uas desain pesan

Download UAS Desain Pesan

If you can't read please download the document

Upload: detri-puspita-sari

Post on 29-Jun-2015

971 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL DESAIN INSTRUCTIONAL SEMESTER III

OLEH: DETRI PUSPITA SARI NIM. F25109013

PASCASARJANA TEKNOLOGI PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2011

1.

Pengertian Desain Pesan Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, Misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Desain pembelajaran sebagai proses. Merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembela.jarannya. Untuk memahami lebih jauh tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran, pada bagian ini akan dipelajari tentang: Pengertian teori dan model; Teori dasar behavioris,

kognitif, dan konstruktif; Model pembelajaran; Taksonomi Bloom; Perbaikan taksonomi Bloom;Model kondisi belajar Robert Gagne; serta Model pemrosesan informasi.

2. Kaitan antara desain pesan dalam konteks keseluruhan komponen-komponen desain instructional. Desain merupakan suatu proses pemecahan masalah dengan tujuan untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Desain Pesan merupakan perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya tangkap. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, dan halam secara terpisah yang bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Tujuan setiap Desain Pesan adalah untuk mengoptimalkan metode pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam hal meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Hubungan Desain Pesan dengan Desain Instruksional adalah Desain Pesan dirancang sebagai jawaban dan cara yang efektif untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran serta mengaitkan antara teori pembelajaran dan praktik pendidikan. Hal ini didasari oleh hal yang tidak seharusnya terjadi di banyak sekolah negeri. Banyak

siswa ternyata tidak dapat mengembangkan kapasitas belajar mandiri karena gagal dalam mempelajari apa yang terjadi. Siswa cenderung menghentikan proses belajarnya ketika sudah keluar dari lembaga pendidikan dan lambat dalam menyesuaikan diri terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan cepat. Desain Instruksional disusun untuk kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya yakni bagaimana proses merancang program pembelajaran untk membantu proses belajar siswa, dengan demikian perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

DESAIN PESAN

Komponen Desain Pembelajaran

Kerangka Teoritis Desain Pembelajaran

Hubungan dengan Disiplin Ilmu Lain

Kriteria Evaluasi Desain Pembelajaran

Hubungan Desain Pesan dan Desain Instruksional

3. Skema Seluruh Model-Model Desain Pesan Lengkap dengan Isi dan Karakteristik dari Setiap Model.

DESAIN PESAN PEMBELAJARAN

TEORI PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN DEKSRIPTIF DAN PRESKRIPTIF

KONTRUBUSI GAGNE DAN BRIGGS DALAM MODEL PRESKRIPTIF PEMBELAJARAN

PENDEKATAN PERILAKU DALAM PRESKRIPSI PEMBELAJARAN

TEORI PEMBELAJARAN ALGOHEURISTIC

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI PENGAJARAN STRUKTURAL

TEORI PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN DESKRIPTIF DAN PRESKRIPTIF Perbedaan antara teori pembelajaran dan teori pengajaran serta teori preskriptif dan teori deskriptif berikut praktiknyasecara mendetail serta hubungan diantara teori tersebut. Mengenal perbedaan-perbedeaan tersebut secara jelas penting untuk memahami dan meningkatkan pengetahuan kita tentang pembelajaran. Karena proses pembelajaran digambarkan sebagai suatu studi khusus tentang proses kendali cybernatics yang merupakan mekanisme yang menyediakan umpan balik dan memungkinkan sistem untuk menyesuaikan dengan kondisi tertentu. Perbandingan dengan teori sistem ini memfasilitasi analisis dan pemahaman tentang proses pembelajaran. Proses Pengendalian Belajar. Tindakan beberapa orang diarahkan pada beberapa objek dan ditujukan untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik dalam situasi tertentu. Agen pembelajaran harus memiliki program transformasi dengan dua tipe: (1) berdasarkan proses dan aturan (algoritmik), seseorang yang tahu cara berenang tapi tidak bisa berenang; (2) dipandu oleh proses dan aturan (nonalgoritmik), misalnya seseorang

tidak memiliki bayangan sama sekali tentang bagaimana cara berenang tapi ia memperhatikan seseorang yang berenang dan ia mampu mengikutinya. Proses Pembelajaran. Aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan adalah aktivitas pembelajaran. Agen pembelajaran (seorang guru atau sumber pembelajaran lainnya) mengarahkan tindakannya pada objek (siswa). Tindakan tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan spesifik yaitu mengembangkan karakteristik psikologis dan perubahan perilaku tertentu) pada kondisi internal maupun eksternal. Keberhasilan proses pembelajaran tergantung dari pengajaran yang didesain oleh guru. Proses Pembelajaran; memiliki gambaran spesifik seperti: 1. Ada objek yang ditransformasikan (manusia yang memiliki motif dan kebutuhan khusus dan sejumlah kemampuan yang diatur untuk mencapai satu tujuan; 2. Ada karakteristik yang ditransformasikan/perubahan perilaku (secara psikologis dan behavioral); 3. Ada tujuan yang ingin dicapai. 4. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, seorang pengajar harus mengetahui suatu preskripsi (algoritmik dan nonalgoritmik) dan panduan pembelajaran. 5. Preskripsi yang dimaksud disini adalah program pembelajaran dan proses pembelajaran. Teori Deskriptif Apa yang menjadi sumber program pembelajaran bagi guru? Secara historis dan secara ontologis jawabannya adalah pengalaman praktis dalam pembelajaran beserta hasilnya yang dimiliki oleh mereka sendiri dan guru-guru lain. Jika tindakan pembelajaran A diaplikasikan pada kondisi a, kemudian hasilnya menunjukkan maka tindakan A1, A2, An, dst pada kondisi a1, a2,an,dstakan menghasilkan 1,2, n, dst. Kalau dinotasikan dalam simbol: A & a

Pernyataan ini dinamakan teori deskriptif. Setelah diverifikasi dan diorganisasikan dalam sistem, bentuk sistem proposisi ini menjadi suatu teori pembelajaran deskriptif. Prinsipnya, logika teori pembelajaran deskriptif tidak berbeda dari logika deskriptif teori lain seperti matematika, fisika, biologi, kedokteran, dan disiplin ilmu lainnya. Semuanya merepresentasikan proposisi tentang apa yang akan dipelajari terhadap beberapa objek atau fenomena, atau kejadian, beserta hubungannya masing-masing, bila terdapat kondisi atau pengaruh tertentu yang mengenai/dikenakan pada objek tersebut Teori Preskriptif Teori Preskriptif dapat merepresentasikan ratusan proposisi tipe yang memungkinkan kita untuk dapat memprediksikan apa yang akan terjadi terhadap beberapa fenomena bila suatu tindakan terjadi. Tetapi jika kondisi diubah untuk tidak secara pasif memprediksikan sesuatu apa yang akan terjadi terhadap suatu fenomena dalam kondisi tertentu, tetapi juga secara aktif memproduksi hasil yang diinginkan, maka teori deskriptif saja tidak cukup. Untuk itu dibutuhkan Teori Preskriptif. Perbedaan keduanya yaitu: 1. Proposisi Teori Deskriptif jika..kemudianstruktur logikanya (jika a dan A kemudian ) 2. Proposisi Teori Preskriptif agar/supaya..lakukan inistruktur logikanya (agar/supaya mencapai pada kondisi a maka lakukan A) 3. Teori Deksriptif cenderung merupakan tindakan pasif sementara Teori Preskriptif cenderung merupakan tindakan aktif. 4. Namun Teori Deskriptif tidak bisa secara otomatis dikonversikan menjadi Teori Deskriptif 5. Prinsipnya, logika teori pembelajaran deskriptif tidak berbeda dari logika deskriptif teori lain seperti matematika, fisika, biologi, kedokteran, dan disiplin ilmu lainnya. 6. Semuanya merepresentasikan proposisi tentang apa yang akan

terhadap beberapa objek atau fenomena, atau kejadian, beserta hubungannya masing-masing, bila terdapat kondisi atau pengaruh tertentu yang mengenai/dikenakan pada objek tersebut. 7. Proposisi Deskriptif: Jika seorang siswa mengulang suatu pernyataan berulang kali, dia akan mengingatnya dengan lebih baik. Proposisi ini 100% tepat. 8. Proposisi Preskriptif: Agar dapat mengingat suatu pernyataan dengan lebih baik seorang siswa harus mengulangnya berulang kali. 9. Proposisi ini tidak setepat proposisi yang pertama karena kemampuan mengingat ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya repetisi (pengulangan). 10. Karena untuk beberapa siswa lebih penting memahami pernyataan tersebut daripada sekedar mengingatnya. 11. Beberapa siswa yang memiliki memori yang kuat, mungkin tidak perlu mengulangnya sama sekali. 12. Proposisi Deskriptif: Jika seorang siswa dapat mereformulasikan suatu pernyataan dengan kata-katanya sendiri, berarti ia mengerti pernyataan itu dengan benar. 13. Proposisi Preskriptif: Agar seorang siswa dapat memahami suatu pernyataan, ia harus menyatakan kembali pernyataan tersebut dengan kata-katanya sendiri. 14. Proposisi ini tidak benar. Menyatakan kembali mungkin membantu untuk memahami tetapi belum tentu mengerti dengan baik. 15. Mengerti mungkin bisa didapatkan tanpa menyatakan kembali dan terdapat beberapa hal yang menyebabkan ketidakmampuan memahami pernyataan (kurang mengerti arti beberapa kata, persepsi yang salah atau tidak lengkap tentang sejumlah kata, gagal memahami struktur sintaks pada pernyataan, dan lainnya) 16. Jadi salah kalau guru kemudian merekomendasikan: Penting bagi siswa untuk menyatakan kembali pernyataan tersebut dengan katakatanya sendiri.

17. Seharusnya

guru

tersebut:

Mendiagnosa

sebab

psikologis

kegagalan siswa untuk memahami pernyataan sehingga untuk mengatasi sebab A menggunakan metode a, untuk mengatasi sebab B menggunakan metode B, dan seterusnya. Program Pembelajaran 1. Mengetahui/memiliki/membangun pembelajaran. 2. Seorang guru harus memiliki satu set program pembelajaran beserta metode penyelesaian masalah dalam pembelajaran yang didasarkan pada teori program deskriptif dan preskriptif algoritmik serta dan mengembangkan pembelajaran preposisi yang koheren dan lengkap saja belum cukup untuk merancang suatu program

nonalgoritmik secara mandiri. 3. Teori tentang merancang program pembelajaran disebut Teori Desain Pembelajaran. 4. Perbedaan keduanya adalah: 5. Teori dan Program Pengajaran terkait dengan gurupengajaran tindakan sebagai sebabperubahan psikologis dan perilaku siswa sebagai efek/hasil. 6. Teori dan Program Pembelajaran terkait dengan pebelajar pembelajartindakan sebagai sebabperubahan psikologis dan perilaku pebelajar sebagai efek/hasil. 7. Teori Pembelajaran Deskriptif: Jika seorang pebelajar menunjukkan tindakan a kemudian mempelajari tindakan A, maka akan mengarahkannya di bawah kondisi a, akan terdapat perubahan secara psikologis dan perubahan perilaku . 8. Teori Pembelajaran Preskriptif: Agar seorang pebelajar mendapatkan perubahan psikologis dan perilaku , maka dia pada kondisi a, seharusnya menunjukkan tindakan A.

Program Pembelajaran 1. Agar seorang pebelajar mendapatkan perubahan psikologis dan perilaku , ia harus menunjukkan tindakan A. 2. Jika tindakan ini mengarahkannya pada perubahan psikologis atau perilaku , maka ia harus menunjukkan tindakan B. 3. Jika tindakan ini mengarahkannya pada perubahan psikologis atau perilaku , maka ia harus menunjukkan tindakan C. 4. Proses ini terus diulang hingga target psikologis atau perilaku tercapai. 5. Teori dan Program Pembelajaran tidak bisa dikonversikan secara langsung dari Teori dan Program Pengajaran. 6. Karena proses pembelajaran secara inheren dan independen terlepas dari proses pengajaran. 7. Pengajaran hanya meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. 8. Pembelajaran mentransformasikan cara untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. KONTRIBUSI GAGNE DAN BRIGGS DALAM MODEL PRESKRIPTIF PEMBELAJARAN Pembelajaran terjadi ketika seseorang memiliki kemampuan/kapabilitas untuk melakukan sesuatu. Karena kapabilitas yang dipelajari tidak bisa diobservasi, dan hanya tercermin dari perilaku pebelajar. Kapabilitas yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula. Strategi Kognitif; menggunakan konsep dan aturan yang relevan. Informasi Verbal; menggunakan konteks dan makna yang lebih besar. Sikap/Perilaku; menggunakan kemampuan informasi dan intelektual yang relevan terhadap tindakan yang ditargetkan. Kemampuan Motorik; menggunakan komponen rangkaian motorik. Kemampuan Intelektual; mempelajari konsep, mengidentifikasi atau mengklasifikasikan konsep, merespon stimulusmemilih berbagai jenis bunga. Kemampuan Motorik;

menggunakan bahasa tubuh/menggerakkan. Informasi Verbal; menerima informasiulang tahun istri. Strategi Kognitif; menggunakan konsep untuk mengingat sesuatu, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu. Sikap/Perilaku; pemilihan tindakanmembawakan bunga/hadiah untuk istri ketika pulang ke rumah. Strategi Kognitif; presentasi suksesif tentang masalah/situasi dengan solusi yang belum terspesifikasidemonstrasi solusi oleh siswa. Informasi Verbal; menampilkan informasi baru dengan konteks yang lebih besar. Sikap/Perilaku; menghargai konsep dari sumber lain, memberikan hadiah atas tindakan atau pengalaman yang dapat diobservasi. Kemampuan Motorik mempraktikkan seluruh kemampuan. Aturan/Perintah yang lebih tinggi; menciptakan aturan baru untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan persoalan. Aturan; mendemonstrasikan aplikasi suatu peraturan. verbal. Konsep yang terdefinisikan; mengklasifikasikan konsep objek, dengan tujuan,tahapan, atau pernyataan yang menggunakan deskripsi atau definisi Konsep yang konkrit; mengidentifikasikan menekankan pada contoh yang detail. Diskriminasi; memisahkan stimulus yang berbeda diantara satu atau lebih dimensi psikis. Beberapa bagian diajarkan secara terpisah sebelum akhirnya dipraktikkan bersamaan. Misalnya: seorang pelatih mengajarkan seorang pemula bagaimana cara berdiri, dimana harus berdiri, bagaimana cara melangkah, bagaimana mengokang senjata, bagaimana mengarahkan sasaran tembak, bagaiamana melepaskan tembakan, dan lainnya. Ketika setiap instruksi ini telah diajarkan, barulah ia mempraktikkan seluruh keterampilan tersebut untuk menjadi atlet penembak yang baik. Hirarki pembelajaran hanya digunakan pada ranah kemampuan intelektual. Hirarki pembelajaran menunjukkan kemampuan intelektual harus dipelajari. Terdapat prasyarat untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu: 1. Untuk mempelajari kemampuan intelektual diperlukan aturan, konsep, dan pemilahan informasi, sikap, strategi kognitif, dan informasi verbal.

2. Untuk mempelajari informasi verbal, seseorang harus memiliki cara untuk menghubungkan informasi yang telah dipelajari dengan informasi yang baru dan keterampilan berbahasa. 3. Untuk mempelajari strategi kognitif diperlukan kemampuan intelektual khusus, informasi verbal, konsep dan dan dapat dilihat dari meneta kehidupan/ perilaku kehidupan. 4. Untuk mempelajari perilaku diperlukan kemampuan intelektual dan informasi verbal (terkadang). 5. Untuk mempelajari kemampuan motorik diperlukan sebagain keterampilan dan aturan prosedural serta perilaku. Identifikasi Awal; hirarki pembelajaran didesain untuk kebutuhan siswa yang berbeda. Misalnya; untuk menyelesaikan persamaan aljabar siswa diharuskan untuk mempelajari operasi matematika. Mendapatkan Perhatian; Ini sangat peran penting untuk yang dalam pembelajaran apapun adalah mendapatkan perhatian pebelajar agar tertarik pada objek yang diajarkan. penting Biologi tahapan pembelajaran tentang berikutnya. genetika Menginformasikan kepada Pebelajar tentang Tujuan Pembelajaran; misalnyaGuru mengajarkan unit mengatakan: Satu hal yang akan kita pelajari adalah tentang homozygot dan heterozygot. Pernyataan seperti ini tidak akan menginformasikan kepada siswa tentang hasil pembelajaran; apakah tentang konsepnya, klasifikasinya, tipe-tipenya, dan lain-lain. Jadi, berikanlah deskripsi yang benar dan lengkap tentang tujuan pembelajaran. Mengingatkan kembali tentang Pembelajaran Sebelumnya; misalnyasebelum kita mempelajari bagaimana mencari makna kata-kata di dalam kamus, mari mengulang alfabetisasi kata-kata yang memiliki satu, dua, atau tiga huruf yang sama. Mempresentasikan Materi Stimulus; dengan bantuan multimedia seperti video, gambar animasi, rekaman suara, dan lainnyamisalnya tentang membuat origami. Panduan Pembelajaran; beberapa siswa Menyediakan untuk membutuhkannya

mendiagnosa masalah bila terjadi ketidakberfungsian, memahami bagian

yang sulit, dan mericek tahapan yang belum/yang sudah dilakukan. Memeriksa Kinerja Siswa; misalnya dengan bertanya: Apakah ini contoh yang sama atau metafora? atau dengan memberikan arahan Ini ada beberapa soal yang harus diselesaikan. Menyediakan Umpan Balik untuk Koreksi Kinerja Siswa; umpan balik penting dalam tahapan pembelajaran dan harus bersifat informatif agar efektifjangan hanya berkata dibutuhkan perbaikan tetapi lebih spesifik seperti: Kalimatkalimat dalam makalah ini tidak paralel, atau Kata kerja dan kata keterangan tidak selaras. Meningkatkan Retensi dan Transfer; pendesain pembelajaran tidak bisa memperkirakan apakah pebelajar dapat mentranspfer pembelajaran dari situasi yang satu ke situasi yang lainuntuk kemampuan intelektual sediakan ruang untuk meninjau ulanguntuk informasi verbal sediakan keterkaitan antara informasi yang dipelajari pada waktu yang berbeda. Karakteristik Pebelajar dan Penggunaan Media; disesuaikan dengan usia, biaya, kapabilitas, kepraktisan, ketersediaan, dan waktu untuk mengembangkan. Efek yang berbeda; siswa sekolah dasar membutuhkan dorongan motivasi yang lebih banyak dibandingkan mahasiswa kedokteran semester pertama. Sehingga penting untuk memperhatikan kondisi internal dan kondisi eksternal siswa. Pembelajaran Kemampuan Intelektual; seseorang lebih memilih mengendarai sepeda motor dibandingkan mobil agar dapat mengelilingi area komplek perumahan dengan cepat. Kondisi yang berbeda dibutuhkan pada tipe pembelajaran yang berbeda pula. Tujuan pembelajaran bisa diklasifikasikan berdasarkan tipe pembelajaran. Dalam memilih tujuan pembelajaran pada ranah kemampuan intelektual dan hirarki pembelajaranperlu diindikasikan kommpetensi yang dibutuhkan. Hirarki pembelajaran juga menyediakan panduan tentang mengajarkan kompetensi dengan cara yang tepat. Proses pembelajaran menyediakan kondisi eksternal pembelajaran yang dibutuhkan untuk mengaktivasi dukungan pembelajaran internal. Preskripsi pembelajaran dibuat untuk memastikan fungsi tiap tahapan pembelajaran

agar dapat mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Variasi media pembelajaran bisa digunakan untuk mengaplikasikan pembelajaran yang respektif. Studi Gagne dan Briggs sering dirujuk sebagai desain sistem pembelajaran. Prosedur ini sesuai untuk diterapkan pada metode pengajaran yang konvensional atau pada modul pengajaran yang dikembangkan sendiri. Prosedur ini dapat diaplikasikan pada pendidikan formal maupun informal. TEORI PEMBELAJARAN ALGO-HEURISTIC Teori Pembelajaran Landa Algo-Heuristic yang kemudian dirujuk sebagai Teori Landamatics (Metode Berpikir Umum) adalah teori pembelajaran yang berbasis proses kognitif yang paling awal muncul. Fokusnya lebih kepada prosedur yang tidak bisa diamati (proses kognitif) dibandingkan dengan prosedur yang bisa diamati (perubahan perilaku). Penekanan metode Landa adalah pada operasi motorik. Pembelajaran memiliki beberapa tujuan: 1. Mengajarkan pengetahuan tentang fenomena tertentu. 2. Mengembangkan keterampilan untuk menangani fenomena. 3. Membentuk kemampuan dan keterampilan siswa. 4. Melatih kepribadian (disiplin, ketekunan, kontrol diri, dll). Proses pembelajaran mungkin ingin mencapai beberapa tujuan tetapi pada kenyataannya lebih diarahkan pada pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan tertentu. Misalnya seseorang yang belajar tentang proses kimia belum tentu mampu mempraktikkannya. Ini disebabkan: 1. Pengetahuan tidak otomatis menjadikan bisa atau terampil melakukan sesuatu. 2. Keterampilan bisa dilatih tanpa pengetahuan. 3. Setiap keterampilan adalah kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan.

4. Untuk mengembangkan keterampilan, seseorang harus diajari pengoperasian objek dan konsep. Proses inilah yang membutuhkan metode pembelajaran. Pengetahuan dan Pengoperasian Pengetahuan adalah dua hal yang berbeda. Contoh: ada sebuah segitiga, ketika mengamatinya, kita merefleksikannya dalam pikiran kita. Refleksi ini disebut pengetahuan. Pengetahuan kemudian muncul dalam tiga bentuk: ketika memandang segitiga kita memiliki kesan perseptif, ketika kita menutup mata kita memiliki kesan mental dalam kepala kita. Tapi seseorang yang memiliki kedua kesan tersebut dan bisa menggambarkannya, belum tentu mampu menjawab pertanyaan, Apa yang dimaksud dengan segitiga? Ini artinya dia memiliki kesan tapi tidak memiliki konsep. Konsep adalah suatu bentuk pengetahuan yang merepresentasikan suatu objek dan hubungannya dengan objek lain, unsur pembentuknya, dan proposisi tentang objek tersebut. Definisi, aksioma, postulat, teorema, hukum, dan aturan adalah contoh proposisi. Tapi konsep dan proposisi adalah dua hal yang berbeda. Seseorang mungkin memiliki konsep yang tepat tentang sebuah objek namun tidak memiliki definisi yang benar tentang objek tersebut. Berkebalikan dengan pengetahuan, pengoperasian adalah transformasi (atau pengubahan) dari objek material yang riil menjadi refleksi mental (kesan, konsep, proposisi). Misalnya kita dapat memainkan dalam pikiran kita untuk mengubah warna, bentuk, dan ukuran segitiga. Tiga bentuk pengetahuan/kognitif adalah kesan, konsep, dan proposisi). Pengetahuan meliputi objek dan pengoperasian.Pengoperasian terbagi atas pengoperasian motorik dan kognitif. Untuk memahami perbedaan tersebut: kita mungkin punya pengetahuan tentang mesin mobil tapi tidak tahu bagaimana cara menyalakannya atau kita tahu teknik berenang tapi kita tidak bisa berenang. STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI PEMBELAJARAN

STRUKTURAL Studi Sandura merupakan kombinasi teori pembelajaran, teori pengajaran,dan prosedur pengembangan pembelajaran. Teori Pembelajaran Sandura mirip dengan Landa dalam banyak hal yang berorientasi kognitif, misalnya: pemilihan didasarkan pada aturan yang serupa dengan Algoritma Landa, aturan dipecah menjadi komponen atomik yang mirip dengan pengoperasian mendasar Landa. Perbedaannya adalah Landa memfokuskan pada banyak siswa dengan metode acak, sementara Sandura menggunakan pola sederhana dan lebih berorientasi individual. Teori pembelajaran harus preskriptif, suatu teori yang tidak memfasilitasi pengendalian atau pengaruh bukanlah teori pembelajaran. Meski teori deskriptif banyak digunakan pada bidang ilmu yang lain, tapi teori pembelajaran adalah pengecualian. Sebagian besar teori pembelajaran terdiri atas taksonomi dan teknik yang didesain untuk mempertemukan kebutuhan praktis. Teori pembelajaran struktural adalah merujuk pada metodologi riset dengan konten dan populasi yang spesifik. Penggunaan prinsip pembelajaran struktural dalam mendesain pembelajaran adalah untuk mengidentifikasikan: (1) tujuan pendidikan apa yang bisa dilakukan pebelajar setelah mendapatkan pembelajaran, (2) prototipe proses kognitifbagaimana pebelajar menunjukkan hasil pembelajaran yang berhubungan dengan tujuan pendidikan. Dalam pembelajaran struktural, yang harus dipelajari adalah satu atau lebih aturan. 1. Aturan disini konstruksi teoritis yang digunakan untuk merepresentasikan seluruh jenis pengetahuan manusia. 2. Setiap aturan memiliki ranah, input yang terkodifikasi, dan output yang diharapkan, dengan prosedur yang terikat/terbatas. 3. Misalnya dalam pelajaran Tata Bahasa Inggris tentang penggunaan ed berikut ini: 4. Jika huruf terakhir dari kata kerja adalah c maka tambahkan k

kemudian ed. 5. Jika tiga huruf terakhir dalam bentuk konsonan,gandakan dua huruf konsonan terakhir dan tambahkan ed. 6. Jika kata kerja diakhiri huruf emaka hilangkan e dan tambahkan ed. 7. Jika huruf terakhir adalah y diantara konsonan maka ubah y menjadi i lalu tambahkan ed. 8. Untuk yang lain langsung tambahkan ed saja. Teori Pembelajaran Struktural menyediakan metode analisis umum yang disebut analisis struktural. 1. Langkah pertama dalam analisis struktural adalah memilih sampel soal yang representatif. 2. Langkah kedua dalam analisis struktural adalah memilih aturan untuk menyelesaikan soal yang dipilih tersebut. 3. Misalnya terdapat soal: 985-578=? 4. Asumsinya siswa sudah mengetahui angka 1 sampai 9, mengerti tanda minus, memahami pengurangan. 5. Kemudian dijelaskan cara mendapatkan hasil pengurangan tersebut adalah sebagai berikut: 5-8 karena tidak cukup pinjam satu angka di sebelahnya hingga menjadi 15-8 didapatkan tujuh. Lalu 8 sudah diambil 1 jadi 7 dikurangi 7 sama dengan 0. Kemudian 9-5 sama dengan empat. Begitu seterusnya. Esensi dari teori ini yaitu fokus membangun kompetensi individual dengan transfer dan transformasi pengetahuan yang spesifik. Aturan yang dicontohkan secara terstruktur menjadi dasar untuk pengembangan atau pengaplikasian dalam persoalan yang sama dan atau persoalan yang berbeda.

TEORI KOMPONEN KINERJA (COMPONENT DISPLAY THEORY) Bagaimana kita tahu bahwa pelajaran yang kita berikan kepada siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka? Sebagian besar deskripsi tentang pembelajaran terdiri atas tiga komponen yaitu: tujuan, aktivitas belajar-mengajar, dan tes. Tujuan menyatakan maksud dari objek yang dipelajari, aktivitas belajar-mengajar merupakan kegiatan dimana siswa harus berpartisipasi untuk mencapai tujuan, sedangkan tes adalah kegiatan untuk menilai tingkat atau level siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Teori Kinerja Komponen (Component Display Theory/CDT) metode untuk menjelaskan hubungan antara desain pembelajaran dan aktivitas pengembangan mendefinisikan pembelajaran beberapa dalam pencapaian pencapaian tujuan. tujuan CDT dengan kategori

menggunakan sistem klasifikasi dua dimensi yang terdiri atas dimensi level kinerja dan dimensi tipe konten. Strategi Organisasional; meliputi keputusan dalam desain aktivitas pembelajaran misalnya topik yang akan dibahas, bahan presentasi yang akan digunakan, tahap-tahap pembelajaran, praktik yang akan dilakukan. Strategi ini terbagi dalam dua sub-kategori yaitu strategi mikro yang terfokus pada aspek individual seperti:karakteristik dan hubungan interpersonalserta strategi makro terfokus pada pemilihan, tahapan, dan struktur topik pembelajaran yang akan dipresentasikan. Strategi Penyampaian; adalah keputusan yang mempengaruhi informasi yang akan diberikan kepada siswa; yang mempengaruhi pemilihan media pembelajaran aktivitas membantu yang akan digunakan siswa. dalam untuk Strategi aktivitas mempresentasikan individual untuk pembelajaran mereka kepada

Manajemen; adalah keputusan yang mempengaruhi cara siswa secara berinteraksi pembelajaran. Strategi manajemen ini meliputi teknik motivasi, skema individualisasi, penjadwalan, alokasi sumberdaya, dan implementasi aktivitas pembelajaran lainnya.

CDT tergolong dalam variabel strategi organisasional dalam subkategori mikro yang terbebas dari strategi penyampaian dan strategi manajemen yang umum diimplementasikan dalam pembelajaran. Mengingat adalah kinerja yang membutuhkan kemampuan siswa untuk mencari atau menemukan memori yang akan digunakan untuk mereproduksi atau mengenali sejumlah informasi yang sudah tersimpan sebelumnya. Menggunakan adalah kinerja yang membutuhkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan sejumlah abstraksi pada suatu kasus yang spesifik. Mencari atau menemukan adalah kinerja yang membutuhkan kemampuan siswa untuk menciptakan atau membuat abstraksi baru. Prosedur adalah tahapan atau rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah tertentu, atau menghasilkan produk tertentu. Berikut ini adalah item tes untuk menguji prosedur: Prinsip adalah penjelasan atau prediksi tentang mengapa sesuatu hal terjadi. Prinsip merupakan hubungan sebab-akibat atau hubungan korelasi yang digunakan untuk menginterpretasi kejadian, peristiwa, dan konteks. Berikut ini adalah item tes untuk menguji prinsip. CDT bukanlah sekumpulan proposisi untuk mengadaptasikan pembelajaran kepada setiap individu pebelajar. Tetapi merupakan sekumpulan proposisi untuk mendesain pembelajaran untuk sekelompok pebelajar yang mana mungkin terdapat perbedaan-perbedaan individual. Jika seluruh proposisi CDT diimplementasikan maka hasil dari materi pembelajaran akan sangat kaya dengan teknik fasilitasi. TEORI ELABORASI DALAM PEMBELAJARAN Bidang ilmu pembelajaran fokus dalam memahami dan meningkatkan metode pembelajaran agar lebih efektif, lebih efisien, dan lebih jelas. Teori Elaborasi secara eksklusif berada pada level makro dan

ini menggambarkan metode pembelajaran secara berurutan. Misalnya seseorang harus memahami konsep volume sebelum bisa memahami prinsip yang menggambarkan hubungan volume, tekanan, dan temperatur. Dalil pembelajaran yang lengkap seperti ini disebut sebagai pembelajaran hirarkis. Tipe hubungan prosedural seperti ini menggambarkan hal-hal yang ditunjukkan harus sesuai dengan apa yang dipelajari. Maksudnya seseorang bisa mempelajari langkah terakhir dalam sebuah prosedur namun ia tidak bisa melakukan langkah terakhir tersebut untuk menampilkan suatu prosedur yang lengkap. Pengantar yang baik dalam memahami teori ini adalah dengan menggunakan analogi. Mempelajari subjek pelajaran melalui model elaborasi ini sama dengan mempelajari gambar melalui lensa kamera dengan fokus zoom. Seseorang yang melihat dengan sudut pandang yang lebih luas akan dapat melihat keseluruhan bagian-bagian dari gambar tersebut beserta hubungannya. Bahkan orang yang melihat gambar tersebut melalui lensa kamera juga merupakan subjek dari studi tersebut. Setelah ia dapat melihat bagian-bagian besar ia kemudian diharapkan dapat melihat sub bagian atau hal yang lebih detil. Tahapan Elaboratif; merupakan tipe khusus dengan tahapan simpel ke kompleks yang terdiri atas dua jenis: yaitu (1) Epitomisasi Versus Summarisasi dan (2) Konten Tunggal. Tipe pertama ini menjelaskan tahapan pembelajaran dengan hanya sedikit mengenalkan ide-ide yang akan diajarkan dalam pembelajaran kemudian mempresentasikannya dengan konkrit, penuh arti, hingga ke level aplikasi. Tipe kedua ini menjelaskan hubungan antara konsep, prosedur, dan prinsip. Tahapan Elaborasi memiliki susunan konseptual, prosedural, dan teoritis. Proses Epitomisasi yaitu: (1) memilih satu tipe konten dalam menyusun konten (konsep, prinsip, atau prosedur); (2) mendaftar susunan konten yang diajarkan dalam pelajaran; (3) memilih susunan konten yang

mendasar, sederhana, dan atau fundamental; dan (4) mempresentasikan ide-ide tersebut pada level aplikasi lebih dari memorisasi yang abstrak. Contoh Umum ke Khusus: Binatang terklasifikasi menjadi reptil, mamalia, serangga. Mamalia merupakan hewan menyusui dan yang masuk dalam kategori ini adalah beruang, anjing, dan ikan paus. Beruang terklasifikasi lagi menjadi beruang hitam, beruang kutub, dan beruang gunung. Contoh Simpel ke Kompleks: Pelajaran yang berhubungan keterampilan seperti menari, menyanyi, menjahit, memasak. Contoh Abstrak ke Konkret: Seorang guru menjelaskan kepada muridnya bahwa pen adalah instrumen berisi tinta yang digunakan untuk menulis. Kemudian ia memegang pen dan menunjukkan kepada siswa benda yang dimaksud dengan pen tersebut. Level Elaborasi: Struktur Pengetahuan adalah sesuatu yang menunjukkan hubungan diantara berbagai pengetahuan tersebut seperti fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Struktur Konseptual menunjukkan hubungan superodinat, koordinat, subordinat diantara berbagai ide. Struktur Prosedural menunjukkan hubungan diantara langkah-langkah dalam suatu prosedur tersebut. Struktur Teoritis menunjukkan perubahan hubungan diantara berbagai peristiwa. Tahapan Dalil Pembelajaran. Tahapan ini didasarkan pada struktur pembelajaran yaitu struktur yang menunjukkan fakta atau ide yang harus dipelajari sebelum ia diberikan ide lain untuk dipelajari. Misalnya seseorang tidak bisa mempelajari persamaan kuadrat sebelum ia mempelajari karakteristiknya. Summarizer/Perangkuman. Sangat penting untuk meninjau ulang secara sistematis apa yang telah dipelajari sehingga membantu untuk mencegah apa yang dipelajari tersebut terlupa. Summarizer adalah komponen strategi yang menyediakan (1) pernyataan tiap ide dan fakta yang telah dipelajari; (2) referensi contoh yang mudah untuk diingat; dan (3) beberapa diagnostik dan tes atau praktis diri.

Synthesizer/Pensintesa. Pembelajaran penting secara periodik untuk menghubungkan dan mengintegrasikan ide-ide individual yang telah dipelajari untuk: (1) menyediakan siswa dengan berbagai jenis pengetahuan; (2)memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam terhadap ide-ide individual melalui perbandingan dan kontras; (3) meningkatkan pengaruh motivasi dan makan pengetahuan baru dengan menunjukkannya pada konteks yang lebih besar; (4) meningkatkan retensi dengan menciptakan hubungan tambahan diantara pengetahuan baru dan diantara pengetahuan baru dengan pengetahuan pebelajar yang relevan. Analogi. Analogi merupakan komponen yang strategis dalam pembelajaran karena membuat pemahaman terhadap ide baru menjadi lebih mudah dengan mengaitkannya pada ide yang familiar. Suatu analogi menggambarkan persamaan diantara hal yang baru dan hal yang familiar. Misalnya, pelajaran ritme dalam membaca puisi bisa dianalogikan dengan ritme dalam bermusik. Aktivator Strategi-Kognitif. Pembelajaran lebih efektif bagi pebelajar yang secara sadar atau tidak sadar menggunakan strategi kognitif yang relevan. Strategi kognitif seringkali disebut keterampilan generik yang meliputi keterampilan berpikir dan belajar yang bisa digunakan untuk memperluas variasi konten. Misalnya dengan menciptakan imajinasi dalam pikiran dan mengidentifikasikan analogi. Kontrol Pebelajar. Pebelajar juga dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran melalui memilih dan mengurutkan: (1) konten yang dipelajari (kontrol konten), (2) tingkatan atau tahapan yang akan dipelajari (fase kontrol), (3) komponen strategis pembelajaran yang digunakan oleh pebelajar, dan (4) strategi kognitif khusus yang digunakan pebelajar ketika berinteraksi dalam pembelajaran (kontrol kognisi secara sadar). DESAIN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN Guru seringkali mengalami masalah ketika meminta siswa untuk mengerjakan soal atau berpartisipasi aktif dalam pembelajaran khususnya

ketika memotivasi siswa untuk melakukan hal-hal tersebut. Bab ini akan mengklarifikasi beberapa masalah pemotivasian yang sering dialami oleh peneliti atau praktisi pembelajaran dan mempresentasikan teori yang mengilustrasikan peran motivasi dalam hubungannya dengan faktor-faktor psikologis dan lingkungan dalam situasi pembelajaran. Teori ini menyediakan konteks untuk memahami parameter motivasi dalam hubungannya dengan pembelajaran. Kita seringkali membaca bahwa tujuan teknologi pembelajaran adalah mendesain pembelajaran yang efektif dan efisien. Sayangnya, kriteria ini tak jarang membuat kita luput memperhatikan pembelajaran faktor pemotivasian dalam penyusunan teknologi tersebut.

Asumsinya adalah bahwa desain pembelajaran yang baik, maka motivasi dengan sendirinya akan muncul. Sayangnya asumsi ini hanya sebagian yang terbukti benar. Ketika makna kualitas pembelajaran diujikan, ditemukan fakta bahwa kualitas tersebut lebih mengacu pada hasil pembelajaran yang lebih baik pada setiap unit atau item dan bukannya memfokuskan pada metode pembelajaran. Namun, tidak mudah mengoperasionalisasikan konsep motivasi dengan menyelaraskannya dengan konsep kapasitas/kemampuan. Motivasi, sesuai dengan definisinya, mengacu pada petunjuk dalam berperilaku. Dengan kata lain, motivasi mengacu pada pilihan setiap orang untuk mengalami atau menuju sesuatu yang akan mereka capai atau mereka hindari, dan derajat usaha yang mereka upayakan untuk mendapat penghargaan. Kebutuhan desain motivasi dalam pembelajaran ini muncul karena diperlukan untuk mengasistensi proses identifikasi masalah motivasional yang spesifik dan pengaruh teknik pembelajaran dalam motivasi. Misalnya untuk mengukur peran motivasi dalam pembelajaran siswa di sekolah. Mengacu pada teori psikologi perilaku, maka motivasi memerlukan dua strategi yaitu umpan balik dan penguatan. Sementara kinerja berarti

pencapaian aktual dimana upaya yang dilakukan mengacu pada keterlibatan individu dalam mencapai tujuan atau menyelesaikan suatu tugas. Upaya atau usaha tersebut merupakan indikator langsung dari motivasi. Mengacu pada teori psikologi perilaku, maka motivasi memerlukan dua strategi yaitu umpan balik dan penguatan. Sementara kinerja berarti pencapaian aktual dimana upaya yang dilakukan mengacu pada keterlibatan individu dalam mencapai tujuan atau menyelesaikan suatu tugas. Upaya atau usaha tersebut merupakan indikator langsung dari motivasi. Tetapi, kita juga harus memperhatikan perbedaan antara kinerja dan konsekuensi. Konsekuensi meliputi dampak intrinsik dan ekstrinsik terhadap individual tersebut yang meliputi aspek emosional, afektif, respon, penghargaan secara sosial dan material. Konsekuensi juga berhubungan dengan motivasi karena keduanya bergabung sebagai suatu evaluasi kognitif. Teori ini bisa diilustrasikan yaitu jika perilaku diumpamakan sebuah fungsi maka persamaannya adalah sebagai berikut: B = f (P & E). B adalah behavior atau perilaku, f adalah function atau fungsi, P adalah performance atau kinerja, dan E adalah effort atau usaha/upaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Model Pengaruh Motivasi, Kinerja, dan Pembelajaran, sebagai berikut: 1. Input: Nilai-nilai Motivasi dan Pengharapan Kemampuan, Pengetahuan dan Keterampilan Individu, Evaluasi Kognitif dan Refleksi. 2. Output:Upaya/Usaha, Kinerja, Konsekuensi. 3. Input Lingkungan: Desain dan Manajemen Motivasional, Desain dan Manajemen Pembelajaran, Desain dan Manajemen Kontingensi

Model untuk Mendesain Motivasi dalam Pembelajaran. 1. Menganalisis masalah motivasional pembelajaran yang berbasis siswa. 2. Mendesain Strategi Motivasi, melalui empat kategori yaitu: a. Minat; tumbuhkan dan kembangkan rasa ingin tahu dan perhatian siswa. b. Relevansi; kaitkan pembelajaran dengan kebutuhan dan motif siswa yang vital/penting. c. Ekspektansi; mengembangkan kepercayaan diri untuk mencapai keberhasilan. d. Kepuasan; mengelola penguatan intrinsik dan ekstrinsik. 3. Strategi Implementasi. 4. Mengevaluasi Konsekuensi.