upaya guru dalam menanamkan perilaku prososial …repository.uinjambi.ac.id/4286/1/tpg161934 (upaya...
TRANSCRIPT
UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN PERILAKU PROSOSIAL
SISWA DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI
SKRIPSI
NUR LAILY SA’ADAH
TPG. 161934
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN PERILAKU PROSOSIAL
SISWA DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
NUR LAILY SA’ADAH
TPG. 161934
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
NOTA DINAS
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : Nur Laily Sa’adah
NIM : TPG. 161934
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Dengan
ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, Mei 2020
Pembimbing I
Dr. Ilyas Idris M, Ag
NIP . 196507041993021002
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
NOTA DINAS
Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : Nur Laily Sa’adah
NIM : TPG. 161934
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial Siswa
Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Dengan
ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, 15 Mei 2020
Pembimbing II
Al Ihwanah M.Pd.I
NIP. 198609132015032003
iv
PERSETUJUAN UJIAN MUNAQASAH
Skripsi berjudul: “Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial Siswa Di
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi” yang disusun oleh Nur
Laily Sa’adah, NIM: TPG.161934 telah diperiksa dan disetujui untuk
dimunaqasahkan dalam Sidang Ujian Munaqasah
PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK
UJIAN MUNAQASAH
FTK
UIN STS Jambi
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ilyas Idris M, Ag Al Ihwanah M.Pd.I
18 Mei 2020 15 Mei 2020
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Ikhtiati, M.Pd
18 Mei 2020
v
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Halaman : -
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifudin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikumwr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :
Nama : Nur Laily Sa’adah
Nim : TPG. 161934
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas
dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, 18 Mei 2020
Mengetahui
Pembimbing I
Dr. Ilyas Idris M, Ag
NIP . 196507041993021002
vi
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Halaman : -
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifudin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikumwr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :
Nama : Nur Laily Sa’adah
Nim : TPG. 161934
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas
dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, 15 Mei 2020
Mengetahui
Pembimbing II
Al Ihwanah M.Pd.I
NIP. 198609132015032003
vii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari1
Nama : Nur Laily Sa’adah
Nim : TPG 161934
Jurusan Prodi : Tarbiyah/PGMI
Semester : VIII (Delapan)
Judulskripsi : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi
Pembimbing I : Dr. Ilyas Idris M, Ag
No Hari/Tanggal
Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
1 Kamis, 31 oktober 2019
Penyerahan surat penunjukan
dosen pembimbing
2 Kamis, 05 Desember 2019 Perbaikan Proposal
3 Jum’at, 06 Desember 2019 ACC Seminar Proposal
4 Selasa, 04 februari 2020 Seminar Proposal
5 Rabu, 26 Februari 2020 Perbaikan Hasil Seminar
6 Rabu, 26 Februari 2019 ACC Riset
7 Rabu, 15 Mei 2020 Bimbingan
8 Kamis, 16 Mei 2020 Perbaikan BAB IV dan V
9 Senin, 18 Mei 2020 ACC Munaqosah
Jambi, 18 Mei 2020
Mengetahui
Pembimbing I
Dr. Ilyas Idris M, Ag
NIP . 196507041993021002
viii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari1
Nama : Nur Laily Sa’adah
Nim : TPG 161934
Jurusan Prodi : Tarbiyah/PGMI
Semester : VIII (Delapan)
Judulskripsi : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi
Pembimbing II : Al Ihwanah M.Pd.I
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Tanda Tangan
Pembimbing
1 Kamis, 31 Oktober 2019 Penyerahan surat penunjukan
dosen pembimbing
2 Jum’at, 01 Nopember 2019 Bimbingan BAB I
3 Kamis, 07 Nopember 2019 Bimbingan BAB II
4 Selasa, 03 Desember 2019 Bimbingan BAB II
5 Rabu, 04 Desember 2019 Bimbingan BAB III
6 Rabu, 04 Desember 2019 ACC Seminar
7 selasa, 25 Februari 2020 Perbaikan hasil seminar
8 Rabu, 26 Februari 2020 ACC Riset
9 Kamis, 30 April 2020 Bimbingan Bab IV Dan V
10 Jum’at, 08 Mei 2020 Perbaikan Skripsi
11 Senin, 11 Mei 2020 Perbaikan Skripsi
12 Rabu, 15 Mei 2020 ACC Munaqasah
Jambi, 15 Mei 2020
Mengetahui
Pembimbing II
Al Ihwanah M.Pd.I
NIP. 198609132015032003
ix
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi berjudul: “Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi” yang disusun
oleh Nur Laily Sa’adah, NIM TPG 161934 telah diperiksa dan disetujui untuk
dimunaqasahkan dalam Sidang Ujian Munaqasah
Tempat : (Zoom Online)
Nama : Nur Laily Sa’adah
NIM : TPG 161934
Judul : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial Siswa Di
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Telah diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk ujian Munaqasah pada
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi.
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
No Nama Tanda Tangan Tanggal
1 Dr. Mahluddin, M.Pd.I
(Ketua Sidang)
03 Juni
2020
2 M. Azir, M.Pd
(Sekretaris Sidang)
03 Juni
2020
3 Ikhtati, M.Pd.I
(Peguji I)
03 Juni
2020
4 Dr. A. A. Musyaffa, M. Pd
(Penguji II)
03 Juni
2020
5 Drs. Ilyas Idris, S. Ag, M. Pd
(Pembimbing I)
03 Juni
2020
6 Al Ihwanah, M. Pd. I
(Pembimbing II)
03 Juni
2020
Jambi, 08 Juni 2020
Dekan Fakultas Tabiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi
Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd
NIP. 196707111992032004
x
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Skripsi berjudul: “Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku
Prososial Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi” yang diujiankan oleh sidang munaqasah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN STS Jambi pada: Hari : Tanggal : Jam : Tempat : (Zoom Online) Nama : Nur Laily Sa’adah NIM : TPG 161934 Judul : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial Siswa
Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang diatas dan telah diterima sebagai bagian dari persyaratan pengambilan ijazah pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
No Nama Tanda Tangan Tanggal
1 Dr. Mahluddin, M.Pd.I
(Ketua Sidang)
03 Juni 2020
2 M. Azir, M.Pd
(Sekretaris Sidang)
03 Juni 2020
3 Ikhtati, M.Pd.I
(Peguji I)
03 Juni 2020
4 Dr. A. A. Musyaffa, M. Pd
(Penguji II)
03 Juni 2020
5 Drs. Ilyas Idris, S. Ag, M. Pd
(Pembimbing I)
03 Juni 2020
6 Al Ihwanah, M. Pd. I
(Pembimbing II)
03 Juni 2020
Jambi, 08 Juni 2020 Dekan Fakultas Tabiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi
Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd NIP. 196707111992032004
xi
xii
MOTTO
Artinya : “(Luqman berkata), “wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau dilangit atau
dibumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah
maha halus, maha teliti”. (QS.Luqman : 16)
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya”.(QS.Al Maidah : 2)
xiii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT berkat jua lah karya kecil ini mampu saya
persembahkan untuk kedua orang tua ku tersayang. Bapak Mahmudi dan Ibu Umi
Khuriyah yang telah mengasuhku dari lahir hingga dewasa sekarang ini, semoga
budi baik dan jasa-jasa beliau dibalas oleh Allah SWT dan semoga selalu
mendapat rahmat dari Allah SWT.
Terimakasih kakak saya Abdul Rasyid Hamami, Iin Mariyati, sekaligus adik
saya Putri Fatimah Az-Zahra dan Andin Nadhira Rasyid atas dukungan dan do’a
kalian sehingga saya dapat menyelesaikan program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah di perguruan tinggi ini.
Kepada Sahabat seperjuangan saya khususnya Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Umumnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta orang-
orang yang mencintai ilmu pengetahuan. Terimakasih untuk semua yang telah
membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini, Semoga Allah SWT selalu
memberi taufik dan hidayahnya kepada kita semua Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin.
xiv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang kita tidak
mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga skripsi ini dapat
dirampungkan. Sholawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah pencerahan
bagi manusia. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas
Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu dengan kerendahan
hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA., Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M.EI, Dr. As’ad, M.Pd, Dr. Bahrul Ulum,
Selaku Warek I, II, III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadhilah, M.Pd, Selaku Dekan Fakutas Tarbiyah dan Kegurua UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Risnita, M.Pd., Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I, dan Dr.Yusria, S.Ag, M.Ag,
Selaku Wadek I, II, III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
5. Ikhtiati, M.Pd.I dan Nasyariah Siregar, M.Pd. I, Selaku Kaprodi dan
Sekprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Uin Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
6. Dr. Ilyas Idris M, Ag Selaku dosen Pembimbing I dan Al Ihwanah M.Pd.I
Selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Samsul Qomar, M.Pd.I Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
dalam memperoleh data dilapangan.
xv
8. Bapak Sumistra, S.Pd selaku guru kelas V yang telah memberikan banyak
informasi guna mempermudahkan penulis memperoleh data di kelas.
9. Ayah handa tercinta Mahmudi dan Ibu Umi Khuriyah tersayang, yang tak
ada putusnya berdoa seraya berusaha setiap waktu, hingga berkat beliau
penulis sampai menuntaskan tugas akhir kuliah guna memenuhi gelar syarat
strata S1.
10. Keluarga Penulis yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa
dalam menuntaskan tugas akhir kuliah.
11. Sahabat-Sahabat penulis yang bernama Munarsih, Miftahul Jannah,
Mustika Jannah, Nadia aulia putri, Ririn astuti, nur hikmah, reni safitri,
makhdalena, mizan adian, muhammad amin, ida safitri dan teman-teman
seperjuangan dari Jurusan PGMI 2016 yang telah menjadi patner diskusi
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan membalas segala amal kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Aamiin yaa Robbal Alamin.
Jambi, 13 Mei 2020
Penulis
Nur Laily Sa’adah
xvi
ABSTRAK
Nama : Nur Laily Sa’adah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial Siswa Di
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang upaya guru dalam menanamkan perilaku
prososial siswa di kelas v madrasah ibtidaiyah nurul ittihad kota jambi. Penelitian
ini memiliki tiga tujuan, yaitu (1) mengidentifikasi bentuk perilaku prososial
siswa; (2) menganalisis upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan
perilaku prososial siswa.; dan (3) menganalisis kesulitan guru dalam menanamkan
perilaku prososial siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Partisipan penelitian ini ialah siswa, guru, dan kepala sekolah. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku prososial yang
muncul pada siswa kelas V sekolah dasar adalah menolong (helping),
berdermawan (donating), berbagi (sharing), bertindak jujur (honesty), dan
kerjasama (cooperating). Hal tersebut ditunjukkan siswa sesuai dengan aktivitas
siswa baik di dalam maupun diluar kelas. Upaya yang dilakukan guru dalam
menanamkan perilaku prososial siswa yaitu memotivasi, modeling, menegakkan
tata tertib, dan aksi social. Memberikan motivasi merupakan upaya yang dominan
dalam menanamkan serta mengembangkan perilaku prososial siswa. Selanjutnya,
Kesulitan dalam pengembangan perilaku prososial siswa berupa keterbatasan guru
untuk memantau siswa, kurangnya kerjasama antara guru dan orang tua siswa
dalam menanamkan perilaku prososial, siswa berperilaku anti social disekolah
disebabkan karena ia meniru perilaku dewasa diluar sekolah.
Kata Kunci : perilaku prososial, upaya guru dan kesulitan guru
xvii
ABSTRACK
Name : Nur Laily Sa’adah
Study : Teaching Program Madrasah Ibtidaiyah
Title : Teacher's Efforts in Instilling Student Prosocial Behavior in Class
V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Jambi City
This thesis discusses the efforts of teachers in instilling students' prosocial
behavior in class V madrasah ibtidaiyah nurul ittihad jambi city. This study has
three objectives, that is (1) identify forms of prosocial behavior; (2) analyze the
efforts made by the teacher in instilling students' prosocial behavior; and (3)
analyze the difficulties of teachers in instilling students' prosocial behavior. This
research uses a qualitative approach. The participants of this study were students,
teachers, and school principals. Data collection techniques using observation,
interviews, and document analysis.
The results showed that prosocial behavior that appeared in fifth grade
students of elementary schools was helping, generous (donating), sharing
(sharing), acting honest (honesty), and cooperation (cooperating). This is shown
by students in accordance with student activities both inside and outside the
classroom. The efforts made by the teacher in instilling students' prosocial
behavior are motivating, modeling, enforcing discipline, and social action.
Providing motivation is a dominant effort in instilling and developing students'
prosocial behavior. Furthermore, difficulties in developing students' prosocial
behavior in the form of teacher limitations to monitor students, lack of
cooperation between teachers and parents in instilling prosocial behavior, students
behave anti socially at school because they imitate adult behavior outside of
school.
Keywords : prosocial behavior, teacher efforts and teacher difficulties
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
PERSETUJUAN UJIAN MUNAQOSAH ........................................................ iv
PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................. v
KARTU KONSULTASI ..................................................................................... vii
PENGESAHAN ................................................................................................... ix
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... xi
MOTTO ............................................................................................................... xii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ xiii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xvi
ABSTRACK......................................................................................................... xvii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Prososial ........................................................................................ 8
1. Definisi Perilaku Prososial ...................................................................... 8
2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial ............................................................. 10
3. Tahap-Tahap Perilaku Prososial ............................................................. 12
4. Faktor-Faktor yang Mendasari Perilaku Prososial .................................. 13
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial .......................... 14
6. Perkembangan Perilaku Prososial ........................................................... 17
7. Upaya Guru dalam Menanamkan Perilaku Prososial ............................. 18
xix
8. Upaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial ...................................... 20
B. Studi Relevan ............................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................................... 24
B. Setting dan Subjek Penelitian ...................................................................... 25
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 26
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 27
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 34
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................................... 35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................................ 39
B. Temuan Khusus ........................................................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 60
B. Saran .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28
Tabel 3.2 Format Catatan Lapangan ..................................................................... 29
Tabel 3.3 Pedoman Obsevasi Perilaku Prososial Siswa........................................ 30
Tabel 3.4 Pedoman Observasi Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku
Prososial Siswa...................................................................................................... 31
Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Guru Dan Pegawai Mi Nurul Ittihad Kota Jambi . 44
Tabel 4.2 Daftar Nama-Nama Guru Piket............................................................. 45
Tabel 4.3 Daftar Nama Guru Wali Kelas .............................................................. 45
Tabel 4.4 Keadaan Siswa 2019-2020 .................................................................... 46
Tabel 4.5 Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran ......................................... 47
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 triangulasi sumber ............................................................................. 37
Gambar 3.2 triangulasi teknik ............................................................................... 37
Gambar 3.3 triangulasi waktu ............................................................................... 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku prososial adalah perasaan peduli yang ditunjukkan melalui berbagai
perilaku seperti membantu, menolong, atau kerja sama sehingga memberi manfaat
untuk orang lain atau seseorang dalam kelompok (Rowley, dkk., 2014, hlm. 301).
Perilaku prososial bertujuan untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan
imbalan (Walker & Carlo, 2014, hlm. 457). Perilaku prososial penting untuk
diperhatikan karena perilaku prososial dapat mencegah siswa untuk melakukan
perilaku menyimpang atau agresif (Carlo, 2014, hlm. 208). Siswa sekolah dasar
sangat senang meniru dan mencoba hal baru sehingga perilaku prososial sangat
penting untuk dikembangkan. Apabila siswa berkembang di lingkungan yang
mendukung perilaku prososial maka ia akan tumbuh menjadi manusia yang
bermoral. Oleh sebab itu, sekolah seharusnya dapat memberi kontribusi untuk
mengembangkan perilaku prososial siswa. Hal ini dikarenakan siswa cukup
banyak melakukan aktivitas di sekolah.
Globalisasi dan arus modernisasi saat ini banyak muncul masalah yang
terjadi di kalangan siswa sekolah dasar. Masalah sosial yang lebih
mengkhawatirkan di kalangan siswa sekolah dasar yaitu perilaku agresif. Perilaku
agresif merupakan perilaku antisosial yang ditunjukkan melalui tindak kekerasan
secara verbal dan fisik (Tremblay, Gervais, & Petitclerc, 2008, hlm. 121). Tindak
kekerasan secara verbal adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan cara
mengejek, membentak, menghina, dan mencaci maki. Sementara itu, tindak
kekerasan secara fisik adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan cara
memukul, menendang, menggigit, mencubit, dan melempar (Girard, dkk., 2011,
hlm. 305). Sebagai contoh, seorang siswi kelas V menjadi korban penganiayaan
oleh temannya. Kasus penganiayaan terjadi pada tahun 2014 di Bukittinggi yang
beredar di jejaring sosial. Rekaman tersebut menampilkan sejumlah siswa tengah
memukul dan menendang seorang siswi. Kasus penganiayaan terjadi dikarenakan
2
korban menghina Ibu pelaku. Korban menyamakan Ibu pelaku dengan sepatu.
Oleh sebab itu, pelaku marah lalu menyerang korban dengan dibantu dua
temannya. Dalam kasus tersebut, terdapat perilaku agresif yang terjadi yaitu
tindak kekerasan secara verbal dan fisik. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku
agresif kerap dilakukan oleh siswa sekolah dasar. Rendahnya moralitas dan
toleransi serta kurangnya pengawasan dapat menjadi pemicu munculnya perilaku
antisosial.
Kasus selanjutnya yang berkaitan dengan perilaku agresif yaitu kasus
penganiayaan siswa kelas VI di Depok tahun 2016. Seorang siswa kelas VI harus
menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami pembengkakan di kepala.
Orang tua siswa memberi keterangan bahwa anak mereka sering dipukul oleh
temannya di sekolah. Keterangan orangtua dibuktikan oleh hasil pemeriksaan
dokter yang menyatakan bahwa pembengkakan kepala disebabkan adanya
pukulan benda tumpul. Perilaku teman korban sangat melanggar norma sosial
yang berlaku di masyarakat. Perilaku agresif tersebut menunjukkan bahwa pelaku
memiliki sikap antisosial yang cukup tinggi. Perilaku agresif yang semakin
berkembang di kalangan siswa sekolah dasar sudah seharusnya mendapatkan
perhatian secara khusus. Siswa sekolah dasar akan terus menunjukkan perilaku
agresif jika tidak ada pencegahan atau penanganan dari pihak sekolah atau
keluarga (Persson, 2011, hlm. 80-91). Apabila tidak ada upaya untuk mengatasi
perilaku agresif maka akan berdampak negatif bagi siswa. Dampak negatif
perilaku agresif meliputi hilangnya rasa peduli, depresi, cemas, rendah diri,
hilangnya motivasi belajar, dan mengasingkan diri (Barker, dkk., 2008, hlm. 118).
Selain itu, perilaku agresif yang tidak segera ditangani akan memicu terbentuknya
degradasi moral.
Degradasi bermakna kemunduran, kemerosotan atau penurunan dari suatu
hal, sedangkan moral yaitu akhlak atau budi pekerti. Istilah degradasi moral
apabila diintegrasikan dapat bermakna fenomena kemerosotan budi pekerti
seseorang atau sekelompok orang. Safaria & Saputra (2009, hlm. 290)
menyatakan bahwa persoalan degradasi moral rentan terjadi pada anak
3
dikarenakan anak belum dapat menyaring dengan baik setiap perkara yang
didapatinya dalam pergaulan. Hal ini menimbulkan keprihatinan terhadap perilaku
generasi penerus bangsa yang bermoralitas rendah. Selain itu, degradasi moral
mengakibatkan hilangnya budaya gotong royong, saling membantu, saling
menyapa, atau sopan santun.
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
peneliti menyatakan bahwa setiap sekolah dasar perlu terlibat untuk
menanamkankan perilaku prososial siswa. Hal ini sejalan dengan amanat
pendidikan nasional yang tersurat dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa, “pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Oleh sebab itu, pendidikan seharusnya dapat menanamkan serta
mewujudkan tujuan pendidikan. Salah satu upaya untuk menanamkan perilaku
prososial di sekolah dasar dapat diwujudkan melalui program sekolah dan
kegiatan pembelajaran.
Upaya untuk menanamkan perilaku prososial siswa dapat dilakukan melalui
program sekolah. Sekolah mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap
perkembangan perilaku prososial siswa. Sekolah perlu menciptakan lingkungan
yang kondusif agar siswa dapat berperilaku sesuai norma agama dan masyarakat.
Oleh sebab itu, setiap sekolah perlu memiliki program khusus untuk
mengembangkan perilaku prososial siswa. Upaya guru untuk meningkatkan
perilaku prososial siswa dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran. Ulutas
& Aksoy (2009, hlm. 39-44) melaksanakan penelitian kuasi eksperimen untuk
mengujicobakan pengaruh permainan terhadap perilaku prososial siswa kelas I
sekolah dasar. Permainan yang dilakukan berupa permainan yang memancing
siswa untuk saling berinteraksi dengan teman kelompok. Pengaruh permainan
terhadap perilaku prososial siswa dapat menimbulkan rasa kekeluargaan pada diri
siswa. Selama melaksanakan permainan, siswa menunjukkan sikap jujur, mau
4
menolong, dan berbagi dengan teman. Rasa peduli juga mulai muncul pada diri
siswa yang dibuktikan oleh perilaku membantu kelompok lain. Beberapa siswa
menunjukkan perilaku tidak hanya memikirkan kelompoknya untuk menang tetapi
memikirkan kelompok lain agar dapat menyelesaikan permainan seperti dirinya.
Sedangkan pada hasil observasi peneliti di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad
Kota Jambi pada tanggal 05 septembber 2019 ditemukan bahwa perilaku prososial
siswa tergolong rendah. Permasalahan pertama, siswa kurang peka terhadap
keadaan teman. Hal itu terlihat ketika ada teman yang bersedih teman yang lain
membiarkan. Mereka tidak bertanya alasan temannya bersedih. Kemudian ada
salah satu siswa yang tidak sengaja menyenggol pot bunga di depan kelas hingga
tanah dalam pot tumpah. Teman-temannya bukan menolong tetapi menyoraki
siswa tersebut.
Permasalahan yang kedua terlihat dalam proses pembelajaran. Ketika
mengambil peralatan dari guru siswa hanya mengambil alat untuk dirinya sendiri
dan tidak mengambilkan alat untuk anggota kelompok yang lain. Terdapat satu
kelompok yang tidak mendapat peralatan dari guru karena jumlahnya kurang.
Kelompok lain tidak mau memberikan sebagian peralatan mereka kepada
kelompok yang tidak mendapat peralatan. Permasalahan ketiga yaitu siswa belum
dapat bertindak jujur. Siswa tidak mau mengakui kesalahannya. Ketika berbuat
salah siswa malah menunjuk temannya yang melakukan kesalahan. Ketika guru
bertanya siapa yang tidak mengerjakan PR tidak ada siswa yang tunjuk jari.
Padahal sebelumnya beberapa siswa mengatakan kepada temannya bahwa dia
belum mengerjakan PR. Permasalahan yang keempat adalah siswa belum dapat
bekerja sama dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan tugas kelompok yang hanya
dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok. Anggota lain ada yang berjalan-
jalan di kelas, menganggu kelompok lain, dan bermain sendiri.
5
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan serta hasil penelitian
sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perilaku prososial.
Adapun fokus kajian dalam penelitian yaitu untuk menganalisis upaya yang
dilakukan guru dalam penanaman perilaku prososial siswa di salah satu sekolah
dasar di Muaro Jambi. Selain itu, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi perilaku
prososial siswa sekolah dasar. Oleh karenanya, peneliti melakukan penelitian
dengan tujuan untuk mengidentifikasi perilaku prososial yang ditunjukkan siswa
sekolah dasar beserta upaya yang diberikan guru untuk menanamkan perilaku
prososial. Peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Guru Dalam
Menanamkan Perilaku Prososial Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ittihad Kota Jambi”.
B. Fokus Penilitian
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang dikemukakan diatas
maka untuk memudahkan penelitian lebih lanjut peneliti akan memfokuskan
penelitiannya mengenai;
1. Perilaku-perilaku prososial yang dilakukan oleh siswa di Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
2. Upaya yang dilakukan guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa di
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
3. Kesulitan yang dialami guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada fokus penelitian serta fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan, peneliti merumuskan satu pertanyaan tambahan berupa perilaku
prososial siswa. Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti menyusun
rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Perilaku-perilaku prososial apa saja yang dilakukan oleh siswa Kelas V?
2. Bagaimanakah upaya guru dalam penanaman perilaku prososial siswa Kelas
V?
3. Apa kesulitan yang dialami guru dalam penanaman perilaku prososial siswa?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
a. Mengidentifikasi bentuk perilaku prososial siswa;
b. Menganalisis upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan perilaku
prososial siswa.;
c. Menganalisis kesulitan guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa;
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis serta dapat memberikan informasi kepada pendidik
mengenai pengembangan perilaku prososial siswa.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi para pengelola sekolah, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan
dalam penataan sistem dan manajemen yang dipandang efektif untuk
mengendalikan dan menurunkan perilaku antisosial siswa di sekolah.
2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam melakukan
proses pembelajaran hendaknya dapat memperhatikan ketercapaian unsur
sikap dan nilai (attitudes and values). Oleh karena itu, seyogyanya
pembelajaran bukan hanya sekadar transfer pengetahuan (transfer of
knowledge), melainkan adanya keseimbangan antara unsur yang ada
meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes and values), dan aksi nyata warga negara (citizen action) artinya
menambah pengetahuan bagaimana upaya guru dalam mengelola kelas
yang dapat menanamkan perilaku prososial siswa.
3) Bagi peneliti, sebagai tambahan referensi tentang upaya guru dalam
menanamkan perilaku prososial siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi.
4) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi
bacaan untuk meneliti di bidang yang sama pada aspek yang berbeda di
masa yang akan datang dan memberikan gambaran, wacana, informasi,
dan acuan, serta menambah wawasan dalam melaksanakan penelitian lebih
lanjut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Prososial
1. Definisi Perilaku Prososial
Definisi Perilaku Prososial Perilaku prososial merupakan tindakan sukarela
yang dimaksudkan untuk membantu dan menguntungkan individu atau
kelompok individu lain. Perilaku prososial dilakukan secara sukarela dan bukan
karena paksaan. Meskipun perilaku prososial ditujukan untuk memberikan
konsekuensi positif (bantuan) bagi orang lain, perilaku prososial dapat dilakukan
untuk berbagai alasan. Baron, dkk (2005, hlm. 92) mendefinisikan perilaku
prososial sebagai suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu manfaat langsung kepada orang yang melakukan
tindakan menolong tersebut, dan bahkan mungkin memberikan risiko bagi orang
yang menolong.
Menurut Shaffer (2005, hlm. 364) perilaku prososial adalah segala tindakan
yang menguntungkan orang lain, seperti berbagi dengan orang-orang yang
kurang beruntung dari pada kita, menghibur atau menolong orang yang sedih,
bekerjasama dengan atau menolong seseorang untuk mencapai suatu tujuan, atau
contoh sederhana seperti menyapa dan memberikan pujian. Perilaku prososial
merupakan kategori yang sangat luas, yang mencakup setiap tindakan yang
membantu atau dirancang untuk membantu orang lain, terlepas dari motif si
penolong. Perilaku prososial adalah suatu tindakan yang mendorong siswa untuk
berinteraksi, bekerjasama, dan menolong orang lain tanpa mengharapkan sesuatu
untuk si penolong dan bahkan mengandung resiko bagi si penolong. Variabel
perilaku prososial diketahui melalui skala perilaku prososial yang disusun
berdasarkan dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh dari Mussen & Eisenberg
(dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2012, hlm. 155) meliputi berbagi, bekerjasama,
menyumbang atau berderma, menolong dan kejujuran.
Menurut Staub (dalam Arifin, 2015, hal. 272) juga mendefinisikan perilaku
prososial sebagai perilaku yang memiliki konsekuensi social positif secara fisik
ataupun secara psikologis, dilakukan secara sukarela dan menguntungkan orang
lain. Dayakisni & Hudaniah (dalam Arifin, 2015, hal. 273) menyimpulkan
bahwa perilaku prososial sebagai bentuk memberikan konsekuensi positif bagi si
penerima, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis tetapi tidak
memiliki keuntungan yang jelas bagi pemiliknya. Sementara menurut Dahriani
(2007, hlm. 30), perilaku prososial adalah perilaku yang mempunyai tingkat
pengorbanan tertentu yang tujuannya memberikan keuntungan bagi orang lain,
baik fisik maupun psikologis, demi menciptakan perdamaian dan meningkatkan
toleransi hidup terhadap sesama, namun tidak ada keuntungan yang jelas bagi
individu yang melakukan tindakan. Dengan adanya tolong menolong antar
sesama anggota kelompok, maka setiap anggota kelompok akan merasa nyaman,
tenang, dan keubutuhan setiap individu dalam kelompok tersebut terpenuhi, baik
dipenuhi secara individu maupun dengan bantuan dari anggota kelompok
lainnya.
Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam
kontak social, sehingga perilaku social adalah tindakan yang dilakukan atau
yang di rencanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan motif-motif
si penolong (Asih & Pratiwi, 2010, hlm.1). sedangkan Myers (dalam Sarwono,
2002, hlm. 328) mengatakan bahwa perilaku prososial adalah hasrat untuk
menolong tanpa memikirkan kepentingan-kepentingan sendiri. Perilaku
prososial dapat di mengerti sebagai perilaku yang dapat menguntungkan orang
lain. Secara konkrit, pengertian perilaku prososial meliputi tindakan berbagi,
kerja sama, menolong, kejujuran, dermawan serta mempertimbangkan hak dan
kesejahteraan orang lain. Sedangkan Empati merupakan bagian penting yang
digunakan untuk membangun sebuah komunikasi serta hubungan sosial yang
positif antar sesama anggota kelompok, dengan adanya empati, orang dapat
memberikan sebuah respon yang diharapkan atau di butuhkan oleh lingkungan
di sekitarnya.
Berdasarkan pengertian prilaku prososial yang dibuat oleh berbagai tokoh
diatas dapat disimpulkan bahwa prilaku prososial merupakan tindakan menolong
atau memberikan bantuan yang ditujukan untuk menguntungkan orang lain
(tanpa mengharapkan imbalan) atau menguntungkan diri sendiri tanpa ada unsur
paksaan.
2. Aspek-aspek Perilaku Prososial
Aspek-aspek perilaku prososial menurut Mussen (dalam Tinne, 2012, hlm. 7),
meliputi:
a. Sharing (berbagi), yaitu kesediaan berbagi perasaan dengan orang lain baik
dalam suasana suka maupun duka. Berbagi dilakukan apabila penerima
menunjukkan kesukaan sebelum ada tindakan melalui dukungan verbal dan
fisik.
b. Cooperating (bekerjasama), yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan
orang lain demi tercapainya suatu tujuan. Kerja sama biasanya mencakup
hal-hal yang saling menguntungkan, saling memberi, saling menolong, dan
menenangkan.
c. Helping (menolong), yaitu kesediaan untuk menolong orang lain yang
sedang dalam kesusahan. Menolong meliputi membantu orang lain,
memberi informasi, menawarkan bantuan kepada orang lain, atau
melakukan sesuatu yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain.
d. Donating (memberi atau menyumbang), yaitu kesediaan berderma, memberi
secara suka rela sebagian barang miliknya untuk yang membutuhkan.
e. Honesty (kejujuran), yaitu kesediaan untuk tidak berbuat curang terhadap
orang lain.
Menurut Schoeder (dalam Bierhoff, 2002, hlm.7) perilaku prososial dapat
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Menolong, artinya suatu tindakan yang memiliki konsekuensi memberikan
keuntungan atau meningkatkan kesejahteraan orang lain. Menurut Mc Guire
(dalam Tinne, 2012, hlm. 5) menolong dapat di klarifikasikan sebagai
berikut:
1) Casual helping, artinya memberikan bantuan kecil kepada seseorang
yang baru dikenal, sebagai contoh: mengambilkan abarang yang jatuh
dan mengembalikan kepada pemiliknya meskipun tidak mengenal
pemiliknya.
2) Substantial personal helping, artinya memberikan keuntungan yang
nyata kepada seseorang dengan mengeluarkan usaha-usaha yang cukup
dapat di perhitungkan, sebagai contoh: membantu teman mengangkat
barang.
3) Emotional helping, artinya memberikan dukungan secara emosional dan
personal kepada seseorang, sebagai contoh: mendengarkan cerita teman
yang tengah mengalami masalah.
4) Emergency helping, artinya memberikan bantuan kepada seseorang
(lebih kepada orang yang tidak dikenal) yang tengah menghadapi
masalah yang serius dan mengancam keselamatan jiwa.
b. Kerjasama, artinya hubungan antara dua orang atau lebih yang secara positif
saling tergantung berkenaan dengan tujuan mereka, sehingga gerak
seseorang dalam mencapai tujuan cenderung akan dapat meningkatkan
gerak orang lain untuk mencapai tujuannya.
Menurut Bringham (dalam Margaret 2010, hlm. 35) menyatakan bahwa
aspekaspek perilaku prososial meliputi:
a. Persahabatan yaitu kesediaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat
dengan orang lain.
b. Kerjasama yakni kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain sehingga
tercapai tujuan.
c. Menolong yaitu kesediaan untuk menolong orang lain yang sedang dalam
kesulitan.
d. Jujur yakni kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tanpa
berbuat curang.
e. Berderma yaitu kesediaan untuk memberikan sukarela sebagian barang
miliknya kepada orang yang membutuhkan.
f. Pengorbanan yaitu suatu tindakan yang lebih mengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi.
Ada tiga indikator yang menjadi tindakan prososial menurut staub (Tri
Dayakisni & Hudaniah, 2009, hlm. 212) yaitu:
a. Tindakan tersebut tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku prososial.
b. Tindakan tersebut dilahirkan secara sukarela.
c. Tindakan tersebut menghasilkan kebaikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa aspek-
aspek dalam prilaku prososial meliputi berbagi perasaan, kerjasama,
menyumbang/berderma, menolong, dan kejujuran.
3. Tahap-tahap Perilaku Prososial
Latane & Drley (dalam Faturahman 2006 dan Arifin 2015, hlm. 2-3)
menemukan bahwa respons individu dalam situasi darurat meliputi lima langkah
penting yang dapat menimbulkan perilaku prososial atau tindakan
berdiam diri.Tahap-tahap yang telah teruji beberapa kali, dimana sampai saat ini
masih banyak digunakan adalah sebagai berikut:
a. Menyadari adanya keadaan darurat, atau tahap perhatian. Untuk sampai
pada perhatian terkadang sering terganggu oleh adanya hal-hal lainseperti
kesibukan, ketergesaan, mendesaknya kepentingan lain dan sebagainya.
b. Menginterpretasikan keadaan sebagai keadaan darurat. Bila pemerhati
menginterpretasi suatu kejadian sebagai sesuatu yang membuat
orangmembutuhkan pertolongan, maka kemungkinan besar akan
diinterpretasikan sebagai korban yang perlu pertolongan.
c. Mengasumsikan memiliki tanggung jawab untuk menolong. Ketika individu
memberi perhatian kepada beberapa kejadian eksternal dan
menginterpretasikannya sebagai suatu situasi darurat, perilaku prososial
akan dilakukan hanya jika orang tersebut mengambil tanggung jawab untuk
menolong.
d. Mengetahui apa yang harus dilakukan. Bahkan individu yang sudah
mengasumsikan adanya tanggung jawab, tidak ada hal berarti yang dapat
dilakukan kecuali orang tersebut tahu bagaimana ia dapat menolong.
e. Mengambil keputusan untuk menolong. Meskipun sudah sampai ke tahap
dimana individu merasa bertanggung jawab memberi pertolongan pada
korban, masih ada kemungkinan ia memutuskan tidak memberi pertolongan.
Berbagai kekhawatiran bisa timbul yang menghambat terlaksananya
pemberian pertolongan. Pertolongan pada tahap akhir ini dapatdihambat
oleh rasa takut (sering kali merupakan rasa takut yang realistis)
terhadapadanya konsekuensi negatif yang potensial.
4. Faktor-Faktor yang Mendasari Perilaku Prososial
Menurut Staub (dalam Dayakisni & Hudaniyah, 2009, hlm. 156) terdapat
beberapa factor yang mendasari seseorang untik berperilaku prososial, yaitu:
a. Keuntungan Diri (Self-Gain) yaitu harapan seseorang untuk memperoleh
atau menghundari kehilangan sesuatu.
b. Nilai-nilai Norma Pribadi (personal values and norms) yaitu adanya nialai-
nilai dan norma social yang di internalisasikan oleh individu selama
mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan
dengan tindakan prososial.
c. Empati (emphaty) yaitu kemampuan seseorang untuk ikut merasakan
perasaan atau pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat
kaitannya dengan pengambil alihan peran. Jadi syarat untuk mampu
melaksananakan empati, individu harus memiliki kemampuan untuk
melakukan pengambulan peran.
Berdasarkan penjelasan mengenai faktor yang mendasari perilaku prososial,
maka disimpulkan bahwa ada tiga faktor yaitu Keuntungan Diri (Self-Gain) yaitu
harapan seseorang untuk memperoleh atau menghundari kehilangan sesuatu,
Nilai-nilai Norma Pribadi (personal values and norms) yaitu adanya nialai-nilai
dan norma sosial yang di patuhi seseorang yang berkaitan dengan tindakan
perilaku prososial, serta Empati (emphaty) yaitu kemampuan seseorang untuk ikut
merasakan perasaan atau pengalaman orang lain.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Prososial
Perilaku prososial merupakan perilaku yang penting untuk untuk kehidupan
anak kedepannya, hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial mulai
menjalani fungsi kehidupan sebagai makhluk penolong dan yang ditolong. Tidak
bisa dibayangkan bila kita sebagai makhluk sosial tidak ada sikap saling tolong-
menolong, berbagi dan bekerjasama dengan orang lain. Mengingat pentingnya
perilaku prososial tersebut maka peran pendidik sangat diperlukan dalam
memberi stimulus untuk mengembangkan perilaku prososial anak sehingga
perkembangan anak tidak ada yang terlewatkan satupun.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial menurut
(killen & Smetana, 2006, hlm. 562) meliputi pola asuh orang tua dan peran
keluarga sebagai model serta sumber patokan dari perilaku prososial. Selain itu,
interaksi dengan teman sebaya juga menyediakan kesempatan bagi anak untuk
berperilaku prososial maupun menerima perilaku prososial dan merupakan
sumber penting feedback (timbal balik).
Menurut Sarwono & Meinarno (2009, hlm. 131-136) mengungkapkan
bahwa factor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial, yaitu:
a. Pengaruh Faktor Situasional
1. Bystander yaitu Orang-orang yang berada di sekitar kejadian mempunyai
peran sangat besar dalam memengaruhi seseorang saat memutuskan antara
menolong atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat.
2. Daya tarik yaitu Seseorang mengevaluasi korban secara positif (memiliki
daya tarik) akan memengaruhi kesediaan orang untuk memberikan
bantuan.
3. Atribusi terhadap korban yaitu Seseorang akan termotivasi untuk
memberikan bantuan pada orang lain bila ia mengasumsikan bahwa
ketidak beruntungan korban adalah di luar kendali korban.
4. Ada model yaitu Adanya model yang melakukan tingkah laku menolong
dapat mendorong seseorang untuk memberikan pertolongan pada orang
lain.
5. Desakan waktu Orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung tidak
menolong, sedangkan orang yang punya waktu luang lebih besar
kemungkinannya untuk memberikan pertolongan kepada yang
memerlukannya.
6. Sifat kebutuhan korban Kesediaan untuk menolong dipengaruhi oleh
kejelasan bahwa korban benar-benar membutuhkan pertolongan, korban
memang layak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan, dan bukanlah
tanggung jawab korban sehingga ia memerlukan bantuan dari orang lain.
b. Pengaruh Faktor Dalam Diri
1. Suasana hati apabila Emosi positif dan emosi negatif memengaruhi
kemunculan tingkah laku menolong.
2. Sifat Karakteristik seseorang dapat mempengaruhi kecenderungan
menolong orang lain.
3. Jenis kelamin Peranan gender terhadap kecenderungan seseorang untuk
menolong sangat bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan yang
dibutuhkan.
4. Tempat tinggal Orang yang tinggal di daerah pedesaan cenderung lebih
penolong daripada orang yang tinggal di daerah perkotaan.
5. Pola asuh Pola asuh yang demokratis secara signifikan memfasilitasi
adanya kecenderungan anak untuk tumbuh menjadi seorang yang mau
menolong.
Menurut Rita,dkk (2013, hlm. 119) orang-orang disekitarnyalah yang
banyak mempengaruhi perilaku sosialnya. Pengaruh sosial emosional anak
terutama dalam perkembangan prososialnya pengaruh interaksi keluarga, teman
sebaya, sekolah dan hubungan dengan guru memiliki peran penting untuk
pemahaman diri yang mengakibatkan adannya tenggang rasa sesama manusia
dan bersifat positif.
Menurut pendapat Einsenberg, at al (dalam Papalia 2009, hlm. 413)
menyebutkan bahwa terdapat beberapa agen yang mempengaruhi perilaku
prososial siswa, yaitu:
a. Keluarga, adalah model penting serta sumber dan pendorong perilaku
prososial yang jelas. Orangtua sebagai contoh untuk anak berperilaku
prososial seperti: kerjasama, berbagi, menolong, murah hati, dan berempati.
b. Teman sebaya, mempengaruhi anak untuk belajar mencoba perilaku perduli
dan bekerja sama serta belajar memahami sudut pandang orang lain.
c. Guru, sebagai model dan mendorong perilaku prososial.
Sejalan dengan pendapat diatas, yang mempengaruhi perkembangan
perilaku prososial dalam Desmita (2009, hlm. 253), yaitu:
a. Orang tua, orang tua mempengaruhi secara signifikan hasil sosialisasi anak
mereka. Orangtua mungkin menggunakan tiga teknik untuk mengajarkan
anak-anak mereka bertingkah laku altruistik, yaitu melalui reinforcement,
modelling dan induction.
b. Guru, meskipun keluarga merupakan agen sosialisai yang utama,
sekolahpun mempunyai pengaruh yang signifikan terhdap perilaku prososial
anak. Disekolah, guru mungkin memudahkan perkembangan perilaku
pososial dengan menggunakan beberapa teknik atau metode. Guru dapat
menggunakan permainan dalam meningkatkan perilaku prososial anak.
c. Teman sebaya, pengaruh teman sebaya terhadap perilaku individu sangatlah
penting. Meskipun kelompok teman sebaya tidak merasakan tujuan mereka
sebagai pengajaran aktif perilaku prososial, mereka dapat memudahkan
perkembangan tersebut melalui penggunaan penguatan, pemodelan dan
pengarahan.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan secara tidak langsung
faktor yang mempengaruhi perilaku prososial anak adalah lingkungan di
sekolah, Orang tua, guru dan teman sebaya sangat mempengaruhi perilaku
prososial karena anak dapat melihat dan mencontoh perilaku yang baik atau
tidak.
6. Perkembangan Perilaku Pososial
Perilaku prososial anak dapat berubah dan berkembang seiring dengan tahap
perkembangannya. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang tahapan
perkembangan perilaku prososial anak agar tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan stimulus terhadap anak, sehingga perilaku prososial yang dimiliki
anak pun dapat berkembang secara optimal.
Menurut Bar-Tal (dalam Desmita, 2009, hlm. 240) tahapan perkembangan
perilaku prososial anak terbagi menjadi enam, yaitu:
a. Compliance & Concrete, Defined Reinformence. Pada tahap ini anak
melakukan tingkah laku menolong karena permintaan atau perintah yang di
sertai dengan reward atau punishment terlebih dahulu.
b. Compliacnce. Pada tingkat ini anak melakukan perilaku menolong karena
tunduk pada otoritas. Anak tidak berinisiatif melakukan pertolongan, tapi
tunduk pada permintaan orang lain.
c. Internal intiative & concrete Reward. Pada tahap ini anak menolong karena
tergantung pada penerimaan reward yang diterima.
d. Normative Behavior. Pada tahap ini anak menolong orang lain untuk
mematuhi tuntutan masyarakat.
e. Generalized Reciprioriy. Pada tahap ini perilaku menolong orang lain
didasari oleh prinsip-prinsip universal dari pertukaran.
f. Atruistik Behavior. Pada tahap ini anak melakukan tindakan menolong
secara sukarela.
Menurut Pendapat lain yang dikemukakan oleh Caldini (dalam Rahman,
2014, hlm. 230) tahapan perkembangan perilaku prososial terbagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Presocialization. Individu tidak tahu tentang perilaku menolong, dan jarang
melakukan aktivitas melakukan secara altruistik karena menolong berarti
hilangnya sumber daya yang dimiliki.
b. Awereness of norms. Individu menolong karena sudah belajar bahwa orang-
orang mengharapkannya dan akan memberikan hukuman jika tidak
melakukannya. Individu ini menginginkan persetujuan sosial.
c. Internalization. Individu menolong karena membuat mereka merasa lebih
baik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa berbagai tahapan-
tahapan perilaku prososial yang harus dimengerti oleh guru dan orang, untuk
mengembangkan perilaku prososial anak. Hal ini bertujuan agar anak tidak
mengalami hambatan dan keterlambatan dalam berperilaku prososial. Oleh
sebab itu peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan untuk melatih anak dalam
mengembangkan perilaku prososial yang dimilikinya berdasarkan tahapan-
tahapan yang seharusnya.
7. Upaya Guru dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Upaya menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI) diartikan sebagai
usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan.
Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan mencari jalan keluar (Depdikbud, 2002, hlm. 1250).
Pendidik atau guru adalah orang yang mengajar dan memberi pengajaran yang
karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta
didik (Ramayulis, 2002, hlm. 56). Dalam penelitian ini, upaya dapat dipahami
sebagai suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai
suatu tujuan yang telah direncanakan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menanamkan perilaku prososial
siswa yaitu:
a. Kegiatan Sekolah
Sekolah telah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat
mengembangkan perilaku prososial siswa. Kegiatan sekolah yang telah
diselenggarakan adalah kerja bakti, kegiatan ekstrakurikuler, piket kelas,
program rutin, dan bakti sosial.
b. Pembelajaran.
Pembelajaran di dalam kelas cenderung dilakukan oleh guru sebagai
pengajar. Pembelajaran yang telah diupayakan berupa: memberikan tugas
kelompok, penilaian sikap, memimpin doa, memanggil guru, membimbing
dan mengarahkan, metode wawancara, diskusi, guru lebih tegas, dan
mengikuti peraturan sekolah. Pembelajaran di dalam kelas ini telah dilakukan
oleh guru dengan cara mengupayakan memilih metode pembelajaran yang
mengarah pada perilaku prososial siswa. Sebagai guru harus dapat memilih
metode yang sesuai dengan karakteristik setiap siswa.
Sedangkan menurut Eisenberg & Mussen (1997, hlm. 360) berpendapat
bahwa upaya guru dalam penanaman perilaku prososial dapat dilakukan melalui
pemberian motivasi, modelling, tata tertib kelas atau sekolah, dan aksi social.
a. Motivasi.
Motivasi yang dapat dilakukan oleh guru kepada siswa seperti memberi
penghargaan, perhatian, atau ajakan berpartisipasi. Memberi penghargaan
dapat berdampak positif pada siswa karena menumbuhkan inisiatif,
kemampuan-kemampuan yang kreatif, dan semangat berkompetisi yang
sehat. Memberi penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak harus
berwujud barang, tetapi dapat juga berupa pujian dan hadiah-hadiah
immaterial. Memberi perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala
potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang sederhana.
Memberi perhatian akan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar.
Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk berpartisipasi pada setiap
pembelajaran. Siswa akan merasa sangat berharga apabila terlibat pada
sesuatu kegiatan yang penting. Oleh karena itu, guru harus selalu mengajak
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran agar lebih
semangat dalam belajar. Partisipasi aktif dapat memperkaya proses interaksi
antar siswa dalam proses pembelajaran.
b. Modelling.
Guru berperan sebagai model atau panutan yang efektif untuk melakukan
intervensi dalam penyelesaian masalah. Melalui modelling, guru dapat
membantu siswa yang membutuhkan atau berpartisipasi dalam urusan
kemasyarakatan melalui tindakan prososial dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah. Dengan kata lain, guru dapat memengaruhi siswa secara positif
melalui tindakan nyata.
c. Penegakkan Tata Tertib Sekolah.
Keberadaan tata tertib sekolah akan menjamin suasana yang tertib dan
tenang di sekolah sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
baik. Melalui pelaksanaan tata tertib sekolah yang tepat, jelas, konsekuen, dan
diawasi dengan sungguh-sungguh akan menciptakan suasana belajar di
sekolah yang tertib, damai, dan tentram. Tata tertib sekolah yang ditaati dan
terlaksana dengan baik oleh siswa dapat menjadi suatu pembelajaran bagi
mereka. Siswa akan menghormati aturan-aturan umum lainnya serta belajar
mengembangkan sikap mengekang dan mengendalikan diri.
d. Aksi Sosial.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajak siswa, misalnya berkunjung
ke panti asuhan. Di panti asuhan siswa dibimbing oleh guru untuk bermain
bersama dan ikut serta dalam mendonasikan sebagian rezekinya untuk
saudara-saudara yang membutuhkan. Hal seperti ini dapat melatih kerjasama,
menolong dan kedermawanan siswa.
8. Upaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial
Adapun beberapa cara untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
menurut Brighman (Dalam Dayakisni & Hunaniah, 2009, hlm. 189) yaitu:
a. Penayangan Model Perilaku Prososial
Banyak perilaku manusia yang terbentuk melalui belajar social terutama
dengan cara meniru. Apalagi mengamati model perilaku prososial dapat
memiliki efek priming yang berasosiasi dengan anggapan yang positif tentang
sifat-sifat manusia dalam diri individu pengamat. Dalam mengembangkan
kemampuan tentu kita dapat melakukan melalui pendektan behavior dengan
model beljar social. Pembentukan perilaku prososial dpat kita lakukan dengan
sering memberikan stimulus tentang perilaku-perilaku baik (membantu orang
yang sedang kesulitan dan lain sebagainya). Semakin sering seseorang
memberikan stimulus, misalnya melalui media masa semakin mudah pula
akan melakukan proses imitasi (meniru) terhadap perilaku prososiat tersebut.
b. Menciptakan Suatu Superordinanate Identity
Pandangan bahwa setiap orang adalah bagian dari keluarga manusia secara
keseluruhan. Jadi setiap orang merupakan bagian dari kelompok manusia
yang secara keseluruhan adalah hal penting yang perlu dilakukan. Manakala
seseorang merasa menjadi bagian dari suatu kelompok yang lebih besar, ia
akan berusaha tetap berada dikelompok tersebut dan akan melakukan
perbuatan yang menuntut ia dapat diterima oleh anggota kelompok yang lain,
salah satu caranya adalah senantiasa berbuat baik untuk orang lain. Seseorang
akan menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak disenangi oleh
kelompoknya, sehingga kondisi ini akan memberikan dorongan untuk
senantiasa berbuat baik untuk orang lain.
c. Menekankan Perhatian Terhadap Norma-Norma Prososial
Berkaitn dengan norma tentang tanggung jawab social, norma ini dapat
ditanamkan oleh orang tua, guru ataupun melalui media masa. Longgarnya
sosialisasi dan pembelajaran terhadap norma-norma ini akan mendorong
munculnya perilaku anti social atau tidak peduli dengan lingkungan sekitar
dan hal ini sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan psikologis dan social
seseorang.
B. Studi Relevan
Sepanjang yang peneliti ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian
sebelumnya yang mengangkat tema yang menyerupai tentang isi dalam penelitian
ini. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Skripisi yang ditulis oleh UUS Kuswendi Tahun 2018 Universitas Pendidikan
Indonesia dengan Judul “Upaya Guru Dalam Mengembangkan Perilaku
Prososial (Prosocial Behavior) Siswa Sekolah Dasar (Studi Kasus Di Kelas V
SD Assalaam Kota Bandung)” Pada penelitian ini fokus pada pengembangan
perilaku prososial siswa. hasil temuan dan pembahasan ini dapat mengetahui
bagaimana perilaku prososial siswa, upaya guru dalam mengembangkan
perilaku prososial siswa, dan kesulitan guru dalam mengembangkan perilaku
prososial siswa.
2. Skripisi yang ditulis oleh Nurun Nihayan Tahun 2018 Institut Agama Islam
Negeri Tulung Agung dengan Judul “Upaya Meningkatkan Perilaku Prososial
Anak Melalui Penerapan Kegiatan Bermain Peran Pada Kelompok B
Bustanul Ulum Tulung Agung” Pada penelitian ini fokus pada peningkatan
prilaku prososial anak melalui kegiatan bermain peran. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa metode bermain peran dapat meningakatkan prilaku
prososial.
3. Skripisi yang ditulis oleh Syahro Miarseh Tahun 2017 Universitas
Muhamadiyah Sumatera Utara Medan Dengan Judul “Upaya Meningkatkan
Prilaku Prososial Pada Anak Melalui Kegiatan Kerja Kelompok Di Islamiyah
Tanjung Morawa” Pada penelitian ini fokus pada peningkatan prilaku
prososial anak melalui kegiatan kerja kelompok. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa prilaku prososial sebelum dilakukan tindakan masih
belum berkembang maksimal karena masih banyak anak yang belum mau
berbagi mainan atau media dengan teman lainnya, anak juga masih kurang
peduli dengan kesulitan yang terjadi pada teman namun setelah
dilaksanakannya kegiatan kerja kelompok prilaku prososial anak menjadi
lebih baik.
4. Jurnal yang ditulis oleh Rezki Hariko Tahun 2017 Universitas Negeri Padang
dengan Judul “Pengembangan Perilaku Prososial Siswa Melalui Pelayanan
Bimbingan dan Konseling” pada penelitian ini fokus pada pengembangan
perilaku prososial siswa melalui bimbingan dan konseling. Hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa perilaku prososial siswa bisa dikembangkan melalui
pelayanan bimbingan dan konseling.
5. Jurnal yang ditulis oleh Nurun Nihayah 2017 Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan Institute Agama Islam Negeri Tulungagung dengan judul “Upaya
Meningkatkan Perilaku Prososial Anak Melalui Penerapan Kegiatan Bermain
Peran” pada penelitian ini fokus pada peningkatan sikap prososial anak
melalui penerapan kegiatan bermain peran. Pendekatan penelitian ini adalah
pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan tiga siklus.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa, perilaku prososial anak
dapat meningkat dengan menggunakan metode bermain peran.
Berdasarkan studi relevan diatas maka penelitian ini memiliki persamaan
dan perbedaan, persamaan studi relevan tersebut dengan judul penelitian yang
saya lakukan yaitu sama-sama memiliki variabel yang sama tentang perilaku
prososial, adapun perbedaan dari studi relevan di atas dengan judul penelitian
yang saya lakukan yaitu upaya yang dilakukannya untuk meningkatkan serta
mengembangkannya berbeda-beda, subjek dan juga tempatnya pun berbeda.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ada, maka
penulis memaparkan bentuk penelitian yaitu menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau
pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri secara
intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data
studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata
lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber (Nawawi, 2003, hlm. 1).
Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bilamana hanya dipusatkan
pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum memperoleh
gambaran umum tentang kasus tersebut. Sebaliknya studi kasus akan kehilangan
artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk memperoleh gambaran umum
namun tanpa menemukan sesuatu atau beberapa aspek khusus yang perlu
dipelajari secara intensif dan mendalam. Studi kasus yang baik harus dilakukan
secara langsung dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang diselidiki.
Walaupun demikian, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang
diteliti, tetapi, juga dapat diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan
mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus
dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang akan
diteliti (Nawawi, 2003, hlm. 2).
Menurut Moleong (2005, hlm. 6), penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara
holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
25
Secara ringkasnya yang membedakan metode studi kasus dengan metode
penelitian kualitatif lainnya adalah kedalaman analisisnya pada kasus yang lebih
spesifik (baik kejadian maupun fenomena tertentu).
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Setting dalam penelitan ini meliputi : tempat penelitian, dan waktu penelitian
sebagai berikut :
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi Yang Berlokasi Di Jl. H.Ibrahim Lrg. Masjid RT.21 Kelurahan
Rawasari, Kecamatan Kota Baru Kabupaten Kota Jambi Provinsi Jambi.
b. Waktu penelitian
Penelitan dilakukan pada tahun ajaran 2020, dan waktu penelitan ini
mengacu pada kalender akademik sekolah.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang atau lapangan yang akan dijadikan
penelitian atau sumber yang dapat di teliti dengan metode dialog sekaligus
menjadikan data-data dalam penelitian. Partisipan dalam penelitian ini ialah
kepala sekolah, wali kelas V dan siswa kelas V. Partisipan penelitian dipilih
secara purposive sampling. Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2009, hal. 9). Purposive sampling
dipilih karena populasi pada penelitian yang telah diketahui dan diharapkan
dengan penggunaannya dapat menghindari terjadinya bias pada hasil penelitian
ini, Guru dijadikan sebagai subjek penelitian karena guru merupakan informan
pangkal dalam penelitian ini, informan pangkal diharapkan dapat memberikan
sejumlah informasi penting tentang fokus kajian penelitian yaitu upaya guru
dalam mengembangkan perilaku prososial siswa.
26
Informan pangkal dapat juga memberikan petunjuk untuk dapat memberikan
informasi pada pihak lain. Pada pengembangan lebih lanjut berbagai informasi
tersebut diolah sehingga menjadi sebuah informasi yang saling melengkapi.
Setelah dirasa jenuh, maka penelitian dapat dihentikan karena sudah tidak dapat
memberikan informasi lainnya. Peneliti memilih siswa kelas V sebagai
partisipan karena mengacu pada data yang diperoleh dari KPAI. Berdasarkan
data KPAI, peneliti menyimpulkan bahwa anak yang berperilaku antisosial ialah
anak dengan rentang usia 10-11 tahun atau sedang duduk di kelas V sekolah
dasar atau madrasah ibtidaitah. Anak usia 10-11 tahun menunjukkan perilaku
antisosoal seperti perilaku agresif, bullying, dan kekerasan lainnya.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam peneliti ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data melalui observasi, dan wawancara dilapangan.
Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi,
bacaan serta sumber-sumber lainya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa
dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder
digunakan sebagai pendukung data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Penelitian berhubungan langsung
dengan penelitian yang bersangkutan (Yamin, 2009, hal. 87). Data primer
yang diperoleh oleh peneliti adalah:
1) Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang Perilaku-perilaku
prososial yang dilakukan oleh siswa di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ittihad Kota Jambi.
27
2) Hasil wawancara dengan guru tentang Perilaku-perilaku prososial yang
dilakukan oleh siswa di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi.
3) Hasil wawancara dengan siswa.
4) Solusi guru dalam mengatasi Perilaku-perilaku prososial yang dilakukan
oleh siswa di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi dituangkan dalam
lapangan penelitian, misalnya data dari biro statistik, majalah, koran,
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Yamin, 2009, hal. 87).
1) Sejarah dan Geografis Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
2) Keadaan sekolah kepala sekolah, Guru dan siswa Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ittihad Kota Jambi
2. Sumber Data
Menurut Suharsini Arikunto yang di maksud dengan sumber data adalah
subjek darimana data-data di peroleh. Sumber data yaitu berbentuk perkataan
maupun tindakan yang didapat melalui wawancara, sumber data peristiwa
(situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber data dari dokumen di
dapat dari instansi terkait.” Menurut Lofland sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata –kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Satori, dkk., 2009. Hal.105).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan
natural setting atau kondisi yang alamiah. Teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi berperanserta (partisipan observation), wawancara
mendalam (in depth interview), dan dokumentasi (documentation) baik yang
berasal dari sumber data primer ataupun sekunder (sugiyono, 2009, hlm. 309).
Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data beserta instrumen dalam
penelitian ini.
28
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Instrument Pengumpulan
Data
Observasi Catatan Lapangan
Wawancara Pedoman Wawancara
Studi dan Analisis Dokumen Dokumentasi Foto
1. Observasi
Observasi merupakan proses pengumpulan informasi yang bersifat
terbuka. Menurut Fathoni (2006, hal. 104) observasi adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai
pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Observasi
yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah observasi partisipatif. Peneliti
mengunjungi lokasi penelitian serta terlibat dalam kegiatan partisipan
penelitian. Observasi bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
kejadian yang terjadi secara langsung. Instrumen yang digunakan ketika
mengobservasi adalah catatan lapangan. Peneliti mencatat semua kegiatan
partisipan penelitian saat berada di lapangan. Catatan lapangan terdiri dari
bagian deskriptif dan reflektif (Moeloeng, 2011, hlm. 154). Bagian deskriptif
berisi catatan semua peristiwa yang dicatat selengkap dan seobjektif mungkin
sedangkan bagian reflektif berisi spekulasi, perasaan, masalah, ide, kesan, dan
prasangka dari peneliti.
Kegiatan observasi yang dilakukan pada penelitian ini difokuskan kepada
upaya guru dalam pengembangan perilaku prososial dan perilaku prososial
siswa di sekolah. Segala perilaku yang dilakukan di sekolah oleh guru dan
siswa khususnya berhubungan dengan perilaku prososial akan dicatat dalam
catatan lapangan. Catatan lapangan yang digunakan peneliti ialah catatan
lapangan pengamatan langsung (direct observation notes). Catatan ini disusun
29
secara kronologis berdasarkan tempat, waktu, dan urutan kejadian. Berikut
merupakan contoh format catatan lapangan.
Table 3.2
Format Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Catatan :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………
30
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Perilaku Prososial Siswa
No Aspek Indicator
1. Berbagi (Sharing) Kesediaan
untuk berbagi pikiran dan perasaan
dengan orang lain dalam suasana
suka maupun duka.
Berbagi perasaan dengan teman
Bertukar pikiran dengan teman
2. Menolong (Helping) Kesediaan
memberikan bantuan atau
pertolongan kepada orang lain
yang sedang mengalami kesulitan,
baik berupa moril maupun materil.
Siswa membantu teman yang kesulitan
Siswa melerai teman yang bertengkar
Siswa meminjamkan barang miliknya
kepada teman
3. Kerjasama (Cooperation)
Kesediaan untuk bekerja sama
dengan orang lain demi
tercapainya suatu tujuan
Siswa mengerjakan tugas secara bersama-
sama.
Siswa berbagi peran dalam mengerjakan
tugas
4. Bertindak Jujur (Honesty)
Kesediaan untuk melakukan
sesuatu seperti apa adanya, tidak
berbuat curang terhadap orang lain
Siswa mengakui kesalahannya
Siswa berbicara apa adanya
Siswa mengembalikan benda yang bukan
haknya.
5. Berdermawan (Donating)
Kesediaan untuk memberikan
secara sukarela sebagian barang
miliknya kepada orang yang
membutuhkan
Siswa menyisihkan sebagian uangnya
untuk temannya yang membutuhkan
Siswa memberikan sebagian makanannya
kepada teman yang memerlukan
31
Tabel 3.4
Pedoman Observasi Upaya Guru dalam Menanamkan Perilaku Prososial Siswa
No Aspek Indikator
1. Pemberian Motivasi Guru mendorong siswa untuk melakukan
perilaku prososial
Guru memberi reward baik yang bersifat
materil ataupun immaterial kepada siswa
yang berprilku prososial.
Guru menegur dan menasehati siswa yang
berprilaku antisosial.
Guru memberi sanksi kepada siswa yang
berperilaku anti social
2. Modeling Guru menayangkan video pembelajaran
tentang perilaku prososial.
Guru memberikan contoh perilaku
prososial kepada siswa, baik di dalam
ucapan maupun perbuatan.
3. Menegakkan tata tertib
sekolah
Guru mensosialisasikan tata tertib.
Guru melaksanakan tata tertib sekolah yang
tepat, konsekuen, dan diawasi
4. Aksi social Guru mengajak siswa menyisihkan
sebagian uangnya untuk sumbangan sosial.
Guru mengajak siswa bergotong royong.
32
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam (sugiyono, 2009, hlm. 317). Wawancara
merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara lebih mendalam terkait perilaku prososial dan upaya guru dalam
mengembangkan perilaku prososial. Dalam penelitian kualitatif, wawancara
terjadi ketika peneliti menanyakan berbagai pertanyaan yang bersifat terbuka.
Wawancara terbuka dilakukan dalam penelitian kualitatif agar para subjek
penelitian mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai dan memahami maksud
serta tujuan peneliti. Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan berkaitan
dengan pengalaman dan pendapat dari subjek penelitian yang disesuaikan
dengan fakta di lapangan dan juga terdapat enam jenis pertanyaan yang
berhubungan satu sama lain, yaitu pertanyaan yang berhubungan dengan
pengalaman, pertanyaan yang berhubungan dengan pendapat, pertanyaan yang
berhubungan dengan perasaan, pertanyaan mengenai pengetahuan, pertanyaan
yang berhubungan dengan indera, dan pertanyaan yang berhubungan dengan
latar belakang atau demografi.
Sanjaya (2013, hlm. 363) mengemukakan bahwa secara umum
wawancara dibagi menjadi dua macam yang terdiri dari wawancara terstruktur
(structure interview) dan wawancara tidak terstruktur (unstructured interview).
Wawancara terstruktur dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah
disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, sedangkan
wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang dilakukan apabila
terdapat jawaban yang berkembang di luar pertanyaan-pertanyaan terstruktur
namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian.
Penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan wawancara tak
berstruktur (unstructured interview). Meskipun pedoman wawancara telah
dibuat, tetapi hal tersebut digunakan sebagai garis-garis besar permasalahan
33
yang akan ditanyakan. Wawancara akan berkembang lebih lanjut di luar
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan, terutama ketika menemukan
jawaban dari informan yang perlu ditindaklanjuti lebih mendalam. Namun, hal
tersebut tetap mengacu pada permasalahan dan fokus penelitian yang sedang
diteliti. Wawancara dilakukan pada subjek penelitian yang akan ditetapkan
yang terdiri dari guru kelas V dan siswa kelas V.
Materi yang digali dalam wawancara adalah segala hal yang berkaitan
dengan upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan perilaku prososial
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi. Berkaitan dengan
perilaku prososial siswa, wawancara dikembangkan untuk menggali upaya
pengembangan terhadap aspek-aspek perilaku prososial yang dikembangkan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas yang
meliputi aspek perilaku berbagi (sharing), kerjasama (cooperating), menolong
(helping), bertindak jujur (honesty), dan berdermawan (donating) serta rela
berkorban
3. Studi dan Analisis Dokumen
Studi dan analisis dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang
melengkapi informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi,
dengan cara menelusuri, mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang
bersifat permanen dan tercatat agar data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan. Dokumen yang akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah tata tertib sekolah/kelas dan dokumentasi foto kegiatan yang
dilaksanakan di sekolah. Foto dapat menjadi salah satu bukti yang otentik. Foto
menghasilkan data deskriptif. Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data
memiliki manfaat namun perlu diberikan catatan khusus mengenai keadaan
yang terjadi dalam foto tersebut (Moleong, 2011, hlm. 161).
34
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan dan setelah selesai dilapangan. Menganalisis data penelitian
merupakan suatu langkah yang sangat kritis, apakah menggunakan data statustik
atau non statistic (satori, 2009, hlm.11). Analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan
uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti
yang disarankan oleh data (moleong, 2005, hlm. 161). Dalam hal analisis data
dilakukan secara berkesinambungan dari awal sampai akhir penelitian, baik
dilapangan maupun diluar lapangan (miles dan huberman, 1992, hlm 19), maka
peneliti menggunakan teknik:
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data
dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat
gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan
data atau informasi yang tidak relevan. Adapun data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan
wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks
naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan
bagan. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah data teks yang bersifat naratif. Dalam penulisan
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat,
35
bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering
digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti
menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data
yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun
dari sumber pustaka.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data. (Sugiyono, 2009,
hal. 252). Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas
setelah diteliti.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep
keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut vesri
“passitivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan
paradigmanya sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria
tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas),
keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Masing-masing kriteria Tersebut
menggunakan Teknik pemeriksaan sendiri-sendiri Kriteria derajat,
kepercayaan, (Yamin, 2009, hal. 91). Pemeriksaan data didasarkan atas
kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan, kebergantungan
dan kepastian. Dalam peneliti ini peneliti mengecek keabsahan data
menggunakan teknik :
1. Meningkatkan Ketekunan
Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara lebih
cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan
dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil peneliti dengan cermat
36
(Sugiyono, 2016, hal. 371). Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan
ketekunan dengan membaca berbagai referensi buku maupun hasil peneliti
atau dokumentasi yang terkait dengan proses bimbingan dalam interaksi
sosial pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita.
2. Kecukupan Referensi
Kecukupan referensi membantu peneliti dalam wawancara kepada
informasi dan mengamati fenomena yang terjadi di lapangan sesuai
dengan Fokus peneliti dengan mengambil gambar atau vidio. Dengan data
dan informasi yang diperoleh dapat di gunakan sebagai dasar untuk
menguji data ketika diadakan analisis data dan penafsiran sehingga peneliti
tidak lagi mengalami kesulitan ketika menyusun laporan dari peneliti
tersebut.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data atau pembanding
data. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2016, hal. 330). Peneliti
mengumpulkan data sekaligus menguji kredibiltas data yaitu mengecek
data dari berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Teknik
triangulasi yang digunkana dalam penelitian ini yaitu:
a. Triangulasi sumber dilakukan dilakukan dengan pengulangan kembali
terhadap informasi yang diperoleh dari beberapa sumber. Data yang
telah di analisis oleh peneliti hingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya dimintakan kesepakatan (Member Check) dengan tiga
sumber data tersebut. (sugiyono, 2016, hal.15). Berikut ini adalah
gambar dari triangulasi sumber sebagai berikut:
37
Gambar 3.1
Triangulasi sumber
Atasan Teman
Bawahan
b. Triangulasi Teknik ini dilakukan pengecekan data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda antara metode pengumpulan data
yang diperoleh sehingga ditemukan dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Berikut ini adalah gambar dari triangulasi teknik sebagai
berikut:
Gambar 3.2
Triangulasi teknik
wawancara Observasi
Dokumentasi
c. Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Dalam pengujian kredibilitas
dapat dilakukan dalam lain waktu, jika hasil uji data yang berbeda maka
data dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya. Berikut ini adalah gambar dari triangulasi waktu
sebagai berikut:
38
Gambar 3.3
Triangulasi waktu
Siang Sore
Malam
d. Kecakupan referensi adanya alat pendukung untuk membuktikan data
yang telah didapatkan oleh peneliti (Sugiyono, 2016, hlm. 375). Dalam
penelitian ini data hasil wawancara didukung dengan menggunakan
rekaman wawancara. Selain itu juga digunakan data-data yang
dilengkapi dengan foto atau gambar, dokumen sehingga data lebih
dapat dipercaya. Dalam cakupan referensi penelitian menggunakan alat
bantu perekam, kamera handphone, kecakupan referensial ini
membantu peneliti dalam wawancara dengan informan dan mengamati
fenomena yang terjadi sesuai dengan fokus penelitian.
39
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad adalah adalah lembaga pendidikan
formal tingkat dasar yang berada dibawah naungan Departemen Agama,
dengan berstatus swasta. Berdirinya MI ini diawali dari keinginan
masyarakat untuk adanya lembaga pendidikan formal dengan basis
pendidikan keagamaan (dalam hal ini agama Islam) dilingkungan tempat
tinggal mereka. Untuk mewujudkan keinginan ini, masyarakat melakukan
beberapa upaya sebagai berikut:
a. Pada tahun 2006 masyarakat mendirikan Yayasan Al-Ittihad dengan
Akta Notaris M. Zen,SH Nomor 54 tanggal 15 Februari 2006 sebagai
yayasan yang akan menyelenggarakan pendidikan tersebut.
b. Pada tanggal 12 April 2006 Pengurus Yayasan Al-Itihad mendirikan MI
Nurul Ittihad. Pendirian MI Nurul Ittihad ini dikukuhkan dengan Surat
Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Jambi Nomor
Kd.05.10/6-a/PP.00.4/1015/2006, tanggal 26 September 2006, tentang
Persetujuan Pendirian dan Pemberian Status Izin Operasional Madrasah
Ibtidaiyah Swasta di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi, dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM) 112157101113, dan
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 10504938. Dan mulai Tahun
Ajaran 206/2007 MI Nurul Ittihad telah mulai menyelenggarakan
Kegiatan Belajar Mengajar pada sore hari.
c. Mulai tahun ajaran 2008/2009 MI Nurul Ittihad menyelenggarakan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dengan waktu
belajar pagi hari. Status MI Nurul Ittihad sebagai madrasah yang
menyelenggarakan program Wajar Dikdas ini dikukuhkan dengan SK
Kepala Kantor Kementerian Agamaa Kota Jambi Nomor
40
Kd.05.10/6/pp.00/241/2010 Tanggal 4 maret 2010, tentang Pendirian
RA dan Madrasah di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi, dengan NSM 111215710027 dan NPSN 60704787.
d. Pada tahun 2016, Yayasan Al-Ittihad memperbaharui Akta Notaris
Pendiriannya, yaitu dengan menerbitkan Akta Notaris Dwi Andri
Afiani, SH., M.Kn; Nomor 02 ; Tanggal 15 Februari 2016; dan
disahkan oleh Kemenkumham dengan SK Pengesahan Kemenkumham
Nomor: AHU-0009122.AH.01.04;Tahun 2016 Tentang Pengesahan
Pendirian Badan Hukum Yayasan Al-Ittihad Kota Jambi.
e. Pada tahun 2016 MI Nurul Ittihad sudah terakreditasi, berdasarkan SK
Ketua Badan Akreditasi Provinsi (BAP) S/M Provinsi Jambi Nomor :
349/BAP-SM/XI/Jbi/2016; Tanggal 14 Nopember 2016; tentang
Penetapan Hasil Akreditasi; dengan nilai 77; predikat B.
2. Geografis Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad berkedudukan di RT.21 Kelurahan
Rawasari, Kecamatan Alam Barajo (Kota Baru), Kota Jambi. Pemberian
nama ini mengacu kepada nama Masjid yang terletak di lokasi yang sama
dengan MI ini, yaitu Masjid Nurul Ittihad. Secara georafis MI ini mudah
dijangkau karena berada ditengah pemukiman penduduk dan berjarak
hanya beberapa puluh meter dari perumahan. Sekolah Dasar terdekat dari
MI ini berjarak sekitar 300 meter.
3. Kurikulum Madrasah
Keberadaan kurikulum dalam proses pembelajaran merupakan salah
satu instrument penting terlaksananya proses pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas proses pembelajaran, barangkali kurikulumlah yang bisa
dianggap menjadi prioritas utama untuk diperhatikan. Hal ini tidak lain
karena kurikulum merupakan rencanan pendidikan yang akan diberikan
kepada peserta didik. Bahkan dalam pengertian yang lebih luas,
keberadaan kurikulum tidak saja terbatas pada materi yang akan
diberikan di dalam ruang kelas, melainkan juga meliputi apa saja yang
41
sengaja diadakan atau ditiadakan untukn dialami peserta didik di
sekolah. Oleh karena itu, posisi kurikulum menjadi mata rantai yang
urgen dan tidak dapat begitu saja dinafikan dalam konteks peningkatan
kualitas lembaga pendidikan.
Kurikulum merupakan komponen penting dalam pembelajaran.
Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional yang
menjadi landasan program pembelajaran. Saat ini, Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ittihad menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini
digunakan oleh seluruh kelas 1 sampai kelas 6. Untuk mencapai standar
mutu pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan secara nasional,
kegiatan pembelajaran di MIS Nurul Ittihad kota Jambi mengacu pada
standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP sebagai
berikut:
a. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma ajaran islam secara kaffah.
b. Mampu mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan
kelebihan diri dan memperbaiki kekurangannya.
c. Mampu menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
d. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan sosial.
e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan strata sosial
ekonomi dalam tatanan global.
f. Membangun dan mengembangkan sistem informasi yang logis, kritis,
kreatif, dan inovatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam memacahkan masalah dan pengambilan keputusan.
h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan
masalah kompleks.
j. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
42
k. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah NegaraKesatuan Republik
Indonesia.
l. Mengapresiasi karya seni dan budaya dan mampu mengekspresikan
diri melalui kegiatan seni dan budaya sesuai dengan budaya dan norma-
norma Islam.
m. Menghasilkan karya kreatif baik individu maupun kelompok.
n. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkunagan.
o. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
p. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
masyarakat.
q. Menunjukkan kemampuan berbahasa yang efektif baik secara lisan
maupun tulisan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
r. Selalu mengikuti perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini, serta mengembangkannya untuk kepentingan diri
sendiri, masyarakat, bangsa, dan Negara.
s. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi.
43
4. Struktur Organisasi Madrasah
Sumber : Bagian TU MI Nurul Ittihad Kota Jambi, tentang Struktur Organisasi
KASI MAPENDA
Pengurus Yayasan
H. Khoirunnas M.Pd
Hj. Patiah S.Pd.I (Kelas I A)
Saril S.Pd.I (Kelas I B)
Taslimah S.Pd.I (Kelas II A)
Nurmi S.Pd.I (Kelas II B)
Naziah S.Pd.I (Kelas III A)
Kurnia Wati S.Pd.I (Kelas III B)
Toni Kausari S.Pd.I (Kelas IV)
Sumistra S.Pd.I (Kelasa V)
Nur Asiah S.Pd.I (Kelasa VI)
Taslimah S.Pd.I
Wakil Kepala
Bendahara
Hj. Patiah S.Pd.I
Majelis Guru
Operator Madrasah
Toni Kausari S.Pd.I
Wali Kelas
Koordinator Bidang Kurikulum
Sumistra S,Pd.I
Guru MaPel
Kepala MIS Nurul Ittihad
Drs. H. Samsul Qamar M.Pd. I
Halimah S.Pd.I
M. Emirza Hajrin S.Pd.I
Sinta Kartika Darma S.Pd
Penjaga Madrasah
Sarmi
44
5. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah
a. Keadaan guru dan tenaga kependidikan
Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran untuk disampaikan
kepada siswa dan siswi. Selain itu guru-guru di Madrasah Nurul Ittihad
Kota Jambi tahun 2020 juga harus menjalankan tugas piket dan sebagai
wali kelas. Ketentuan yang menunjukkan bahwa tenaga dalam satu
lembaga pendidikan harus mempunyai ijazah guru untuk menjadi
tenaga pengajar.
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan dalam
proses belajar mengajar. Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk membina dan mengembangkan anak-anak didiknya.
Adapun guru-guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi berjumlah 13 orang. Dari segi sumberdaya mengajar mereka rata-
rata mempunyai kualifikasi sebagai guru, baik dari lembaga pendidikan
umum maupun dari pendidikan agama.
Tabel 4.1
Daftar Nama-Nama Guru Dan Pegawai MI Nurul Ittihad Kota Jambi
NO NAMA KETERANGAN
1 Drs. H. Samsul Qamar M.Pd.I Kepala sekolah
2 Hj. Patiah S.Pd.I Guru kelas 1A
3 Dra. Nur Asiah Guru kelas VI
4 Sumistra S.Pd.I Guru kelas V
5 Saril S.Pd.I Guru kelas 1B
6 Nurmi S.Pd.I Guru kelas II B
7 Taslimah S.Pd.I Guru kelas II A
8 Naziah S.Pd.I Guru kelas III A
9 Kurnia Wati S.Pd Guru Kelas III B
10 Toni Kausari S.Pd.I Guru kelas IV
45
11 Halimah S.KOM Guru Mapel
12 M. Emirza Hajrin S.Pd. I Guru maple
13 Sinta Kartika Darma S.Pd Guru maple
Tabel 4.2
Daftar Nama-Nama Guru Piket
JADWAL IMAM SHOLAT DZUHUR
SENIN SELASA RABU KAMIS
Sumistra
S.Pd.I
Saril
S.Pd. I
Toni kausari
S.Pd.I
M. Emirza
Hajrin S.Pd. I
JADWAL PENGAWAS DAN PENGATUR
ANAK PADA SHOLAT DZUHUR
SENIN SELASA RABU KAMIS
Dra. Nur
Asiah
Sumistra
S.Pd.I
Saril
S.Pd.I
M. Emirza
Hajrin S.Pd.I
Tabel 4.3
Daftar Nama Guru Wali Kelas
NO KELAS NAMA
1 I A Hj. Patiah S.Pd. I
2 I B Saril S.Pd.I
3 IIA Nurmi S.Pd.I
4 IIB Taslimah S.Pd.I
5 III A Naziah S.Ag
6 III B Kurnia Wati S.Pd
7 IV Toni Kausari S.Pd.I
8 V Sumistra S.Pd.I
46
9 VI Dra. Nur Asiah
b. Keadaan Siswa
Dalam pengamatan saya selama berada di MI Nurul Ittihad Kota
Jambi, saya melihat adanya suatu hubungan baik dalam menjalankan
kerja sama, contohnya dalam bidang akademisi siswa sangat disiplin
serta taat pada tata tertib yang di berlakukan oleh pihak sekolah, bahkan
dalam bidang ekstrakurikuler siswa yang terdapat di MI Nurul Ittihad
Kota jambi sangat aktif dan boleh saya bahasakan hampir semua siswa
yang memilki potensi atau bakat dapat disalurkan melalui kegiatan
Ekstra maupun intra, seperti Pramuka, Paduan Suara, Tari, Tahfidz,
Olimpiade, Olahraga dan seterusnya. Adapun jumlah siswa yang
terdapat di MI Nurul Ittihad kota jambi baik dari kelas 1-6 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Keadaan Siswa 2019-2020
Kelas
Bln
I II III IV V VI JUMLAH KET
L P L P L P L P L P L P L P TOTAL
Oktober 16 24 26 16 19 16 13 12 17 13 15 8 106 89 195
November 16 24 26 16 19 16 13 12 17 13 15 8 106 89 195
Desember 16 24 26 16 19 16 13 12 17 13 15 7 106 88 194
Januari 16 24 26 16 19 16 13 12 18 13 15 7 107 88 195
Februari 16 24 26 16 19 16 13 12 18 12 15 7 107 88 195
Maret 16 24 26 16 19 16 13 12 18 12 15 7 107 88 195
JUMLAH
47
c. Sarana dan Prasarana Madrasah
Adapun sarana prasasarana yang terdapat di MI Nurul Ittihad kota
jambi adalah sebagai berikut:
1) Tanah dan Halaman
MI Nurul Ittihad kota Jambi berdiri diatas tanah sertifikat hak
milik Departemen Agama RI dengan nomor sertifikat: luas tanah:
2.917 m2. Di sebelah Barat berbatasan dengan Perkomplekan
Rumah, sebelah utara berbatasan dengan gedung sebelah Timur dan
Selatan berbatasan dengan masjid dan jalan umum.
2) Gedung Madrasah
Bangunan gedung MI Nurul Ittihad kota Jambi saat ini pada
umumnya dalam keadaan baik dan terpelihara, seluruhnya dangan
konstruksi beton. Gedung ini terdiri dari ruang kelas, fasilitas
olahraga, aula, perpustakaan, dan ruang kantor, termasuk fasilitas
lainya dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.5
Sarana dan Prasarana pendukung pembelajaran
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Ruang kepala
sekolah
1 ruang Baik
2 Ruang tu 1 ruang Baik
3 Ruang guru 1 ruang Baik
4 Ruang uks 1 ruang Baik
5 Ruang
perpustakaan
1 ruang Baik
6 Masjid 1 ruang Baik
7 Ruang kelas 9 ruang Baik
8 Wc guru 1 ruang Baik
9 Wc siswa 3 ruang Baik
48
B. Temuan Khusus
1. Perilaku-Perilaku Prososial Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi
Perilaku prososial siswa di kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi masih
tergolong lemah/rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi awal peneliti
seperti yang terdapat dilatar belakang pada bab I. Permasalahan pertama, siswa
kurang peka terhadap keadaan teman. Hal itu terlihat ketika ada teman yang
bersedih teman yang lain membiarkan. Mereka tidak bertanya alasan temannya
bersedih. Kemudian ada salah satu siswa yang tidak sengaja menyenggol pot
bunga di depan kelas hingga tanah dalam pot tumpah. Teman-temannya bukan
menolong tetapi menyoraki siswa tersebut. Permasalahan yang kedua terlihat
dalam proses pembelajaran. Ketika mengambil peralatan dari guru siswa hanya
mengambil alat untuk dirinya sendiri dan tidak mengambilkan alat untuk anggota
kelompok yang lain. Terdapat satu kelompok yang tidak mendapat peralatan dari
guru karena jumlahnya kurang. Kelompok lain tidak mau memberikan sebagian
peralatan mereka kepada kelompok yang tidak mendapat peralatan. Permasalahan
ketiga yaitu siswa belum dapat bertindak jujur. Siswa tidak mau mengakui
kesalahannya. Ketika berbuat salah siswa malah menunjuk temannya yang
melakukan kesalahan. Ketika guru bertanya siapa yang tidak mengerjakan PR
tidak ada siswa yang tunjuk jari. Padahal sebelumnya beberapa siswa mengatakan
kepada temannya bahwa dia belum mengerjakan PR. Permasalahan yang keempat
adalah siswa belum dapat bekerja sama dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
tugas kelompok yang hanya dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok.
Anggota lain ada yang berjalan-jalan di kelas, menganggu kelompok lain, dan
bermain sendiri.
Menurut Staub (dalam Arifin, 2015, hal. 272) mendefinisikan perilaku
prososial sebagai perilaku yang memiliki konsekuensi social positif secara fisik
ataupun secara psikologis, dilakukan secara sukarela dan menguntungkan orang
lain. Dayakisni & Hudaniah (dalam Arifin, 2015, hal. 273) menyimpulkan
bahwa perilaku prososial sebagai bentuk memberikan konsekuensi positif bagi si
49
penerima, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis tetapi tidak
memiliki keuntungan yang jelas bagi pemiliknya. Sementara menurut Dahriani
(2007, hlm. 30), perilaku prososial adalah perilaku yang mempunyai tingkat
pengorbanan tertentu yang tujuannya memberikan keuntungan bagi orang lain,
baik fisik maupun psikologis, demi menciptakan perdamaian dan meningkatkan
toleransi hidup terhadap sesama, namun tidak ada keuntungan yang jelas bagi
individu yang melakukan tindakan. Dengan adanya tolong menolong antar
sesama anggota kelompok, maka setiap anggota kelompok akan merasa nyaman,
tenang, dan keubutuhan setiap individu dalam kelompok tersebut terpenuhi, baik
dipenuhi secara individu maupun dengan bantuan dari anggota kelompok
lainnya.
Menurut hasil wawancara peneliti bersama bapak Drs.H.Samsul Qomar,
M.Pd.I selaku kepala sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
“perilaku prososial siswa khususnya kelas 5 masih sebagian belum terlihat,
ya walaupun dari sebagian siswa sudah memperlihatkan perilaku tersebut
seperti berbagi makanan pada waktu istirahat makan siang. Namun hanya
sebagian siswa, akan tetapi perilaku prososial ini penting untuk dimiliki oleh
setiap individu”. (Wawancara kepala sekolah, kamis 12 Maret 2020, 08.00
WIB)
Hal ini juga disampaikan dengan hasil wawancara guru kelas bapak Sumitra
S.Pd juga mengatakan sebagai berikut:
“disini saya sebagai guru kelas, dimana juga memperhatikan bagaimana
dengan perilaku prososial siswa bahwa beberapa bulan yang lalu masih
belum begitu terlihat, dimana Siswa kelas 5 mulai merasa dirinya sudah
mulai besar karena sebentar lagi kan naik kelas 6. Jadi kadang banyak siswa
yang senang berperilaku seperti penguasa, menganggap dirinya senior.
Mereka kadang menunjukkan perilaku berani pada orang sekitarnya dan
tidak peduli kalau orang yang dihadapi itu lebih tua ya. Semua siswa pasti
memiliki perilaku prososial tetapi tidak semua siswa bisa menunjukkan
perilaku prososial. Namanya juga manusia, pasti berbeda-beda kan. Namun,
setelah beberapa cara dilakukan sedikit demi sedikit sudah mulai terlihat
walaupun belum mayoritas semua siswa mampu berperilaku prososial
seperti halnya dulu siswa masih acuh tak acuh terhadap teman namun
sekarang siswa sudah mulai faham dengan kondisi temannya yang sekiranya
butuh bantuan,kesulitan. ada juga siswa apabila kawannya tidak membawa
bekal makan siang di ajak untuk makan bersama-sama, begitu juga dalam
50
proses pembelajaran dulu apabila ada tugas kelompok terkadang bukan
bersaama-sama mengerjakannya tapi sebagian dari kelompok yang
mengerjakan namun sekarang siswa sudah mulai terbiasa untuk selalu
mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama, juga mengajarkan
mereka untuk setiaphari jum’at infak atau sedekah setelah membaca yasin”.
(Wawancara guru kelas, kamis 12 Maret 2020, 09.00 WIB)
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan dua perwakilan siswa
kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi sebagai berikut ;
“kami kadang ngerjain tugas kelompok bersama-sama namun kadang
sendiri-sendiri walaupun tugas kelompok, karna kan kadang teman mau di
ajak bekerjasama tapi kadang juga tidak mau di ajak berkerjasama. makan
barsama kadang ada teman yang tidak membawa makan kami ajak makan
kak, terus pernah menemukan uang yang jatuh tidak saya ambil tapi saya
kasih ke bapak sumitra (selaku wali kelas V)”. (Wawancara siswa, kamis 12
Maret 2020, 09.45 WIB)
Berdasarkan dari hasil observasi langsung serta cacatan lapangan
disimpulkan bahwa perilaku prososial siswa sudah mulai terlihat, berbeda
dengan hasil fenomena yang telah di paparkan pada bab I. Dari hasil wawancara
tersebut sudah menunjukkan bahwa sedikit demi sedikit siswa memiliki perilaku
prososial yang cukup bagus. Peneliti menduga hal ini terjadi karena rentang
waktu peneliti mengamati perilaku prososial dan pelaksanaan penelitian
terbilang lama sehingga kemungkinan siswa sudah mengalami perkembangan
dalam hal perilaku prososial dalam dirinya. Walaupun, masih ada sebagian siswa
yang belum berperilaku prososial tersebut. Perilaku prososial yang muncul pada
siswa kelas V MI Nurul Ittihad kota jambi adalah perilaku berbagi, menolong,
kerja sama , berdermawan, dan bertindak jujur . Hal tersebut ditunjukkan siswa
sesuai dengan aktivitas siswa baik di dalam maupun diluar kelas. Fenomena
yang sering terjadi adalah fenomena menolong dan dermawan.
Hal ini juga sesuai dengan teoritis tentang perilaku prososial bahwa ;
perilaku prososial menurut Eisenberg & Mussen (dalam Dayakisni dan
Hudaniah, 2009, hlm. 175), meliputi:
a. Sharing (berbagi), yaitu kesediaan berbagi perasaan dengan orang lain baik
dalam suasana suka maupun duka. Berbagi dilakukan apabila penerima
51
menunjukkan kesukaan sebelum ada tindakan melalui dukungan verbal dan
fisik.
b. Cooperating (bekerjasama), yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang
lain demi tercapainya suatu tujuan. Kerja sama biasanya mencakup hal-hal
yang saling menguntungkan, saling memberi, saling menolong, dan
menenangkan.
c. Helping (menolong), yaitu kesediaan untuk menolong orang lain yang sedang
dalam kesusahan. Menolong meliputi membantu orang lain, memberi
informasi, menawarkan bantuan kepada orang lain, atau melakukan sesuatu
yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain.
d. Donating (memberi atau menyumbang), yaitu kesediaan berderma, memberi
secara suka rela sebagian barang miliknya untuk yang membutuhkan.
e. Honesty (kejujuran), yaitu kesediaan untuk tidak berbuat curang terhadap
orang lain.
Sama halnya dengan yang di ungkapkan Schoeder (dalam Bierhoff, 2002,
hlm.7) perilaku prososial dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Menolong, artinya suatu tindakan yang memiliki konsekuensi memberikan
keuntungan atau meningkatkan kesejahteraan orang lain.
b. Kerjasama, artinya hubungan antara dua orang atau lebih yang secara positif
saling tergantung berkenaan dengan tujuan mereka, sehingga gerak
seseorang dalam mencapai tujuan cenderung akan dapat meningkatkan
gerak orang lain untuk mencapai tujuannya.
Perilaku prososial terhadap sesama perlu selalu dijaga karna dalam hidup
ada saling ketergantungan antar sesama. Penting bagi individu dilibatkan dengan
individu lain, harapannya dapat membangun relasi social serta harus mengenal
konsep kapan harus berbuat baik. Perilaku prososial adalah suatu tindakan
menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu
keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan
mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong (Baron dan
Byrne, 2005, hlm. 92). Perilaku prososial tersebut dapat dilihat dari berbagai
52
jenis dan bentuknya, mulai dari pertolongan secara emosional hingga
pertolongan fisik. Seseorang dapat merespon teman atau orang asing yang
sedang berada dalam keadaan yang sedang berada dalam keadaan penuh
tekanan, terluka, atau merasa sakit. Ketika orang lain terlihat sedih, kecewa, atau
tidak bahagia, seseorang dapat membantu dengan memberikan simpati atau
penghiburan. Dalam bentuk fisik, seseorang misalnya dapat merespon
permintaan verbal akan makanan, pakaian, atau objek material lain bagi
orangorang yang kurang mampu.
Perilaku menolong menggambarkan manusia yang tidak egois dan
dermawan, mampu untuk memberikan perhatian yang nyata untuk kesejahteraan
orang lain, dan merasa bahwa dirinya mempunyai kemampuan memberikan
bantuan pada orang lain. Siswa yang memiliki perilaku prososial tinggi akan
mampu memberikan pertolongan pada orang lain, selalu mempunyai keinginan
untuk berbagi dengan orang lain, mau bekerja sama, memiliki rasa empati yang
tinggi, serta mampu jujur kepada orang lain. Oleh sebab itu perilaku prososial
siswa perlu ditanamkan dan juga ditingkatkan.
2. Upaya Guru dalam Penanaman Perilaku Prososial Siswa Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Peserta didik
memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses
perkembangan diri dan pengoptimalan bakat serta kemampuan yang dimiliki
peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil peserta didik dapat
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran
hidup manusia sebagai makhluk social yang selalu memerlukan orang lain
untuk mencapai semua kebutuhannya. Hal tersebut juga berkaitan dengan suatu
lembaga pendidikan atas sekolah yang membutuhkan peran guru dalam
mewujudkan perilaku sosial siswa yang baik. Upaya menurut kamus besar
bahasa Indonesia ( KBBI) diartikan sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan
tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal,
ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan mencari jalan
53
keluar (Depdikbud, 2002, hlm. 1250). Pendidik atau guru adalah orang yang
mengajar dan memberi pengajaran yang karena hak dan kewajibannya
bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik (Ramayulis, 2002, hlm. 56).
Maka pihak sekolah berupaya untuk terus menanamkan perilaku prososial
kepada siswa agar menjadi suatu keteladanan yang pantas untuk ditiru.
Upaya ataupun cara Menanamkan perilaku prososial perlu di tempuh, agar
tujuan menanamkan tersebut bisa terlaksanakan dan membuat karakter siswa
menjadi lebih baik lagi. Perilaku prososial penting untuk di tanamkan karena
mengingat siswa bukan manusia yang individualis melainkan makhluk social
yang senantiasa berhubungan dengan orang lain. Siswa tidak bisa hidup sendiri
jika tanpa adanya orang lain yang membesarkan, merawat dan memberikan
kasih sayang, dan melakukan interaksi dengannya. Oleh sebab itu di perlukan
suatu upaya untuk menanamkan, melatih dan mengembangkan perilaku
prososial guna untuk menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya hidup
bermasyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh bapak Drs.H.Samsul Qamar
,M.Pd.I selaku kepala sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi:
“setelah adanya fenomena-feneomena yang kami lihat dari para siswa
khususnya kelas V dalam menanamkan perilaku social ini, kami selaku
pihak sekolah berusaha untuk memberikan contoh yang baik dengan alasan
agar siswa dapat menirukan perilaku tersebut, yang kedua kami
membiasakan untuk setiap pagi jum’at sebelum masuk kelas agar membaca
surah yasin bersama-sama di aula setelah itu infak yang dikumpulkan
kepada guru, serta setiap pagi senin kan upacara siswa selalu di peringatkan
untuk bersikap baik kepada guru, teman, keluarga serta lingkungan sekitar.
Dan apabila siswa melakukan perilaku prososial seperti menemukan uang
yang bukan haknya kemudian diberikan kepada guru dari situ siswa
mendapat nilai tersendiri untuk nilai kejujurannya serta menegakkan tata
tertib bagi siswa, serta tak lupa setiap pagi sebelum masuk kelas dari kelas 1
sampai kelas 6 siswa harus bsrbaris dilapangan untuk pagi tahfidz untuk
menanamkan sikap yang religious tidak hanya disistu siswa slalu di beri
motivasi dalam hal apapun”. (Wawancara kepala sekolah, kamis 12 Maret
2020, 08.00 WIB)
54
Hal ini juga disampaikan dengan hasil wawancara guru kelas bapak Sumitra
S.Pd juga mengemukakan bahwa:
“untuk upaya yang saya lakukan selaku wali kelas yang pertama
memberikan contoh yang baik terhadap siswa, memberikan dorongan atau
motivasi agar siswa selalu berperilaku baik antar sesama tolong menolong,
selalu mengingatkan apabila menemukan barang yang bukan miliknya
jangan sekali-kali di ambil namun di laporkan terlebih dahulu kepada pihak
guru dan dari situ guru juga memberikan point plus bagi siswa yang sudah
berperilaku jujur. Kadang juga kami beri sanjungan karna kan anak lebih
suka untuk di puji. Untuk proses pembelajaran sendiri apabila ada tugas
kelompok selalu saya mengingatkan agar untuk mengerjakan bersama-sama.
Mengapa selalu saya ingatkan karena terkadang siswa cuman memikirkan
dirinya sendiri. Dan setelah terbiasa alhasil siswa sudah mulai terbiasa
melaksanakan tugas bersama apabila ada tugas kelompok”. (Wawancara
wali kelas, kamis 12 Maret 2020, 09.00 WIB)
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan dua perwakilan siswa
kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi sebagai berikut:
“ iya kak, kadang bapak sumitra selalu memberikan dorongan untuk
berperilaku baik tolong menolong tanpa mengharapkan imbalan, menolong
yang susah, tidak boleh berkelahi harus rukun dalam satu kelas krna semua
keluarga. Saya tidak keberatan apabila diberikan masukan karna kan untuk
kebaikan juga. Kadang kan ada kawan yang tidak membawa bekal makan
siang itu kita ajak makn bersama-sama. Terus apabila saya atau sebagian
teman saya melakukan hal yang baik seperti di dalam kelas kita seneng
kayak di kasih tepuk tangan bareng-bareng gitu kak”. (Wawancara siswa,
kamis 12 Maret 2020, 09.45 WIB)
Berdasarkan dari hasil observasi wawancara yang peneliti laksanakan serta
observasi langsung secara berulang-ulang, maka peneliti menyimpulkan
bahwasanya upaya guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa dengan
cara memotivasi, menegakkan tata tertib, modeling dan aksi sosial. Sama halnya
dengan yang dilakukan peneliti dalam catatan lapangan peneliti menemukan
upaya guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa salah satunya motivasi
dimana Guru menegur dan menasehati siswa yang berprilaku antisosial, guru
juga mengajak siswa membersihkan lingkungan sekolah agar lingkungan tetap
terlihat bersih.
55
Hal ini sesuai dengan teoritis tentang upaya guru dalam menanamkan
perilaku prososial dapat dilakukan melalui pemberian motivasi, modelling, tata
tertib kelas atau sekolah, dan aksi social. (Eisenberg & Mussen, 1997, hlm. 360)
a. Motivasi. Motivasi yang dapat dilakukan oleh guru kepada siswa seperti
memberi penghargaan, perhatian, atau ajakan berpartisipasi. Memberi
penghargaan dapat berdampak positif pada siswa karena menumbuhkan
inisiatif, kemampuan-kemampuan yang kreatif, dan semangat berkompetisi
yang sehat. Memberi penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak
harus berwujud barang, tetapi dapat juga berupa pujian dan hadiah-hadiah
immaterial. Memberi perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala
potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang sederhana.
Memberi perhatian akan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar.
Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk berpartisipasi pada setiap
pembelajaran. Siswa akan merasa sangat berharga apabila terlibat pada
sesuatu kegiatan yang penting. Oleh karena itu, guru harus selalu mengajak
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran agar lebih
semangat dalam belajar. Partisipasi aktif dapat memperkaya proses interaksi
antar siswa dalam proses pembelajaran.
b. Modelling. Guru berperan sebagai model atau panutan yang efektif untuk
melakukan intervensi dalam penyelesaian masalah. Melalui modelling, guru
dapat membantu siswa yang membutuhkan atau berpartisipasi dalam urusan
kemasyarakatan melalui tindakan prososial dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah. Dengan kata lain, guru dapat memengaruhi siswa secara positif
melalui tindakan nyata.
c. Penegakkan Tata Tertib Sekolah. Keberadaan tata tertib sekolah akan
menjamin suasana yang tertib dan tenang di sekolah sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik. Melalui pelaksanaan tata tertib
sekolah yang tepat, jelas, konsekuen, dan diawasi dengan sungguh-sungguh
akan menciptakan suasana belajar di sekolah yang tertib, damai, dan tentram.
Tata tertib sekolah yang ditaati dan terlaksana dengan baik oleh siswa dapat
56
menjadi suatu pembelajaran bagi mereka. Siswa akan menghormati aturan-
aturan umum lainnya serta belajar mengembangkan sikap mengekang dan
mengendalikan diri.
d. Aksi Sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajak siswa, misalnya
berkunjung ke panti asuhan. Di panti asuhan siswa dibimbing oleh guru untuk
bermain bersama dan ikut serta dalam mendonasikan sebagian rezekinya
untuk saudara-saudara panti yang membutuhkan. Hal seperti ini dapat melatih
kerjasama, menolong dan kedermawanan siswa.
Pemberian motivasi merupakan upaya yang mudah untuk di aplikasikan
dalam penanaman perilaku prososial siswa. Pemberian motivasi dilakukan guru
dengan pemberian reward. Seperti memotivasi siswa untuk terus menerus
berperilaku prososial karena siswa menyadari bahwa tindakan yang
dilakukannya itu tindakan yang benar. Pemberian motivasi juga dilakukan
dengan makan bersama sehingga guru membangun kedekatan yang positif
dengan siswa. Pemberian motivasi tidak hanya dilakukan pasa saat jam pelajaran
saja tetapi ketika diluar jam pelajaran.
Upaya guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa dengan cara
modeling bertujuan untuk siswa lebih mudah dalam menirukan perilaku
prososial. Dalam proses modeling guru tidak selalu untuk berperilaku prososial,
hal ini diharapkan guru untuk memberikan pemahaman pada siswa bahwa setiap
individu pasti melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, individu perlu memaafkan
kesalahan individu yang lain dan juga mau mendengarkan penjelasan oindividu
lain mengapa melakukan kesalahan tersebut. Perilaku guru yang seperti itu
bermanfaat untuk meningkatkan rasa empati siswa sehingga berdampak pada
pengembangan perilaku prososialnya.
Kegiatan aksi social merupakan upaya penanaman perilaku prososial yang
berupa dermawan. Disini siswa belum begitu memahami makna perilaku
dermawan itu sendiri dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, siswa diharapkan
bisa memahami berdermawan itu sendiri melalui aksi social seperti infak setiap
hari jum’at setelah pengajian yasin bersama. Dan juga penanaman perilaku
57
prososial dapat diupayakan melalui program tahunan dan program rutin.
Programnya seperti memperingati hari besar islam dalam satu tahun sekali. Dan
program rutinnya seperti pagi tahfiz, jum’at sedekah, jam makan siang dan
ekstrakulikuler
Perilaku prososial siswa adalah perilaku siswa yang mencerminkan sebuah
tindakan nyata membantu atau menolong orang lain. Perilaku prososial siswa
perlu ditumbuhkan dari sejak dini. Siswa yang mempunyai perilaku prososial
akan mudah diterima di manapun mereka berada. Mereka akan mudah
beradaptasi dengan lingkungan yang baru sehingga gampang untuk
mendapatkan teman baru. Disamping itu siswa yang berperilaku prososial yang
baik merupakan titik awal anak yang mempunyai titik kecerdasan social yang
tinggi. Dengan adanya hal tersebut pihak sekolah berupaya untuk terus
menanamkan perilaku prososial agar siswa menjadi suatu keteladanan yang patut
untuk ditiru.
3. Kesulitan yang dialami Guru Dalam Penanaman Perilaku Prososial
Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Upaya dalam Menanamkan perilaku prososial pada siswa tentu mempunyai
kendala atau kesulitan karena untuk membentuk sebuah karakter siswa. seperti
yang di kemukakan oleh bapak Drs.H.Samsul Qamar ,M.Pd.I selaku kepala
sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi:
“ya tentu kami selaku kepala sekolah dan pihak guru mengalami kesulitan,
karna kan sifat setiap siswa berbeda-beda dan bagaimana agar kita bisa
merubah sebuah karakter yang awalnya bisa dibilang tidak baik menjadi
baik. Dan terkadang siswa apabila di depan guru dia menampakkan perilaku
prososial yang baik tapi apabila diluar dari pengawasan guru siswa kembali
lagi seperti tidak tau bagaimna sikap untuk prososial itu sendiri, karna kan
juga bisa dari faktor lingkungan juga yang mengakibatkan siswa dapat
berubah-ubah dalam artian keluarga juga berperan penting untuk
menanamkan perilaku prososial itu sendiri. Apabila orang tuanya baik
insyaallah anaknya juga akan baik”. (Wawancara kepala sekolah, kamis 12
Maret 2020, 08.00 WIB)
Hal ini juga disampaikan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru
kelas bapak Sumitra S.Pd juga mengatakan sebagai berikut:
58
“dalam menanamkan perilaku prososial siswa tentu adanya kendala terkait
hal tersebut, tapi kami berusaha sebaik mungkin untuk tetap menanamkan
hal itu karna perilaku tersebut perlu dimiliki oleh setiap indivudu. Tetapi
ada sebagian individu lain yang memang sudah terbiasa melakukan perilaku
prososial karna didikan dari rumah,ya karna sudah terbiasa didik orang
tuanya dirumah kan. tapi ada juga anak yang memang belum faham
bagaimana perilaku prosoial. Perihal kesulitan itu sendiri mungkin dari
lingkungan sekitar seperti halnya keluarga itu juga penting, namun disini
kami mengakui akan keterbatasan guru dalam memantau siswa karena tidak
sehari semalam siswa terus bersama dengan guru, siswa juga harus pulang
berkumpul juga dengan keluarga. dan kadang kan diluar sana siswa juga
mempunyai teman selain disekolah. Sehingga kita juga tidak tau bagaimna
pergaulan siswa. Mungkin syukur Alhamdulillah kalau mereka mempunyai
teman yang baik tapi kalau sebaliknya disistu kan juga termasuk dari
perkembangan siswa. maka dari itu perkembangan siswa harus benar-benar
dijaga ”. (Wawancara kepala sekolah, kamis 12 Maret 2020, 09.00 WIB).
Berdasarkan Hasil dari observasi di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada
beberapa kendala yang di alami pihak guru dalam menanamkan perilaku
prososial seperti halnya, faktor lingkungan dalam artian keluarga juga berperan
penting untuk ikut serta menanamkan perilaku prososial, keterbatasan guru
untuk memantau perilaku prososial siswa, kurangnya kerjasama antar guru dan
orang tua. Selain dengan wawancara peneliti juga melakukan observasi
berulang-ulang hasil observasi lapangan menunjukan bahwa kurangnya
pengawasan orang tua terhadap perilaku prososial siswa. Hal tersebut tentu
menjadi kesulitan guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa. Mengingat
pentingnya perilaku prososial tersebut maka peran pendidik sangat diperlukan
dalam memberi stimulus untuk mengembangkan perilaku prososial siswa
sehingga perkembangan siswa tidak ada yang terlewatkan satupun.
Hal ini sesuai dengan teoritis tentang hal-hal yang mempengaruhi
perkembangan perilaku prososial dalam Desmita (2009, hlm. 253), yaitu:
a. Orang tua, orang tua mempengaruhi secara signifikan hasil sosialisasi anak
mereka. Orangtua mungkin menggunakan tiga teknik untuk mengajarkan
anak-anak mereka bertingkah laku altruistik, yaitu melalui reinforcement,
modelling dan induction.
59
b. Guru, meskipun keluarga merupakan agen sosialisai yang utama, sekolahpun
mempunyai pengaruh yang signifikan terhdap perilaku prososial anak.
Disekolah, guru mungkin memudahkan perkembangan perilaku pososial
dengan menggunakan beberapa teknik atau metode. Guru dapat menggunakan
permainan dalam meningkatkan perilaku prososial anak.
c. Teman sebaya, pengaruh teman sebaya terhadap perilaku individu sangatlah
penting. Meskipun kelompok teman sebaya tidak merasakan tujuan mereka
sebagai pengajaran aktif perilaku prososial, mereka dapat memudahkan
perkembangan tersebut melalui penggunaan penguatan, pemodelan dan
pengarahan.
Menurut (killen & Smetana, 2006, hlm. 562) factor-faktor yang
mempengaruhi perilaku prososial meliputi pola asuh orang tua dan peran keluarga
sebagai model serta sumber patokan dari perilaku prososial. Selain itu, interaksi
dengan teman sebaya juga menyediakan kesempatan bagi anak untuk berperilaku
prososial maupun menerima perilaku prososial dan merupakan sumber penting
feedback (timbal balik).
Perilaku prososial siswa dapat berubah dan berkembang seiring dengan
tahap perkembangannya. Oleh karena itu guru dan orang tua perlu memahami
tentang tahapan perkembangan perilaku prososial siswa agar tidak terjadi
kesalahan dalam memberikan stimulus terhadap siswa sehingga siswa dapat
berkembang dengan secara optimal. Menurut Bar-Tal (dalam Desmita, 2009,
hlm. 240) tahapan perkembangan perilaku prososial anak terbagi menjadi enam,
yaitu:
a.Compliance & Concrete, Defined Reinformence. Pada tahap ini anak
melakukan tingkah laku menolong karena permintaan atau perintah yang di
sertai dengan reward atau punishment terlebih dahulu.
b. Compliacnce. Pada tingkat ini anak melakukan perilaku menolong karena
tunduk pada otoritas. Anak tidak berinisiatif melakukan pertolongan, tapi
tunduk pada permintaan orang lain.
60
c. Internal intiative & concrete Reward. Pada tahap ini anak menolong karena
tergantung pada penerimaan reward yang diterima.
d. Normative Behavior. Pada tahap ini anak menolong orang lain untuk
mematuhi tuntutan masyarakat.
e. Generalized Reciprioriy. Pada tahap ini perilaku menolong orang lain
didasari oleh prinsip-prinsip universal dari pertukaran.
f. Atruistik Behavior. Pada tahap ini anak melakukan tindakan menolong
secara sukarela.
Menurut Pendapat lain yang dikemukakan oleh Caldini dalam (Rahman
2014, hlm. 230) tahapan perkembangan perilaku prososial terbagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Presocialization. Individu tidak tahu tentang perilaku menolong, dan jarang
melakukan aktivitas melakukan secara altruistik karena menolong berarti
hilangnya sumber daya yang dimiliki.
b. Awereness of norms. Individu menolong karena sudah belajar bahwa orang-
orang mengharapkannya dan akan memberikan hukuman jika tidak
melakukannya. Individu ini menginginkan persetujuan sosial.
c. Internalization. Individu menolong karena membuat mereka merasa lebih
baik.
peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan untuk melatih anak dalam
mengembangkan perilaku prososial yang dimilikinya berdasarkan tahapan-
tahapan yang seharusnya. Juga untuk sebuah perbuatan atau tindakan yang akan
dilakukan dalam menjalin hubungan sebagai makhluk social yang saling
membutuhkan, baik dari segi apapun.
60
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai perilaku prososial siswa,
kesulitan guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa, dan upaya guru
dalam menanamkan perilaku prososial siswa, maka peneliti memberi kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perilaku prososial yang muncul pada siswa kelas V MI Nurul Ittihad kota
jambi adalah perilaku berbagi (sharing), menolong (helping), kerja sama
(cooperating), berdermawan (donating), dan bertindak jujur (honesty). Hal
tersebut ditunjukkan siswa sesuai dengan aktivitas siswa baik di dalam
maupun diluar kelas. Fenomena yang sering terjadi adalah fenomena
menolong dan dermawan. Perilaku prososial siswa kelas V dikategorikan
sebagai tindakan altruism karena siswa melakukan perilaku prososial secara
sukarela tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain sedikitpun.
Menganalisis upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan perilaku
prososial siswa.;
2. Upaya yang dilakukan guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa
yaitu memotivasi, modeling, menegakkan tata tertib, dan aksi social.
Memberrikan motivasi merupakan upaya yang dominan dalam menanamkan
serta mengembangkan perilaku prososial siswa. Pemberian motivasi
dilakukan secara spontan atau pun terrencana. Terdapat program sekolah
yang mendukung upaya guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa.
Programnya seperti memperingati hari besar islam dalam satu tahun sekali.
Dan program rutinnya seperti pagi tahfiz, jum’at sedekah, jam makan siang
dan ekstrakulikuler.
3. Kesulitan dalam pengembangan perilaku prososial siswa berupa keterbatasan
guru untuk memantau siswa, kurangnya kerjasama antara guru dan orang tua
siswa dalam menanamkan perilaku prososial, siswa berperilaku anti social
61
disekolah disebabkan karena ia meniru perilaku dewasa diluar sekolah. Hal
ini tentu menjadi kesulitan guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa.
Kesulitan yang di alami guru dalam menanamkan perilaku prososial siswa
merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini dikarenakan penanaman
perilaku prososial siswa bukan kewajiban guru semata akan tetapi kewajiban
semua pihak. Perilaku prososial tidak akan terbentuk secara praktis akan
tetapi harus di upayakan secara berkelanjutan sehingga siswa akan melakukan
perilaku prososial secara terus menerus.
B. SARAN
Kepada semua pihak dan untuk menanamkan perilaku prososial yang baik,
maka penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah untuk memberikan arahan pada guru, orang tua, dan anak
bagaimana meningkatkan perilaku prososial.
2. Bagi guru dapat memunculkan perilaku prososial yang lain dari siswa selain
dari perilaku berbagi (sharing), menolong (helping), kerja sama
(cooperating), berdermawan (donating), dan bertindak jujur (honesty).
3. Bagi peserta didik, harus lebih memotivasi diri agar terus meningkatkan diri
dalam menanamkan perilaku prososial.
62
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arifin, B. S. (2015). Psikologi Sosial. Bandung: Pustaka Setia
Baron, R. A. & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial jilid 2 edisi kesepuluh. Jakarta:
Erlangga.
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2012). Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Malang:
Universitas Muhamadiyah Malang.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.
Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Desmita. (2010). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Djaman Satori. & Aan Komariah. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Faturochman. (2006). Pengantar psikologi sosial. Yogyakarta: Pustaka.
Nawawi, Hadari. (2003). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development
Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.
63
Poloma, Margaret M. (2010). Sosiologi Kontemporer. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Rahman, A. (2014). Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada.
Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Safaria & Saputra. (2009). Manajemen Emosi. Yogyakarta : Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sarwono, S. W. (2002). Psikologi sosial individu dan teori - teori psikologi sosial.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Shaffer, D. R (2005). Pengembangan social dan kepribadian. Belmon, California:
Thomson Wadsworth.
Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Taylor E, Dkk. (2009). Psikologi Sosial : Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana.
Tim Penyusun. (2018). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
JURNAL
Asih, G. Y. & Pratiwi, M. M. (2010). Jurnal Tentang Perilaku prososail ditinjau
dari empati dan kematangan emosi.( Vol 1. No 1).
Barker, E.D., dkk. (2008). Jurnal Tentang Validitas Prediktif dan Prediktor Awal
Jalur Lintasan Viktimisasi di Pra Sekolah. (Arsip Psikiatri Umum), Hlm.
1185-1192
64
Carlo & walker. (2014). Jurnal Tentang Pengembangan prososial pendekatan
multidimensi. ( Vol 1. No 1).
Hariko, Rezki. (2017). Judul Tentang Pengembangan Perilaku Prososial Siswa
Melalui Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Nihayan, Nurun. (2018). Jurnal Tentang Upaya Meningkatkan Perilaku
Prososial Anak Melalui Penerapan Kegiatan Bermain Peran Pada
Kelompok B Bustanul Ulum Tulungagung.
Ulutas dan Aksoy. (2009). Jurnal Tentang Belajar dengan bermain.
SKRIPSI
Dahriani, Adria. (2007). Skripsi tentang Perilaku Prososial Terhadap Pengguna
Jalan Studi Fenomenologis Pada Polisi Lalu Lintas.
Tinne, R. D. (2012). Skripsi tentang Perilaku Prososial Ditelaah Berdasarkan
Gender.
Kuswendi, Uus. (2018). Skripsi Tentang Upaya Guru Dalam Mengembangkan
Perilaku Prososial (Prosocial Behavior) Siswa Sekolah Dasar (Studi
Kasus Di Kelas V Sd Assalaam Kota Bandung).
Miarseh, Syahro. (2017). Skipsi Tentang Upaya Meningkatkan Perilaku Prososial
Pada Anak Melalui Kegiatan Kerja Kelompok Di Islamiyah Tanjung
Morawa.
Nihayan, Nurun. (2018). Skripsi Tentang Upaya Meningkatkan Perilaku
Prososial Anak Melalui Penerapan Kegiatan Bermain Peran Pada
Kelompok B Bustanul Ulum Tulungagung.
INTERNET
https://www.researchgate.net/publication/327756107_Perilaku_Prososial
https://repository.usd.ac.id/33191/2/151114015_full.pdf
LAMPIRAN 1
IPD awal
Lampiran Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Upaya Guru Dalam Menanamkan Perilaku Prososial
Siswa Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ittihad Kota Jambi
No Indikator Uraian Observasi Ya Tidak
1. Profil
a. Sejarah MI Nurul Ittihad Kota Jambi
b. Susunan pengurus
c. Susunan organisasi
d. Sarana dan prasarana
e. Jumlah siswa MI Nurul Ittihad Kota
Jambi
√
√
√
√
√
2. Kegiatan
Harian
a. Proses belajar mengajar
b. Belajar tambahan
√
√
3. Kegiatan
Sosial
a. Membaca yasin setiap hari jum’at
bersama di aula MI Nurul Ittihad
Kota Jambi
b. Kerja Bakti
√
√
4. Pembinaan
Akhlak
a. Pembinaan sikap disiplin
1) Disiplin berangkat sekolah
2) Disiplin mengikuti
pembelajaran di sekolah
3) Disiplin mengerjakan tugas
4) Disiplin menaati tata tertib
sekolah
b. Pembinaan sikap jujur
1) Tidak Berbohong
2) Mengembalikan kepada yang
berhak apabila menemukan
sesuatu
√
√
√
√
√
√
3) Tidak mencontek
4) Terus terang
5) Mengakui kesalahan
c. Pembinaan sikap terampil
1) Memperhatikan ketika guru
menjelaskan materi
pembelajaran
2) Berani bertanya kepada guru
3) Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
4) Terlibat aktif dalam proses
pembelajaran
5) Bekerjasama dalam kegiatan
pembelajaran
6) Toleran terhadap teman
7) Berbagi
8) Membantu teman yang kesulitan
9) Melerai teman yang bertengkar
10) Meminjamkan barang miliknya
11) Berdermawan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5. Nilai Ibadah
a. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
b. Membaca Asmaul Husna
c. Hafalan surat-surat pendek
d. Bimbingan membaca Al-Quran
e. Melaksanakan solat zuhur
√
√
√
√
√
Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Catatan :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Pedoman Wawancara
A. Wawancara dengan kepala sekolah
1. Berapa lama Bapak/Ibu mengajar di madrasah ibtidaiyah nurul ittihad kota
jambi?
2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai perilaku siswa kelas V
disekolah?
3. Menurut bapak/ibu apakah perilaku prososial itu?
4. Perilaku-perilaku prososial apa yang sering ditunjukkan siswa kelas V di
sekolah?
5. Menurut Bapak/Ibu seberapa penting penanaman perilaku prososial di
sekolah?
6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai perilaku siswa MI khususnya
kelas V yang terkena pidana dan harus berhadapan dengan hukum?
7. Penahkah terjadi suatu kasus anak yang antisosial, seperti bullying,
kekerasan fisik, atau berperilaku agresif? Bagaimana cara ibu
menyikapinya?
8. Strategi apa yang sering Bapak/Ibu lakukan dalam menanamkan perilaku
prososial siswa?
9. Apakah ada reward tertentu bagi siswa yang melakukan prilaku prososial?
Kalau tidak, mengapa? Kalau iya, apa rewardnya?
10. Motivasi seperti apa yang sering Bapak/Ibu berikan kepada siswa agar
senantiasa berprilaku baik?
11. Bagaimana hubungan pihak sekolah dengan orang tua siswa?
12. Program atau rutinitas apa saja yang ada di Madrasah nurul ittihad?
13. Ektrakurikuler apa yang diadakan disekolah Madrasah nurul ittihad?
14. Pernahkah mengajak siswa aksi sosial, seperti kunjungan ke panti asuhan
atau berkumpul dengan anak yatim?
B. Wawancara dengan guru
1. Berapa lama bapak/ibu mengajar di madrasah ibtidaiyah nurul ittihad kota
jambi
2. Menurut bapak/ibu apakah perilaku prososial itu?
3. Perilaku-perilaku prososial apa yang sering ditunjukkan siswa kelas V di
sekolah?
4. Apa kesulitan bapak/ibu dalam menanamkan perilaku prososial siswa?
5. Strategi apa yang sering Bapak/Ibu lakukan dalam menanamkan perilaku
prososial siswa khususnya sebagai wali kelas?
6. Bagaimana pengintegrasian nilai-nilai perilaku prososial ke dalam
pembelajaran?
7. Motivasi seperti apa yang sering Bapak/Ibu berikan kepada siswa agar
senantiasa berprilaku baik?
8. Fenomena prososial apa saja yang terlihat pada jam makan siang?
C. Wawancara dengan siswa
1. Apa yang menjadi pengalaman anda sehingga berkeinginan masuk di
Madrasah nurul ittihad Kota Jambi ini?
2. Penanaman nilai-nilai religius apa saja yang diberikan sekolah pada siswa?
3. Menurut saudara sudahkah guru menjadi tauladan dalam karakter religius
di sekolah saudara?
4. Bagaimana hubungan kalian dengan teman-teman dikelas?
5. Apakah pernah berbagi sesama teman? (berbagi perasaan, tukar pikran)
6. Apakah pernah menolong, kerjasama antar teman?
7. Apakah pernah terjadi bulying sesama teman dikelas? Jika ada, apakah
ada arahan dari guru dalam kaasus tersebut?
8. Apakah anda merasa senang atau terbebani dengan arahan/ajakan guru
melakukan kegiatan yang baik tersebut?
9. Apa yang dilakukan pendidik/guru jika saudara tidak melaksanakan
kegiatan yang baik tersebut di sekolah ?
Pedoman Dokumentasi
1. Data tentang sejarah berdirinya MIS Nurul Ittihad Kota Jambi
2. Data tentang visi, misi dan tujuan MIS Nurul Ittihad Kota Jambi
3. Data tentang struktur organisasi
4. Data tentang pendidik/ guru
5. Data tentang peserta didik
6. Data tentang sarana dan prasarana
7. Data tentang kegiatan pembelajaran
a. Dokumentasi upaya guru dalam penanaman perilaku prososial kepada siswa
dalam pembelajaran
b. Dokumentasi perilaku prososial siswa dalam pembelajaran
LAMPIRAN 2
Catatan lapangan
Catatan Lapangan
Hari/Tanggal : selasa/ 10 maret 2020
Waktu : 07.00-10.00 WIB
Tempat :lapangan sekolah, kelas dan area sekolah
Catatan : untuk menegetahui perilaku prososial dan upaya guru dalam
menanamkan
Tepat pukul 07.00 WIB semua siswa berkumpul di lapangan sekolah dengan
didampingi wali kelas. Kegiatan hari ini dimulai dengan mentari pagi. Kegiatan
Tahfidz pagi rutin dilakukan setiap hari Senin sampai kamis, hari jum’at
membaca yasin dan tahlil dan hari sabtu olahraga pagi dari pukul 07.00-07.30
WIB. Seorang guru mengajak siswa sekolah bernyanyi dan menyorakkan yel-yel
MI Nurul Ittihad dengan penuh semangat. Kemudian siswa di ajak bersama-
sama membaca surah –surah pendek secara bersama-sama. Setelah itu secara
bergantian antara siswa laki-laki dan perempuan. Siswa membentuk barisan rapi
serta bernyanyi dengan kompak dan gembira. Kemudian, acara dilanjutkan
dengan siraman rohani yang disampaikan oleh guru yang memandu acara.
Seusai siraman rohani, acara berikutnya yaitu doa bersama.
Setiap guru pendamping mengajak siswa mengangkat kedua tangan untuk
berdoa kepada Allah dengan khusyu. Acara tahfidz pagi sudah usai, setiap siswa
saling memegang pundak dan berjalan menuju kelas sambil bernyanyi.
Sementara itu, guru kelas berada di barisan paling depan untuk mengarahkan
siswa masuk kelas. Dan sebelum masuk kelas para siswa harus berjabat tangan
dengan gurunya dengan kreasi yang berbeda-beda. Setelah memasuki kelas,
Penanaman sikap religius tidak hanya sekadar teori melainkan dengan praktik.
Awal pembelajaran guru menyajikan ice breaking berupa nyanyian dan gerakan.
Kemudian, semua siswa mengikuti gerakan tersebut. Ada yang di depan kelas
dan ada yang di belakang kelas. Sementara itu, Siswa melakukan kegiatan ice
breaking dengan kompak dan ceria. Setelah ice breaking, guru mulai
menjelaskan materi tentang siklus hujan dengan menggunakan video, siswa
diminta untuk memperhatikan video tersebut. Setelah selesai guru memberikan
penjelasan sedikit tenntang materi yang telah di sampai kan.
Untuk melihat seberapa faham anak dengan materi dan penjelasan guru
tersebut kemudian siswa di minta untuk bekerja kelompok sesuai dengan
kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Dan sebelum kerja kelompok di
mulai salah satu siswa diminta untuk kedepan mengambil lembar kerja untuk di
bagikan kepada kelompok lain namun siswa hanya mengambilkan sebagian
kelompok ada satu kelompok yang tidak di ambilkan dengan secara sepontan
guru mengetahui kemudian memberikan terguran agar tidak baik melakukan hal
tersebut. Serta guru memberikan motivasi agar besok lagi tidak melakukan hal
yang sama karena sebagai makhluk kita memerlukan atau membutuhkan mahluk
individu lainnya.
Sementara itu setelah semua lembar kerja dibagikan semua. Guru mengontrol
bagaimna siswa dalam melakukan kerjasama dalam kelompok. Apakah benar
dilakukan bersama-sama atau hanya sebagian dari kelompok itu melakukannya.
Saat proses kerja kelompok ada beberapa kelompok yang memang benar-benar
terlihat sedang berdiskusi, menjelaskan kepada teman lainnya tentang siklus air,
dan mereka terlihat saling bertukar informasi satu sama lain mengenai materi
materi tersebut,
Kemudian terlihat juga siswa yang sibuk membuka tasnya untuk mencari
pulpen, ternyata ada temannya yang meminjam pulpen kepadanya karena tidak
membawa pulpen. Selama pembelajaran situasi kelas sangat kondusif. Ada yang
mengerjakan tugas di meja belajar, ada yang di depan papan tulis, dan duduk
melingkar di karpet. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB,
pembelajaran pertama usai kemudian siswa bergegas istirahat.
Hasil
Berdasarkan hasil dari catatan lapangan di atas tentang upaya guru dalam
menanamkan perilaku prososial terlihat bahwa guru telah mengawasi siswa dalam
berperilaku prososial yang baik serta guru tidak lupa bahwa selalu memberikan
motivasi, memberikan contoh dan dorongan agar siswa terus melakukan perilaku
prososial yang baik.
No Aspek Indikator
1. Pemberian Motivasi Guru mendorong siswa untuk melakukan
perilaku prososial
Guru memberi reward baik yang bersifat
materil ataupun immaterial kepada siswa
yang berprilku prososial.
Guru menegur dan menasehati siswa yang
berprilaku antisosial.
Guru memberi sanksi kepada siswa yang
berperilaku anti social
2. Modeling Guru menayangkan video pembelajaran
tentang perilaku prososial.
Guru memberikan contoh perilaku prososial
kepada siswa, baik di dalam ucapan maupun
perbuatan.
3. Menegakkan tata tertib sekolah Guru mensosialisasikan tata tertib.
Guru melaksanakan tata tertib sekolah yang
tepat, konsekuen, dan diawasi
Berdasarkan dari Hasil catatan lapangan di atas terlihat bahwa siswa telah
melakukan tindakan menolong (helping), berbagi (sharing) dan kerjasama
(cooperation).
No Aspek Indicator
1. Berbagi (Sharing) Kesediaan untuk
berbagi pikiran dan perasaan dengan
orang lain dalam suasana suka
maupun duka.
Berbagi perasaan dengan teman
Bertukar pikiran dengan teman
2. Menolong (Helping) Kesediaan
memberikan bantuan atau
pertolongan kepada orang lain yang
sedang mengalami kesulitan, baik
berupa moril maupun materil.
Siswa membantu teman yang kesulitan
Siswa melerai teman yang bertengkar
Siswa meminjamkan barang miliknya
kepada teman
3. Kerjasama (Cooperation)
Kesediaan untuk bekerja sama
dengan orang lain demi tercapainya
suatu tujuan
Siswa mengerjakan tugas secara
bersama-sama.
Siswa berbagi peran dalam
mengerjakan tugas
Catatan Lapangan
Hari/Tanggal : rabu/11 maret 2020
Waktu :10.00- 11.00 WIB
Tempat : kelas V
Catatan : untuk mengetahui upaya guru dalam menanamkan perilaku
prososial
Pagi itu tepat pukul 10.00 WIB, siswa kelas lima sedang belajar SBK. Di
tengah pembelajaran, dua orang guru mengetuk pintu dan meminta izin guru
untuk masuk kelas. Sesudah memperoleh izin, kedua guru masuk ke dalam
kelas sambil membawa kotak amal. Seorang guru memberi tahu bahwa orang
tua Ibu temannya meninggal dunia. Seorang guru mengajak siswa untuk
mendoakan orangtua Ibu tersebut yang meninggal. “Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu. Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Anak-anak hari
ini Bapak datang dengan membawa kabar duka. Ibunda dari teman kita
meninggal dunia hari ini, oleh sebab itu mari kita bersama-sama mendoakan
almarhumah. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah Swt”, ucapnya.
Sesudah berdoa bersama, Pak guru mengajak siswa menyisihkan uang jajan
untuk memberi sumbangan sebagai bentuk berbela sungkawa. “Sebagai bentuk
bela sungkawa atas meninggalnya Ibunda dari teman kalian maka bapak
mengajak kalian untuk menyisihkan uang jajan dengan ikhlas. Semoga
sumbangan yang kalian beri akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda
oleh Allah Swt.”, kata Pak guru
Hasil
Berdasarkan hasil dari catatan lapangan di atas tentang upaya guru dalam
menanamkan perilaku prososial terlihat bahwa guru mengajak siswa menyisihkan
sebagian uangnya untuk sum`1ft’bangan sosial.
No Aspek Indikator
1. Aksi social Guru mengajak siswa menyisihkan sebagian
uangnya untuk sumbangan.
Berdasarkan dari Hasil catatan lapangan di atas terlihat bahwa siswa telah
melakukan tindakan berdermawan (donating)
No Aspek Indicator
1. Berdermawan (Donating)
Kesediaan untuk
memberikan secara
sukarela sebagian barang
miliknya kepada orang
yang membutuhkan
Siswa menyisihkan sebagian uangnya
untuk temannya yang membutuhkan
Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :kamis/12 maret 2020
Waktu :08.00 WIB
Tempat :kelas V
Catatan :untuk mengetahu perilaku prososial dan upaya guru menanamkan
perilaku prososial
Hari ini ulangan harian, suasana kelas begitu senyap dan siswa tampak
begitu serius dalam mengerjakan soal. Tidak ada satu siswa yang melakukan
tindak kecurangan pada saat ulangan harian. Hal ini ditunjukkan siswa yang
begitu tenang dan percaya diri dalam mengerjakan ulangan. Disela-sela
pergantian mata pelajaran ada salah satu siswa yang bertengkar dengan siswa
yang lain. “Apa kamu ngajak ribut terus?” Tanya “Kamu yang ngajak ribut”,
sanggah temannya dengan nada tidak terima
keduanya saling adu mulut dan mengungkapkan kekesalan. Tidak ada
siswa yang tahu penyebab adu mulut tersebut. Sebagian besar siswa
mengompori dengan teriakan “berantem, berantem, berantem”. Sementara itu,
beberapa siswi hanya mengamati. Ada juga yang berteriak untuk memanggil
guru. Tidak lama kemudian, Pak SM datang ke kelas dan meminta keduanya
mendekat. Pak SM bertanya secara bergantian alasan mereka bertengkar.
Keduanya pun menceritakan alasan mereka. pak SM menasihati untuk saling
memaafkan dan meminta keduanya agar tidak bertengkar. “Sama teman harus
saling menyayangi, bukan bertengkar”, nasihat pak SM.
Hasil
Berdasarkan hasil dari catatan lapangan di atas tentang upaya guru dalam
menanamkan perilaku prososial terlihat bahwa guru Guru menegur dan
menasehati siswa yang berprilaku antisosial
No Aspek Indikator
1. Pemberian Motivasi Guru menegur dan menasehati siswa yang
berprilaku antisosial
Berdasarkan dari Hasil catatan lapangan di atas terlihat bahwa siswa telah
melakukan tindakan menolong (helping)
No Aspek Indicator
1. Menolong (Helping)
Kesediaan memberikan
bantuan atau pertolongan
kepada orang lain yang
sedang mengalami
kesulitan, baik berupa
moril maupun materil
Siswa melerai teman yang bertengkar
Catatan lapangan
Hari/Tanggal : jum’at/13 maret 2020
Waktu : 07.00 wib
Tempat : aula sekolah dan kelas V
Catatan : untuk mengetahui uapaya guru dalam menanamkan serta perilaku
prososial siswa
Pagi ini pada pukul 07.00 WIB hari jum’at ada membaca yasin dan tahlil
bersama di pimpin oleh sebagian guru kemudian guru-guru yang lain berpencar
duduknya di sela-sela siswa untuk mengkondufsifkan siswa dalam membaca
yasin dan agar siswa tidak ramai. Setelah selai siswa di ajak bersholawat
bersama kemudian setelah itu bagi siswa yang ingin menyisihkan uang
jajannya untuk infak di berikan kepada guru agar dikumpulin secara bersama.
Tepat pukul 07.30 semua siswa masuk ke kelas masing-masing sambil
bernyanyi bersama. Kemdian masuk jam pembelajaran. Pembelajaran
berlangsung cukup kondusif dari pukul 08.00 sampai pukul 10.00 WIB.
Istirahat pun tiba, pk SM meminta salah satu siswanya untuk membeli
gorengan yang cukup banyak.
Ketika di dalam kelas pak SM mengajak semua siswa memakan gorengan
bersama-sama. “Silahkan yang mau ambil, bapak sengaja beli banyak untuk
kalian”, kata beliau kepadaA siswa kelas V. “Makasih yaa pak” “Iyaa,
dihabisin gorengannya”, balas pak SM “Aku juga makasih Pak”, kata
muridnya. “Iya sama-sama, kalian kalo punya rezeki lebih jangan lupa
memberi kepada yang membutuhkan, jangan lupa saling menyayangi sesama
teman”, nasihat Bu DN. “Iyaa pak makasih banyak yaa gorengannya”, kata
beberapa siswa. Semua siswa melanjutkan makan gorengan bersama-sama
sambil bercerita. Istirahat hari ini hampir semua siswakelas V hanya
menyantap gorengan yang dibelikan Pak SM.
Hasil
Berdasarkan hasil dari catatan lapangan di atas tentang upaya guru dalam
menanamkan perilaku prososial terlihat bahwa Guru memberikan contoh perilaku
prososial kepada siswa, baik di dalam ucapan maupun perbuatan.
No Aspek Indikator
1. Pemberian motivasi Guru mendorong siswa untuk melakukan
perilaku prososial
Guru memberi reward baik yang bersifat
materil ataupun immaterial kepada siswa
yang berprilku prososial.
2. Modeling Guru memberikan contoh perilaku prososial
kepada siswa, baik di dalam ucapan maupun
perbuatan.
3. Aksi social Guru mengajak siswa menyisihkan sebagian
uangnya untuk sumbangan sosial
Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :sabtu/ 14 maret 2020
Waktu :10.30 WIB
Tempat :lapangan sekolah
Catatan : untuk mengetahui uapaya guru dalam menanamkan perilaku
siswa dan perilaku prososial siswa
Hari sabtu pukul 10.30 WIB siswa kelas V berkumpul di lapangan sekolah
untuk mengikuti mata pelajaran olahraga. Semua siswa memperhatikan arahan
guru olahraga yang bernama ibu SI Aktivitas olahraga hari ini yaitu baseball.
Ibu guru mengarahkan siswa melempar bola secara bergantian dengan aturan
dilarang menginjak garis ketika melempar bola. Namun, ada siswa tanpa
sengaja menginjak garis ketika melempar bola. Secara spontan, temannya
mengingatkan agar tidak menginjak garis ketika melempar bola. “Ehh, itu
kakinya jangan menginjak garis,” berseru dengan lantang. temannya kemudian
mundur satu langkah dan berkata, “iya, maaf tidak sengaja”. Dan kemudian
guru memberikan rewad dengan cara tepuk tangan karna siswa telah jujur
dalam permainan tersebut.
Sesudah latihan melempar bola, siswa berkumpul kembali dan
memerhatikan arahan guru tentang aturan main baseball. Selanjutnya, siswa
terbagi ke dalam dua tim dan mempraktikkan olahraga baseball. Pertandingan
baseball berjalan dengan baik. Siswa tampak memahami aturan main baseball
dan bertanding dengan penuh semangat. Ketika tim satu menjadi penjaga ada
siswa menginstruksikan kedua temannya untuk menjaga base 2 dan base 3. “
kamu di base 2 ya, kalau kamy di base 3 aja”, instruksinya yang disetujui
kedua temannya tersebut. Sementara itu, siswa yang memosisikan dirinya
sebagai penjaga di base 5.
Pertandingan berlangsung cukup sengit, kedua kelompok saling bergantian
menjadi tim jaga dan tim main. Kelompok dua yang bertugas menjadi tim jaga
tampak lengah sehingga tim satu sebagai tim main dapat mengambil poin.
Dikarenakan tim satu berhasil mengambil poin, maka tim penjaga memberi
instruksi pada teman kelompoknya agar lebih gesit menangkap bola. Kemudian
memberitahu kedua temannya untuk mencegat tim main sambil menunjuk
pembatas garis. Kedua temannya menyetujui saran tersebut dan menjadi
penjaga di titik yang sudah diberi tanda.
Pertandingan terus berlanjut hingga ibu SI meniup peluit tanda usai. Ibu
SI memberitahukan skor akhir dari masing-masing kelompok. Kelompok dua
memperoleh skor lebih tinggi dari kelompok satu. Ibu SI mengumumkan jika
kelompok dua menjadi pemenang pertandingan baseball. Waktu sudah
menunjukkan pukul 11.55 WIB siswa bergegas kembali ke kelas untuk
beristirahat dan bersiap shalat dzuhur.
Hasil
Berdasarkan hasil dari catatan lapangan di atas tentang upaya guru dalam
menanamkan perilaku prososial terlihat bahwa guru memberikan rewad dengan
cara tepuk tangan.
No Aspek Indikator
1. Pemberian Motivasi Guru mendorong siswa untuk melakukan
perilaku prososial
Guru memberi reward baik yang bersifat
materil ataupun immaterial kepada siswa
yang berprilku prososial.
Guru menegur dan menasehati siswa yang
berprilaku antisosial.
Guru memberi sanksi kepada siswa yang
berperilaku anti social
Berdasarkan dari Hasil catatan lapangan di atas terlihat bahwa siswa telah
melakukan tindakan kerjasama (cooperation) dan bertindak jujur (honesty)
No Aspek Indicator
1. Kerjasama (Cooperation)
Kesediaan untuk bekerja
sama dengan orang lain
demi tercapainya suatu
tujuan
Siswa mengerjakan tugas secara
bersama-sama.
Siswa berbagi peran dalam mengerjakan
tugas
2. Bertindak Jujur
(Honesty) Kesediaan untuk
melakukan sesuatu seperti
apa adanya, tidak berbuat
curang terhadap orang lain
Siswa mengakui kesalahannya
Siswa berbicara apa adanya
Siswa mengembalikan benda yang
bukan haknya.
Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :senin/ 16 maret 2020
Waktu :07.00 WIB
Tempat :lapangan sekolah
Catatan : untuk mengetahui uapaya guru dalam menanamkan perilaku
siswa dan perilaku prososial siswa
Pagi hari senin pukul 07.00 WIB siswa telah berkumpul dilapangan untuk
mengikuti rutinitas senin upacara bendera sebelum memasuki kelas. Semua
siswa berbaris dengan rapi. Dan para petugas upacara pun telah siap. Setah
para guru ikut serta berbaris dilapangan siswa semua senyap. Setelah itu
upacara dimulai.
Hingga akhirnya kepada waktu amanat Pembina upacara disitu juga di
Pembina upacara memperingati siswa agar terus berperilaku baik antar sesame,
disekolah maupun diluar sekolah.
Setelah sambutan upacara seselasai para siswa diminta untuk memungut
sampah yang ada di area lapangan agar terlihat bersih dan rapi. Setelah itu
siswa semua masuk kedalam kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dan ada salah seorang siswa yang menemukan uang jatuh kemudian diambil
diberikan kepada guru.
Tidak sampai disitu peneliti melihat siswa yang membawakan tas temannya
untuk dibawa kedalam kelas tanpa di minta oleh siapaun. Dan setelah peneliti
Tanya karena kasihan nanti kawannya turun lagi untuk mengambil tasnya itu.
Hasil
Berdasarkan hasil dari catatan lapangan di atas tentang upaya guru dalam
menanamkan perilaku prososial terlihat bahwa guru memberikan rewad dengan
cara tepuk tangan.
No Aspek Indikator
1. Pemberian Motivasi Guru mendorong siswa untuk melakukan
perilaku prososial
Guru memberi reward baik yang bersifat
materil ataupun immaterial kepada siswa
yang berprilku prososial.
Guru menegur dan menasehati siswa
yang berprilaku antisosial.
Guru memberi sanksi kepada siswa yang
berperilaku anti social
2. Aksi social Membersihkan lingkungan sekolah
Berdasarkan dari Hasil catatan lapangan di atas terlihat bahwa siswa telah
melakukan tindakan kerjasama (cooperation) dan bertindak jujur (honesty)
No Aspek Indicator
1. Kerjasama (Cooperation)
Kesediaan untuk bekerja
sama dengan orang lain
demi tercapainya suatu
tujuan
Siswa mengerjakan tugas secara
bersama-sama.
Siswa berbagi peran dalam
mengerjakan tugas
2. Bertindak Jujur
(Honesty) Kesediaan untuk
melakukan sesuatu seperti
apa adanya, tidak berbuat
curang terhadap orang lain
Siswa mengembalikan barang yang
bukan haknya
3. Menolong (Helping)
Kesediaan memberikan
bantuan atau pertolongan
kepada orang lain yang
Mengambilkan barang temannya
yang tertinggal
sedang mengalami
kesulitan, baik berupa
moril maupun materil
LAMPIRAN 3
wawancara
Wawancara dengan kepala sekolah
Nama : Samsul Qomar M.Pd.I
Jabatan : Kepala Sekoloh MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Hari/tanggal : kamis, 12 maret 2020
1. Berapa lama Bapak mengajar di madrasah ibtidaiyah nurul ittihad kota
jambi?
“saya berada di sekolah ini sudah cukup lama, kisaran 14 tahun”
2. Bagaimana pandangan Bapak mengenai perilaku siswa kelas V disekolah?
“Siswa kelas 5 mulai merasa dirinya sudah besar karena sebentar lagi
kan naik kelas 6. Jadi kadang banyak siswa yang senang berperilaku
seperti penguasa, menganggap dirinya senior. Mereka kadang
menunjukkan perilaku berani pada orang sekitarnya dan tidak peduli
kalau orang yang dihadapi itu lebih tua ya seperti guru atau pada penjaga
sekolah. Istilahnya mereka sedang mencari jati diri tetapi jati diri versi
anak-anak. Mereka seolah-olah bisa melakukan apapun dan semua orang
harus takut sama mereka. Padahal kalau kami guru-guru ya tahu perilaku
mereka itu bagian dari masa perkembangan”.
3. Menurut bapak apakah perilaku prososial itu?
“menurut saya perilaku prososial ada perilaku yang positif yang
dilakukan oleh sebagian orang untuk orang lain, tanpa menharapkan
imbalan bahasanya, hehe. Karna kita sebagai individu membutuhkan
individu lain dalam hidup. Dan kemungkinan besar apabila kita baik sama
orang tentu kita mudah diteruma di manapun kita berada.
4. Perilaku-perilaku prososial apa yang sering ditunjukkan siswa kelas V di
sekolah?
“perilaku prososial siswa khususnya kelas 5 masih sebagian belum
terlihat, ya walaupun dari sebagian siswa sudah memperlihatkan perilaku
tersebut seperti berbagi makanan pada waktu istirahat makan siang.
Namun hanya sebagian siswa”.
5. Menurut Bapak seberapa penting penanaman perilaku prososial di
sekolah?
“iya sangat penting”
6. Bagaimana pendapat Bapak mengenai perilaku siswa MI khususnya kelas
V yang terkena pidana dan harus berhadapan dengan hukum?
“Tentu itu tidak bagus untuk dicontoh, karna kan kecilnya sudah seperti
itu gimna nanti kedepannya. Maka dari itu orang tua harus benar-benar
dalam menjaga anak, mendidik anak. Anak kan gimna didikan orang
tuanya.”
7. Penahkah terjadi suatu kasus anak yang antisosial, seperti bullying,
kekerasan fisik, atau berperilaku agresif? Bagaimana cara ibu
menyikapinya?
“Untuk bullying atau kekerasan yang seperti anda sebutkan tadi
Alhamdulillah tidak ada, tapi yang namanya anak bertengkar ada tapi
tidak sampai dengan kekerasan. Dan untuk kasus seperti itu kami Tanya
dulu keduanya permasalahannya bagaimana dan setelah itu memberikan
nasihat bahwa bertengkar tidak bagus dan lain-lain”
8. Strategi apa yang sering Bapak/Ibu lakukan dalam menanamkan perilaku
prososial siswa?
“setelah adanya kesulitan yang kami dapat untuk menanamkan perilaku
social ini, kami selaku pihak sekolah berusaha untuk memberikan contoh
yang baik dengan alasan agar siswa dapat menirukan perilaku tersebut,
yang kedua kami membiasakan untuk setiap pagi jum’at sebeluum masuk
kelas agar membaca surah yasin bersama-sama di aula setelah itu infak
yang dikumpulkan kepada guru, serta setiap pagi senin kan upacara siswa
selalu di peringatkan untuk bersikap baik kepada guru, teman, keluarga
serta lingkungan sekitar. Dan apabila siswa melakukan perilaku prososial
seperti menemukan uang yang bukan haknya kemudian diberikan kepada
guru dari situ siswa mendapat nilai tersendiri untuk nilai kejujurannya
serta menegakkan tata tertib bagi siswa”.
9. Apakah ada reward tertentu bagi siswa yang melakukan prilaku prososial?
Kalau tidak, mengapa? Kalau iya, apa rewardnya?
Seperti yang saya jelaskan di atas tadi apabila siswa melakukan perilaku
prososial seperti menemukan uang yang bukan haknya kemudian
diberikan kepada guru dari situ siswa mendapat nilai tersendiri untuk
nilai kejujurannya serta menegakkan tata tertib bagi siswa”.
10. Bagaimana hubungan pihak sekolah dengan orang tua siswa?
“untuk hubungan pihak sekolah dengan orang tua siswa baik tpi saya akui
untuk penanaman perilaku itu sendiri kami kurang berkonsultasi sangat
mendalam”.
11. Program atau rutinitas apa saja yang ada di Madrasah nurul ittihad?
“rutinitas sekolah pagi sebelum masuk kelas pasti ada tahfis pagi, sholay
dzuhur berjamaah, hari jum’att membaca yasin dan tahlil, infak, hari
senin pagi upacara, hari sabtu pagi senam bersama. Kurang lebih seperti
itu”
12. Ektrakurikuler apa yang diadakan disekolah Madrasah nurul ittihad?
“ekstrakulikuler disini ada menari, pencak silat dan musik tapi musik tidak
begitu banyak peminat”.
13. Pernahkah mengajak siswa aksi sosial, seperti kunjungan ke panti asuhan
atau berkumpul dengan anak yatim?
“untuk pergi kepanti asuhan atau berkumpul sama anak yatim sih belum,
tapi yang kami lakukan saat aksi social biasanya infak setiap hari jum’at
itu tadi terus apabila ada keluarga dari anak yang mengalami musibah
meminta siswa untuk menyumbangkan sebagian uang jajannya untuk
disumbangkan”
Wawancara dengan guru
Nama : Sumitra S.Pd
Jabatan : Wali Kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Hari/tanggal : kamis, 12 maret 2020
1. Berapa lama bapak/ibu mengajar di madrasah ibtidaiyah nurul ittihad kota
jambi?
“saya mengajar kurang lebih 10 tahun”
2. Menurut bapak/ibu apakah perilaku prososial itu?
“Menurut pemahaman saya, perilaku prososial itu istilahnya perilaku
positif yang ditunjukkan orang sehingga bermanfaat untuk orang lain atau
untuk orang di sekitarnya. Perilaku prososial seperti perilaku yang
mencerminkan kita membutuhkan orang lain”
3. Perilaku-perilaku prososial apa yang sering ditunjukkan siswa kelas V di
sekolah?
“disini saya sebagai guru kelas, dimana juga memperhatikan bagaimana
dengan perilaku prososial siswa bahwa beberapa bulan yang lalu masih
belum begitu terlihat, Semua siswa pasti memiliki perilaku prososial tetapi
tidak semua siswa bisa menunjukkan perilaku prososial. dimana Siswa
kelas 5 mulai merasa dirinya sudah mulai besar karena sebentar lagi kan
naik kelas 6. Jadi kadang banyak siswa yang senang berperilaku seperti
penguasa, menganggap dirinya senior. Mereka kadang menunjukkan
perilaku berani pada orang sekitarnya dan tidak peduli kalau orang yang
dihadapi itu lebih tua ya. Namanya juga manusia, pasti berbeda-beda kan.
Namun, setelah beberapa cara dilakukan sedikit demi sedikit sudah mulai
terlihat walaupun belum mayoritas semua siswa mampu berperilaku
prososial seperti halnya dulu siswa masih acuh tak acuh terhadap teman
namun sekarang siswa sudah mulai faham dengan kondisi temannya yang
sekiranya butuh bantuan,kesulitan., begitu juga dalam proses
pembelajaran dulu apabila ada tugas kelompok terkadang bukan
bersaama-sama mengerjakannya tapi sebagian dari kelompok yang
mengerjakan namun sekarang siswa sudah mulai terbiasa untuk selalu
mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama, juga mengajarkan
mereka untuk setiaphari jum’at infak atau sedekah setelah membaca
yasin”.
4. Apa kesulitan bapak/ibu dalam menanamkan perilaku prososial siswa?
“dalam menanamkan perilaku prososial siswa tentu adanya kendala
terkait hal tersebut, tapi kami berusaha sebaik mungkin untuk tetap
menanamkan hal itu karna perilaku tersebut perlu dimiliki oleh setiap
indivudu. Tetapi ada sebagian individu lain yang memang sudah terbiasa
melakukan perilaku prososial karna didikan dari rumah,ya karna sudah
terbiasa didik orang tuanya dirumah ka. tapi ada juga anak yang
memang belum fham bagaimana perilaku prosoial.Perihal kesulitan itu
sendiri mungkin dari lingkungan sekitar seperti halnya keluarga itu juga
penting, namun disini kami mengakui akan keterbatasan guru dalam
memantau siswa karena tidak sehari semalam siswa terus bersama
dengan guru, siswa juga harus pulang berkumpul juga dengan keluarga
dan kadang kan diluar sna siswa juga mempunyai teman selain disekolah.
Mungkin syukur Alhamdulillah kalau mereka mempunyai teman yang baik
tapi kalau sebaliknya disistu kan juga termasuk dari perkembangan siswa.
maka dari itu perkembangan siswa harus benar-benar dijaga”.
5. Strategi apa yang sering Bapak/Ibu lakukan dalam menanamkan perilaku
prososial siswa khususnya sebagai wali kelas?
“untuk upaya yang saya lakukan selaku wali kelas yang pertama
memberikan contoh yang baik terhadap siswa, memberikan dorongan atau
motivasi agar siswa selalu berperilaku baik antar sesama tolong
menolong, selalu mengingatkan apabila menemukan barang yang bukan
miliknya jangan sekali-kali di ambil namun di laporkan terlebih dahulu
kepada pihak guru dan dari situ guru juga memberikan point plus bagi
siswa yang sudah berperilaku jujur. Kadang juga kami beri sanjungan
karna kan anak lebih suka untuk di puji.
6. Bagaimana pengintegrasian nilai-nilai perilaku prososial ke dalam
pembelajaran?
“Untuk proses pembelajaran sendiri apabila ada tugas kelompok selalu
saya mengingatkan agar untuk mengerjakan bersama-sama. Mengapa
selalu saya ingatkan karena terkadang siswa cuman memikirkan dirinya
sendiri. Dan setelah terbiasa alhasil siswa sudah mulai terbiasa
melaksanakan tugas bersama apabila ada tugas kelompok”.
7. Motivasi seperti apa yang sering Bapak/Ibu berikan kepada siswa agar
senantiasa berprilaku baik?
“seperti yang saya sebutkan di atas selalu mengingatkan apabila siswa
salah dalam berperilaku,tapi juga guru terkadang memberikan contoh
yang baik itu seperti apa, tidak hanya ngomong saja tapi siswa juga butuh
bukti nyata biar dia bisa menirukan”
8. Fenomena prososial apa saja yang terlihat pada jam makan siang?
“ada juga siswa apabila kawannya tidak membawa bekal makan siang di
ajak untuk makan bersama-samatidak hanya perihal makanan saja tapi
juga minuman”
Wawancara dengan siswa
Nama : Quinn Tantria Maulida Dan Marwatul Mubarrokah
Jabatan : Siswa kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Hari/tanggal : kamis, 12 maret 2020
1. Apa yang menjadi pengalaman anda sehingga berkeinginan masuk di
Madrasah nurul ittihad Kota Jambi ini?
“karna saya ingin belajar dan ingin menambah ilmu agama kak”
2. Penanaman nilai-nilai religius apa saja yang diberikan sekolah pada siswa?
“seperti belajar pelajaran agama, juga belajat tahfiz kak, membaca Al-qur’an,
terus sholat dzuhur berjamaah”
3. .Menurut saudara sudahkah guru menjadi tauladan dalam karakter religius di
sekolah saudara?
“iya kak, karna guru-guru disini baik terus setiap sholat juga ikut berjamaah”.
4. Bagaimana hubungan kalian dengan teman-teman dikelas?
“hubungannya baik-baik saja, tapi kadang bertengkar kalo slah
faham”Apakah sampai pernah pakek kekerasan fisik?“tidak kak”
5. Apakah pernah berbagi sesama teman? (berbagi perasaan, tukar pikran)
“iya kak pernah. Hehe curhat. Kadang kan ada kawan yang tidak membawa
bekal makan siang itu kita ajak makn bersama-sama.”
6. Apakah pernah menolong, kerjasama antar teman?
“kami kadang ngerjain tugas kelompok bersama-sama namun kadang sendiri-
sendiri walaupun tugas kelompok, karna kadang teman mau di ajak
bekerjasama tapi kadang juga tidak mau di ajak berkerjasama. makan
barsama kadang ada teman yang tidak membawa makan kami ajak makan kak,
terus pernah menemukan uang yang jatuh tidak saya ambil tapi saya kasih ke
bapak sumitra (selaku wali kelas V)”.
7. Apakah pernah terjadi bulying sesama teman dikelas? Jika ada, apakah ada
arahan dari guru dalam kaasus tersebut?
“tidak pernah kak, paling cuman bertengkar biasa terus biasanya dibilangin
sama guru. Dikasih nasehat iya kak, kadang bapak sumitra selalu memberikan
dorongan untuk berperilaku baik tolong menolong tanpa mengharapkan
imbalan, menolong yang susah, tidak boleh berkelahi harus rukun dalam satu
kelas krna semua keluarga.”
8. Apakah anda merasa senang atau terbebani dengan arahan/ajakan guru
melakukan kegiatan yang baik tersebut?
“Saya tidak keberatan apabila diberikan masukan karna kan untuk kebaikan
juga kak,”
9. Apa yang dilakukan pendidik/guru jika saudara tidak melaksanakan kegiatan
yang baik tersebut di sekolah ?
“Terus apabila saya atau sebagian teman saya melakukan hal yang baik
seperti di dalam kelas kita seneng kayak di kasih tepuk tangan bareng-bareng
gitu kak”.
LAMPIRAN 4
Dokumentasi
MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Majlis Guru Mi Nurul Ittihad Kota Jambi
Program Tahfidz Pagi
Upacara Bendera
Aktivitas Pembelajaran
Kerja kelompok
Makan Bersama
Pengajian Jum’at
Ekstra Kulikuler
Olahraga Sabtu Pagi
wawancara
LAMPIRAN 5
Nama-nama siswa
No Nama Jenis
kelamin
1 Abdullah Ali L
2 Ahmad Harekat L
3 Aldo Fitra Yoga L
4 Bayu Alif Ar-Razzak L
5 Caurelia P
6 Didan Idwansyah L
7 Marwatul Mubarrokah P
8 M. Alief Adzikri L
9 M.Bely Siahaan P
10 M. Bayu Agustiawan L
11 M. Fahrurrozi Saputra L
12 Muhammad Fahri
Alfarizi L
13 M. Zikry Ramadhan L
14 Quinn Tantria Maulida P
15 Rafiqi Rafif Zalsi L
16 Raisyah Alya Maharani P
17 Rio Febrian L
18 Salwa Hilva Salsabila P
19 Siti Tunnisha P
20 Valentin P
LAMPIRAN 6
Indikator perilaku Prososial
Perilaku Prososial Siswa
No Aspek Indicator
1. Berbagi (Sharing) Kesediaan
untuk berbagi pikiran dan
perasaan dengan orang lain
dalam suasana suka maupun
duka.
Berbagi perasaan dengan teman
Bertukar pikiran dengan teman
2. Menolong (Helping)
Kesediaan memberikan
bantuan atau pertolongan
kepada orang lain yang sedang
mengalami kesulitan, baik
berupa moril maupun materil.
Siswa membantu teman yang kesulitan
Siswa melerai teman yang bertengkar
Siswa meminjamkan barang miliknya
kepada teman
3. Kerjasama (Cooperation)
Kesediaan untuk bekerja sama
dengan orang lain demi
tercapainya suatu tujuan
Siswa mengerjakan tugas secara bersama-
sama.
Siswa berbagi peran dalam mengerjakan
tugas
4. Bertindak Jujur (Honesty)
Kesediaan untuk melakukan
sesuatu seperti apa adanya,
tidak berbuat curang terhadap
orang lain
Siswa mengakui kesalahannya
Siswa berbicara apa adanya
Siswa mengembalikan benda yang bukan
haknya.
5. Berdermawan (Donating)
Kesediaan untuk memberikan
secara sukarela sebagian
barang miliknya kepada orang
yang membutuhkan
Siswa menyisihkan sebagian uangnya
untuk temannya yang membutuhkan
Siswa memberikan sebagian makanannya
kepada teman yang memerlukan
Upaya Guru dalam Menanamkan Perilaku Prososial Siswa
No Aspek Indikator
1. Pemberian Motivasi Guru mendorong siswa untuk melakukan
perilaku prososial
Guru memberi reward baik yang bersifat
materil ataupun immaterial kepada siswa
yang berprilku prososial.
Guru menegur dan menasehati siswa
yang berprilaku antisosial.
Guru memberi sanksi kepada siswa yang
berperilaku anti social
2. Modeling Guru menayangkan video pembelajaran
tentang perilaku prososial.
Guru memberikan contoh perilaku
prososial kepada siswa, baik di dalam
ucapan maupun perbuatan.
3. Menegakkan tata tertib
sekolah
Guru mensosialisasikan tata tertib.
Guru melaksanakan tata tertib sekolah
yang tepat, konsekuen, dan diawasi
4. Aksi social Guru mengajak siswa menyisihkan
sebagian uangnya untuk sumbangan
sosial.
Guru mengajak siswa berkunjung ke
panti asuhan untuk berbagi kebahagiaan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)
Nama : Nur Laily Sa’adah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir:Sungai Undan, 18 0kt0ber 1996
Alamat : JL. Prt Lajer NO. 72 Desa Sungai Undan, Kecamatan
Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : [email protected]
Riwayat pendidikan
1. Madrasah Ibtidaiyah Miftahussibyan : Tahun 2008
2. Madrasah Tsanawiyah Miftahussibyan : Tahun 2011
3. Madrasah Aliyah Al-Huda Mugomulyo : Tahun 2014
4. UIN STS Jambi : Tahun 2020