakan (action) mengobservasikan dan mengevaluasikan proses hasil
tindakan (observation dan evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting)
dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai. (Kriteria keberhasilan).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :
Perencanaan
Tindakan / Action Refleksi /
Evaluasi
Observasi
Perencanaan
Tindakan / Action
Refleksi / Evaluasi
Observasi
13
(Suharsimi Arikunto, 2007 : 74)
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu kegiatan dalam perencanaan suatu proyek adalah
menyusun instrumen penelitian atau pengumpulan data sesuai dengan
masalah yang diteliti. (Muh. Ali : 1992:63).
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran lembar observasi kegiatan
belajar mengajar, dan tes formatif.
5. Pengumpulan data
a. Metode observasi
Metode observasi adalah penelitian yang di lakukan dengan cara
mengadakan pengamatan-pengamatan terhadap objek baik secara
langsung maupun tidak langsung (Muh.Ali.1992:72).
Pada pengamatan ini teknik penilaiannya menggunakan lembar
observasi / lembar pengamatan untuk mengetahui tingkat keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pengamatan digunakan untuk
mempermudah peneliti dalam penelitian karena dengan pengamatan
peneliti bisa mengetahui kekurangan / kelemahan siswa dalam
pembelajaran.
b. Metode test
14
Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka (Hamzah B.uno,dkk. 2011: 104).
Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam pelaksanaan dan sesudah pembelajaran.
6. Analisis Data
Hasil tes awal (pree-test) dan sesudah tindakan analisis dan dibandingkan
analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan:
a. Tahap deskripsi yaitu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau
memaparkan data yang diperoleh.
b. Tahap klasifikasi yaitu tahap mengelompokkan data yang telah
dideskripsikan sesuai permasalahan.
c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data berdasarkan teori-teori
yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang tahap primer kendala-
kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala
tersebut.
d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai atau mengevaluasi terhadap hasil
interprestasi
Sedangkan dalam perolehan nilai atau sekor yang penulis gunakan
adalah:
a. Merekapitulasi hasil tes formatif.
b. Dengan melihat ketuntasan belajar.
15
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan
secara klasikal, berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum tingkat satuan pendidikan (Dekdikbud 2006:23), yaitu
seorang siswa telah tuntas belajar bila secara klasikal telah
mencapai indikator 85% dengan nilai 8 rata-rata kelas 70 dan
secara individu berdasarkan hasil rapat dewan guru SDN 1
sumberagung menetapkan kriteria ketuntasan minimal mata
pelajaran pendidikan agama islam yaitu 70.
Dalam menerapkan hal tersebut penulis menggunakan rumus:
Keterangan :
M : rata skor tercapai
X : jumlah nilai
N : jumlah siswa (Makmun Priyoto. 2003:45).
H. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam
lima bab, setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab sebagai rincian
atas bab perbab yang merupakan suatu gambaran yang mencerminkan isi
kandungan judul penelitian. Isi masing – masing sub bab menerangkan
bagian –bagian yang termaktub dalam isi bab. Pembagian ini dilakukan
untuk mempermudah pembahasan, telaah, analisis atas masalah –masalah
yang lebih mendalam serta sistematis sehingga mudah difahami. Adapun
sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
16
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari Latat Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan
Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II berisi kajian teori yang terdiri dari pengertian prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam yang memuat pengertian prestasi belajar, tujuan
belajar, faktor –faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, ukuran prestasi
belajar, Pendidikan Agama Islam ini memuat pengertian Pendidikan
Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, Materi Shalat, Metode
Demonstrasi ini memuat pengertian metode demonstrasi, kelebihan dan
kekurangan metode demonstrasi,
Bab III yang berisi tentang ganbaran umum lokasi, subyek penelitian dan
pelaksanaan penelitian. Gambaran umum lokasi ini memuat tentang data
guru di SDN I sunberagung, lokasi dan waktu penelitian, dan mata
pelajaran yang diteliti. Subyek penelitian ini memuat karakteristik siswa
dan daftar siswa kelas III SDN I Sumberagung. Pelaksanaan Penelitian ini
berisi tentang siklus I dan siklus II. Pada siklus I dan siklus II ini yang
berisi tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Bab IV ini menguraikan tentang deskripsi siklus (data hasil pengamatan
atau evaluasi) refleksi keberhasilan serta pembahasan siklus.
Bab V Ini berisi penutup ini memuat tentang kesimpulan dan saran.Pada
kesimpulan ini menguraikan tentang hasil penelitian yaitu kegiatan
penelitian yang dilakukan sebelum penerapan metode demonstrasi dan
17
setelah menerapkan metode demonstrasi. Pada saran ini di tujukan pada
guru agar lebih terampil dalam mengajar dan menyiapkan diri sebelum
mengajar karena dengan persiapan yang matang akan sangat
mempengaruhi prestasi belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi Belajar
1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai setelah adanya usaha
atau aktifitas, prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik
berupa pengetahuan maupun keterampilan. (http//www.Pengaruh beasiswa
terhadap prestasi belajar.id.com)
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu-mampu
berinteraksi dengan lingkungannya (W.H. Burton, the Quidance Learning
activities, 1984).
Dalam pengertian ini terdapat change atau “perubahan” yang berati
bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami
perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuan, keteramplannya,
maupun dalam sikapnya.
18
Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan ialah dari tidak
mengerti menjadi mengerti dari bodoh menjadi pintar dalam aspek
keterampilan ialah dari tidak bisa menjadi bisa, dari tiak terampil menjadi
terampil, dalam aspek sikap ialah dari dari ragu-ragu menjadi yakin dari
tidak sopan menjadi sopan, dari kurang ajar menjadi terpelajar.
H.C. Witherington dalam bukunya Education Psichology
mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang
barupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepribadian. Ketiga devinsi tersebut
menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
atau kecakapan manusia. (Uzer Usman, 1993: 4-5).
Secara umum belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses
interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya
yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori dalam hal
terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah :
a. Proses internalisasi dari suatu ke dalam di yang belajar.
b. Dilakukan sesara aktif, dengan segenap panca indra ikut berperan.
(Sardiman.A.M,2009:23).
Tujuan belajar ada tiga jenis:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan kemampuan
berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain tidak
dapat mengembangkan Kemampuan Tanpa Bahan Pengetahuan
17
19
sebaliknya Kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar
perkembangannya didalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan
guru sebagai pengajar lebih menonjol.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan
suatu kerterampilan. Jadi soal keterampilan bersifat jasmani maupun
rohani. Keterampilan jasmaniyah adalah keterampilan-keterampilan
yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada
keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang balajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena
tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang
dapat diliat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan
berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal “pengulangan”
tetapi mencari jawab yang cepat dan tepat.
c. Pembentukan Sikap
Dalam menmabahkan sikap mental perilaku dan peribadi anak
didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk
itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir
20
dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai
contoh atau model. (Sardiman A. M. 2009:27-28).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi
belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik berasal dari
dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya (Eksternal) prestasi yang
dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor tersebut adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi
hal-hal sebagai berikut :
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
1) Faktor jasmaniyah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh yang termasuk faktor ini ialah panca
indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti
mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak
sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa
kelainan tingkah laku.
2) Faktor Psikologi baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas :
a) Faktor intelektif yang meliputi : faktor potensial yaitu
kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu
prestasi yang dimiliki.
b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti, sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi
dan penyesuaian diri.
21
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
1) faktor sosial yang terdiri atas :
a) lingkungan keluarga
b) lingkungan sekolah
c) lingkungan masyarakat
d) lingkungan kelompok
2) faktor budaya seperti: adat istiadat,ilmu pengetahuan,teknologi
dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti: fasilitas rumah dan fasilitas
belajar.
4) Faktor spiritual atau keagamaan.(muh.Uzer Usman,1993:10).
2. Ukuran Prestasi Belajar
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan
dengan mengacu pada Standar isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam KTSP mengatur tentang Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas (SKK), dan Standar
Kompetensi Kelulusan (SKL).
22
Pengukuran dari hasil atau prestasi belajar siswa berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas (SKK), dan
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata pelajaran.
Penentuan kriteria ketuntasan minimal belajar ini ditetapkan dengan
memperhatikan (1) Tingkat esensial (kepentingan) pencapaian standar
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa; (2) Tingkat kompleksitas
(kesulitan dan kerumitan) setiap indikator pencapaian kompetensi Dasar
yang harus di capai oleh siswa; (3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata
siswa madrasah; dan (4) ketersediaan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran.
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat 1 tentang
Standar Nasional Pendidikan, maka peserta didik dinyatakan lulus sekolah
apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ada di
sekolah.
b. Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
23
c. Lulus ujian akhir sekolah unuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d. Lulus ujian nasional atau UASBN. Dari uraian di atas adalah ukuran
prestasi belajar secara menyeluruh sampai Kelas Enam Sedangkan
Pada Kelas Tiga Ukuran Prestasi Belajar yang digunakan adalah
menggunakan KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yaitu dengan
nilai KKM 70. ( Dokumen sekolah: 25 ).
3. Pendidikan Agama Islam
a) Pengertian pendidikan agama islam
Pendidikan agama islam, adalah proses penyampain informasi
dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar
manusia menyadari kedudukan, tugas dan fungsinya sebagai maupun
kholifah di bumi dengan selalu bertaqwa dalam makna memelihara
hubunganya dengan Allah, dirinya sendiri masyarakat dan alam
sekitarnya serta bertanggung jawab kepada tuhan yang maha esa.
(Muh.Daud Ali.2008:181). Pendidikan Agama Islam adalah, upaya
sabar dan terencana dalam menyiapakan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati sehingga mengimani ajaran agama islam. Di
barengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama hingga
terwujud kesatuan n persatuan bangsa. (Diknas 2002:3).
Pendidikan agama islam adalah usaha yang lebih kusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman dan
24
sumberdaya insani lainnya agar mampu memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran islam (Ahmadi:1992:103).
b) Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan adalah untuk mengantarkan peserta didik
agar menjadi manusia yang berpengetahuan luas, berakhlak mulia dan
memiliki ketrampilan tertentu. Beberapa pakar pendidikan terdapat
bahwa fungsi dan tujuan pendidikan islam ada tiga semua bersifat
normatif, yaitu:
1) Memberikan arah bagi proses pendidikan.
2) Memberikan motifasi dalam aktifitas pendidikan karena pada
dasarkan tujuan pendidikan merupakan nilai-nilai yang ingin
dicapai dan internalisasikan pada anak atau subjek didik.
3) Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi
pendidikan.
Sedangkan menurut Omar Muhammad atau Umy Asy-Syaebani tujuan
Pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok:
1. Sifat yang bercorak agama atau akhlak.
2. Sifat menyeluruh yang menyangkut/ mencakup segala aspek
pribadi pelajar atau (subjek didik) dan semua aspek perkembangan
dalam masyarakat.
3. Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya perkembangan antara
unsur-unsur dan cara pelaksanaan
25
4. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan
yang dikehendaki pada tingkah laku, dan pada kehidupan,
memperhitungkan perbedaan-perbedaan, perseorangan diantara
individu-individu, (Achmadi:1992:59) secara formal tujuan
pendidikan islam tentu mengacu kepada cita-cita bangsa indonesia
yang dituangkan kedalam undang-undang nomer 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, Bab 11 pasal 4 yang
menyebutkan:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi diri agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Berakhalak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab “(Undang-Undang
Nomor 20, 2003: 9).
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Tujuan dari pendidikan agama islam adalah membentuk
manusia indonesia yang berdasarkan pancasila UUD 1945, yang
beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa serta
mempunyai ilmu pengetahuan dan mampu mengembangkan
potensinya dengan teknologi untuk kesejahteraan umat manusia
sebagai kodratnya sebagai kholifah dibumi.
26
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
a. Pengertian Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan
dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. Standar
Kompetensi juga merupakan fokus dari penilaian, sehingga proses
pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian, meskipun
kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen pengetahuan,
keterampilan dan sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan
bahwa peserta didik yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan awal.
b. Pengertian Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Merupakan pengetahuan, keterampilan dan
sikap minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam
penguasaan materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang
pendidikan tertentu. Kompetensi Dasar juga merupakan perincian atau
penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi.
Berikut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan
Agama Islam :
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Melaksanakan Sholat dengan
tertib.
Menampilkan keserasian, bacaan
dan gerakan sholat.
5. Materi Shalat
27
Shalat adalah tiang agama, siapa yang mendirikan sholat berarti
menegakakan agama dan barang siapa yang tidak sholat berarti
meruntuhkan agama. (Yuni wartono:2006:52). sedangkan menurut
Muhyidin dan Asep Salahudin shalat adalah kewajiban dengan pijakan
dalil yang tak terbatahkan lagi, sementara khaifiat, shalat (teknis
pelaksanaan) sepenuhnya dicontohkan muhammad SAW. Sabda
Rosulullah SAW. “Lakukanlah shalat sebagaimana kamu melihat saya
shalat”.
Menurut Masykuri Abdurrohman shalat secara bahasa adalah do‟a,
sedangkan secara agama adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan
dan tindakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
(masykuri abdurrahman : 2006 : 55). Allah berfirman “Sungguh bagi
kalian dalam diri rosul itu ada teladan yang baik. “ (QS. Al-Ahzab: 21).
Dalam Al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang mengungkapkan perintah
kewajiban shalat misalnya.
Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. (Departemen Agama RI Tahun 1994 : 635)
Syarat sah sholat
Ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan
melaksanakan sholat agar sholatnya sah, sebagai berikut :
1. Islam
28
2. Tamziz ( berakal dan baligh )
3. Menutup aurat
4. Menghadap kekiblat
5. Mengetahui masuknya waktu sholat
6. Suci dari hadast, hadas kecil maupun hadas besar
7. Suci dari najis, baik pakaian, badan maupun tempat sholat
8. Mengetahui tata cara sholat ( Masykuri Abdurrahman : 2006 : 56).
Rukun sholat
Rukun sholat ada 15 Hitungan ini dengan menggunakan thumohinah
(tenang) yang dalam 4 kondisi ( pada waktu rukuk, itidal, sujud dan duduk
diantara 2 sujud ). Menjadi satu rukun, karena satu jenis. Berikut adalah
rukun sholat itu :
1. Niat salat yang sedang dikerjakan.
Niat ialah menjaga melakukan sesuatu bersamaan dengan dengan
dilakukan bagian pertama dari dari suatu itu. Tempat niat ada dalam
hati. Adapun dalilnya ialah sabda Nabi SAW :
Sesungguhnya pekerjaan-pekerjaan itu bergantung pada niat-niatnya.
(H.R. al-Bukhori: 1 dan Muslim:1907).
Sahnya niat dalam shalat, harus bersamaan dengan Takbiratul Ihram,
yakni ketika mengucapkan takbir hendaklah hati sadar betul bermaksud
melakukan shalat, dengan mengingat shalat apa yang dilakukan dan juga
tentang kefardhuannya.
29
2. Takbiratul ihram
Dalilnya ialah sebuah hadits riwayat at-Tirmidzi (3), Abu Daud (61) dan
lainnya, bahwa Nabi SAW bersabda:
Kunci salat ialah bersuci, tahrimnya ialah tajbir, dan tahlilnya ialah
mengucapkan salam.
Keterangan:
- Tahrim : pengharaman.
Maksudnya, saat mulai diharamkannya beberapa hal selama dalam
salat.
- Tahlil : penghalalan.
- Maksudnya, saat mulai dihalalkan kembali hal-hal tersebut.
3. menyertakan niat dengan takbir
4. Berdiri bagi yang mampu
Dalil dari rukun ini ialah hadist yang diriwayatkan oleh al-bukhari
(1066), dari „‟imran bin hushain RA, dia berkata:
Pernah aku terkena wasir. Maka aku bertanya kepada rasulullah SAW
tentang salat. Beliau menjawab: “salatlah sambil berdiri, kalau kamu
tidak mampu maka duduklah. Kalau tidak mampu juga, maka
berbaringlah miring.”
30
Seseorang bisa dikatakan berdiri, apabila dia tegak lurus. Apabila dia
membungkuk tanpa uzur, sehingga telapak tangannya dapat menyentuh
lututnya, maka batal salatnya.
Nabi SAW Bersabda :
Barang siapa salat sambil berdiri, itu lebih baik. Barangsiapa salat
sambil duduk, dia memperoleh separo pahala orang yang berdiri. Dan
barangsiapa salat sambil tiduran, maka dia memperoleh separo pahala
orang yang duduk.
Keterangan: yang dimaksud tiduran (na‟iman) adalah berbaring.
5. Membaca surat al fatihah setiap rakaat
Membaca surat al-fatihah adalah rukun pada setiap rakaat dalam salat
apa pun. Dalilnya adalah sebuah hadits riwayat al-bukhari (723), dan
muslim (394), bahwa Nabi SAW bersabda:
Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca fatihah kitab.
6. Rukuk
Menurut syara‟, ruku‟ ialah menuduk meletakkan telapak tangannya
pada lututnya. Ini adalah ukuran minimal. Sedang ruku‟ yang paling
sempurna ialah menunduk sehingga punggung menjadi rata.
7. I‟tidal
31
8. Sujud
9. Duduk diantara 2 sujud
Duduk antara dua sujud wajib dilakukan pada setiap rakaat5. Dalil
duduk antara dua sujud ialah sabda Nabi SAW:
...... .......
Kemudian bangkitlah sehingga kamu duduk dengan tenang (tuma‟ninah)
10. Tuma‟ninah
11. Tasyahud akhir
12. Membaca sholawat pada nabi SAW
13. Salam yang pertama
Yaitu dengan menengok ke kanan dan mengucapkan :
Yang artinya: Sejahtera dan rahmat Allah atas kamu sekalian.
14. Duduk untuk 3 rukun yang terakhir
15. Tertib (Masykuri Abdurrahman : 2006 : 57-72).
Hal-Hal yang membatalkan sholat. Ada 20 hal yang membatalkan sholat:
1. Hadas besar atau hadas kecil baik disengaja maupun tidak disengaja.
2. Bertemunya najis yang tidak ditolerir baik basah atau kering pada
pakaian atau badan tanpa bisa dihilangkan seketika.
3. Sengaja membuka aurat walaupun ditutup lagi, atau tidak disengaja
namun tidak langsung ditutup.
32
4. Sengaja bicara 2 huruf sekalipun tidak memahamkan atau 1 huruf yang
memahamkan selain berupa al-qur‟an, dzikir, dan do‟a.
5. Aktifitas yang berlebihan menurut kebiasaan yang berlaku seperti:
a. Tiga langkah atau tiga pukulan yang terus menerus.
b. Melompat.
c. Menggerak-gerakan seluruh badan sekalipun tidak memindahkan
telapak kaki.
6. Berpaling dari arah kiblat.
7. Mengerjakan aktifitas yang membatalkan puasa.
8. Makan dan minum yang menurut kebiasaan dianggap banyak.
9. Tertawa terbahak-bahak, menangis, meniup, merintih, mengaduh (bicara
aduh-aduh) batuk, berdehem-dehem, bersin, dan menguap.
10. Memutuskan rukun sholat dengan sengaja.
11. Menambah rukun dengan sengaja.
12. Sengaja memperpanjang rukun yang pendek
13. Makmum sengaja ingin tertinggal dari imam dengan dua rukun tanpa
ada alasan yang memperbolehkan
14. Makmum mendahului imam dengan dua rukun tanpa ada alasan yang
disengaja
15. Murtad
16. Terbukanya sebagian kaki yang ditutupi sepatu
17. Ragu dalam niat atau ragu dalam sebagian syarat-syarat
18. Niat keluar dari salat sebelum salam
33
19. Ragu-ragu dalam memutuskan salat
20. Memalingkan niatnya satu salat pada yang lain baik itu salat fardhu atau
sunnah. (Masykuri Abdurrahman : 2006:90-96).
6. Metode Demonstrasi
a) Pengertian metode demonstrasi
Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu makin baik pula
pencapaian tujuan.
Demonstrasi adalah suatu cara penyajian dengan pelajaran
dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu
proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh siswa untuk
melakukannya.
Demonstrasi merupakan metode interaksi edukatif yang sangat
efektif dalam menolong para pelajar mencari jawaban atas pertanyaan
seperti bagaimana prosesnya?terdiri dari unsur apa?cara mana yang
paling baik?bagaimana dapat diketahui kebenarannya?melalui
pengamatan induktif (Winarno Surohmad 1994:110).
Sedangkan menurut Asnawi : metode demonstrasi merupakan
teknik mengajar yang sudah tua dan telah di gunakan sejak
lama.Seorang ibu yang mengajarkan cara memasak suatu makanan
kepada anak-anaknya adalah dengan mendemonstrasikan dimuka
mereka , juga seorang guru olahraga melemparkan sebuah bola untuk
memberi contoh kepada siswanya.
34
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
demonstrasi yaitu:
1. Mengetahui latar belakang dan keperluan yang akan dihadapi.
2. Melukiskan pokok persoalan yang diperbincangkan dipapan tulis
atau dikertas untuk dibagi-bagikan.
3. Mengatur waktu sedemikian rupa sehingga demonstrasi dapat
dijelaskan dan didiskusikan pada waktu yang ditentukan.
4. Adakan diskusi setelah demonstrasi berakhir, karena diskusi
banyak manfaatnya untuk mengevaluasi hal-hal yang telah
maupun yang akan dilakukan kemudian.
5. Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
berkenaan dengan demonstrasi yang akan dilakukan.
6. Mengambil kesimpulan dan melakukan ulangan, termaksuk hal-
hal yang diperlukan untuk menanamkan pengertian yang lebih
baik terhadap anak. (Asnawi,2002:106-107).
Jadi metode demonstrasi sangatlah tepat digunakan dalam
penyampaian materi sholat karena dengan jalan mencoba dan
mempertunjukkan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami dan
dipraktekkan, jika hanya dengan teori saja akan lebih lama dan kurang
jelas.
Tujuan dan manfaat metode demonstrasi
1. Demonstrasi memberikan gambaran dan pengertian yang lebih
jelas dari pada hanya penjelasan lesan.
35
2. Demonstrasi memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pengamatan secara cermat.
3. Menghindari adanya verbalisme, karena dalam metode ini setelah
anak melihat peragaan, kemudian siswa sendiri mencoba
melakukannya.
4. Dalam metode ini kadar CBSA-nya cukup tinggi karena setiap
siswa dapat terlibat secara langsung. (Uzer Usman, 1993:129).
b) Kekurangan dan kelebihan metode demonstrasi sebagai suatu metode
pembelajaran metode demonstrasi juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan diantaranya: kelebihan metode demonstrasi
1. Pengertian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap
penting sehingga hal-hal peting itu dapat diamati, seperlunya.
2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
kegiatan hanya mendengar. Ceramah atau membaca didalam buku.
Karena siswa memperoleh gambaran dari suatu pengamatan.
3. Bila siswa ikut aktif berdemonstrasi, maka ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman, praktek untuk mengembangkan harapan
dari lingkungan sosialnya.
4. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat
dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi.(Winarno
Surahmad,1994:111-112).
Kekurangan metode demonstrasi
36
1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
mendapat kesempatan. Untuk mengadakan demonstrasi.
2. Jika demonstrasi memerlukan jangka waktu yang lama, ia
harus menanti untuk dapat melanjutkan pelajaran.
3. Kurangnya persiapan dan pengalaman anak didik akan
menimbulkan kesulitan didalam melakukan demonstrasi.
(Winarno Surahmad :1994 :113).
Menurut Umar Hamalik (1985:169) demontrasi itu akan lebih efektif
bila dilakukan sebagai berikut:
1. Setiap langkah dari demontrasi harus dapat dilihat dengan jelas
oleh siswa.
2. Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat di dengar
secara jelas pula oleh siswa.
3. Anak-anak mengikuti dan pada prinsipnya mereka harus tau
apa yang sedang diamati.
4. Demonstrasi harus diamati dengan teliti.
5. Guru sebagai demonstrasi harus mengerjakan tugas-tugasnya
dengan lancar dan efektif.
6. Demonstrasi hendaknya dilakasanakan pada saat yang tepat.
7. Beri kesempatan kepada anak-anak untuk berlatih apa yang
telah mereka amati.
8. Siapkan semua alat yang di perlukan sebelum demonstrasdi
dimulai.
37
9. Demonstrasi hendaknya disertai dengan ringkasan di papan
tulis.
10. Jangan melupakan tujuan pokok.
11. Lakukan Try out terlebih dahulu sebelum demonstrasi di
laksanakan.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum demonstrasi
dimulai adalah sebagi berikut:
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan.
2. Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan
dan apa yang akan dikerjakan.
3. Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-
lahan,serta memberikan penjelasan yang cukup singkat.
4. Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan
menjelaskan alasan –alasan setiap langkah.
5. Guru menugaskan kepada siswa akan melakukan demonstrasi
sendiri langkah demi langkah dan disertai penjelasan.
(Asnawi:2002:107-108).
Penerapan Metode Demonsrtasi pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Materi Shalat Pada Siswa
Kelas Tiga SDN I Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten
Boyolali yaitu Sebagai berikut:
a. Guru mempersiapkan perlengkapan Shalat.
b. Guru menjelaskan bacaan dalam Shalat.
38
c. Guru mendemonstrasikan tata cara shalat kepada anak-anak
secara perlahan-lahan serta memberikan penjelasan yang
cukup singkat.
d. Guru mengulang kembali mendemonstrasikan tata cara
shalat selangkah demi selangkah kepada anak-anak.
e. Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan
demonstrasi bacaan dan tata cara shalat.
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang (a) gambaran umum dan subjek penelitian
dan (b) pelaksanaan penelitian (deskripsi siklus penelitian). uraian selengkapnya
adalah sebagai berikut:
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian.
SDN I Sumberagung adalah sekolah dasar yang beralamat di Desa
Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah.
Tepatnya didusun Getas RT 23 RW 05. SDN I Sumberagung memiliki 6
ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, dan
1 ruang gudang. SDN I Sumberagung pada saat ini memiliki 11guru, 1 orang
kepala sekolah, Mereka semua terdiri dari 7 orang guru PNS sedangkan yang
lainnya masih wiyata bhakti untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel I
No NAMA STATUS JABATAN
1. Wakirin S.pd PNS Kepala sekolah
2. Suyati S.pd PNS Guru kelas 6
3. Kusmartini S.pd PNS Guru kelas 5
4. Sri sularsih S.pd PNS Guru kelas 4
5. Sri budiningsih S.pd GTT Guru kelas 3
6. Susanto S.pd PNS Guru kelas 2
7. Sudjaini S.pd PNS Guru kelas 1
8. Bambang Suyatno, S.Pd PNS Guru Olahraga
9. Farida Nuraini Fajarwati, S.Pd GTT Guru Bahasa
Inggris
10. Nanang Qosim S.pdi GTT Guru Agama
11. Wulan Suryanti S.pd GTT Guru Keterampilan
38
40
Siswa-Siswi SDN I Sumberagung mayoritas berasal dari keluarga
menengah ke bawah. Mereka banyak berasal dari keluarga petani dan
pedagangdan tidak ada yang berasal dari keluarga pegawai. Proses belajar
mengajar ( PBM ) di SDN I Sumberagung saat ini masih banyak yang
menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah di depan kelas oleh
guru dalam mata pelajaran apapun. Sehingga guru sebagai pusat pembelajaran
masih memegang peranan penuh.
Ketika guru kurang memahami suatu materi akan sangat berpengaruh
terhadap motivasi siswa dalam belajar yang akhirnya akan berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Dengan penelitian yang dilakukan penulis, semoga dapat
menjadikan acuan bagi guru-guru yang lain untuk berinovasi dalam pembelajaran
sehingga mampu mendongkrak motivasi siswa yang pada akhirnya akan berimbas
pada meningkatnya prestasi belajar siswa.
Gambar struktur organisasi SDN I Sumberagung
Kepala Sekolah
Wakirin, S.Pd
Komite
Abdul Rozak, S.Pd.I Wakil Kepala
Wali Kelas
Kelas 6 , Suyati, S.Pd
Kelas 5, Kusmartini, S.Pd
Kelas 4, Sri Sularsih, S.Pd
Kelas 3, Sri Budiningsih
Kelas 2, Susanto, S.Pd
Kelas 1, Sudjaini, S.Pd
Guru Olahraga, Bambang S
Guru Agama, Nanang Q
Guru B. Ing, Farida N. F
Guru KTK, Wulan S
41
Setelah mengetahui gambaran umum lokasi yang dijadikan tempat
penelitian mulai dari status sekolah, lokasi, sarana prasarana serta keadaan guru,
untuk selanjutnya penulis akan menguraikan waktu, bahan yang diteliti, serta
keadaan siswa yang dijadikan obyek (sampel) penelitian.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN I Sumberagung Kecamatan Klego
Kabupaten Boyolali Pada Semester I Bulan Oktober Tahun 2013.
2. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran yang menjadi obyek penelitian ini adalah Mata Pelajaran PAI
sesuai denga kompetensi dasar dan silabus. Pada saat penelitian ini
dilaksnakan maka pokok bahasan yang diambil adalah shalat.
3. Karakteristik Siswa
Jumlah siswa dalam kelas III SDN I Sumberagung yang dijadikan obyek
penelitian ini adalah 10 siswa yang terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan
Karakteristik siswa kelas ini lebih detail adalah sebgai berikut:
a. Usia rata-rata 9 tahun .
b. Latar Belakang keluarga / orang tua mayoritas dan berprofesi sebagai
pedagang .
c. tingkat kemampun siswa, berdasarkan pengamatan selama peneliti
mengajar adalah 3 orang siswa cukup pandai, 4 orang siswa
berkemampuan sedang, dan 3 orang siswa kurang (lambat) dalam belajar.
42
Tabel 2
Tabel Daftar Siswa Kelas III SDN I Sumberagung
No Nama L/P
1. A L
2. R L
3. M L
4. S P
5. U P
6. O P
7. F P
8. Y L
9. D L
10. N P
B. Pelaksanaan penelitian
Dalam penelitian ini. dilaksanakan dua siklus penelitian yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Akan tetapi sebelum
melangkah ke perjalanan siklus penelitian penulis akan menguraikan pra
siklus yang mencakup pembahasan sebagai berikut.
1. Pra siklus
Pra siklus penelitian dilaksanakan pada minggu kedua bulan September
2013dengan pokok bahasan shalat metode yang dipakai belum memakai
metode demonstrasi yaitu dengan metode ceramah dan Tanya jawab.
Langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
43
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut.
1). Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok
pembelajaran bahasan yaitu shalat.
2). Penyiapan perangkat/ sarana dan media pembelajaran meliputi:
rencana pelaksanaan penbelajaran (RPP), buku pendidikan agama
islam kelas 3,dan soal-soal evaluasi.
b. Pelaksanaan
dalam pelaksanaan peneliti memerapkan strategi pembelajaran sesuai
dengan RPP yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode
ceramah. Pokok bahasan yang diajarkan adalah shalat.langkah-
langkah pelaksaanaan ini meliputi:
1). Melaksanakan pembelajaran sesuai strategi / metode / langkah-
langkah dalam RPP yang dimulai dengan:
a. Apersepsi
b.Guru memberikan materi materi pembelajaran khususnya tentang
shalat.
c. Guru menyuruh siswa untuk membaca bacaan shalat.
d. Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang telah disampaikan.
e. Guru memberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa
mengenai materi shalat.
44
c. Observasi
kegiatan observasi dilakukan untuk mengmati aktivitas terjadinya
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dari hasil observasi dapat
diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan terjadinya
penbelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut ada tidaknya perubahan
yang terjadi. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada
saat pembelajaran. Peneliti eminta bantuan guru sejawat untuk
memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang
valid.
Dalam observasi / pengamatan peneliti menggunakan lembar
pengamatan sebagai berikut:
TABEL HASIL PRASIKLUS KKM 70
No Nama Siswa Nilai
Pencapaian KKM
Tuntas Tidak
Tuntas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
R
M
S
F
U
O
Y
D
N
70
55
45
70
55
70
50
45
50
55
Jumlah 565
Rata-rata 56,5
45
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian
yaitu pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil nilai tes
formatif yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir. Dari hasil
evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian dikaji untuk
memperoleh informasi tentang hasil belajar serta kegiatan
pembelajaran yang sudah terjadi.Berdasarkan hasil refleksi ini dapat
diketahui seberapa jauh keberhasilan belajar siswa serta apa yang perlu
dilaksanakan selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada siklus I ini peneliti
memperoleh hasil sebagai berikut:
1) Dalam proses pmbelajaran berlangsung sebagian besar siswa masih
bermain sendiri dan berbicara pada temannya, sehingga erhatian
siswa terhadap pembelajaran belum maksimal.
2) Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa
masih kesulitan dalam menghafal bacaan shalat mulai dari
takbirotul ikhrom sampai dengan salam.
3) Selama proses pembelajaran berlangsuung sebagian besar siswa
mampu membaca bacaan dalam huruf arab.
4) Guru masih kurang efektif dalam mengelola kelas.
5) Guru belum maksimal dalam memberikan motivasi siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung.
46
6) Guru belum maksimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran ( peraga / media ).
Berdasarkan beberapa hal diatas masih ada kekurangan sehingga perlu
adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
Hal – hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus II adalah:
1) Guru perlu lebih terampil memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
mempraktekkan bacaan dan gerakan shalat.
2) Mengulas materi pembelajaran gerakan dan bacaan shalat terutama
kepada siswa yang masih memperoleh nilai yang kurang memuaskan.
3) Guru perlu memanfaatkan media secara lebih maksimal sehingga
mendukung pembelajaran.
2. Siklus I
Siklus I penelitian dilaksanakan dilaksanakan pada minggu pertama bulan
Oktober 2013, dengan pokok bahasan bacaan shalat dan langkah-langkah
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok
bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian
tindakan ini dilksanakan.
2) Penyiapan perangkat / sarana dan media pembelajaran yang
meliputi: Rencana Pelaksanaan Penbelajaran, alat-alat pengajaran
47
yang mendukung yaitu buku pendidikan agama islam kls 3, buku
tuntunan shalat, gambar peraga shalat, soal-soal evaluasi, dan
lembar observasi.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian menerapkan strategi pembelajaran
sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode demonstrasi. Pokok
bahasan yang diajarkan adalah shalat. Langkah-langkah pelaksanaan
ini meliputi :
1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi / metode /
langkah-langkah dalam RPP, yang dimulai dengan:
a) Apersepsi meliputi :
Mengkorelasikan pelajaran yang telah didapat tentang masalah
shalat dengan bahan ajar keserasian gerak dan bacaan shalat.
b) Guru memberikan materi pembelajaran khususnya tentang
shalat.
c) Guru memberi contoh gerakan shalat magrib kemudian siswa
menirukan.
d) Guru menyuruh siswa untuk memprakekkan shalat magrib
secara bersama.
e) Guru menyuruh siswa untuk mempraktekkan shalat magrib
satu persatu sedangkan yang lain memperhatikan.
f) Guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan shalat magrib
secaara individual.
48
2) Guru memberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa
mengenai materi pelajaran gerakan dan bacaan shalat.
c. Observasi.
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas terjadinya
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Dari hasil observasi
dapat diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan terjadinya
pembelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut untuk mengetahui ada
tidakya perubahan yang terjadi.Untuk melakukan observasi terhadap
situasi kelas pada saat pembelajaran.peneliti meminta bantuan guru
sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan
data yang valid.
Dalam observasi / pengamatan peneliti menggunakan lembar
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 4
Lembar Hasil Tes
No Nama Siswa Nilai Pencapaian KKM
Tuntas Tidak Tuntas
1. A 85
2. R 75
3. M 65
4. S 80
5 F 65
6. U 85
7. O 60
8. Y 60
9. D 60
10. N 60
Jumlah 695
Rata-rata 69,5
49
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian
yaitu pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil nilai tes
formatif yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir. Dari hasil
evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian dikaji untuk
memperoleh informasi tentang hasil belajar serta kegiatan
pembelajaran yang sudah terjadi.Berdasarkan hasil refleksi ini dapat
diketahui seberapa jauh keberhasilan belajar siswa serta apa yang perlu
dilaksanakan selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada siklus I ini peneliti
memperoleh hasil sebagai berikut:
7) Dalam proses pmbelajaran berlangsung sebagian besar siswa masih
bermain sendiri dan berbicara pada temannya, sehingga erhatian
siswa terhadap pembelajaran belum maksimal.
8) Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa
masih kesulitan dalam menghafal bacaan shalat mulai dari
takbirotul ikhrom sampai dengan salam.
9) Selama proses pembelajaran berlangsuung sebagian besar siswa
mampu membaca bacaan dalam huruf arab.
10) Guru masih kurang efektif dalam mengelola kelas.
11) Guru belum maksimal dalam memberikan motivasi siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung.
50
12) Guru belum maksimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran ( peraga / media ).
Berdasarkan beberapa hal diatas masih ada kekurangan sehingga perlu
adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
Hal – hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus II adalah:
4) Guru perlu lebih terampil memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
mempraktekkan bacaan dan gerakan shalat.
5) Mengulas materi pembelajaran gerakan dan bacaan shalat terutama
kepada siswa yang masih memperoleh nilai yang kurang memuaskan.
6) Guru perlu memanfaatkan media secara lebih maksimal sehingga
mendukung pembelajaran.
3. Siklus II
Siklus II penelitian dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan oktober 2013
dengan pokok bahasan tata cara shalat . Tahapan dan langkah – langkah
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pelaksaanaan pembelajaran sesuai dengan
pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data.
2) Penyiapan perangkat, sarana dan media pembelajaran yang
mendukung kegiatan pembelajaran yaitu buku pendidikan agama
islam kelas tiga, buku tuntunan shalat, gambar peraga shalat, soal-
soal evaluasi, dan lembar observasi.
51
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan peneliti mengacu pada rencana penbelajaran yang
telah disusun dengan menggunakan metode demonstrasi dalam
mengajarkan materi praktek shalat fardhu. Adapun proses
pembelajaran dengan memperhatikan revisi siklus I sehingga
kekurangan yang disebabkan kesalahan dalam pembelajaran tidak
terulang. Langkah – langkah pelaksanaan meliputi:
1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dimulai
dengan:
a) Apersepsi
b) Membagi kelas dalam kelompok kecil yaitu menjadi 3 kelompok.
c) Menyajikan pembelajaran dengan mendemonstrasikan materi
praktek shalat.
d) Siswa ditugaskan untuk mempraktekkan shalat serta tata cara
pelaksanaan shalat secara kelompok.
e) Masing – masing individu dan kelompok dapat bergantian untuk
praktek dan menyimak kemudian membetulkan apabila ada yang
salah.
c. Observasi
kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas terjadinya
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa pada siklus II. Dari hasil
observasi dapat diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
terjadinya pembelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut
52
dibandingkan dengan siklus sebelumnya untuk mengetahui ada
tidaknya perubahan yang terjadi.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat
pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat untuk
memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang
valid.
Dalam observasi / pemgamatan peneliti menggunakan lembar
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 5
Lembar Hasil Tes
No Nama Siswa Nilai Pencapaian KKM
Tuntas Tidak Tuntas
1. A 90
2. R 80
3. M 75
4. S 90
5 F 80
6. U 95
7. O 85
8. Y 70
9. D 65
10. N 70
Jumlah 800
Rata-rata 80,0
e. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,
yaitu pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil perbandingan
nilai tes formatif yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir.
53
Dari hasil evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian dikaji untuk
memperoleh adanya adanya suatu keterkaitan antara keduanya,
sehingga dapat diperoleh hasil belajar serta kegiatan pembelajaran
yang sudah terjadi. Berdasarkan refleksi ini dapat diketahui seberapa
jauh keberhasilan belajar siswa serta apa yang perlu dilaksanakan
selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada siklus II adalah
sebagai berikut:
1) Selama proses pembelajaran melaksanakan pembelajaran dengan
mengacu pada RPP yang telah disusun.
2) Guru berhasil meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa dalam
belajar, hal ini nampak dari antusias siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar dengan metode demonstrasi.
3) Beberapa kekurangan yang terjadi pada pembelajara pada siklus
sebelumnya dapat teratasi.
4) Terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa.
5) Walaupun ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai
100% peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus
selanjutnya karena ketuntasan belajar tersebut sudah mencapai
target yang telah ditentukan secara klasikal. Sedangkan siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar akan diberikan
pengayaan serta memberi solusi tersendiri karena mempunyai
keterbatasan pada mata pelajaran PAI.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian mulai pra siklus sampai
dengan siklus II.
A. Prestasi Belajar PAI Materi Shalat
Pada bagian ini disampaikan hasil belajar tentang kemampuan gerakan
dan bacaan shalat, prasiklus dalam ringkasan tabel berikut :
No Nama Siswa Nilai
Pencapaian KKM
Tuntas Tidak
Tuntas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
R
M
S
F
U
O
Y
D
N
70
55
45
70
55
70
50
45
50
55
Jumlah 565
Rata-rata 56,5
53
55
B. Prestasi Belajar PAI Materi Shalat Dengan Metode Demonstrasi
Tabel 9
Prestasi Belajar Siswa Siklus I KKM 70
No Nama Nilai
Siklus 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
R
M
S
F
U
O
Y
D
N
85
75
65
80
65
85
60
60
60
60
Jumlah 695
Rata-rata 69,5
Prestasi belajar siswa siklus II KKM 70
No Nama Nilai
Siklus 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
R
M
S
S
U
O
Y
D
N
90
80
75
90
80
95
85
70
65
70
Jumlah 800
Rata-rata 80,0
56
Tabel 10
Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No Uraian Hasil
Siklus I Siklus 2
1
2
3
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Peningkatan jumlah siswa yang belajar
tuntas
69,5
4
4
80,0
9
5
Berdasarkan Tabel Hasil Belajar diatas maka dapat dilihat kemampuan
siswa maka dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam menghafal bacaan
shalat magrib pada siklus I mengalami peningkatan, Hal ini terlihat dari hasil
tes formatif yang diberikan pada akhir pembelajaran. Peningkatan ini
disebabkan dengan diterapkannya metode demonstrasi oleh Guru terhadap
siswa.
C. Pembahasan
Ketuntasan hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran Shalat
dengan Metode Demonstrasi memiliki dampak positif terhadap peningkatan
prestasi belajar serta dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menghafal
bacaan dan praktek shalat. Hal ini dilihat dari semakin meningkatnya
penguasaan terhadap materi yang disampaikan guru yaitu ketuntasan belajar
meningkat mulai dari siklus I, dan siklus II
1. Siklus I
Berdasarkan analisis data siklus I masih banyak kekurangan,
dimana guru belum mampu memotivasi siswa secara maksimal, sehingga
57
perhatian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran relatif masih kurang.
Namun demikian sudah ada peningkatan perhatian serta keaktifan siswa
dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Pada
siklus ini siswa belum bisa menguasai materi pelajaran dengan baik dan
dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar siswa siklus I belum tuntas.
Ketuntasan belajar siklus I adalah 40 % atau baru mencapai 4 siswa dari
10 siswa sedangkan yang lain belum tuntas.
2. Siklus II
Berdasarkan analisis data, pada siklus II ini aktivitas pembelajaran
siswa sudah mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Hampir semua siswa dapat mengikuti dan terlibat dalam pembelajaran, hal
ini berdampak pada prestasi belajar siswa. Pada siklus II sudah banyak
yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 70. Namun demikian
ketuntasan belajar belum mencapai 100 %. Dari data yang ada ketuntasan
belajar secara klasiakal mencapai 90 % atau 9 siswa dari 10 siswa yang
ada. Hal ini telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang telah
ditentukan. Dengan demikian masih ada I siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Dengan hasil ini peneliti merasa tidak perlu untuk
melakukan ke siklus selanjutnya. Sedangkan siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar akan diberikan remidi dengan adanya tugas – tugas
individu.berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan siswa ini
memang mengalami keterbatasan dalam kemampuan dalam menghafal.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti menyimpulkan
bahwa Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar yang dibuktikan dengan adanya ketuntasan pada
siklus I sampai siklus II sebagai berikut:
Pada siklus I terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 40 % dengan nilai
rata - rata 69,5 dibandingkan dengan pra siklus dengan nilai rata – rata 56,5
dan yang tuntas belajar sebanyak 4 orang dari 10 siswa. Pada siklus II terjadi
terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 90 % dengan nilai rata – rata 80
dibandingkan dengan siklus I dengan nilai rata –rata 69,5 dan yang tuntas
belajar sebanyak 9 siswa dari 10 siswa.
B. Saran
1. Hendaknya guru lebih terampil dalam mengajar karena ketrampilan guru
dalam mengajar sangat mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar guna mencapai puncak prestasi.
2. Hendaknya guru lebih menyiapkan diri sebelum mengajar karena dengan
persiapan yang matang akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3. Hendaknya guru harus benar – benar menguasai materi yang akan
disampaikan terhadap siswa karena bila benar – benar menguasai materi
tentunya perhatian siswa akan tertuju pada materi yang akan disampaikan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan,Yogyakarta: Aditya media.
Dra.Rosma hartiny sam’s M.Pd, 2010. Model penelitian tindakan kelas. Yogyakarta: Teras.
Dokumen sekolah, 2013.
H. Muhammad Ali, 1992. Strategi penelitian pendidikan, Bandung: Angkasa.
H.M.Masykuri abdurrohman dan Muh saiful bakri, 2006.kupas tuntas salat, Jakarta: Erlangga
PT.Gelora aksara pratama.
KH.As’ad Humam, 1990. Juz’amma dan terjemahan, Jakarta: Departemen Agama pusat.
Muh.Uzer Usman, Dra. Lilis setiawati,1993. Upaya mengoptimalisasi belajar mengajar,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prof. Dr.H.Asep Muhyidin. M.Ag. dan Asep Salahuddin. M. A, 2006. Salat bukan sekedar
ritual, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prof.Dr. Hamzah B. Uno.M.Pd, Dra.Satria. M.A. Koni. M.Pd, Nina Lamatunggo S.E.M.Pd,
2012. Menjadi peneliti PTK yang professional, Jakarta: Bumi aksara.
Prof.Dr. H. Asnawir dan Drs. M.Basyruddin Usman M.Pd, 2002. Media pembelajaran, Jakarta:
Ciputat Pers.
Prof.Dr.winarno Surohmad.1994.Pengatar Intraksi mengajar belajar, Dasar-dasar dan teknik
metodologi pengajaran.Bandung: tarsito.
Sardiman A.M, 2009.Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta: Rajawali pres.
Suharsimi arikunto, Suhardjono, supardi, 2007. Penelitian tindakan kelas, Jakarta: Bumi aksara.
Yuni Wartono, Sugeng W.H, Moh Thoha, Muksoni, 2006. Pendidikan Agama Islam kls
3,Sukoharjo: Graha multi grafika.
Zainal Aqib, 2006.Penelitian tindakan kelas, Bandung: Yusama widya.