tutorial ras
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Tutorial Ras
1/11
DEFINISI
Stomatitis aftosa rekuren merupakan bentuk penyakit yang sering ditemukan pada mukosa
mulut. Stomatitis aftosa rekuren dikenal juga sebagai seriawan, stomatitis aftosa, recurrent
aphthae , recurrent oral ulceration ataupun canker sores .
Walaupun sudah sering dialami, tetapi hingga kini etiologi yang pasti dari penyakit ini belum
diketahui. Stomatitis aftosa rekuren merupakan self-limiting disease yang melibatkan 10 – 25
populasi. !enyakit ini dapat ditemukan pertama kali pada anak"anak ataupun remaja.
!enderitanya biasanya terlihat sehat, tidak merokok. #i dalam mulut, lesi berupa erosi bulat yang
nyeri dengan tepi berupa kelim kemerahan $%awson dan &dell, 200'(.
Tinjauan Pustaka
)tiologi dan *aktor !redisposisi
+eskipun etiologi stomatitis aftosa rekuren tidak diketahui, namun ada beberapa faktor
predisposisi
yang berkaitan dengan mun ulnya lesi dan dapat mempermudah terjadinya lesi. -erbagai faktor
predisposisi tersebut antara lain faktor genetik, trauma, hormonal, stres, gangguan imunologi,
defisisiensi hematologi, bukan perokok $%awson dan &dell, 200'(.
*aktor genetik
/elah ada bukti yang menunjukkan bahwa faktor genetik merupakan faktor predisposisi.
#ari riwayat keluarga dapat diketahui adanya pengaruh faktor genetik ini, dan kelihatannya
penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak kembar bila dibandingkan dengan yang tidak
kembar.
/rauma
-eberapa pasien mengira bahwa lesi terjadi akibat trauma, sebab gejala awalnya didahului
oleh sikat gigi yang menyodok mukosa mulut. etak lesinya tergantung pada daerah yang terlibat
dalam trauma tersebut. amun demikian, lesi biasanya ditemukan di daerah yang terlindung,
jarang ditemukan pada mukosa yang berperan pada pengunyahan.
-
8/18/2019 Tutorial Ras
2/11
*aktor hormonal
!ada beberapa wanita, stomatitis aftosa dihubungkan dengan fase luteal dalam siklus haid.
amun terapi hormonal yang diberikan ternyata tidak ukup efektif.
Stres
-eberapa pasien menghubungkan eksaserbasi ulserasi dengan saat mereka mengalami stres.
da berbagai ma am penelitian yang melaporkan adanya hubungan tersebut. Stres sendiri sulit
untuk diukur, dan ada juga penelitian yang tidak menemukan adanya hubungan tersebut.
3angguan imunologi
&leh karena etiologi stomatitis aftosa rekuren tidak diketahui, ada ke enderungan untuk menganggapnya sebagai kelainan autoimun. /elah banyak bentuk gangguan imunologi yang
dilaporkan, tetapi hasil yang ditemukan berlawanan dengan teori yang diajukan. 4ingga kini
belum ditemukan teori imunopatogenesis yang tepat yang mendukung gambaran klinisnya.
danya kemungkinan bahwa faktor alergi terkait dengan timbulnya stomatitis aftosa juga belum
dapat dipastikan. !ada sebagian besar pasien yang ada tidak ditemukan perubahan bermakna
pada kadar immunoglobulin terkait. -eberapa penelitian lain tidak berhasil menemukan
kompleks imun yang beredar.
Stomatitis aftosa rekuren sendiri juga tidak memiliki gambaran yang menunjukkan adanya
keterkaitan dengan penyakit autoimun. Stomatitis aftosa rekuren tidak memberikan respon pada
pengobatan imunosupresif dan bertambah parah jika ada ganguan fungsi imun sebagaimana
ditemukan pada infeksi 4 6 $%awson dan &dell, 200'7 8ege9i dkk, 200'(.
#efisiensi hematologi
/elah dilaporkan bahwa defisiensi yang terjadi pada :itamin -12, asam folat dan *e dapat
ditemukan pada penderita stomatitis aftosa rekuren hingga men apai jumlah 20 nya. #efisiensi
seperti ini sering ditemukan pada penderita stomatitis aftosa rekuren yang lesinya baru mun ul di
usia pertengahan ataupun bertambah parah sesudahnya $Sook -in Woo dan 3reenberg, 200'(.
;ondisi seperti ini bersifat laten pada sebagian besar pasien yang ditemukan,
hemoglobinnya masih dalam batas normal dan gejala utamanya adalah mikrositosis ataupun
-
8/18/2019 Tutorial Ras
3/11
makrositosis pada sel darah merah. -agi penderita yang memang diketahui mengalami defisiensi
:itamin -12 dan asam folat, pemberian :itamin yang bersangkutan untuk menanggulangi
defisiensi dapat meredakan lesi stomatitis aftosa rekuren yang timbul.
-ukan perokok
/elah lama diketahui bahwa stomatitis aftosa rekuren terjadi terutama pada orang yang
bukan perokok. Stomatitis aftosa rekuren dapat mun ul kembali bila kebiasaan merokok
dihentikan.
Se ara ringkas dapat dikatakan bahwa etiologi stomatitis aftoa rekuren tetap tidak jelas.
/idak ada bukti yang menunjukkan bahwa stomatitis aftosa rekuren adalah bentuk penyakit
autoimun. /idak jelas juga apakah gangguan imunologi yang ditemukan merupakan penyebabatau akibat. !ada sebagian ke il pasien ditemukan hubungan yang jelas antara stomatitis aftosa
rekuren dengan defisiensi hematologi. #efisiensi hematologi tersebut dapat terjadi sebagai akibat
dari penyakit yang terjadi di usus halus ataupun penyebab malapsorpsi lainnya $8ege9i dkk,
200'(.
3ambaran klinis stomatitis aftosa rekuren
3ambaran khas stomatitis aftosa rekuren terdiri dari $%awson dan &dell, 200'(
• &nsetnya sering ditemukan pada anak"anak, tetapi men apai pun aknya pada masa
remaja atau dewasa muda.• esi mun ul pada saat yang ber:ariasi, tetapi se ara relatif dapat ditentukan pada inter:al
tertentu.• Sebagaian besar penderitanya terlihat sehat.• !ada sebagian ke il kasus ditemukan gangguan hematologi.• Sebagian besar pasien yang ditemukan bukan perokok.• -iasanya lesi bersifat self-limiting .
Stomatitis aftosa rekuren lebih banyak ditemukan pada penderita perempuan dibandingkan
laki"laki. *rekuensi lesi men apai pun aknya saat dewasa muda
-
8/18/2019 Tutorial Ras
4/11
demikian, para lansia juga masih bisa mengalaminya jika pada mereka ditemukan gangguan
hematologi. Sebagian besar penderita yang ditemukan memiliki pekerjaan sebagai petugas
administrasi, semi"profesional dan bukan perokok. ;adang, stomatitis aftosa dapat mun ul
kembali jika kebiasaan merokok dihentikan.
8iwayat lesi pada umumnya berupa rasa nyeri yang mun ul dalam inter:al = – > minggu.
;adang ada yang berlangsung terus"menerus, tetapi ada juga yang mun ul kembali setelah
beberapa bulan. Stomatitis aftosa minor yang soliter dapat bertahan hingga ? – 10 hari, kemudian
sembuh tanpa membentuk jaringan parut. Stomatitis aftosa umumnya terjadi pada mukosa yang
tidak berkeratin seperti mukosa bukal, sulkus, bagian lateral lidah. Sedangkan stomatitis aftosa
tipe mayor terjadi pada bagian mukosa yang terlibat dalam pengunyahan. 8asa nyeri yang terjadi
pada stomatitis aftosa mayor dapat mengganggu fungsi makan $ e:ille dkk, 1@@@(.
Stomatitis aftosa rekuren se ara klinis terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu stomatitis aftosa
minor, mayor dan herpetiformis
• Stomatitis aftosa minor - Aenis stomatitis aftosa ini merupakan bentuk lesi yang paling sering ditemukan.- esi ditemukan pada mukosa yang tidak berkeratin- esi berbentuk erosi, bulat, berdiameter 5 – ? mm, disertai kelim merah di sekitar lesi,
warna lesi putih"kekuningan, berjumlah satu atau lebih.
3b 1. Stomatitis aftosa minor $%awson dan &dell, 200'(
• Stomatitis aftosa mayor
- Aenis stomatitis aftosa ini lebih jarang ditemukan.- esi berdiameter di atas 1 m- ;adang lesi menyerupai lesi ganas.- Blkus dapat bertahan hingga beberapa bulan.
-
8/18/2019 Tutorial Ras
5/11
- esi ditemukan pada mukosa yang terlibat dalam pengunyahan, seperti dorsum lidah
atau gingi:a.- /erbentuk jaringan parut setelah terjadi penyembuhan.
3b 2. Stomatitis aftosa mayor $ amey dan ewis, 1@@1(
• Stomatitis aftosa herpetiformis- Aenis stomatitis aftosa ini jarang ditemukan.- esi ditemukan pada mukosa yang tidak berkeratin.- esi berdiameter 1 – 2 mm.- Aumlah lesi 10 – 100 buah.
- -eberapa lesi ada yang bergabung menjadi satu lesi dengan tepi tidak beraturan.- #i sekitar lesi multiple tersebut ditemukan daerah eritematosa yang luas.
3b =. Stomatitis aftosa herpetiformis
$%awson dan &dell, 200'(
#iagnosis stomatitis aftosa rekuren
#iagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat lesi, pemeriksaan klinis, bila perlu pemeriksaan
darah untuk men ari kemungkinan adanya gambaran abnormal pada +%6 $ mean corpuscular
volume (. #iagnosis stomatitis aftosa rekuren ditentukan berdasarkan riwayat rekurensi lesi dan
-
8/18/2019 Tutorial Ras
6/11
-
8/18/2019 Tutorial Ras
7/11
Bntuk stomatitis aftosa rekuren, penatalaksanaannya dibagi ke dalam dua tahap 1.
!engendalian faktor predisposisi, 2. !engobatan simtomatis dan perawatan suportif.
!engendalian faktor predisposisi
*aktor predisposisi dapat diketahui dengan ara mengumpulkan informasi tentang faktor
genetik yang kemungkinan berperan, trauma yang terlibat, faktor hormonal yang berperan, juga
kondisi stres dan faktor imunologi. #ari faktor sistemik perlu juga diperhatikan usia penderita,
dalam usia pertengahan atau lansia. !ada lansia kemungkinan adanya keterlibatan kondisi
sistemik lebih besar bila dibandingkan pasien di usia pertengahan. #ari faktor lokal perlu
diperhatikan adanya trauma ataupun faktor lain yang dapat mengiritasi mukosa, seperti tepi gigi,
karies ataupun tambalan yang tajam. !erlu dihindari makanan yang tajam dan merangsang. Auga
perlu diperhatikan untuk memperbaiki kondisi oral hygiene $ amey dan ewis, 1@@17 8ege9idkk,200'(.
-iasanya, peningkatan frekuensi lesi akan membuat pasien datang untuk memeriksakan diri.
!ada umumnya pasien terlihat sehat, tetapi perlu pemeriksaan hematologi untuk penderita lansia
$%awson dan &dell, 200'(.
!engobatan simtomatik
/ujuan dari pengobatan simtomatik yang dilakukan adalah untuk mengurangi rasa nyeri,
mempersingkat perjalanan lesi, dan memperpanjang inter:al bagi kemun ulan lesi.
&bat yang dapat digunakan antara lain anestetikum $ben9o aine > dalam boraC gly erine(,
obat kumur antibiotika $ chlorhexidine gluconate 0,2 , larutan tetrasiklin 2 (, anti inflamasi dan
anti udema $ sodium hyaluronat (, obat muko"adhesi:e dan anti inflamasi $bentuk kumur atau gel(,
kortikosteroid topikal $ triamcinolone in orabase (.
;ortikosteroid tidak memper epat penyembuhan lesi, tetapi dapat mengurangi rasa sakit
pada peradangan yang ada. Sedangkan pada triamcinolone in orabase , kortikosteroid di ampur
dengan media
orabase yang dapat membuatnya melekat pada mukosa mulut yang selalu basah. Aika pengolesan
obat ini dilakukan dengan tepat, maka orabase akan menyerap airan dan membentuk gel adesif
yang dapat bertahan melekat pada mukosa mulut selama satu jam atau lebih. amun, pengolesan
-
8/18/2019 Tutorial Ras
8/11
pada erosi
-
8/18/2019 Tutorial Ras
9/11
/ipe
• -erlangsung hanya beberapa hari• /imbul 2 – = kali dalam satu tahun• 8asa nyeri masih dapat ditolerir •
pa pemi unya, ini yang ditanggulangi dulu
&perator perlu mengidentifikasi
• pa saja perawatan yang sudah pernah dijalani, efektif atau tidakD• -ila efektif dan aman dilanjutkan
/ipe -
• /imbul setiap bulan• esi bertahan = – 10 hari
!ada tipe ini
• esi sangat nyeri, sehingga menyebabkan diet normal berubah, kondisi oral hygiene juga
berubah• -ila pemi unya dapat ditemukan $&4, stress, trauma, diet(, maka pengobatan dapat
didiskusikan dengan pasien• -ila ada gejala prodromal $kesemutan( ditanggulangi dulu
/ipe %
• esi sangat nyeri• esi bersifat kronis, satu lesi belum sembuh, sudah timbul lagi lesi baru• esi tipe ini sebaiknya dirujuk ke dokter gigi spesialis penyakit mulut, dan diperlukan
kerjasama dengan spesialis lain tergantung dari gejala yang timbul• &bat yang digunakan
- ;ortikosteroid topikal yang poten- ;ortikosteroid sistemik
!erawatan
#alam upaya melakukan perawatan terhadap pasien S 8, tahapannya adalah
1. )dukasi bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penyakit yang dialami yaitu S 8
agar mereka mengetahui dan menyadarinya.
-
8/18/2019 Tutorial Ras
10/11
2. nstruksi bertujuan agar dapat dilakukan tindakan pen egahan dengan menghindari faktor"
faktor yang dapat memi u terjadinya S 8.
=. !engobatan bertujuan untuk mengurangi gejala yang dihadapi agar pasien dapat mendapatkan
kualitas hidup yang menyenangkan.
/indakan pen egahan timbulnya S 8 dapat dilakukan diantaranya dengan menjaga kebersihan
rongga mulut, menghindari stres serta mengkonsumsi nutrisi yang ukup, terutama yang
mengandung :itamin -12 dan 9at besi. +enjaga kebersihan rongga mulut dapat juga dilakukan
dengan berkumur"kumur menggunakan air garam hangat atau obat kumur. S 8 juga dapat
di egah dengan mengutamakan konsumsi makanan kaya serat seperti sayur dan buah yang
mengandung :itamin %, -12, dan mengandung 9at besi.
;arena penyebab S 8 sulit diketahui maka pengobatannya hanya untuk mengobati keluhannya
saja. !erawatan merupakan tindakan simtomatik dengan tujuan untuk mengurangi gejala,mengurangi jumlah dan ukuran ulkus, dan meningkatkan periode bebas penyakit.
-agi pasien yang mengalami stomatitis aftosa rekuren mayor, perawatan diberikan dengan
pemberian obat untuk penyembuhan ulser dan diinstruksikan ara pen egahan. -agi pasien yang
mengalami S 8 akibat trauma pengobatan tidak diindikasikan.
!asien yang menderita S 8 dengan kesakitan yang sedang atau parah, dapat diberikan obat
kumur yang mengandung ben9okain dan lidokain yang kental untuk menghilangkan rasa sakit
jangka pendek yang berlangsung sekitar 10"15 menit. -agi menghilangkan rasa sakit yang
berlangsung sehingga enam jam, dapat diberikan 9ila tin se ara topikal. Eila tin dapat lengket
pada ulser dan membentuk membran impermeabel yang melindungi ulser dari trauma dan iritasi
lanjut. #apat juga diberikan 9iladent yang juga mengandung ben9okain untuk topikal analgesia.
Selain itu, dapat juga menggunakan larutan betadyne se ara topikal dengan efek yang sama.
#y lone digunakan sebagai obat kumur tetapi hanya sebelum makan dan sebelum tidur.
phthasol merupakan pasta oral amleCanoC yang mirip dengan 9ila tin yang digunakan untuk
mengurangi rasa sakit dengan membentuk lapisan pelindung pada ulser.
-agi memper epat penyembuhan ulser, glukokortikoid, baik se ara oral atau topikal adalah
andalan terapi. /opikal betametason yang mengandung sirup dan fluo inonide ointment dapat
digunakan pada kasus S 8 yang ringan. !emberian prednison se ara oral $ sampai 15 mg < hari(
pada ksaus S 8 yang lebih parah. 4asil terapeutik dalam dilihat dalam satu minggu.
/halidomide adalah obat hipnotis yang mengandung imunosupresif dan anti"inflamasi. &bat ini
-
8/18/2019 Tutorial Ras
11/11
telah digunakan dalam pengobatan stomatitis aftosa rekuren mayor, sindrom -eh et, serta
eritema nodosum. amun, resiko pada teratogenesis telah membatasi penggunaannya.
;lorheksidin adalah obat kumur antibakteri yang memper epatkan penyembuhan ulser dan
mengurangi keparahan lesi S 8. Selain itu, tetrasiklin diberikan sesuai dengan efek anti
streptokokus, tetrasiklin 250mg dalam 10 sirup direkomendasikan sebagai obat kumur, satu
kali sehari selama dua minggu.
e:amisol telah dianjurkan sebagai perawatan yang mungkin untuk S 8, namun oleh karena
efek samping immunostimulatornya, pemakaian obat ini kurang diindikasikan.
!emberian obat"obatan tertentu yang tidak diperbolehkan hanya dapat merusak jaringan normal
disekeliling ulser dan bila pemakaiannya berlebihan maka akan mematikan jaringan dan dapat
memperluas ulser.
Daftar Pustaka:
%awson, 8. . dan &dell, ).W. 200'. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine .
)d. ke"?. %ur hill" i:ingstone, )dinburgh. 4al. 220 " 22>.
amey, !.A. dan ewis, +. .&. 1@@1. Oral Medicine in Practice . -#A !ublisher, ondon. 4al. 5
– ?.
e:ille, -.W., #amm, #.#. dan White, #.4. 1@@@. Color tlas of Clinical Oral Pathology . )d
ke"2. ippin ott Williams F Wilkins, !hiladelphia. 4al. 1=' – 1>?, 1'' – 1@1.
8ege9i, A. ., S iubba, A.A. dan Aordan, 8.%. 200'. Oral Pathology! Clinical Pathologic
Correlations . )d ke"5. Saunders – )lse:ier, St. ouis. 4al. =5 – =@.
Sook -in Woo dan 3reenberg, +.S. 200'. Ulcerative, 6esi ular and -ullous esions. #alam
"urket’s Oral Medicine . +.S. 3reenberg, +. 3li k dan A. . Ship, editor. -% #e ker, 4amilton.
4al. 5? – G0.