untitled

Download Untitled

If you can't read please download the document

Upload: pak-tri

Post on 24-Jul-2015

365 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF DENGAN TEKNIK PELATIHAN BERJENJAN G PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 3 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI OLEH RINA SUYANTI NPM 05410112IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2009 PERSETUJUANKami selaku pembimbing I dan pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang : Nama : Rina Suyanti NPM : 05410112 Fak/Jurusan : FPBS / Bahasa Indonesia Judul : Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif d engan Teknik Pelatihan Berjenjang pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang T ahun Pelajaran 2009/2010 Dengan ini menyatakan bahwa proposal skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut telah selesai dan siap dilanjutkan. Semarang, Pembimbing I, Drs. Suyoto, M.Pd. NIP 19640302 199112 1 001 Juli 2009Pembimbing II,Drs. Siswanto PHM., M.Pd. NIP 19570705 198503 1 003 PENGESAHAN Skripsi berjudul Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif dengan Teknik Pel atihan Berjenjang pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang Tahun Pelajaran 2 009/2010 ditulis oleh Rina Suyanti, NPM 05410112, telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semar ang. Hari : Tanggal Panitia Ujian, Ketua, Ngasbun Egar, S.Pd., M.Pd. NPP 9567011188 Sekretaris, Drs. Harjito, M.Hum. NPP 936501103 Anggota Penguji : 1. Drs. Suyoto, M.Pd. NIP 19640302 199112 1 001 (..) :2. Drs. Siswanto, PHM., M.Pd. NPP 19570705 198503 1 003 3. Dra. Ngatmini, M.Pd. NPP 19640712 199112 2 001 MOTTO DAN PERSEMBAHAN(..)(..)MOTTO : 1. Jangan merasa puas dengan cukup baik dan tidak mengusahakan baik atau puas d engan baik, tetapi tidak mengupayakan yang terbaik. 2. Satu hal yang pasti dalam diri orang hebat adalah kerendahan hati. 3. Kekhawatiran adalah hal pertama yang anda bayarkan untuk mendapatkan keg agalan.PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Orang tuaku tercinta yang selalu mendukung. 2. Saudara-sudaraku tersayang.3. ABSTRAKAlmameter.Rina Suyanti. NPM 05410112. Skripsi ini berjudul Peningkatan Kemampuan Menyusun K alimat Efektif dengan Teknik Pelatihan Berjenjang pada Siswa Kelas VIII B SMP Ne geri 3 Rembang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi IKIP PGRI Semarang. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Bagaimanakah peni ngkatan kemampuan menyusun kalimat efektif melalui teknik pelatihan berjenjang d an bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang Tahun Pelajaran 2009/2010?. Subjek penelitian/sampel dan populasi penelitian ini adalah kemampuan ke terampilan menulis kalimat efektif siswa kelas VIII B SMP Negeri 21 Semarang ta hun pelajaran 2007/2008 yaitu harus terampil berbahasa meningkatkan kemampuan be rfikir, bernalar, dan memperluas wawasan, salah satu cara yang bisa ditempuh ada lah dengan meningkatkan keterampilan menyusun kalimat efektif. Melalui kalimat e fektif siswa dilatih menuangkan gagasan, perasaan dan pengalamannya secara siste amtis dan logis. Hasil penelitian tindakan kelas mengalami peningkatan ini tampak dalam h asil sebelum tes tentang keterampilan menulis kalimat efektif dengan skor rata-r ata kelas mencapai 6,42. Hasil tes tentang kalimat efektif pada siklus I diperol eh skor rata-rata 7,66. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 1,24 atau 19,3 1%. Pada siklus II diperoleh skor rata-rata 8,11 yang berarti mengalami peningka tan sebesar 0,45 atau 5,87%. Perubahan perilaku positif siswa juga tampak selama penelitian berlangsu ng. Perilaku positif tersebut adalah memperhatikan guru, menanggapi pembicaraan dengan baik, bertanya bila belum jelas, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tu gas dengan sungguh-sungguh. Peningkatan kalimat efektif dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kete rampilan menulis kalimat efektif. Melalui kalimat efektif siswa dilatih menuangk an gagasan, perasaan, dan pengalamannya secara sistematis dan logis. Hal tersebu t juga mempengaruhi perubahan perilaku siswa yang sudah berperilaku atau bersika p baik selama proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan keterampilan menulis kalimat efektif dengan teknik pe rlakukan berjenjang diberikan saran sebagai berikut : guru mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya, agar selalu meningkatkan dan menekankan tentang unsur kali mat pada saat mengajarkan kalimat. Agar siswa selalu dibiasakan untuk menggunaka n kalimat yang efektif. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Men yusun Kalimat Efektif dengan Teknik Pelatihan Berjenjang pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat diselesaikan. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk men yelesaikan program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantua n dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini dengan setulus hati penu lis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Sulistiyo, M.Pd., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah member ikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastr a Indonesia. 2. Drs. Ngasbun Egar, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Se ni IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 3. Drs. Harjito, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia IKIP PGRI Semarang yang telah memberi persetujuan judul penelitian ini . 4. Dra. Ngatmini, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan sabar dan bijaksan a telah membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. 5. Drs. Siswanto, PHM., M.Pd., selaku Pembimbing II yang dengan sabar dan b ijaksana telah membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. 6. H. Sunaryo Prodjo, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Rembang yan g telah memberikan ijin penelitian. 7. Para dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mem berikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat. 8. Semua pihak yang telah membantu selama proses pembuatan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka, melimpahkan pahala. Harapan p enulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik masa kini maup un masa yang akan dating. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semarang, Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembaca. Melalui tulisan, juga dapat dilakukan komunikasi dengan orang lain menurut Suriamiharja (Depdikbud, 19 97:2). Pada masa sekarang ini, komunikasi lebih banyak berlangsung secara tertul is. Bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai. Keterampilan ini sangat bermanfaat b agi pengembangan diri mereka, baik untuk melanjutkan belajar ke jenjang pendidik an yang lebih tinggi, atau terjun ke kehidupan bermasyarakat. Kemampuan menyusun kalimat efektif siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Remba ng tahun pelajaran 2009/2010 belum sebagaimana diharapkan. Hal ini tampak dari k alimat-kalimat pada karangan/tulisan mereka. Karangan mereka sulit dipahami, tid ak segar, dan kurang menarik. Mengingat bahwa keterampilan menulis amat penting bagi pengembangan sisw a, dan mengingat pula bahwa kemampuan menyusun kalimat efektif merupakan bagian dari keterampilan menulis, keterampilan menulis kalimat efektif para siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010 yang belum sebagaimana di harapkan di atas perlu diatasi. Bila tidak diatasi, akan timbul akibat-akibat ya ng serius bagi siswa dan sekolah. Bagi siswa, keterampilan menulis kalimat efekt if yang rendah membuat mereka mengalami hambatan dalam komunikasi tulis dan meng alami hambatan pula dalam studi. Bagi sekolah, keterampilan menulis kalimat efek tif yang rendah di atas menyebabkan kualitas lulusan, sebagaimana ditunjukkan ol eh NEM bahasa Indonesia para lulusan, rendah. Untuk mengatasi kemampuan menyusun kalimat efektif siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/20 10 di atas, penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Pengamatan terhadap kalimat-kalimat dalam karangan siswa di atas menunju kkan bahwa penyebab kekurangterampilan mereka dalam menyusun kalimat efektif ada lah mereka tidak menguasai syarat-syarat kalimat efektif. Kalimat mereka disusun tanpa memperhatikan kesatuan gagasan, koherensi yang kompak, penekanan, variasi , paralelisme, penalaran, dan kehematan. Dengan kata lain, siswa kelas VIII B SM P N SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010 kurang menguasai syarat-syara t kalimat efektif. Dari refleksi guru terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung, disimpu lkan bahwa kekurangterampilan siswa di atas dalam menyusun kalimat efektif berka itan dengan faktor siswa dan faktor pembelajaran yang diberlangsungkan guru. Ked Agustus 2008ua faktor ini saling berkaitan. Faktor siswa meliputi sikap siswa, dan inteligensi. Bukan saja mereka be rsikap masa bodoh terhadap efektivitas kalimat yang mereka tulis, tetapi sikap b eberapa siswa dalam pembelajaranpun memprihatinkan. Hal ini berkaitan dengan mot ivasi belajar mereka yang rendah. Motivasi belajar yang rendah menyebabkan merek a malas berpikir, masa bodoh, dan berusaha mencari kesenangan dengan melakukan k egiatan yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran, misalnya : bersendagura u, dan mengganggu teman. Inteligensi juga merupakan faktor penyebab kekurangtera mpilan siswa dalam menyusun kalimat efektif. Meskipun dalam kadar tertentu guru pernah mengupayakan agar siswa terampil menyusun kalimat efektif, upaya ini kura ng berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan mereka dalam menyusun kalimat e fektif. Hal ini karena upaya guru dimaksud belum secara optimal memperhatikan fa ktor perbedaan inteligensi siswa. Padahal, tingkat kecerdasan siswa merupakan sa lah satu faktor penentu keberhasilan belajar yang harus diperhatikan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sistem pembelajaran yang sudah dikembangkan guru juga berpengaruh terhad ap keterampilan siswa dalam menyusun kalimat efektif. Bahan pembelajaran yang di kembangkan kadangkala bersifat teoretis. Disamping itu, dengan alasan untuk memu dahkan siswa dalam memahami pelajaran yang bersifat teoretis tersebut, guru masi h menggunakan metode ceramah. Pembelajaran yang teoretis dan penggunaan metode c eramah ini mengakibatkan siswa kurang mendapat kesempatan untuk berlatih mengung kapkan gagasan, termasuk mengungkapkan gagasan secara tulis. Akibatnya, kesempat an siswa untuk berlatih menulis kalimat efektif pun kurang. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan mengg unakan teknik pelatihan berjenjang pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010? 2. Bagaimanakah respons siswa terhadap kemampuan menyusun kalimat efektif d engan menggunakan teknik berjenjang pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010? C. Tujuan Penelitian Bertolak dari permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah: 1. Memperoleh deskripsi objektif tentang peningkatan kemampuan menyusun kal imat efektif dengan menggunakan teknik berjenjang pada siswa kelas VIII B SMP Ne geri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010; 2. Memperoleh deskripsi objektif tentang respons terhadap pembelajaran meny usun kalimat efektif dengan menggunakan teknik berjenjang terhadap siswa kelas V III B SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan nilai strategis bagi siswa maupun guru. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis dapat menambah wawasan dan informasi yang dapat dijadikan masuka n dan pendukung teori yang telah ada dan berkaitan dengan keberhasilan siswa dal am kemampuan menyusun kalimat efektif. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis dalam skripsi ini adalah: a. Umpan balik bagi guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII dengan memperhatikan penulisan kalimat efektif. b. Masukan bagi siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya gun a meningkatkan kemampuan dalam menyusun kalimat efektif. c. Meningkatkan frekuensi ketrampilan menulis yang sesuai dengan standarisa si. E. Penegasan Istilah Agar tidak menimbulkan salah tafsir atau pengertian dalam memahami judultersebut, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terdapat di dalam judul se perti: 1. Menyusun Menyusun ialah menata atau merangkai ke dalam suatu tatanan atau susunan yang ba ik sesuai dengan aturan yang ditentukan. 2. Kalimat Efektif Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangk an intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap (Keraf, 1991: 1 85). Kalimat Efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau per asaan pembicara atau peneliti, dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatny a dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau pe nulis. 3. Pelatihan berjenjang Pelatihan berjenjang adalah kegiatan belajar yang secara teratur, berulang-ulang dengan maksud membantu untuk menguasai keterampilan, kemahiran, atau pengetahua n tertentu (Subari, 1988: 82). F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini bagian awal terdiri dari atas judul, h alaman persetujuan, halaman pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pen gantar, daftar isi. Sementara bagian inti terdiri atas : Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tuj uan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan skr ipsi. Bab II Landasan Teoretis dan Hipotesis Tindakan, terdiri dari kegunaan m enulis, faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis, keterampilan menul is, kalimat, struktur kalimat, kalimat efektif dan hipotesis tindakan. Bab III Metode Penelitian terdiri dari: subjek penelitian, variabel pene litian, instrumen desain penelitian, desain penelitian, dan teknik analisis data . Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab V Penutup yang meliputi: simpulan dan saran. Bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. BAB II LANDASAN TEORI A. Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Berdasarkan KTSP Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan di semua jenjang pendidikan fo rmal. Dengan demikian diperlukan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Inodne sia yang memadai dan efektif sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi sosial, me dia pengembangan ilmu dan alat pemersatu bangsa. Daerah / sekolah dapat secara e fektif menjabarkan standar kompetensi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia bersumber pada hakika t pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan bela jar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Ole h karena itu, pemelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan si swa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta b angsa Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia mengupayakan siswa da pat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, minat, serta da pat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya bangsa sendiri. Pada sisi lain sekolah atau daerah dapat menyusun program pendidikan sesuai dengan keadaan sisw a dan sumber belajar yang tersedia. Salah satu program pendidikan yakni penyusunan silabus. Penyusunan silab us mata pelajaran bahasa Indonesia harus memperhatikan hakikat bahasa dan sastra sebagai sarana komunikasi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Dalam hal ini ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasadan kemampuan bersastra yang meliputi aspek : mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek itu merupakan aspek yang terintegrasi dalam pembelaja ran. Salah satu aspek yang terdapat pada penyusunan silabus adalah menulis. Seda ngkan menulis mempunyai ruang lingkup menulis secara efektif dan efisien berbaga i jenis karangan dalam berbagai konteks serta berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan menulis hasil sastra. Menulis kalimat efektif juga terdapat pada penulisan pesan singkat sesuai dengan isi, dengan menggunaka n kalimat efektif dan efisien. Disamping itu, penulisan kalimat efektif juga ter dapat pada penulisan petunjuk dan penyuntingan karangan dengan ketepatan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf dan kebulatan wacana. Di dalam KTSP disebutkan bahwa kalimat efektif diajarkan, ini dibuktikan didalam silabus. Dalam silabus menjelaskan adanya kalimat efektif adalah pembel ajaran dalam menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan men ggunakan bahasa yang efektif, didalam bahasa efektif tersebut pasti menggunakan kalimat efektif. Selain itu kalimat efektif juga disebutkan didalam pembelajaran menulis karangan yang berpedoman pada ketepatan ejaan, pilihan kata, keterpadua n parang dan keefektifan kalimat. Didalam materi menulis karangan jelas disebutk an adanya kalimat efektif. Berdasarkan uraian di atas, kalimat efektif terdapat didalam KTSP dan di ajarkan pada siswa kelas VIII SMP. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan dan diaja rkan secara lebih rinci agar siswa mampu menemukan dan memperbaiki kesalahan kee fektifan kalimat tersebut. Agar siswa terampil menyusun kalimat efektif diperluk an adanya teknik pelatihan, diantaranya menggunakan teknik pelatihan berjenjang atau bertahap. B. Kalimat Keraf (1991:185) menyatakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang dida hului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagia n ujaran itu sudah lengkap. Menurut Depdikbud (1997:37), kalimat merupakan satua n bahasa yang secara relatif berdiri sendiri; mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Kalimat juga turut membangu n karangan. Kedua definisi mengenai kalimat di atas pada hakikatnya mengandung penge rtian yang sama, yaitu sama-sama menekankan adanya intonasi dalam kalimat. Penda pat Keraf (1991:185) ditambah dengan keterangan bagian ujaran itu sudah lengkap. Y ang dimaksud lengkap adalah kaitannya dengan makna kalimat secara keseluruhan. Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa kalimat adalah sepatah kata atau sekelompok kata; dapat berdiri sendiri; intonasinya sudah selesai. C. Struktur Kalimat Menurut Razak (1986:8) kalimat yang mempunyai struktur. Struktur kalimat ada tiga macam, yaitu (1) kalimat sederhana, (2) kalimat luas, dan (3) kalimat gabung. 1. Kalimat Sederhana Kalimat sederhana ialah satuan terkecil dari bahasa yang terdiri atas subjek dan predikat. Kadang-kadang, kalimat sederhana membutuhkan unsur lain, yaitu : obje k, dan pelengkap. a. Bentuk Kalimat Sederhana Dalam bahasa Indonesia, kalimat sederhana merupakan tuturan atau paparan yang pa ling elementer. Kalimat sederhana adalah dasar dari semua macam ragam kalimat ya ng lain, dan secara alamiah sejak kecil kita telah dilatih menggunakannya. Ketik a kita kecil, setiap kali kita berbicara, selalu kalimat sederhana yang kita gun akan. Setiap kali kita mendengar orang berbicara, jenis kalimat ini juga yang se ring sampai ke telinga kita. Oleh sebab itu, kalimat sederhana paling banyak dip akai, dan paling banyak disenangi orang. Berikut ini adalah contoh kalimat sederhana. (1) Mata saya mengantuk (2) Malam sudah larut. (3) Hari amat panas. Dari contoh (1), (2) dan (3) dapat dilihat bahwa contoh tersebut termasuk kalimat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari susunannya yang terdiri hanya su bjek dan predikat. Jadi, sebuah kalimat sederhana itu memang sederhana, baik bentuk maupun isinya. Dari segi bentuk, unsur katanya tidak banyak, sedang dari sudut isi, ia hanya me mberikan satu informasi atau sebuah pikiran. Oleh sebab itu, kalimat efektif mud ah dipahami, dan karena mudah dipahami itu, lebih disenangi oleh pendengar maupu n pembaca. b. Pola Dasar Kalimat Sederhana Pola kalimat merupakan peristiwa tetap. Yang berubah adalah banyak sedikitnya ka ta sebagai unsur yang membangun pola itu. Yang berubah adalah kata yang digunaka n sebagai pendukung pengertian yang hendak disampaikan, dan yang berubah adalah variasinya. Kadang-kadang, suaut unsur diletakkan di bagian depan kalimat, kadan g-kadang di tengah, dan kadang-kadang di bagian belakang. Dalam kalimat, peristiwa tetap itu merupakan pola dasar kalimat itu. Pola dasar sebuah kalimat sederhana sangat sederhana. Unsurnya terdiri atas dua bagian. Bag ian pertama merupakan suatu yang dibicarakan dalam kalimat itu. Bagian kedua mer upakan unsur yang fungsinya memberitahukan apa atau bagaimana yang dibicarakan t adi. Ahli tata bahasa menyebut bagian pertama tadi adalah subjek, dan bagian ked ua predikat. Contoh pola kalimat dasar sederhana: Subjek Predikat (4) Anaknya seorang lelaki. (5) Udara sangat dingin. (6) Keadaannya baik sekali. Dari contoh (4), (5), dan (6) dapat disimpulkan bahwa kalimat tersebut m erupakan kalimat sederhana karena terlihat dari susunannya. Kalimat tersebut han ya terdiri dari subjek dan predikat. Jelaslah bahwa bagaimanapun sederhananya sebuah kalimat, polanya selalu terdiri atas dua bagian, dan dalam tiap bagian itulah terdapat unsur kalimat. Ba ik subjek maupun predikat adalah unsur utama dalam sebuah kalimat. Kedua unsur i tulah yang terutama membangun sebuah kalimat sebagai suatu satuan bahasa. Tanpa salah satu darinya, kesatuan itu akan rusak; tidak merupakan suatu kesatuan yang utuh dan bulat, dan tidak dapat disebut sebagai kalimat. Jadi, sebuah kalimat mempunyai pola dasar. Pola dasar sebuah kalimat sed erhana adalah subjek + predikat, dan pola itu akan rusak bila kedua unsur itu ti dak ada. Sebaliknya, bila kedua unsur itu ada, pola itu akan tetap utuh walaupun sebuah kata itu dilenyapkan. Dalam sebuah kalimat, kadang-kadang unsur subjek dan predikat saja belum cukup untuk menjelmakan maksud. Misalnya, bentuk berikut. (7) Ayah membeli Bentuk (7) ini belum memberikan informasi yang lengkap. Supaya informasi menjadi lengkap, diperlukan unsur lain, yaitu pelengkap. Dengan demikian, pola dasar se buah kalimat sederhana bisa pula berbentuk subjek + predikat + pelengkap. Berikut ini adalah contoh kalimat sederhana yang berpola subjek + predik at + pelengkap. (8) Kusno melamar pekerjaan (9) Ia dibelikan sehelai celana pendek (10) Mereka mendapat pekerjaan baru. Dari contoh (8), (9), dan (10) dapat dilihat bahwa kalimat sederhana tid ak hanya berpola subjek + predikat, tetapi juga bisa berpola subjek + predikat + pelengkap. 2. Kalimat Luas Sebuah kalimat haruslah jelas. Ia harus dapat mengantarkan kepada pembac a apa yang dimaksud. Dengan jumlah kata yang sedikit, yang hanya memiliki subjek + predikat, kadang-kadang sukar untuk mencapai kejelasan informasi harus ditamb ah sejumlah kata lagi. Proses menambahkan kata atau sekelompok kata pada pola da sar itu menghasilkan kalimat luas. Pada kalimat nomor 11, misalnya, ditambahkan sejumlah kata sehingga menj adi kalimat luas nomor 12 dan 13.(11) Aku / pelukis (12) Aku / seorang pelukis (13) Aku / sebetulnya hanya seorang pelukis. Dengan demikian fungsi pengembangan kalimat-kalimat adalah fungsi kreati f, dengan menggunakan pola yang tetap, serta dengan mengoperasikan unsur manasuk a yang sesuai. Pengembangan itu tidak terbatas pada satu unsur saja, tetapi bisa juga dilakukan terhadap unsur wajib yang lain sekaligus. Ada kemungkinan untuk mengembangkan ketiga unsur wajib sekaligus (subjek, predikat, objek) asalkan seg i kejelasan tetap tercapai. Kalimat nomor 14 merupakan contoh dari pengembangan ketiga unsur dimaksud. (14) Tujuan dan ambisi mereka/ berbeda jauh/ dengan getaran jiwaku. 3. Kalimat Gabung Kalimat gabung adalah penggabungan unsur yang sama di dalam kalimat digabung menjadi satu. Ditunjukkan pada kalimat berikut ini: (15) Rumah itu bagus; rumah itu besar, rumah itu megah. Kalimat nomor 15 mempunyai unsur yang sama, yaitu subjek. Bila unsur yan g sama itu digabung menjadi satu, hasilnya adalah kalimat gabung yang jauh lebih efektif dari bentuk-bentuk semula, yaitu kalimat nomor 16. (16) Rumah itu bagus, besar, dan megah. Apabila unsur yang sama itu predikat atau objek, prosesnya sama dengan c ontoh di atas. Dari sudut isi kalimat, sebuah kalimat gabung dapat digolongkan kedalam kalimat luas sebab informasinya lebih dari satu. Namun, akan lain halnya bila di lihat dari segi struktur. Kalimat luas, seperti telah kita lihat terdiri atas ru as-ruas yang berisi satu unsur subjek, dan satu unsur predikat. Kalimat luas sebagai berikut ini: (17) Aku bekerja sebagai penulis interview dan artikel mengenai bintang film dan artikel mengenai bintang film dan tokoh-tokoh Hollywood yang dimuat di luar neg eri dalam majalah perdagangan dan film Inggris. Kalimat yang sangat efektif ini ternyata mampu merangkum sejumlah informasi yang dinyatakan oleh kalimat 18 s.d. 23. (18) Aku bekerja sebagai penulis interview mengenai film (19) Aku bekerja sebagai penulis artikel mengenai film. (20) Aku bekerja sebagai penulis interview mengenai tokoh-tokoh Hollywood (21) Aku bekerja sebagai penulis artikel mengenai tokoh-tokoh film di Hollywood (22) Hasilnya dimuat di luar negeri dalam majalah perdagangan Inggris (23) Hasilnya dimuat di luar negeri dalam majalah film Inggris. D. 1. Kalimat Efektif Pengertian Kalimat Efektif Keraf (1980:36) mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau peneliti, dan s anggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pemba ca seperti yang dipikirkan pembicara atau penulis. Hal senada juga diungkapkan o leh Arifin dan Tasai (1982:111), kalimat efektif adalah kalimat yang mampu membu at isi atau maksud yang disampaikan dapat tergambar lengkap dalam pikiran si pen erima, persis seperti yang disampaikan (Razak, 1992:2). Adapun Badudu (1994:129) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan, gagasan, ide, pendapat, pikiran yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. 2. Ciri-ciri Kalimat Efektif Menurut Keraf (1984:34-48) mengupas ciri-ciri kalimat efektif sebagai be rikut ini: a. Kalimat efektif mengandung kesatuan gagasan Kalimat yang baik harus memperlihatkan adanya kesatuan gagasan. Kesatuan gagasan itu dapat terbentuk dalam satu gagasan pokok atau lebih. Untuk mendukung kesatuan gagasan dalam kalimat, subjek dan predikatnya hendaknya jelas , tidak terdapat subjek ganda, dan konjungsi antar klausa tidak digunakan untukmenghubungkan kalimat tunggal. Ditunjukkan pada kalimat berikut ini: Kalimat tidak efektif: 1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar yang kuliah 2) Penyusunan skripsi ini saya dibantu oleh para dosen 3) Kami datang terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama . Kalimat efektif: 1) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. 2) Dalam menyusun skripsi ini, saya dibantu oleh para dosen. 3) Kami datang terlambat, sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama. b. Kalimat Efektif Mewujudkan Koherensi yang Baik dan Kompak Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan tim bal balik dan jelas antara unsur-unsur yang membangun kalimat, sehingga informas i yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Ditunjukkan pada kalimat berikut ini. Kalimat tidak efektif: 1) Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan 2) Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya Kalimat efektif: 1) Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan 2) Pengarang itu menceritakan pengalaman masa kecilnya. c. Kalimat Efektif Diwarnai Penekanan Agar komunikasinya sampai dan mengesan, kata yang dipentingkan harus men dapat tekanan atau lebih ditonjolkan dari unsur atau kata yang lain. Ada beberap a cara untuk membentuk penekanan kalimat, yaitu meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, melakukan repetisi, menggunakan artikel pementing atau penegas , dan dengan membuat urutan logis. Ditunjukkan pada kalimat berikut ini. 1) Merajalela penyakit AIDS di kalangan orang Barat 2) Penyakit AIDS merajalela di kalangan orang Barat 3) Kita harus waspada terhadap ancaman, baik ancaman dari luar maupun ancam an dari dalam. 4) Dialah yang meminjam bukuku. Kalimat tidak efektif: 1) Para ahli bertugas menganalisis, membuat simpulan, mengumpulkan data, da n mengamati. Kalimat efektif: 1) Para ahli bertugas mengamati, mengumpulkan data, menganalisis, dan membu at simpulan. d. Kalimat Efektif Didukung Variasi Memvariasikan kalimat adalah menganekaragamkan bentuk-bentuk kalimat, ba ik panjang-pendeknya, jenisnya, polanya, aktif-pasifnya, atau gaya mengawalinya, sehingga pembaca atau pendengar tidak merasa bosan. e. Kalimat Efektif Memperhatikan Paralelisme Keparalelan atau kesejajaran adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. Bila bentuk pertanyaan menggunakan nomina, bentuk kedua harus menggunakan nomina juga. Bila bentuk per tama menggunakan verba bentuk me-, bentuk kedua juga harus menggunakan verba ben tuk me-, dan sebagainya. Ditunjukkan pada kalimat berikut ini. Kalimat tidak efektif: 1) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes Kalimat efektif : 1) Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. f. Kalimat Efektif Menggunakan Penalaran Yang dimaksud dengan penalaran adalah kalimat yang disusun beris i jalan pikiran yang dapat diterima oleh akal sehat. Ditunjukkan pada kalimat be rikut ini. Kalimat tidak efektif : 1) Waktu dan tempat kami persilakan 2) Untuk menyingkat waktu, kita teruskan acara ini. Kalimat efektif : 1) Bapak kepala sekolah kami persilakan.2) g.Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. Kalimat Efektif Diwarnai Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif ialah kehematan menggunakan kata , frase, atau bentuk lain yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi k aidah tata bahasa. Yang dipantangkan dalam kalimat efektif adalah pemborosan kat a, tetapi tidaklah setiap pemakaian bentuk yang luas itu pemborosan kata. Ditunj ukkan pada kalimat berikut ini. Kalimat tidak efektif: 1) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang. 2) Kiki memakai baju warna merah. 3) Sejak kecil Reza sering sakit-sakit. 4) Ia mempunyai koleksi buku-buku langka. Kalimat efektif: 1) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui presiden datang. 2) Kiki memakai baju merah. 3) Sejak kecil Reza sering sakit. 4) Ia mempunyai koleksi buku langka. Soedjito (1990:1-8) mengungkapkan empat hal yang mendasar sebaga i ciri kalimat efektif. Keempat ciri tersebut adalah (1) ciri gramatikal, artiny a kalimat efektif harus mengikuti kaidah tata bahasa, (2) pilihan kata atau diks i, kalimat efektif harus menggunakan pilihan kata yang tepat, sesuai (seksama), dan lazim, (3) keserasian, kalimat harus sesuai antara penyampai dengan penerima , sesuai pula dengan situasi dan kondisi, (4) penalaran, kalimat efektif didukun g oleh jalan pikiran yang logis atau masuk akal, sehingga dapat dipahami dengan mudah, cepat, dan tidak menimbulkan salah paham. Ditunjukkan pada kalimat beriku t ini. Kalimat tidak efektif: 1) Saya tidak dosen tetapi guru. 2) Ayah suka melihat wayang kulit. 3) Naik sepeda harap turun! 4) Yang sudah selesai dikumpulkan. Kalimat Efektif: 1) Saya bukan dosen, melainkan guru. 2) Ayah suka menonton wayang kulit. 3) Pengendara sepeda harap turun! 4) Pekerjaan yang sudah selesai dikumpulkan. Tidak jauh berbeda dengan pendapat para ahli tentang pengertian kalimat efektif yang pada hakikatnya sama, ciri-ciri kalimat efektif yang dikemukakan pun pada d asarnya sama. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cir i-ciri kalimat efektif adalah (1) ada kesatuan gagasan yang dimaksud adalah kali mat yang baik harus memperlihatkan adanya kesatuan gagasan, (2) adanya koherensi atau kepaduan yakni koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubunga n timbal balik dan jelas antara unsur-unsur yang membangun kalimat, sehingga inf ormasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah, (3) didukung penekanan yakni membe ntuk penekanan kalimat, yaitu meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, melakukan repetisi, menggunakan artikel pementing atau penegas, dan dengan membu at urutan logis, (4) bervariasi yaitu variasi merupakan suatu upaya yang bertola k belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperol eh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk, (5) paralel atau sej ajar yakni penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya, (6) logis yakni kalimat yang disusun berisi jalan pikiran yang dapat diterima oleh akal sehat, (7) diksi tepat yakni kehematan menggunakan kata , frase, atau bentuk lain yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi k aidah tata bahasa, dan (8) mengikuti kaidah tata bahasa prinsip atau syarat kesa tuan gagasan, koherensi yang kompak, penekanan, variasi, dan paralelisme. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yan g memiliki kesatuan gagasan sehingga tercipta kepaduan, penekanan, variasi yang tepat.E.Teknik Pelatihan Setiap pelatihan harus dirancang dan direncanakan sedemikian rupa agar e fektif, yaitu mencapai tujuan dan mencapai sasaran yang ingin dicapai. Sebuah pr ogram pelatihan harus mencakup sebuah pengalaman belajar dan harus merupakan seb uah kegiatan organisasional yang direncanakan dan dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan organisasi yang spesifik. Apapun jenis pelatihan dan bentuk yang akan dilakukan dan dimanapun pelatihan itu akan dilaksanakan, proses dasar pelatihan adalah sama. Proses merancang pelatihan selalu terdiri dari tiga langkah utama, yaitu tahap identifikasi kebutuhan, tahap pengembangan, dan tahap evaluasi. Sed angkan dalam skripsi ini, pelatihan dikhususkan pada pelatihan dalam menyusun ka limat efektif, sehingga dengan pelatihan tersebut siswa lebih terampil dalam men yusun kalimat efektif (http:///pelatihan.com). F. Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunga nnya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Tetapi ternya ta banyak sekali faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu faktor internal ya ng datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari luar yait u lingkungan. Proses pembelajaran pada tiap satuan pendidikan tergantung dari beban belajar ya ng harus mereka tempuh yaitu mata pelajaran dan alokasi waktu untuk masing-masin g satuan pendidikan yang berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi (SI) Berikut adalah pengaturan beban belajar: a. Beban belajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS) dapat digunakan oleh SM P/MTs/SMPLB kategori mandiri dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam SKS digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK kategori mandiri. b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasi sebagimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk set iap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan semester genap dalam s atu tahun pelajaran dapat dilakukan secara fleksible dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelaj aran per minggu secara keseluruhan. c. Alokasi untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruk tur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA /MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang be rsangkutan. d. Alokasi waktu untuk praktik dua jam kegiatan praktik di sekolah setara d engan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. e. Alokasi waktu tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tid ak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS meng ikuti aturan sebagai berikut: (1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri dari 40 menit tatap muka, 20 menit kegiata n terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. (2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri dari 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. G. Teknik Pelatihan Berjenjang Menurut Subari (1988 : 82), untuk memperoleh suatu ketangkasan ataupun k eterampilan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, diperlukan latihan-latihan d engan cara mengulang apa yang pernah diperoleh. Namun jika hanya mengulangi begi tu saja apa yang sudah pernah dipelajari, bukanlah merupakan proses belajar. Ser ingkali terjadi kegiatan latihan tidak disertai pengertian transfer of learning. Pelatihan berjenjang adalah kegiatan belajar secara teratur, berulang-ul ang dengan maksud membantu untuk menguasai keterampilan, kemahiran, atau pengeta huan tertentu. Hal yang harus segera disadari ialah bahwa tidak ada latihan bela jar yang benar-benar berarti pengulangan yang persis sama dengan proses belajarmengajar sebelumnya. Oleh karena itu guru harus pandai-pandai membaca dan menggu nakan situasi yang ada. Bila siswa dihadapkan dengan berbagai macam situasi belajar maka pada siswa timbul alasan untuk memberikan reaksi yang pada akhirnya ia melatih keterampilannya. Lebih-lebih jika situasi belajar itu dapat diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut adanya respon yang berubah-ubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Selain itu harus selalu diingat bahwa ada keterampilan akan lebih disempurnakan. Selain itu harus selalu diingat bahwa ada keterampila n yang dapat disempurnakan dengan waktu yang relatif cepat tetapi terdapat juga yang memerlukan waktu yang lebih panjang. Hal lain yang harus diperhatikan juga dalam hubungannya dengan latihan i ni ialah bahwa latihan harus diawali dengan sejumlah pengertian dasar. Pengertia n itu pada akhirnya akan menjadi luas melalui beberapa latihan. Pengertian dasar yang dibutuhkan untuk mensukseskan suatu latihan ialah : a. Pengertian terhadap latihan itu sendiri b. Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan keseluruhan ra ngka pendidikan (Depdikbud, 1997: 152). H. Langkah-langkah Pelatihan Berjenjang Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik pelatihan berjenj ang. Langkah-langkah pelatihan berjenjang tersebut yakni: 1. Guru menyusun kalimat tidak efektif 2. Guru memberikan kalimat tidak efektif tersebut kepada siswa 3. Siswa menyusun kalimat tidak efektif tersebut menjadi kalimat efektif 4. Guru membahas tentang penyusunan kalimat efektif tersebut 5. Kegiatan ini dilakukan sampai siswa benar-benar terampil dalam menyusun kalimat efektif. I. Kerangka Berpikir Pengajaran menulis merupakan bagian untuk pembelajaran menyusun kalimat untuk menjadi kalimat efektif. Berdasarkan analisis, menyusun kalimat efektif me rupakan sesuatu yang tidak disukai dalam mempelajari dan mengajarkannya, sehingg a dalam hal ini guru dituntut lebih aktif dan kreatif dalam melakukan pembelajar an di kelas. Kesulitan yang sering dialami siswa dalam menyusun kalimat efektif yakni kurangnya ketepatan dalam menentukan pola kalimat. Hal ini terlihat dari kebany akan siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat efektif. Dengan teknik pelatihan berjenjang, siswa diharapkan dapat menyusun kali mat efektif, sehingga kemampuan siswa dalam menyusun kalimat efektif dapat menin gkat. Dengan demikian dapat diduga penggunaan atau penerapan pembelajaran deng an menggunakan teknik pelatihan berjenjang dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat efektif. J. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ada peningkatan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan teknik pelatihan berjenjang pada siswa kelas VI II B SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010, artinya pembelajaran yang d ilaksanakan secara bertahap, dari tingkat paling sederhana ke tingkat yang kompl eks. Siswa diberi contoh beberapa kalimat efektif kemudian siswa diminta membetu lkan kalimat-kalimat yang tidak efektif menjadi kalimat efektif, agar siswa bena r-benar terampil dalam menyusun kalimat-kalimat efektif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (class room action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengkajian terhadap permasa lahan praktis yang bersifat substitusional dan kontekstual dengan menentukan tin dakan yang tepat untuk mengetahui permasalahan yang ada. Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk ujian yang bersifat reflektif oleh perilaku tindakan, ya ng dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang d ilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran t ersebut dilakukan. Penelitian ini berangkat dengan adanya temuan penulis dalam menyusun kal imat tidak efektif menjadi efektif. Masalah kekurangmampuan siswa dalam penulisa n kalimat tidak efektif menjadi kalimat efektif, dan sering menggunakan kata-kat a yang sama dalam satu kalimat atau paragraf. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan atas perma salahan praktis yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Penelit ian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsu ng dengan baik dan diperoleh hasil yang optimal. B. Desain Penelitian Penelitian ini disajikan dalam bentuk siklus. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas emp at tahap atau langkah. Langkah-langkah tersebut adalah (1) perencanaan, (2) tind akan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. Keempat langkah tersebut selalu berkaitan antara satu dengan yang lain. Begitu pula dalam pelaksanaannya, antara siklus I dan siklus II saling mengait. Siklus I sebagai pedoman dalam pe laksanaan antara siklus II dan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Sebelum tindakan pembelajaran pada siklus I, dilakukan beberapa langkah kerja sebagai kegiatan awal. Kegiatan tersebut adalah menyusun angket kemudian m emberikannya pada siswa untuk diisi. Pemberian angket ini dimaksudkan untuk memp eroleh data dari siswa tentang pekerjaan dan penghasilan orang tuanya, serta jen is media informasi yang tersedia di rumah. Selain kegiatan tersebut, juga diberikan tes penjajagan, dengan tujuan m engetahui seberapa jauh kemampuan siswa terhadap kalimat efektif. Dalam tes ini diberikan 10 butir soal mengubah kalimat tidak efektif men jadi kalimat efektif. Setiap soal yang dijawab benar diberi skor satu. Hasil tes tersebut dicatat untuk dijadikan bahan perbandingan pada siklus I dan siklus II . 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, dipersiapkan rencana pembelajaran (RP) yang berkaitan dengan variabel penelitian. Materi yang disajikan dalam RP ini adalah menyusun kalimat efektif. Untuk mengetahui hasil pembelajaran ini, juga disiapka n alat evaluasi, baik berupa tes maupun nontes. Tes digunakan untuk memperoleh d ata tentang tingkat keberhasilan siswa. Alat evaluasi yang berupa tes adalah 10 butir soal kalimat efektif dengan ciri-cirinya. Alat evaluasi nontes berupa pedo man wawancara, lembar pengamatan, dan jurnal siswa. b. Tindakan Pada tahap ini guru bersama murid melaksanakan kegiatan pembelajaran (1) guru menjelaskan tentang ciri-ciri kalimat efektif antara lain diksi, ejaan, ke variasian, kelogisan, dan penekanan, (2) beberapa kalimat disajikan kepada siswa di papan tulisl, (3) para siswa disuruh mengelompokkan menjadi kelompok kalimat efektif dengan ciri-cirinya, (4) salah satu siswa ditunjuk mengelompokkan kalim at efektif dengan ciri-cirinya menuliskannya di papan tulis, (5) siswa lain mena nggapi pekerjaan tersebut, (7) dengan bimbingan guru para siswa dapat menemukan jawaban yang benar, (8) siswa-siswa lain menanggapinya dan menemukan alasannya, begitu selanjutnya, sampai pada kalimat yang terakhir, (9) setelah para siswa se lesai mengerjakan kalimat tersebut, guru memberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas, (10) guru menyimpulkan materi yang d isampaikan, (11) guru memberi evaluasi kepada siswa yang berupa tes, dengan sepu luh butir soal kalimat efektif. c. Pengamatan atau Observasi Penagmatan atau observasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perilaku sis wa baik perilaku positif maupun perilaku negatif, mengetahui hasil belajar siswa , dan mengetahui kemampuan serta ketepatan guru dalam menyampaikan materi. Perilaku positif siswa yang perlu diamati meliputi (1) menanggapi pembicaraan dengan sesuai, (2) memperhatikan guru, (3) bertanya apabila belum jelas, (4) mengerjak an latihan, dan (5) mau mengemukakan pendapat. Adapun perilaku negatif siswa yan g perlu diamati meliputi (1) menangani pembicaraan tidak relevan, (2) bercanda/b erbicara dengan teman, (3) mencari perhatian teman, (4) melamun, (5) meraut pens il, (6) diam, tidak paham dan bingung. Pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah m engikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh akan dapa t diketahui perubahan yang terjadi pada diri siswa, peningkatan atau penurunan p restasi. Selain itu, pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan ke sesuaian guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan cara yang telah diren canakan. Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh teman sejawat sebagai kolaborat or. Hal-hal yang perlu diamati meliputi (1) persiapan, yaitu SP, RP, perumusan t ujuan, materi dan sebagainya, (2) pelaksanaan kegiatan, yang meliputi pemberian apersepsi, motivasi, penggunaan bahasa, penguasaan materi, penyampaian materi, p enggunaan metode, pemberian bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan, t eknik bertanya, pemberian penguatan, pemberian tugas atau latihan, (3) penutup, meliputi pemberian tes dan penilaian. Di samping pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator tersebut, juga dim inta tanggapan siswa terhadap cara guru dalam penyampaian materi dan perilaku gu ru selama proses belajar mengajar. Tanggapan tersebut tertuang dalam jurnal sisw a. d. Refleksi Tahap ini merupakan tahap evaluasi terhadap tindakan dan hasilnya dari s iklus I. Semua data yang telah terkumpul, baik dari hasil tes, wawancara, pengam atan, jurnal siswa dikaji secara kritis. Kekurangan atau kelemahan yang ada pada siklus I akan diperbaiki atau disempurnakan pada siklus II. Kekurangan atau kel amahan yang mungkin timbul adalah guru terlalu cepat dalam menerangkan guru haru s segera memberikan catatan siswa. Hal-hal yang sudah baik dan bermanfaat minima l akan dipertahankan pada siklus II. Kemungkinan itu antara lain contoh yang dib erikan cukup banyak dan bervariasi, siswa mau bertanya bila belum jelas. 2. Siklus II Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam siklus II ini tida k jauh berbeda dengan siklus I. Siklus I digunakan sebagai dasar pelaksanaan sik lus II. Siklus II merupakan perbaikan dari tindakan-tindakan yang masih kurang p ada siklus I, sehingga siklus II terjadi peningkatan. a. Perencanaan Dalam proses belajar mengajar dipersiapkan RP yang berkaitan dengan mate ri, yaitu tentang fungsi kalimat dan kalimat efektif. Tes yang mempunyai bobot y ang relatif sama dengan siklus I, yang berbeda hanya kalimat-kalimat yang disaji kan saja. Siswa diharapkan dapat mengembangkan kosakatanya. b. Tindakan Tindakan dalam siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siswa yang b elum mampu menyusun kalimat efektif pada siklus I mendapat perhatian yang lebih dari guru dan memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk berlatih. Dalam sikl us II ini guru memberi penekanan kembali tentang kalimat efektif dengan ciri-cir inya hingga siswa benar-benar mengerti. Siswa membuat contoh kalimat efektif yan g lain. Siswa juga memeriksa pekerjaan temannya. Dengan demikian, diharapkan ada peningkatan dalam menulis kalimat efektif. c. Pengamatan atau Observasi Pengamatan dilakukan terhadap semua perubahan tingkah laku dan sikap sis wa selama proses belajar mengajar. Dalam mengamati pada siklus II ini, guru lebi h memperhatikan siswa yang bersikap kurang baik, selama proses siklus I berlangs ung. Apabila masih ada siswa yang bersikap salah, guru segera menegurnya agar ke salahan sikapnya itu tidak berlarut dan tidak diulanginya lagi. Guru juga tetap memperhatikan siswa yang sudah bersikap baik atau benar, baik selaam siklus I dan siklus II berlangsung. Para siswa tersebut diberi moti vasi dan penguatan agar dapat mempertahankan sikap baiknya itu. d. RefleksiMenganalisis hasil observasi terhadap siswa selama proses belajar mengaj ar siklus II berlangsung. Semua perubahan perilaku atau sikap dan perubahan peng uasaan materi dicatat. Misalnya, pada siklus II ini siswa yang berbicara atau be rcanda dengan teman sudah berkurang, tidak ada lagi siswa yang menanggapi pembic araan tidak sesuai, nilai tes yang diperoleh lebih baik bila dibandingkan dengan hasil tes pada siklus. Namun, masih ada siswa yang tampak bingung karena tidak memahami materi, sehingga nilainya tetap jelek. Hal-hal yang sudah baik pada pel aksanaan siklus II dipertahankan. Menganalisis hasil tes yang diperoleh siswa pada siklus II, kemudian mem bandingkannya dengan hasil tes yang dicapai pada siklus I. Dengan demikian akan terlihat perubahan hasil yang dicapai oleh siswa tersebut. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah kemampuan menyusun kalimat efektif siswa VI II B SMP Negeri 3 Rembang tahun pelajaran 2009/2010 yaitu harus terampil berbaha sa meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan memperluas wawasan, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan meningkatkan kemampuan menyusun kalimat e fektif. Melalui kalimat efektif siswa dilatih menuangkan gagasan, perasaan dan p engalamannya secara sistematis dan logis. D. 1. Variabel Penelitian Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif Yang dimaksud dengan menyusun kalimat efektif disini adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kalimat agar kalimat yang disusunnya itu mudah dan dipahami oleh orang lain. Peningkatan yang diharapkan adalah siswa mampu menulis kalimat efektif sesuai dengan kriteria yang ada. Dengan demikian, kalimat yang dihasilkan dapat mewakili ide, perasaan, pengalamannya, dan dengan mudah dapat dicerna oranglain. 2. Pelatihan Berjenjang Untuk memperoleh suatu ketangkasan ataupun keterampilan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, diperlukan latihan-latihan dengan cara mengulang apa yan g pernah diperoleh. Pada setiap kegiatan pembelajaran tentang kalimat, siswa dia jak untuk mengenal kalimat efektif. Pada kegiatan pembelajaran tentang kalimat d alam kesempatan yang berbeda, siswa diajak mengenal lebih jauh tentang kalimat e fektif, sehingga akhirnya siswa benar-benar paham dan dapat menguasainya, dan si swa dapat terlihat lebih santai dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, khusu snya ketika mereka disuruh membuat atau menyusun kalimat yang baik. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan k emampuan menyusun kalimat efektif. Data ini diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan ditunjang dengan hasil belajar yang diperoleh siswa set elah dilakuan post test yaitu setelah akhir pembelajaran. 1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua macam teknik pengumpulan data yaitu tes dan non tes. Tes ini diarahkan untuk mengetahui sejauhmana kemam puan siswa menyusun kalimat tidak efektif menjadi efektif. Berikut tabel kriteria penelitian tes kemampuan menyusun kalimat efektif : Tabel 1. Kriteria Tes Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif No Indikator Diskriptor Skor 1. Keefektifan variasi 1. Dalam memvariasi kalimat sudah tepat yang meliputi menganekaragamkan bentuk-bentuk kalimat, jenis kalimat, pola kalimat, dan gaya kalimat yang mengawalinya. 2. Dalam memvariasi kalimat kurang tepat, adanya kesalahan dalam menganekar agamkan bentuk-bentuk kalimat, sedangkan memvariasi jenis kalimat, pola kalimat dan gaya kalimat yang mengawalinya sudah tepat. 3. Dalam memvariasi kalimat masih kurang tepat, adanya kesalahan dalam meng anekaragamkan bentuk-bentuk kalimat dan jenis kalimat, sedangkan ola kalimat dangaya kalimat yang mengawalinya sudah tepat. 4. Dalam memvariasi kalimat kurang tepat, adanya kesalahan dalam menganeka ragamkan bentuk-bentuk kalimat, jenis kalimat, pola kalimat, sedangkan penggunaa n gaya kalimat yang mengawalinya sudah tepat. 5. Dalam memvariasi kalimat kurang tepat, adanya kesalahan dalam menganekar agamkan bentuk-bentuk kalimat, jenis kalimat, pola kalimat, sedangkan penggunaan gaya kalimat yang mengawalinya sudah tepat. 5 4 3 2 1 2. Keefektifan kelengkapan 1. Kata di dalam kalimat ya ng digunakan sudah tepat, menempati unsur-unsur pembentuk subjek dan predikat 2. Kata di dalam kalimat yang digunakan kurang tepat dalam menempatkan unsu r-unsur pembentuk subjek dan predikat 5 3 3. Keefektifan kesejajaran 1. Kalimat yang digunakan s udah tepat yakni memperlihatkan adanya kesatuan gagasan. 2. Kalimat yang digunakan kurang tepat, yakni tidak memperlihatkan adanya k esatuan gagasan. 5 3 4. Keefektifan penalaran 1. Kalimat yang disusun sudah tepat , yakni berdasarkan jalan pikiran yang dapat diterima oleh akal sehat atau logis . 2. Kalimat yang disusun kurang tepat, yakni tidak berdasarkan jalan pikiran yang dapat diterima oleh akal sehat atau logis. 5 3 5. Keefektifan penekanan 1. Kata yang diletakkan di awal kal imat sudah tepat, yang meliputi penggunaan kata penegas dan repetisi atau pengul angan kata. 2. Kata yang diletakkan di awal kalimat masih kurang tepat, adanya kesalaha n dalam penggunaan kata penegas sedangkan di dalam penggunaan repetisi atau peng ulangan kata sudah tepat. 3. Kata yang digunakan masih kurang tepat, adanya kesalahan dalam penggunaa n kata penegas dan repetisi atau pengulangan kata. 5 321.Bentuk Instrumen Instruemn dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. a. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penin gkatan motivasi belajar siswa dengan melihat hasil belajar yang diperoleh siswa. Tes tersebut berupa tes tertulis. Tes dilaksanakan dengan materi pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Tes dilaksanakan baik sebelum, selama, da n sesudah proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran ini, siswa harus dapat menyus un kalimat tidak efektif menjadi efektif dengan menggunakan kalimat efektif. Kal imat sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa Indonesia yang benar. Pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dianggap berhasil bila ana k menguasai 60% materi yang diajarkan. Pembelajaran dianggap tuntas bila 85% sis wa menguasai materi. b. Nontes Instrumen nontes dalam penelitian ini berbentuk pedoman observasi, pedom an wawancara dan jurnal. 1) Penelitian ini menggunakan istrumen pedoman observasi. Dalam pengambilan data-data aspek yang diobservasi adalah : a. Sikap positif siswa ketika proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, dan ; b. Sikap negatif siswa ketika proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. 2) Pedoman wawancara Selain menggunakan pedoman observasi, pengambilan data dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen pedoman wawancara atau interview guide. Pedoman w awancara yang dipakai untuk mengambil data menggunakan teknik wawancara bebas te rpimpin, yaitu teknik wawancara yang merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Wawancara tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi hany a dilakukan kepada siswa yang paling menonjol dan sikap positif dalam mengikuti proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Sikap negatif dalam men gikuti mata pelajaran. Wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan peningkatan aktivitas mata pelajaran bahasa Indonesia, dan penyebab penurunan ak tivitas belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. 3) Jurnal Setelah mengadakan penelitian terhadap siswa, peneliti membuat jurnal se bagai self reflection atau refleksi diri. Jurnal digunakan untuk mengungkap aspe k kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran menulis. Jurnal merupakan catatan yang memuat hal-hal yang terjadi dalam proses pemberian tindakan. F. Teknik Analisis Data Dari hasil penelitian, teknik analisis data terdiri atas analisis kuanti tatif dan kualitatif: 1. Secara kuantitatif Analisis data secara kuantitatif yang diperoleh dari tes oleh siswa deng an langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung skor masing-masing b. Menghitung nilai masing-masing siswa c. Menghitung nilai rata-rata setiap aspek d. Menghitung nilai rata-rata secara komulatif e. Menghitung prosentase frekuensi 2. Secara kualitatif Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dan dil aporkan tentang perubahan sikap siswa pada saat menyusun kalimat efektif dilakuk an melalui pengamatan, wawancara, dan hasil jurnal. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA.Hasil Penelitian Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini meliputi hasil tes dan non tes. Hasil penelitian ini terdiri atas kondisi awal keterampilan menyusun kalim at efektif siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rembang hasil tes siklus I dan siklus II. 1. Hasil Tes a. Hasil Tes Siklus I Kegiatan yang dilaksanakan pada tindakan siklus I dapat berjalan lancar dan tertib. Siklus I ini berlangsung dua kali pertemuan dengan satu kali tes. Pa da siklus I pertemuan pertama, yaitu menjelaskan materi tentang kalimat efektif dan beberapa cirinya. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif juga diberikan. S iswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, sebelum mereka mengerjakan latihan. Latihan yang diberikan kepada siswa adalah membetulkan kal imat efektif dan beberapa cirinya. Beberapa siswa mengerjakan di papan tulis, si swa yang lain mengerjakan di buku latihan. Pekerjaan di papan tulis dibahas bers ama. Pada akhir pertemuan, siswa diberi membuat sebuah karangan. Tindakan pa da siklus I pertemuan kedua, tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Guru m enjelaskan kembali tentang kalimat efektif. Siswa diberi kesempatan untuk bertan ya tentang hal-hal yang belum jelas. Selanjutnya, siswa diberi latihan. Pada akh ir pertemuan siswa diberi tes menyusun kalimat tidak efektif untuk diubah menjad i kalimat efektif. Untuk memperoleh gambaran hasil tes yang diperoleh siswa pada siklus I b erikut ini disajikan tabel perolehan rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus I tentang keterampilan menyusun kalimat efektif. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tes Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Siklus I No. an 1. 2. 3. 4. 5. Rentang Skor 8,5 10 7,0 8,4 5,5 6,9 4,0 5,4 0,0 3,9 Jumlah 40 Jumlah Siswa 9 20 11 0 0 100 22,5 50 27,50 0 0 Persentase Sangat baik Baik Cukup Kurang Gagal Kategori Rerata 7,66 KeterangBerdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh skor kurang dari 5,5 tidak ada. Siswa yang emmperoleh skor antara 5,5 69 atau dalam kategori cukup sebanyak 11 siswa atau 27,50%, yang mendapat skor antara 70 ,0 8,4 ada 20 siswa atau 50%, sedangkan yang memperoleh skor antara 8,5 10 atau dalam kategori sangat baik sebanyak 9 siswa atau 22,5%. b. Hasil Tes Siklus II Kegiatan pada tindakan siklus II ini juga berlangsung dua kali p ertemuan dengan satu kali tes. Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupa kan tindak lanjut sekaligus perbaikan dari tindakan pada siklus I. Pada pertemu an pertama, guru kembali menjelaskan tentang kalimat efektif. Berdasarkan hasil wawancara dan jurnal siswa pada siklus II ini guru dalam menerangkan tidak terla lu cepat dan memberikan contoh-contoh kalimat lebih banyak, sehingga siswa dapat lebih mengerti dan memahami. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk menanyak an hal-hal yang kurang jelas sebelum mereka mengerjakan tes. Tes yang diberikan oleh 10 butir soal untuk menulis kembali kalimat efektif dengan ciri-cirinya. Se perti pada tes sebelumnya, pekerjaan siswa diperiksa silang kemudian dikumpulkan untuk direkap nilainya. Pada pertemuan kedua, tindakan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan materi tentang kalimat efektif ju ga diulangi lagi. Siswa diberi latihan dan tanya jawab tentang materi. Kemudian gu ru memberikan fotokopian rangkuman materi tentang kalimat efektif. Selanjutnya, siswa diberi tes 10 soal menyusun kalimat tidak efektif. Pekerjaan siswa diperik sa silang lalu dikumpulkan untuk direkap nilainya. Hasil tes yang diperoleh padapertemuan pertama digabungkan dengan hasil tes yang diperoleh pada pertemuan ke dua kemudian dirata-rata. Untuk mengetahui hasil tes yang diperoleh siswa pada siklus II, di bawah ini disajikan tabel perolehan rata-rata skor menulis kalimat efektif. Pada siklus I, hasil tes tentang keterampilan menulis kalimat ef ektif mencapai rata-rata 7,66, sedangkan pada siklus II mencapai rata-rata 8,11 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 0,45 atau 5,87%. Hasil selengkapnya d isajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 3. us II No. an 1. 2. 3. 4. 5. 2. a. 1. Rekapitulasi Hasil Tes Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Sikl Jumlah Siswa 16 21 1 2 0 100 40 52,5 2,5 5 0 Persentase Sangat baik Baik Cukup Kurang Gagal Kategori Rerata 8,11 KeterangRentang Skor 8,5 10 7,0 8,4 5,5 6,9 4,0 5,4 0,0 3,9 Jumlah 40Hasil Non Tes Perubahan Perilaku Siswa Siklus I Observasi Observasi adalah pengamatan siswa dilakukan selama penelitian berlangsun g. Dari observasi ini dapat diketahui bahwa sebagian siswa sudah berperilaku ata u bersikap baik. Siswa yang memperhatikan guru sebanyak 32 siswa atau 80% yang m enanggapi pembicaraan dengan baik ada 5 siswa atau 12,5%, yang berani bertanya k arena belum jelas sebanyak 3 siswa atau 7,50%, yang mau mengemukakan pendapatnya ada 7 siswa atau 17,50%, dan mereka yang mengerjakan latihan dengan sungguh-sun gguh sebanyak 35 siswa atau 87,50%. Diantara mereka ada yang berbicara atau berc anda dengan temannya, mencari perhatian teman, diam karena bingung, dan bahkan m elamun. Mereka yang belum berperilaku baik tersebut kurang lebih ada 17 siswa. Di samping observasi terhadap perilaku siswa, observasi juga dilakukan t erhadap guru. Sebelum dan selama penelitian pada siklus I ini, guru diobservasi oleh guru lain yang mengajar bahasa Indonesia. Hal-hal yang diamati berkenaan de ngan kegiatan pembelajaran dan persiapannya. Persiapan kegiatan pembelajaran mel iputi penyusunan rencana pembelajaran, penjabaran materi, bahan pelajaran dan pe nilaian. Adapun kegiatan pembelajaran yang diamati meliputi penampilan, pemberia n apersepsi dan motivasi penguasaan materi, metode, penggunaan alat bantu. Parti sipasi siswa, teknik bertanya, penggunaan alokasi waktu dan menutup atau mengakh iri pelajaran. Pada siklus I ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang ada. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu mendapat penekana n, antara lain dalam memotivasi atau memberi dorongan terhadap siswa yang kurang bersemangat, menegur siswa yang mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran, kura ngnya volume suara guru dalam menerangkan materi. 2. Wawancara Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan mengetahui secara langsung respon siswa terhadap materi pelajaran pada siklus I, dilakukan wawancara di lua r jam pelajaran. Wawancara dilakukan terhadap enam siswa, yaitu dua siswa yang m emperoleh nilai terbaik, dua siswa yang memperoleh nilai sedang dan dua siswa ya ng memperoleh nilai kurang. Dari wawancara yang dilakukan terhadap siswa yang memperoleh nilai baik dapat diungkap bahwa mereka merasa senang dengan cara yang digunakan oleh guru. Setelah mereka memahami betul tentang kalimat efektif dengan mudah mereka dapat menulis kalimat yang efektif. Mereka tidak lagi menulis kalimat yang berupa der et kata tanpa makna. Adapun mereka yang memperoleh nilai sedang menyatakan bahwa cara yang digunakan oleh guru dapat membuat mereka lebih jelas, terutama dalam memahami kalimat efektif sedangkan mereka yang memperoleh nilai kurang menyatakan bahwa penjelasan guru terlalu cepat, sehingga mereka tidak mampu mengikutinya. Selain itu, contoh-contoh yang diberikan sangat terbatas. Dalam hal ini guru me ngalami kendala pada saat menjelaskan materi tentang kalimat efektif, karena seb agian siswa masih belum mampu menulis kalimat efektif. 3. Jurnal siswa Jurnal siswa merupakan catatan spontan dari siswa yang berisi tanggapan, kritik, saran, kesan, pendapat atau penilaian terhadap guru tentang cara yang d igunakan dalam proses belajar mengajar. Siswa dapat leluasa, menyampaikan isi ha tinya karena tidak perlu merahasiakan identitas dirinya. Dari sejumlah jurnal si swa ada sebagian besar siswa merasa senang, jelas, dan bisa memahami tentang kal imat efektif. Adapun sebagian siswa yang lain mengatakan bahwa guru dalam menera ngkan terlalu cepat sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi, p enyampaian guru kurang tegas, volume suara yang masih lemah. b. Perubahan Perilaku Siswa Siklus II 1. Observasi Hasil observasi terhadap perilaku siswa selama proses belajar mengajar pada siklus II ini, menunjukkan adanya peningkatan. Mereka yang sudah bersikap a tau berperilaku baik selama siklus I, makin bersemangat dalam mengikuti kegiatan dalam siklus II, sedangkan mereka yang selama siklus I kurang memperhatikan, pa da siklus II ini sudah menampakkan perubahan sikapnya dan dapat mengikuti kegiat an pembelajaran dengan cukup baik. Namun dua siswa yang melamun, dua siswa yang berbicara dengan teman dan seorang siswa yang masih tampak bingung, meskipun gur u sudah memberi peringatan dan bimbingan. Hasil observasi guru lain yang mengajar bahasa Indonesia menunjukkan ada nya peningkatan. Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah cukup bai k. Pada siklus I guru kurang dalam memberi motivasi terhadap siswa yang kurang b ersemangat, pada siklus II ini guru sudah berusaha untuk membangkitkan semangat atau gairah belajar siswa. 2. Wawancara Dalam siklus II ini, guru kembali melakukan wawancara di luar jam pelaja ran. Wawancara dilakukan terhadap enam siswa, yakni dua siswa yang nilainya meni ngkat, dua siswa yang nilainya menurun, seorang siswa yang masih nampak bingung dan seorang siswa yang melamun. Dari wawancara terhadap mereka yang nilainya men ingkat dapat diungkap bahwa penjelasan guru tentang materi dengan contoh-contoh yang bervariasi dapat memperjelas pemahaman mereka. Adapun siswa yang nilainya m enurun mengungkapkan bahwa penjelasan yang diulang-ulang itu membuatnya menjadi bingung. Dari wawancara terhadap semua dua siswa yang masing-masing masih tampak bingung dan selalu melamun, dapat diungkap bahwa mereka mempunyai masalah priab di di rumah. 3. Jurnal siswa Tanggapan, kritik, saran dan kesan dari siswa masih diperlukan untuk men getahui pendapat mereka tentang cara yang digunakan guru dalam menyampaikan mate ri. Sebagian besar mereka sudah paham mengenai menulis kalimat efektif. Namun, s ebagian kecil dari mereka pula merasa belum bisa secara tepat menulis kalimat ef ektif. 3. Format Pembelajaran a. Format Pembelajaran Siklus I No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Menjelaskan definisi kalimat efektif dengan beberapa cirinya. Memperha tikan dan mencatat definisi kalimat efektif dengan beberapa cirinya. 2. Memberi contoh kalimat efektif Memperhatikan dan membuat contoh yang la in 3. Memberi pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan degnan kalimat efektif Menjawab pertanyaan guru 4. Memebri tugas pada siswa 10 soal menulis kalimat efektif Mengerja kan tugas kemudian tugas tersebut diukur dengan teman 5. Menyuruh siswa untuk menjelaskan tentang definisi kalimat efektif, dan c iri-cirinya Menjelaskan definisi dan ciri-ciri kalimat efektif 6. Menyuruh siswa untuk memperbaiki kesalahan dalam menyusun kalimat efektifMengidentifikasi dan memperbaiki kesalah tulisan sendiri atau orang lain dalam ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat. 7. Memberikan motivasi kepada siswa agar membiasakan diri untuk menulis ata u menggunakan kalimat efektif melalui teknik menyusun Berusaha membiasakan dir i menggunakan kalimat efektif 8. Menyampaikan soal tes yang berupa sebuah karangan Mengerjakan sesu ai dengan perintah dan petunjuk. b. No. A. Format Pembelajaran Siklus II Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Langkah Pertama 1. Guru mengkoordinir siswa untuk siap melaksanakan pembelajaran 2. Guru dalam memulai pembelajaran mempersensi siswa lebih dahulu 1. Siswa mengkoordinir diri untuk siap mengikuti proses pembelajaran. 2. Siswa menjawab nama yang dipanggil oleh guru dalam presensi B. Langkah Kedua 1. Menjelaskan definisi kalimat efektif dan ciri-cirinya 2. Memberi contoh kalimat efektif dan ciri-cirinya 3. Memberi pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kalimat efektif dan ciri-cirinya 4. Memberi tugas pada siswa 10 soal menyusun kalimat efektif 3. Memperhatikan dan mencatat definisi kalimat efektif dan ciri-cirinya 4. Memperhatikan dan membuat contoh yang lain 5. Menjawab pertanyaan guru 6. Mengerjakan tugas kemudian tugas tersebut ditukar dengan teman C Langkah Ketiga 1. Menyuruh siswa untuk menjelaskan tentang definisi kalimat efekti f dan ciri-cirinya 2. Menyuruh siswa untuk memperbaiki kesalahan dalam menyusun kalimat efekti f 3. Memberikan motivasi kepada siswa agar membiasakan diri untuk menulis ata u menggunakan kalimat efektif. 1. Menjelaskan definisi dan ciri-ciri kalim at efektif 2. Mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan tulisan sendiri atau orang la in dalam ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan keefektifan kalimat. 3. Berusaha membiasakan diri menggunakan kalimat efektif 4. Menyampaikan soal tes yang berupa sebuah karangan 4. Mengerjakan sesuai dengan perintah dan petunjuk B. 1. Pembahasan Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Beranjak dari kondisi awal yang ada, hasil pretes masih jauh dari hara pan. Siswa yang memperoleh skor 8 sebanyak 20 siswa atau sebesar 50%. Siswa yang memperoleh skor 6 sebanyak 12 siswa atau sebesar 30%. Masih ada siswa yang memp eroleh nilai kurang (4) yaitu 6 siswa atau sebesar 15% dan seorang siswa atau 5% yang mendapat nilai sangat kurang (2). Adapun skor rata-rata secara klasikal ya ng dicapai oleh siswa kelas VIII B sebesar 6,42. Namun, kondisi ini secara beran gsur membaik setelah diberi tindakan-tindakan selama proses belajar mengajar pad a siklus I yang dilanjutkan dengan tindakan-tindakan pada siklus II. Tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah dengan menjelaskan kalimat efektif serta contoh-contohnya. Berdasarkan target pada siklus I, seorang siswa dikategorikan berhasil apabila telah memperoleh skor 6,5. pada hasil tes tentang kalimat efektif dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh skor kurang dari 5, 5 tidak ada. Siswa yang memperoleh skor antara 5,5 tidak ada. Siswa yang memper oleh skor antara 5,5 69 atau dalam kategori cukup sebanyak 11 siswa atau 27,50%, yang mendapat skor antara 76,0 8,4 ada 20 siswa atau 50%, sedangkan yang memper oleh skor antara 8,5 10 atau dalam kategori sangat baik sebanyak 9 siswa atau 22 ,5%. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 1,24 atau 19,31n% dari hasil pretest. Sesuai dengan hasil observasi, ternyata siswa yang belum berhasil terseb ut selama proses belajar mengajar berlangsung belum menunjukkan perilaku positif . Berdasarkan hasil wawancara, sebagian siswa belum berhasil ternyata memang bel um jelas tentang kalimat efektif disebabkan oleh perilakunya selama proses belaj ar mengajar yang kurang mau memperhatikan guru. Selain itu, berdasarkan jurnal d apat diungkap bahwa penjelasan guru itu terlalu cepat. Atas dasar kekurangan-kekurangan tersebut, guru menindaklanjuti dengan t indakan-tindakan pada siklus II. Hal-hal yang sudah baik pada siklus I dapat dil anjutkan, sedangkan yang masih kurang diperbaiki. Setelah diadakan perbaikan-per baikan tindakan pada siklus II ini, ternyata terjadi peningkatan baik hasil tes maupun non tes. Pada siklus II, target keberhasilan siswa adalah apabila siswa mampu men capai nilai 7,0. Skor rata-rata secara klasikal mencapai 8,11. Ini berarti, meng alami peningkatan sebesar 0,45 atau 5,87% dari hasil siklus I. Untuk memperoleh gambaran tentang keadaan hasil tes menulis kalimat efek tif pada kondisi awal siklus I dan siklus II, di bawah ini disajikan tabel penin gkatan hasil tes keterampilan menulis kalimat efektif. Tabel 4. Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menulis Kalimat Efektif No. Nilai Pretes Siklus I Siklus II 1. Tertinggi 8 9,5 10 2. Terendah 3 6 5 3. Rerata 6,42 7,66 8,11 Bermula dari kondisi awal, hasil pretest tentang kalimat efektif mencapa i skor rata-rata 6,42. Siswa yang memperoleh skor kurang dari 6 sebanyak 8 siswa atau 20%, sedangkan siswa yang memperoleh skor 6 ke atas sejumlah 32 siswa atau 80%. Kondisi ini secara berangsur sedikit membaik setelah diberi tindakan selam a proses belajar mengajar pada siklus I yang dilanjutkan dengan siklus II. Berdasarkan target keberhasilan pada siklus I, siswa dikategorikan berha sil apabila memperoleh skor 6,5. Pada hasil tes tentang keterampilan menyusun ka limat efektif siklus I ini, siswa yang berhasil memperoleh skor 6,5 atau lebih s ebanyak 30 siswa atau 75%, sedangkan yang belum berhasil atau memperoleh skor ku rang dari 6,5 sebanyak 10 siswa atau 25%. Secara klasikal, skor rata-rata yang d iperoleh mencapai 7,66. Ini berarti peningkatan sebesar 1,24 atau 19,31% dari ha sil pretest. Atas dasar kelemahan pada siklus I, guru menindaklanjuti dengan tindakan -tindakan pada siklus II. Hal-hal yang sudah baik dilanjutkan, sedangkan yang ma sih kurang diperbaiki. Setelah diadakan perbaikan-perbaikan tindakan pada siklus II ini, ternyata terjadi peningkatan, baik hasil tes maupun nontes. Target keberhasilan pada siklus II ini adalah apabila siswa mampu mencap ai skor 7,0. Hasil tes tentang keterampilan menulis kalimat efektif pada siklus II ini menunjukkan bahwa siswa yang sudah meraih skor 7,0 atau lebih sebanyak 3 7 siswa atau 92,5%, sedangkan yang belum berhasil atau memperoleh skor kurang da ri 7,0 ada 3 siswa atau 7,5%. Skor rata-rata secara klasikal yang dicapai siswa pada siklus II mencapai 8,11. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,45 ata u 5,87% dari hasil siklus I. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab IV, dapat di ambil simpulan bahwa dengan pelatihan berjenjang keterampilan menulis kalimat ef ektif pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rembang tahun pelajaran 2009/2010 dap at meningkat. 1. Peningkatan keterampilan menyusun kalimat efektif melalui teknik pelatih an berjenjang ini tampak dalam hasil pretes tentang keterampilan menyusun kalima t efektif dengan skor rata-rata kelas mencapai 6,42. Hasil tes tentang kalimat e fektif pada siklus I ini diperoleh skor rata-rata 7,66 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 1,24 atau 19,31%, sedangkan hasil tes tentang kalimat efektif pada siklus II diperoleh skor rata-rata 8,11 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 0,45 atau 5,87%. 2. Peningkatan perubahan perilaku siswa dapat dilihat selama proses pembela jaran penelitian kelas ini berlangsung. Siswa yang semula malu bertanya, akhirny a berani bertanya untuk memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami. Selain itu siswa antusias sekali menuliskan hasil tugas yang diberikan oleh guru di papan t ulis, dan tampak pula kerja sama siswa dengan teman satu bangku serta teman-tema n lainnya untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi bersama. Keberanian siswa men gkritik hasil pekerjaan teman yang masih salah jawabannya tampak nyata dalam pro ses pembelajaran di kelas. Sikap negatif siswa seperti berbicara/ bercanda denga n teman, mencari perhatian siswa, menanggapi pembicaraan tidak sesuai, melamun, diam, bingung dan tidak paham tersebut jumlahnya berkurang. Siswa yang bersikap seperti itu ternyata rata-rata memiliki kecerdasan yang kurang. Adanya perubahan sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat membantu meningkatkan pem belajaran keterampilan menulis kalimat efektif dengan melakukan berjenjang. Peningkatan perilaku siswa juga tampak selama penelitian berlangsung. Da lam proses belajar mengajar siklus I siswa yang sudah berperilaku positif sejuml ah 23 siswa atau 57,50%, sedangkan pada siklus II jumlah tersebut meningkat menj adi 32 siswa atau sebesar 80%. Perilaku positif tersebut adalah memperhatikan gu ru, menanggapi pembicara dengan baik, bertanya bila belum jelas, mengemukakan pe ndapat dan mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. B. Saran Simpulan di atas menunjukkan bahwa teknik pelatihan berjenjang dapat men ingkatkan keterampilan menulis kalimat efektif. Sehubungan dengan hal tersebut a da beberapa hal yang dapat disarankan, yaitu : 1. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya, agar selalu meningkatkan dan menekankan tentang kalimat efektif pada saat mengajarkan kalimat. 2. Agar siswa selalu dilatih untuk terbiasa menggunakan kalimat yang efekti f. 3. Bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian serupa, hendaknya peneliti an itu dilaksanakan beberapa kali dalam tiap siklus, sehingga hasil peningkatann ya akan lebih banyak.DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Menulis. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pend idikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penyeteraan SLTP Setara DIII. Arikunto, Suharsimi. 2002. prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Badudu, J.S. 1996. Cakrawala Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Karya. Keraf, Gorys. 1988. Tata Bahasa Rajukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. __________. 1979. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah. Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif. Bandung: PT. Refika Aditama.Razak, Abdul. 1992. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: PT. G ramedia Pustaka Utama. Suriamiharja, Agus. 1996/1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud Dire ktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penyetaraan SLTP Seta ra DIII. Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Tarigan, H.G. 1983. Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penyetaraan SLTP Setara DIII.PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT EFEKTIF DENGAN TEKNIK PELATIHAN BERJENJ ANG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008SKRIPSIOLEH ENDANG PUJI HASTUTI NPM 07410729IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2008 PERSETUJUANKami selaku pembimbing I dan pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang : Nama : Endang Puji Hastuti NPM : 07410729 Fak/Jurusan : FPBS / Bahasa Indonesia Judul : Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif dengan Teknik Pelatihan Berjenjang pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 21 Semara ng Tahun Pelajaran 2007/2008Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut telah se lesai dan siap diujikan. Semarang, Agustus 2008 Pembimbing I, Dra. Ngatmini, M.Pd. NIP 131973079 Pembimbing II, Drs. Dardjo Ruwenas, M.Pd. NPP 876301032 ABSTRAK Endang Puji Hastuti. NPM 07410729. Skripsi ini berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif dengan Teknik Pelatihan Berjenjang Siswa Kelas VIII B SM P Negeri 21 Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi IKIP PGRI Semarang. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Bagaimanakah peni ngkatan keterampilan menulis kalimat efektif melalui teknik pelatihan berjenjang dan bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIII B SMP Negeri 21 semarang t ahun pelajaran 2007/2008?. Subjek penelitian/sampel dan populasi penelitian ini adalah kemampuan ke terampilan menulis kalimat efektif siswa kelas VIII B SMP Negeri 21 Semarang ta hun pelajaran 2007/2008 yaitu harus terampil berbahasa meningkatkan kemampuan be rfikir, bernalar, dan memperluas wawasan, salah satu cara yang bisa ditempuh ada lah dengan meningkatkan keterampilan menyusun kalimat efektif. Melalui kalimat e fektif siswa dilatih menuangkan gagasan, perasaan dan pengalamannya secara siste amtis dan logis. Hasil penelitian tindakan kelas mengalami peningkatan ini tampak dalam h asil sebelum tes tentang keterampilan menulis kalimat efektif dengan skor rata-r ata kelas mencapai 6,42. Hasil tes tentang kalimat efektif pada siklus I diperol eh skor rata-rata 7,66. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 1,24 atau 19,3 1%. Pada siklus II diperoleh skor rata-rata 8,11 yang berarti mengalami peningka tan sebesar 0,45 atau 5,87%. Perubahan perilaku positif siswa juga tampak selama penelitian berlangsu ng. Perilaku positif tersebut adalah memperhatikan guru, menanggapi pembicaraan dengan baik, bertanya bila belum jelas, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tu gas dengan sungguh-sungguh. Peningkatan kalimat efektif dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kete rampilan menulis kalimat efektif. Melalui kalimat efektif siswa dilatih menuangk an gagasan, perasaan, dan pengalamannya secara sistematis dan logis. Hal tersebu t juga mempengaruhi perubahan perilaku siswa yang sudah berperilaku atau bersika p baik selama proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan keterampilan menulis kalimat efektif dengan teknik pe rlakukan berjenjang diberikan saran sebagai berikut : guru mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya, agar selalu meningkatkan dan menekankan tentang unsur kali mat pada saat mengajarkan kalimat. Agar siswa selalu dibiasakan untuk menggunaka n kalimat yang efektif. MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : 7. Jangan merasa puas dengan cukup baik dan tidak mengusahakan baik atau puas dengan baik, tetapi tidak mengupayakan yang terbaik. 8. Satu hal yang pasti dalam diri orang hebat adalah kerendahan hati. 9. Kekhawatiran adalah hal pertama yang anda bayarkan untuk mendapatkan keg agalan. PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan untuk : 4. Suami tercinta yang selalu mendukung 5. Anak-anakku : Dyah Rahma Ardiningtyas, dan Firman Andre Setyo Putranto t ersayang. 6. Almameter PENGESAHAN Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif dengan Teknik P elatihan Berjenjang pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 21 Semarang Tahun Pelajar an 2007/2008 ditulis oleh Endang Puji Hastuti, NPM 07410729, telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang Hari : Kamis Tanggal : 21 Agustus 2008 Panitia Ujian, Ketua, Ngasbun Egar, S.Pd., M.Pd. NPP 956701118 Sekretaris, Drs. Harjito, M.Hum. NPP 936501103 Anggota Penguji : 4. Dra. Ngatmini, M.Pd. NIP 131973079 (..)5. Drs. Dardjo Ruwenas, M.Pd. NPP 876301032 6. Nanik Setyawati, S.S, M.Hum. NPP 997101150 Lampiran 1 RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas / Semester Waktu(..) (..): Bahasa Indonesia : Menyusun Kalimat Efektif : Menyusun kalimat tidak efektif menjadi efektif : II / I : 90 menitA. Tujuan Pembelajaran Umum Siswa mampu mengungkapkan peristiwa, pengalaman, gagasan, pendapat tentang berba gai hal dalam berbagai bentuk dengan memperhatikan penggunaan tanda baca, piliha n kata, keefektifan kalimat dan kepaduan paragraf.B. Tujuan Pembelajaran Khusus Siswa dapat : 1. Menjelaskan definisi kalimat efektif 2. Mengidentifikasikan dan memperbaiki kesalahan dalam penulisan kalimat 3. Membuat karangan dengan menggunakan kalimat efektif C. Materi Pelajaran 1. Kalimat efektif : pengertian dan cirinya D. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab c. Pemberian tugas 2. Langkah-langkah a. Dua siswa membetulkan kalimat efektif dan menuliskannya di papan tulis b. Bersama guru, siswa memeriksa pekerjaan tersebut c. Siswa memperhatikan pelajaran guru tentang kalimat efektif, sambil menja wab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru d. Siswa yang belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya, kemudian guru k embali menyampaikan materi tentang kalimat efektif e. Siswa mengerjakan latihan, yaitu membetulkan kalimat efektif f. Pekerjaan siswa tersebut dibahas bersama guru. Pekerjaan yang salah dibe tulkan g. Siswa mengerjakan tes sebuah karangan dengan menggunakan kalimat-kalimat efektif E. Alat dan Sumber Bahan 1. Alat = 2. Sumber Bahan a. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII b. Buku Pelengkap F. Penilaian 1. Prosedur a. Penilaian proses b. Penilaian hasil belajar 2. Alat Penilaian Susunlah kalimat tidak efektif menjadi efektif. Lampiran 2 RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Standar Kompetensi : Menyusun Kalimat Efektif Kompetensi Dasar : Menyusun kalimat tidak efektif menjadi efektif Kelas / Semester : II / I Waktu : 90 menit A. Tujuan Pembelajaran Umum Siswa mampu mengungkapkan peristiwa, pengalaman, gagasan, pendapat tentang berba gai hal dalam berbagai bentuk dengan memperhatikan penggunaan tanda baca, piliha n kata, keefektifan kalimat dan kepaduan paragraf. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Siswa dapat : 1. Menjelaskan definisi kalimat efektif 2. Mengidentifikasikan dan memperbaiki kesalahan dalam penulisan kalimat 3. Membuat karangan dengan menggunakan kalimat efektif C. Materi Pelajaran Kalimat efektif : pengertian dan cirinya D. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode a. Ceramah b. Tanya jawabc. Pemberian tugas 2. Langkah-langkah a. Dua siswa membetulkan kalimat efektif dan menuliskannya di papan tulis b. Bersama guru, siswa memeriksa pekerjaan tersebut c. Siswa memperhatikan pelajaran guru tentang kalimat efektif, sambil menja wab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru d. Siswa yang belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya, kemudian guru k embali menyampaikan materi tentang kalimat efektif e. Siswa mengerjakan latihan, yaitu membetulkan kalimat efektif f. Pekerjaan siswa tersebut dibahas bersama guru. Pekerjaan yang salah dibe tulkan g. Siswa mengerjakan tes kalimat yang tidak efektif diubah menjadi kalimat efektif E. 1. 2. a. b. Alat dan Sumber Bahan Alat = Sumber Bahan Buku Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII Buku PelengkapF. Penilaian 1. Prosedur a. Penilaian proses b. Penilaian hasil belajar 2. Alat Penilaian Soal terlampir. Lampiran 3 SOAL SIKLUS I Ubahlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. kalimat-kalimat tidak efektif ini menjadi kalimat efektif: Di sekolah kami mengadakan balap karung Kiki tertawa ketika Kiki melihat temannya jatuh Kedua anak itu saling berpandangan Bagi semua siswa SMP N 21 Semarang harus mentaati tata tertib sekolah Kami datang terlambat, kami sehingga tidak boleh mengikuti pelajaran Saran yang dikemukakan kami akan pertimbangkan Ayah suka melihat wayang kulit Waktu dan tempat kami persilakan Firman menendang bola dengan kaki Di halaman rumah kami ada beberapa pohon manggaSOAL SIKLUS II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Banyak anak-anak bersepeda ke sekolah Ia tetap datang ke sekolah meskipun ia sakit Saran yang dikemukakan kami akan pertimbangkan Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes Sejak kecil Reza sering sakit-sakit Ia mempunyai koleksi buku-buku langka Kiki memakai baju warna merah Para hadirin berdiri setelah mengetahui presiden datang Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya Naik sepeda harap turun!KUNCI JAWABAN SIKLUS I 1. 2. Sekolah kami mengadakan balap karung Kiki tertawa ketika melihat temannya jatuh3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.Kedua anak itu berpandangan Semua siswa SMP N 21 Semarang harus mentaati tata tertib sekolah Kami datang terlambat, sehingga tidak boleh mengikuti pelajaran Saran yang dikemukakan akan kami pertimbangkan Ayah menonton melihat wayang kulit Bapak Kepala Sekolah kami persilakan Firman menendang bola Halaman rumah kami ada beberapa pohon manggaKUNCI JAWABAN SIKLUS II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Anak-anak bersepeda ke sekolah Ia tetap datang ke sekolah meskipun sakit Saran yang dikemukakan akan kami pertimbangkan Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes Sejak kecil Reza sering sakit Ia mempunyai koleksi buku langka Kiki memakai baju merah Hadirin berdiri setelah mengetahui presiden datang Pengarang itu menceritakan pengalaman masa kecilnya Pengendara sepeda harap turun!Lampiran 4 SOAL TES SIKLUS I Buatlah sebuah karangan bebas dengan menggunakan kalimat-kalimat yang efektif ! Lampiran 5 SOAL TES SIKLUS II Buatlah sebuah karangan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang efektif dengan m emilih salah satu tema berikut ini : 1. Pencemaran Lingkungan 2. Kenakalan Remaja 3. Bencana Banjir 4. Cita-citaku Setelah Lulus SMP Lampiran 6 DAFTAR RESPONDEN (SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Nama Jenis Kelamin Aditya Bani Dwiputro L Afiq Kundiyantoko L Ajeng Novita Tunjungsari Alim Riyaldi Yusmanto L Almira Puan Rachmadhani Ananto Hamsar Nur Prakosa Andreas Setia Amaja L Anggita Setyaning N P Annissa Ratna Sari P Annissa Ayu Titisari P Apriella Ayu Purnamasari Ardian Nur Ervan WijayantoP P LP L13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. Lampiran 7Argaditya Rahma Sasmita P Aziz Waskitha Wicaksana Bagus Dwi Handoko L Dian maidita Yudi Pertiwi Fathania Firwan Firdaus P Galih Firdinanto L Hanifa Siamunisa P Happy Niti Noor Muchsin Harry Mahendra L Himas Nur Rahmawati P Ikhtiarina Putri Shalehah Intan Wahyu Putriani P Jayanti Elok Perwitasri Kharis Khasburrahman L Kurniawan Bhakti A L Maharani Sekarayu A P Mandasari Haningtyas P Najaruddin Muhammad L Nizar Wiratama L Novera Beviana Maharaeny Radifan Yasir Stawabi L Rianita Fitrianingsih P Rilo Djaya Pambudi L Risandi Aji Pamungkas L Rosyana Willy Kusuma P Royyan Hadela Isnanda L Septian Marie Muzaffar L Shinta Maharani PL PL P LPPEDOMAN WAWANCARA 1. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar apakah kamu cenderung aktif dalam menjawab pertanyaan guru ? 2. Apabila ada temanmu yang aktif menjawab pertanyaan guru, apakah kamu ber keinginan untuk seperti mereka ? mengapa ? 3. Manfaat apa yang kamu peroleh setelah menerima materi tentang unsur kali mat dan kalimat efektif ? 4. Apakah dengan menyusun unsur kalimat, kamu bisa dengan mudah menyusun ka limat yang efektif ? Jelaskan ? 5. Apakah kamu berani bertanya kepada guru apabila belum jelas d