tugas tetap
TRANSCRIPT
TUGAS
PEMBIAYAAN AGRIBISNIS
”RINGKASAN BAB 7 SAMPAI BAB 11”
OLEH
NAMA ANGGOTA :
1. RISTI NOVITA SARI (05091001003)
2. WINDY MAYANK SARY E (05091001004)
3. YUNISA RAHMA MULYA SARI (05091001005)
4. DEVIDA (05091001006)
5. NUR HESTHRIA (05091001008)
6. NOVIA LAILATI (05091001010)
7. HAWIYATI (05091001011)
8. SILVIANA (05091001015)
9. DINA AYU MARDIANTI (05091001026)
10. SERLI NOVITA (05091001030)
11. LESTARI (05091001034)
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2010
BAB 7
SUMBER-SUMBER MODAL PERUSAHAAN
SUMBER – SUMBER MODAL PERUSAHAAN
Ada dua hal yang mendasari pengusaha meminjam modal dari luar
perusahaan:
1. Karena perusahaan kekurangan modal investasi
2. Karena lebih menguntungkan memakai modal pinjaman. Alasan pertama sudah
jelas bahwa dalam keadaan yang menunjang, lebih besar volume produksi maka
akan lebih besar pula penerimaan dan keuntungan perusahaan.
Selama biaya pinjaman lebih kecil daripada tambahan output yang
diharapkan, perusahaan akan terus meminjam terus modal apabila sumber modal
sendiri tidak tersedia.
Alasan kedua ditentukan oleh dua hal:
1. Tingkat bunga (interest = i)
2. Tingkat keuntungan investasi (revenue = r)
Apabila pada sewaktu–waktu i > r maka pengusaha akan meminjamkan
modal dan menanamkannya didalam perusahaan. Karena i lebih kecil daripada r,
maka masih ada keuntungan setelah membayar bunga, yaitu sebesar i – r. akan tetapi,
bila i > r, maka lebih baik memakai modal sendiri untuk mengadakan investasi baru.
Apabila modal yang akan dijalankan dalam perusahaan harus diambil dari
luar perusahaan, atau pengusaha harus meminjam modal, maka perlu ditelaah
sumber–sumber mana saja yang paling menguntungkan.
Ada dua ekstrem dari macam modal berdasarkan sumbernya, yaitu:
1. Modal pribadi perusahaan (equity capital)
2. Modal luar perusahaan (non equty capital)
Macam modal yang akan dibahas ialah modal pribadi yang bersumber dari
tabungan, warisan dan modal pribadi yang berasal dari luar perusahaan.
7.1 Tabungan
Tabungan adalah pendapatan perusahaan yang tidak dipakai untuk tujuan
konsumtif. Atau dengan kata lain tabungan adalah kekayaan bersih perusahaan yang
dikurangi dengan bagian kekayaan yang didapatkan dari hadiah dan warisan atau,
tabungan adalah pendapatan bersih perusahaan yang masuk lagi ke perusahaan.
Tabungan menunjukan kemampuannya untuk menanggung resiko karena
tabungan dapat merupakan suatu persediaan kekayaan. Tabungan menggambarkan
kekuatan perusahaan untuk menghasilkan dan membentuk modal baru, jelas bahwa
tabungan merupakan indikator ekonomi yang penting untuk mengevaluasi
kedudukan perusahaan dalam perekonomian.
7.2 Warisan, Hadiah, dan Jual Beli Tunai
Warisan dari orang tua atau keluarga merupakan sumber modal milik pribadi
yang penting bagi usaha tani keluarga. Salah satu kelemahan modal dari sumber ini
ialah saat modal dibutuhkan dan saat uang diperoleh waktunya biasanya tidak
bersamaan. Alasan utama ialah modal yang bersumber dari hadiah sangat tergantung
pada orang yang akan memberikanya modal yang bersumber dari warisan biasanya
baru bisa jadi milik perusahaan kalau si pemberi warisan meninggal dan pemilik
perusahaan memasukkanya sebagai modal perusahaan. Di samping faktor waktu,
warisan atau hadiah sering kali melibatkan penerima dengan ikatan–ikatan keluarga,
yang pada umumnya memberatkan karena ada kewajiban–kewajiban yang harus
dipenuhi untuk keluarga lainnya dan diluar anak istri.
7.3 Modal Pribadi dari Luar Usaha tani
Modal pribadi dari luar lingkungan perusahaan adalah modal pribadi milik
pihak lain yang diinvestasikan kedalam perusahaan dan si pemilik modal bisa ikut
aktif bekerja di dalam perusahaan tersebut. Selain berhak mendapatkan keuntungan,
pemilik modal berkewajiban membina perusahaan dan ikut bertanggung jawab
andaikata ada suatu kerugian yang menimpa perusahaan.
Ada bermacam–macam cara untuk memasukkan modal pribadi ke dalam
perusahaan. Yang paling lazim adalah apabila anggota keluarga terdekat ikut
menyerahkan modalnya kepada pemilik perusahaan melalui persetujuan dan
pengaturan resmi dan tidak resmi.
Pengumpulan modal melalui penjualan saham merupakan juga pengumpulan
modal pribadi perusahan. Pembeli saham menyerahkan uanganya bukan untuk
dipinjamkan seperti halnya obligasi, tetapi modal itu diinvestasikan ke dalam
perusahaan. Apabila perusahaan bangkrut, pembeli saham kehilangan uangnya yang
dibayarkan pada waktu membeli saham tersebut.
7.4 Kontrak Sewa
Kontrak sewa adalah suatu perjanjian penyerahan sejumlah modal, yang
memungkinkan penyewa atas dasar pembayaran sejumlah uang yang telah disepakati
dalam jangka waktu tertentu menguasai dan mengontrol sejumlah modal tersebut
yang dimiliki oleh yang menyewakannya. Uang yang dibayarkan tersebut dinamakan
sewa.
Yang dibayarkan penyewa kepada yang yang menyewakan itu dapat
berbentuk tiga macam, yaitu:
1. Sewa dapat berbentuk bagi hasil usaha.
2. Sewa dapat berbentuk hasil usaha.
3. Sewa dapat berbentuk uang tunai yang dibayarkan menurut perjanjian dalam
kontrak.
7.5 Perusahaan Sewa Guna Usaha
Kontrak sewa guna usaha adalah cara penyediaan modal dengan jalan sewa
menyewa barang produksi. Dua pihak yang terlibat langsung adalah perusahaan sewa
guna usaha yang disebut “Lesor” dan pihak yang menyewa barang modal tersebut
disebut “Lesi” apabila ada pihak lain yang ingin ikut menjamin, maka pihak
penjamin tambahan tersebut menjadi pihak ketiga.
Pada umumnya ada dua macam modal yang disediakan perusahaan sewa
guna di indonesia, pertama sewa guna usaha dana dan kedua, sewa guna usaha
operasional. Perbedaan dasar dari kedua sistem penyediaan modal ini terletak pada
cara barang modal yang diperlukan Lesi disediakan.
Sewa guna usaha dana adalah cara pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal. Dalam hal ini Lesor tidak mempunyai barang yang siap
pakai untuk Lesi. Lesor menyediakan uang untuk membeli barang, yang dibutuhkan
Lesi.
Sewa guna usaha operasional adalah cara pembiayaan perusahaan dengan
barang–barang modal yang akan digunakan Lesi yang telah disediakan oleh Lesor.
Lesi menyewa barang–barang yang telah ada dan siap pakai di tempat Lesor.
Perbedaan dari kedua sistem sewa guna usaha ini lebih lanjut adalah sebagai
berikut:
1. Sewa guna usaha dana membiayai pengadaan dan pembelian barang untuk Lesi,
sedangkan sewa guna usaha operasional langsung menyewakannya kepada Lesi.
2. Pada sewa guna usaha dana, resiko barang ditanggung Lesi, sedangkan pada sewa
guna usaha operasional Lesorlah yang menanggung risiko.
3. Pada sewa guna usaha dana jangka waktu kontrak harus sama atau mendekati
usia pakai barang, sedangkan pada sewa guna usaha operasional jangka waktu
kontrak harus sebelum usia pakai barang.
4. Pada sewa guna usaha dana waktu koutrak tidak boleh diakhiri selain dari waktu
yang tertera dalam kontrak, sedangkan pada sewa guna usaha operasional Lesi
dapat mengakhiri kontraknya sesuai dengan keperluan.
Sewa guna usah dana banyak persamaan dengan kontrak sewa biasa.
Perbedaan dasar dari kedua sistem penyediaan modal ini adalah:
1. Sewa guna usaha dana adalah sistem penyediaan modal yang harus dipakai untuk
membiayaai produksi, sedangkan pada kontrak sewa biasa modal tersebut bisa
dipakai untuk tujuan-tujuan lainnya.
2. Resiko barng pada sewa guna usaha dana seluruhnya ditanggung Lesi, sedangkan
pada kontrak sewa biasa pemilik barang pun ikut bertanggungjawab
3. Jangka waktu kontrak pada sewa guna usaha dana telah ditentukan yaitu selama
usia pakai barang, sedangkan pada kontrak sewa biasa jangka waktu sewa tidak
dibatasi, bergantung pada keinginan masing-masing.
4. Sewa yang harus dibayar pemakai barang pada kontrak sewa biasa berbentuk
uang atau hasil produksi, sedangkan pada perusahaan sewa guna usaha dana balas
jasa pinjaman barang produksi berupa tebusan berkala, dalam bentuk uang, dan
ditambah ongkos-ongkos lainnya.
7.6 Kontrak Produksi
Dengan bertambah besarnya keperluan modal untuk sektor pertanian, maka
semakin banyak pula modal yang datang dari pihak penjual input, pihak pengolah
hasil, pihak pemborong, pihak penyalur, dan pihak-pihak perantara lainnya.
Masuknya modal ke dalam proses produksi di tingkat petani ini, maka timbullah
berbagai perjanjian dan peraturan antara petani dan pihak-pihak luar tersebut dalam
berbagai bentuk sistem kontrak.
Koordinasi vertikal adalah sewa kontrak kerja sama antara dua atau lebih
kegiatan usaha di dalam rantai tahapan produksi. Integrasi vertikal terjadi andaikata
akibat dari kontrak, semua tahapan kegiatan dalam rantai produksi jatuh dalam satu
tangan pemilik dan satu manajemen.
Hal yang ekstrem ini dapat terjadi apabila dua atau lebih perusahaan dalam
rantai produksi bergabung ke dalam satu pemilik dan satu manajemen.
Sistem terbuka merupakan kebalikan dari integrasi vertikal. Di dalam sektor
pertanian sistem kerja ada di antara kedua ekstrem ini. Pada umumnya kontrak kerja
di dalam sektor ini diakibatkan karena petani membutuhkan tambahan modal kerja.
Dengan meningkatnya kebutuhan modal di sektor pertanian maka nampak
perkembangan, terutama di negara-negara yang sudah maju, ke arah koordinasi,
bahkan integrasi vertikal.
Kontrak kerja pada umunya dibagi menjadi tiga:
1. Kontrak pemasaran hasil pertanian
2. Kontrak manajemen produksi
3. Kontrak penyediaan bahan produksi
Kontrak demikian biasanya dilaksanakan oleh petani kalau dia gagal atau
mendapatkan kesukaran dalam mencari pasaran input atau pasaran output. Di negara-
negara besar yang miskin sering terjadi kontrak demikian karena petani memerlukan
uang untuk bekal hidup.
7.7 Kontrak Pemasaran Hasil Produksi
Pemilik modal jauh sebelum musim panen memberikan modal kepada petani
dengan perjanjian bahwa hasil panen harus dijual kepada pemberi modal tersebut.
Ada perbedaan antara tujuan kontrak demikian di negara-negara yang belum maju.
Di negara-negara yang sudah maju, selain ingin mendapatkan tambahan modal,
petani juga melakukan kontrak pasaran hasil produksi untuk menjauhkan resiko
harga yang mungkin turun dan resiko tidak mendapat pasaran. Pada umumnya
sebagian besar petani melakukan kontrak demikian karena terpaksa, karena
kurangnya biaya hidup. Di indonesia kontrak demikian dikenal dengan “ijon” yang
mengharuskan petani menjual hasil panennya pada waktu tanaman masih hijau, jadi
masih mentah jauh sebelum waktu panen. Karena tekanan ekonomi, maka petani
akan menerima berapa saja harga yang ditentukan oleh pemberi kredit, umumnya
tengkulak dari luar desa atau penduduk setempat yang ekonominya lebih kuat. Harga
yang ditentukan ini akan bergantung pada sifat dan pertimbangan pihak yang
ekonominya lebih kuat serta hubungan pribadi antara mereka sediri, di samping
kebiasaan setempat yang ada. Oleh karena itu, keburukan atau manfaat dari ijon
demikian bergantung pada hubungan di atas.
Dalam keadaan di mana pemilik modal mengadakan usaha jual-beli, misalnya
menjual input dan keperluan rumah tangga atau membeli hasil pertanian, timbullah
monopsoli di pihak pemilik modal yang posisinya lebih kuat.
7.8 Kontrak Manajemen Produksi
Kontrak ini penerapannya hampir sama dengan kontrak pasar hasil produksi,
hanya ada tambahannya yaitu pemilik modal ikut campur dengan beberapa hal dalam
penentuan teknologi kerja dan manajemen. Contoh: suatu perusahana pengelola
buah-buahan pada waktu memeberi kredit kepada petani buah-buahan akan
memberikan nasihat tentang bibit yang baik, cara memberi pupuk, dan penerapan
teknologi lainnya.
7.9 Kontrak Penyediaan Bahan Produksi
Kontrak ini mencakup ruang lingkup kerja sama yang lebih luas lagi .Petani
mendapatkan bantuan keuangan. Pemilik modal akan menyediakan pasaran hasil
produksi dan memberi bimbingan produksi. Contoh yang jelas ialah petani unggas
potong dan petelur. Walaupun suksesnya tidak merata seperti yang diharapkan,
adanya BIMAS ayam di indonesia adalah suatu contoh kontrak ini. Bank rakyat
Indonesia memberikan kredit dengan suku bunga yang rendah kepada petani untuk
membangun kandang ayam dan sarana pemiliharaannya. Teknik pembangunan
sarana di atas diberikan oleh ahli-ahli yang ditunjuk. Penyalur input, dalam hal ini
pedagang makanan ternak dan anak ayam, selain menjual dagangannya kepada
petani juga memberikan petunjuk teknik dan bimbingan agar anak ayam dapat hidup
dan nantinya menghasilkan produk yang dikehendaki oleh pasaran hasil. Penyalur
input juga bersedia menanggung resiko andaikan terdapat kematian ayam dengan
cara memberikan ganti ayam sampai batas-batas tertentu. Koperasi penjualan telur
dan daging adalah jaminan petani agar hasil dapat terjual dengan harga yang
menguntungkan. Selain BIMAS ayam, di Indonesia diusahakan juga BIMAS untuk
hasil pertanian lainnya.
Kontrak kerja sama antara petani dengan perusahaan-perusahaan pertanian
dalam mata rantai vertikal produksi ini mempunyai keuntungan dan kerugian.
7.10 Keuntungan Kerja Sama
Keuntungan-keuntungan dari kerja sama ini di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Petani mendapatkan bantuan keuangan untuk kelangsungan produksi dan
kelangsungan hidupnya sampai musim panen kemudian.
2. Resiko produksi serta pemasaran input dan output tidak semata-mata ditanggung
petani saja, tetapi sampai batas-batas tertentu ditanggung juga oleh pemberi
kredit.
3. Petani sering mendapatkan nasihat-nasihat yang diperlukan untuk mengelola
perusahaannya serta mendapatkan bantuan teknik produksi dari ahli-ahli yang
disediakan oleh pemilik modal.
4. Sistem kontrak kerja memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara produksi
dan pemasaran. Hal ini menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dan
mengurangi resiko bagi semua pihak.
5. Para konsumen mendapat jaminan yang lebih besar untuk membeli barang yang
berkualitas lebih baik dengan harga yang relatif lebih murah.
7.11 Kerugian-kerugian Kerja Sama
Kerugian-kerugian yang mungkin timbul dari kerja sama kontrak di antaranya
adalah:
1. Petani akan kehilangan sebagian dari pengawasan manajemen.
2. Petani harus menyerahkan sebagian dari keuntungannya kepada pemberi modal
sebagai imbalan mereka menanggung resiko produksi, resiko pasaran, dan
menjamin kelancaran modal.
3. Karena tersedianya sumber modal, maka petani akan mudah membuat kesalahan
dalam meluaskan perusahaannya dengan memperbesar volume produksi atau
memperbanyak kegiatan usaha sampai melampaui kapasitas.
4. Dengan terikat pada kontrak pasaran hasil, petani akan kehilangan kesempatan
menaikkan keuntungan kalau harga hasil pada waktu panen ternyata lebih tinggi
daripada apa yang diharapkan.
BAB 8
PINJAMAN ATAU KREDIT
PINJAMAN ATAU KREDIT
Pinjaman atau kredit merupakan salah satu sumber penyedia modal pertanian.
8.1 Kredit
Kredit berasal dari bahasa latin credo yaitu “percaya”, sehingga batas–batas
tertentu dasar kredit yang utama adalah kepercayaan dari semua pihak yang
bersangkutan dengan perkreditan tersebut.
Kredit pada dasarnya bergantung pada tiga hal, yaitu:
1. kepercayaan bahwa posisi materi dari si peminjam mampu mengembalikan
modal yang disimpan tersebut.
2. kepercayaan bahwa si peminjam akan mengembalikan hutangnya.
3. Kepercayaan bahwa hukum–hukum yang sah dapat melindungi semua pihak
yang terlibat dalam transaksi kredit apabila ada yang dirugikan karena ada
persyaratan yang dilanggar.
Macam – macam kredit, yaitu:
1. Kredit berdasarkan hasil pemakaian menurut Galbraith
2. Kredit berdasarkan hasil investasi menurut Belshaw
3. Kredit berdasarkan waktu
4. Kredit berdasarkan tujuan pemakaian
5. Kredit berdasarkan faktor keamanan
6. Kredit berdasarkan sumber
8.2 Kredit Berdasarkan Hasil Pemakaian Menurut Galbraith
Galbraith membedakan kredit berdasarkan hasil pemakaiannya menjadi tiga
macam, yaitu:
1. Kredit positif atau Kredit produktif
2. Kredit netral atau maintenance credit
3. Kredit negatif atau kredit tidak produktif
8.3 Kredit Berdasarkan Hasil Investasi Menurut Belshaw
Belshaw (1959) membedakan kredit berdasarkan hasil investasi menjadi:
1. Kredit Satis, yaitu kredit yang setelah dipakai oleh peminjam tidak
mengakibatkan kenaikan hasil produksi, kekayaan, ataupun penghasilannya.
2. Kredit Dinamis, yaitu kredit yang setelah dipakai akan menaikkan satu atau
beberapa bahkan semua dari keempat faktor diatas yaitu:
- Pokok pinjaman
- Bunga
- Besar pinjaman
- keuntungan
8.4 Kredit Berdasarkan Waktu
Pembagian kredit berdasarkan jangka waktu peminjaman dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
1. Kredit jangka pendek :
kredit bulanan : 0 - 3 bulan
kredit musim : 3 - 9 bulan
kredit tahunan : 9 - 12 bulan
2. Jangka menengah : 1 - 5 tahun atau sampai 10 tahun
3. Jangka panjang : 10 tahun, misalnya, kredit sewa tanah
8.5 Kredit Berdasarkan Tujuan Pemakaian
Kredit pertanian dapat pula dibagi berdasarkan tujuan pemakaian menjadi
(Nelson, 1975):
1. Kredit Produksi (jangka pendek atau jangka menengah), dengan tujuan:
membeli bibit makan ternak dan pupuk atau pestisida
membayar ongkos–ongkos operasional
membeli feeder livestock
membeli range livestock
membeli sapi atau kambing perah
membeli mesin serta peralatan pertanian lainnya
membiayai bangunan dan sarana penyimpanan produk
lain–lain keperluan produksi
2. Kredit modal untuk barang tidak bergerak (jangka panjang) untuk pembiayaan:
membeli suatu perusahaan pertanian
membeli tambahan tanah untuk perluasan usahatani
membiayai pembuatan pabrik–pabrik dan sarana bangunan lainnya
membiayai perbaikan mutu tanah (drainase dan irigasi)
3. Kredit Koperasi Pertanian, untuk:
membayar ongkos–ongkos operasional
membiayai sarana pendukung
membiayai sarana penyimpanan produk
membiayai sarana bangunan, alat–alat produksi, atau pembelian sarana
barang tak bergerak lainnya
membiayai keperluan lain–lain
8.6 Kredit Berdasarkan Faktor Keamanan
Kredit berdasarkan faktor keamanan dibedakan menjadi:
a. Kredit berdasarkan jaminan:
(1) Kredit jangka pendek dan menengah (saham, obligasi, kontrak penjualan,
jaminan barang pribadi, dll)
(2) Kredit jangka panjang (jaminan bukti sewa tanah pertanian dan jaminan
tanda bukti sewa gudang)
b. Kredit tanpa jaminan, biasanya antara keluarga.
8.7 Kredit Berdasarkan Sumber–sumber
A. Sumber–sumber kredit jangka pendek:
Bank–bank perdagangan
Lembaga–lembaga kredit produksi
pegadaian, dll
B. Sumber–sumber kredit jangka panjang:
Bank–bank perdagangan
Lembaga–lembag perasuransian
perseorangan, dll.
8.8 Kredit Ditinjau dari Sudut Kreditur
Kreditur bisa perseorangan atau lembaga–lembaga perkreditan. Besarnya
modal yang dipinjamkan lembaga perkreditan:
8.9 Kredit Ditinjau dari Sudut Debitur
Pegangan debitur untuk memilih sumber pinjaman:
1. Mendapatkan pinjaman yang dapat digunakan dalam keadaan darurat
2. Transaksi yang menguntungkan
3. Bunga dan biaya rendah
4. Pinjaman yang tidak beresiko
5. Campur tangan kreditur dalam perusahaan tidak menimbulkan resiko dan
ancaman
Pegangan debitur untuk memakai kredit:
1. Pemakaian pinjaman dalam investasi yang benar–benar mudah dimengerti bukan
untuk hal yang spekulatif
2. penekanan pinjaman serendah mungkin untuk menghindari kewajiban–
kewajiban
3. Mengikuti perkembangan harga selama hutang belum lunas
4. Pemakaian pinjaman secara produktif, dll
8.10 Persoalan Hukum dan Kredit
Hak dan kewajiban kreditur dan debitur bisa dilindungi oleh hukum dan
termasuk dalam hukum perdata.
Hukum bagi kreditur:
1. Melindungi kreditur bahwa modal yang dipinjamkan adalah miliknya
2. Melindungi kreditur bahwa barang jaminan dikuasainya selama hutang belum
kembali
Modal investasi milik perusahaan (Equity Capital) + Modal pinjaman
(Nonequity Capital dari hasil simpanan nasabah (deposit)) = kekayaan
kotor perusahaan (modal operasional + modal sarana produksi) – modal
yang dapat dipinjamkan.
3. Melindungi kreditur bahwa jaminan tidak boleh diakui (claim) kalau hutang
belum dilunasi
4. Melindungi kreditur bahwa segala hasil dari jaminan adalah haknya.
Hukum bagi debitur:
1. Melindungi debitur bahwa modal yang dipinjamnya dikuasai dan boleh
dipakainya.
2. Melindungi debitur bahwa barang jaminan adalah barang miliknya.
3. Melindungi debitur bahwa barang jaminan boleh diambilnya setelah utang
dilunasinya.
8.11 Modal Sendiri dari Luar Perusahaan
Semakin besar jumlah kredit yang dipakai sebagai penyedia modal semakin
tinggi pula resiko yang harus ditanggung perusahaan dan semakin tinggi pula
keterlibatan perusahaan dengan pemilik modal. Apapun macam modal dan dari
manapun sumber modal yang dipakai untuk menjalankan perusahaan tidak jadi
masalah, asal saja manajemen keuangan didalam perusahaan itu bisa dijalankan
seefisien dan seefektif mungkin.
8.12 Motivasi, Sumber,dan Cara Penarikan Modal ke dalam Perusahaan
Motivasi penggabungan uasahatani keluarga ialah agar unit usaha jangan
sampai terpecah belah antarsaudara dan jangan sampai diperlukan berbagai biaya
untuk memecah-mecah perusahaan tersebut. Apabila datang dari luar usahatani,
maka motivasi yang kuat ialah untuk menghindari pajak atau untuk mendapatkan
pajak yang lebih ringan.
Cara modal pribadi dari luar perusahaan mengalir ke dalam usahatani bisa
melalui rantai pemasaran resmi dan tidak resmi. Modal secara resmi bisa masuk
melalui lembaga-lembaga resmi dari dalam atau luar negeri yang ingin menanam
modalnya di dalam usahatani sebagai mitra usaha.
Sumber modal pribadi diluar usahatani diantaranya ialah perseorangan,
lembaga-lembaga resmi dan tidak resmi di dalam dan luar negeri, serta pemerintah
atau badan-badan lainnya yang memiliki modal dan menyediakannya untuk
diikutsertakan ditanam di perusahaan-perusahaan di sektor pertanian.
8.12.1. Modal Pribadi Melalui Kerjasama Terbatas
Salah satu cara menambah modal pribadi dari luar perusahaan ialah dengan
menarik pemilik modal untuk mananamkan uangnya di dalam perusahaan. Motivasi
para pemilik modal umumya untuk keperluan menghindari pajak, sedagkan motivasi
perusahaan ialah untuk menambah modal pribadinya.
Perusahaan dengan kerjasama terbatas biasanya mempunyai dua macam
pelaku usaha. Pelaku pertama yaitu yang bertanggungjawab penuh atas segalanya
dari perusahaan bisa perseorangan atau perusahaan secara institusional. Pelaku kedua
yaitu para penanam modal yang tidak ikut campur, kecuali terbatas pada penyerahan
jumlah uang tertentu dan penerimaan untung atau rugi sesuai dengan jumlah uang
tadi.
8.12.2. Modal Pribadi Melalui Suatu Perusahaan Perseroan Terbatas
Perusahaan perseroan terbatas harus merupakan perusahaan kuat, sebab cara
penarikan modal pribadi dengan menjual saham biayanya mahal dan harus melalui
prosedur yang diatur pemerintah.
8.12.3. Motivasi Perusahaan Menjual Saham
Beberapa motivasi kenapa suatu usaha tani menghimpun modal pribadi
melalui penjualan sahamnya antara lain:
1. Untuk menambah modal Pribadi.
2. Untuk mengurangi penguasaan tunggal dari kekayaan perusahaan.
3. Untuk mengambil keputusan antara pengusaan masyarakat ramai.
4. Memberi kesempatan mitra usaha untuk mengundurkan diri.
Disamping kegunaan-kegunaan sebagai motivasi penarikan modal pribadi
melalui penjualan saham, dikenal beberapa pula kerugiannya, diantaranya:
1. Melemahkan posisi pemilik/pengusaha utama atau pengusaha inti.
2. Pemilik saham memiliki pula hak suara dan hak mengontrol jalannya perusahaan.
3. Bila manajemen para pemilik inti kurang baik, akhirnya tergeser pula mereka,
dan pimpinan diganti dengan pendatang baru.
4. Bila perusahaan perseorangan menjadi perusahaan publik yang dimiliki para
pembeli, laporan tahunan perusahaan tersiar secara umum untuk khalayak ramai
dan tidak untuk lingkungan terbatas.
5. Penjualan saham secara umum memerlukan biaya tinggi dan pengurusan yang
lebih rumit dibanding dengan peminjaman modal atau pengumpulan modal
antarlingkungan perusahaan.
8.12.4. Langkah-langkah Dasar untuk Go public(Penjualan Saham)
Bila suatu usahatani akan menjual saham, maka paling sedikit harus
menghubungi dan minta jasa tiga pihak, yaitu lembaga petugas penjual saham,
pengacara dan akutansi publik. Penjualan biasanya dilakukan berdasarkan dua hal
yaitu:
1. Dasar perjanjian-perjanjian tetap/pasti
2. Dasar perjanjian keadaan yang paling menguntungkan
Secara umum tim lembaga penyelenggara, pengacara dan akuntan akan
melaksanakan, dalam jual-beli saham,dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan semua dokumen yang diwajibkan oleh pemerintah tentang jual beli
saham.
2. Mempersiapkan segala prospektus.
3. Mereorganisasikan struktur keuangan perusahaan dengan dasar baru setelah
modal pribadi melaui penjualan saham terjadi.
4. Melaksanakan semua peraturan yang telah ditetapkan didalam jual-beli saham
tersebut.
5. Mencetak sertifikat-sertifikat saham.
6. Menjual saham-saham tersebut.
BAB 9
ANALISIS STRUKTUR KEUANGAN : LAPORAN
NERACA
ANALISIS STRUKTUR KEUANGAN: LAPORAN NERACA
Analisis keuangan menyangkut pengumpulan, pengolahan dan pengontrolan
segala catatan dan keterangan yang diperlukan untuk mengukur jalannya keuangan
perusahaan selama suatu kurun waktu tertentu.
Di dalam perusahaan ada tiga arus modal yang harus diteliti dan dikelola
seefektif dan seefisien mungkin;
1) arus modal yang masuk ke dalam perusahaan
2) arus modal yang keluar dari perusahaan
3) arus modal yang bergerak antarsektoral di dalam perusahaan.
Empat kriteria penting yang dipakai untuk keperluan analisis finansial
perusahaan:
1. Likuiditas perusahaan
2. Solvabilitas perusahaan
3. Profitabilitas perusahaan atau Rentabilitas perusahaan
4. Produktivitas penanaman modal perusahaan
9.1 Arti Laporan Neraca
Disebut juga laporan nilai bersih kekayaan
Menggambarkan ringkasan dari utang piutang perusahaan serta catatan selisihnya
disebut nilai bersih atau saldo pada satu momentum, yaitu pada akhir tahun
setelah perusahaan beroperasi selama satu tahun.
Memiliki ciri-ciri yang nampak pada sifatnya yang statis, aset yang dicatat, dasar
perhitungan nilai aset, komponen dalam laporan neraca, keseimbangan neraca,
dan susunan perkiraan.
9.2 Sifat Laporan Neraca yang Statis
Laporan neraca bersifat statis karena laporan tersebut menggambarkan keadaan
perusahaan pada akhir tahun , biasanya pada 31 Desember. Pada 1 Januari tahun
berikutnya neraca dibuka untuk menggambarkan keadaan perusahaan pada hari
pertama tahun yang akan dijalani.
Karena laporan neraca menyangkut pencatatan selama satu tahun, maka
permulaan tahun adalah hari pertama diadakan transaksi atau kegiatan
operasional perusahaan dan akhir tahun adalah hari terakhir dari bulan sebelum
hari pertama itu dimulai.
Contoh:
Bila 1 Februari 1984 adalah hari pertama perusahaan dibuka, maka tanggal 31
Januari 1985 adalah hari terakhir perusahaan mengadakan penutupan buku,
setelah satu tahun perusahaan mengadakan kegiatan-kegiatan.
9.3 Aset yang Dicatat
Laporan neraca hanya memuat dan menerangkan keadaan asset yang dimiliki
perusahaan beserta utang-utangnya. Asset milik luar perusahaan yang dikuasai
dan dipakai di dalam produksi tidak nampak dalam laporan neraca.
Misalnya, tanah yang di sewa dimana perusahaan hanya memiliki hak guna
pakai, mesin-mesin atau peralatan lainnya yang dikontrak dari perusahaan sewa
sewa guna usaha (leasing companies).
9.4 Dasar Perhitungan Nilai Aset
Nilai dalam uang aset dan utang menjelang akhir tahun dihitung berdasarkan
inventaris secara fisik dengan cara menghitung dan mengontrolnya ke tempat di
mana barang-barang tadi berada, seperti umpanya di gudang-gudang.
Tiga macam dasar perhitungannya:
1. Berdasarkan harga pasar yang berlaku pada waktu penginventarisan
2. Berdasarkan harga asset dibeli/dijual atau utang diresmikan
3. Berdasarkan harga indeks setelah ditentukan tahun mana yang dijadikan
patokan perhitungan yang diberi nilai 100.
9.5 Komponen dalam Laporan Neraca
Laporan neraca selalu terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1. Komponen yang menggambarkan kekayaan yang disebut asset atau aktiva.
2. Komponen yang menggambarkan semua utang atau pasiva.
3. Selisih antara asset dan utang disebut nilai bersih atau saldo.
saldo positif/sisa hasil usaha( SHU) = Aset lebih besar daripada utang
saldo negatif = utang lebih besar daripada asset, artinya perusahaan defisit.
9.6 Keseimbangan Neraca
Pada laporan neraca, sesuai dengan sebuah neraca timbangan, jumlah debet harus
sama dengan jumlah kredit.
Nilai saldo harus disimpan di sebelah yang jumlahnya lebih sedikit.
Saldo positif disimpan di sebelah utang atau sebelah kredit
Saldo negatif harus ditullis di sebelah debet.
9.7 Susunan Perkiraan
Perkiraan dalam laporan neraca disusun berdasarkan waktu cepat atau
lambatnya asset bisa ditunaikan atau cepat-lambatnya utang harus dibayar.
Dalam menyusunnya, perkiraan-perkiraan jangka pendek disusun paling
terdahulu, disusul dengan perkiraan-perkiraan jangka menengah dan terakhir
disusun perkiraan-perkiraan jangka panjang.
Asset dan utang jangka pendek sering disebut asset atau harta lancar dan
utang lancar. Asset dan utang jangka panjang disebut pula asset atau harta
tetap dan utang tetap atau utang tidak lancar.
9.8 Guna Laporan Neraca
a. Tipe / Macam Perusahaan
Contoh: perusahaan ternak ayam akan lain susunan perkiraannya dengan
perusahaan ikan air deras atau perusahaan gudang pendingin.
b. Posisi Fisik dan Finansial Perusahaan
Yang tercatat didalam laporan neraca tidak saja jumlah mata uangnya atau
rupiahnya, tetapi juga macam serta gambaran dan bilangan atau timbangan
fisiknya akan nampak sesuai keperluan.
d. Nilai Absolut Aset dan Utang Perusahaan
Kegunaan nilai absolut antara lain, bisa untuk mengetahui bahwa suatu
perusahaan bukanlah perusahaan fiktif karena diketahui asset dan utang apa
saja yang menjadi bukti adanya perusahaan tersebut.
d. Struktur Finansial Perusahaan
Komposisi utang, aktiva, dan saldo, baik besarnya maupun waktu
kadarluwarsanya, jelas menjadi ukuran tentang posisi perusahaan pada akhir
tahun.
f. Likuiditas dan Solvabilitas Perusahaan
Dari susunan asset dan utang jangka pendek bisa diketahui apakah likuiditas
perusahaan bisa memenuhi kewajiban-kewajiban segera tanpa mengganggu
kegiatan operasional perusahaan.
Dari susunan asset dan utang jangka menengah dan jangka panjang.
f. Strategi Perkreditan
Suatu laporan neraca yang sehat, yang menggambarkan likuiditas dan
solvabilitas perusahaan yang terjamin bisa dijadikan alasan pihak kreditur
untuk memberikan kredit kepada perusahaan tanpa ragu-ragu.
Bagi perusahaan sendiri laporan neraca merupakan pedoman untuk mengatur
strategi perkreditan.
Misalnya, jika suatu saat likuiditas perusahaan terganggu, maka perusahaan
bisa minta kebijaksanaan dan pengertian pihak kreditur untuk mengatur
jadwal pembayaran utang yang tadinya utang jangka pendek menjadi utang
jangka menengah.
9.9 Laporan Neraca Komparatif
Menunjukkan perkembangan perusahaan melalui penganalisaan jangka
panjang (trend analysis).
Perkembangan jangka panjang sangat penting untuk menunjukkan apakah
perusahaan maju atau tetap atau malahan mundur dari tahun ke tahun. Bagi
kreditur, gambaran ini bisa dijadikan pegangan dalam pemberian pinjaman
modal.
Dalam menilai naik turunnya jumlah uang, harus diperhatikan penyebab dari
perubahan itu. Sebab-sebabnya bisa karena ada kemajuan atau kemunduran
aktivitas operasional perusahaan, tetapi bisa juga karena faktor-faktor
eksternal di luar perusahaan.
Contohnya, kenaikan jumlah asset yang mungkin karena naiknya efisiensi
kerja sehingga volume output naik, tetapi bisa juga karena harga output
tersebut di pasaran naik, atau naiknya asset disebabkan karena pemilik
perusahaan mendapatkan warisan yang langsung dipakai untuk menambah
modal.
Untuk penganalisisan jangka panjang, pemakaian angka rasio lebih efektif
dibandingkan angka absolut, karena akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan sederhana untuk dimengerti.
9.10 Analisis Rasio Likuiditas
9.10.1 Rasio Jangka pendek
Rasio jangka pendek menggambarkan berapa jauh kemampuan
perusahaan dapat menutupi semua utangnya yang harus dibayar dalam
jangka pendek tanpa mengganggu jalannya atau kegiatan operasional
perusahaan.
Rumusnya:
Rasio jangka Pendek =
Contoh soal: kalau jumlah asset jangka pendek adalah Rp 44 juta, jumlah
utang jangka pendek adalah Rp 20 juta, maka:
Rasio Hangka Pendek = = 2,2
Rasio jangka pendek sebaiknya tidak terlalu kecil, namun tidak juga
terlalu besar. Biasanya Rasio yang sering dipakai adalah 2.
Kalau rasio terlalu kecil, maka akan membahayakan likuiditas
perusahaan. Kalau terlalu besar, maka modal kurang.
9.10.2 Rasio Cepat (Rasio Uji Basi)
Suatu rasio jangka pendek komparatif yang melibatkan kurun waktu
yang relatif panjang lebih baik diselingi dengan menghitung rumus
rasio cepat (quick ratio atau disebut juga acid test ratio).
Rasio cepat
Selain dari tiga rasio di atas, ada lagi cara pengukuran likuiditas dari
laporan neraca, yaitu dengan membandingkan besarnya modal
operasional. Modal operasional ini dihitung dengan cara jumlah asset
jangka pendek dikurangi utang jangka pendek, seperti diketahui modal
operasional ini gunanya untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan
dalam kegiatan produksi.
Ukuran lain untuk likuiditas dari laporan neraca ialah mencari rasio
antara jumlah utang jangka pendek dengan nilai bersih kekayaan
perusahaan (saldo positif) yang meupakan hak lain dari pemilik
perusahaan.
9.11 Analisis Rasio : solvabilitas
9.11.1 Rasio Jangka Menengah
Rasio jangka menengah menggambarkan solvabilitas perusahaan,
seperti diketahui jangka menegah meliputi waktu sekitar tiga tahun
atau lebih. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Rasio jangka pendek =Jumlah aset (jangka pendek + menengah)
Jumlah utang (jangka pendek + menengah
Contoh soal : jumlah aset jangka pendek adalah Rp 44 juta, jumlah
aset jangka menegah adalah Rp 11 juta. Jumlah utang jangka pendek
adalah Rp 20 juta, sedangkan jumlah utang menengah adalah Rp 2
juta.
Rasio jangka menengah
Angka ini berarti bahwa setiap Rp 2,5 juta aset perusahaan dapat
menutupi utang sebesar Rp 1 juta dalam jangka menengah.
Besarnya angka rasio jangka menengah dapat dijadikan pedoman
untuk mengukur solvabilitas atau kelestarian perusahaan.
9.11.2 Rasio Modal Bersih
Rasio modal bersih merupakan rasio yang paling penting diantara
ketiga rasio tersebut di atas karena menggambarkan kedudukan
likuiditas dan solvabilitas perusahaan yang akan diperlihatkan
kelestarian dan posisi keuangan perusahaan.
Rumus rasio ini:
Rasio modal bersih =Jumlah modal bersih
Jumlah semua utang
9.12 Analisis Rasio : Daya Bayar
9.12.1 Rasio Utang/Modal Pribadi (Saldo Positif)
Rasio ini merupakan alat lain yang dipakai untuk mengukur likuiditas
perusahaan.
Rumusnya:
Rasio utang/modal pribadi =Jumlah utang
Modal pribadi
9.12.2 Rasio Saldo Positif/Aset Perusahaan
Saldo positif disebut pula modal pribadi perusahaan yang pada gilirannya
merupakan milik pribadi pemilik perusahaan.
Karenanya nilai bersih kekayaan perusahaan sering dihubungkan dengan
kekayaan pribadi pemiliknya.
Tujuan penghubungan selain untuk melihat perkembangan atau posisi
keuangan perusahaan juga untuk melihat kekuatan ekonomi pemilik
perusahaan secara pribadi.
Rumusnya:
Rasio Modal Pribadi/ Aset Perusahaan =
9.12.3 Rasio Struktur Utang
Rasio struktur utang dapat juga dipakai sebagai indikator likuiditas
perusahaan. Rasio ini menunjukkan hubungan antara utang jangka pendek
dengan seluruh utang perusahaan.
Rumusnya:
Rasio Struktur Utang =
Utang bersyarat adalah utang perusahaan yang sudah dipersiapkan yang
akan dibayar apabila benar-benar terjadi suatu transaksi tertentu.
Contoh: Pajak yang sudah diperhitungkan akan dibayar kalau ada asset
yang diperkirakan akan terjual benar-benar terjual (contingent capital
gain tax on sale of current asset)
9.13 Membahas Analisis Komparatif
Kalau beberapa angka rasio tersebut untuk beberapa tahun dibandingkan,
maka perkembangan keuangan akan nampak. Angka-angka menaik
menandakan gejala yang baik karena saldo positif semakin bertambah
besar, yang pada gilirannya menunjukkan keuangan perusahaan
bertambah baik pula.
Dengan keterangan mengenai rasio-rasio, jelaslah bahwa rasio jangka
pendek, jangka menengah, dan rasio modal bersih dapat dijadikan
pedoman bagaimana tersebarnya utang-utang perusahaan.
BAB 10
ANALISIS PENDAPATAN LAPORAN RUGI LABA
ANALISIS PENDAPATAN LAPORAN RUGI LABA
10.1 Arti Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah ringkasan dari semua penerimaan ditambah
keuntungan dikurangi semua pengeluaran ditambah kerugian, sama dengan hasil
pendapatan bersih perusahaan atau kerugian bersih perusahaan selama jangka waktu
tertentu.
Laporan rugi laba sering pula disebut laporan pendapatan atau
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan jalannya suatu perusahaan selama satu
tahun. Laporan ini menjelaskan macam biaya dan pendapatan yang timbul akibat
pemakaian bermacam-macam modal termasuk kredit dalam perusahaan.
Guna laporan rugi laba, yaitu:
1. Menentukan pembayaran pajak
2. Menganalisis kemungkinan perubahan luas usaha
3. Mengevaluasi hasil kegiatan operasional perusahaan
4. Mengukur daya bayar utang perusahaan
10.2 Jenis-jenis Penerimaan
Jenis-jenis penerimaan yang bisa dihasilkan perusahaan diantaranya:
Penerimaan tunai dari penjualan hasil usahatani dan segala keuntungan yang
berhubungan dengan kegiatan usahatani.
Penerimaan dalam bentuk natura seperti konsumsi komoditi yang dihasilkan
usahatani.
Penerimaan atau penghasilan bukan tunai seperti perubahan nilai ternak atau
barang milik perusahaan.
Penerimaan dari sumber luar usahatani seperti upah kerja dan bunga atau deviden
dari surat berharga yang dimiliki perusahaan.
Keuntungan modal yang tidak terealisasikan seperti naiknya harga saham
perusahaan.
Tiga bagian yang terdapat di dalam laporan rugi laba yaitu penerimaan,
pengeluaran dan semua pendapatan bersih atau semua kerugian bersih.
10.3 Penerimaan
Penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha
dan juga bersumber dari pembayaran-pembayaran tagihan, bunga, deviden,
pembayaran dari pemerintah dan pembayaran lainnya yang menambah asset
perusahaan.
Tujuan semua pencatatan penerimaan ini untuk memperlihatkan sejelas
mungkin berapa besar penerimaan kotor dari penjualan hasil operasional dan
penerimaan lainnya di perusahaan tersebut. Laporan rugi laba komparatif
menunjukkan perkembangan perusahaan dalam jangka yang lebih lama dari satu
tahun. Tahun-tahun yang dibandingkan harus berurutan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan perubahan nilai karena depresiasi atau penambahan nilai seperti nilai
tanah dan hewan serta pengurangan nilai (penyusutan) seperti mesin-mesin dan
bangunan.
10.4 Pengeluaran
Pengeluaran perusahaan adalah semua uang yang dikeluarkan perusahaan
sebagai biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya produksi
dapat disebut sebagai biaya operasional dalam jangka waktu satu tahun. Dalam
usahatani keluarga sering terjadi balas jasa untuk tenaga kerja, sehingga balas jasa
untuk perkiraan seperti ini tidak dihitung sebagai pengeluaran, akibatnya pendapatan
bersih perusahaan dihitung terlalu tinggi sedangkan pengeluaran dihitung terlalu
rendah.
10.5 Penyesuaian Bukan Tunai dan Pendapatan dari Luar Perusahaan
Perhitungan penyesuaian bukan tunai berguna agar penerimaan dan
pengeluaran perusahaan tidak dinilai terlalu rendah atau terlalu tinggi yang akan
mengakibatkan kesalahan fatal yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendahnya penilaian
pendapatan bersih perusahaan. Penyesuaian nilai perusahaan yang tidak disebabkan
oleh lalu lintas arus tunai ini umpamanya depresiasi barang modal bergerak dan
barang tidak bergerak, bertambahnya nilai tanah atau barang tidak bergerak lainnya,
tambahnya usia hewan produksi atau tanaman yang mengakibatkan nilai jual atau
nilai produktivitas turun atau naik, serta turun atau naiknya harga di pasaran sehingga
nilai inventaris menurun atau naik.
10.6 Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih atau kerugian bersih dari suatu perusahaan dibagi menjadi
tiga macam yaitu pendapatan/kerugian bersih operasional, pendapatan/kerugian
bersih tunai dan pendapatan/kerugian bersih perusahaan.
10.7 Pendapatan Bersih Operasional
Pendapatan ini dihitung dengan mengurangkan pengeluaran operasional dari
penerimaan kotor. Pendapatan bersih operasional memungkinkan untuk
membandingkan efisiensi beberapa usahatani yang sejenis dengan macam-macam
struktur ongkos tetap. Cara perhitungan ini membandingkan satuan pendapatan yang
diperoleh dari beberapa kali proses produksi pada perusahaan yang sama selama
beberapa tahun.
10.8 Pendapatan Bersih Tunai
Pendapatan bersih tunai adalah jumlah pendapatan bersih operasional tunai
dikurangi dengan jumlah pengeluaran atau ditambah penerimaan bukan tunai selama
satu tahun. Dalam penghitungan ini hasil jual beli barang modal tidak dimasukkan.
Kegunaan mengetahui pendapatan bersih tunai ini ialah untuk mempermudah analisis
keluar masuknya uang tunai, dan juga untuk menghitung pajak pendapatan karena
pajak dihitung berdasarkan uang yang keluar masuk di perusahaan.
10.9 Pendapatan Bersih Perusahaan
Pendapatan ini didapat dengan menambahkan pendapatan bersih tunai dengan
pendapatan dari luar perusahaan selama satu tahun. Pendapatan bersih perusahaan
merupakan pendapatan yang diterima pengusaha, tenaga kerja keluarga, balas jasa
yang diterima pemilik perusahaan sebagai manajer perusahaan dan modal pribadi
yang dimilikinya. Jumlah inilah yang dapat dipakai untuk membiayai keluarga dan
pajak penghasilan. Selebihnya merupakan jumlah tabungannya. Pembayaran untuk
cicilan beli tanah atau pembayaran yang tidak termasuk dalam seksi pengeluaran di
muka harus diambil dari tabungan ini.
10.10 Analisis Rasio Laporan Rugi Laba
Rasio laporan rugi laba bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama,
rasio yang menghubungkan pengeluaran dan penerimaan kotor. Kedua, rasio yang
menghubungkan penerimaan dan modal investasi.
10.10.1 Rasio Pengeluaran/Penerimaan
Dipakai untuk mengukur efisiensi input-output dengan menghitung berapa
banyaknya perbedaan antara produksi total dan biaya produksi total.
(1) Rasio Operasional
Rasio Operasional =
(2) Rasio Tetap
Rasio Tetap =
(3) Rasio Kotor
Merupakan rasio jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel yang
dihubungkan dengan penerimaan kotor.
Rasio Kotor =
10.10.2 Rasio Pendapatan/Investasi
Diperlukan untuk membuktikan efisiensi modal yang dipakai dalam
perusahaan.
(1) Rasio Hasil Investasi Modal
Biasanya dipakai untuk menilai dengan cepat efisiensi modal.
Rasio Hasil Investasi Modal =
(2) Rasio Tingkat Hasil Investasi Modal
Dinyatakan dalam persentase. Guna rimus ini untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam perusahaan.
Rasio Tingkat Hasil Investasi Modal =
Hasil bersih modal = (Pendapatan Bersih Perusahaan + Bunga yang sudah
dibayar) - (Balas Jasa Keluarga + Balas Jasa
Manajemen Pengusaha Pemilik)
(3) Rasio Tingkat Hasil Investasi Modal Pribadi
Rasio Tingkat Hasil Investasi Modal Pribadi =
Dua kelemahan pemakaian rasio tingkat hasil investasi, yaitu:
1. Susahnya menghitung balas jasa pengusaha/pemilik
2. Menghitung balas jasa tenaga kerja keluarga
10.11 Analisis Rasio Laporan Rugi Laba Komparatif
Dalam menyusun laporan rasio komparatif berdasarkan laporan rugi laba
komperatif dalam bilangan rupiah. Angka-angka yang tersusun sederhana lebih
mudah dibaca dan dibandingkan juga bisa diterangkan secara deskriptif.
10.12 Faktor-faktor Manajemen Sebagai Pengukur
Ukuran-ukuran yang dipakai biasanya adalah hasil manajemen, hasil panen,
nilai kotor hasil perusahaan, hasil ternak, pendapatan kotor per orang, pendapatan per
Rp 1.000, pengeluaran ongkos, serta ongkos mesin dan bahan bakar.
10.12.1 Hasil Manajemen
Hasil manajemen dihitung dari pendapatan usahatani bersih yang dikurangi
dengan upah untuk pelaksana dan tenaga keluarga serta hasil dari modal milik
pribadi.
10.12.2 Hasil Panen dari Nilai Kotor Hasil Panen
Hasil panen dan nilainya dapat pula dijadikan ukuran untuk menilai
kemampuan manajemen petani. Contoh petani Darya. merupakan petani yang
berhasil dalam mengelola usahataninya karena hasil panen dan nilainya termasuk
baik untuk daerahnya.
10.12.3 Hasil Ternak
Tinggi rendahnya hasil yang diperoleh dibandingkan dengan jumlah makanan
ternak yang tertentu ini akan menggambarkan kemampuan manajemen petani. Hasil
peternakan adalah fungsi dari kombinasi perusahaan peternakan, efisiensi cara
memakai makanan ternak, serta harga ternak yang dibeli dan yang nantinya dijual.
10.12.4 Pendapatan Kotor Per Orang
Pendapatan kotor per orang adalah ukuran untuk menilai efisiensi tenaga
kerja. Tingkat pendapatan kotor per orang selama setahun akan berlainan sesuai
dengan macam usahatani dan macam kegiatannya. Posisi yang menguntungkan bagi
petani ialah kalau petani dapat mengadakan kombinasi yang tepat dalam pemakaian
berbagi faktor produksi. Pendapatan kotor per Rp 1.000, pengeluaran ongkos
menunjukkan ukuran efisiensi pemakaian bahan produksi.
10.12.5 Pendapatan Per Rp 1.000 Ongkos
Hasil kotor per Rp 1.000, ongkos yang dicapai petani Darya menunjukkan
jumlah di atas rata-rata, kecuali tahun 1980 dan 1981.
10.12.6 Ongkos Mesin dan BahanBakar
Ongkos mesin-mesin dan bahan bakar serta sumber tenaga lainnya yang
dipakai untuk mengelola suatu luas tanah tertentu merupakan pengeluaran yang
penting yang dapat menggambarkan efisiensi manajemen.
BAB 11
ANALISIS ARUS TUNAI : LAPORAN ARUS TUNAI
ANALISIS ARUS TUNAI : LAPORAN ARUS TUNAI
Laporan neraca dan laporan rugi laba merupakan alat pengukur keadaan
keuangan dan umumnya kemampuan manajemen suatu usaha tani. Namun kedua
laporan ini belum dapat menjamin dalam menggambarkan kemampuan perusahaan
membayar utangnya karena sering terjadi kreditor mengalami keterlambatan dalam
menerima angsuran utang, walaupun perusahaan menunjukkan laporan neraca dan
laporan rugi laba yang baik. Untuk menutupi kekurangan ini diperlukan suatu
laporan lain yang menggambarkan arus uang di dalam perusahaan dan dapat disebut
dengan laporan arus tunai.
11.1 Arti Laporan Arus Tunai
Laporan arus tunai yang disebut juga laporan arus sumber dan pemakaian
uang adalah suatu catatan tentang keluar masuknya uang yang disebabkan oleh
transaksi-transaksi keuangan di dalam suatu perusahaan selama waktu tertentu,
biasannya satu tahun.
Transaksi-transaksi yang terjadi selama perusahaan beroperasi dan yang
mengakibatkan keluar masuknya uang, pada akhir tahun dituangkan di dalam laporan
neraca dan kemudian secara kronologis dimasukkan ke dalam laporan rugi laba
sebagai penerimaan dan pengeluaran. Pada gilirannya, berdasarkan kedua laporan
ini, arus arah keluar masuk tunai ini dicatat dalam laporan arus tunai maka laporan
ini bersifat dinamis.
11.2 Pengaruh Transaksi Terhadap Arus Masuk Tunai dan Arus Keluar
Tunai
Seperti telah dijelaskan arus masuk tunai menambah aset perusahaan
sedangkan arus keluar tunai mengurangi kekayaan atau menambah hutang.
Ada sembilan macam transaksi yang memberikan pengaruh yang sama pada
keuangan perusahaan, pengaruhnya adalah sebagai berikut:
1. Menambah sekaligus mengurangi aset.
2. Aset bertambah dan utang bertambah pula.
3. Aset bertambah dan modal bertambah.
4. Aset berkurang dan utang berkurang
5. Aset berkurang dan modal pun berkurang.
6. Utang naik dan utang turun.
7. Utang naik dan modal turun.
8. Utang turun dan modal naik.
9. Modal naik tetapi sekaligus juga turun.
11.3 Arus Masuk Tunai dan Arus Keluar Tunai
Aliran atau arus uang yang bergerak di dalam perusahaan secara terus
menerus merupakan arus sumber pemakaian uang.
Maka sumber arus tunai yang mengalir adalah sebagai berikut:
1. Sumber arus masuk tunai yang mengalir dapat berasal dari:
Hasil-hasil penjualan produk dan pembayaran-pembayaran dari pemerintah
seperti uang subsidi.
Hasil penjualan barang-barang produksi.
Pendapatan dari sumber luar pertanian seperti bunga, deviden dan upah.
Penjualan kertas berharga.
Pinjaman dan
Modal milik pribadi dari luar perusahaan pertanian.
2. Sumber arus keluar tunai dapat di arahkan untuk membiayai:
Ongkos-ongkos operasional usaha tani.
Investasi modal seperti untuk tanah dan bangunan.
Pembelian kertas-kertas berharga.
Pembayaran utang-utang.
Pengeluaran uang tunai untuk keperluan konsumsi, pajak, pembayaran,
deviden, bunga dan lain-lain.
Penarikan modal milik pribadi seperti untuk hadiah atau liburan.
11.4 Bagan Suatu Arus Tunai
Pada gambar 11.1 (Arus Tunai Usahatani Sederhana) pada diagram untuk
usahatani yang baru mulai, uang dari waduk persediaan dapat dialirkan untuk
pembelian tanah pertanian, barang-barang tetap, ongkos-ongkos operasional atau
untuk pembelian input dan kebutuhan konsumsi keluarga. Kecuali untuk pemakaian
konsumsi, pemakaian untuk lain-lain pada gilirannya akan mengisi dan mengalirkan
uangnya kembali ke waduk persediaan uang. Volume dan gerak arus uang ini akan
ditentukan oleh tersedianya uang tunai di dalam perusahaan.
Karena ada faktor-faktor di luar kekuasaan petani yang tidak dapat
diramalkan yaitu perubahan harga, keperluan-keperluan yang tidak terduga untuk
keluarga, dan kecelakaan maka petani selalu mempertahankan jumlah uang tunai
tertentu di dalam waduk persediaan uang perusahaannya untuk menghadapi segala
kemungkinan. Walaupun penahanan jumlah tertentu untuk persediaaan akan
mengurangi arus uang di dalam aktivitas perusahaan. Hal ini lebih baik daripada
petani harus menjual barang-barang dengan harga yang mungkin merugikan atau
mengurangi konsumsinya andaikata terjadi hal-hal yang merugikan tadi.
Pada gambar 11.2 (Arus Tunai Usahatani Modern) adalah suatu diagram yang
menggambarkan arus uang di dalam perusahaan yang sudah modern. Pada diagram
ini digambarkan bahwa hubungan perusahaan dengan pasar modal terbuka dalam
bentuk perusahaan kredit, tabungan di luar perusahaan dan sumber-sumber serta arah
pemakaian uang lainnya. Sumber-sumber perkreditan tersedia baik dalam jangka
pendek, menengah maupun panjang, dapat menggerakkan arus uang di dalam
perusahaan. Malahan dapat memperbesar volume arus, walaupun uang tunai yang
ada di dalam waduknya juga yang akhirnya menentukkan arus uang.
Perbedaan dengan arus uang pada perusahaan yang kecil ialah bahwa
persediaan uang yang harus ditahan dalam waduk perusahaan yang besar relatif lebih
sedikit. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan yang besar likuiditas perusahaan
dapat diandalkan dari sumber-sumber lain seperti persediaan kredit, tabungan-
tabungan di luar usahatani dan sumber modal lainnya.
11.5 Gunanya Laporan Arus Tunai
Kegunaan dari laporan arus tunai diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan manajemen yang baik mengenai keluar masuknya uang tunai
dan pemakaian uang setiap waktu yang diperlukan.
2. Mengkoordianasikan cara untuk mencapai keuntungan dan kelestarian
perusahaan serta ke arah mana yang harus di salurkan seeefiesin dan sefektif
mungkin.
3. Sebagai alat untuk melihat kedudukan serta jalannya perusahaan.
4. Memudahkan untuk membuat rencana kerja selanjutnya, terutama kalau memakai
modal luar.
5. Mengetahui waktu dan jumlah untuk mencicil dan menambah hutang.
Laporan arus tunai memuat penjualan dan pembelian barang-barang modal
seperti mesin-mesin, ternak produksi, tanah serta bangunan. Penyusutan dan
penambahan nilai dari aset ini dimasukkan ke dalam laporan rugi laba. Demikian
pula perkiraan-perkiraan yang berasal atau berhubungan dengan sektor luar usahatani
dicatat dalam laporan arus tunai seperti pendapatan dari luar usaha tani, pajak
pendapatan, pengeluaran-pengeluaran untuk biaya diluar usaha tani dan biaya
konsumsi.
Suatu gambaran arus tunai untuk beberapa tahun membantu pengusaha
melihat keadaan perusahaan yang dijelaskan terdahulu untuk waktu yang lama dan
perlu untuk penganalisisan perusahaan dalam janka panjang. Laporan demikian
disebut laporan arus tunai komparatif.
11.6 Penganggaran Arus Uang
Laporan arus tunai baik beberapa tahun maupun musiman adalah alat yang
sangat berguna untuk menyusun anggaran arus uang selama tahun yang berikutnya
atau bertahun-tahun yang akan datang. Anggaran arus uang terdiri dari dua macam
yaitu anggaran arus uang musiman dan anggaran arus uang tahunan atau anggaran
atau jangka panjang.
11.7 Laporan Finansial Pro Forma
Laporan finansial pro forma adalah suatu laporan yang menjelaskan informasi
akuntansi atau keuangan pada waktu yang akan datang.
Laporan rugi laba pro forma menjelaskan pendapatan bersih perusahaan di
waktu yang akan datang pula. Laporan arus tunai pro forma juga menjelaskan arus
masuk dan arus keluarnya tunai suatu perusahaan di waktu-waktu yang akan dilalui.
Suatu laporan laba rugi pro forma disusun berdasarkan data-data yang
diramalkan di dalam anggaran arus tunai dan laporan neraca pro forma. Laporan
neraca pro forma juga berdasarkan ramalan-ramalan perubahan aset dan utang
perusahaan di waktu yang akan datang.
11.8 Hubungan Antar Laporan Keuangan
Laporan keungan yang bisa dipakai adalah laporan neraca, laporan rugi laba
dengan laporan perubahan modalnya serta laporan arus tunai.
Ketiga laporan ini bertujuan menunjukkan perkembangan untung rugi modal
pribadi atau saldo positif bersih yang dioperasikan di dalam perusahaan dalam waktu
tertentu.
11.9 Rumus-rumus Untuk Mengukur Posisi Keuangan Perusahaan
Analisa rasio dan analisa komparatif gunanya untuk memonitor kekuatan
finansial perusahaan bila ada hal-hal yang membahayakan. Empat kriteria dari
analisis finansial adalah:
a. Likuiditas
b. Solvabilitas
c. Profitabilitas atau rentabilitas
d. Produktivitas penanaman modal
a. Rasio LIKUIDITAS : dihitung dari laporan neraca dan laporan arus tunai.
Gunanya : Menunjukan kesanggupan perusahaan membayar utang kapan saja,
tanpa mengganggu jalannya perusahaan.
Rumus 1 : Rasio jangka pendek
Rasio jangka pendek =Jumlah aset jangka pendek
Jumlah utang jangka pendek
Gunanya :
1. Menentukan pemberian kredit oleh kreditor
2. Menentukan penyusutan kembali utang berdasarkan kadaluarsanya waktu utang
Rumus 2 : Rasio Cepat (Rasio Uji Basi)
Rasio cepat =Jumlah aset jangka pendek – (persediaan + inventaris)
Jumlah utang jangka pendek
Gunanya : Bagi perysahaan yang memiliki inventaris dan persediaan banyak untuk
mengukur likuiditas perusahaan.
b. Rasio SOLVABILITAS : dihitung dari laporan neraca
Gunanya : Untuk mengetahui SISA asset perusahaan setelah SEMUA asset
perusahaan diuangkan dan semua utang dibayar. Jika kekayaan sama atau lebih besar
daripada jumlah utang maka perusahaan solvabel.
Rumus 3 :
Rasio jangka pendek =Jumlah aset (jangka pendek + menengah)
Jumlah utang (jangka pendek + menengah
Rumus 4 :
Rasio modal bersih =Jumlah semua harta
Jumlah semua utang
Gunanya : Jika rasio lebih besar dari 1, kalau perusahaan dilikuiditaskan utang masih
bisa dibayar. Ini menunjukkan SOLVABILITAS.
c. Rasio Daya Bayar Utang : Rasio Perimbangan / Modal Pribadi (saldo positif)
Rumus 5 :
Rasio utang/modal pribadi =Jumlah utang
Modal pribadi
Rumus 6 :
Pasar modal pribadi/nilai
kekayaan=
Modal pribadi atau saldo positif
Jumlah aset perusahaan
Rumus 7 :
Rasio struktur utang =Jumlah utang jangka pendek
Jumlah semua utang – jumlah utang yang bersyarat
d. Rasio Keuntungan (Profitabilitas/Rentabilitas)
Dihitung dari laporan rugi laba
Gunanya : Mengukur efisiensi input terhadap output. Jika rasio lebih besar dari 1,
perusahaan efisien dan untung.
Rumus 8 :
Rasio operasional =Jumlah pengeluaran operasional
Jumlah penerimaan kotor
Keterangan : Pengeluran Operasional = Ongkos Variabel
Rumus 9 :
Rasio tetap =Pengeluaran tetap
Jumlah penerimaan kotor
Keterangan : Pengeluaran Tetap = Ongkos tetap
Rumus 10 :
Rasio kotor =Jumlah pengeluaran
Jumlah penerimaan kotor
e. Rasio Produktivitas (Efisiensi) modal
Gunanya : Untuk mengukur efisiensi penanaman modal atau “turnover”
Rumus 11 :
Rasio Hasil Investasi Modal =Pendapatan Kotor
Invesatasi Rata-rata Modal
Keterangan : Jika hasil investasi modal : 0,50, ini berarti untuk setiap rupiah yang
diinvestasikan pendapatan kotor bertambah Rp. 0,50.
Rumus 12 :
Investasi rata-rata modal =Kekayaan perusahaan awal + akhir tahun
2
Rumus 13 :
Tingkat Hasil Investasi Modal =Investasi modal
Rata-rata investasi modal
Rumus 14 :
Hasil Bersih Investasi Modal = (Pendapatan Bersih Perusahaan + Bunga yang
Dibayar) – (Balas jasa manjemen + Tenaga keluarga)
Keterangan : Jika hasil bersih investasi modal = 4,5 persen ini berarti setiap Rp. 1
yang diinvestasikan pendapatan bersih bertambah Rp. 0,045
Rumus 15 :
Tingkat hasil modal pribadi =Hasil investasi modal pribadi
Rata-rata kekayaan