tumpang sari jahe dengan tanaman karet.docx

12
TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET MUDA » BUDIDAYA RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK Juli 22, 2008 oleh sutanmuda Jenis tanaman rumput-rumputan yang berperan dalam pengawetan tanah dan air adalah yang dapat berfungsi ganda yaitu berkemampuan untuk membantu mencegah berlangsungnya erosi dan dapat pula bermanfaat bagi hijauan makanan ternak. Rumput gajah merupakan alternatifnya. Tanaman rumput-rumputan dapat digunakan dalam usaha pengawetan tanah dan atau pencegahan erosi dikarenakan : a. Tanaman rumout-rumputan dapat tumbuh dengan cepat sehingga dalam waktu pendek tanah telah dapat tertutupi oleh tanaman tersebut secara rapat dan tebal. b. Bagian atas dari tanaman (daun-daunan) mampu melindungi permukaan tanah dari percikan air hujan dan memperlambat aliran permukaan. c. Bagian bawah tanaman (perakaran) dapat memperkuat resistensi tanah dan membantu melancarkan infiltrasi air kedalamtanah. Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara monokultur ataupun interkultur dengan tanaman tahunan sehingga dapat diperoleh manfaat secara maksimal. Pertumbuhannya yang relatif cepat dalam waktu yang pendek serta peranan daun- daun dan perakarannya terhadap erosi, maka pembudidayaan rumput gajah dapat menjadi pilihan yang bijaksana dan menguntungkan. Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.

Upload: arif-bsp

Post on 31-Dec-2014

107 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET   MUDA »

BUDIDAYA RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK

Juli 22, 2008 oleh sutanmuda

Jenis tanaman rumput-rumputan yang berperan dalam pengawetan tanah dan air adalah yang dapat berfungsi ganda yaitu berkemampuan untuk membantu mencegah berlangsungnya erosi dan dapat pula bermanfaat bagi hijauan makanan ternak. Rumput gajah merupakan alternatifnya.

Tanaman rumput-rumputan dapat digunakan dalam usaha pengawetan tanah dan atau pencegahan erosi dikarenakan :

a. Tanaman rumout-rumputan dapat tumbuh dengan cepat sehingga dalam waktu pendek tanah telah dapat tertutupi oleh tanaman tersebut secara rapat dan tebal.

b. Bagian atas dari tanaman (daun-daunan) mampu melindungi permukaan tanah dari percikan air hujan dan memperlambat aliran permukaan.

c. Bagian bawah tanaman (perakaran) dapat memperkuat resistensi tanah dan membantu melancarkan infiltrasi air kedalamtanah.

Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara monokultur ataupun interkultur dengan tanaman tahunan sehingga dapat diperoleh manfaat secara maksimal. Pertumbuhannya yang relatif cepat dalam waktu yang pendek serta peranan daun-daun dan perakarannya terhadap erosi, maka pembudidayaan rumput gajah dapat menjadi pilihan yang bijaksana dan menguntungkan.

Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.

Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.

Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah

longsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama.

Rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pous) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau

Page 2: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

mata). Pemotongan pada waktu penanaman ruas mata dapat Untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun/ anakan (pous) sebaiknya berasal dari

rumpun yang sehat, banyak mengandung akar dan calon anakan baru. Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan rumpun dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang tinggi sebelum sistem perakaran dapat aktif menghisap air.

Cara Penanaman :

1. Pembersihan lahan

2. Pengolahan tanah (sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau sehingga penanaman dapat dilakukan pada awal musim hujan).

3. Pembuatan lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 60 x 100 cm.

Diperlukan 17.000 bahan stek untuk kebutuhan lahan seluas 1 hektar.

Pemupukan :

1. Pupuk P dan K diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada waktu pengolahan tanah dan 6 bulan

kemudian, dengan dosis masing-masing 200 kg DS dan 200 kg ZK per hektarnya.

2. Pupuk N diberikan 200 kg ZA/ha/tahun yang diberikan setiap kali setelah 2 – 4 kali pemotongan.

3. Dapat juga digunakan pupuk kandang sebanyak 400 kw/ha/tahun yang diberikan pada waktu pengolahan tanah dan setelah pemotongan. Pemungutan Hasil (pemotongan) :

Pemotongan rumput gajah yang pertama dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari,

selanjutnya dilakukan selang 40 hari pada musim hujan dan selang 60 hari pada musim kemarau.

Pada pemotongan batang rumput gajah sebaiknya ditinggalkan ± 10 cm dari permukaan tanah. Pemotongan batang tanaman yang terlalu pendek menyebabkan semakin lambatnya pertumbuhan kembali, namun jika batang yang ditinggalkan terlalu panjang maka tunas batang saja yang akan berkembang sedangkan jumlah anakan akan berkurang.

Peremajaan :

Dilakukan jika tanaman telah berumur 3 – 4 tahun setelah tanaman sudah tidak responsive lagi

terhadap pengelolaan. Setelah pemotongan terakhir, tanah diantara barisan dicangkul dan dilakukan pemupukan. Buatlah lubang tanam untuk tanaman baru pada perpotongan silang rumput yang lama, untuk menjaga kesinambungan stok hijauan ternak. Setelah tanaman baru tumbuh, sisa tanaman lama dibongkar hingga ke akar-akarnya. Komposisi Gizi Rumput Gajah (bahan kering) :

Page 3: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

Bagian yang dapat dicerna dari rumput gajah yaitu :

Bahan kering %

Protein kasar = 10.19

Serat Kasar = 34.15

Lemak = 1.64

Abu = 11.73

BETN = 42.29

Bahan kering %

Protein kasar = 5.92

Serat Kasar = 22.74

Lemak = 0.84

BETN = 25.6

PENANAMAN RUMPUT UNTUK TERNAK

Sistem Budidaya Sapi Potong Pada Ekoregional Padang Pengembalaan

Persiapan lahan

· Lahan dibersihkan dari gulma, kemudian digaru dibiarkan selama satu minggu.

Persiapan bibit rumput

· Bibit rumput didatangkan dari Sub Balitnak Sungai Putih Kecamatan Galang, Sumatera Utara. Dipilahkan dalam 5 rumpun, kemudian untuk 1 lubang tanaman disiram dalam hal penyiapan akar agar jangan kering.

· Persiapan kebun bibit rumput kemudian tanah yang telah diolah dipagari dengan pagar duri dengan tiang dari batang kuda-kuda.

· Penanaman rumput rumput yang telah dipisahkan, kemudian ditanam dengan jarak tanam 40 x 60 cm/rumpun.

Pemupukan

Page 4: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

· Tanah yang telah diistirahatkan diberikan pupuk urea sebanyak 1100 kg/ha, selang beberapa hari kemudian ditambah dengan pemberian pupuk kandang.

Penyiraman

· Disiram setiap hari agar akarnya cepat tumbuh.

Penimbangan

· Seluruh sapi ditimbang, diberikan obat cacing sesuai dengan anjuran dan diseleksi dengan memilih sapi yang baik untuk digemukan dan perkawinan dengan ratio perbandingan 10 ekor betina dengan 1 ekor jantan.

Pemeriksaan feses

· Feses diperiksa di laboratorium

dengan tujuan agar terhindar dari lido parasit, kemudian sapi tersebut disemprot dengan Asumtol guna pencegahan serangan berupa caplak.

Pengembalaan sapi

· Seluruh sapi ditempatkan pada padang pengembalaan yang telah ditumbuhi rumput Brachiria humicola.

Pengamatan

· Setiap 1 bulan sekali sapi tersebut ditimbang dengan tujuan mengetahui pertumbuhan berat badan, sedang sapi yang dipilih untuk tujuan perkawinan dideteksi dengan jalan pengambilan air seni (urin), bila telah menunjukan tanda-tanda kebuntingan dilihat

dengan penampilan sapi tersebut, urine dicelupkan ke dalam planotest bila menunjukkan tanda-tanda kehamilan maka akan tergambar didalam planotest tersebut.

(diambil dari bebagai sumber)

Page 5: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

UDIDAYA CABAI

A. PENDAHULUANCabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM1. Pengolahan Lahan· Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2· Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)· Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2· Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm· Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)- Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.- NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.· Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.· Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

2. Benih· Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30· Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

Page 6: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)1. Persiapan Persemaian· Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.· Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian· Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring· Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS· Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakita. Penyakit· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatanpucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

D. FASE TANAM1. Pemilihan Bibit· Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus

Page 7: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

· Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)

2. Cara Tanam· Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.· Plastik polibag dilepas· Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama· Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI· Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.· Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk1 - 4 minggu

(kg)5 - 12 minggu

(kg)

Urea 7 56

SP-36 7 28

KCl 7 28

Catatan : - Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)

Page 8: TUMPANG SARI JAHE DENGAN TANAMAN KARET.docx

3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.5. Pengamatan Hama dan Penyakit· Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.· Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.· Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO· Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.· Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha· Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN1. Pemanenan· Panen pertama sekitar umur 60-75 hari· Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya· Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :· Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)· Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering· Penyortiran dilakukan sejak di lahan· Simpan ditempat yang teduh3. Pengamatan Hama & Penyakit· Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak

23:59:00 | |  

This entry was posted on 23:59:00 You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. or trackback from your own site.