tutorial klinik _ asma
DESCRIPTION
asma.TRANSCRIPT
ASMA BRONKIALPada Anak
Winta Asisie Salaka
ASMA BRONKIAL
EPIDEMIOLOGI• National Center for Health Statistics atau NCHS (2003) serangan
asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak (jumlah anak 4,2 juta) dengan laki-laki 1,5-2x > perempuan
• WHO memperkirakan terdapat sekitar 250.000 kematian akibat asma
• Di poliklinik Sub bagian Paru Anak FKUI-RSCM Jakarta, lebih dari 50% kunjungan merupakan penderita asma.
• Jumlah kunjungan di poliklinik Subbagian Paru Anak berkisar antara 12.000–13.000 atau rata-rata 12.324 kunjungan pertahun. 3
• Woolcock dan Konthen pada tahun 1990 di Bali mendapatkan prevalensi asma pada anak dengan hiperreaktivitas bronkus 2,4% dan hiperreaktivitas bronkus serta gangguan faal paru adalah 0,7%.
Faktor pencetus serangan asma Riwayat keluarga
(atopi) Riwayat alergi (atopi)
Patogenesis
• JALUR IMUNOLOGIS:
Didominasi IgE (terjadi pada orang dengan kecenderungan membentuk antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar/atopi)
• Fase cepat:
IgE melekat pada sel mast di interstisial paru sensitisasi alergen IgE meningkat alergen berikatan dengan IgE pada sel mast degranulasi mediator inflamasi histamin, leukotrien, faktor kemotaktik eosinofil dan bradikinin edema bronkiolus kecil, sekresi mukus kental, spasme otot polos bronkiolus obstruksi saluran napas 10 – 15 menit setelah pajanan
• Fase lambat:
Setelah 6-8 jam pajanan dan bertahan 16 – 24 jam muncul eosinofil, sel T, sel mast, Antigen Presenting Cell
Patogenesis
JALUR SARAF OTONOM:
•Inhalasi alergen mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag alveolar, nervus vagus, epitel saluran napas refleks bronkus
• Mediator inflamasi dari sel mast dan makrofag membuat epitel saluran napas lebih permeabel alergen masuk submukosa memperparah reaksi yang terjadi
•Inhalasi udara dingin, asap, kabut, SO2 Ujung saraf eferen vagal mukosa terangsang neuropeptid sensorik substansi P, neurokinin A, calcitonin gene related peptide (CGRP) bronkokostriksi, edema bronkus, eksudasi plasma, hipresekresi lendir
Patogenesis
Gejala Klinis• Bising mengi (wheezing) yg terdengar dengan
atau tanpa stetoskop
• Sering Batuk produktif pada malam hari
• Napas / dada seperti tertekan
• Bersifat paroksismal,yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari
• Serangan asma yg berlangsung terus-menerus selama berhari-hari dan tdk dpt ditanggulangi dgn cara pengobatan atau Status Asmatikus
Anamnesa : mengi, batuk kronik berulang, sesak
Pemeriksaan FisikPasien gelisahK/L : Nafas cuping hidugTakipneu dan TakikardiParu
Inspeksi : napas cuping hidung, napas cepat, retraksi Palpasi : biasanya tidak ditemukan kelainan Perkusi : biasanya tidak ditemukan kelainan Auskultasi : wheezing, ronki
Ekstremitas : cyanosisPemeriksaan PenunjangSpirometri, Peak flow meter, uji reversibilitas dengan bronkodilator, uji provokasi bronkus, uji alergi/skin prick test, foto toraks.
Penilaian derajat serangan asma
Obat Inhalasi
No. Nama Generik Sediaan Dosis Nebulasi
1. β Agonis
Fenoterol
Salbutamol
Terbutalin
Solution 0,1%
Nebule 2,5 mg
Respule 2,5 mg
5-10 tetes
1 nebule
1 respule
2. Antikolinergik
Ipatropium BromidaSolution 0,025% > 6 tahun: 8-20 tetes
< 6 tahun: 4-10 tetes
3. Steroid
Budesonide Respule
Steroid untuk Serangan Asma
No. Nama Generik Sediaan Dosis
1. Steroid Oral
Prednisolon
Prednison
Triamsinolon
Tab 4 mg
Tab 5 mg
Tab 4 mg
1-2 mg/kgBB/hari, tiap 6 jam
1-2 mg/kgBB/hari, tiap 6 jam
1-2 mg/kgBB/hari, tiap 6 jam
2. Steroid Injeksi
Metilprednisolon
Hidrokortison
Deksametason
Betametason
Vial 500 mg
Vial 100 mg
Ampul 4 mg
Ampul 4 mg
30 mg/kgBB dalam 30 menit
4 mg/kgBB tiap 6 jam
0,5-1 mg/kgBB tiap 6-8 jam
0,05-0,1 mg/kgBB tiap 6 jam
TERIMAKASIH...