uji bioaktifitas dari ektrak lamun enhalus acoroides dan syringodium isoetifolium dari perairan...

7
http://vimeo.com/73447851 RESUME PENELITIAN S1 DAN S2 Rani Handayani 230210100058 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

Upload: rani-handayani

Post on 01-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kenrangka

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Bioaktifitas Dari Ektrak Lamun Enhalus Acoroides  Dan Syringodium Isoetifolium Dari Perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu Sebagai Sumber Antioksidan.docx

http://vimeo.com/73447851RESUME PENELITIAN S1 DAN S2

Rani Handayani

230210100058

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JATINANGOR

2013

Page 2: Uji Bioaktifitas Dari Ektrak Lamun Enhalus Acoroides  Dan Syringodium Isoetifolium Dari Perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu Sebagai Sumber Antioksidan.docx

Resume penelitian S1

Uji Bioaktifitas Dari Ektrak Lamun Enhalus Acoroides Dan Syringodium Isoetifolium Sebagai Sumber Antioksidan

Lamun adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh dan berkembang dengan

baik di lingkungan laut dangkal, membentuk kelompok-kelompok kecil sampai

berupa hamparan padang lamun dan terdapat cukup banyak di Indonesia. Padang

lamun merupakan kekayaan sumberdaya laut, salah satu ekosistem yang terdapat

di wilayah pesisir, dan merupakan ekosistem yang sangat penting bagi ekologi

laut terluar yang dekat garis pantai. Penelitian tentang lamun dan ekosistem laut

selama ini banyak difokuskan terhadap aktivitas eksplorasi, budidaya dan

pariwisata, namun penelitian tentang pemanfaatan lamun bagi manusia terutama

komponen bioaktifnya masih sangat sedikit dipelajari (Lioret, 2010).

Lamun seperti organisme yang lain, diketahui dapat menghasilkan

metabolit sekunder yang beragam, sehingga berpotensi digunakan sebagai sumber

obat-obatan dan sebagai makanan kesehatan (Heilgmeier dan Zirdorn, 2010). Dari

penelitian terdahulu diketahui bahwa lamun jenis Syringodium

isoetifolium (Ukhty, 2011) dan Enhalus acoroides (Rumiantin, 2011) memiliki

aktivitas antioksidan. Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk

menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan terhadap sel

normal, protein, dan lemak. Radikal bebas adalah senyawa kimia yang memiliki satu

atau lebih elektron tidak berpasangan di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan

mampu bereaksi dengan protein, lipid, atau DNA. Radikal bebas terbentuk secara

terus-menerus dalam tubuh manusia, baik melalui pengaruh eksogen maupun

endogen. Reaktivitas radikal bebas ini dapat diredam oleh senyawa antioksidan.

Antioksidan sintetik yang berkembang saat ini dikhawatirkan memberi efek samping

yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Potensi antioksidan alami harus

dikembangkan untuk memperoleh antioksidan yang lebih aman dikonsumsi. Salah

satu sumber daya perairan yang berpotensi sebagai penghasil antioksidan alami

adalah lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memanfaatkan

Page 3: Uji Bioaktifitas Dari Ektrak Lamun Enhalus Acoroides  Dan Syringodium Isoetifolium Dari Perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu Sebagai Sumber Antioksidan.docx

potensi lamun Syringodium isoetifolium dan Enhalus acoroides sebagai sumber

senyawa antioksidan. Metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas

antioksidan bakteri simbion lamun yaitu dengan uji DPPH.

DPPH adalah radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan

cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul tersebut

tidak reaktif sebagaimana radikal bebas yang lain. Proses delokalisasi ini

ditunjukkan dengan adanya warna ungu (violet) pekat yang dapat dikarakterisasi

pada pita absorbansi (Molyneux 2004). Pengukuran aktivitas antioksidan dengan

metode DPPH menggunakan prinsip spektrofotometri. Senyawa DPPH (dalam

metanol) berwarna ungu tua terdeteksi pada panjang gelombang sinar tampak

sekitar 517 nm. Suatu senyawa dapat dikatakan memiliki aktivitas antioksidan

apabila senyawa tersebut mampu mendonorkan atom hidrogennya untuk berikatan

dengan DPPH membentuk DPPH tereduksi, ditandai dengan semakin hilangnya

warna ungu (menjadi kuning pucat) (Molyneux 2004). Prinsip penurunan nilai

absorbansi digunakan untuk mengetahui kapasitas antioksidan suatu senyawa.

Parameter untuk menginterpretasikan hasil pengujian dengan metode

DPPH adalah IC50 (inhibition concentration). IC50 merupakan konsentrasi

larutan substrata atau sampel yang akan menyebabkan reduksi terhadap aktivitas

DPPH sebesar 50 % (Molyneux 2004). Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin

tinggi aktivitas antioksidan. Secara spesifik suatu senyawa dikatakan sebagai

antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 0,05 mg/ml, kuat untuk IC50

antara 0,05-0,1 mg/ml, sedang jika IC50 bernilai 0,101-0,150 mg/ml, dan lemah

jika IC50 bernilai 0,150-0,200 mg/ml.

Page 4: Uji Bioaktifitas Dari Ektrak Lamun Enhalus Acoroides  Dan Syringodium Isoetifolium Dari Perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu Sebagai Sumber Antioksidan.docx

Resume Penelitian S2

Aktivitas Ekstrak Rumput Laut Sargassum Sp Sebagai Imunostimulan

Untuk Meningkatkan Sistem Ketahanan Pada Udang Litopenaeus Vannamei

Produksi udang akhir-akhir ini semakin meningkat, baik di negara lain (China,

Thailand, Taiwan dan Equador) maupun di Indonesia. Apalagi saat ini udang

ditetapkan sebagai salah satu komoditas utama perikanan, yang sangat

berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Namun penyakit merupakan salah

satu faktor pembatas dalam budidaya udang vannamei (Litopennaeus vannamei).

Salah satu upaya dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit udang adalah

melalui peningkatan sistem pertahanan tubuh udang, yaitu dengan menggunakan

imunostimulan, vitamin dan hormon (Johny et al., 2005).

Permasalahan yang sering muncul pada budidaya udang vaname salah

satunya penyakit necrotizing hepatopancreatitis (NHP) yang disebabkan oleh

bakteri dan virus (Jory, 1997). Beberapa jenis bakteri seperti bakteri Vibrio

alginolyticus, V. harveyi dan V. damsela biasanya menyebabkan terjadinya

penyakit vibriosis . Vibriosis merupakan masalah utama dalam budidaya udang,

karena dapat menyebabkan kematian yang tinggi yang berdampak pada kegagalan

produksi. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik

dan disinfektan. Namun menurut Reed et al. (2003) penggunaan antibiotik pada

budidaya udang mempunyai dampak negatif pada lingkungan akuatik dan

residunya dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

Selain itu pula penggunaan antimikrobial dapat menyebabkan berkembangnya

strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Vaksin biasanya digunakan untuk mencegah ikan terkena penyakit dan

sudah diperdagangkan. Vaksinasi merupakan metode yang efektif untuk

mengendalikan penyakit pada ikan, namun tidak bagi udang karena karena udang

tidak memiliki antibodi (Jory, 1997) atau dengan kata lain antibodi spesifik sangat

sedikit. Udang tidak memproduksi limfosit dan tidak memiliki sistim imun

Page 5: Uji Bioaktifitas Dari Ektrak Lamun Enhalus Acoroides  Dan Syringodium Isoetifolium Dari Perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu Sebagai Sumber Antioksidan.docx

adaptive seperti yang dimiliki vertebrata (van de Braak, 2002). Sistem pertahanan

udang berdasarkan hanya pada imunitas innate. Strategi yang digunakan

pembudidaya udang dalam mengendalikan penyakit pada

budidaya udang adalah dengan menggunakan imunostimulan (Dugger and Jory,

1999). Penggunaan imunostimulan sebagai pakan suplemen dapat meningkatkan

pertahanan alami ikan sehingga resisten terhadap patogen selama periode stress

(Kumari and Sahoo, 2006). Imunostimulan tidak memperlihatkan efek samping

yang negatif sebagaimana yang terjadi pada penggunaan antibiotik terhadap

lingkungan dan konsumer.

Rumput laut merupakan sumber bahan bioaktif, yang menghasilkan

sejumlah senyawa sebagai sitostatik, antiviral, antihelmint, anticendawan dan

aktifitas antibakterial. Senyawa ini berasal dari alga hijau, coklat dan merah

(Lindeguist and Schweder, 2001). Beberapa jenis rumput laut dapat berperan

sebagai antibakteri pada bakteri yang bersifat patogen ikan karena lebih aman dan

efektif (Bansemir et al. 2006). Selain itu rumput laut dapat digunakan sebagai

imunostimulan yang mengandung polisakarida lebih aman karena tidak bersifat

racun maupun patogenik bagi udang (Dugger and Jory, 1999).