untuk semua 3. 39 selesai

13
e. Sanitasi limbah Limbah padat : Limbah pada pada bagian pabrik sebagian besar berasal dari sisa produksi yang tercecer pada lantai dan mesin pengolahan. Limbah padat pada setiap proses pengolahan ditangani dengan mengolah menjadi pupuk kompos. Penanganan limbah batu bara yang dihasilkan ditampung di TPS dan kemudian dijual ketempat yang sudah mempunyai ijin penanganan limbah. Limbah Cair : Limbah cair berasal dari penggilingan dan sortasi basah. Selain itu limbah cair berasal dari sisa pencucian mesin yang dibuang melalui saluran pembuangan yang dimana saluran tersebut telah dipasang filtrasi yang bertujuan untuk menyaring sisa air pembuangan tersebut (endapan), dan endapan yang dihasilkan akan dijadikan pupuk kompos.

Upload: sahrini

Post on 06-Dec-2014

605 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ini yang tarkhir..

TRANSCRIPT

Page 1: Untuk semua 3. 39 selesai

e. Sanitasi limbah

Limbah padat :Limbah pada pada bagian pabrik sebagian besar berasal dari sisa produksi yang tercecer pada lantai dan mesin pengolahan. Limbah padat pada setiap proses pengolahan ditangani dengan mengolah menjadi pupuk kompos. Penanganan limbah batu bara yang dihasilkan ditampung di TPS dan kemudian dijual ketempat yang sudah mempunyai ijin penanganan limbah.

Limbah Cair :Limbah cair berasal dari penggilingan dan sortasi basah. Selain itu limbah cair berasal dari sisa pencucian mesin yang dibuang melalui saluran pembuangan yang dimana saluran tersebut telah dipasang filtrasi yang bertujuan untuk menyaring sisa air pembuangan tersebut (endapan), dan endapan yang dihasilkan akan dijadikan pupuk kompos.

Page 2: Untuk semua 3. 39 selesai

Limbah Gas :Limbah yang dihasilkan dari sisa pembakaran kayu dan dan batu bara dibuang melalui cerobing asap yang diarahkan keatas atap dari pembakaran sehingga tidak menggangu proses produksi dari lingkungan sekitar.

Page 3: Untuk semua 3. 39 selesai

Penetapan Gilir Petik :Penetapan gilir petik dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan

pengaturan jadwal sesuai pertumbuhan pucuk. Jangka waktu gilir petik

dilakukan 9-10 hari sekali. Pengaturan ini dilakukan agar pucuk teh yang

dipetik tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan jumlah pucuk yang

optimal

Penanganan Bahan Baku :

Penganganan pucuk merupakan suatu proses yang harus dikontrol.

Kerusakan yang terjadi seperti terlipat, sobek, atau memar akan

menyebabkan hasil teh yang diproses tidak maksimal. Proses penanganan

mutu pucuk dilakukan sejak pucuk dipetik. Saat pemetikan, pucuk teh

harus langsung dimasukkan kedalam waring.

a. Pengendalian mutu bahan baku

Page 4: Untuk semua 3. 39 selesai

Pengangkutan Bahan Baku dan Analisa Pucuk :Pengangkutan pucuk teh dilakukan dengan truk terbuka dan pucuk teh

ditaruh dalam waring sehingga pucuk yang diangkut tidak dapat terkena

sinar matahari, kecuali pada saat musim hujan truk dilengkapi dengan terpal

agar pucuk yang diangkut tidak terkena hujan, hal tersebut agar kandungan

air pada pucuk teh tidak bertambah sehingga dapat memperlambat proses

pelayuan.

Fungsi dan tujuan analisa pucuk adalah sebagai berikut :• Mengetahui halus atau kasarnya petikan.

• Mengetahui kecacatan pucuk.

• Menilai kondisi pucuk yang akan diolah.

• Menentukan upah pekerja kebun/harga teh pucuk rakyat.

• Memperbaiki mutu teh petikan yang akan datang.

Page 5: Untuk semua 3. 39 selesai

Tahap Pelayuan :Pengendalian mutu pada tahap pelayuan dilakukan dengan menjaga ketebalan hamparan pucuk teh antara 30-40 cm , suhu pelayuan, dimana berkisar antara 27-28 oC, pembalikan pucuk teh selama2-3 jam secara teratur agar proses pelayuan dapat sempurna. Lamanya proses pelayuan antara 16-18 jam tergantung cuaca lingkungan sekitar. Pucuk yang dikatakan layu apabila berat pucuk telah berkurang 50 % dari berat pucuk semula.

Tahap Penggulungan, Penggilingan & Sortasi Bubuk Basah :Penggulungan akan membuat daun memar dan dinding sel rusak sehingga cairan sel akan keluar dari permukaan dengan merata. Suhu ruangan dalam proses ini yaitu 20-24o C dan kelembapan udara antara 90-95%. Pengendalian terhadap suhu dan kelempaban dengan menggunakan humidifier, sedangkan untuk pengawasannya dipasang alat pengukur suhu dan kelembapan, yaitu termometer dan hygrometer.

b. Pengendalian mutu proses

Page 6: Untuk semua 3. 39 selesai

Tahap Fermentasi :Fermentasi dikatakan sempurna bila bubuk tersebut terjadi perubahan warna (merah tembaga) sehingga timbul bau spesifik teh. Ketebalan bubuk teh saat fermentasi untuk bubuk I dan II berkisar antara 5-6 cm, sedangkan untuk bubuk III dan IV berkisar antara 4-5 cm.Untuk bubuk badag ketebalan hamparan ±10 cm kelembapan ruangan fermentasi diatas 90% dan suhu berkisar 22-24 o C. untuk pengawasan waktu fermentasi dilakukan dengan menempatkan kartu oksidasi (kartu kontrol) pada setiap rak-rak fermentasi yang berisi nomor seri, bubuk, nomor kereta, waktu naik giling dan waktu naik ke pengering.

Page 7: Untuk semua 3. 39 selesai

Tahap Pengeringan :Pengendalian kualitas dalam proses pengeringan meliputi pengawasan terhadap kadar air, suhu masuk, suhu keluar , waktu pengeringan, dan tebal hamparan bubuk yang dikeringkan. Suhu pengeringan yang baik yaitu 98-100o C dan suhu keluar bahan sekitar 50-55o C. ketebalan hamparan dikendalikan dengan menggunakan spreader yang berada dalam mesin pengering. Standar waktu pengeringan idealnya ±25 menit. Selain itu kadar air pada bubuk teh yang dihasilkan harus diperhatikan yaitu sekitar 3-3,35 % agar daya simpan bubuk teh menjadi lama dan tidak terkena jamur.

Tahap Sortasi Kering :Proses sortasi kering membutuhkan perhatian khusus, karena proses sortasi kering berkaitan dengan mutu produk teh. Pengendalian mutu terhadap sortasi kering ditekankan pada efisiensi pemisahan jenis, serat, tulang daun dan kotoran. Efisiensi tersebut berpengaruh terhadap kenampakan bubuk teh terakhir.

Page 8: Untuk semua 3. 39 selesai

Tahap Penyimpanan dan Pengemasan :Ada 3 macam pengemasan yaitu paper sack, karung plastik, dan kardus. Setiap kemasan paper sack dilapisi alumunium foil yang berguna untuk menjaga keawetan dan kualitas teh. Ukuran paper sack harus sesuai dengan jumlah bubuk teh yang akan dikemas. Sedangkan untuk pengemas karung plastik standar yang digunakan memiliki ketebalan 0,8 mm. Teh yang sudah dikemas diletakan diatas palet agar tidak bersentuhan dengan lantai dan memepermudah pemindahan menggunakan troli sehingga tidak tejadi kerusakan saat pemindahan.

Page 9: Untuk semua 3. 39 selesai

Uji kadar air :Pengujian kadar air dilakukan pada teh kering yang bertujuan untuk memonitoring kadar air kering agar sesuai dengan yang dikehendaki. Pengujian ini dilakukan setiap hari pada teh kering yang dihasilkan karena kadar air mutu teh yang berhubungan dengan daya simpan, karena teh memiliki sifat higroskopis. Alat yang digunakan untuk menguji kadar air teh kering adalah infrared moistured balance.

Uji densitas :Uji densitas itu sendiri bertujuan untuk mengetahui volume teh kering yang baik. Cara pengujian ini yaitu dengan mengambil 100 gram teh kering setiap grade yang ada kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur tanpa ketukan. Hasil yang terbaca pada gelas ukur merupakan volume bubuk teh sehingga dari massa dan volume teh dapat diketahui nilai densitas bubuk teh tersebut.

c. Pengendalian mutu produk akhir

Page 10: Untuk semua 3. 39 selesai

Uji Organoleptik :Untuk mengetahui tingkat warna, rasa, aroma, air seduhan, kenampakan teh dan kenampakan ampas seduhan maka dilakukan uji organoleptik.

Uji Organoleptik meliputi :• Uji kenampakan• Uji air seduhan• Uji ampas seduhan

Page 11: Untuk semua 3. 39 selesai

Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana sebuah perusahan dapat mendistibusikan kepada konsumen dan keinginan perusahaan untuk menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Page 12: Untuk semua 3. 39 selesai

Jenis-jenis teh PT. Pagilaran yang diEkspor ke luar negri :

Pasar eropa : BOPPasar Irak : BTPasar Eropa dan Amerika : DUSTPasar Amerika, Inggris, dan Jepang : PF IIPasar Eropa dan Malaysia : DUTS IIPasar Timur Tengah : BOP II

Page 13: Untuk semua 3. 39 selesai

Terima kasih dan sekian