universitas indonesia - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-ta-fadlinnisa.pdf ·...

118
UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI PERSPEKTIF LIBERALISME, REALISME, DAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEBERADAAN BRICS SEBAGAI FORUM KERJASAMA EKONOMI NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMIES PERIODE 2009-2013 TUGAS KARYA AKHIR FADLINNISA 0806322911 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DEPOK JUNI 2013 Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Upload: vuliem

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

UNIVERSITAS INDONESIA

IMPLEMENTASI PERSPEKTIF LIBERALISME, REALISME,

DAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEBERADAAN

BRICS SEBAGAI FORUM KERJASAMA EKONOMI

NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMIES

PERIODE 2009-2013

TUGAS KARYA AKHIR

FADLINNISA

0806322911

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

DEPOK

JUNI 2013

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

ii

s

UNIVERSITAS INDONESIA

IMPLEMENTASI PERSPEKTIF LIBERALISME, REALISME,

DAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEBERADAAN

BRICS SEBAGAI FORUM KERJASAMA EKONOMI

NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMIES

PERIODE 2009-2013

TUGAS KARYA AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

di Universitas Indonesia

FADLINNISA

0806322911

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

DEPOK

JUNI 2013

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

v

KATA PENGANTAR

BRICS pada awalnya bernama BRIC, merupakan sebuah forum kerjasama

dari negara-negara yang diidentifikasi oleh seorang pakar ekonomi Jim O’Neill

sebagai negara Emerging Economies. Negara-negara tersebut adalah Brazil,

Rusia, India, dan China (BRIC). Adapun perubahan nomenklatur menjadi BRICS

terjadi setelah bergabungnya South Africa dalam forum tersebut pada 2 tahun

setelah secara sah BRIC dibentuk (2009). Pengikutsertaan Afrika Selatan menjadi

anggota dari forum ini lebih disebabkan pada adanya kebutuhan yang bersifat dua

arah dari negara-negara inisiator awal BRICS (Brazil, Rusia, India, China) dan

Afrika Selatan itu sendiri. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi Afrika

Selatan masih jauh dari negara-negara BRICS lainnya sehingga belum bisa

dikatakan sebagai negara Emerging Economy. Akan tetapi potensi ekonomi Afrika

Selatan dapat dikatakan sangat besar dilihat dari segi wilayah dan ketersediaan

sumber daya energi.

Negara-negara inisiator BRICS melihat Afrika Selatan sebagai potensi

penyedia sumber daya energi yang besar untuk meningkatkan proses

industrialisasi melalui investasi. Disamping itu, Afrika Selatan merupakan

pemimpin perekonomian di Kawasan Afrika, sehingga, dengan bergabungnya

Afrika Selatan, diharapkan terjadi kerjasama yang lebih luas antara BRICS

dengan negara-negara di Kawasan Afrika lainnya. Di sisi lain, Afrika Selatan

berharap dapat memanfaatkan kemampuan industri dari 4 negara tersebut untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang terus meluas.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mengambil tema mengenai BRICS

dikarenakan ketertarikan penulis dalam menganalisis hubungan kerjasama

ekonomi yang dapat dikatakan masih sangat baru dalam dunia internasional.

Keunikan dari forum ini adalah walaupun dikatakan masih baru, negara-negara

anggotanya secara kolektif telah mampu memberikan suara yang cukup kuat

dalam forum-forum internasional seperti G-20 dan segmen forum PBB. Selain itu,

negara-negara ini memiliki kesamaan karakter, yaitu wilayah yang luas dan

penduduk yang padat (kecual Afrika Selatan). Penulis berupaya menganalisis

keberadaan BRICS melalui tiga perspektif ilmu hubungan internasional, yaitu

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

vi

liberalisme, realisme, dan konstruktivisme.

Tak ada gading yang tak retak. penulis menyadari bahwa tugas karya akhir

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca dapat

menjadi masukan bagi penyempurnaan karya-karya serupa di kemudian hari.

Demikian penulis sampaikan, selamat membaca.

Depok, 21 Juni 2013

Fadlinnisa

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis sampaikan pada Allah subhana hua ta’ala, Pemilik

alam semesta yang senantiasa memberikan nikmat tak terhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Tak lupa shalawat penulis haturkan

pada baginda Muhammad SAW yang telah menjadi muara inspirasi bagi penulis

akan budi pekertinya yang luhur dan kekuatan visinya. Penulis juga ingin

memberikan ucapan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan dukungan kepada penulis secara langsung maupun tidak dalam

proses penyelesaian tugas karya akhir ini, yaitu:

1. Syamsul Hadi, Ph.D., selaku dosen pembimbing tugas karya akhir

penulis yang telah membimbing penulisan ini sampai dengan akhir.

Terimakasih atas kesabaran, kesediaan waktu, serta dukungan yang

besar kepada penulis dalam menyelesaikan tugas karya akhir ini.

2. Asra Virgianita, S.Sos., M.A., selaku penguji ahli dalam sidang tugas

karya akhir penulis. Terimakasih atas kesediaan menjadi penguji ahli

yang telah memberikan masukan yang sangat membangun bagi tugas

karya akhir penulis.

3. Andi Widjajanto, Ph.D., dan Aninda Tirtawinata, M.Litt., selaku

pengajar dalam mata kuliah colloquium. Terimakasih atas kesediaan

memberikan masukan pada proses awal pembuatan tugas karya akhir

ini.

4. Evi Fitriani, M.A., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Hubungan

Internasional FISIP UI.

5. Dra. Nurul Isnaeni, M.A., selaku ketua Program Studi Ilmu Hubungan

Internasional FISIP UI. Terimakasih atas dukungan semangat yang

besar kepada penulis.

6. Andrew W. Mantong, S.Sos, M.Sc., selaku sekretaris Program Studi

Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI. Terimakasih atas masukan

teori dan logika yang membangun bagi tugas karya akhir penulis.

7. Dra. Suzie Sri Suparin S., MA, Ph.D., selaku dosen pembimbing

akademik penulis di Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

viii

FISIP UI. Terimakasih atas masukan yang besar terhadap keputusan

penulis dalam penulisan tugas karya akhir ini.

8. Dian Novikrisna, S.Sos., selaku editor citation dari tugas karya akhir

ini. Terimakasih atas kesediaan mengecek citation ini.

9. Dosen-dosen dan teman-teman di Departemen Hubungan Internasional

FISIP UI yang telah memberikan banyak input kepada penulis.

10. Ayahanda Mailudin Nasution dan Ibunda Nuratri Hastuti, orang tua

penulis yang sangat penulis cintai, atas do’a-do’a yang tak terputus

untuk penulis.

11. Azmi Abdul Hafiiz Nasution dan Ramadhan Abdul Karim Nasution,

dua adik penulis yang menjadi sumber kekuatan penulis.

12. Avina Anin Nasia, sahabat penulis yang senantiasa mendo’akan serta

memberikan dukungan semangat kepada penulis. Terimakasih atas

inspirasi kekuatan untuk terus berjuang.

13. Riza Aryani, Sri Rezeki, Avina Nadhila, Mindo Stevi, Raisa

Muthmaina, dan Yanti Silalahi, sahabat terdekat penulis ketika

berkuliah di hubungan internasional hingga saat ini, atas do’a-do’a dan

‘penjagaan’ terhadap aktivitas penulis. Terimakasih atas dukungan

yang tiada habisnya kepada penulis.

14. Hindun Harahap dan teman-teman HI 2009 pada mata kuliah

colloquium yang senantiasa memberikan informasi yang dibutuhkan

dengan penuh semangat.

15. PPSDMS Nurul Fikri, terimakasih telah menginternalisasi nilai-nilai

‘Idealisme Kami’ yang menambah semangat penulis untuk berkarya.

16. Tiara PPSDMS Nurul Fikri, terimakasih atas kebersamaan selama 2

tahun. Terimakasih telah memberikan banyak hikmah bagi kehidupan

penulis.

17. Komunitas Bintang (syi’ra) 2008, terimakasih atas dukungan yang

besar terhadap segala aktivitas penulis.

18. Grup Sop Buah 2012 (M. Try Sutrisno Gaus, Afra Afifah, Scientia

Afifah, Enung Azizah M., Niimma Nur Azizah, Ahmad Alrashid, M.

Khairul Imam, dan Yunan Ari Yuwono). Terimakasih atas do’a serta

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

ix

penguatan yang besar terhadap penulis. Terimakasih telah menjadi

contoh yang baik dalam hidup penulis.

19. Grup The Crocs, selaku teman belajar yang senantiasa memberikan

kekuatan bagi penulis untuk terus berusaha belajar lebih banyak.

20. Ika Malika, M.Psi., guru sekaligus motivator bagi penulis. Terimakasih

Mbak Ika atas dukungan dan penguatan yang besar terhadap aktivitas

penulis, termasuk dalam pembuatan tugas karya akhir ini.

21. Citrawanti Oktavia, Rina Nur Oktaviana, Winda Mauhidlotul, Denty

Kusuma Wardani. Sahabat-sahabat yang sangat penulis cintai.

Terimakasih atas dukungan do’a dan kekuatan bagi penulis.

22. Rekan-rekan Worlmun 2010. Terimakasih atas pengalaman yang

membuka wawasan penulis untuk terus berkarya.

23. Rekan-rekan International Youth Muslim Conference on Education

(IMYCE) . Terimakasih atas dukungan yang besar bagi penulis.

24. Rekan-rekan World Assembly of Muslim Youth (WAMY), atas

pengalaman berharga yang senantiasa membangkitkan semangat

penulis untuk berkarya.

25. Rekan-rekan SALAM UI, terimakasih atas inspirasi untuk senantiasa

berjuang memberikan yang terbaik bagi islam.

26. Rekan-rekan KSM Eka Prasteya UI, terimakasih atas dukungan yang

besar bagi penulis untuk menyelesaikan tugas karya akhir ini.

Terimakasih juga atas pengalaman berharga selama berinteraksi

bersama selama ini.

Depok, 21 Juni 2013

Fadlinnisa

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

xi

ABSTRAK

Nama : Fadlinnisa

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Judul :

Implementasi Perspektif Liberalisme, Realisme, dan Konstruktivisme terhadap

Keberadaan BRICS sebagai Forum Kerjasama Ekonomi Negara-negara Emerging

Economies Periode 2009-2012

Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama

Ekonomi BRICS yang terdiri dari negara-negara Emerging Economies. Forum ini

berdiri pada tahun 2009 pasca terjadi krisis global yang melanda dunia di tahun

2007-2008. Negara-negara yang menginisiasi terbentuknya forum ini adalah

Brazil, Rusia, India, China (BRIC). Kemudian pada tahun 2011 Afrika Selatan

resmi terdaftar menjadi anggota sehingga nama BRIC berubah menjadi BRICS

dengan tambahan S untuk South Africa atau Afrika Selatan. Penjelasan dari

motivasi terbentuknya BRICS dilakukan dalam kerangka implementasi teori

integrasi ekonomi dari perspektif liberalisme, teori power, kepentingan nasional

dan aliansi dari perspektif realisme, dan teori identitas kolektif dari perspektif

konstuktivisme. Liberalisme dengan teori integrasi ekonominya melihat

pembentukan BRICS dimotivasi melalui adanya keinginan untuk memperbesar

dampak kerjasama ekonomi pada pertumbuhan ekonomi masing-masing negara

anggotanya. Realisme dengan teori power, kepentingan nasional dan aliansinya

melihat pembentukan BRICS dimotivasi melalui adanya keinginan bersatu yang

didasari dari karakter kekuatan ekonomi dan kepentingan yang sama dari negara-

negara BRICS untuk memperluas pengaruh pada level internasional. Sedangkan

konstruktivisme dengan teori indentitas kolektifnya melihat pembentukan BRICS

dimotivasi dari adanya ide terkonstruksi yang membangun kesadaran anggotanya

atas kesamaan sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru, kesamaan cita-cita untuk

perubahan kondisi internasional, serta kesamaan pola hubungan dengan Amerika

Serikat.

Kata Kunci: BRICS, emerging economies, integrasi ekonomi, power, kepentingan

nasional, aliansi, identitas kolektif, liberalisme, realisme, konstruktivisme

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

xii

ABSTRACT

Name : Fadlinnisa

Study Program : Ilmu Hubungan Internasional

Title :

Implementation of Liberalism, Realism, dan Constructivism Perspective on the

Presence of BRICS as an Economic Cooperation Forum of Emerging Economies

in the Period of 2009-2012

This thesis attempts to explain the motivational background behind the

formation of the BRICS as an Economic Cooperation Forum that comprised of

Emerging Economies. This forum was officially declared in 2009 right after the

global crisis hitted the world in 2007-2008. The initiators of this forum formation

were Brazil, Russia, India, China (BRIC). Then, in 2011, South Africa officially

enrolled as the member of this forum. Thus, the name of BRIC was changed into

BRICS with additional S standing for South Africa. The explanation of this forum

formation motive conducted within the theory implementation of economic

integration from liberalism perspective, and power, national interest and alliance

from realism perspective, also collective identity from constructivism perspective.

Liberalism with its economic integration theory sees that the BRICS forum

formation was supported by the intention of its members in widening the impact

of economic cooperation in the field of economic growth. Realism with its power,

national interest and alliance theory sees that the BRICS forum formation was

supported by the intention of its members to ally under the resemble economic

power and national interest in order to spread the influence at international level.

Later on, constructivism with its collective identity theory sees that the BRICS

forum formation was supported by constructed idea that awake its members’

awareness of their similarity as new emerging economies, their similarity in the

hope of the international circumstance changing, and their similarity in the hub

pattern with United States.

Key Words: BRICS, emerging economies, economic integration, power, national

interest, alliance, collective identity, liberalism, realism, constructivism

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ..................................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... x

ABSTRAK ..................................................................................................................... xi

ABSTRACT ................................................................................................................... xii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL........................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................................................... 3

1.3 Kerangka Teori ......................................................................................................... 4

1.3.1 Teori Integrasi Ekonomi dari Liberalisme ..................................................... 4

1.3.2 Teori ‘Power, Kepentingan Nasional, dan Aliansi dari Realisme .................. 7

1.3.3 Teori Identitas Kolektif dari Konstruktivisme ............................................... 11

1.4 Tujuan dan Signifikansi Penulisan ........................................................................ 13

1.5 Pembabakan Penulisan ............................................................................................ 14

BAB 2 SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN RAGAM KERJASAMA

FORUM BRICS ........................................................................................ 15

2.1 Sejarah Terbentuknya Forum BRICS ...................................................................... 15

2.2 Perkembangan Forum BRICS ................................................................................. 18

2.3 Ragam Kerjasama BRICS ....................................................................................... 23

BAB 3 IMPELEMENTASI INTEGRASI EKONOMI LIBERALISME,

ALIANSI REALISME, DAN IDENTITAS KOLEKTIF

KONSTRUKTIVISME TERHADAP MOTIVASI

TERBENTUKNYA BRICS ......................................................................... 29

3.1 Implementasi Integrasi Ekonomi Liberalisme terhadap Motivasi Pembentukan

BRICS .................................................................................................................... 29

3.1.1 Komitmen dan Perjanjian Kerjasama Ekonomi BRICS ............................. 31

3.1.2 Gambaran Kondisi Kerjasama Perdagangan dan Investasi diantara

Negara BRICS ............................................................................................. 35

3.2 Implementasi Teori ‘Power, Kepentingan Nasional dan Aliansi’ Realisme Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS .............................................................. 40

3.2.1 Kekuatan Ekonomi (Economic Power) Negara-negara BRICS sebagai

Emerging Economies ................................................................................... 41

3.2.2 Kepentingan Nasional Negara-negara BRICS terhadap Pembentukan

Forum BRICS .............................................................................................. 50

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

xiv

3.1.2.1 Brazil .......................................................................................... 51

3.1.2.2 Rusia ........................................................................................... 51

3.1.2.3 India ............................................................................................ 52

3.1.2.4 China ........................................................................................... 53

3.1.2.5 Afrika Selatan ............................................................................. 54

3.2.3 BRICS sebagai Bentuk Aliansi Ekonomi Negara-negara Emerging

Economies ................................................................................................... 54

3.3 Implementasi Teori Identitas Kolektif Konstruktivisme Terhadap Motivasi

Pembentukan BRICS .............................................................................................. 56

3.3.1 Identitas Dibentuk Melalui Kesamaan Sebagai Sebuah Kekuatan

Ekonomi Baru (Emerging Economies) ....................................................... 57

3.3.2 Identitas Dibentuk Melalui Kesamaan Cita-cita dari Negara-negara

BRICS ......................................................................................................... 59

3.3.3 Identitas Dibentuk Kesamaan Keterdekatan Hubungan dengan

Amerika Serikat........................................................................................... 62

BAB 4. Kesimpulan ..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 65

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

xv

DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Wilayah Negara-negara BRICS ........................................................ 16

Gambar 3.1 Perbandingan Perdagangan Afrika Selatan dengan China dan Negara

BRICS lainnya ............................................................................................................... 36

Gambar 3.2 Kenaikan Pertumbuhan Perdagangan Intra-BRICS 2000 dan 2010 .......... 39

Gambar 3.3 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Otomotif Negara-negara BRIC

(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) ...................................... 48

Gambar 3.4 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Microwave Negara-negara BRIC

(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) ..................................... 49

Gambar 3.5 Perbandingan Pertumbuhan Penggunaan Kredit Negara-negara BRIC

(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) ..................................... 50

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tipe-tipe Kepentingan Nasional ..................................................................... 10

Tabel 3.1 Gambaran Umum Kekuatan Ekonomi BRICS ............................................... 42

Tabel 3.2 BRICS- Tingkat Rata-rata Pertumbuhan dari GDP riil (%), 1980-2008

(Sebelum dan Saat Krisis Global) .................................................................................. 43

Tabel 3.3 Perdagangan Barang BRICS. Nilai (Menggunakan miliar AS) dan

Kontribusi dalam Total Dunia (%), 2000-2007 .............................................................. 45

Tabel 3.4 Pertumbuhan Ekspor-Impor Negara BRICS (Kecuali Afrika) dan

Beberapa Negara Maju ................................................................................................... 47

Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) ............................................ 62

DAFTAR LAMPIRAN

Matriks Joint Statement Kepala Negara BRICS

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada 2001, seorang ekonom dari sebuah bank investasi Goldman Sachs

bernama Jim O‟Neill memprediksi adanya sejumlah negara berkembang yang

berpotensi menggantikan kekuatan perekonomian global G7 pada tahun 2050

mendatang.1 Prediksi tersebut didasarkan pada perkembangan aktivitas industri

masing-masing negara yang masif dan dikatakan berhasil ditandai dengan

pertumbuhan GDP yang terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir.2 Bersamaan

dengan itu, negara-negara ini juga dikategorikan sebagai Emerging Economies oleh

World Trade Organization (WTO) sebab aktivitas perdagangan yang cukup tinggi

pada berbagai sektor di pasar internasional. Selain itu, negara-negara ini memiliki

ketahanan perekonomian yang kuat, teruji pada saat krisis global menghimpit pada

2007-2008 dimana seluruhnya berhasil mempertahankan konsistensi GDP di saat

perekonomian negara-negara lain sedang ambruk.3

Negara-negara yang dijelaskan diatas adalah Brazil, Rusia, India, dan China

atau oleh O‟Neill disingkat menjadi BRIC. Secara geografis dan demografis, negara-

negara ini memiliki kekuatan yang besar. Jika digabungkan, total luas negara-negara

ini mencapai 30% dari total luas dunia dan total populasinya mencapai 40% dari total

populasi dunia.4 Faktor demografis dan produktivitas diprediksi menjadi faktor utama

1 Dominic Wilson dan Roopa Purushothaman, “Dreaming With BRICs: The Path to 2050,” dalam

Emerging Economies and The Transformation of International Business, ed. Subhash Chandra Jain

(UK: Edward Elgar, 2006), 3. 2 Natascha Strenger, Understanding BRICs: A Closer Look for Predicted Development of Brazil,

Russia, India, and China as a Group (Munich: GRIN Publishing GmbH, 2011), 3. 3Ibid.

4Victoria Young, “Macquarie Launches Australia's First BRIC Funds,” Investor Daily, 10 Desember

2012, http://www.investordaily.com/cps/rde/xchg/id/style/801.htm?rdeCOQ=SID-3F579BCE-

819F182C&rdeCOQ=SID-0A3D9633-76451A98.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

2

Universitas Indonesia

dalam menentukan pertumbuhan GDP dari negara-negara tersebut.5 GDP share

negara-negara BRICS mencapai seperlima dari GDP dunia atau sebesar 14,8 triliun

dollar AS.6 Menurut O‟Neill, dengan besarnya populasi, produktivitas dari kegiatan

perekonomian semakin besar sehingga menghasilkan GDP yang besar.7

BRIC yang awalnya merupakan sebuah terminologi buatan O‟Neill

selanjutnya menjadi forum kerjasama internasional yang resmi berdiri dengan nama

BRIC pada tahun 2009. Kemudian pada 2011 nomenklatur dari forum tersebut

bertambah huruf S menjadi BRICS dengan masuknya Afrika Selatan (South Africa)

sebagai anggota. Forum tersebut berdiri pada tanggal 16 Juni 2009 melalui pertemuan

kepala negara di Ekateriburg, Russia, tepatnya setelah berakhir krisis global yang

sempat memporakporandakan perekonomian hampir dari seluruh negara di dunia.

Ketahanan perekonomian dari Brazil, Rusia, India, dan China itu sendiri dalam

menghadapi krisis global tahun 2007-2008 selayaknya menjadi „prestasi‟ yang ingin

dipertahankan oleh masing-masing kepala negaranya melalui kerjasama internasional

yang menguntungkan.

Krisis global menjadi momentum yang menyadarkan para kepala negara

Brazil, Rusia, India, dan China terhadap kekuatan masing-masing negara dan

optimisme kerjasama yang dapat memberikan signifikansi besar bagi pertumbuhan

perekonomian domestik. Ditambah lagi terdapat permasalahan domestik yang

cenderung sama dari negara-negara BRICS, yaitu kepadatan penduduk yang besar di

masing-masing negara yang dihadapkan pada pelayanan pemerintah yang masih

terbatas untuk sebagian masyarakat tertentu (belum menyeluruh). Tingginya populasi

belum ditunjang dengan kemampuan pemerintah dalam mengakomodir aksesibilitas

sumber esensial seperti lapangan pekerjaan, akses kesehatan, serta akses pendidikan.

Sumber daya alam yang melimpah di masing-masing wilayah juga belum

5 Francesca A. Beausang-Hunter, Globalization and the BRICs: Why the BRICs Will Not Rule the

World For Long (New York: Palrgrave Macmillan, 2012), 1. 6 “World Economic Outlook,” International Monetary Fund, diakses 6 Juni 2013,

http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx. 7 Beausang-Hunter, Globalization, 1.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

3

Universitas Indonesia

dikembangkan secara maksimal.8

Melalui forum ini, para kepala negara mencoba mencari jalan keluar bersama

atas permasalahan domestik yang cenderung sama sekaligus memperkuat kerjasama

perdagangan multilateral yang menguntungkan. Harapannya, dengan melakukan

kerjasama, negara-negara ini dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dalam arena global. Selain itu, dari adanya forum ini tercetus dibentuknya BRICS

Development Bank (BDB) sebagai bank milik bersama yang diprediksi sebagai

akomodasi finansial kebutuhan-kebutuhan proyek kerjasama multilateral. Bank ini

menjadi sumber dana dari berbagai kegiatan sekaligus menjadi sumber kebijakan

keuangan dalam forum BRICS itu sendiri. Negara-negara BRICS juga menghendaki

adanya keadilan pembangunan perekonomian internasional yang merata dan

memberikan peluang perluasan kapabilitas ekonomi bagi negara-negara berkembang.

Hal ini banyak dikemukakan oleh perwakilan negara-negara tersebut dalam forum-

forum perekonomian global seperti G-20.

Penulis melihat munculnya BRICS sebagai sebuah fenomena yang menarik

untuk dikaji mengingat keberadaanya memberikan dampak dan corak tersendiri

dalam dinamika perekonomian dan perpolitikan global. Penulis berupaya

menganalisis motif terbentuknya forum tersebut yang penulis yakini menjadi sebuah

pembahasan yang substantif. Analisis tersebut akan dilakukan melalui implementasi

teori dari perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme dalam hubungan

internasional.

1.2 Rumusan Permasalahan

Objek penelitian yang menjadi fokus dalam karya tulis ini adalah BRICS

sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara

8 José Eduardo Cassiolato dan Helena Maria Martins Lastres, “Science, Technology, and Innovation

Policies in the BRICS Countries: an Introduction,” dalam BRICS and Development Alternatives:

Innovation System and Policies, ed. José Eduardo Cassiolato dan Virginia Vitorino (Anthem Press,

2011), 9.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

4

Universitas Indonesia

Emerging Economies. Dalam karya tulis ini akan digunakan perspektif liberalisme,

realisme, dan konstruktivisme sebagai pisau analisis untuk menganalisis motif

terbentuknya forum tersebut. Dengan demikian, rumusan permasalahan dari karya

tulis ini menjadi:

“Bagaimana implementasi perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme

dalam menganalisis motif terbentuknya forum ekonomi BRICS?”

1.3 Kerangka Teori

Dalam melakukan upaya analisis terhadap motif dibalik pembentukan forum

BRICS, penulis mencoba memunculkan satu teori sebagai representasi dari masing-

masing perspektif. Perspektif liberalisme akan direpresentasikan oleh teori Integrasi

Ekonomi, sedangkan realisme dengan konsepsi „Power dan Kepentingan Nasional,

dan Aliansi‟, serta konstruktivisme dengan teori Identitas Kolektif.

1.3.1 Teori Integrasi Ekonomi dari Liberalisme9

Dalam dinamika diskursus liberalisme hubungan internasional, fokus

pembahasan berawal dari adanya tujuan pencapaian perdamaian antara sebuah negara

dan negara lainnya melalui kerjasama yang saling menguntungkan (mutual benefit).

Dengan kata lain, liberalisme melihat kerjasama sebagai sebuah instrumen pencipta

perdamaian yang efektif dan efisien. Asumsi yang dikeluarkan oleh liberalisme ini

menjadi refleksi dari kondisi internasional pasca Perang Dunia II sampai dengan saat

ini dimana terdapat beragam kerjasama internasional yang diatur oleh institusi-

institusi internasional melalui seperangkat aturan yang disepakati oleh negara-negara

tersebut. Institusi ini diindikasikan oleh pemikir liberalisme sebagai sebuah rezim.

Hal ini dikarenakan institusi tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat

mengatur prilaku negara dalam tataran internasional. Rezim ini kemudian juga

mengatur dimensi kerjasama antarnegara dan mengawasi berjalannya kerjasama

9 Penjelasan mengenai teori integrasi ekonomi dapat dilihat dalam David Balaam dan Michael Veseth,

Introduction to International Political Economy (New Jersey-Hall, 1996), 241-257.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

5

Universitas Indonesia

antarnegara tersebut. Fenomena inilah yang kemudian membentuk sebuah sistem

internasional.

Dengan semakin berkembangnya kerjasama antara negara-negara di dunia,

semakin besar juga kebutuhan negara-negara tersebut untuk terus meningkatkan

kemampuan perekonomiannya. Negara-negara tersebut melakukan kerjasama yang

bersifat lebih strategis dan menguntungkan. Terbentuklah hubungan-hubungan

kerjasama ekonomi antardua negara atau lebih yang disebut dengan hubungan

ekonomi bilateral (bilateral economic cooperation) dan hubungan ekonomi

multilateral (multilateral economic cooperation). Hubungan ekonomi bilateral adalah

hubungan kerjasama sektor perkonomian yang dilakukan oleh dua negara berdaulat,

contohnya dalam aspek perdagangan dan investasi, yaitu melalui perjanjian yang

disepakati bersama. Sedangkan hubungan ekonomi multilateral merupakan hubungan

sektor perekonomian yang dilakukan oleh lebih dari dua negara.

Kerjasama ini, terutama dalam kerjasama perdagangan, disokong melalui

adanya teori comparative advantage, dimana negara menyadari kekuatan spesifik

produk ekspornya dan kelemahan kemampuan spesifikasi produk yang dibutuhkan

masyarakatnya. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh ekonom Amerika Serikat

Adam Smith yang kemudian diperbaharui oleh David Ricardo. Menurut Adam Smith,

negara-negara dapat mencapai titik efisiensi ekonomi ketika melakukan spesifikasi

produk yang berbeda dan saling melakukan perdagangandengan negara lainnya.

Namun begitu efisiensi tersebut dapat terjadi dengan syarat biaya pembelian sebuah

komoditas pada negara lain lebih rendah dari biaya produksi komoditas yang sama di

dalam negeri. Dengan begitu, sebuah negara dapat fokus memproduksi suatu

komoditas yang dapat dikonsumsi di dalam dan luar negeri (ekspor).

Kerjasama ekonomi yang dilakukan negara-negara di dunia pada akhirnya

mengakibatkan apa yang liberalis sebut dengan interdependensi. Interdependensi

adalah sebuah situasi dimana negara-negara saling berketergantungan, pada akhirnya

menyebabkan perluasan kerjasama di bidang lain yang menyokong peningkatan

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

6

Universitas Indonesia

keuntungan ekonomi. Salah satu dampak dari adanya kondisi ketergantungan ini

adalah terdorongnya negara untuk melakukan integrasi ekonomi dalam sebuah

wilayah. Integrasi ekonomi adalah sebuah tahapan dari proses kerjasama

perdagangan dan kerjasama ekonomi lainnya antara dua negara atau lebih yang

ditandai dengan adanya proses minimalisasi hambatan kerjasama. Proses

minimalisasi hambatan dilakukan melalui mekanisme perjanjian pengurangan

hambatan-hambatan ekonomi seperti peniadaan tarif/non-tarif dan kuota impor.

Integrasi ekonomi juga ditandai dengan adanya penyamaan perspektif kebijakan yang

menunjang kerjasama ekonomi dari masing-masing negara. Tujuan khusus negara

dari integrasi ekonomi adalah peningkatan keuntungan dan efisiensi ekonomi dalam

negeri.

Tarif merupakan sebuah pajak bagi komoditas dari negara lain yang masuk

pada suatu negara. Tarif dianggap sebagai sebuah hambatan dan menjadi merugikan

ketika barang yang masuk pada sebuah negara lebih besar harganya dibanding

kemampuan daya beli masyarakat negara tersebut. Sedangkan non-tarif adalah

hambatan diluar pajak tersebut. Adapun kuota impor adalah sebuah besaran atau

pembatasan jumlah komoditas yang berasal dari negara pengekspor. Salah satu

penyebabnya adalah ketidakmampuan bersaing dalam negeri terhadap komoditas

yang sama. Namun begitu, negara-negara pada akhirnya memiliki perspektif untuk

saling menguntungkan dan saling membutuhkan sehingga hambatan semacam ini

diminimalisasi.

Pada umumnya, fenomena integrasi ekonomi yang berkembang di berbagai

wilayah memiliki dampak pada integrasi politik di masing-masing wilayah tersebut

dan dalam perpolitikan internasional. Mekanisme dari integrasi kerjsama ekonomi ini

terkadang menjadi cara dan tujuan bagi negara-negara untuk semakin meningkatkan

kemampuan perekonomiannya yang dapat diukur melalui peningkatan GDP, volume

perdagangan internasional, human development index, dan devisa negara. Integrasi

ekonomi juga dianggap sebagai sebuah tahapan yang ideal dalam kerjasama

internasional dalam meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi negara.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

7

Universitas Indonesia

BRICS merupakan forum kerjasama ekonomi dari negara-negara dengan latar

belakang letak geografis yang berbeda. Adapun teori integrasi ekonomi dapat

diimplementasikan sebatas pada asumsi-asumsi awal dari pembentukannya. Dalam

hal ini, implementasi teori integrasi ekonomi dapat menggambarkan kondisi

kerjasama ekonomi negara yang mengacu pada peningkatan volume perdagangan dan

perluasan keuntungan dengan melakukan perjanjian yang bersifat menghapus

hambatan kerjasama. Dengan begitu, forum ini dapat diespektasikan menjadi forum

yang lebih terintegrasi dan kuat dalam aspek hubungan ekonomi.

1.3.2 Teori ‘Power, Kepentingan Nasional dan Aliansi’ dari Realisme

Realisme merupakan sebuah pemikiran yang menjelaskan hubungan

internasional dalam terminologi power sebagai sebuah kekuatan yang terkadang

disebut dengan realpolitik atau hanya power politics. Power merupakan salah satu

konsep inti dalam mempersepsikan hubungan aksi dan reaksi antarnegara dalam

kacamata realisme. Dikatakan inti karena power merupakan deskripsi utama dari

prilaku yang dilakukan sebuah negara terhadap negara lain atau terhadap aktor

internasional lainnya. Disamping itu, dalam pandangan realisme, negara merupakan

satu-satunya aktor yang memiliki pengaruh dalam lingkungan internasional. Adapun

aktor internasional lain seperti aktor privat atau masyarakat tetap memiliki andil,

namun dalam tataran efektifitas aksi, tidak memiliki dampak sebesar yang dihasilkan

oleh negara.

Power sering didefinisikan sebagai kemampuan memberikan pengaruh pada

aktor lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Power berupa kapabilitas

memberikan negara peluang untuk mempengaruhi negara lain dengan dukungan

kemampuan pemimin negara dalam memobilisasi dan memanfaatkan kapabilitas ini

secara efektif dan strategis.10

Sebuah varian dari ide ini adalah bahwasanya aktor-

aktor negara memiliki kekuatan penuh untuk memperluas pengaruh terhadap aktor

10

“Realist Theory,” 10 Mei 2013,

http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/samplechapter/0205059589.pd

f.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

8

Universitas Indonesia

lainnya. Banyak pemikir realisme melihat adanya potensi power berdasarkan

karakteristik spesifik dari negara (tangible dan intangible) seperti luas wilayah, level

pendapatan, dan kekuatan militer. Ukuran kapabilitas ini lebih dapat diandalkan

ketimbang ukuran pengaruh itu sendiri. Disisi lain, terdapat pendapat bahwa cara

termudah dalam mengindikasikan power adalah melalui total GDP, yang mana

merupakan kombinasi dari keseluruhan luas, level teknologi, dan kesejahteraan.11

Namun begitu, tidak semua ekonom sepakat untuk menjadikannya sebagai satu-

satunya tolak ukur. Power juga bergantung pada elemen non-materi.

Walaupun keamanan menjadi isu utama dalam power realisme secara historis,

tetapi dewasa ini, power juga dapat didefinisikan melalui kapabilitas ekonomi yang

dimiliki oleh sebuah negara yang berpengaruh pada posisi politik strategis negara

tersebut pada institusi perekonomian internasional. Dengan adanya posisi strategis

pada institusi perekonomian internasional, negara tersebut berpeluang untuk

mempengaruhi negara lainnya. Contohnya adalah posisi Amerika Serikat di Bank

Dunia, melalui kapabilitas ekonomi yang dimanifestasikan pada sumbangan

cadangannya di International Monetary Fund (IMF), Amerika Serikat memiliki hak

suara yang berpengaruh pada kebijakan institusi yang kemudian berpengaruh bagi

negara-negara lainnya.

Power juga pada akhirnya menjadi „pelindung‟ terhadap kepentingan nasional

sebuah negara. Negara memiliki sifat rasional dalam bertindak dan sifat ini cukup

dipengaruhi dengan adanya kepentingan nasional yang dimilikinya. Kalkulasi dari

efektifitas dan efisiensi aksi dipengaruhi oleh tujuan yang dibentuk melalui

perumusan kepentingan nasional. Hans Morgenthau, pemikir awal paradigma

realisme dalam hubungan internasional mengatakan bahwa tidak ada satu pun bangsa

atau negara yang memiliki sifat ketuhanan (moralitas universal) dan seluruh bangsa

mau tidak mau harus menyandarkan aksinya pada prudence dan practicality.12

Tidak

11

Ibid. 12

J. Peter Pham, “What is in The National Interest? Hans Morgenthau‟s Realist Vision and American

Foregn Policy,” American Foreign Policy Interest 30, no. 3 (2008): 257.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

9

Universitas Indonesia

ada sebuah negara yang melakukan suatu tindakan tanpa motivasi kepentingan

nasional, salah satunya dalam bentuk pengaruh kekuatan.

Kepentingan nasional dari sebuah negara bergantung pada bagaimana kepala

negara merumuskan prioritas yang mendasari kebutuhan negara tersebut.

Kepentingan nasional kemudian diartikulasikan melalui kebijakan luar negeri

pemerintah negara tersebut. Contohnya kebijakan Amerika Serikat dan kepentingan

nasional yang terdapat dibaliknya. Amerika Serikat melihat pada kepentingan

nasional yang memprioritaskan keamanan diatas segalanya. Prioritas kepentingan

nasional dari Amerika Serikat adalah sebagai berikut:13

1. Pertahanan dan Keamanan Fisik Amerika Serikat dan masyarakatnya.

2. Human Development dari populasi Amerika, yang termasuk didalamnya

kesejahteraan ekonomi Amerika Serikat dan masyarakatnya.

3. Pertahanan politik dan nilai-nilai budaya dari Amerika Serikat dan

masyarakatnya.

Dari poin diatas, dapat dilihat bahwa stabilitas pertahanan dan keamanan

secara fisik dari teritori negara dan masyarakat diletakkan menjadi prioritas

kepentingan nasional utama. Pada prioritas yang kedua, kepentingan nasional telah

masuk pada ranah kesejahteraan ekonomi. Sedangkan pada prioritas yang ketiga,

kepentingan nasional masuk pada ranah politik dan budaya.

Adapun contoh tipe dari kepentingan nasional dan kebijakan luar negeri

sebagaimana yang dimiliki oleh Amerika Serikat dapat dilihat pada tabel berikut ini:14

13

“Useful Concept of National Interest and Goal,” 24 Februari 2013,

http://home.comcast.net/~lionelingram/National_Interests_rev2010.pdf 14

Michael G. Roskin, National Interest, From Abstraction to Strategy (Carlisle Barracks, PA: Strategic

Studies Institute, U.S. Army War College, 1994), 6.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

10

Universitas Indonesia

Tabel 1.1 Tipe-tipe Kepentingan Nasional

Contoh:

Tingkat Kepentingan

(Importance)

Vital (Vital) No Soviet Missile in

Cuba

Sekunder (Secondary) An Open World Oil

Supply

Durasi (Duration) Temporer (Temporary) Support for Iraq in

Opposing Iran

Permanen (Permanent) No Hostile Powers in

Western Hemisphere

Spesifikasi

(Specificity)

Spesifik (Specific) No Japanese Trade

Barriers

Umum (General) Universal Respect on

Human Right

Kompatibilitas

(Compatibility)

Komplementer

(Complementary)

Russian Cooperation in

Bosnia

Konflik (Conflicting) Russian Support for

Serbia

Dalam kondisi tertentu pada visi perealisasian kepentingan nasional, negara-

negara melihat adanya kebutuhan untuk bersatu membentuk aliansi dalam rangka

memperkuat power. Dalam terminologi power sebagai kapabilitas ekonomi, aliansi

dapat diorientasikan pada persatuan ekonomi dalam rangka memberikan pengaruh

pada aktor internasional lainnya. Negara-negara membutuhkan leverage dalam

memperluas pengaruh politiknya di ranah internasional, salah satunya dengan

memperkuat kapabilitas ekonomi melalui persatuan ekonomi.

Power dari negara-negara BRICS dapat diukur melalui pertumbuhan GDP-

nya sebagai Emerging Economies. Melalui adanya power yang dimiliki masing-

masing negara BRICS, forum BRICS memiliki posisi dalam dunia internasional.

Ditambah dengan adanya kepentingan nasional masing-masing negara BRICS di

dalam forum kerjasama BRICS itu sendiri, menjadikan adanya itikad dari negara-

negara BRICS untuk membentuk aliansi ekonomi dalam rangka memberi pengaruh

pada dinamika ekonomi politik internasional.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

11

Universitas Indonesia

1.3.3 Teori Identitas Kolektif dari Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan pendekatan dalam kajian ilmu hubungan

internasional yang melihat pada adanya fenomena sosial dalam dinamika struktur dan

sistem internasional. Fenomena sosial tersebut digambarkan melalui adanya interaksi

antara satu aktor internasional terhadap aktor internasional lainnya. Interaksi sosial

memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan fenomena internasional.

Konstruktivisme juga mempertimbangkan keberadaan norma dan nilai-nilai yang

memiliki kontribusi dalam pembentukan struktur internasional. Aktor yang berhasil

diidentifikasi oleh pendekatan ini adalah transnational society atau masyarakat

transnasional yang memiliki jaringan secara internasional dan memiliki kekuatan

pada pergerakan yang tidak melihat batasan teritori negara.

Pandangan konstruktivisme cenderung mengkritik dua pandangan utama

dalam hubungan internasional. Dalam kaitannya dengan fenomena sistem

internasional yang bersifat anarkis, Alexander Wendt, seorang pakar konstruktivisme

memandang bahwa anarki adalah sebuah kondisi yang terbentuk dari kesadaran

negara untuk bersikap independen dan berdaulat. Sistem yang bersifat anarkis tidak

terjadi begitu saja. Negara sebagai aktor yang memiliki kekuatan secara sadar

berprilaku menggunakan manuver-manuver yang dimiliki. Sedangkan dalam

kaitannya dengan struktur internasional, konstruktivisme melihat bahwa kerjasama

yang dilakukan oleh negara-negara mengandung nilai dan norma yang membatasi

negara berlaku curang. Contohnya dengan adanya sanksi internasional oleh Dewan

Keamanan PBB yang membuat Negara dan aktor lainnya tidak banyak berbuat

sewenang-wenang dalam tataran internasional.15

Menurut konstruktivis, disini terlihat

jelas bahwa nilai membentuk perspektif dalam berprilaku.

Selain itu, dalam menganalisis konstruksi sosial dan politik internasional,

diperlukan adanya perspektif yang berasal dari konstruksi struktur sosial-kooperatif

15

Alexander Wendt, “Collective Identity Formation and The International State,” American Political

Review 88, no. 2 (1992): 384.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

12

Universitas Indonesia

atau konfliktual- yang kemudian menghasilkan adanya identitas dan kepentingan

aktor.16

Dengan begitu didapatkan asumsi dimana menurut Alexander Wendt, struktur

fundamental politik internasional bersifat sosial, bukan immaterial. Sedangkan

struktur sosial membentuk kepentingan dan identitas aktor selain membentuk

prilakunya. Adapun ide konstruktivisme pada perbedaan konteks, dimensi sosial, dan

dunia politik merupakan buah pemikiran dari manusia. Selain itu, struktur sosial

memiliki tiga elemen, yaitu ilmu dan pemahaman yang sama, sumber material, dan

praktik.17

Ilmu dan pemahaman selanjutnya membentuk prilaku aktor, apakah akan

kooperatif atau konfliktual, sedangkan sumber material mengacu pada pembentukan

ide siapa yang memiliki material, dan praktik struktur sosial dihasilkan dari adanya

proses pemahaman yang sama.

Dalam kasus ini, identitas menjadi penting untuk dibahas sebab konstruktivis

melihat bahwa terdapat adanya pengaruh dari pemahaman identitas terhadap prilaku

kolektif aktor internasional, baik negara maupun masyarakat. Fenomena ini

digambarkan oleh Alexander Wendt melalui formulasi konsep identitas kolektif yang

berangkat dari asumsi realis Mancul Olson yang mengatakan bahwa interaksi yang

dibangun dalam ranah internasional adalah merupakan sebuah interaksi yang bersifat

egois dari negara. Alexander berargumentasi bahwa interaksi dari negara-negara di

ranah internasional menciptakan adanya nilai yang kemudian membentuk identitas

bersama.18

Identitas bersama ini yang mendasari prilaku kolektif dari aktor-aktor

internasional.

Berbeda dari identitas sosiologi yang lebih menggambarkan satu dimensi

sosial, teori identitas kolektif ini lebih aplikatif dalam tataran praktis internasional.

Teori ini menjelaskan bahwa terdapat fenomena persatuan dari aktor-aktor

internasional yang dibentuk melalui adanya pemahaman akan kesamaan identitas.

Kesamaan dalam merefleksikan diri, nilai yang dimiliki, dan pentingnya persatuan

16

Alexander Wendt, “Constructing International Politics,” International Security 20, no.1 (1995): 81. 17

K.M. Fierke. “Constructivism,” dalam International Relation Theories: Discipline and Diversity:

Second Edition, ed. Tim Dunne, et. al. (New York: Oxford University Press, 2010), 179-180. 18

Wendt, “Collective Identity Formation,” 384.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

13

Universitas Indonesia

terhadap nilai yang dimiliki demi menciptakan perubahan yang lebih baik. Dalam hal

ini, konstruktivisme juga melihat persatuan negara-negara dalam organisasi atu forum

internasional yang didasarkan atas adanya kesamaan cara pandang, nilai, serta norma

yang dimiliki.

Forum kerjasama ekonomi BRICS terdiri dari negara-negara dengan identitas

sosial dan budaya yang berbeda, akan tetapi, dalam kasus ini, persatuan dari negara-

negara BRICS dibentuk melalui kesamaan identitas ekonomi yang dikonstruksikan

melalui pernyataan dari Jim O‟Neill. Dalam prosesnya, negara-negara ini saling

menyadari kesamaan ekonomi tersebut dan mulai membentuk persatuan yang

didorong melalui adanya momentum krisis global yang kemudian membentuk

kesamaan harapan terhadap kondisi dunia internasional yang lebih baik.

1.4 Tujuan dan Signifikansi Penulisan

Tujuan dari Tugas karya akhir ini adalah untuk menjelaskan motivasi yang

ada dalam pembentukan forum kerjasama ekonomi dari negara-negara BRICS yang

dianalisis melalui tiga perspektif hubungan internasional yaitu liberalisme, realisme,

dan konstruktivisme. Sedangkan signifikansi dari tugas karya akhir ini ada dua,

pertama, dari sisi teoritis, tugas karya akhir ini dapat memberikan persepsi baru

dalam ilmu hubungan internasional terkait teori integrasi ekonomi. Dalam hal ini,

teori integrasi ekonomi tidak selalu harus digunakan dalam menjelaskan fenomena

regionalisme. Dalam kasus ini, prinsip-prinsip dari integrasi ekonomi dapat

diimplementasikan dalam menjelaskan fenomena dari kerjasama BRICS yang tidak

memiliki latar kesamaan regional (dari anggota-anggotanya). Kedua, dari sisi praktis,

tugas karya akhir ini dapat memberikan masukan bagi Indonesia dalam melihat

peluang kerjasama dengan negara-negara BRICS ini.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

14

Universitas Indonesia

1.5 Pembabakan Penulisan

BAB I dari tugas karya akhir berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang dari tema yang diangkat, pertanyaan permasalahan, kerangka pemikiran,

serta tujuan dan signifikansi penulisan.

BAB II dari tugas karya akhir ini berisikan pembahasan berupa penjelasan

tentang sejarah, perkembangan dan ragam kerjasama dari forum BRICS.

BAB III dari tugas karya akhir ini berisikan analisis motivasi pembentukan

BRICS yang dilihat dari perspektif liberalisme dengan teori integrasi ekonominya,

realisme dengan teori power, kepentingan nasional, dan aliansinya, serta

konstruktivisme dengan teori identitas kolektifnya.

BAB IV dari tugas karya akhir ini berisikan kesimpulan keseluruhan

penjelasan dari bab-bab sebelumnya.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

15

Universitas Indonesia

BAB 2

SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN RAGAM KERJASAMA FORUM

BRICS

BRICS merupakan forum kerjasama internasional yang terdiri dari negara-

negara emerging economies, yaitu negara-negara yang baru mengalami fase

industrialisasi secara masif. Fase tersebut memberikan dampak pada meningkatnya

pertumbuhan perekonomian yang dapat terlihat melalui perdagangan internasional

dan hampir menjajari negara-negara yang telah lama disandang sebagai negara

industri dan perekonomian maju G7. Selain itu, secara besaran nominal GDP,

gabungan dari negara-negara ini memberikan kontribusi sebesar 20% dari total GDP

dunia atau sebesar 14,8 triliun dollar AS. 19

2.1 Sejarah Terbentuknya Forum BRICS

Negara-negara BRICS merupakan negara-negara yang tidak memiliki

kesamaan latarbelakang geografis, kecuali China dan Russia yang berbatasan

langsung. Batasan antara keduanya merupakan batasan terpanjang ke enam di dunia

yang terdiri dari dua bagian, timur dan barat. Batasan timur dibuat pada tahun 1999

yang diikuti dengan adanya joint venture dengan panjang 4,195 kilometer, sedangkan

batasan barat ditandai dengan pertemuan tiga poin antara China, Kazakstan, dan

Rusia.20

China merupakan negara yang berasal dari Timur Benua Asia, sedangkan

Rusia terletak di utara Eurasia. Disisi lain, Brazil merupakan negara yang berasal dari

wilayah Amerika Latin, India berasal dari wilayah Selatan Benua Asia, dan Afrika

Selatan berasal dari daratan Benua Afrika. Berikut peta letak geografis negara-negara

BRICS:

19

“World Economic Outlook,”

diakses 6 Juni 2013, http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx. 20

Sébastien Colin, “The Development of the Border between China and Russia” CERI, no. 96 (2003):

43.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

16

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 Peta Wilayah Negara-negara BRICS

Perbedaan latar belakang geografis membentuk perbedaan yang cukup

signifikan secara historis, budaya politik, budaya sosial, dan kebijakan ekonomi.21

Dalam temu wawancara mengenai BRICS yang dilakukan oleh media internasional

The New York Times, John O‟Neill sebagai pencetus terminologi perekonomian

BRICS mengatakan:

“They (BRICS) have widely divergent economies, disparate foreign policy aims

and different forms of government. India, Brazil and South Africa have strong

democratic traditions, while Russia and China are autocratic.” 22

Hal ini menandakan perbedaan yang cukup siginifikan dari masing-masing negara

BRICS yang berangkat dari perbedaan letak geografis tersebut. Sejauh ini, negara-

negara ini disatukan dalam keanggotaan aktif di organisasi maupun forum

internasional seperti UNSC, UNCTAD, UNDP, UNIDO, WIPO dan G20.23

Adapun

pada United Nations Security Council (UNSC), China dan Rusia menjadi anggota

permanen, sedangkan sisanya merupakan anggota non-permanen.

Namun begitu, krisis global yang melanda perekonomian dunia pada 2007-

21

Lydia Polgreen, “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank,” New York Times,

19 Mei 2013, http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-development-

bank.html?_r=0. 22

Ibid. 23

“Third Meeting of The BRICS Trade Ministers,” Trade and Industry Department of South Africa,

diakses 20 Mei 2013 http://www.thedti.gov.za/brics/communique.pdf.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

17

Universitas Indonesia

2008 menjadi sebuah momentum tersendiri bagi Brazil, Rusia, India, dan China

sebagai inisiator awal forum BRICS. Negara-negara ini melihat adanya peluang untuk

memperkuat ketahanan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

kerjasama yang menguntungkan ditengah ancaman krisis global tersebut. Selain itu,

dengan adanya ketidakberpihakan lembaga-lembaga pinjaman keuangan internasional

pada negara-negara berkembang membuat negara-negara ini saling bekerjasama

untuk mengakomodir kebutuhan ekonomi mereka dan negara berkembang lainnya.

Hal tersebut tercerminkan melalui niatan untuk mendukung reformasi lembaga-

lembaga peminjaman internasional seperti IMF dan Bank Dunia.

Secara formal, pada 16 Juni 2009 di Yekaterinburg-Rusia, kepala

pemerintahan dari negara-negara Brazil, Rusia, India, China melakukan pertemuan

dalam rangka membentuk forum tersebut. Brazil saat itu diwakili oleh Presiden Luiz

Inácio Lula da Silva, Rusia diwakili oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev, India

diwakili oleh Perdana menteri Manmohan Singh, dan China diwakili oleh Presiden

Hu Jintao. Forum tersebut disepakati bersama dengan nama BRIC yang merupakan

akronim dari nama-nama negara yang bersangkutan. Kemudian pada 2010, Afrika

Selatan memberikan proposal untuk ikut serta menjadi anggota dalam forum BRIC

sehingga kemudian disetujui pada tahun 2011 yang mengubah nama BRIC menjadi

BRICS. Forum ini kemudian semakin berkembang setiap tahunnya melalui ragam

kerjasama melalui pertemuan tahunan (Annual BRICS Summit).

Adapun tujuan awal dari dibentuknya forum ini adalah untuk memberikan

wadah bagi negara-negara yang berkaitan (BRICS) dalam upaya menguatkan

koordinasi antarnegara di berbagai isu. Hal ini tertera dalam Joint Statement di

Yekaterinburg tahun 2009:

“We have agreed upon steps to promote dialogue and cooperation among our

countries in an incremental, proactive, pragmatic, open and transparent way.

The dialogue and cooperation of the BRIC countries is conducive not only to

serving common interests of emerging market economies and developing

countries, but also to building a harmonious world of lasting peace and common

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

18

Universitas Indonesia

prosperity. (15)” 24

Dari pernyataan diatas, kepala negara BRICS telah bersepakat untuk membuka dialog

dan kerjasama (melalui forum BRICS) yang ditujukan untuk menjadi wadah yang

kondusif terhadap kepentingan bersama dan membangun dunia yang damai dan

sejahtera.

Negara-negara ini juga berupaya menanggulangi dan melindungi ketahanan

keuangan pada situasi perekonomian di masa mendatang. Melalui pertemuan awal

dari kementerian ekonomi negara-negara ini, kepala negara masing-masing negara

melihat pentingnya dilakukan koordinasi yang lebih kuat melalui forum pertemuan

tahunan Annual BRICS Summit tersebut.

2.2 Perkembangan Forum BRICS

Forum BRICS yang pada awalnya merupakan sebuah forum yang dibentuk

melalui adanya momentum krisis global kemudian melakukan komitmen untuk

mengadakan pertemuan reguler setiap tahunnya. Pertemuan-pertemuan yang

dilakukan oleh negara-negara BRICS terdiri dari pertemuan mandiri masing-masing

kepala negara dan pertemuan lembaga negara lainnya seperti kementerian keuangan,

kementerian pertanian, kementerian kesehatan, termasuk juga pertemuan akademisi

yang dibentuk untuk menganalisis kondisi internasional dan prospek kerjasama

diantara negara-negara BRICS.25

Sejak tahun 2009, telah diadakan 5 kali Annual BRICS Summit dengan tema

dan isu bahasan yang berbeda. Adapun isu-isu yang telah dibahas sebelumnya,

ditindaklanjuti oleh forum lembaga selain kepala negara yang kemudian dievaluasi

setiap tahunnya. Pada 16 Juni 2009, pertemuan pertama yang dilakukan di

Yekaterinburg dikoridori melalui tema krisis finansial, pembangunan global, dan

24

“First Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,

http://www.bricsindia.in/firstSummit.html. 25

“About BRICS,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,

http://www.bricsindia.in/about.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

19

Universitas Indonesia

penguatan grup BRICS.26

Pada pertemuan ini negara-negara BRICS sepakat untuk

mendorong reformasi ekonomi melalui pernyataan berikut ini:

"greater voice and representation in international financial institutions, and their

heads and senior leadership should be appointed through an open, transparent

and merit-based selection process." 27

Pada pernyataan tersebut negara-negara ini sepakat untuk meningkatkan peran

dalam forum-forum perekonomian global dan mendorong untuk menciptakan

pergantian kepemimpinan didalamnya melalui proses yang lebih transparan dan

representatif. Mereka juga mencoba mendorong komunitas internasional dalam

merealisasikan hasil Doha Round.

Disamping isu ekonomi yang dibahas didalam pertemuan tersebut, terdapat

perhatian yang juga diberikan pada isu-isu keamanan dan politik. Isu keamanan,

difokuskan pada keamanan pangan yang mengacu pada krisis pangan global 2007-

2008. Selanjutnya, pada 16 April 2010, pertemuan tahunan kedua BRICS dilakukan

di Brasilia. Para kepala negara BRICS membahas beragam isu termasuk didalamnya

isu Iran dan senjata nuklirnya, isu pembangunan, kelanjutan isu reformasi institusi

keuangan global, isu kerjasama, dan isu-isu terkait global governance. Negara-negara

ini menggarisbawahi keinginan dari adanya reformasi global governance. Hal ini

tertera dalam pernyataan kepala negara BRICS sebagai berikut:

“We share the perception that the world is undergoing major and swift changes

that highlight the need for corresponding transformations in global governance

in all relevant areas. (2)” 28

Pada pertemuan tahunan BRICS ke tiga, yaitu tanggal 14 April 2011 di Sanya

(China), isu-isu yang dijadikan pembahasan semakin berkembang. Dalam pertemuan

ini, beberapa isu yang dibahas adalah isu mengenai kerjasama ekspor dan impor, isu

26

“Joint statement of the BRICS Countries‟ Leaders,” President of Russia Official Web Portal, diakses

7 Juni 2013, http://archive.kremlin.ru/eng/text/docs/2009/06/217963.shtml. 27

Ibid. 28

“Second BRIC Summit,” BRICS-South Africa Official Website, diakses 7 Juni 2013,

http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

20

Universitas Indonesia

hukum internasional terhadap terorisme, isu reformasi keanggotaan permanen dari

Dewan Keamanan PBB, isu media perdagangan berupa pinjaman mata uang lokal, isu

perang di Libya.29

Adapun isu reformasi keanggotaan permanen dari PBB dengan

pemberian peluang peran yang lebih besar bagi India, Brazil, dan Afrika Selatan

direpresentasikan melalui pernyataan kepala negara BRICS sebagai berikut:

"We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United

Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In

this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN,

including its Security Council, with a view to making it more effective, efficient

and representative, so that it can deal with today's global challenges more

successfully. China and Russia reiterate the importance they attach to the status

of India, Brazil and South Africa in international affairs, and understand and

support their aspiration to play a greater role in the UN. (8)” 30

Kemudian pada pertemuan ke empat yaitu tanggal 29 Maret 2012 di New

Delhi (India), isu-isu yang dibahas adalah lebih pada penguatan kerjasama dan

kepentingan bersama di arena internasional. Termasuk didalamnya usaha untuk

memperkuat koordinasi dan konsultasi antaranggota BRICS.31

Sedangkan pada

pertemuan terakhir yaitu pada 27 Maret 2013 di Durban (Afrika Selatan), isu-isu yang

dibahas adalah isu mekanisme BRICS Development Bank yang sempat digaung-

gaungkan pada pertemuan sebelumnya, kemudian persetujuan pembentukan

Continent Reserve Agreement yaitu kesepakatan memiliki dana cadangan bersama

sebesar 100 miliar dollar AS, serta pembentukan lembaga think tank BRICS dan

forum bisnis BRICS (BRICS Business Council).32

Perkembangan forum ini dapat dilihat dengan meluasnya aktor atau lembaga

kerjasama yang berkoordinasi di dalam kerjasama BRICS. Aktor-aktor atau lembaga

29

People’s Daily Online, “Full Text of Sanya Declaration of the BRICS Leaders Meeting,” 7 Juni

2013, http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/7351063.html. 30

Ibid. 31

“Fourth BRICS Summit New Delhi,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,

http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html. 32

“Fifth BRICS Summit,” BRICS-South Africa Official Website, diakses 7 Juni 2013,

http://www.brics5.co.za/.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

21

Universitas Indonesia

tersebut adalah sebagai berikut:33

1. Kementerian Luar Negeri

Kementerian luar negeri BRICS telah melakukan pertemuan secara

reguler di New York disamping pertemuan UNGA.

2. Kementerian ekonomi

Kementerian ekonomi BRICS telah melakukan koordinasi secara reguler

disamping pertemuan tahunan G20, IMF, dan Bank Dunia. 3. High Representatives on Security (National Security Advisers/NSA)

Rusia menjadi tuan rumah dari pertemuan formal BRICS National Security

Advisers (NSAs) pada Mei 2009 untuk mendiskusikan implikasi

keamanan dari krisis global dan finansial. 4. Kementerian Pertanian

Melalui pertemuan para menteri pertanian BRICS, negara-negara ini

mendiskusikan tentang Action Plan 2012-2016 pada kerjasama pertanian

diantara negara-negara BRICS. Dari pertemuan ini, diadopsi beberapa

prioritas kerjasama pertanian antarnegara BRICS.

5. Kementerian Perdagangan

Kementerian perdagangan dari masing-masing negara BRICS melakukan

pertemuan reguler disamping pertemuan tahunan BRICS dan KTT WTO.

6. Kementerian Kesehatan

Pertemuan dari kementerian kesehatan masing-masing negara BRICS

telah dilakukan pada Juli 2012 untuk mengeksplor area kerjasama di

bidang kesehatan.

7. Science and Technology Senior Officers

Science and Technology Senior Officer merupakan sebuah forum bentukan

dibawah koordinasi pertemuan tahunan BRICS yang berfokus pada

diskursus terhadap eksplorasi kerjasam BRICS dalam bidang sains dan

33

“About BRICS,” BRICS-India Official Website, diakses 7 Juni 2013,

http://www.bricsindia.in/about.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

22

Universitas Indonesia

teknologi. Pertemuan ini telah dilakukan di Dalian, China pada 2011.

8. BRICS Competition Conference

Pertemuan forum konferensi kompetisi BRICS diadakan sebanyak 3 kali.

Di Russia, China, dan India.

9. Business Forum

Forum bisnis forum diadakan oleh untuk mengoordinasikan kerjasama

dalam enterprises. Melalui forum ini, telah ditandatangani MoU dalam

beberapa point dalam koordinasi kegiatan sektor bisnis BRICS.

10. BRICS Development Bank

Bank pembangunan BRICS ini dibentuk dalam rangka mengakomoodir

kebutuhan finansial kerjasama BRICS dan sebagai lembaga peminjaman

dengan mata uang lokal. Sampai dengan tahun 2013, lembaga ini masih

dalam tahap perancangan mekanisme dan jumlah cadangan yang disimpan

didalamnya.

11. Statistical Organization

Statistical Organization merupakan sebuah forum diskursus statistik

terkait trend dari kerjasama perdagangan dan data-data yang berkaitan

dengan informasi kondisi perekonomian BRICS. Informasi dari diskursus

yang dilakukan dalam forum ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan

BRICS.

12. BRICS Joint Study

Joint Study ini diselenggarakan dibawah koordinasi kementerian negara-

negara BRICS untuk melakukan studi mengenai kondisi perekonomian

dunia. Hasil dari joint study ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan

BRICS.

13. Forum Akademis

Forum akademisi ini berisikan para akademisi dari BRICS dalam

menggelar penelitian yang dapat dijadikan bahan dalam memperkuat data

statistik BRICS.

14. BRICS Friendship Cities

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

23

Universitas Indonesia

Forum ini merupakan forum yang dihadiri oleh walikota-walikota dari

negara-negara BRICS dalam kaitannya dengan peran perkotaan terhadap

kerjasama BRICS. Forum ini pertama kali digelar pada 2011 dalam rangka

membangun kerjasama antarkota dari masing-masing negara BRICS.

2.3 Ragam Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan BRICS

Kerjasama bermula diorientasikan untuk membangun kapasitas perekonomian

domestik kemudian menjadi beragam dan meluas cakupannya. Namun begitu,

negara-negara ini memiliki itikad kuat dalam membangun kerjasama ekonomi dan

pembangunan (nasional dan internasional) yang menjadi tujuan utama dari forum ini,

adapun kerjasama tersebut adalah sebagai berikut:34

1. Intra-BRICS Trade and Investment Cooperation

Perdagangan intra-BRICS dan kerjasama investasi menjadi peluang bagi

negara-negara BRICS untuk meningkatkan pendapatan dan ketersediaan lapangan

kerja. Untuk membangun perdagangan dan hubungan investasi, negara-negara

BRICS harus bekerjasama utuk mengidentifikasi area, sektor, dan pasar yang

berpotensi dalam perdagangan dan ekspansi investasi untuk memperkuat sektor

produktif untuk kebermanfaat bersama dan menghindari kompetisi yang dekstruktif.

Sektor perbankan BRICS dapat memainkan peran penting dalam

mempromosikan perdagangan dan investasi melalui fasilitas-fasilitas perdagangan

yang inovatif, mengatur kredit ekspor, dan mengukur pengembalian yang menjamin

keuangan perdagangan tidak terpengaruh dari kerugian bisnis, yang menjadi kasus

pada krisis global. Adanya hal tersebut membutuhkan aksi konkret dari sektor

perbankan di negara-negara BRICS dengan bank sentral sebagai jangkar penguat

dalam menjalankan strategi perdagangan dan investasi.

34

“The BRICS Report,” BRICS-India Official Website, diakses 1 Desember 2012,

http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf .

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

24

Universitas Indonesia

China telah menjadi pionir dalam hal ini dengan mengajukan beberapa

perdagangan bilateral dalam renminbi dan mempromosikan bank internal serta pasar

bersama yang dilakukan di Hongkong untuk renminbi. Hal ini dapat menciptakan

peluang-peluang investasi dan likuiditas pasar, mendorong penggunaan lebih luas dari

renminbi untuk perdagangan dan pemukiman. Brazil telah berkonsentrasi dalam

penggunaan sistem pembayaran dalam mata uang lokal dengan Argentina yang mulai

beroperasi sejak 2008. Hal ini menjadi sistem yang unik yang didesain oleh bank

sentral masing-masing negara yang secara berkala melakukan tinjau ulang terhadap

beberapa pengalaman internasional, terutama dalam sistem pembayaran Eropa. Bank

sentral-bank sentral dari Brazil dan Argentina bertanggung jawab pada implementasi

dari keunikan sistem pembayaran ini. Semua individu dan perusahaan dapat

berpartisipasi dalam transaksi terkait perdagangan barang dan jasa, yang mengimpor

masing-masing mata uang.

2. Cooperation in Infrastructure Financing

Beberapa negara BRICS jatuh pada defisit infrastruktur. Terutama pada area

transportasi dan energi. Defisit ini menjadi faktor penghambat dalam

keberlangsungan tingkat pertumbuhan pada jangka panjang. Oleh karena itu, BRICS

melihat adanya peluang untuk mengembangkan kerjasama di sektor ini.

Untuk mengakomodir permasalahan tersebut, ada lingkup kerjasama yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan infrastruktur. Hal ini dapat

dilakukan melalui perombakan pendanaan infrastruktur BRICS untuk memobilisasi

investor dan retail institusional. Keuntungan pajak juga disediakan untuk investasi

dalam persatuan infrastruktur, seperti yang terjadi di India.

Ketika kebutuhan infrastruktur di BRICS besar, partisipasi publik dan privat

dapat menenangkan hal ini, menyediakan mekanisme institusional menjadi hal yang

memungkinkan untuk dijadikan kombinasi optimal. Persamaan peran privat dapat

juga meningkatkan investasi proyek infrastruktur.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

25

Universitas Indonesia

3. Industrial Development and Cooperation

Berbagi mengenai teknologi, ahli, dan riset dalam sektor industri adalah kunci

lain dari area kerjasama antara negara BRICS. Pertukaran pengalaman dan

pengukuran kebijakan yang dilakukan negara-negara BRICS mempromosikan

pembangunan industri menjadi sebuah area yang bernilai dalam kerangka kerjasama.

Hal ini merupakan pendorong network produksi antarnegara BRICS.

4. Cooperation in Transportation

Kerjasama transportasi bukan menjadi kerjasama utama mengingat hal itu

cukup memakan banyak biaya dimana letak masing-masing negara tidak berdekatan.

Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi BRICS untuk melakukan kerjasama

dengar pendapat dan pengalaman mengenai kesuksesan teknologi transportasi di

masing-masing negara.

5. Cooperation in Food Security

Negara-negara BRICS memperkuat kerjasama ketahanan pangan mereka

melalui inisiatif yang termasuk didalamnya penciptaan dari sistem dasar pertukaran

informasi pertanian yaitu dalam hal pengembangan strategi umum dalam menjamin

akses pada pangan pada segmen yang rentan dari masyarakat, melakukan pengukuran

untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim pada ketahanan pangan,

mengadopsi pertanian dan inovasi dengan juga mempromosikan kerjasama dan

investasi pada sektir pertanian.

Negara-negara BRICS adalah produsen, konsumen, dan eksportir utama dari

pertanian, hortikultura, dan produk-produk. Kebutuhan dari tim ahli dan kapabilitas

riset telah tersedia di dalam BRICS untuk meningkatkan produktivitas melalui

perluasan kultivasi pada tanah-tanah yang belum terberdayakan. Dengan kredibilitas

yang kuat, Brazilian Agricultural Research Corporation (Embarpa) menjadi jangkar

utama.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

26

Universitas Indonesia

6. Cooperation in Techincal Education

BRICS memiliki banyak insinyur, arsitek, dokter, ilmuwan, dan institusi

manajemen yang menjadi kekuatan dari pasar ekonomi. Para ahli tersebut

dipersiapkan dengan orientasi menuju kondisi pasar dan bisnis. Dengan begitu,

BRICS technical education dapat meningkatkan nilai keberlangsungan pendidikan.

7. Cooperation in Financial Market Development

Pasar finansial dalam BRICS berada pada tingkatan perkembangan yang

berbeda. Hal ini menjadi sebuah penekanan yang besar yang harus dijadikan orientasi

pada kerjasama pasar yang lebih besar. Banyak negara-negara yang sudah

menyuarakan persatuan internasional dalam sebuah basis reguler. Untuk menciptakan

pasar besar BRICS dan isu-isu kerjasama yang menargetkan investor harus lebih

dieksplorasi. Hal ini dapat membantu menciptakan kerjasama yang kuat dalam pasar

dan meningkatkan kedekatan dengan komunitas investor. Hal ini memperluas dan

memperdalam debit pasar.

8. Cooperation in Research and Development

Dalam rangka meningkatkan kerjasama dalam BRICS, riset menjadi area

yang penting antarpemerintah negara. Studi-studi ini dapat dilakukan melalui institusi

riset dan dengan menyediakan bantuan akademis.

9. Cooperation in Area of Culture and Tradition

Dengan beragamnya budaya, bahasa, sejarah, ekonomi, dan istitusi

antarnegara BRICS menjadi hal yang menarik dalam pertukaran budaya dalam

rangka meningkatkan pemahaman antar satu dan lain negara. Dalam hal ini, dengan

adanya kerjasama dibidang ini, negara-negara dapat meningkatkan kemampuan

ekonomi yang bersumber dari pendapatan pariwisata.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

27

Universitas Indonesia

10. Cooperation in International Issues

Ekonomi global terus menghadapi ketidakpastian. Krisis debit eurozone, level

debit fiskal yang tinggi, dan lemahnya permintaan agregasi menuntut adanya prospek

perekonomian dengan implikasi kehadiran dari emerging economies. Resiko ini telah

menciptakan tantangan segar untuk perekonomian BRICS, terutama memberi peran

kunci bahwa BRICS diharapkan bermain dalam kondisi pasca krisis pada

perekonomian baru. BRICS harus memperkuat kebijakan makro dan supervisi dan

megakomodir beberapa penyebab dari kelemahan global. BRICS dapat lebih jauh

bekerjasama dalam mengoordinasi beberapa organisasi internasional seperti IMF, G-

20, BISA, FSB, WTO, IOSCO, BCBS, dll.

11. Cooperation in Energy Security

Perekonomian BRICS dibutuhkan untuk meningkatkan ketahanan energi. Hal

ini termasuk koordinasi dalam bentuk multilateral untuk mencapai supervisi yang

lebih baik dari kontrak jangka panjang untuk memfiksasi harga dari minyak di masa

depan, kerjasama eksplorasi minyak, meningkatkan suplai gas alam melalui

pembuatan terminal pipa dalam membagi energi terbaharui dalam konsumsi energi.

Riset dan kerjasama pada energi terbaharui seperti solar, biomass, dan hidro elektrik

menjadi area penting dari kerjasama dan dapat berjalam dengan peningkatan

ketahanan energi antarnegara BRICS dan perekonomian lainnya.

12. Cooperation to Bulid Effective Institutions

Jika mengkomparasi perekonomian BRICS dengan perekonomian yang sudah

berkembang dalam indikator governance, dapat terlihat gap efektifnya.

Perkembangan dalam corporate government, accounting standards, dan kerangka

regulator menjadi esensial standar dalam perekonomian BRICS dengan praktek

internasional yang terbaik.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

28

Universitas Indonesia

13. International Development Bank for Fostering South-South Investment

Dalam upaya menangkal adanya resiko dan ketidakjelasan pada tantangan

pembangunan, menjadi hal yang kritis bagi negara-negara BRICS untuk bekerjasama

dengan aktor relevan lainnya dalam hal pembuatan bank pembangunan internasional

untuk mendorong investasi antar negara berkembang. Isu ini secara detail menjadi

signifikan dalam konteks prospek global perekonomian dunia yang selalu rentan,

yang berkontribusi dalam ketidakstabilan dari keuangan dan arus investasi

antarnegara yang dapat menghasilkan berbagai resiko. Bersamaan dengan munculnya

bahaya dari perubahan iklim dan lingkungan. Hal ini dilakukan dengan pembuatan

insitusi yang dapat mengalokasikan simpanan dari negara-negara berkembang.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

29

Universitas Indonesia

BAB 3

IMPLEMENTASI INTEGRASI EKONOMI LIBERALISME, ALIANSI

REALISME, DAN IDENTITAS KOLEKTIF KONSTRUKTIVISME

TERHADAP MOTIVASI PEMBENTUKAN BRICS

3.1 Implementasi Integrasi Ekonomi Liberalisme Terhadap Motivasi

Pembentukan BRICS

Dalam teori integrasi ekonomi liberalisme, kerjasama ekonomi yang

dilakukan oleh negara-negara didorong oleh adanya keinginan untuk menciptakan

perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik, baik dari sisi domestik maupun

internasional. Kerjasama tersebut dapat berupa hubungan dagang, investasi, atau

bentuk kerjasama ekonomi lainnya. Perdagangan dan investasi merupakan dua bentuk

kerjasama yang memberikan dampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan ekonomi domestik, serta dampak pada peningkatan pembangunan

ekonomi internasional. Oleh karena itu, negara-negara banyak melakukan

perdagangan dan investasi antara satu sama lain. Namun begitu, kerjasama dagang

dan investasi memiliki hambatan yang berasal dari regulasi masing-masing negara.

Contohnya penetapan quota impor yang dapat memperkecil peluang perluasan

komoditas perdagangan.

Oleh karena adanya hambatan-hambatan pada kerjasama ekonomi, khususnya

pada kerjasama perdagangan dan investasi, negara-negara pada akhirnya melakukan

perjanjian kerjasama ekonomi. Salah satunya adalah perjanjian perdagangan bebas

(Free Trade Agreement). Tujuan dari dilakukannya perjanjian perdagangan bebas

adalah untuk mencari titik temu agar masing-masing negara dapat memperoleh

keuntungan melalui penghapusan hambatan-hambatan perdagangan. Sebelumnya

negara-negara melakukan proses penyamaan persepsi, negosiasi, dan penyesuaian

kebijakan ekonomi terhadap proyeksi kerjasama ekonomi yang akan dilakukan.

Selanjutnya, proses perdagangan yang berkesinambungan akan menciptakan efisiensi

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

30

Universitas Indonesia

perekonomian negara, negara semakin fokus mengembangkan spesialisasi produk

dengan target pasar yang semakin jelas.

BRICS sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi, tidak terlepas dari adanya

motivasi negara-negara pembentuknya untuk meningkatkan perbaikan kondisi

perekonomian domestik dan internasional. Terlebih pasca krisis global melanda pada

2007-2008 (satu tahun sebelum BRICS terbentuk), kondisi perekonomian sangat

mencekam dan mengkhawatirkan. Kondisi perekonomian internasional yang tidak

kondusif yang dihadapkan pada kebutuhan peningkatan pertumbuhan perekonomian

domestik menjadi pacuan negara-negara untuk melakukan kerjasama ekonomi.

Kerjasama ekonomi ini kemudian menyentuh ranah perdagangan dan investasi.

Perdagangan dan investasi intra-BRICS diharapkan menjadi roda perekonomian

primer bagi negara-negara BRICS untuk semakin meningkatkan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi domestik dan keseimbangan pembangunan di level

internasional antara negara maju dan berkembang.

Pada kenyataannya, negara-negara BRICS belum banyak melakukan

perdagangan satu sama lain. Namun begitu, dalam hal ini, China telah lama

melakukan banyak perdagangan bebas dengan banyak negara, beberapa diantaranya

adalah negara-negara yang tergabung dalam BRICS itu sendiri. Oleh karena itu,

China memiliki hubungan dagang dan investasi yang cukup kuat dengan negara-

negara BRICS lainnya.35

Di sisi lain, kekuatan aktivitas perdagangan China dan

tingginya pertumbuhan ekonomi China tidak menjadi penguatan bahwa China

mendominasi forum BRICS, sebab di dalam forum ini, diberlakukan asas

keseimbangan peran dan suara dari masing-masing negara. Negara-negara ini saling

mendukung peran yang besar antara satu sama lain dalam ranah ekonomi politik

internasional.

Kepala negara dari BRICS optimis terhadap hubungan ekonomi yang kuat

35

Oliver Stuenkel, “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?,” Post Western World, 6 Juli 2013,

http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intra-brics-trade/#comment-

65838.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

31

Universitas Indonesia

dari masing-masing negara BRICS melalui kerjasama investasi, perdagangan, dan

kerjasama ekonomi lainnya didalam tubuh BRICS dapat memberikan perubahan yang

signifikan terhadap perbaikan ekonomi masing-masing negara. Kepala negara BRICS

juga melihat kerjasama ini sebagai langkah awal untuk memperkuat perekonomian

masing-masing negara. Hal ini tertera dalam Joint Statement dari kepala negara

BRICS dalam Sanya Decalaration di Sanya sebagai berikut:

“We are committed to assure that the BRICS countries will continue to enjoy

strong and sustained economic growth supported by our increased cooperation in

economic, finance and trade matters, which will contribute to the long-term

steady, sound and balanced growth of the world economy. (13)”36

3.1.1 Komitmen dan Perjanjian Kerjasama Ekonomi BRICS

Kerjasama dengan isu perdagangan, investasi, dan kebijakan ekonomi

antarnegara BRICS menjadi kerjasama ekonomi yang efektif, direpresentasikan

melalui koordinasi Menteri Perdagangan dan Keuangan dari masing-masing negara

anggota BRICS dibawah kesepakatan pemerintah pusat. Menteri Perdagangan dan

Keuangan negara-negara BRICS telah menyelenggarakan 3 kali forum pertemuan

tingkat menteri. Adapun fase awal yang dilakukan oleh menteri-menteri ini adalah

melakukan persamaan perspektif terhadap orientasi kerjasama ekonomi, khususnya

dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi dalam The Contact Group on

Economic and Trade Issues (CGETI). CGETI ini merupakan platform kunci dari

anggota-anggota BRICS untuk saling bertukar pandangan mengenai perspektif yang

menjadi basis koordinasi dan kerjasama dalam isu kerjasama ekonomi. CGETI ini

memuat prinsip kerjasama dalam Term of Reference (TOR) dan berfungsi

mendefinisikan aksi spesifik jangka panjang dalam upaya penguatan koordinasi dan

peluang joint action.

Adapun isi dari prinsip-prinsip dari CGETI termaktub dalam rekam jejak

pertemuan antarmenteri dari masing-masing negara pada tanggal 23 Maret 2013 di

36

“Third Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,

http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

32

Universitas Indonesia

Afrika Selatan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 37

“To achieve mutually beneficial outcomes, this Trade and Investment Cooperation

Framework operates according to the principles of equality, transparency,

efficiency, mutual understanding and consensus (2.1).”

“This framework is open-ended and progressive. The cooperation initiatives may be

adjusted, enriched and will evolve as issues of concern to its BRICS Members

develop and change in the future, with the approval of the BRICS Trade Ministers’

Meeting and the CGETI (2.2).”

Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa BRICS memiliki itikad dalam

memperluas keuntungan melalui kerjasama perdagangan dan investasi. Perdagangan

dan investasi tersebut memiliki prinsip pertama yang menitikberatkan pada kesamaan,

transparansi, efisensi, serta keseragaman pemahaman dan konsensus. Sedangkan pada

prinsip kedua, negara-negara BRICS menghendaki pengawalan Menteri Perdagangan

dan CGETI dalam setiap kebijakan yang bertujuan mendorong kemajuan

perekonomian masing-masing negara secara progresif dan terbuka.

Adapun tujuan dari prinsip dan kerangka kerjasama ini ada lima, yaitu,

pertama, untuk mempromosikan atau menggiatkan kerjasama perdagangan, investasi,

dan ekonomi antara negara-negara BRICS. Kedua, menguatkan link perdagangan dan

investasi yang ditekankan pada dukungan terhadap aspek komplementer dari

pertumbuhan industri, serta pembangunan yang berkelanjutan dan pertumbuhan yang

inklusif. Ketiga, menjadi wadah untuk pertukaran ide kebijakan dalam perdagangan

dan investasi antaranggota BRICS. Keempat, menggiatkan inisiatif negara anggota

untuk mendukung pembangunan institusi dalam rangka meningkatkan kapasitas

produksi dan pertambahan nilai dalam berbagai sektor ekonomi. Kelima, memperkuat

komunikasi dan koordinasi.38

Komitmen dari kerangka kerjasama ini diimplementasikan dalam Areas of

37

“BRICS Trade and Investment Cooperation Framework,” BRICS-South Africa Official Website,

diakses 20 Mei 2013,

http://www.info.gov.za/speech/DynamicAction?pageid=461&sid=35318&tid=102965. 38

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

33

Universitas Indonesia

Work atau area-area jangkauan kerjasama, yaitu:39

1. Kejasama dan koordinasi bersifat multikultural.

2. Memperkuat koordinasi dalam Doha Round WTO dan forum internasional

terkait perdagangan dan investasi. Hal ini dilakukan melalui pertemuan

reguler dalam forum-forum tersebut dengan melihat potensi area

pembangunan yang bermanfaat bagi negara-negara berkembang.

3. Mempromosikan dan memfasilitasi perdagangan dan investasi.

4. Meningkatkan pertukaran informasi kebijakan investasi dan perdagangan

dan peluang-peluang bisnis melalui mekanisme website. Selain itu juga

memfasilitasi kerjasama kewirausahan masing-masing negara.

5. Meningkatkan trannsparansi dari lingkungan perdagangan dan investasi

yang sejalan dengan hukum dan regulasi masing-masing negara.

6. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama pada lingkup standardiasi,

sertifikasi, inspeksi, dan karantina. Juga meningkatkan komunikasi dan

kerjasama antarpihak (agent) yang bertanggungjawab terhadap

perdagangan.

7. Mempertimbangkan efek kinerja menteri keuangan dan Bank Sentral

masing-masing negara untuk mendukung mata uang lokal pada

perdagangan BRICS.

Sedangkan beberapa rencana implementasi kegiatan ekonomi berdasarkan

prinsip dan tujuan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:40

1. Membangun basis pertukaran informasi seperti yang diinisiasikan oleh

The Centre for BRICS Studies oleh Universitas Fudan, China.

2. Memfasilitasi proses kolektivitas data terkait perdagangan.

3. Bergabung dalam studi perdagangan untuk mengidentifikasi cara

mempromosikan ekspor dari barang-barang bernilai tambah antara negara-

39

Ibid. 40

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

34

Universitas Indonesia

negara BRICS.

4. Mengadakan seminar BRICS pada perjanjian proteksi investasi di Afrika

pada Juni 2013.

5. Mempromosikan kegiatan investasi dan perdagangan melalui China

International Fair for Investment and Trade di China pada September

2013.

6. Mengadakan Forum Impor, yaitu untuk mempromosikan kegiatan impor

antaranggota di China.

7. Mempromosikan Small and Medium Entreprises (SME) melalui The

China Small and Medium Entreprises Fair di China pada Semptember

2013.

8. Mengadakan koordinasi dalam KTT WTO pada Desember 2013.

Selain itu, terdapat dua kunci inisiatif finansial yang bertujuan

mempromosikan kerjasama intra BRICS. Pertama, Framework Agreement on

Financial Cooperation yang telah ditandatangani oleh 5 bank pembangunan

(development bank) masing-masing negara. Kedua, the Contingent Reserve Pooling

Arrangements yang telah disepakati sebesar 100 miliar dollar AS yang akan

digunakan dalam mengatasi krisis. 41

Dengan kontribusi 41 miliar dollar AS dari

China, 18 Miliar dollar As dari India Brazil dan Russia, dan 5 miliar dollar AS dari

Afsel,42

serta Bilateral Swaps. 43

Pada pertemuan tahunan kepala negara BRICS ke empat, dua perjanjian

keuang an telah ditandatangani yaitu the Master Agreement on Local Currency Credit

41

Alexander Nechaev, “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic Crisis,” Buziness

Africa, 5 Juni 2013,

http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=844%3Abrics-an-

instrument-for-addressing-the-global-economic-crisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru. 42

Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld

Magazine, 12 Desember 2012, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-own-

development-bank-and-crisis-fund. 43

Alexander Nechaev, “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic Crisis,” Buziness

Africa, 5 Juni 2013,

http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=844%3Abrics-an-

instrument-for-addressing-the-global-economic-crisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

35

Universitas Indonesia

Facilities (MALCCF) dan the Multilateral Letter of Credit Confirmation Facility

(LCC).44

Adapun perjanjian-perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat dan

membangun kerjasama perdagangan dan ekonomi antara institusi finansial dan

enterprises dari BRICS melalui perluasan pinjaman terhadap satu sama lain

menggunakan mata uang lokal. Mekanismenya akan memudahkan negara negara

BRICS untuk mengurangi ketergantungan teradap dollar AS, mengakomodir biaya-

biaya perdagangan, serta meningkatkan alur perdagangan dan investasi dan

mendorong internasionalisasi mata uang masing-masing negara.45

Melalui upaya penyamaan perspektif kebijakan dalam mempererat kerjasama

diatas, negara-negara BRICS memperlihatkan adanya itikad untuk melakukan

kerjasama yang saling menguntungkan. Selain itu, dengan didorongnya penggunaan

mata uang lokal sebagai alat tukar, menjadikan penyesuaian yang lebih besar terhadap

proses kerjasama perdagangan dan investasi yang berimbas pada interdependensi serta

penyelarasan dan internasionalisasi nilai mata uang masing-masing negara BRICS.

Semakin besar pertukaran mata uang dalam perdagangan dan investasi menjadi

harapan semakin meningkatnya pertumbuhan perekonomian masing-masing negara.

Selain itu, dengan penggunaan mata uang lokal sebagai alat tukar, menyebabkan

diversifikasi cadangan mata uang yang berbeda dalam negeri serta mengurangi

ketergantungan dengan major traded currencies seperti dollar dan euro, serta

mengisolasi dari adanya economic shock dari AS dan Eropa.

3.1.2 Gambaran Kondisi Kerjasama Perdagangan dan Investasi diantara

Negara BRICS

Walaupun negara-negara BRICS terkecuali Afrika Selatan dikatakan sebagai

negara Emerging Economies dengan fase industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi

yang cenderung meningkat pesat, kemampuan ekonomi negara-negara BRICS tidak

dapat disamaratakan. Di samping itu, selain China, negara-negara ini tidak memiliki

44

Ibid. 45

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

36

Universitas Indonesia

hubungan ekonomi yang kuat satu dengan lainnya, khususnya dalam perdagangan dan

investasi. Contohnya perdagangan Brazil dengan India, 7 kali lebih kecil dari

perdagangan Brazil dengan China.46

Namun begitu, melalui komitmen kerjasama

ekonomi di dalam BRICS ini, perdagangan bilateral dari beberapa negara meningkat

cukup pesat, contohnya Afrika Selatan dengan India dan Brazil yang bertumbuh

sebesar 32% dan 25%. 47

China telah menjadi partner dagang yang kuat bagi negara-negara BRICS

sejak sebelum terbentuknya forum kerjasama ekonomi BRICS. Hal ini dapat

direpresentasikan melalui perbandingan kerjasama perdagangan yang telah dilakukan

oleh Afrika Selatan dengan China dan dengan negara-negara BRICS lainnya sebagai

berikut: 48

Gambar 3.1 Perbandingan Perdagangan Afrika Selatan dengan China dan Negara

BRICS lainnya

Sumber: The DTI

46

Oliver Stuenkel, “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?,” Post Western World, 6 Juli 2013,

http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intra-brics-trade/#comment-

65838. 47

Ibid. 48

SABC News, “South Africa‟s Involvment in BRICS,” 7 Juli 2013,

http://www.sabc.co.za/news/f1/be30b2804ef2061d9007913a187502c4/South-

Africa%E2%80%99s-involvement-in-BRICS-20130319.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

37

Universitas Indonesia

Sejak tahun 2008, Afrika Selatan telah melakukan kerjasama perdagangan

dengan seluruh negara-negara BRICS seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.1.1.

Dari tabel yang berada dalam gambar tersebut, pertumbuhan kerjasama perdagangan

relatif lebih besar dan bertumbuh menjadi lebih besar dari tahun ke tahun terhadap

China dibandingkan terhadap negara-negara BRICS lainnya. Namun begitu, selain

dengan Rusia, kerjasama perdagangan Afrika Selatan dengan negara-negara BRICS

lainnya juga memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini

menunjukan adanya penambahan volume perdagangan diantara Afrika Selatan dan

negara-negara BRICS lainnya dan kekuatan perdagangan yang semakin membesar

yang dibentuk oleh China terhadap negara-negara BRICS secara bilateral. Dalam hal

ini, China mempunyai potensi mendominasi negara-negara BRICS. Namun melalui

kerangka kerjasama CGETI, kebijakan yang diambil oleh negara-negara BRICS

terkait kerjasama perdagangan dan investasi diantara mereka dilakukan tanpa ada

teknanan dan melalui proses yang adil.

Di samping itu, negara-negara ini menggunakan berbagai cara untuk dapat

meningkatkan volume kerjasama perdagangan dan investasi melalui empat cara,

pertama melalui pertemuan rutin Kementerian Perdagangan dan Keuangan BRICS,

Forum Bisnis BRICS, Forum Kooperatif BRICS (bersama dengan Dewan Bisnis

BRICS), dan Otoritas kompetisi BRICS. Kementerian Perdagangan dan Keuangan

BRICS membuat contact group seperti sebelumnya dijelaskan dalam sub-bab 3.1.1

dari bab ini (CGETI). Contact Group ini merupakan perjanjian kunci yang dikontrol

langsung melalui kementerian perdagangan sebagai dasar dari kerjasama ekonomi

negara-negara BRICS. Kendala dari contact group tersebut adalah birokrasi yang

terdapat dari masing-masing negara. Kendala ini cukup serius karena dapat

mengurangi efektifitas dari kerjasama.

Adapun Forum Bisnis BRICS telah dijelaskan pada sub-bab 2.2 dari bab 2.

Forum ini dibentuk sebagai upaya mempromosikan persatuan asosiasi bisnis anggota

BRICS. Adapun Forum Kooperatif BRICS dijadikan sebagai wadah untuk bertukar

pengalaman dan praktik, serta memperkuat kerjasama dengan pembentukan sistem

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

38

Universitas Indonesia

yang mengedepankan sisi kooperatif bagi perusahaan-perusahaan BRICS. Sedangkan

Otoritas Kompetisi BRICS merupakan forum yang mengedepankan profesionalisme

dari perekonomian BRICS melalui mekanisme dan proses yang transparan dalam

pasar.49

Walaupun didominasi oleh China, secara umum, perdagangan internal BRICS

mencapai rata-rata 28% per tahun atau sama dengan 230 miliar dollar.50

Selain itu,

perdagangan antara negara BRICS telah meningkat 6 kali pada 10 tahun terakhir

mencapai 360 miliar dollar AS tahun lalu.51

Pada sisi investasi, China melakukan

investasi sebesar 115 miliar dollar AS pada tahun 2010-2013 ke Afrika Selatan.52

Investasi ini merupakan investasi terbesar di wilayah Afrika Selatan.53

Dengan begitu,

walaupun dalam sejarah kerjasama ekonomi negara-negara BRICS tidak begitu besar

dari sisi hubungan dagang dan investasi, akan tetapi negara-negara ini melakukan

beragam upaya untuk meningkatkan perdagangan antara satu dan lainnya.

Kebutuhan perdagangan dan investasi diantara negara-negara BRICS cukup

besar mengingat masing-masing negara memiliki comparative advantage yang dapat

mengakomodir kebutuhan perekonomian satu sama lain. China adalah penghasil

barang-barang manufaktur dan barang-barang kerajinan dalam jumlah yang besar.

India memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam teknologi informasi serta

merupakan negara penghasil perangkat teknologi informasi. Brazil unggul pada

agrikultural dengan tanah yang subur dan luas, serta dikenal dunia sebagai world

biggest farm. Selain itu, Brazil merupakan penghasil etanol terbesar di dunia. Rusia

kaya akan minyak dan gas. Sedangkan Afrika Selatan memiliki sumber mineral yang

49

Ibid. 50

IANS, “BRICS SUMMIT - Fast at a Glance,” Thaindian News, 5 Juni 2013,

http://www.thaindian.com/newsportal/uncategorized/brics-summit-facts-at-a-glance_100607723.html. 51

Jane B. Hatcher, “South Africa‟s businesses ready for BRICS,” NZweek, 5 juni 2013,

http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics-56613/. 52

Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the

BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of

the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni

2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. 53

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

39

Universitas Indonesia

diestimasikan sebesar 2,5 trilun dollar AS (emas, platinum, uranium, krom,

manganese ore, zikornium, vanadium, dan titanium).54

Dengan kerjasama yang lebih

integratif dalam memaksimalkan penggunaan komoditas spesifikasi masing-masing

negara, pertumbuhan ekonomi serta pembangunan akan semakin meningkat.

Adapun gambaran kenaikan pertumbuhan kerjasama perdagangan inta-BRICS

dapat dilihat melalui penggambaran berikut ini:

Gambar 3.2 Kenaikan Pertumbuhan Perdagangan Intra-BRICS 2000 dan 2010

Sumber: International Trade Center

Dari gambar diatas, dapat dilihat pertumbuhan perdagangan intra BRICS (belum

termasuk dengan Afrika Selatan) bertumbuh terus menerus dari 29 miliar dollar AS

sejak tahun 2000 menjadi 319 miliar dollar AS pada tahun 2010. Hal ini

membuktikan bahwa terdapat dorongan yang kuat dari BRICS untuk terus melakukan

kerjasama perdagangan. Dalam hal ini, dengan adanya forum kerjasama ekonomi

BRICS, negara-negara BRICS dapat lebih memperkuat perdagangan antara satu dan

71

Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,

http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bank-

announced.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

40

Universitas Indonesia

lainnya melalui mekanisme kerjasama yang telah dirumuskan bersama.

3.2 Implementasi Teori ‘Power, Kepentingan Nasional, dan Aliansi’ Realisme

Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS

Realisme kental dengan nuansa power, kepentingan nasional dan aliansi.

Dalam menganalisis motivasi pembentukan forum BRICS, realisme lebih melihat

pada adanya kesamaan stase economic power dan kepentingan masing-masing negara

BRICS sebagai alasan untuk melakukan persatuan. Melalui adanya kebutuhan untuk

memperluas kekuatan ekonomi-nya, negara-negara ini membentuk sebuah aliansi

perekonomian yang dihadapkan pada situasi ekonomi politik internasional yang

didominasi oleh Barat yang ditandai dengan masih kuatnya penggunaan dollar

sebagai mata uang internasional pada interaksi ekonomi di IMF, Bank Dunia, dan

forum-forum ekonomi internasional.

Selain itu, dominasi ini masih terlihat melalui kekuatan pengambilan

kebijakan dalam institusi keuangan internasional IMF dan Bank Dunia. Aliansi ini

bersifat tanpa ada konfrontasi fisik. Negara-negara BRICS melalui aliansi ekonomi

ini berupaya merealisasikan kepentingan nasional, memperbesar kekuatan ekonomi,

dan memperluas pengaruh dalam perpolitikan internasional. Adapun Afrika Selatan

memiliki kekhususan motif terkait bergabungnya dalam aliansi ekonomi BRICS ini.

Negara-negara ini tidak secara eksplisit mengatakan bahwa forum ini adalah sebuah

bentuk aliansi. Namun, upaya-upaya yang dilakukan dan pernyataan-pernyataan

kepala negara dalam joint statement pertemuan tahunan BRICS memperlihatkan

adanya keinginan yang kuat dalam mereformasi forum-forum ekonomi internasional

yang ada saat ini.

Keinginan yang kuat dari negara-negara BRICS dalam mendorong reformasi

terhadap IMF dilakukan melalui pernyataan resmi BRICS dalam forum-forum

internasional seperti G20. Dalam pertemuan ketiga Annual BRICS Summit, para

kepala negara BRICS memberikan pernyataan terkait keinginan terhadap adanya

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

41

Universitas Indonesia

reformasi dalam tubuh IMF sebagai berikut:

“We call for a quick achievement of the targets for the reform of the International

Monetary Fund agreed to at previous G20 Summits and reiterate that the

governing structure of the international financial institutions should reflect the

changes in the world economy, increasing the voice and representation of

emerging economies and developing countries. (15).”

3.2.1 Kekuatan Ekonomi (Economic Power) Negara-negara BRICS sebagai

Emerging Economies

Negara-negara ini merupakan negara emerging economies yang memiliki

pertumbuhan GDP yang stabil dalam 10 tahun terakhir. Secara kolektif, gabungan

dari negara ini memiliki 50% foreign exchange reserve atau sebesar 4.4 triliun dollar

AS.55

Blok atau Aliansi ekonomi ini memiliki 17% dari perdagangan global dan

merupakan penerima FDI sebesar 11%. Selain itu, blok ini memiliki 25% GDP global

dalam term purchasing power parity (PPP) dan memiliki seperlima nominal GDP

dunia.56

Saat ini, GDP kolektif dari BRICS meningkat sebesar 2,3 miliar dollar AS

atau menyamai GDP Italia dan pada 2027 akan menyamai AS dan G7.57

Selain itu,

populasi keseluruhan negara BRICS ini diperkirakan sebesar 2,8 miliar manusia. Hal

ini merupakan potensi pasar yang sangat besar.58

Jika dikomparasikan dengan negara-negara berkembang yang dijadikan

kandidat sebagai emerging economies lainnya, perekonomian BRICS tumbuh jauh

lebih cepat, hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

55

Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the

BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of

the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni

2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. 55

Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,

http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bank-

announced. 57

Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld

Magazine, 12 Desember 2012, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-own-

development-bank-and-crisis-fund. 57

Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,

http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bank-

announced.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

42

Universitas Indonesia

Tabel 3. 1 Gambaran Umum Kekuatan Ekonomi BRICS Berdasarkan GDP

Sumber: Global Sherpa, 2011 (www.globalsherpa.org)

Dalam hal ini, karakteristik kekuatan ekonomi negara oleh Jim O‟Neill diindikasikan

melalui populasi. Populasi merupakan sebuah kekuatan yang cukup signifikan bagi

sebuah negara, sebab menurut Jim O‟Neill, dengan besarnya populasi sebuah negara,

maka besar juga produktivitas ekonominya. Dengan begitu, GDP dari sebuah negara

akan semakin besar. Dapat diambil contoh, pada tahun 2009, populasi yang dimiliki

oleh Rusia berada dibawah Indonesia, tetapi GDP Rusia bertumbuh 3 kali lipat dari

Indonesia. Begitupun dengan negara-negara lainnya. Hal ini menandakan bahwa

negara-negara BRICS memiliki kekuatan yang berbanding lurus antara pertumbuhan

populasi dan ekonominya, walaupun tidak dapat digeneralisir secara kondisi

kesejahteraan masyarakatnya.

Pada tabel tersebut, Afrika Selatan memiliki kekuatan ekonomi yang berbeda

dari negara-negara BRICS lainnya. Hal ini disebabkan Afrika Selatan merupakan

pendatang baru di BRICS dan tidak termasuk dalam kategori emerging economies.

Namun begitu, Afrika Selatan memiliki potensi yang besar untuk dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonominya. Afrika Selatan juga menjadi celah bagi negara-negara

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

43

Universitas Indonesia

BRICS untuk dapat bekerjasama dengan negara-negara di wilayah Afrika.59

Selain memimpin perekonomian negara-negara berkembang, pada saat krisis

global 2007-2008, BRICS dapat membuktikan ketangguhan ekonominya. Hal ini

dapat dilihat pada penggambaran tabel dibawah ini dimana masing-masing negara

mengalami kestabilan pertumbuhan GDP. Kestabilan pertumbuhan GDP-nya ini

dimaksudkan dengan tidak begitu terpengaruh secara signifikan oleh krisis global

yang melanda dunia tersebut. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2 BRICS- Tingkat Rata-rata Pertumbuhan dari GDP riil (%), 1980-2008

(Sebelum dan Saat Krisis Global)

1980-1990 1990-2000 2000-2005 2006 2007 2008

Brazil 2.8 2.9 2.8 3.7 5.7 5.5

China 10.3 10.4 9.6 11.6 13.0 9.0

India 5.8 6 6.9 9.8 9.3 7.3

Rusia - -4.7 6.2 7.4 8.1 5.6

Afrika

Selatan 1.6 2.1 4.0 5.4 5.1 3.1

Sumber: UNCTAD Handbook Statistics, 2008, untuk data 1980-2005 dan IMF –World/ Economic

Outlook, April 2009, untuk data 2006-2008.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pertumbuhan GDP

pada saat krisis global terjadi. Namun begitu, negara-negara ini masih bertahan dalam

kisaran pertumbuhan yang tidak terlalu jauh. Adapun sejak tahun 2000, negara-negara

ini telah memperlihatkan pertumbuhan GDP yang pesat, terutama China. Sedangkan

Rusia telah mengalami krisis yang berulang pada tahun 90-an, kemudian bangkit

pada dekade selanjutnya. 60

Adapun krisis yang terjadi pada 2007-2008 telah mengubah posisi dan peran

59

Jason, “China in Africa:South Africa Joins BRICs Summit,” Global Sherpa, 6 Juli 2013,

http://www.globalsherpa.org/china-africa-brics. 60

Eduardo Cassiolato dan Martins Lastres, BRICS, 9.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

44

Universitas Indonesia

BRICS. Ketika negara-negara sedang mendefinisikan ulang mengenai peran negara,

perekonomian negara-negara ini justru meningkat. Kapasitasnya juga tetap bertahan

dan menjadi sumber ide mengenai bagaimana berjuang selama krisis dan menemukan

jalan untuk menyelesaikannya.61

Hal ini disebabkan masing-masing negara telah

melakukan strategi jangka panjang yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan

domestik. 62

Di sisi lain, semua negara BRICS telah meningkatkan level ekspor dan impor

pada dua dekade terakhir, pada volume perdagangan dan kontribusi pertumbuhan

GDP. Antara 2000-2008, sebelum negara-negara ini tergabung dalam kesatuan blok

ekonomi, BRICS berkontribusi terhadap setengah dari global growth dan saat ini

memiliki cadangan pertukaran yang luas.63

Di China, Rusia, dan Afrika Selatan,

perdagangan luar negerinya mencapai 50% di tahun 2002 dari GDP ketika di Brazil

dan India merepresentasi sekitar 30% dari GDP.64

61

Ibid. 62

“The BRICS Report,” BRICS-India Official Website, diakses 1 Desember 2012,

http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf . 63

Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the

BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of

the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni

2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. 64

Eduardo Cassiolato dan Martins Lastres, BRICS, 9.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

45

Universitas Indonesia

Tabel 3.3 Perdagangan Barang BRICS. Nilai (Menggunakan miliar AS) dan

kontribusi dalam Total Dunia (%), 2000-2007.

Ekspor 2000 2004 2007

Nilai % Nilai % Nilai %

Dunia 6,455.98 100 9,182.96 100 13,833.04 100

Brazil 55.08 0.85 96.67 1.06 160.64 1.20

China 249.20 3.87 593.32 6.50 1,218.01 8.80

India 42.38 0.66 76.64 0.80 145.43 1.10

Rusia 105.57 1.64 183.20 2.01 355.46 2.60

Afrika Selatan 29.98 0.47 46.14 0.50 69.78 0.50

Impor 2000 2004 2007

Nilai % Nilai % Nilai %

Dunia 6,653.66 100 9,462.99 100 14,056.58 100

Brazil 59.06 0.87 66.43 0.70 126.58 0.90

China 225.09 3.40 561.22 5.90 955.80 6.80

India 52.52 0.80 99.77 1.10 215.50 1.50

Rusia 49.12 0.70 107.12 1.10 245.36 1.70

Afrika Selatan 29.69 0.40 53.46 0.60 81.75 0.60

Sumber: WTO

Tabel 3.2.1.2 memperlihatkan ekspor dan impor BRICS, dalam mata uang

dollar AS dan sebagai persentase dari ekspor dan ekspor dunia selama tahun 2000-

2007. Setelah fase stagnansi antara 2000 dan 2002, ekspor dunia meningkat secara

signifikan dari 6.482 miliar dollar AS di tahun 2002 menjadi 9.123 miliar dollar AS di

tahun 2004 dan 14.056 miliar dollar AS di tahun 2007. Impor juga berada pada tren

yang sama. Partisipasi dari BRICS dalam proses telah bertambah luas secara

signifikan.

Fakta yang paling penting adalah pertumbuhan partisipasi China dalam

perdagangan dunia, dimana ekspornya meningkat dari 3.9% di tahun 2000 dari ekspor

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

46

Universitas Indonesia

dunia menuju 6.5 % di tahun 2004 dan 8.8% di tahun 2007. Seperti yang dapat dilihat

dari tabel diatas, impor China lebih memukau pada periode tersebut bahkan melebihi

Amerika Serikat yang berjumlah 296 miliar dollar AS di tahun 2002 menuju 995 juta

dollar AS di tahun 2007, yaitu mencapai 6.8% dari impor dunia di tahun 2007. Hal ini

mendasari adanya peran yang signifikan dari barang-barang primer pada aktivitas

impor ini yang bedampak positif pada BRICS secara signifikan.65

India, Rusia, dan Brazil juga mengalami kenaikan pertumbuhan pada eskpor

dan impor. Diawali dengan kemajuan China, kontribusi Brazil dan Rusia terhadap

ekspor bertumbuh cepat. Kontribusi Brazil naik 0.85% di tahun 2000 menjadi 1.2%

di tahun 2007. Sedangkan pertumbuhan kontribusi Rusia meningkat dari 1.64% pada

tahun 2000 menjadi 2.6% di tahun 2007. Pertumbuhan India menjadi 1.1% dari

ekspor dunia di tahun 2007 dari sebelumnya 0.66% di tahun 2000. Afrika Selatan

merupakan satu-satunya negara BRICS yang tidak memiliki pertumbuhan kontribusi

ekspor dunia pada 10 tahun terakhir. Pertumbuhan ekspor Brazil ditandai dengan

diversifikasi yang luar biasa pada pasar dan negara-negara berkembang, hal ini

menjadi sebuah keunikan fenomena dalam BRICS.66

Pada sisi impor, lima negara memiliki peningkatan kecuali Brazil. Impor

Brazil pada impor dunia menurun dari 0.87% menuju 0.70%, tetapi nilai mutlaknya

tetap meningkat dari 29 miliar dollar AS menuju 66 miliar dollar AS. China, Brazil

dan Rusia berupaya mencapai surplus pada perdagangan barang dagang, dimana India

dan Afrika Selatan justru mengalami defisit berkepanjangan.67

Adapun pertumbuhan dari ekspor dan impor dari negara-negara BRICS pada

tahun 2011 dapat dilihat sebagaimana berikut ini.

65

Ibid. 66

Ibid. 67

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

47

Universitas Indonesia

Tabel 3.4 Pertumbuhan Ekspor-Impor Negara BRICS (Kecuali Afrika) dan

Beberapa Negara Maju

Sumber: Eurostat

Tanpa mengesampingkan data yang didapat terkait pertumbuhan ekspor impor

dari negara maju. Negara-negara BRICS memiliki peningkatan pada ekspor dan

impor, dimana ekspor Brazil berhasil bertumbuh hampir tiga kali lipat (menjadi 169

juta dalam mata uang Euro) pada 2011. Begitu juga daya impornya. Begitu juga

negara-negara BRICS lainnya yang tercantum dalam tabel 3.2.1.4. Dengan begitu,

dapat dilihat adanya pertumbuhan yang signifikan dari kemampuan ekspor dan impor

negara-negara BRICS sejak tahun 2001.68

BRICS (kecuali Afrika Selatan) saat ini juga merupakan negara-negara

dengan konsumen yang relatif besar dibandingkan dengan AS dan Inggris (GB)

sebagai developed market yang belakangan mulai melemah kemampuan daya

belinya. Rata-rata pertumbuhan beberapa item perdagangan BRICS meningkat tinggi.

68

Eurostate “International Trade in Goods,” 6 Juli 2013,

http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/International_trade_in_goods.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

48

Universitas Indonesia

Data ini diambil dari TGI, sebuah jaringan perdagangan dan riset perusahaan. Berikut

ini adalah tiga sektor perdagangan yang akan dipaparkan yaitu sektor perdagangan

otomotif, microwave, dan Bank Cards. Perbandingannya adalah sebagai berikut.69

Gambar 3.3 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Otomotif Negara-negara BRIC

(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain)

Sumber: Experian Simmons dan Global TGI

Pertumbuhan kepemilikan otomotif (terutama mobil) dari Rusia, India, dan

China meningkat pesat dengan persentase 80% (Rusia), 90% (India), dan 200%

(China). Rata-rata ini menunjukan adanya pembangunan ekonomi yang memberikan

kesejahteraan dan kemampuan konsumsi dari sebagian besar masyarakat kota di

negara-negara tersebut dibandingkan dengan AS dan GB.

69

Geoff Wicken, “Growth Markets: Why The BRICs Are so Important,” Experian, 5 Juni 2013,

http://www.experian.com/blogs/marketing-forward/2011/05/06/growth-markets-why-the-brics-are-so-

important/.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

49

Universitas Indonesia

Gambar 3.4 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Microwave Negara-negara BRIC

(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain)

Sumber: Sumber: Experian Simmons dan Global TGI

Konsumsi microwave tidak menjadi sesignifikan penjualan mobil dilihat dari

besaran harga. Namun penggunaan microwace membutuhkan kemampuan

pendapatan yang cukup tinggi mengingat microwave adalah peralatan dapur bukan

primer dan memiliki harga yang tinggi dibandingkan peralatan dapur lainnya. Dalam

sepuluh tahun terakhir, negara-negara ini mengalami kenaikan pembelian microwave

yaitu sebesar 50% (Brazil) dan 700% (Rusia). Khusus di Rusia, sepuluh tahun yang

lalu, mocrowave merupakan barang yang terkategorikan mahal dibandingkan

kapasitas daya beli masyarakatnya. Sedangkan di AS tetap dengan 89% termasuk

rumah-rumah di AS yang sudah memilikinya.70

70

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

50

Universitas Indonesia

Gambar 3.5 Perbandingan Pertumbuhan Penggunaan Kredit Negara-negara BRIC

(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain)

Sumber: Sumber: Experian Simmons dan Global TGI

Pertumbuhan kepemilikan kartu kredit dan debit meningkat berdasarkan

kebutuhan masyarakat dalam mengatur keuangan. Secara jelas ini menunjukan

peluang institusi keuangan finansial. Dapat dilihat dari gambar bagaimana

pertumbuhan Brazil, Rusia, dan India, walaupun secara keseluruhan, AS dan Inggris

telah mencapai 84% dan 90% dari total masyarakat di negara masing-masing.71

3.2.2 Kepentingan Nasional Negara-negara BRICS terhadap Pembentukan

Forum BRICS

Walaupun melakukan perjanjian kerjasama, negara-negara ini melakukan

kompetisi ekonomi satu sama lain. Argumentasi ini dikemukakan oleh Abdullah

Verachia, Direktur dari The Frontier Advisory Group yang berfokus pada emerging

market. 72

Selain itu, negara-negara ini memiliki keinginan untuk memperkuat

perekonomian masing-masing negara yang berdampak pada posisi politik dalam

71

Ibid. 72

Lydia Polgreen, “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank,” New York Times,

19 Mei 2013, http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-development-

bank.html?_r=0.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

51

Universitas Indonesia

dunia internasional. Negara-negara BRICS memiliki kepentingan nasional yang

tersembunyi yang dapat tercapai melalui aliansi ekonomi ini.

3.2.2.1 Brazil

Kebijakan luar negeri Brazil dapat digarisbawahi dalam dua konsep yaitu

Universalisme dan Otonomi. Universalisme berkaitan dengan posisi negara dalam

regional yaitu dengan penyediaan atribut perluasan dan kebudayaan sebagai

instrumen kepentingan nasionalnya. Otonomi berkaitan dengan kemampuan Brazil

untuk bekomitmen dengan kebijakan internasional terkait dengan negara-negara

berkembang. Peran Brazil dalam G20 menjadi sebuah pengecualian dan menjadi

kepentingannya untuk memiliki posisi inti di pengambilan kebijakan WTO, bersama

India.

Mantan Perdana Menteri Brazil Celso Amorim mengakui soft balancing dari

Brazil adalah terkait perannya dalam memimpin WTO dan G20. Brazil

mengartikulasikan perannya dalam arena kebijakan politik internasional pada BRICS,

IBSA, WTO, dan G20 yang diperlihatkan melalui perannya memimpin integrasi

regional Mercosur dan common market negara-negara Amerika Selatan. Dalam

kaitannya dengan upaya mengimbangi kekuatan dalam sistem internasional, Brazil

menolak adanya peran superpower dan sistem sebagai unipolar. Selain itu menurut

Brazil, Amerika Serikat tidak memiliki pengukuran yang stabil terkait kekuatan

militer dan politik dalam skala global.

3.2.2.2 Rusia

Asumsi terkait menurunnya kekuatan Amerika Serikat dalam sistem

internasional memberikan harapan baru bagi Rusia selepas runtuhnya Uni Soviet

pasca Perang Dingin. Dengan bergabungnya negara ini pada BRICS maka Rusia

melihat ada keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kembali

posisi-nya di mata dunia. Sedangkan dengan bergabungnya Rusia di WTO akan

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

52

Universitas Indonesia

semakin menguatkan kekuatan suara dalam perekonomian dunia.

Peran strategis Rusia di BRICS merupakan sebuah upaya melanjutkan

penguatan posisi di hadapan Amerika Serikat terkait kesewanang-wenangannya pada

hukum, norma, dan kewajiban interasional. Rusia menginginkan Amerika Serikat

menjadi negara yang bertanggungjawab bersama dengan beberapa elit internasonal.

Rusia merupakan satu-satunya anggota BRICS yang telah memperlihatkan tantangan

terhadap munculnya China sebagai kekuatan ekonomi utama.

3.2.2.3 India

Pengaruh India dalam arena politik dan ekonomi global dapat tergambarkan

melalui strategi nasionalnya berupa democratic consolidation, technological

advancement (terutama dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi), dan

melalui komitmen aktifnya pada arena politik internasional. Fokus utama India adalah

terhadap hak asasi manusia dan demokrasi. Beberapa faktor dari kebangkitan India

dapat dilihat dari kemampuannya menanggulangi pertumbuhan yang berkelanjutan

sampai dengan 2020 sebesar 10% dan akan mengungguli GDP Amerika Serikat pada

2050. Selain itu, kehadiran diplomatik India telah menguat untuk mengimbangi

China.

Dalam forum BRICS, India yang dipimpin oleh Manmohan Singh merupakan

pihak yang sangat mendukung pemmbentukan BRICS Development Bank. Hal ini

disebabkan India berada dalam fase manufaktur yang membutuhkan banyak partner

dan pendanaan untuk meningkatkan kekuatan ekonominya.73

Hal ini disampaikan

pada pertemuan ke lima di Durban Afrika Selatan.

73

Takkar, “Happy Durban delivered India?s BRICS demands: PM,” 3 Juni 2013,

http://news.takkarr.com/others/men-posing-as-bses-employees-rob-businessman-s-house-63469/.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

53

Universitas Indonesia

3.2.2.4 China

Kehadiran China sebagai pemain yang signifikan dalam ekonomi global telah

mengakibatkan adanya kecenderungan China menjadi penghasil GDP terbesar di

dunia dan sebagai penghasil karbon terbesar yang memliki ketangguhan militer serta

menjadi negara dengan populasi terbesar kedua di dunia. Skala pembangunan di

China telah membuatnya dipandang sebagai pemain utama dalam arena

perekonomian global. Keberadan dan keaktifannya di WTO menjadikannya

dipandang sebagai sebuah potensi hegemoni ekonomi.

Pragmatisme China terhadap dalam tatanan ekonomi global baru menjadi

perhatian negara-negara di dunia. Negara-negara BRICS memanfaatkan keberadaan

China tersebut untuk menekan reformasi pada institusi-institusi internasional. China

menyadari pergeseran pemain dalam kekuatan global. China melakukan persuasi

strategis melalui BRICS, G20, dan UNSC dalam kaitannya memperkuat kekuatan

global.

Dalam BRICS, China merupakan pihak yang sangat gencar mendukung

masuknya Afrika Selatan ke dalam forum BRICS. Hal ini disebabkan China memiliki

keterikatan investasi dengan Afrika Selatan. Pada 24 Desember 2010, China

mengundang Afrika masuk ke BRICS. China yang sangat menginginkan Afrika

masuk ke BRICS. Hal ini disebabkan China merupakan partner dagang Afrika

Selatan terbesar. Investasi China dan Afrika Selatan adalah sebesar 115 miliar dollar

AS.74

Sehingga dengan masuknya Afrika Selatan, maka investasi China terhadap

Afrika Selatan dapat lebih terkontrol dan semakin meluas.

74

Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the

BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of

the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni

2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

54

Universitas Indonesia

3.2.2.5 Afrika Selatan

Kepentingan nasional Afrika Selatan di BRICS terlihat dari kesempatan-

kesempatannya meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui investasi yang

dilakukan oleh negara-negara BRICS. Contohnya melalui kerjasama investasinya

dengan China dan melakukan perluasan ekspor hasil alam secara lebih cepat dan

terarah. Hal ini didukung dengan komitmmen dari negara-negara BRICS untuk

mendukung pembangunan yang dilakukan di Afrika Selatan, tercantum dalam

pernyataan bersama dari menteri-menteri perdagangan dan keuangan negara-negara

BRICS.

Hal ini juga disampaikan oleh pimpinan bisnis dari Afrika Selatan bahwa

keanggotaan BRICS adalah sebuah peluang bagi Afrika Selatan untuk meningkatkan

level industrialisasi dengan meminjam teknologi dari negara-negara industrialisasi

maju lainnya di BRICS. Selain itu, Afrika Selatan berupaya meningkatkan peneterasi

pasar pada negara-negara BRICS.75

3.2.3 BRICS sebagai Bentuk Aliansi Ekonomi Negara-negara Emerging

Economies

Dalam merealisasikan kepentingannya, BRICS membentuk sebuah bank

pembangunan bersama (BRICS Development Bank) yang secara praktis ditujukan

untuk membantu mendanai rencana-rencana pembangunan infrastruktur sebesar 4.5

triliun dollar AS.76

Selain itu, Jim O‟Neill mengatakan bahwa bank ini akan menjadi

bank dunia yang memberikan pengaruh pada emerging countries.77

Pada 26 Maret

2013 di Durban, Afrika Selatan mengatakan bahwa mekanisme ini bertujuan

mencapai keamanan dan pembangunan. Serta berusaha berkontribusi secara

75

Jane B. Hatcher, “South Africa‟s businesses ready for BRICS,” NZweek, 5 juni 2013,

http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics-56613/. 76

Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld

Magazine, 5 Juni 2013, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-own-

development-bank-and-crisis-fund. 77

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

55

Universitas Indonesia

signifikan pada pembangunan manusia dan membentuk dunia yang lebih seimbang

dan adil (equitable and fair).78

Selain itu, langkah awal dari persatuan ekonomi

BRICS ini adalah untuk mengurangi supremasi dollar AS.79

Hal ini didukung dengan

menurunnya perekonomian AS. BRICS Development Bank disisi lain merupakan

sebuah kritik terhadap kinerja IMF yang menghambat pertumbuhan ekonomi

menengah dan mendukung perekonomian sebagian elit.

Bank tersebut akan beroperasi secara terpisah dari agen-agen keuangan Barat

(IMF dan Bank Dunia) dan justru akan menantang dominasi global mereka.80

BRICS

menyalahkan Barat atas kebijakan moneter yang menyebabkan pasar keuangan global

menjadi tidak stabil.81

Hal ini tertera dalam pernyataan kepala negara BRICS dalam

BRICS Annual Summit yang keempat:

“We are concerned over the current global economic situation. While the BRICS

recovered relatively quickly from the global crisis, growth prospects worldwide

have again got dampened by market instability especially in the euro zone. The

build-up of sovereign debt and concerns over medium to long-term fiscal

adjustment in advanced countries are creating an uncertain environment for

global growth. Further, excessive liquidity from the aggressive policy actions

taken by central banks to stabilize their domestic economies have been spilling

over into emerging market economies, fostering excessive volatility in capital

flows and commodity prices. The immediate priority at hand is to restore market

confidence and get global growth back on track. We will work with the

international community to ensure international policy coordination to maintain

macroeconomic stability conducive to the healthy recovery of the global economy.

(5)” 82

Berkaitan dengan proyeksi aliansi ini, Presiden Dilma Rousseff mengatakan

bahwa menjadi sebuah keniscayaan negara-negara yang secara geografis berjauhan

dengan tantangan sosial dan ekonomi yang berbeda, menjadi partner dan

78

Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,

http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bank-

announced. 79

Ibid. 80

Ibid. 81

Ibid. 82

“Fourth BRICS Summit New Delhi,” BRICS-India Official Website, diakses pada 7 Juni 2013,

http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

56

Universitas Indonesia

menjeneralisir konvergensi yang dapat mengubah politik internasional.83

Selain itu,

melalui forum G20, negara-negara ini berhasil mendorong reformasi dari IMF. 84

BRICS juga merencanakan pembuatan foreign exchange reserve sebesar 100 miliar

dollar AS. Cadangan ini dinamakan self managed contingent reserve arrangement

(CRA). CRA sebagai safety net yaitu memperkuat stabilitas keuangan dan sebagai

additional line defense.85

3.3 Implementasi Teori Identitas Kolektif Konstruktivisme Terhadap Motivasi

Pembentukan BRICS

Jika mengacu pada perspektif konstruktivisme, BRICS sebagai sebuah forum

kerjasama ekonomi, terbentuk dari adanya kesamaan cara pandang berprilaku negara-

negara anggotanya dalam sistem ekonomi internasional. Kesamaan cara pandang

dalam berprilaku tersebut kemudian membentuk identitas. Melalui kesamaan identitas

inilah pada akhirnya negara-negara BRICS bersatu membentuk kerangka kerjasama-

kerjasama ekonomi yang lebih ekspansif.

Dalam bekerjasama, negara-negara ini juga memperhatikan adanya kesamaan

cara pandang yaitu dengan melakukan penyamaan perspektif pada beberapa

kebijakan yang memperkecil adanya friksi diantara masing-masing negara. Namun

begitu, negara-negara ini belum mampu menjadikan norma sebagai sebuah pegangan

bersama dan sebagai sumber hukuman bagi pelanggaran kerjasama. Fokus dari

negara-negara BRICS saat ini masih pada penguatan cita-cita dan tujuan bersama dan

langkah-langkah kerjasama yang nyata untuk meraihnya.

Dalam kasus ini, secara praktis identitas kolektif tidak terlalu ditonjolkan

dalam interaksi dan koordinasi diantara negara-negara BRICS. Namun secara historis,

83

Kevin Frayer, “What They Said : The BRICS Summit.,” Washington23, 5 Juni 2013,

http://www.washington23.com/2012/03/30/what-they-said-the-brics-summit/. 84

IANS, “India Says BRICS Can Transform Global Governance,.” SupportBiz, 4 Juni 2013,

http://www.supportbiz.com/articles/news/india-says-brics-can-transform-global-governance.html. 85

Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,

http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bank-

announced.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

57

Universitas Indonesia

identitas kolektif dapat menjelaskan proses terbentuknya melalui adanya kesamaan

pandangan sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru. Kemudian diperkuat dengan

adanya kesamaan cita-cita diantara negara-negara ini. Adanya hubungan yang tidak

begitu baik secara ideologis dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga

menjadi sebuah faktor penguat lainnya bagi kesatuan negara-negara ini.

3.3.1 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Sebagai Sebuah Kekuatan

Ekonomi Baru (Emerging Economies)

Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan merupakan negara-negara yang

tergolong dalam Emerging Economies. Emerging Economies merupakan sebuah

terminologi baru dalam mendefinisikan beberapa negara yang mengalami

pertumbuhan perekonomian yang pesat, perindustrian yang secara struktural berubah,

pasar yang menjanjikan, serta memiliki regulasi yang memudahkan pasar bebas.

Selain itu menurut Bank Dunia, emerging economies adalah negara-negara yang

memiliki GDP per kapita pendapatan dibawah 8000 dolar AS per tahun tetapi dapat

berdinamika dan perekonomiannya berkembang pesat.86

Negara-negara BRICS

merupakan negara berkembang yang dikategorikan sebagai emerging economies

karena pertumbuhan perekonomiannya yang pesat terutama dalam kondisi krisis

2007-2008 ditengah populasi dan distribusi pendapatannya belum merata.

Negara-negara BRICS memberikan kontribusi GDP pada dunia sebsar 16%

pada tahun 2000 dan menjadi 25% pada tahun 2010 ketika negara-negara di dunia

mengalami dampak dari krisis finansial global pada 2007-2008.87

Negara-negara ini

juga diproyeksi akan mengungguli G7 yang saat ini memiliki akumulasi pertumbuhan

GDP sebesar 51% dan PPP 42% pada tahun 2050 mendatang.88

Negara-negara

BRICS juga memiliki posisi strategis yang signifikan pada kontinen-nya masing-

86

Yadong Luo, Mutinational Enterprise in Emerging Markets (Copenhagen: Copenhagen Business

School Press, 2002), 6-7. 87

“The BRICS Report,” BRICS-India Official Website, diakses 1 Desember 2012,

http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf . 88

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

58

Universitas Indonesia

masing yaitu Amerika, Asia, Eropa, dan Afrika. Luas negara ini jika digabungkan

mencapai 30% dari luas bumi. Adanya faktor luas wilayah ini menjadikan BRICS

penting sebab didalamnya terkandung berlimpah sumber mineral, energi, dan air,

serta tanah yang subur dan biodiversitas yang tinggi.89

Kesamaan sebagai kekuatan perekonomian baru menjadi celah bagi BRICS

mendefinisikan masing-masing Negara dan tujuan kerjasama. Terminologi BRICS

yang sejak tahun 2001 dibentuk oleh Jim O‟Neill, dikonstruksikan oleh negara-

negara BRICS sebagai sebuah identifikasi negara. Negara-negara BRICS sadar akan

kesamaan identitas dan peluang kerjasama yang dapat dibangun guna meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, pada tahun 2009, diinisiasi oleh Rusia, negara-

negara BRICS melakukan sebuah konsolidasi, sebagai langkah awal menyatukan visi

dan menjadikan adanya fenomena identitas kolektif.

Secara eksplisit negara-negara ini tidak mengatakan bahwa mereka memiliki

sebuah identitas yang sama sebagai sebuah emerging economies. Namun negara-

negara ini menyadari akan statusnya sebagai sebuah representasi dari negara

berkembang dalam area pasar internasional. Hal ini banyak disebutkan dalam

pertemuan dimana negara-negara ini memosisikan diri sebagai sebuah negara

berkembang. Sebagai sebuah citra emerging economies yang dianggap berkompeten

dari luar pihak BRICS, negara-negara ini tetap membuka peluang kerjasama dengan

negara lainnya melalui pembentukan bank miliki (BRICS Development Bank)

bersama yang akan dapat mengakomodir kebutuhan negara-negara berkembang

dengan mekanisme yang berbeda dengan IMF.

Selain itu kerjasama di dalam BRICS ini dapat menjadi potensi pada dampak

pembentukan sebuah zona ekonomi. Dengan adanya kondisi tersebut, menjadi sebuah

keniscayaan negara-negara ini mulai melakukan penyamaan identitas terutama dari

segi budaya. Hal ini mengingat dalam konstruktivisme identitas dapat terbentuk

melalui adanya interaksi yang signifikan dari masing-masing negara-negara yang

89

Ibid.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

59

Universitas Indonesia

melibatkan banyak pihak seperti pemerintah, aktor privat, dan masyarakat dalam

beberapa kerjasama. Hal ini dapat dilihat dari semakin meluasnya isu kerjasama yang

melibatkan pihak-pihak tersebut, terutama pada aspek masyarakat yang kental dengan

nuansa sosial. Kepala negara-negara BRICS pada pertemuan ke-empat menyatakan

sebagai berikut:90

“We encourage expanding the channels of communication, exchanges

and people-to-people contact amongst the BRICS, including in the areas

of youth, education, culture, tourism and sports.”

Serta dalam joint statement pertama dalam pertemuan pertama kepala negara

BRICS:91

We affirm the importance of encouraging the dialogue among

civilizations, cultures, religions and peoples. In this respect, we support

the “Alliance of Civilizations”, a United Nations’ initiative aimed at

building bridges, mutual knowledge and understanding around the

world. We praise the Brazilian decision to host, in Rio de Janeiro, in May

2010, the 3rd Global Forum and confirm our intention to be present at

the event, in appropriate high level.

Walaupun tidak secara eksplisit negara-negara BRICS mengatakan identitas

yang sama sebagai sebuah emerging economies, tetapi dari kerjasama yang ada

dibawah kerangka perjanjian-perjanjian dan tujuan ekonomi, identitas sosial dari

BRICS ini sangat mungkin terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

3.3.2 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Cita-cita dari Negara-negara

BRICS

Negara-negara BRICS memiliki kesamaan cita-cita dalam ranah

perekonomian internasional yaitu membentuk keseimbangan suara dan kesejahteraan

antara negara-negara maju dan berkembang dalam forum-forum internasional seperti

90

“Fourth Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,

http://www.bricsindia.in/fourthSummit.html. 91

“First Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,

http://www.bricsindia.in/firstSummit.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

60

Universitas Indonesia

G-20, IMF, dan Bank Dunia. BRICS menuntut adanya reformasi politik dalam

lembaga tersebut sehingga lebih merata fungsinya untuk negara-negara berkembang.

Cita-cita tersebut dicerminkan melalui peran aktif yang terkoordinasi dalam

pertemuan G-20. BRICS melihat bahwa adanya krisis global menyebabkan

ketidakmerataan bagi negara-negara berkembang. Oleh karena itu, menurut BRICS

IMF dan lembaga keuangan lainnya sudah mencapai fase harus direformasi dan tidak

dikendalikan oleh perekonomian Barat.

Ini adalah salah satu bukti bahwa BRICS memiliki itikad dan cita-cita dalam

menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan oleh krisis. Hal ini tercantum dalam

joint statement para kepala negara BRICS pada BRICS Summit ke-2 sebagai

berikut:92

“We share the perception that the world is undergoing major and swift

changes that highlight the need for corresponding transformations in

global governance in all relevant areas.”

“ We underline our support for a multipolar, equitable and democratic

world order, based on international law, equality, mutual respect,

cooperation, coordinated action and collective decision-making of all

States.”

Serta dalam joint statement pada pertemuan ke-3 BRICS Summit:93

“The 21st century should be marked by peace, harmony, cooperation and

scientific development. Under the theme "Broad Vision, Shared

Prosperity", we conducted candid and in-depth discussions and reached

broad consensus on strengthening BRICS cooperation as well as on

promoting coordination on international and regional issues of common

interest.”

92

“Second Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30November 2012,

http://www.bricsindia.in/secondSummit.html. 93

“Third Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,

http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

61

Universitas Indonesia

Melalui adanya pernyataan tersebut, BRICS menginginkan adanya

kesejahteraan yang merata dari setiap negara. Negara-negara ini juga menghendaki

adanya kondisi dunia yang mulltipolar berbasis pada hukum internasional,

keseimbangan, penghormatan pada hak-hak bersama, kerjasama,aksi yang

terkoordinasi dan pengambilan kebijakan yang kolektif dari sumbangan seluruh

perspektif negara. Selain itu, negara-negara ini juga memiliki cita-cita yang

dipengaruhi dengan adanya keinginan untuk menciptakan perdmaian global dan

progres diberbagai sektor negara.

“We envision a future marked by global peace, economic and social

progress and enlightened scientific temper. We stand ready to work with

others, developed and developing countries together, on the basis of

universally recognized norms of international law and multilateral

decision making, to deal with the challenges and the opportunities before

the world today. Strengthened representation of emerging and developing

countries in the institutions of global governance will enhance their

effectiveness in achieving this objective.”

Negara-negara ini selanjutnya pada pertemuan ke lima di Durban tahun 2013

telah melakukan launching pembuatan Bank untuk negara-negara berkembang yang

berfungsi membantu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dari negara-negara

berkembang khususnya internal anggota BRICS sendiri tanpa mengurangi

keterbukaan fungsi terhadap negara-negara berkembang lainnya. Hal ini diinisiasi

dalam deklarasi dalam joint statement kepala negara pada pertemuan ke empat di

New Delhi BRICS yaitu BRICS telah mempertimbangkan kemungkinan mendirikan

Bank Pembangunan baru untuk memobilisasi sumber daya untuk infrastruktur dan

proyek-proyek pembangunan berkelanjutan di BRICS dan negara berkembang

lainnya, untuk melengkapi upaya yang ada dari lembaga keuangan multilateral dan

regional untuk pertumbuhan dan perkembangan global. BRICS mengarahkan

Menteri Keuangan untuk memeriksa kelayakan dan kelangsungan hidup inisiatif

tersebut, membentuk kelompok kerja bersama untuk studi lebih lanjut, dan

melaporkan kembali pada KTT berikutnya.94

Pengadaan bank tersebut merupakan

94

“Fourth BRICS Summit - Delhi Declaration,” BRICS-India Official Website, diakses 12 Desember

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

62

Universitas Indonesia

upaya dari negara-negara BRICS untuk dapat merealisasikan cita-cita bersama

tersebut.

3.3.3 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Keterdekatan Hubungan dengan

Amerika Serikat

Secara historis, negara-negara BRICS memiliki hubungan yang sensitif

dengan Amerika Serikat yang pada pertengahan abad 20 menjadi hegemoni dan

superpower. Namun dalam 10 tahun terakhir, tepatnya pasca krisis global yang

disebabkan oleh peristiwa subprime mortgage, banyak penurunan yang terjadi di

Amerika, juga kaitannya dengan kemampuan ekonomi dari Amerika Serikat sebagai

superpower. Negara-negara BRICS memiliki keinginan untuk memperkuat

bargaining position dalam perpolitikan internasional yang masih didominasi penuh

oleh Amerika Serikat. Adapun dalam sejarah hubungan dengan Amerika Serikat,

tidak ada dari negara-negara ini yang menjadi musuh militer AS secara langsung.

Selain hubungan secara ideologi dan histori, negara-negara tetap memiliki

hubungan ekonomi yang cukup baik dengan AS dalam hal perdagangan dan investasi.

Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) dalam juta dollar.

Brazil Rusia India China

2001 14466 6264 9737 102278

2002 15781 6870 11818 125193

2003 17910 8618 13055 152436

2004 21160 11891 15572 196682

2005 24436 15307 18804 243470

2006 26367 19828 21831 287774

2007 25644 19314 24073 321443

2012, http://www.bricsindia.in/delhi-declaration.html.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

63

Universitas Indonesia

Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) dalam juta dollar.

(Lanjutan)

2008 30453 26783 25740 337773

2009 20070 18200 21166 296374

2010 17634 19243 22145 264206

Sumber: Census Bureau, AS

Dari gambar diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing negara BRICS

memiliki kerjasama perdagangan yang cukup tinggi dengan AS melalui impor yang

dilakukan oleh negara-negara AS pada negara-negara BRICS. Namun dengan adanya

krisis global, negara-negara BRICS memilih untuk bersatu dalam forum kerjasama

ekonomi dikarenakan menurunnya daya beli AS terhadap komoditas dagang BRICS.

Hal ini dapat dilihat dari melemahnya impor yang dilakukan AS pasca krisis global

pada 2007-2008. Adapun impor yang dilakukan AS pada Afrika Selatan adalah

sebesar 8,2 miliar dollar AS.95

95

“South Africa,” Executive Office of US President, diakses 8 Juli 2013,

http://www.ustr.gov/countries-regions/africa/southern-africa/south-africa.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

64

Universitas Indonesia

BAB 4

KESIMPULAN

Terminologi BRIC awalnya dibuat oleh sebuah ekonom dari institusi

Goldman Sach Jim O‟Neill pada 2001 untuk menandakan beberapa negara yang

memiliki potensi memimpin perekonomian dunia pada 2050 mendatang yaitu Brazil,

Rusia, India, dan China. Krisis ekonomi yang melanda dunia pada 2007-2008

menjadi sebuah momentum bersatunya negara-negara tersebut. Negara-negara

tersebut merupakan negara dengan pertumbuhan perekonomian yang pesat pada 10

tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan bertumbuhnya Gross Domestic Product atau

GDP masing-masing negara secara simultan. Adapun pada saat krisis global melanda,

negara-negara ini memiliki ketahanan yang dibuktikan dengan tidak terpengaruhnya

pertumbuhan GDP secara signifikan seperti yang dilanda oleh negara-negara di dunia.

Pada 2009 negara-negara ini membentuk sebuah forum ekonomi BRIC yang

kemudian berubah nomenklatur menjadi BRICS setelah masuknya Afrika Selatan 2

tahun setelahnya (S untuk South Africa).

Walaupun dikategorikan sebagai negara-negara emerging economies, negara-

negara BRICS memiliki banyak perbedaan dari segi historis, geografis, dan sosial.

Perbedaan ini sedikit banyak memberikan dampak pada penyesuaian BRICS, akan

tetapi kepala negara BRICS telah lebih dulu melakukan komitmen kerjasama yang

dibentuk melalui perjanjian-perjanjian pembangunan ekonomi yang dievaluasi dan

ditindaklanjuti setiap tahunnya. Komitmen kerjasama tersebut lebih menonjolkan sisi

ekonomi yang tidak bersinggungan dengan kondisi domestik masing-masing negara.

Forum BRICS selanjutnya menjadi sebuah fenomena bagi dunia internasional,

mengingat kuatnya citra persatuan suara dalam pengambilan kebijakan di forum-

forum ekonomi internasional seperti di IMF dan Bank Dunia. BRICS sedikit banyak

mewakili suara negara-negara berkembang lainnya. Negara-negara BRICS

melakukan pertemuan tahunan berupa Annual BRICS Summit.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

65

Universitas Indonesia

Liberalisme dengan integrasi ekonominya melihat pada adanya itikad dari

negara-negara BRICS untuk memperkuat kerjasama yang ditujukan sebagai upaya

peningkatan pertumbuhan perekonomian negara. Kerjasama-kerjasama tersebut

adalah kerjasama perdagangan, investasi, serta kerjasama ekonomi lainnya. Negara-

negara BRICS melihat potensi ekonomi dan kekuatan comparative advantage antara

satu sama lain. Dengan begitu, kepala-kepala negara BRICS optimis terhadap

kerjasama yang berorientasi jangka panjang. Adapun komitmen dari adanya

keinginan untuk bekerjasama dalam perdagangan, investasi, dan kerjasama

perekoomian lainnya dapat dilihat melalui pembentukan The Contact Group on

Economic and Trade Issues (CGETI) yang menjadi sarana dalam menyatukan

perspektif kebijakan masing-masing negara dalam praktik kerjasama multilateral

antarnegara BRICS tersebut. CGETI ini merupakan platform kunci dari anggota-

anggota BRICS untuk saling bertukar pandangan mengenai perspektif yang menjadi

basis koordinasi dan kerjasama ekonomi.

Selain itu, CGETI tersebut disusul oleh beberapa perjanjian perdagangan

bebas dalam upaya mengurangi hambatan-hambatan hubungan dagang dari masing-

masing negara. Hal ini disebabkan belum adanya hubungan dagang yang kuat

sebelumnya dari masing-masing negara anggota BRICS kecuali terhadap China.

Melalui prinsip integrasi ekonomi, negara-negara ini dapat semakin memperbesar

pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam tataran praktis, yaitu dalam kerjasama

perdagangan dan investasi, negara-negara ini telah memperlihatkan signifikansi yang

cukup besar, yaitu dengan meningkatnya kerjasama dagang sebanyak 6 kali pada 10

tahun terakhir mencapai 360 miliar dollar AS pada tahun 2012. Selain itu, negara-

negara ini memiliki itikad kuat untuk memiliki cadangan keuangan bersama dalam

mendanai kebutuhan-kebutuhan kerjasama.

Adapun realisme melihat forum BRICS ini sebagai sebuah bentuk kesatuan

dalam upaya memperkuat basis power dari segi ekonomi masing-masing negara.

Negara-negara BRICS memiliki itikad dalam mempengaruhi ekonomi politik global

dan mempengaruhi suara dalam forum-forum ekonomi politik internasional. Salah

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

66

Universitas Indonesia

satunya dengan mengampanyekan reformasi IMF dan Bank Dunia. Negara-negara

BRICS memberikan sumbangan dana pada IMF dalam bailout Eurozone sebesar 75

miliar dollar AS. Hal ini dilakukan sejalan dengan misi untuk mereformasi IMF dan

Bank Dunia, yaitu dengan memutar posisi pengambil kebijakan dari negara-negara

maju menuju negara-negara berkembang. Selain itu, negara-negara BRICS juga

menyalahkan negara-negara Barat atas kebijakan yang diberlakukan di forum-forum

ekonomi tersebut yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.

Selain itu, negara-negara BRICS berupaya membentuk struktur keuangan

yang mengakomodir kepentingan-kepentingan negara berkembang melalui

pembentukan BRICS Development Bank. BRICS Development Bank oleh sebagian

analis ekonomi dari BRICS merupakan sebuah alat untuk menantang supremasi barat

dan dollar-nya. Bank ini memberlakukan kebijakan penggunaan mata uang lokal

dalam kerjasama perdagangan, investasi, dan kerjasama ekonomi lainnya dalam

BRICS. Kepala-kepala negara ini tidak secara langsung mengatakan bahwa forum ini

merupakan sebuah aliansi ekonomi dalam menyeimbangi kekuatan lain. Namun

melalui komitmen kerjasama dan kebijakan yang ditelurkan, negara-negara ini

memperlihatkan adanya tendensi penggunaan kekuatan ekonomi (economic power)

dalam persatuan suara membendung supremasi dunia Barat.

Sedangkan konstruktivisme dengan identitas kolektifnya, mencoba melihat

BRICS melalui adanya persatuan berdasarkan kesamaan identitas. Adapun secara

sosial domestik, negara-negara ini memiliki latar belakang yang berbeda. Namun

secara konstruksi sosial dalam tataran internasional, negara-negara ini telah

memperlihatkan sebuah identitas sebagai emerging economies. Yaitu negara-negara

dengan kemampuan ekonomi serupa. Kesamaan identitas ini kemudian mendorong

adanya persatuan setelah terjadinya krisis global. Dalam hal ini, terdapat faktor

ekonomi di luar kuasa negara yang semakin mendorong negara-negara untuk bersatu

membentuk sebuah forum yang berimplikasi pada suara secara kolektif dalam

beberapa isu ekonomi internasional (dalam forum-forum ekonomi internasional).

Kerja kolektif ini diperkuat melalui adanya kesamaan cita-cita yaitu membentuk

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

67

Universitas Indonesia

kondisi dunia yang stabil dan seimbang antara negara-negara maju dan berkembang.

Negara-negara ini menginginkan adanya persamaan hak bagi negara-negara

berkembang dalam memberikan kebijakan. Oleh karena itu, negara-negara ini

memperkuat kerjasama dan kerja-kerja nyata untuk merealisasikan hal tersebut.

Identitas kolektif sedikit banyak memberikan kontribusi dalam memandang

faktor yang mempersatukan negara-negara BRICS dalam sebuah forum, yaitu melalui

adanya kesamaan identitas, harapan, dan keterdekatan dengan Amerika Serikat.

Selain itu, kesamaan keterdekatan hubungan dengan Amerika Serikat yang tidak

terlalu kuat secara kesamaan ideologi semakin mempermudah gerak dari negara-

negara ini dalam mengakomodir tujuan bersama disamping hubungan dagang yang

cukup baik. Namun, krisis global menjadikan hubungan dagang BRICS dengan AS

melemah sehingga negara-negara BRICS memilih untuk memperkuat kerjasama

ekonomi antara satu sama lain. Komitmen yang ada dalam forum BRICS juga

disatukan melalui redefinisi cara pandang dalam bergerak melalui perjanjian-

perjanjian kerjasama yang bertujuan menguntungkan semua pihak. Negara-negara ini

juga mengabaikan hal-hal yang menghambat penyatuan cita-cita bersama seperti

perbedaan historis, geografis dan sosial domestik. Dalam hal ini konstruktivisme

dapat menjelaskan BRICS melalui negara sebagai aktor yang bersatu tanpa

mengesampingkan adanya potensi penyatuan budaya di masa yang akan datang.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

68

Universitas Indonesia

Penyederhanaan dari kesimpulan diatas dapat digambarkan melalui tabel

berikut ini:

Liberalisme Realisme Konstruktivisme

Bentuk Forum Integrasi ekonomi Aliansi ekonomi Identitas kolektif

Prinsip

Pembentukan

Forum

Kerjasama

ekonomi

Kepentingan

nasional

Kesamaan persepsi

identitas

Paramater

Kekuatan Forum

Hubungan

kerjasama

perdagangan dan

investasi

antarnegara

Kekuatan pengaruh

(Leverage) di level

internasional

ditunjang oleh

kekuatan GDP

masing-masing

negara

Kekuatan visi

bersama terhadap

komunitas

internasional,

kekuatan kesamaan

identitas sebagai

emerging

economies,

kekuatan kesamaan

keterdekatan

dengan AS.

Tujuan

Keberadaan

Forum BRICS

Meningkatan

volume

Perdagangan dan

investasi guna

memperkuat

efektifitas dan

efisiensi

perekonomian

negara.

Meningkatkan

pengaruh atau

leverage BRICS

dalam dinamika

ekonomi politik

internasional.

Meningkatkan

penyatuan identitas

dan persepsi untuk

merealisasikan visi

bersama.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

69

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Balaam, David dan Michael Veseth, Introduction to International Political Economy.

New Jersey: Hall, 1996.

Barkin, J. Samuel. International Organization: Theories and Institution. New York:

Palgrave Macmillan, 2006.

Beausang-Hunter, Francesca A. Globalization and the BRICs: Why the BRICs Will

Not Rule the World For Long. New York: Palgrave Macmillan, 2012.

Cassiolato, José Eduardo, dan Helena Maria Martins Lastres. “Science, Technology,

and Innovation Policies in the BRICS Countries: an Introduction.” Dalam

BRICS and Development Alternatives: Innovation System and Policies,

diedit oleh José Eduardo Cassiolato dan Virginia Vitorino, 9. Anthem Press,

2011.

Checkel, Jeffrey T. “Constructivism and Foreign Policy.” Dalam Foreign Policy:

Theories, Actors, Cases, diedit oleh Steve Smith, Amelia Hadfield dan Tim

Dunne. New York: Oxford University Press, 2008.

Fierke, K.M. “Constructivism.” Dalam International Relation Theories: Discipline

and Diversity: Second Edition, diedit oleh Tim Dunne, dan lain-lain, 179-

180. New York: Oxford University Press, 2010.

Goff, Patricia. “A Comment on the Effective Possibilities of Multilateralism.” Dalam

Can the World Be Governed?: Possibilities for Effective Multilateralism The

Center for International Governance Innovation (CIGI) and Wilfrid Laurier.

University Press, 2008.

Yadong Luo. Mutinational Enterprise in Emerging Markets. Copenhagen:

Copenhagen Business School Press, 2002.

Pease, Kelly-Kate S. International Organization. Pearson Prentice Hall, 2007.

Rosenau, James. “Toward an Ontology for Global Governance.” Dalam Approaches

to Global Governance Theory, diedit oleh Martin Hewson dan Timothy J.

Sinclair. State University of New York, 1990.

Roskin, Michael G. National Interest, From Abstraction to Strategy. Carlisle Barracks,

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

70

Universitas Indonesia

PA: Strategic Studies Institute, U.S. Army War College, 1994.

Sheehan, Michael. The Balance of Power: History and Theory. Routledge, 1996.

Strenger, Natascha. Understanding BRICs: A Closer Look for Predicted Development

of Brazil, Russia, India, and China as a Group. Munich: GRIN Publishing

GmbH, 2011.

Walt, Stephen. The Origins of Alliances. Cornell University Press, 1990.

Wilson, Dominic dan Roopa Purushothaman. “Dreaming With BRICs: The Path to

2050.” Dalam Emerging Economies and The Transformation of International

Business, diedit oleh Subhash Chandra Jain, 3. UK: Edward Elgar, 2006.

Sumber Jurnal:

Armijo, Leslie Elliot. “The BRICS Countries As Analytical Category: Mirrage or

Insight?.” Asian Perspective 31, no.4.

Colin, Sébastien. “The Development of the Border between China and Russia.”

CERI, no. 96 (2003): 43.

Hopf, Ted. “The Promise of Constructivism in International Relations Theory.”

International Security 23, no.1 (1998).

Pham, J. Peter. “What is in The National Interest? Hans Morgenthau‟s Realist Vision

and American Foregn Policy.” American Foreign Policy Interest 30, no. 3

(2008): 257.

Pradumna B. Rana. “Evolving Global Economic Architecture:Will We have a New

Bretton Woods?” RSIS Working Paper, no. 21.

Walt, Stephen. “Alliance Formation and the Balance of World Power”. International

Security 9, no. 4 (1985).

Wendt, Alexander. “Collective Identity Formation and The International State.”

American Political Review 88, no. 2 (1992): 384.

Wendt, Alexander. “Constructing International Politics.” International Security 20,

no.1 (1995): 81.

Wylie, Gilian. “Social Movement and International Change: The Case of „Detente

from Below‟.” The International Journal of Peace Studies 4, no.2. Diakses

dari http://www.gmu.edu/programs/icar/ijps/vol4_2/wylie.htm.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

71

Universitas Indonesia

Sumber Artikel:

______ “Realist Theory,” 10 Mei 2013,

http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/sam

plechapter/0205059589.pdf.

______ “Useful Concept of National Interest and Goal,” 24 Februari 2013,

http://home.comcast.net/~lionelingram/National_Interests_rev2010.pdf.

______“World Economic Outlook,”

diakses 6 Juni 2013,

http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx.

Frayer, Kevin. “What They Said : The BRICS Summit..” Washington23, 5 Juni 2013.

http://www.washington23.com/2012/03/30/what-they-said-the-brics-

summit/.

Hatcher, Jane B. “South Africa‟s businesses ready for BRICS.” NZweek, 5 juni 2013.

http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics-

56613/.

Haub, Carl. “The BRIC Countries.” Diakses dari

http://www.prb.org/Articles/2012/brazil-russia-india-china.aspx.

IANS. “BRICS SUMMIT - Fast at a Glance.” Thaindian News, 5 Juni 2013.

http://www.thaindian.com/newsportal/uncategorized/brics-summit-facts-at-

a-glance_100607723.html.

Jason. “China in Africa:South Africa Joins BRICs Summit.” Global Sherpa, 6 Juli

2013. http://www.globalsherpa.org/china-africa-brics.

Jonatan, Masters. “The World Bank Group.” Diakses dari http://www.cfr.org/world-

bank/world-bank-group/p27990.

Lendman, Stephen. “New BRICS Development Bank Announced.” The People’s

Voice, 3 Juni 2013.

http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-

development-bank-announced.

Nechaev, Alexander. “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic

Crisis.” Buziness Africa, 5 Juni 2013.

http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id

=844%3Abrics-an-instrument-for-addressing-the-global-economic-

crisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

72

Universitas Indonesia

Noury, Valerie. “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent

accession to the BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by

both president Zuma as well as the leaders of the original four nations, and

mutual benefit seems to be assured (BRICS).” African Business, 3 Juni 2013.

http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html.

Polgreen, Lydia. “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank.”

New York Times, 19 Mei 2013.

http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-

development-bank.html?_r=0.

Stuenkel, Oliver. “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?.” Post Western World, 6 Juli

2013. http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intra-

brics-trade/#comment-65838.

Young, Victoria. “Macquarie Launches Australia's First BRIC Funds.” Investor Daily,

10 Desember 2012.

http://www.investordaily.com/cps/rde/xchg/id/style/801.htm?rdeCOQ=SID-

3F579BCE-819F182C&rdeCOQ=SID-0A3D9633-76451A98

Watson, Michael P. “Balance of Power vs Balance of Threat: The Case of China and

Pakistan.” Diakses dari http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a401282.pdf.

Waqar, Irina, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?.”

Ceoworld Magazine, 12 Desember 2012.

http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-own-

development-bank-and-crisis-fund.

Wicken, Geoff. “Growth Markets: Why The BRICs Are so Important.” Experian, 5

Juni 2013. http://www.experian.com/blogs/marketing-

forward/2011/05/06/growth-markets-why-the-brics-are-so-important/.

“About BRICS.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012.

http://www.bricsindia.in/about.html.

“BRICS Trade and Investment Cooperation Framework.” BRICS-South Africa

Official Website. Diakses 20 Mei 2013.

http://www.info.gov.za/speech/DynamicAction?pageid=461&sid=35318&tid

=102965.

“Fifth BRICS Summit.” BRICS-South Africa Official Website. Diakses 7 Juni 2013,

http://www.brics5.co.za/.

“First Summit.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

73

Universitas Indonesia

http://www.bricsindia.in/firstSummit.html.

“Fourth BRICS Summit New Delhi.” BRICS-India Official Website. Diakses 30

November 2012. http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html.

“Joint statement of the BRICS Countries‟ Leaders.” President of Russia Official Web

Portal. Diakses 7 Juni 2013.

http://archive.kremlin.ru/eng/text/docs/2009/06/217963.shtml.

“Second BRIC Summit.” BRICS-South Africa Official Website. Diakses 7 Juni 2013.

http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/.

“South Africa.” Executive Office of US President. Diakses 8 Juli 2013.

http://www.ustr.gov/countries-regions/africa/southern-africa/south-africa.

“The BRICS Report.” BRICS-India Official Website. Diakses 1 Desember 2012,

http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf .

“Third Meeting of The BRICS Trade Ministers.” Trade and Industry Department of

South Africa. Diakses 20 Mei 2013

http://www.thedti.gov.za/brics/communique.pdf.

“Third Summit.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012.

http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html. People’s Daily Online. “Full

Text of Sanya Declaration of the BRICS Leaders Meeting.” 7 Juni 2013,

http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/7351063.html.

Eurostate. “International Trade in Goods.” 6 Juli 2013,

http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/International_

trade_in_goods.

SABC News. “South Africa‟s Involvment in BRICS.” 7 Juli 2013,

http://www.sabc.co.za/news/f1/be30b2804ef2061d9007913a187502c4/South

-Africa%E2%80%99s-involvement-in-BRICS-20130319.

Takkar. “Happy Durban delivered India?s BRICS demands: PM.” 3 Juni 2013,

http://news.takkarr.com/others/men-posing-as-bses-employees-rob-

businessman-s-house-63469/.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Lampiran 1 Matriks Joint Statement Kepala Negara

BRICS

First Decalaration Second Declaration Third Declaration Forth Declaration Fifth Declaration

Joint Statement of the

BRIC Countries

Leaders

II BRIC Summit - Joint

Statement

Sanya Declaration

Delhi Declaration eThekwini Declaration

June 16, 2009

Yekaterinburg, Russia

April 16, 2010

Brasilia

April 14, 2011

Sanya

March 29, 2012

New Delhi

March 27, 2013

Durban

We, the leaders of the

Federative Republic of

Brazil, the Russian

Federation, the

Republic of India and

the People‟s Republic

of China, have

discussed the current

situation in global

economy and other

pressing issues of

global development,

and also prospects for

further strengthening

collaboration within the

BRIC, at our meeting

in Ekaterinburg on 16

June, 2009.

We have arrived at

the following

conclusions:

1. We stress the

We, the leaders of the

Federative Republic of Brazil,

the Russian Federation, the

Republic of India and the

People‟s Republic of China, met

in Brasília on 15 April 2010 to

discuss major issues of the

international agenda as well as

concrete steps to move forward

the cooperation and

coordination within BRIC.

We have agreed on the

following:

Common Vision and Global

Governance

1. We share the perception

that the world is

undergoing major and

swift changes that

highlight the need for

corresponding

transformations in global

1. We, the Heads of State and

Government of the

Federative Republic of

Brazil, the Russian

Federation, the Republic of

India, the People's

Republic of China and the

Republic of South Africa,

met in Sanya, Hainan,

China for the BRICS

Leaders Meeting on 14

April 2011.

2. The Heads of State and

Government of Brazil,

Russia, India and China

welcome South Africa

joining the BRICS and

look forward to

strengthening dialogue and

cooperation with South

Africa within the forum.

3. It is the overarching

1. We, the leaders of the Federative

Republic of Brazil, the Russian

Federation, the Republic of India, the

People's Republic of China and the

Republic of South Africa, met in New

Delhi, India, on 29 March 2012 at the

Fourth BRICS Summit. Our

discussions, under the overarching

theme, “BRICS Partnership for Global

Stability, Security and Prosperity”,

were conducted in an atmosphere of

cordiality and warmth and inspired by

a shared desire to further strengthen

our partnership for common

development and take our cooperation

forward on the basis of openness,

solidarity, mutual understanding and

trust.

2. We met against the backdrop of

developments and changes of

contemporary global and regional

importance - a faltering global recovery

1. We, the leaders of the Federative

Republic of Brazil, the Russian

Federation, the Republic of India,

the People‟s Republic of China

and the Republic of South Africa,

met in Durban, South Africa, on

27 March 2013 at the Fifth

BRICS Summit. Our discussions

took place under the overarching

theme, “BRICS and Africa:

Partnership for Development,

Integration and Industrialisation”.

The Fifth BRICS Summit

concluded the first cycle of

BRICS Summits and we

reaffirmed our commitment to the

promotion of international law,

multilateralism and the central

role of the United Nations (UN).

Our discussions reflected our

growing intra-BRICS solidarity as

well as our shared goal to

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

central role

played by the G20

Summits in

dealing with the

financial crisis.

They have

fostered

cooperation,

policy

coordination and

political dialogue

regarding

international

economic and

financial matters.

2. We call upon all

states and relevant

international

bodies to act

vigorously to

implement the

decisions adopted

at the G20

Summit in

London on 2

April, 2009. We

shall cooperate

closely among

ourselves and

with other

partners to ensure

further progress

of collective

action at the next

governance in all relevant

areas.

2. We underline our support

for a multipolar, equitable

and democratic world

order, based on

international law, equality,

mutual respect,

cooperation, coordinated

action and collective

decision-making of all

States.

3. We stress the central role

played by the G-20 in

combating the crisis

through unprecedented

levels of coordinated

action. We welcome the

fact that the G-20 was

confirmed as the premier

forum for international

economic coordination and

cooperation of all its

member states. Compared

to previous arrangements,

the G-20 is broader, more

inclusive, diverse,

representative and

effective. We call upon all

its member states to

undertake further efforts to

implement jointly the

decisions adopted at the

three G-20 Summits.

objective and strong

shared desire for peace,

security, development and

cooperation that brought

together BRICS countries

with a total population of

nearly 3 billion from

different continents.

BRICS aims at

contributing significantly

to the development of

humanity and establishing

a more equitable and fair

world.

4. The 21st century should be

marked by peace,

harmony, cooperation and

scientific development.

Under the theme "Broad

Vision, Shared Prosperity",

we conducted candid and

in-depth discussions and

reached broad consensus

on strengthening BRICS

cooperation as well as on

promoting coordination on

international and regional

issues of common interest.

5. We affirm that the BRICS

and other emerging

countries have played an

important role in

contributing to world

peace, security and

made more complex by the situation in

the euro zone; concerns of sustainable

development and climate change which

take on greater relevance as we

approach the UN Conference on

Sustainable Development (Rio+20) and

the Conference of Parties to the

Convention on Biological Diversity

being hosted in Brazil and India

respectively later this year; the

upcoming G20 Summit in Mexico and

the recent 8th WTO Ministerial

Conference in Geneva; and the

developing political scenario in the

Middle East and North Africa that we

view with increasing concern. Our

deliberations today reflected our

consensus to remain engaged with the

world community as we address these

challenges to global well-being and

stability in a responsible and

constructive manner.

3. BRICS is a platform for dialogue and

cooperation amongst countries that

represent 43% of the world‟s

population, for the promotion of peace,

security and development in a multi-

polar, inter-dependent and increasingly

complex, globalizing world. Coming,

as we do, from Asia, Africa, Europe

and Latin America, the transcontinental

dimension of our interaction adds to its

value and significance.

4. We envision a future marked by global

contribute positively to global

peace, stability, development and

cooperation. We also considered

our role in the international

system as based on an inclusive

approach of shared solidarity and

cooperation towards all nations

and peoples.

2. We met at a time which requires

that we consider issues of mutual

interest and systemic importance

in order to share concerns and to

develop lasting solutions. We aim

at progressively developing

BRICS into a full-fledged

mechanism of current and long-

term coordination on a wide range

of key issues of the world

economy and politics. The

prevailing global governance

architecture is regulated by

institutions which were conceived

in circumstances when the

international landscape in all its

aspects was characterised by very

different challenges and

opportunities. As the global

economy is being reshaped, we

are committed to exploring new

models and approaches towards

more equitable development and

inclusive global growth by

emphasising complementarities

and building on our respective

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

G20 Summit to be

held in Pittsburgh

in September

2009. We look

forward to a

successful

outcome of the

United Nations

Conference on the

World Financial

and Economic

Crisis and its

Impact on

Development to

be held in New

York on 24-26

June 2009.

3. We are committed

to advance the

reform of

international

finàncial

institutions, so as

to reflect changes

in the world

economy. The

emerging and

developing

economies must

have greater voice

and representation

in international

financial

institutions, and

4. We advocate the need for

the G-20 to be proactive

and formulate a coherent

strategy for the post-crisis

period. We stand ready to

make a joint contribution

to this effort.

5. We express our strong

commitment to multilateral

diplomacy with the United

Nations playing the central

role in dealing with global

challenges and threats. In

this respect, we reaffirm

the need for a

comprehensive reform of

the UN, with a view to

making it more effective,

efficient and

representative, so that it

can deal with today‟s

global challenges more

effectively. We reiterate

the importance we attach

to the status of India and

Brazil in international

affairs, and understand and

support their aspirations to

play a greater role in the

United Nations.

6. We believe the deepened

and broadened dialogue

and cooperation of the

BRIC countries is

stability, boosting global

economic growth,

enhancing multilateralism

and promoting greater

democracy in international

relations.

6. In the economic, financial

and development fields,

BRICS serves as a major

platform for dialogue and

cooperation. We are

determined to continue

strengthening the BRICS

partnership for common

development and advance

BRICS cooperation in a

gradual and pragmatic

manner, reflecting the

principles of openness,

solidarity and mutual

assistance. We reiterate

that such cooperation is

inclusive and non-

confrontational. We are

open to increasing

engagement and

cooperation with non-

BRICS countries, in

particular emerging and

developing countries, and

relevant international and

regional organizations.

7. We share the view that the

world is undergoing far-

peace, economic and social progress

and enlightened scientific temper. We

stand ready to work with others,

developed and developing countries

together, on the basis of universally

recognized norms of international law

and multilateral decision making, to

deal with the challenges and the

opportunities before the world today.

Strengthened representation of

emerging and developing countries in

the institutions of global governance

will enhance their effectiveness in

achieving this objective.

5. We are concerned over the current

global economic situation. While the

BRICS recovered relatively quickly

from the global crisis, growth prospects

worldwide have again got dampened

by market instability especially in the

euro zone. The build-up of sovereign

debt and concerns over medium to

long-term fiscal adjustment in

advanced countries are creating an

uncertain environment for global

growth. Further, excessive liquidity

from the aggressive policy actions

taken by central banks to stabilize their

domestic economies have been spilling

over into emerging market economies,

fostering excessive volatility in capital

flows and commodity prices. The

immediate priority at hand is to restore

market confidence and get global

economic strengths.

3. We are open to increasing our

engagement and cooperation with

non-BRICS countries, in

particular Emerging Market and

Developing Countries (EMDCs),

and relevant international and

regional organisations, as

envisioned in the Sanya

Declaration. We will hold a

Retreat together with African

leaders after this Summit, under

the theme, “Unlocking Africa‟s

potential: BRICS and Africa

Cooperation on Infrastructure”.

The Retreat is an opportunity for

BRICS and African leaders to

discuss how to strengthen

cooperation between the BRICS

countries and the African

Continent.

4. Recognising the importance of

regional integration for Africa‟s

sustainable growth, development

and poverty eradication, we

reaffirm our support for the

Continent‟s integration processes.

5. Within the framework of the New

Partnership for Africa‟s

Development (NEPAD), we

support African countries in their

industrialisation process through

stimulating foreign direct

investment, knowledge exchange,

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

their heads and

senior leadership

should be

appointed through

an open,

transparent, and

merit-based

selection process.

We also believe

that there is a

strong need for a

stable, predictable

and more

diversified

international

monetary system.

4. We are convinced

that a reformed

financial and

economic

architecture

should be based,

inter alia, on the

following

principles:

democratic and

transparent

decision-making

and

implementation

process at the

international

financial

organizations;

conducive not only to

serving common interests

of emerging market

economies and developing

countries, but also to

building a harmonious

world of lasting peace and

common prosperity. We

have agreed upon steps to

promote dialogue and

cooperation among our

countries in an

incremental, proactive,

pragmatic, open and

transparent way.

International Economic and

Financial Issues

7. The world economic

situation has improved

since our first meeting in

June 2009, in

Ekaterinburg. We

welcome the resumption of

economic growth, in which

emerging market

economies are playing a

very important role.

However, we recognize

that the foundation of

world economic recovery

is not yet solid, with

uncertainties remaining.

We call upon all states to

strengthen macroeconomic

reaching, complex and

profound changes, marked

by the strengthening of

multipolarity, economic

globalization and

increasing

interdependence. While

facing the evolving global

environment and a

multitude of global threats

and challenges, the

international community

should join hands to

strengthen cooperation for

common development.

Based on universally

recognized norms of

international law and in a

spirit of mutual respect and

collective decision

making, global economic

governance should be

strengthened, democracy

in international relations

should be promoted, and

the voice of emerging and

developing countries in

international affairs should

be enhanced.

8. We express our strong

commitment to multilateral

diplomacy with the United

Nations playing the central

role in dealing with global

growth back on track. We will work

with the international community to

ensure international policy

coordination to maintain

macroeconomic stability conducive to

the healthy recovery of the global

economy.

6. We believe that it is critical for advanced

economies to adopt responsible

macroeconomic and financial policies,

avoid creating excessive global

liquidity and undertake structural

reforms to lift growth that create jobs.

We draw attention to the risks of large

and volatile cross-border capital flows

being faced by the emerging

economies. We call for further

international financial regulatory

oversight and reform, strengthening

policy coordination and financial

regulation and supervision cooperation,

and promoting the sound development

of global financial markets and banking

systems.

7. In this context, we believe that the

primary role of the G20 as premier

forum for international economic

cooperation at this juncture is to

facilitate enhanced macroeconomic

policy coordination, to enable global

economic recovery and secure financial

stability, including through an

improved international monetary and

financial architecture. We approach the

capacity-building and

diversification of imports from

Africa. We acknowledge that

infrastructure development in

Africa is important and recognise

the strides made by the African

Union to identify and address the

continent‟s infrastructure

challenges through the

development of the Programme

for Infrastructure Development in

Africa (PIDA), the AU NEPAD

Africa Action Plan (2010-2015),

the NEPAD Presidential

Infrastructure Championing

Initiative (PICI), as well as the

Regional Infrastructure

Development Master Plans that

have identified priority

infrastructure development

projects that are critical to

promoting regional integration

and industrialisation. We will

seek to stimulate infrastructure

investment on the basis of mutual

benefit to support industrial

development, job-creation, skills

development, food and nutrition

security and poverty eradication

and sustainable development in

Africa. We therefore, reaffirm our

support for sustainable

infrastructure development in

Africa.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

solid legal basis;

compatibility of

activities of

effective national

regulatory

institutions and

international

standard-setting

bodies;

strengthening of

risk management

and supervisory

practices.

5. We recognize the

important role

played by

international trade

and foreign direct

investments in the

world economic

recovery. We call

upon all parties to

work together to

improve the

international trade

and investment

environment. We

urge the

international

community to

keep the

multilateral

trading system

stable, curb trade

cooperation, jointly secure

world economic recovery

and achieve a strong,

sustainable and balanced

growth. We reiterate our

determination to make

positive efforts in

maintaining domestic

economic recovery and

promoting development in

our own countries and

worldwide.

8. We underline the

importance of maintaining

relative stability of major

reserve currencies and

sustainability of fiscal

policies in order to achieve

a strong, long-term

balanced economic

growth.

9. We are convinced that

emerging market

economies and developing

countries have the

potential to play an even

larger and active role as

engines of economic

growth and prosperity,

while at the same time

commit to work together

with other countries

towards reducing

imbalances in global

challenges and threats. In

this respect, we reaffirm

the need for a

comprehensive reform of

the UN, including its

Security Council, with a

view to making it more

effective, efficient and

representative, so that it

can deal with today's

global challenges more

successfully. China and

Russia reiterate the

importance they attach to

the status of India, Brazil

and South Africa in

international affairs, and

understand and support

their aspiration to play a

greater role in the UN.

9. We underscore that the

concurrent presence of all

five BRICS countries in

the Security Council

during the year of 2011 is

a valuable opportunity to

work closely together on

issues of peace and

security, to strengthen

multilateral approaches

and to facilitate future

coordination on issues

under UN Security

Council consideration. We

next G20 Summit in Mexico with a

commitment to work with the

Presidency, all members and the

international community to achieve

positive results, consistent with

national policy frameworks, to ensure

strong, sustainable and balanced

growth.

8. We recognize the importance of the

global financial architecture in

maintaining the stability and integrity

of the global monetary and financial

system. We therefore call for a more

representative international financial

architecture, with an increase in the

voice and representation of developing

countries and the establishment and

improvement of a just international

monetary system that can serve the

interests of all countries and support

the development of emerging and

developing economies. Moreover,

these economies having experienced

broad-based growth are now significant

contributors to global recovery.

9. We are however concerned at the slow

pace of quota and governance reforms

in the IMF. We see an urgent need to

implement, as agreed, the 2010

Governance and Quota Reform before

the 2012 IMF/World Bank Annual

Meeting, as well as the comprehensive

review of the quota formula to better

reflect economic weights and enhance

6. We note policy actions in Europe,

the US and Japan aimed at

reducing tail-risks in the world

economy. Some of these actions

produce negative spillover effects

on other economies of the world.

Significant risks remain and the

performance of the global

economy still falls behind our

expectations. As a result,

uncertainty about strength and

durability of the recovery and the

direction of policy in some major

economies remains high. In some

key countries unemployment

stays unusually elevated, while

high levels of private and public

indebtedness inhibit growth. In

such circumstances, we reaffirm

our strong commitment to support

growth and foster financial

stability. We also underscore the

need for appropriate action to be

taken by advanced economies in

order to rebuild confidence, foster

growth and secure a strong

recovery.

7. Central Banks in advanced

economies have responded with

unconventional monetary policy

actions which have increased

global liquidity. While this may

be consistent with domestic

monetary policy mandates, major

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

protectionism,

and push for

comprehensive

and balanced

results of the

WTO‟s Doha

Development

Agenda.

6. The poorest

countries have

been hit hardest

by the financial

crisis. The

international

community needs

to step up efforts

to provide

liquidity for these

countries. The

international

community

should also strive

to minimize the

impact of the

crisis on

development and

ensure the

achievement of

the Millennium

Development

Goals. Developed

countries should

fulfill their

commitment of

economic development

and fostering social

inclusion.

10. G-20 members, with a

significant contribution

from BRIC countries, have

greatly increased resources

available to the IMF. We

support the increase of

capital, under the principle

of fair burden-sharing, of

the International Bank for

Reconstruction and

Development and of the

International Finance

Corporation, in addition to

more robust, flexible and

agile client-driven support

for developing economies

from multilateral

development banks.

11. Despite promising positive

signs, much remains to be

done. We believe that the

world needs today a

reformed and more stable

financial architecture that

will make the global

economy less prone and

more resilient to future

crises, and that there is a

greater need for a more

stable, predictable and

diversified international

are deeply concerned with

the turbulence in the

Middle East , the North

African and West African

regions and sincerely wish

that the countries affected

achieve peace, stability,

prosperity and progress

and enjoy their due

standing and dignity in the

world according to

legitimate aspirations of

their peoples. We share the

principle that the use of

force should be avoided.

We maintain that the

independence, sovereignty,

unity and territorial

integrity of each nation

should be respected.

10. We wish to continue our

cooperation in the UN

Security Council on Libya.

We are of the view that all

the parties should resolve

their differences through

peaceful means and

dialogue in which the UN

and regional organizations

should as appropriate play

their role. We also express

support for the African

Union High-Level Panel

Initiative on Libya.

the voice and representation of

emerging market and developing

countries by January 2013, followed by

the completion of the next general

quota review by January 2014. This

dynamic process of reform is necessary

to ensure the legitimacy and

effectiveness of the Fund. We stress

that the ongoing effort to increase the

lending capacity of the IMF will only

be successful if there is confidence that

the entire membership of the institution

is truly committed to implement the

2010 Reform faithfully. We will work

with the international community to

ensure that sufficient resources can be

mobilized to the IMF in a timely

manner as the Fund continues its

transition to improve governance and

legitimacy. We reiterate our support for

measures to protect the voice and

representation of the IMF's poorest

members.

10. We call upon the IMF to make its

surveillance framework more

integrated and even-handed, noting that

IMF proposals for a new integrated

decision on surveillance would be

considered before the IMF Spring

Meeting.

11. In the current global economic

environment, we recognise that there is

a pressing need for enhancing the flow

of development finance to emerging

Central Banks should avoid the

unintended consequences of these

actions in the form of increased

volatility of capital flows,

currencies and commodity prices,

which may have negative growth

effects on other economies, in

particular developing countries.

8. We welcome the core objectives

of the Russian Presidency in the

G20 in 2013, in particular the

efforts to increased financing for

investment and ensure public debt

sustainability aimed at ensuring

strong, sustainable, inclusive and

balanced growth and job creation

around the world. We will also

continue to prioritise the G20

development agenda as a vital

element of global economic

stability and long-term

sustainable growth and job

creation.

9. Developing countries face

challenges of infrastructure

development due to insufficient

long-term financing and foreign

direct investment, especially

investment in capital stock. This

constrains global aggregate

demand. BRICS cooperation

towards more productive use of

global financial resources can

make a positive contribution to

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

0.7% of Gross

National Income

for the Official

Development

Assistance and

make further

efforts in

increasing

assistance, debt

relief, market

access and

technology

transfer for

developing

countries.

7. The

implementation of

the concept of

sustainable

development,

comprising, inter

alia, the Rio

Declaration,

Agenda for the

21st Century and

multilateral

environmental

agreements,

should be a major

vector in the

change of

paradigm of

economic

development.

monetary system.

12. We will strive to achieve an

ambitious conclusion to

the ongoing and long

overdue reforms of the

Bretton Woods

institutions. The IMF and

the World Bank urgently

need to address their

legitimacy deficits.

Reforming these

institutions‟ governance

structures requires first and

foremost a substantial shift

in voting power in favor of

emerging market

economies and developing

countries to bring their

participation in decision

making in line with their

relative weight in the

world economy. We call

for the voting power

reform of the World Bank

to be fulfilled in the

upcoming Spring

Meetings, and expect the

quota reform of the IMF to

be concluded by the G-20

Summit in November this

year. We do also agree on

the need for an open and

merit based selection

method, irrespective of

11. We reiterate our strong

condemnation of terrorism

in all its forms and

manifestations and stress

that there can be no

justification, whatsoever,

for any acts of terrorism.

We believe that the United

Nations has a central role

in coordinating the

international action against

terrorism within the

framework of the UN

Charter and in accordance

with principles and norms

of the international law. In

this context, we urge early

conclusion of negotiations

in the UN General

Assembly of the

Comprehensive

Convention on

International Terrorism

and its adoption by all

Member States. We are

determined to strengthen

our cooperation in

countering this global

threat. We express our

commitment to cooperate

for strengthening

international information

security. We will pay

special attention to combat

and developing countries. We therefore

call upon the World Bank to give

greater priority to mobilising resources

and meeting the needs of development

finance while reducing lending costs

and adopting innovative lending tools.

12. We welcome the candidatures from

developing world for the position of

the President of the World Bank. We

reiterate that the Heads of IMF and

World Bank be selected through an

open and merit-based process.

Furthermore, the new World Bank

leadership must commit to transform

the Bank into a multilateral institution

that truly reflects the vision of all its

members, including the governance

structure that reflects current economic

and political reality. Moreover, the

nature of the Bank must shift from an

institution that essentially mediates

North-South cooperation to an

institution that promotes equal

partnership with all countries as a way

to deal with development issues and to

overcome an outdated donor- recipient

dichotomy.

13. We have considered the possibility of

setting up a new Development Bank

for mobilizing resources for

infrastructure and sustainable

development projects in BRICS and

other emerging economies and

developing countries, to supplement

addressing this problem. In March

2012 we directed our Finance

Ministers to examine the

feasibility and viability of setting

up a New Development Bank for

mobilising resources for

infrastructure and sustainable

development projects in BRICS

and other emerging economies

and developing countries, to

supplement the existing efforts of

multilateral and regional financial

institutions for global growth and

development. Following the

report from our Finance

Ministers, we are satisfied that the

establishment of a New

Development Bank is feasible and

viable. We have agreed to

establish the New Development

Bank. The initial contribution to

the Bank should be substantial

and sufficient for the Bank to be

effective in financing

infrastructure.

10. In June 2012, in our meeting

in Los Cabos, we tasked our

Finance Ministers and Central

Bank Governors to explore the

construction of a financial safety

net through the creation of a

Contingent Reserve Arrangement

(CRA) amongst BRICS countries.

They have concluded that the

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

8. We stand for

strengthening

coordination and

cooperation

among states in

the energy field,

including amongst

producers and

consumers of

energy and transit

states, in an effort

to decreasing

uncertainty and

ensuring stability

and sustainability.

We support

diversification of

energy resources

and supply,

including

renewable energy,

security of energy

transit routes and

creation of new

energy

investments and

infrastructure.

9. We support

international

cooperation in the

field of energy

efficiency. We

stand ready for a

constructive

nationality, for the heading

positions of the IMF and

the World Bank.

Moreover, staff of these

institutions needs to better

reflect the diversity of their

membership. There is a

special need to increase

participation of developing

countries. The

international community

must deliver a result

worthy of the expectations

we all share for these

institutions within the

agreed timeframe or run

the risk of seeing them

fade into obsolescence.

13. In the interest of promoting

international economic

stability, we have asked

our Finance Ministers and

Central Bank Governors to

look into regional

monetary arrangements

and discuss modalities of

cooperation between our

countries in this area. In

order to facilitate trade and

investment, we will study

feasibilities of monetary

cooperation, including

local currency trade

settlement arrangement

cybercrime.

12. We note that the world

economy is gradually

recovering from the

financial crisis, but still

faces uncertainties. Major

economies should continue

to enhance coordination of

macro-economic policies

and work together to

achieve strong, sustainable

and balanced growth.

13. We are committed to assure

that the BRICS countries

will continue to enjoy

strong and sustained

economic growth

supported by our increased

cooperation in economic,

finance and trade matters,

which will contribute to

the long-term steady,

sound and balanced

growth of the world

economy.

14. We support the Group of

Twenty (G20) in playing a

bigger role in global

economic governance as

the premier forum for

international economic

cooperation. We expect

new positive outcomes in

the fields of economy,

the existing efforts of multilateral and

regional financial institutions for global

growth and development. We direct

our Finance Ministers to examine the

feasibility and viability of such an

initiative, set up a joint working group

for further study, and report back to us

by the next Summit.

14. Brazil, India, China and South Africa

look forward to the Russian Presidency

of G20 in 2013 and extend their

cooperation.

15. Brazil, India, China and South Africa

congratulate the Russian Federation on

its accession to the WTO. This makes

the WTO more representative and

strengthens the rule-based multilateral

trading system. We commit to working

together to safeguard this system and

urge other countries to resist all forms

of trade protectionism and disguised

restrictions on trade.

16. We will continue our efforts for the

successful conclusion of the Doha

Round, based on the progress made and

in keeping with its mandate. Towards

this end, we will explore outcomes in

specific areas where progress is

possible while preserving the centrality

of development and within the overall

framework of the single undertaking.

We do not support plurilateral

initiatives that go against the

fundamental principles of transparency,

establishment of a self-managed

contingent reserve arrangement

would have a positive

precautionary effect, help BRICS

countries forestall short-term

liquidity pressures, provide

mutual support and further

strengthen financial stability. It

would also contribute to

strengthening the global financial

safety net and complement

existing international

arrangements as an additional line

of defence. We are of the view

that the establishment of the CRA

with an initial size of US$ 100

billion is feasible and desirable

subject to internal legal

frameworks and appropriate

safeguards. We direct our Finance

Ministers and Central Bank

Governors to continue working

towards its establishment.

11. We are grateful to our Finance

Ministers and Central Bank

Governors for the work

undertaken on the New

Development Bank and the

Contingent Reserve Arrangement

and direct them to negotiate and

conclude the agreements which

will establish them. We will

review progress made in these

two initiatives at our next meeting

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

dialogue on how

to deal with

climate change

based on the

principle of

common but

differentiated

responsibility,

given the need to

combine measures

to protect the

climate with steps

to fulfill our

socio-economic

development

tasks.

10. We reaffirm to

enhance

cooperation

among our

countries in

socially vital

areas and to

strengthen the

efforts for the

provision of

international

humanitarian

assistance and for

the reduction of

natural disaster

risks. We take

note of the

statement on

between our countries.

14. Recent events have shattered

the belief about the self-

regulating nature of

financial markets.

Therefore, there is a

pressing need to foster and

strengthen cooperation

regarding the regulation

and supervision of all

segments, institutions and

instruments of financial

markets. We remain

committed to improve our

own national regulations,

to push for the reform of

the international financial

regulatory system and to

work closely with

international standard

setting bodies, including

the Financial Stability

Board.

International Trade

15. We stress the importance of

the multilateral trading

system, embodied in the

World Trade Organization,

for providing an open,

stable, equitable and non

discriminatory

environment for

international trade. In this

connection, we commit

finance, trade and

development from the G20

Cannes Summit in 2011.

We support the ongoing

efforts of G20 members to

stabilize international

financial markets, achieve

strong, sustainable and

balanced growth and

support the growth and

development of the global

economy. Russia offers to

host the G20 Summit in

2013. Brazil, India, China

and South Africa welcome

and appreciate Russia's

offer.

15. We call for a quick

achievement of the targets

for the reform of the

International Monetary

Fund agreed to at previous

G20 Summits and reiterate

that the governing

structure of the

international financial

institutions should reflect

the changes in the world

economy, increasing the

voice and representation of

emerging economies and

developing countries.

16. Recognizing that the

international financial

inclusiveness and multilateralism. We

believe that such initiatives not only

distract members from striving for a

collective outcome but also fail to

address the development deficit

inherited from previous negotiating

rounds. Once the ratification process is

completed, Russia intends to

participate in an active and constructive

manner for a balanced outcome of the

Doha Round that will help strengthen

and develop the multilateral trade

system.

17. Considering UNCTAD to be the focal

point in the UN system for the

treatment of trade and development

issues, we intend to invest in improving

its traditional activities of consensus-

building, technical cooperation and

research on issues of economic

development and trade. We reiterate

our willingness to actively contribute to

the achievement of a successful

UNCTAD XIII, in April 2012.

18. We agree to build upon our synergies

and to work together to intensify trade

and investment flows among our

countries to advance our respective

industrial development and

employment objectives.We welcome

the outcomes of the second Meeting of

BRICS Trade Ministers held in New

Delhi on 28 March 2012. We support

the regular consultations amongst our

in September 2013.

12. We welcome the conclusion

between our Export-Import Banks

(EXIM) and Development Banks,

of both the “Multilateral

Agreement on Cooperation and

Co-financing for Sustainable

Development” and, given the

steep growth trajectory of the

African continent and the

significant infrastructure funding

requirements directly emanating

from this growth path, the

“Multilateral Agreement on

Infrastructure Co-Financing for

Africa”.

13. We call for the reform of

International Financial

Institutions to make them more

representative and to reflect the

growing weight of BRICS and

other developing countries. We

remain concerned with the slow

pace of the reform of the IMF.

We see an urgent need to

implement, as agreed, the 2010

International Monetary Fund

(IMF) Governance and Quota

Reform. We urge all members to

take all necessary steps to achieve

an agreement on the quota

formula and complete the next

general quota review by January

2014. The reform of the IMF

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

global food

security issued

today as a major

contribution of

the BRIC

countries to the

multilateral

efforts to set up

the sustainable

conditions for this

goal.

11. We reaffirm to

advance

cooperation

among our

countries in

science and

education with the

aim, inter alia, to

engage in

fundamental

research and

development of

advanced

technologies.

12. We underline our

support for a more

democratic and

just multi-polar

world order based

on the rule of

international law,

equality, mutual

respect,

ourselves and urge all

states to resist all forms of

trade protectionism and

fight disguised restrictions

on trade. We concur in the

need for a comprehensive

and balanced outcome of

the Doha Round of

multilateral trade talks, in

a manner that fulfills its

mandate as a

"development round",

based on the progress

already made, including

with regard to modalities.

We take note and strongly

support Russia's bid for

accession to the WTO.

Development

16. We reiterate the importance

of the UN Millennium

Declaration and the need

to achieve the Millennium

Development Goals

(MDGs). We underscore

the importance of

preventing a potential

setback to the efforts of

poor countries aimed at

achieving MDGs due to

the effects of the economic

and financial crisis. We

should also make sustained

efforts to achieve the

crisis has exposed the

inadequacies and

deficiencies of the existing

international monetary and

financial system, we

support the reform and

improvement of the

international monetary

system, with a broad-based

international reserve

currency system providing

stability and certainty. We

welcome the current

discussion about the role

of the SDR in the existing

international monetary

system including the

composition of SDR's

basket of currencies. We

call for more attention to

the risks of massive cross-

border capital flows now

faced by the emerging

economies. We call for

further international

financial regulatory

oversight and reform,

strengthening policy

coordination and financial

regulation and supervision

cooperation, and

promoting the sound

development of global

financial markets and

Trade Ministers and consider taking

suitable measures to facilitate further

consolidation of our trade and

economic ties. We welcome the

conclusion of the Master Agreement on

Extending Credit Facility in Local

Currency under BRICS Interbank

Cooperation Mechanism and the

Multilateral Letter of Credit

Confirmation Facility Agreement

between our EXIM/Development

Banks. We believe that these

Agreements will serve as useful

enabling instruments for enhancing

intra-BRICS trade in coming years.

19. We recognize the vital importance that

stability, peace and security of the

Middle East and North Africa holds for

all of us, for the international

community, and above all for the

countries and their citizens themselves

whose lives have been affected by the

turbulence that has erupted in the

region. We wish to see these countries

living in peace and regain stability and

prosperity as respected members of the

global community.

20. We agree that the period of

transformation taking place in the

Middle East and North Africa should

not be used as a pretext to delay

resolution of lasting conflicts but rather

it should serve as an incentive to settle

them, in particular the Arab-Israeli

should strengthen the voice and

representation of the poorest

members of the IMF, including

Sub-Saharan Africa. All options

should be explored, with an open

mind, to achieve this. We support

the reform and improvement of

the international monetary

system, with a broad-based

international reserve currency

system providing stability and

certainty. We welcome the

discussion about the role of the

SDR in the existing international

monetary system including the

composition of SDR‟s basket of

currencies. We support the IMF to

make its surveillance framework

more integrated and even-handed.

The leadership selection of IFIs

should be through an open,

transparent and merit-based

process and truly open to

candidates from the emerging

market economies and developing

countries.

14. We emphasise the importance of

ensuring steady, adequate and

predictable access to long term

finance for developing countries

from a variety of sources. We

would like to see concerted global

effort towards infrastructure

financing and investment through

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

cooperation,

coordinated action

and collective

decision-making

of all states. We

reiterate our

support for

political and

diplomatic efforts

to peacefully

resolve disputes

in international

relations.

13. We strongly

condemn

terrorism in all its

forms and

manifestations

and reiterate that

there can be no

justification for

any act of

terrorism

anywhere or for

whatever reasons.

We note that the

draft

Comprehensive

Convention

against

International

Terrorism is

currently under

the consideration

MDGs by 2015, including

through technical

cooperation and financial

support to poor countries

in implementation of

development policies and

social protection for their

populations. We expect the

UN MDG Summit, in

September 2010, to

promote the

implementation of MDGs

through policy

recommendations. We

stress that sustainable

development models and

paths of developing

countries should be fully

respected and necessary

policy space of developing

countries should be

guaranteed.

17. The poorest countries have

been the hardest hit by the

economic and financial

crisis. The commitments

regarding the aid to the

developing states,

especially those related to

the MDGs, should be

fulfilled, and there should

be no reduction in

development assistance.

An inclusive process of

banking systems.

17. Excessive volatility in

commodity prices,

particularly those for food

and energy, poses new

risks for the ongoing

recovery of the world

economy. We support the

international community in

strengthening cooperation

to ensure stability and

strong development of

physical market by

reducing distortion and

further regulate financial

market. The international

community should work

together to increase

production capacity,

strengthen producer-

consumer dialogue to

balance supply and

demand, and increase

support to the developing

countries in terms of

funding and technologies.

The regulation of the

derivatives market for

commodities should be

accordingly strengthened

to prevent activities

capable of destabilizing

markets. We also should

address the problem of

conflict. Resolution of this and other

long-standing regional issues would

generally improve the situation in the

Middle East and North Africa. Thus we

confirm our commitment to achieving

comprehensive, just and lasting

settlement of the Arab-Israeli conflict

on the basis of the universally

recognized international legal

framework including the relevant UN

resolutions, the Madrid principles and

the Arab Peace Initiative. We

encourage the Quartet to intensify its

efforts and call for greater involvement

of the UN Security Council in search

for a resolution of the Israeli-

Palestinian conflict. We also

underscore the importance of direct

negotiations between the parties to

reach final settlement. We call upon

Palestinians and Israelis to take

constructive measures, rebuild mutual

trust and create the right conditions for

restarting negotiations, while avoiding

unilateral steps, in particular settlement

activity in the Occupied Palestinian

Territories.

21. We express our deep concern at the

current situation in Syria and call for an

immediate end to all violence and

violations of human rights in that

country. Global interests would best be

served by dealing with the crisis

through peaceful means that encourage

the instrumentality of adequately

resourced Multilateral

Development Banks (MDBs) and

Regional Development Banks

(RDBs). We urge all parties to

work towards an ambitious

International Development

Association(IDA)17

replenishment.

15. We reaffirm our support for an

open, transparent and rules-based

multilateral trading system. We

will continue in our efforts for the

successful conclusion of the Doha

Round, based on the progress

made and in keeping with its

mandate, while upholding the

principles of transparency,

inclusiveness and multilateralism.

We are committed to ensure that

new proposals and approaches to

the Doha Round negotiations will

reinforce the core principles and

the developmental mandate of the

Doha Round. We look forward to

significant and meaningful

deliverables that are balanced and

address key development

concerns of the poorest and most

vulnerable WTO members, at the

ninth Ministerial Conference of

the WTO in Bali.

16. We note that the process is

underway for the selection of a

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

of the UN General

Assembly and call

for its urgent

adoption.

14. We express our

strong

commitment to

multilateral

diplomacy with

the United

Nations playing

the central role in

dealing with

global challenges

and threats. In this

respect, we

reaffirm the need

for a

comprehensive

reform of the UN

with a view to

making it more

efficient so that it

can deal with

today‟s global

challenges more

effectively. We

reiterate the

importance we

attach to the status

of India and

Brazil in

international

affairs, and

growth for the world

economy is not only a

matter of solidarity but

also an issue of strategic

importance for global

political and economic

stability.

Agriculture

18. We express our satisfaction

with the Meeting of

Ministers of Agriculture

and Agrarian Development

in Moscow, where they

discussed ways of

promoting quadripartite

cooperation, with

particular attention to

family farming. We are

convinced that this will

contribute towards global

food production and food

security. We welcome

their decision to create an

agricultural information

base system of the BRIC

countries, to develop a

strategy for ensuring

access to food for

vulnerable population, to

reduce the negative impact

of climate change on food

security, and to enhance

agriculture technology

cooperation and

shortage of reliable and

timely information on

demand and supply at

international, regional and

national levels. The

BRICS will carry out

closer cooperation on food

security.

18. We support the development

and use of renewable

energy resources. We

recognize the important

role of renewable energy

as a means to address

climate change. We are

convinced of the

importance of cooperation

and information exchange

in the field of development

of renewable energy

resources.

19. Nuclear energy will

continue to be an

important element in

future energy mix of

BRICS countries.

International cooperation

in the development of safe

nuclear energy for

peaceful purposes should

proceed under conditions

of strict observance of

relevant safety standards

and requirements

broad national dialogues that reflect the

legitimate aspirations of all sections of

Syrian society and respect Syrian

independence, territorial integrity and

sovereignty. Our objective is to

facilitate a Syrian-led inclusive

political process, and we welcome the

joint efforts of the United Nations and

the Arab League to this end. We

encourage the Syrian government and

all sections of Syrian society to

demonstrate the political will to initiate

such a process, which alone can create

a new environment for peace. We

welcome the appointment of Mr. Kofi

Annan as the Joint Special Envoy on

the Syrian crisis and the progress made

so far, and support him in continuing to

play a constructive role in bringing

about the political resolution of the

crisis.

22. The situation concerning Iran cannot be

allowed to escalate into conflict, the

disastrous consequences of which will

be in no one‟s interest. Iran has a

crucial role to play for the peaceful

development and prosperity of a region

of high political and economic

relevance, and we look to it to play its

part as a responsible member of the

global community. We are concerned

about the situation that is emerging

around Iran‟s nuclear issue. We

recognize Iran‟s right to peaceful uses

new WTO Director-General in

2013. We concur that the WTO

requires a new leader who

demonstrates a commitment to

multilateralism and to enhancing

the effectiveness of the WTO

including through a commitment

to support efforts that will lead to

an expeditious conclusion of the

DDA. We consider that the next

Director-General of the WTO

should be a representative of a

developing country.

17. We reaffirm the United Nations

Conference on Trade and

Development‟s (UNCTAD)

mandate as the focal point in the

UN system dedicated to consider

the interrelated issues of trade,

investment, finance and

technology from a development

perspective. UNCTAD‟s mandate

and work are unique and

necessary to deal with the

challenges of development and

growth in the increasingly

interdependent global economy.

We also reaffirm the importance

of strengthening UNCTAD‟s

capacity to deliver on its

programmes of consensus

building, policy dialogue,

research, technical cooperation

and capacity building, so that it is

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

understand and

support their

aspirations to play

a greater role in

the United

Nations.

15. We have agreed

upon steps to

promote dialogue

and cooperation

among our

countries in an

incremental,

proactive,

pragmatic, open

and transparent

way. The dialogue

and cooperation

of the BRIC

countries is

conducive not

only to serving

common interests

of emerging

market economies

and developing

countries, but also

to building a

harmonious world

of lasting peace

and common

prosperity.

16. Russia, India and

China welcome

innovation.

Fight against poverty

19. We call upon the

international community to

make all the necessary

efforts to fight poverty,

social exclusion and

inequality bearing in mind

the special needs of

developing countries,

especially LDCs, small

islands and African

Countries. We support

technical and financial

cooperation as means to

contribute to the

achievement of sustainable

social development, with

social protection, full

employment, and decent

work policies and

programmes, giving

special attention to the

most vulnerable groups,

such as the poor, women,

youth, migrants and

persons with disabilities.

Energy

20. We recognize that energy is

an essential resource for

improving the standard of

living of our peoples and

that access to energy is of

paramount importance to

concerning design,

construction and operation

of nuclear power plants.

20. Accelerating sustainable

growth of developing

countries is one of the

major challenges for the

world. We believe that

growth and development

are central to addressing

poverty and to achieving

the MDG goals.

Eradication of extreme

poverty and hunger is a

moral, social, political and

economic imperative of

humankind and one of the

greatest global challenges

facing the world today,

particularly in Least

Developed Countries in

Africa and elsewhere.

21. We call on the international

community to actively

implement the outcome

document adopted by the

High-level Plenary

Meeting of the United

Nations General Assembly

on the Millennium

Development Goals held

in September 2010 and

achieve the objectives of

the MDGs by 2015 as

of nuclear energy consistent with its

international obligations, and support

resolution of the issues involved

through political and diplomatic means

and dialogue between the parties

concerned, including between the

IAEA and Iran and in accordance with

the provisions of the relevant UN

Security Council Resolutions.

23. Afghanistan needs time, development

assistance and cooperation, preferential

access to world markets, foreign

investment and a clear end-state

strategy to attain lasting peace and

stability. We support the global

community‟s commitment to

Afghanistan, enunciated at the Bonn

International Conference in December

2011, to remain engaged over the

transformation decade from 2015-

2024. We affirm our commitment to

support Afghanistan‟s emergence as a

peaceful, stable and democratic state,

free of terrorism and extremism, and

underscore the need for more effective

regional and international cooperation

for the stabilisation of Afghanistan,

including by combating terrorism.

24. We extend support to the efforts aimed

at combating illicit traffic in opiates

originating in Afghanistan within the

framework of the Paris Pact.

25. We reiterate that there can be no

justification, whatsoever, for any act of

better equipped to deliver on its

development mandate.

18. We acknowledge the important

role that State Owned Companies

(SOCs) play in the economy and

encourage our SOCs to explore

ways of cooperation, exchange of

information and best practices.

19. We recognise the fundamental

role played by Small and

Medium-Sized Enterprises

(SMEs) in the economies of our

countries. SMEs are major

creators of jobs and wealth. In

this regard, we will explore

opportunities for cooperating in

the field of SMEs and recognise

the need for promoting dialogue

among the respective Ministries

and Agencies in charge of the

theme, particularly with a view to

promoting their international

exchange and cooperation and

fostering innovation, research and

development.

20. We reiterate our strong

commitment to the United

Nations (UN) as the foremost

multilateral forum entrusted with

bringing about hope, peace, order

and sustainable development to

the world. The UN enjoys

universal membership and is at

the centre of global governance

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

the kind invitation

of Brazil to host

the next BRIC

summit in 2010.

economic growth with

equity and social inclusion.

We will aim to develop

cleaner, more affordable

and sustainable energy

systems, to promote access

to energy and energy

efficient technologies and

practices in all sectors. We

will aim to diversify our

energy mix by increasing,

where appropriate, the

contribution of renewable

energy sources, and will

encourage the cleaner,

more efficient use of fossil

fuels and other fuels. In

this regard, we reiterate

our support to the

international cooperation

in the field of energy

efficiency.

21. We recognize the potential

of new, emerging, and

environmentally friendly

technologies for

diversifying energy mix

and the creation of jobs. In

this regard we will

encourage, as appropriate,

the sustainable

development, production

and use of biofuels. In

accordance with national

scheduled.

22. Climate change is one of the

global threats challenging

the livelihood of

communities and

countries. China, Brazil,

Russia and India

appreciate and support

South Africa's hosting of

UNFCCC COP17/CMP7.

We support the Cancun

Agreements and are ready

to make concerted efforts

with the rest of the

international community to

bring a successful

conclusion to the

negotiations at the Durban

Conference applying the

mandate of the Bali

Roadmap and in line with

the principle of equity and

common but differentiated

responsibilities. We

commit ourselves to work

towards a comprehensive,

balanced and binding

outcome to strengthen the

implementation of the

United Nations Framework

Convention on Climate

Change and its Kyoto

Protocol. The BRICS will

intensify cooperation on

terrorism in any form or manifestation.

We reaffirm our determination to

strengthen cooperation in countering

this menace and believe that the United

Nations has a central role in

coordinating international action

against terrorism, within the framework

of the UN Charter and in accordance

with principles and norms of

international law. We emphasize the

need for an early finalization of the

draft of the Comprehensive Convention

on International Terrorism in the UN

General Assembly and its adoption by

all Member States to provide a

comprehensive legal framework to

address this global scourge.

26. We express our strong commitment to

multilateral diplomacy with the United

Nations playing a central role in

dealing with global challenges and

threats. In this regard, we reaffirm the

need for a comprehensive reform of the

UN, including its Security Council,

with a view to making it more

effective, efficient and representative

so that it can deal with today‟s global

challenges more successfully. China

and Russia reiterate the importance

they attach to the status of Brazil, India

and South Africa in international

affairs and support their aspiration to

play a greater role in the UN.

27. We recall our close coordination in the

and multilateralism. In this

regard, we reaffirm the need for a

comprehensive reform of the UN,

including its Security Council,

with a view to making it more

representative, effective and

efficient, so that it can be more

responsive to global challenges.

In this regard, China and Russia

reiterate the importance they

attach to the status of Brazil, India

and South Africa in international

affairs and support their aspiration

to play a greater role in the UN.

21. We underscore our commitment

to work together in the UN to

continue our cooperation and

strengthen multilateral approaches

in international relations based on

the rule of law and anchored in

the Charter of the United Nations.

22. We are committed to building a

harmonious world of lasting

peace and common prosperity and

reaffirm that the 21st century

should be marked by peace,

security, development, and

cooperation. It is the overarching

objective and strong shared desire

for peace, security, development

and cooperation that brought

together BRICS countries.

23. We welcome the twentieth

Anniversary of the World

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

priorities, we will work

together to facilitate the

use of renewable energy,

through international

cooperation and the

sharing of experiences on

renewable energy,

including biofuels

technologies and policies.

22. We believe that BRIC

member countries can

cooperate in training,

R&D, Consultancy

services and technology

transfer, in the energy

sector.

Climate Change

23. We acknowledge that

climate change is a serious

threat which requires

strengthened global action.

We commit ourselves to

promote the 16th

Conference of the Parties

to the United Nations

Framework Convention on

Climate Change and the

6th Conference of the

Parties serving as the

Meeting of the Parties to

the Kyoto Protocol, in

Mexico, to achieve a

comprehensive, balanced

and binding result to

the Durban conference.

We will enhance our

practical cooperation in

adapting our economy and

society to climate change.

23. Sustainable development, as

illustrated by the Rio

Declaration on

Environment and

Development, Agenda 21,

the Johannesburg Plan of

Implementation and

multilateral environmental

treaties, should be an

important vehicle to

advance economic growth.

China, Russia, India and

South Africa appreciate

Brazil as the host of the

2012 UN Conference on

Sustainable Development

and look forward to

working with Brazil to

reach new political

commitment and achieve

positive and practical

results in areas of

economic growth, social

development and

environmental protection

under the framework of

sustainable development.

Brazil, Russia, China and

South Africa appreciate

Security Council during the year 2011,

and underscore our commitment to

work together in the UN to continue

our cooperation and strengthen

multilateral approaches on issues

pertaining to global peace and security

in the years to come.

28. Accelerating growth and sustainable

development, along with food, and

energy security, are amongst the most

important challenges facing the world

today, and central to addressing

economic development, eradicating

poverty, combating hunger and

malnutrition in many developing

countries. Creating jobs needed to

improve people‟s living standards

worldwide is critical. Sustainable

development is also a key element of

our agenda for global recovery and

investment for future growth. We owe

this responsibility to our future

generations.

29. We congratulate South Africa on the

successful hosting of the 17th

Conference of Parties to the United

Nations Framework Convention on

Climate Change and the 7th

Conference of the Parties serving as the

meeting of the Parties to the Kyoto

Protocol (COP17/CMP7) in December

2011. We welcome the significant

outcomes of the Conference and are

ready to work with the international

Conference on Human Rights and

of the Vienna Declaration and

Programme of Action and agree

to explore cooperation in the field

of human rights.

24. We commend the efforts of the

international community and

acknowledge the central role of

the African Union (AU) and its

Peace and Security Council in

conflict resolution in Africa. We

call upon the UNSC to enhance

cooperation with the African

Union, and its Peace and Security

Council, pursuant to UNSC

resolutions in this regard. We

express our deep concern with

instability stretching from North

Africa, in particular the Sahel, and

the Gulf of Guinea. We also

remain concerned about reports of

deterioration in humanitarian

conditions in some countries.

25. We welcome the appointment of

the new Chairperson of the AU

Commission as an affirmation of

the leadership of women.

26. We express our deep concern

with the deterioration of the

security and humanitarian

situation in Syria and condemn

the increasing violations of

human rights and of international

humanitarian law as a result of

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

strengthen the

implementation of the

Convention and the

Protocol. We believe that

the Convention and the

Protocol provide the

framework for

international negotiations

on climate change. The

negotiations in Mexico

should be more inclusive,

transparent, and should

result in outcomes that are

fair and effective in

addressing the challenge of

climate change, while

reflecting the principles of

the Convention, especially

the principle of equity and

common but differentiated

responsibilities.

Terrorism

24. We condemn terrorist acts in

all forms and

manifestations. We note

that the fight against

international terrorism

must be undertaken with

due respect to the UN

Charter, existing

international conventions

and protocols, the UN

General Assembly and

Security Council

and support India's hosting

of the eleventh meeting of

the Conference of the

Parties to the Convention

on Biological Diversity.

Brazil, China and South

Africa also appreciate and

support the sixth meeting

of the Conference of the

Parties serving as the

meeting of the Parties to

the Cartagena Protocol on

Biosafety to be held in

October 2012.

24. We underscore our firm

commitment to strengthen

dialogue and cooperation

in the fields of social

protection, decent work,

gender equality, youth, and

public health, including the

fight against HIV /AIDS.

25. We support infrastructure

development in Africa and

its industrialization within

framework of the New

Partnership for Africa's

Development (NEPAD).

26. We have agreed to continue

further expanding and

deepening economic, trade

and investment

cooperation among our

countries. We encourage

community to implement its decisions

in accordance with the principles of

equity and common but differentiated

responsibilities and respective

capabilities.

30. We are fully committed to playing our

part in the global fight against climate

change and will contribute to the global

effort in dealing with climate change

issues through sustainable and

inclusive growth and not by capping

development. We emphasize that

developed country Parties to the

UNFCCC shall provide enhanced

financial, technology and capacity

building support for the preparation

and implementation of nationally

appropriate mitigation actions of

developing countries.

31. We believe that the UN Conference on

Sustainable Development (Rio+20) is a

unique opportunity for the international

community to renew its high-level

political commitment to supporting the

overarching sustainable development

framework encompassing inclusive

economic growth and development,

social progress and environment

protection in accordance with the

principles and provisions of the Rio

Declaration on Environment and

Development, including the principle

of common but differentiated

responsibilities, Agenda 21 and the

continued violence. We believe

that the Joint Communiqué of the

Geneva Action Group provides a

basis for resolution of the Syrian

crisis and reaffirm our opposition

to any further militarization of the

conflict. A Syrian-led political

process leading to a transition can

be achieved only through broad

national dialogue that meets the

legitimate aspirations of all

sections of Syrian society and

respect for Syrian independence,

territorial integrity and

sovereignty as expressed by the

Geneva Joint Communiqué and

appropriate UNSC resolutions.

We support the efforts of the UN-

League of Arab States Joint

Special Representative. In view of

the deterioration of the

humanitarian situation in Syria,

we call upon all parties to allow

and facilitate immediate, safe, full

and unimpeded access to

humanitarian organisations to all

in need of assistance. We urge all

parties to ensure the safety of

humanitarian workers.

27. We welcome the admission of

Palestine as an Observer State to

the United Nations. We are

concerned at the lack of progress

in the Middle East Peace Process

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

resolutions relating to

international terrorism, and

that the prevention of

terrorist acts is as

important as the repression

of terrorism and its

financing. In this context,

we urge early conclusion

of negotiations in the UN

General Assembly of the

Comprehensive

Convention on

International Terrorism

and its adoption by all

Member States.

25. Brazil and China express

their sympathy and

solidarity with the people

and Governments of

Russia and India which

suffered from recent

barbaric terrorist attacks.

Terrorism cannot be

justified by any reason.

Alliance of Civilizations

26. We affirm the importance

of encouraging the

dialogue among

civilizations, cultures,

religions and peoples. In

this respect, we support the

“Alliance of

Civilizations”, a United

Nations‟ initiative aimed at

all countries to refrain

from resorting to

protectionist measures. We

welcome the outcomes of

the meeting of BRICS

Trade Ministers held in

Sanya on 13 April 2011.

Brazil, China, India and

South Africa remain

committed and call upon

other members to support a

strong, open, rule-based

multilateral trading system

embodied in the World

Trade Organization and a

successful, comprehensive

and balanced conclusion of

the Doha Development

Round, built on the

progress already made and

consistent with its

development mandate.

Brazil, India, China and

South Africa extend full

support to an early

accession of Russia to the

World Trade Organization.

27. We reviewed the progress of

the BRICS cooperation in

various fields and share the

view that such cooperation

has been enriching and

mutually beneficial and

that there is a great scope

Johannesburg Plan of Implementation.

32. We consider that sustainable

development should be the main

paradigm in environmental issues, as

well as for economic and social

strategies. We acknowledge the

relevance and focus of the main themes

for the Conference namely, Green

Economy in the context of Sustainable

Development and Poverty Eradication

(GESDPE) as well as Institutional

Framework for Sustainable

Development (IFSD).

33. China, Russia, India and South Africa

look forward to working with Brazil as

the host of this important Conference

in June, for a successful and practical

outcome. Brazil, Russia, China and

South Africa also pledge their support

to working with India as it hosts the

11th meeting of the Conference of

Parties to the Convention on Biological

Diversity in October 2012 and look

forward to a positive outcome. We will

continue our efforts for the

implementation of the Convention and

its Protocols, with special attention to

the Nagoya Protocol on Access to

Genetic Resources and the Fair and

Equitable Sharing of Benefits Arising

from their Utilization, Biodiversity

Strategic Plan 2011-2020 and the

Resource Mobilization Strategy.

34. We affirm that the concept of a „green

and call on the international

community to assist both Israel

and Palestine to work towards a

two-state solution with a

contiguous and economically

viable Palestinian state, existing

side by side in peace with Israel,

within internationally recognized

borders, based on those existing

on 4 June 1967, with East

Jerusalem as its capital. We are

deeply concerned about the

construction of Israeli settlements

in the Occupied Palestinian

Territories, which is a violation of

international law and harmful to

the peace process. In recalling the

primary responsibility of the

UNSC in maintaining

international peace and security,

we note the importance that the

Quartet reports regularly to the

Council about its efforts, which

should contribute to concrete

progress.

28. We believe there is no alternative

to a negotiated solution to the

Iranian nuclear issue. We

recognise Iran´s right to peaceful

uses of nuclear energy consistent

with its international obligations,

and support resolution of the

issues involved through political

and diplomatic means and

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

building bridges, mutual

knowledge and

understanding around the

world. We praise the

Brazilian decision to host,

in Rio de Janeiro, in May

2010, the 3rd Global

Forum and confirm our

intention to be present at

the event, in appropriate

high level.

Haiti

27. We reaffirm our solidarity

towards the Haitian

people, who have been

struggling under dire

circumstances since the

earthquake of January

12th, and reiterate our

commitment to gather

efforts with the

international community in

order to help rebuilding the

country, under the

guidance of the Haitian

government, and according

to the priorities established

by the Action Plan for

National Recovery and

Development of Haiti.

Cooperation

28. We welcome the following

sectoral initiatives aimed

at strengthening

for closer cooperation

among the BRICS. We are

focused on the

consolidation of BRICS

cooperation and the further

development of its own

agenda. We are determined

to translate our political

vision into concrete

actions and endorse the

attached Action Plan,

which will serve as the

foundation for future

cooperation. We will

review the implementation

of the Action Plan during

our next Leaders Meeting.

28. We intend to explore

cooperation in the sphere

of science, technology and

innovation, including the

peaceful use of space. We

congratulate the Russian

people and government

upon the 50th anniversary

of the flight of Yury

Gagarin into the space,

which ushered in a new era

in development of science

and technology.

29. We express our confidence

in the success of the 2011

Universiade in Shenzhen,

the 2013 Universiade in

economy‟, still to be defined at

Rio+20, must be understood in the

larger framework of sustainable

development and poverty eradication

and is a means to achieve these

fundamental and overriding priorities,

not an end in itself. National authorities

must be given the flexibility and policy

space to make their own choices out of

a broad menu of options and define

their paths towards sustainable

development based on the country's

stage of development, national

strategies, circumstances and priorities.

We resist the introduction of trade and

investment barriers in any form on the

grounds of developing green economy.

35. The Millennium Development Goals

remain a fundamental milestone in the

development agenda. To enable

developing countries to obtain maximal

results in attaining their Millennium

Development Goals by the agreed

time-line of 2015, we must ensure that

growth in these countries is not

affected. Any slowdown would have

serious consequences for the world

economy. Attainment of the MDGs is

fundamental to ensuring inclusive,

equitable and sustainable global growth

and would require continued focus on

these goals even beyond 2015,

entailing enhanced financing support.

36. We attach the highest importance to

dialogue, including between the

International Atomic Energy

Agency (IAEA) and Iran and in

accordance with the provisions of

the relevant UN Security Council

Resolutions and consistent with

Iran‟s obligations under the

Treaty on the Non-Proliferation of

Nuclear Weapons (NPT). We are

concerned about threats of

military action as well as

unilateral sanctions. We note the

recent talks held in Almaty and

hope that all outstanding issues

relating to Iran‟s nuclear

programme will be resolved

through discussions and

diplomatic means.

29. Afghanistan needs time,

development assistance and

cooperation, preferential access to

world markets, foreign investment

and a clear end-state strategy to

attain lasting peace and stability.

We support the global

community‟s commitment to

Afghanistan, enunciated at the

Bonn International Conference in

December 2011, to remain

engaged over the transformation

decade from 2015-2024. We

affirm our commitment to support

Afghanistan‟s emergence as a

peaceful, stable and democratic

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

cooperation among our

countries:

a. the first Meeting of

Ministers of

Agriculture and

Agrarian Development;

b. the Meetings of

Ministers of Finance

and Governors of

Central Banks;

c. the Meetings of High

Representatives for

Security Issues;

d. the I Exchange

Program for

Magistrates and

Judges, of BRIC

countries, held in

March 2010 in Brazil

following the signature

in 2009 of the Protocol

of Intent among the

BRIC countries‟

Supreme Courts;

e. the first Meeting of

Development Banks;

f. the first Meeting of the

Heads of the National

Statistical Institutions;

g. the Conference of

Competition

Authorities;

h. the first Meeting of

Cooperatives;

Kazan, the 2014 Youth

Olympic Games in

Nanjing, the 2014 Winter

Olympic and Paralympics

Games in Sochi, the FIFA

2014 World Cup in Brazil,

the 2016 Olympic and

Paralympics Games in Rio

de Janeiro and the FIFA

2018 World Cup in Russia.

30. We extend our deepest

condolences to the people

of Japan with the great loss

of life following the

disasters that struck the

country. We will continue

our practical support to

Japan in overcoming

consequences of these

catastrophes.

31. The leaders of Brazil,

Russia, India and South

Africa extend our warm

appreciation to China for

hosting the BRICS

Leaders Meeting and the

Hainan Provincial

Government and Sanya

Municipal Government

and their people for their

support to the Meeting.

32. Brazil, Russia, China and

South Africa thank India

for hosting the BRICS

economic growth that supports

development and stability in Africa, as

many of these countries have not yet

realised their full economic potential.

We will take our cooperation forward

to support their efforts to accelerate the

diversification and modernisation of

their economies. This will be through

infrastructure development, knowledge

exchange and support for increased

access to technology, enhanced

capacity building, and investment in

human capital, including within the

framework of the New Partnership for

Africa's Development (NEPAD).

37. We express our commitment to the

alleviation of the humanitarian crisis

that still affects millions of people in

the Horn of Africa and support

international efforts to this end.

38. Excessive volatility in commodity

prices, particularly those for food and

energy, poses additional risks for the

recovery of the world economy.

Improved regulation of the derivatives

market for commodities is essential to

avoid destabilizing impacts on food

and energy supplies. We believe that

increased energy production capacities

and strengthened producer-consumer

dialogue are important initiatives that

would help in arresting such price

volatility.

39. Energy based on fossil fuels will

state, free of terrorism and

extremism, and underscore the

need for more effective regional

and international cooperation for

the stabilisation of Afghanistan,

including by combating terrorism.

We extend support to the efforts

aimed at combating illicit traffic

in opiates originating in

Afghanistan within the

framework of the Paris Pact.

30. We commend the efforts of the

AU, the Economic Community of

West African States (ECOWAS)

and Mali aimed at restoring

sovereignty and territorial

integrity of Mali. We support the

civilian efforts of the Malian

Government and its international

community partners in realising

the transitional programme

leading up to the presidential and

legislative elections. We

emphasise the importance of

political inclusiveness and

economic and social development

in order for Mali to achieve

sustainable peace and stability.

We express concern about the

reports of the deterioration in

humanitarian conditions in Mali

and call upon the international

community to continue to

cooperate with Mali and its

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

i. the first Business

Forum;

j. the Conference of think

tanks.

29. We also endorse other

important manifestations

of our desire to deepen our

relationship, such as:

a. the joint publication by

our respective national

statistical institutions

which is going to be

released today;

b. a feasibility study for

developing a joint

BRIC encyclopedia.

30. We reaffirm our

commitment to advance

cooperation among

BRIC countries in

science, culture and

sports.

31. We express our confidence

in the success of the

2010 World Expo in

Shanghai, the 2010

Commonwealth Games

in New Delhi, the 2013

World Student Games in

Kazan, the 2014 Winter

Olympic and Paralympic

Games in Sochi, the

FIFA 2014 World Cup in

Brazil and the 2016

Leaders Meeting in 2012

and offer their full support.

continue to dominate the energy mix

for the foreseeable future. We will

expand sourcing of clean and

renewable energy, and use of energy

efficient and alternative technologies,

to meet the increasing demand of our

economies and our people, and respond

to climate concerns as well. In this

context, we emphasise that

international cooperation in the

development of safe nuclear energy for

peaceful purposes should proceed

under conditions of strict observance of

relevant safety standards and

requirements concerning design,

construction and operation of nuclear

power plants. We stress IAEA's

essential role in the joint efforts of the

international community towards

enhancing nuclear safety standards

with a view to increasing public

confidence in nuclear energy as a

clean, affordable, safe and secure

source of energy, vital to meeting

global energy demands.

40. We have taken note of the substantive

efforts made in taking intra-BRICS

cooperation forward in a number of

sectors so far. We are convinced that

there is a storehouse of knowledge,

know-how, capacities and best

practices available in our countries that

we can share and on which we can

build meaningful cooperation for the

neighbouring countries in order to

ensure humanitarian assistance to

civilian population affected by the

armed conflict.

31. We are gravely concerned with

the deterioration in the current

situation in the Central African

Republic (CAR) and deplore the

loss of life. We strongly condemn

the abuses and acts of violence

against the civilian population and

urge all parties to the conflict to

immediately cease hostilities and

return to negotiations. We call

upon all parties to allow safe and

unhindered humanitarian access.

We are ready to work with the

international community to assist

in this endeavour and facilitate

progress to a peaceful resolution

of the conflict. Brazil, Russia and

China express their sympathy to

the South African and Indian

governments for the casualties

that their citizens suffered in the

CAR.

32. We are gravely concerned by the

ongoing instability in the

Democratic Republic of the

Congo (DRC). We welcome the

signing in Addis Ababa on 24

February 2013 of the Peace,

Security and Cooperation

Framework for the Democratic

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Olympic and Paralympic

Games in Rio de Janeiro.

32. We reaffirm the efforts to

strengthen our

cooperation and

assistance for reduction

of natural disasters.

Russia and India express

their condolences and

solidarity with the people

and Governments of

Brazil and China, for the

lives lost in the mudslide

in Rio de Janeiro, Brazil,

and in the earthquake in

Yushu, China.

III BRIC Summit

32. Brazil, Russia and India

appreciate the offer of

China to host the III BRIC

Summit in 2011.

33. Russia, India and China

express their profound

gratitude to the

Government and people of

Brazil for hosting the II

BRIC Summit.

benefit of our peoples. We have

endorsed an Action Plan for the

coming year with this objective.

41. We appreciate the outcomes of the

Second Meeting of BRICS Ministers of

Agriculture and Agrarian Development

at Chengdu, China in October 2011.

We direct our Ministers to take this

process forward with particular focus

on the potential of cooperation amongst

the BRICS to contribute effectively to

global food security and nutrition

through improved agriculture

production and productivity,

transparency in markets and reducing

excessive volatility in commodity

prices, thereby making a difference in

the quality of lives of the people

particularly in the developing world.

42. Most of BRICS countries face a number

of similar public health challenges,

including universal access to health

services, access to health technologies,

including medicines, increasing costs

and the growing burden of both

communicable and non-communicable

diseases. We direct that the BRICS

Health Ministers meetings, of which

the first was held in Beijing in July

2011, should henceforth be

institutionalized in order to address

these common challenges in the most

cost-effective, equitable and

sustainable manner.

Republic of the Congo and the

Region. We support its

independence, territorial integrity

and sovereignty. We support the

efforts of the UN, AU and sub-

regional organisations to bring

about peace, security and stability

in the country.

33. We reiterate our strong

condemnation of terrorism in all

its forms and manifestations and

stress that there can be no

justification, whatsoever, for any

acts of terrorism. We believe that

the UN has a central role in

coordinating international action

against terrorism within the

framework of the UN Charter and

in accordance with principles and

norms of international law. In this

context, we support the

implementation of the UN

General Assembly Global

Counter-Terrorism Strategy and

are determined to strengthen

cooperation in countering this

global threat. We also reiterate

our call for concluding

negotiations as soon as possible in

the UN General Assembly on the

Comprehensive Convention on

International Terrorism and its

adoption by all Member States

and agreed to work together

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

43. We have taken note of the meeting of

S&T Senior Officials in Dalian, China

in September 2011, and, in particular,

the growing capacities for research and

development and innovation in our

countries. We encourage this process

both in priority areas of food, pharma,

health and energy as well as basic

research in the emerging inter-

disciplinary fields of nanotechnology,

biotechnology, advanced materials

science, etc. We encourage flow of

knowledge amongst our research

institutions through joint projects,

workshops and exchanges of young

scientists.

44. The challenges of rapid urbanization,

faced by all developing societies

including our own, are multi-

dimensional in nature covering a

diversity of inter-linked issues. We

direct our respective authorities to

coordinate efforts and learn from best

practices and technologies available

that can make a meaningful difference

to our societies. We note with

appreciation the first meeting of

BRICS Friendship Cities held in Sanya

in December 2011 and will take this

process forward with an Urbanization

and Urban Infrastructure Forum along

with the Second BRICS Friendship

Cities and Local Governments

Cooperation Forum.

towards this objective.

34. We recognize the critical positive

role the Internet plays globally in

promoting economic, social and

cultural development. We believe

it‟s important to contribute to and

participate in a peaceful, secure,

and open cyberspace and we

emphasise that security in the use

of Information and

Communication Technologies

(ICTs) through universally

accepted norms, standards and

practices is of paramount

importance.

35. We congratulate Brazil on hosting

the UN Conference on

Sustainable Development

(Rio+20) in June 2012 and

welcome the outcome as reflected

in “The Future we Want”, in

particular, the reaffirmation of the

Rio Principles and political

commitment made towards

sustainable development and

poverty eradication while creating

opportunities for BRICS partners

to engage and cooperate in the

development of the future

Sustainable Development Goals.

36. We congratulate India on the

outcome of the 11th Conference

of the Parties to the United

Nations Conference on Biological

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

45. Given our growing needs for renewable

energy resources as well as on energy

efficient and environmentally friendly

technologies, and our complementary

strengths in these areas, we agree to

exchange knowledge, know-how,

technology and best practices in these

areas.

46. It gives us pleasure to release the first

ever BRICS Report, coordinated by

India, with its special focus on the

synergies and complementarities in our

economies. We welcome the outcomes

of the cooperation among the National

Statistical Institutions of BRICS and

take note that the updated edition of the

BRICS Statistical Publication, released

today, serves as a useful reference on

BRICS countries.

47. We express our satisfaction at the

convening of the III BRICS Business

Forum and the II Financial Forum and

acknowledge their role in stimulating

trade relations among our countries. In

this context, we welcome the setting up

of BRICS Exchange Alliance, a joint

initiative by related BRICS securities

exchanges.

48. We encourage expanding the channels of

communication, exchanges and people-

to-people contact amongst the BRICS,

including in the areas of youth,

education, culture, tourism and sports.

49. Brazil, Russia, China and South Africa

Diversity (CBD COP11) and the

sixth meeting of the Conference

of the Parties serving as the

Meeting of the Parties to the

Cartagena Protocol on Biosafety.

37. While acknowledging that

climate change is one of the

greatest challenges and threats

towards achieving sustainable

development, we call on all

parties to build on the decisions

adopted in COP18/CMP8 in

Doha, with a view to reaching a

successful conclusion by 2015, of

negotiations on the development

of a protocol, another legal

instrument or an agreed outcome

with legal force under the

Convention applicable to all

Parties, guided by its principles

and provisions.

38. We believe that the

internationally agreed

development goals including the

Millennium Development Goals

(MDGs) address the needs of

developing countries, many of

which continue to face

developmental challenges,

including widespread poverty and

inequality. Low Income Countries

(LICs) continue to face challenges

that threaten the impressive

growth performance of recent

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

extend their warm appreciation and

sincere gratitude to the Government

and the people of India for hosting the

Fourth BRICS Summit in New Delhi.

50. Brazil, Russia, India and China thank

South Africa for its offer to host the

Fifth BRICS Summit in 2013 and

pledge their full support.

Delhi Action Plan

1. Meeting of BRICS Foreign Ministers on

sidelines of UNGA.

2. Meetings of Finance Ministers and

Central Bank Governors on sidelines of

G20 meetings/other multilateral

(WB/IMF) meetings.

3. Meeting of financial and fiscal authorities

on the sidelines of WB/IMF meetings

as well as stand-alone meetings, as

required.

4. Meetings of BRICS Trade Ministers on

the margins of multilateral events, or

stand-alone meetings, as required.

5. The Third Meeting of BRICS Ministers

of Agriculture, preceded by a

preparatory meeting of experts on agro-

products and food security issues and

the second Meeting of Agriculture

Expert Working Group.

6. Meeting of BRICS High

Representatives responsible for

national security.

7. The Second BRICS Senior Officials‟

Meeting on S&T.

8. The First meeting of the BRICS

years. Volatility in food and other

commodity prices have made

food security an issue as well as

constraining their sources of

revenue. Progress in rebuilding

macro-economic buffers has been

relatively slow, partly due to

measures adopted to mitigate the

social impact of exogenous

shocks. Many LICs are currently

in a weaker position to deal with

exogenous shocks given the more

limited fiscal buffers and the

constrained aid envelopes, which

will affect their ability to sustain

progress towards achieving the

MDGs. We reiterate that

individual countries, especially in

Africa and other developing

countries of the South, cannot

achieve the MDGs on their own

and therefore the centrality of

Goal 8 on Global Partnerships for

Development to achieve the

MDGs should remain at the core

of the global development

discourse for the UN System.

Furthermore, this requires the

honouring of all commitments

made in the outcome documents

of previous major international

conferences.

39. We reiterate our commitment to

work together for accelerated

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Urbanisation Forum and the second

BRICS Friendship Cities and Local

Governments Cooperation Forum in

2012 in India.

9. The Second Meeting of BRICS Health

Ministers.

10. Mid-term meeting of Sous-Sherpas and

Sherpas.

11. Mid-term meeting of CGETI (Contact

Group on Economic and Trade Issues).

12. The Third Meeting of BRICS

Competition Authorities in 2013.

13. Meeting of experts on a new

Development Bank.

14. Meeting of financial authorities to

follow up on the findings of the BRICS

Report.

15. Consultations amongst BRICS

Permanent Missions in New York,

Vienna and Geneva, as required.

16. Consultative meeting of BRICS Senior

Officials on the margins of relevant

environment and climate related

international fora, as necessary.

17. New Areas of Cooperation to explore:

i. Multilateral energy cooperation

within BRICS framework.

ii. A general academic evaluation and

future long-term strategy for BRICS.

iii. BRICS Youth Policy Dialogue.

iv. Cooperation in Population related

issues.

progress in attaining the

Millennium Development Goals

(MDGs) by the target date of

2015, and we call upon other

members of the international

community to work towards the

same objective. In this regard, we

stress that the development

agenda beyond 2015 should build

on the MDG framework, keeping

the focus on poverty eradication

and human development, while

addressing emerging challenges

of development taking into

consideration individual national

circumstances of developing

countries. In this regard the

critical issue of the mobilization

of means of implementation in

assisting developing countries

needs to be an overarching goal.

It is important to ensure that any

discussion on the UN

development agenda, including

the “Post 2015 Development

Agenda” is an inclusive and

transparent inter-Governmental

process under a UN-wide process

which is universal and broad

based.

40. We welcome the establishment of

the Open Working Group on the

Sustainable Development Goals

(SDGs), in line with the Rio+20

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Outcome Document which

reaffirmed the Rio Principles of

Sustainable Development as the

basis for addressing new and

emerging challenges. We are fully

committed to a coordinated inter-

governmental process for the

elaboration of the UN

development agenda.

41. We note the following meetings

held in the implementation of the

Delhi Action Plan:

• Meeting of Ministers of Foreign

Affairs on the margins of UNGA.

• Meeting of National Security

Advisors in New Delhi.

• Meetings of Finance Ministers,

and Central Bank Governors in

Washington DC and Tokyo.

• Meeting of Trade Ministers in

Puerto Vallarta.

• Meetings of Health Ministers in

New Delhi and Geneva.

42. We welcome the establishment of

the BRICS Think Tanks Council

and the BRICS Business Council

and take note of the following

meetings which were held in

preparation for this Summit:

• Fifth Academic Forum

• Fourth Business Forum

• Third Financial Forum

43. We welcome the outcomes of the

meeting of the BRICS Finance

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

Ministers and Central Bank

Governors and endorse the Joint

Communique of the Third

Meeting of the BRICS Trade

Ministers held in preparation for

the Summit.

44. We are committed to forging a

stronger partnership for common

development. To this end, we

adopt the eThekwini Action Plan.

45. We agree that the next summit

cycles will, in principle, follow

the sequence of Brazil, Russia,

India, China and South Africa.

46. Brazil, Russia, India and China

extend their warm appreciation to

the Government and people of

South Africa for hosting the Fifth

BRICS Summit in Durban.

47. Russia, India, China and South

Africa convey their appreciation

to Brazil for its offer to host the

first Summit of the second cycle

of BRICS Summits, i.e. the Sixth

BRICS Summit in 2014 and

convey their full support thereto.

eThekwini Action Plan:

1. Meeting of BRICS Ministers of

Foreign Affairs on the margins of

UNGA.

2. Meeting of BRICS National

Security Advisors.

3. Mid-term meeting of Sherpas

and Sous-Sherpas.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

4. Meetings of Finance Ministers

and Central Bank Governors in

the margins of G20 meetings,

WB/IMF meetings, as well as

stand-alone meetings, as required.

5. Meetings of BRICS Trade

Ministers on the margins of

multilateral events, or stand-alone

meetings, as required.

6. Meeting of BRICS Ministers of

Agriculture and Agrarian

Development, preceded by a

preparatory meeting of experts on

agro-products and food security

issues and the Meeting of

Agriculture Expert Working

Group.

7. Meeting of BRICS Health

Ministers and preparatory

meetings.

8. Meeting of BRICS Officials

responsible for population on the

margins of relevant multilateral

events.

9. Meeting of BRICS Ministers of

Science and Technology and

meeting of BRICS Senior

Officials on Science and

Technology.

10. Meeting of BRICS

Cooperatives.

11. Meetings of financial and

fiscal authorities in the margins of

WB/IMF meetings as well as

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

stand-alone meetings, as required.

12. Meetings of the BRICS

Contact Group on Economic and

Trade Issues (CGETI).

13. Meeting of the BRICS

Friendship Cities and Local

Governments Cooperation Forum.

14. Meeting of the BRICS

Urbanisation Forum.

15. Meeting of BRICS

Competition Authorities in 2013

in New Delhi.

16. 5th Meeting of BRICS Heads

of National Statistical Institutions.

17. Consultations amongst BRICS

Permanent Missions and/or

Embassies, as appropriate, in New

York, Vienna, Rome, Paris,

Washington, Nairobi and Geneva,

where appropriate.

18. Consultative meeting of

BRICS Senior Officials in the

margins of relevant sustainable

development, environment and

climate related international fora,

where appropriate.

New areas of cooperation to be

explored - BRICS Public Diplomacy

Forum.

- BRICS Anti-Corruption

Cooperation.

- BRICS State Owned Companies

/ State Owned Enterprises.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351087-TA-Fadlinnisa.pdf · Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama ... atas kesamaan

- National Agencies Responsible

for Drug Control.

- BRICS virtual secretariat.

- BRICS Youth Policy Dialogue.

- Tourism.

- Energy.

- Sports and Mega Sporting

Events.

Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013