ukir

18
1 PERALATAN DAN KETEKNIKAN DASAR KERJA UKIR 1. Alat a. Satu set pahat ukir b. Palu kayu c. Batu asah d. Gergaji e. Ketam f. Mistar g. Pensil a. Pahat Ukir Pahat ukir dalam satu set biasanya berjumlah 30 bilah, terdiri 20 bilah bentuk penguku (lengkung seperti bentuk kuku manusia) dan 10 bilah bentuk penyilat (bentuk lurus) 1) Pahat Penguku: Pahat penguku dalam satu 1 set berjumlah 20 bilah Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1,5 mm sampai dengan 40mm. Panjang pahat 220-250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm. Fungsi pahat penguku digunakan untuk membuat ukiran bentuk lengkung,bentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan/cawenan

Upload: jokosudarmo

Post on 28-Jun-2015

3.824 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: UKIR

1

PERALATAN DAN KETEKNIKAN DASAR KERJA UKIR

1. Alat

a. Satu set pahat ukir

b. Palu kayu

c. Batu asah

d. Gergaji

e. Ketam

f. Mistar

g. Pensil

a. Pahat Ukir

Pahat ukir dalam satu set biasanya berjumlah 30 bilah, terdiri 20 bilah

bentuk penguku (lengkung seperti bentuk kuku manusia) dan 10 bilah

bentuk penyilat (bentuk lurus)

1) Pahat Penguku:

Pahat penguku dalam satu 1 set berjumlah 20 bilah

Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1,5 mm sampai

dengan 40mm.

Panjang pahat 220-250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm.

Fungsi pahat penguku digunakan untuk membuat ukiran bentuk

lengkung,bentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan/cawenan

Page 2: UKIR

2

Gb 1. Pahat penguku 20 bilah Gb. 2. Detail bentuk pahat penguku

Gb 3. Cara memegang/menggunakan pahat penguku

2). Pahat Penyilat

Pahat penyilat dalam satu set berjumlah 10 bilah

Ukuran lebar dimulai dari paling kecil 1 mm sampai dengan

40mm panjang 220-250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm

Fungsi pahat penyilat untuk membuat pahatan/ukiran bentuk garis

lurus dan bentuk cembung lurus dan cekung/dasaran/lemahan.

Gb. 4 Pahat penyilat Gb 5. Detail bentuk pahat penyilat

Page 3: UKIR

3

Gb 6. Cara memegang/menggunakan pahat penyilat

3). Pahat Pengot

Pahat pengot dalam 1 set pahat ukir berjumlah 1- 3 bilah

Bentuk mata pahat miring menyudut,ukuranyang biasa dipakai

antara 4 mm sampai dengan 10 mm, panjang 220-250 mm, tebal

kurang lebih 1,5 mm.

Fungsi pahat pengot digunakan untuk membersihkan sudut/ sela-

sela dasaran ukiran yang sulit dijangkau dengan pahat

perata/penyilat

Gb 7. Pahat bentuk pengot

Page 4: UKIR

4

4). Pahat Kol

Pahat kol dalam 1 set pahat sebanyak 5 -10 bilah

Ukurannya dimulai dari paling kecil 5 mm sampai dengan 45 mm,

panjang 220-250 mm, tebal kurang lebih 0,75 mm.

Fungsi pahat kol untuk membuat pahatan/ukiran bentuk cekung

yang dalam seperti alur lengkung, juga biasa untuk membuat

hiasan texture untuk karya seni. Pahat ini juga digunakan untuk

mengerjakan bagian-bagian cekung yang tidak dapat

dikerjakan dengan pahat penguku.

Gb 8. Pahat kol Gb 9. detail bentuk pahat kol

5). Pahat Coret

Pahat coret dalam 1 set pahat ukir berjumlah 1 – 3 bilah

Ukuran lebar dimulai dari yang paling kecil 3 mm sampaii dengan

1,5 cm.

Fungsi pahat coret untuk membuat pahatan/ukiran isian/hiasan

daun atau bunga, dan texture untuk karya seni.

Page 5: UKIR

5

Gb 10. Pahat pengot

b. Cara Pembuatan Pahat Ukir Secara Tradisional di Jepara.

Gb 11. Poses melunakkan bahan pahat/besi baja

G

Gb 12. Proses pembentukan awal

Page 6: UKIR

6

Gb 13. Proses pembentukan akhir/menghaluskan permukaan pahat

Gb 14. Peralatan dan mal untuk pembuatan pahat

Gb 15. Hasil akhir produksi pahat ukir dalam 1 set

Page 7: UKIR

7

c. Cara merawat dan Menajamkan/Mengasah Pahat Ukir

1). Batu asah

Dalam kerja ukir pahat harus selalu dirawat/dijaga selalu dalam

keadaan siap pakai/tajam. Cara menajamkan pahat biasanya

menggunakan batu asahan. Batu asahan dipasaran ada dua jenis,

yaitu batu asahan yang diproduksi oleh pabrik dan perusahaan

tradisional. Batu asahan yang diproduksi oleh pabrik ini biasanya

disebut batu asah minyak, batu asah ini pada waktu dipakai

menggunakan minyak pelumas/olie. Sedangkan batu asahan

tradisional menggunakan air.

Batu asahan minyak biasanya ada dua permukaan yang berbeda;

satu permukaan kasar dan satu permukaan halus. Fungsi permukaan

yang kasar biasanya digunakan untuk memperbaiki apabila

permukaan mata pahatnya rusak akibat misalnya jatuh dari meja kerja

atau rusak karena kesalahan teknis. Sedangkan permukaan yang

halus biasanya digunakan untuk menajamkan pahat ukir terutama

pahat penyilat/pahat mata lurus.

Batu asah gunung memiliki dua permukaan yang sama yaitu

halus saja atau kasar saja. Batu asah ini khusus untuk menajamkan,

baik pahat lurus dan lengkung.

Gb 16. Batu asah minyak Gb 17.Batu asah air

Page 8: UKIR

8

2). Cara menajamkan pahat ukir Pahat Penguku

Diasah pada sisi sudut batu asah, dimulai dari pahat yang ukuran

terkecil, sampai pada mata pahat yang terbesar.

Apabila pengasahan tidak sesuai dengan sisi sudut batu asah maka

mata pahat kuku ini dapat berubah bentuknya seperti cekung bagian

tengah mata pahat.

Gb 18. Cara mengasah pahat penguku Gb 19. Cara mengasah pahat bagian dalam mata pahat penguku bagian luar 3). Cara Menajamkan Pahat Penyilat/Mata lurus

Diasah pada permukaan batu asah yang datar, dimulai dari pahat yang

terbesar n sampai pada mata pahat yang terkecil.

Jadi urutannya kebalikan dengan cara mengasah pakat penguku.

Gb 20. Cara mengasah pahat penyilat Gb 21. Cara mengasah pahat

bagian dalam mata pahat penyilat bagian luar

Page 9: UKIR

9

4). Perawatan Pahat Ukir

Selain menjaga pahat ukir selalu dalam kondisi tajam, pahat ukir

perlu dirawat antara lain dengan membersihkan setiap bilah pahat

dengan kain setiap selesai digunakan, dan untuk menjada bilah pahat

terhindar dari karatan setiap bilah pahat dilap dengan kain yang

dibasahi degan olie.

d. Alat Bantu Kerja Ukir

Alat bantu dalam kerja ukir biasanya terdiri: Pensil/spidol, alat

pengukur/meteran,sikat ijuk, siku, ketam, alat potong/gergaji

mesin/manual,kertas pola, mesin bor, mesin skrol/jigsaw, klem,dll.

1). Mesin Skrol saw

Mesin ini sangat penting dalam kerja ukir terutama saat kita

mengerjakan ukiran yang berlobang. Mesin ini sangat banyak

digunakan di SMK-SMK Seni dan Budaya terutam pada Program

Keahlian Kriya Kayu, pada industri mebel dan ukiran. Mesin jenis

tersebut jenis mesin buatan pabrik yang memiliki keterbatasan ukuran

papan kerja maksimal 50 cm persegi. Sedangkan diperusahaan-

perusahaan mebel di Jepara umumnya menggunakan mesin skrol

(dikenal dengan nama mesin bobok/pelobang) rakitan sendiri yang

mampu melobang pada papan kerja dengan ukuran lebih dari 1 meter

persegi.

2). Mesin Jigsaw

Jig saw juga bisa digunakan untuk membantu kerja ukir terutama

untuk membuat lobang yang besar-besar dan juga apa bila ukuran

benda yang diukir cukup besar dan tidak dapat dijangkau dengan mesin

skrol saw.

Page 10: UKIR

10

Gb 21. Mesin Skrol dan jigsaw

3). Mesin Bor

Mesin bor juga sangat penting untuk membantu kerja ukir manakala

kita mengukir dengan teknik kerawangan atau juga membantu

membuat lobang sebelum benda kerja di skrol. Ada dua jenis mesin bor

yakni mesin bor duduk dan portabel

Gb 22. Bench drill Gb 23. Portable drill

4). Klem Meja

Klem meja biasa dikenal berbentuk huruf F dan G, dalam proses

ukiran kayu klem merupakan alat bantu yang sangat penting. Disamping

berfungsi untuk memegang benda kerja tidak bergerak kesana-kemari

juga agar posisi kayu flet dengan meja kerja sehingga dapat terhindar

kerusakan benda kerja

Page 11: UKIR

11

5). Palu kayu

Palu kayu merupakan alat yang penting dalam kerja ukiran kayu.

Ada 2 macam palu: terbuat dari bahan kayu dan dari bahan karet. Dua

jenis tersebut dapa digunaka digunakan tetapi lebih senang bila

menggunakan palu kayu, karana lebih lembut dan kenyal.

Gb 24. Klem F Gb 25. Pukul kayu

6). Sikat Ijuk

Dalam kerja ukiran diperlukan pula sikat ijuk yang berfungsi untuk

membersihkan kotoran kayu pada ukiran yang telah selesai di ukir.

7). Peralatan kerja bangku

Peralatan kerja bangku juga diperlukan dalam kerja ukir, antara lain:

gergaji potong, ketam, rol meter, try square, pensil, dll

Gb 26. Sikat ijuk Gb.27. Alat kerja bangku/manual

Page 12: UKIR

12

IV. BAHAN UNTUK KERJA UKIR

BahanKayu yang digunakan untuk kerja/benda ukir biasanya

menggunakan jenis kayu keras, seperti kayu jati, sonokeling, mahoni,

cendana, eboni, dll.

Berikut ini dijelaskan bebera jenis dan sifat kayu biasa digunakan untuk

benda ukir.

1. Kayu Jati

Kayu jati banyak tumbuh dan ditanam di Indonessia (Jawa Tengah, Jawa

Timur, Sumbawa, Sumatera dan Sulawesi). Kayu ini memiliki sifat tidak

terlalu keras sehingga mudah untuk dipahat/diuikir. Kayu ini memiliki

serat kayu yang bagus, berwarna coklat kekuning-kuningan. Kadar

kembang susut jenis kayu jati ini relatif kecil dan daya retaknya relatif

rendah. Kayu jati ini memiliki serat dan tekstur yang halus, sehingga kayu

sangat sesuai unutuk bahan pembuatan perabot yang diukir. Kayu ini

banyak digunakan untuk produksi mebel/perabot ukiran.

2. Kayu Mahoni

Kayu mahoni banyak tumbuh di pulau Jawa. Kayu ini memiliki kekerasan

sedang sehingga mudah untuk dibuat produk karena tidak menyulitkan

proses kerja. Kayu ini memiliki warna coklat kemerah-merahan dan

mempunyai serat, tekstur yang halus dan pori-pori yang padat. Sedang

daya retak dan kembang susutnya rendah. Kayu ini juga banyak

digunakan untuk produksi perabot berukir.

3. Kayu Sonokeling

Kayu Sonokeling mudah didapat di Indonesia (Jawa Tengah dan Jawa

Timur). Kayu ini lebih keras diatas kayu jat. Serat kayu Sonokeling

Page 13: UKIR

13

berwarna coklat keungu-unguan, diselingi garis kehitam-hitaman dan

coklat kekuning-kuningan. Kelebihan kayu Sonokeling adalah pori-pori

seratnya padat, keras, tampilan warna tekstur menarik, daya susut

kembangnya rendah sehingga kayu ini cocok untuk dibuat mebel

ukir/tanpa ukiran.

4. Kayu Eben/Eboni

Jenis kayu eben sering disebut kayu hitam, kayu areng, kayu kamuni,

atau kayu wawana. Kayu ini banyak tumbuh di Indonesia (Maluku,

Kalimantan, dan Sulawesi). Kayu eben berwarna hitam dengan garis-

garis putih yang cukup lebar pada setiap alur seratnya. Kayu ini termasuk

jenis kayu keras, serat dan teksturnya mirip dengan kayu sonokeling.

5. Kayu Cendana

Kayu cendana banyak tumbuh di Indonesia terutama di Jawa Timur,

Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Flores. Kayu ini memiliki aroma yang

khas (wangi), sehingga mudah dikenal dan sering dijadikan cinderamata

(terutama cindera mata ukiran dan arca di Bali). Kayu ini termasuk jenis

kayu keras yang memiliki serat serta tekstur halus, sehingga bila dibuat

ukiran, hasilnya sangat indah.

Page 14: UKIR

14

V. TEKNIK UKIR (motif Geometris)

1. Membuat pahatan gartis bentuk lurus.

Gb 28. Arah gerak pahat untuk membutat garis lurus

2. Membuat Pahatan Garis Lengkung

Untuk memahat garis lengkung ini diperlukan

Ketrampilan didalam memilih pahat yang sesuai dengan jangkauan

lengkungan garis. Karena setiap pahat memiliki jangkauan pahatan

tertentu sesuai dengan besar kecilnya pahat dan untuk memahat garis

lengkung tertentu pula.

Gb.29 Cara memahat garis lengkung

Page 15: UKIR

15

3. Membuiat pahatan bentuk miring

Gb. 30 Arah pahat waktu membentuk pahatan dalam, bentuk bidang miring

4. Memahat “ pahatan dalam “ berbentuk geometris V.

Membuat pahatan dalam, bentuk V ini pada dasarnya membuat pahatan

membentuk garis lebar menjadi dua bidang miring yang berlawanan

bertemu pada satu garis tengah, sehingga menghasilkan bentuk geometris

V.

Cara memahat bidang miring bentuk V ini pada prinsipnya sama dengan

cara memahat bentuk miring. Hanya pemahatan dimulai dari batas

bidang/garis bidang yang berlawanan dengan arah pahat miring bertemu

ditengah.

Gb. 31. Pahatan dalam

bentuk huruf V

Page 16: UKIR

16

5. Cara memahat geometris

Dilihat dari hasilnya, bentuk pahatan geometris ini ada dua teknik cara

memahat, yaitu pahatan geometris timbul dan dalam.

Cara memahat geometris timbul, pertama batasi bidang geometris

dengan pahat mengikuti garis batas geometris. Arah pahat agak lurus

terhadap permukaan kayu yang dipahat. Setelah itu hilangkan kayu

yang ada diluar, disela-sela atau disekeliling geometris dengan pahat

lurus arah miring sampai garis batas geometris. Dengan cara demikian,

geometris tampak timbul atau lebih tinggi di sela-sela/sekelilingnys yang

sekaligus menjadi latar belakang/dasaran.

Gb.32 Arah pengirisan sekeliling sudut pahatan

Gb.33. Bentuk pahatan bentuk miring dan tegak

Page 17: UKIR

17

DAFTAR PUSTAKA

Enget,dkk (2008), Kriya Kayu, Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Jilid 1, Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Depdiknas RI,

Jackson Albert and David,(1993). Collins Complete Wood Worker’s Manual.

Harper Collins Publisher.

Peter Berry, (2000), Woodcarving, Apple

LAMPIRAN:

A. CONTOH MOTIF GEOMETRIS

Page 18: UKIR

18

Contoh penerapan motif geometris pada Produk kriya( kotak tisu dan tatakan gelas/koster