tugas rosi

22
RIBOLOGI - PELUMASAN I.PELUMAS I.1. Pengertian Pelumas Pelumas adalah zat kimia , yang umumnya cairan , yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek . Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida diantara permukan-permukaan yang bergesekan. Sementara pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipkan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatife agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Teknik pelumasan ini sangat dibutuhkan dalam suatu industri terutama dalam dunia permesinan yang sangat banyak terjadinya gesekan antara komponen-komponen mesin dan banyaknya komponen mesin yang harus dijaga kondisinya agar

Upload: edwiin-messi-blaugrana-cules

Post on 11-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mesin

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Rosi

RIBOLOGI - PELUMASAN

I.PELUMAS

I.1. Pengertian Pelumas

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda

bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang

memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari

90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.

Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi

keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan

permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan

logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan,

dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. Selain mempunyai tugas pokok,

pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas.

Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan

menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida diantara permukan-permukaan yang

bergesekan. Sementara pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau

disisipkan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatife agar dapat mengurangi

gesekan antar permukaan tersebut. Teknik pelumasan ini sangat dibutuhkan dalam suatu

industri terutama dalam dunia permesinan yang sangat banyak terjadinya gesekan antara

komponen-komponen mesin dan banyaknya komponen mesin yang harus dijaga kondisinya

agar umur dari suatu komponen mesin tersebut lebih panjang dalam pemakaiannya. Misalnya

dalam gerakan berputar pada bantalan luncur, poros atau jurnal yang beroksilasi pada

bantalan, gabungan dari gerakan menggelinding atau luncuran pada gigi-gigi roda gigi yang

berpasangan, gerakan luncuran pada piston terhadap silindernya dan yang lain yang

kesemuanya itu memerlukan pelumasan.

I.2.Fungsi Bahan Pelumas

 Merawat mesin maupun peralatan (equipment) harus dilakukan dengan perawatan

berkala secara teratur salah satunya dengan memperhatikan penggunaan minyak pelumas

Page 2: Tugas Rosi

yang tepat dan berkualitas. Penggunaan minyak pelumas yang tepat merupakan syarat yang

mutlak agar kemampuan mesin ataupun peralatan yang digunakan tetap prima.

Hal ini sesuai dengan fungsi dari minyak pelumasan antara lain:

1.      Mengurangi gesekan dan keausan

Mengurangi gesekan dan keausan dilakukan dengan memberikan lapisan (film) untuk

menghindari kontak langsung bagian-bagian mesin yang saling bergesekan sehingga

melindungi permukaan logam yang bersinggungan baik yang meluncur atau yang

menggelinding dari keausan. Ini merupakan fungsi utama dari bahan pelumas.

2.      Memindahkan panas

Panas yang timbul akibat pergesekan seperti pada bantalan-bantalan atau roda gigi

dapat dipindahkan oleh minyak pelumas asalkan terjadi aliran minyak yang mencukupi.

Demikian juga panas yang terjadi akibat dari pembakaran. Minyak pelumas menjadi

komponen pendingin dari piston, silinder liner, dan lainnya dari panas pembakaran Di

samping itu, minyak pelumas juga mendinginkan panas akibat gesekan. Panas yang diserap

akan mengakibatkan turunnya viscositas minyak pelumas.

3.      Menjaga sistem agar tetap bersih

Pelumas juga sebaiknya bisa mencegah terjadinya fouling serpihan-serpihan yang

dihasilkan dari proses mekanis, dari hasil degradasi pelumas itu sendiri maupun dari hasil

proses pembakaran. Apa yang disebut deposit adalah seperti karbon padat, varnish atau

endapan. Ini dapat mengganggu pengoperasian alat. Kasus ekstrem adalah ring piston tidak

bisa bergerak, dan aliran minyak tersumbat. Juga partikel-partikel logam akibat keausan, abu

yang berasal dari luar dan sisa pembakaran yang dapat memasuki sistem dan menghalangi

operasi yang efisien juga harus dapat dibersihkan oleh suatu bahan pelumas. Kotoran ini

perlu disingkirkan dari permukaan komponen yang bersinggungan.

4.      Melindungi sistem

Baik dari hasil degradasi pelumas atau akibat kontaminasi hasil pembakaran, pelumas

bisa bersifat asam dan menjadikan korosi pada logam. Adanya uap air dapat juga

menyebabkan karat pada besi. Oleh sebab itu pelumas harus bisa menanggulangi efek-efek

tersebut dan oleh Karena itu bahan pelumas harus direncanakan untuk melindungi sistem

terhadap serangan korosif dan kimiawi.

Page 3: Tugas Rosi

Bahan pelumas juga dapat melindungi sistem dari getaran yang terjadi dengan cara

meredam getaran dan kejutan pada sambungan karena gerakan tenaga yang selalu berubah

Mengingat arti pentingnya minyak pelumas bagi daya tahan mesin, maka sebelum memilih

minyak pelumas ada baiknya lebih dulu mengetahui kualitas minyak pelumas tersebut

sehingga dapat mencegah penggunaan minyak pelumas yang tidak sesuai dengan spesifikasi

mesin.

I.3. Jenis-jenis pelumasan

1.      Pelumasan Hidrodinamis

Pada pelumasan dengan tipe hidrodinamis (Hydrodynamic Lubrication) permukaan

yang bergesekan atau yang bersinggungan baik yang bergerak meluncur atau pun

menggelinding, dipisahkan oleh pelumas secara sempurna. Dimana tekanan pada lapisan tipis

pelumas dibangkitkan oleh gerakan relatif oleh kedua permukaan itu sendiri. Salah satu

contoh penggunaan pelumasan dengan tipe hidrodinamis adalah gerakan rotasi yang terjadi

pada bantalan luncur (journal bearing).

2.      Pelumasan Hidrostatis

Pada pelumasan hidrostatis ini menggunakan pompa tekanan tinggi yang akan

menekan minyak pelumas ke bagian-bagian yang bergerak. Pelumasan jenis ini tidak

memerlukan gerakan relatif dan biasanya digunakan pada mesin-mesin yang bagian-bagian

bergeraknya terlalu berat seperti turbin yang berkapasitas besar tidak dimungkinkan lagi

terjadinya pelumasan hidrodinamis pada saat start, sementara tipe pelumasan lainnya tidak

dihendaki terjadi. Untuk ini diperlukan tekanan yang besar terjadi pada lapisan tipis minyak

pelumas di antara poros dan bantalan misalnya. Tekanan demikian dapat diperoleh dengan

menggunakan pompa tekanan tinggi yang akan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian

yang bergesek, bukann sekedar pompa tekanan rendah yang berfungsi hanya sebagai

pendistribusi atau pensirkulasi minyak pelumas. Pelumasan hidrostatis disebut juga

pelumasan tekanan luar karena tekanan yang timbul diakibatkan pengaruh kerja dari luar

sistem. Setelah poros berputar dengan kecepatan tinggi biasanya pompa tekanan tinggi yang

digunakan dapat dihentikan sementara pompa tekanan rendah sebagai pensuplai minyak

pelumas terus difungsikan.

3.      Pelumasan Elastohidrodinamis (Elastohydrodynamic Lubrication)

 Pelumasan jenis ini dipakai jika kontak bidang antara kedua permukaan yang

bergerak sangat kecil seperti kontak titik atau kontak garis sehingga akan timbul tekanan

Page 4: Tugas Rosi

yang demikian besar pada lapisan tipis minyak pelumas yang membatasi permukaan-

permukaan tersebut. Pelumasan dengan tipe seperti ini dapat ditemukan pada bantalan

gelinding meskipun pelumasan hidrodinamis dapat juga dilakukan.

4.      Pelumasan Bidang Batas (Boundary Lubrication)

Pelumasan bidang batas ini terjadi karena tidak dimungkinkannya membentuk lapisan

tipis minyak pelumas yang sempurna karena beban yang terlalu besar, penurunan kecepatan

dari permukaan yang bergerak, pengurangan jumlah pelumas yang dimasukkan ke dalam

bantalan dan kenaikan suhu pelumas. Pada keadaan ini lapisan tipis yang terjadi hanya dalam

ketebalan beberapa ukuran molekul saja. Pelumasan ini sering terjadi ketika mesin

dihidupkan dan terus berlanjut hingga menjelang mesin mencapai kecepatan

operasionalnya.Lapisan yang terbentuk dalam pelumasan jenis ini sangat rumit untuk

dijelaskan yang jelas, ketebalan lapisan tersebut hanya beberapa

molekul.Lapisan ini bahkan tidak terbentuk dari oli pelumas, melainkan berupa kotoran,

oksida logam, dan gas dari udara.

5.      Pelumasan Padat (Solid Lubrication)

 Pelumasan padat dapat dipahami misalnya pada sebuah contoh, misalnya debu pasir

dan kerikil pada permukaan jalan dapat menyebabkan kendaraan tergelincir karena debu,

pasir dan kerikil mengurangi gesekan antara ban dan permukaan jalan. Teknisnya, debu, pasir

dan kerikil tersebut bertindak sebagai pelumas, namun tentu saja tidak ada yang

merekomendasikan debu, pasir dan kerikil sebagai pelumas padat pada elemen mesin. Jadi

pelumasan padat (Solid Lubrication) dapat diartikan seperti sebuah sistem pelumasan dimana

diantara permukaan kontak saling melumasi sendiri oleh bahan padat yang dilapisi dan

kadang menyatu pada elemen tersebut. Misalnya bahan inorganik tertentu seperti grafit dan

molybdenum disulfida, memiliki sifat mampu membentuk lapisan tipis pada permukaan

logam yang bergeser dengan mudah dan menahan penetrasi oleh permukaan-permukaan yang

bergesekan.

6.      Pelumasan Tekanan Ekstrim

Di bawah pengaruh kondisi kerja yang paling hebat, seperti pada pemotongan logam

atau roda gigi yang mengalami beban kejut, adiktif tekanan ekstrim digunakan. Tekanan

adiktif ekstrim ini merupakan senyawa minyak yang dapat larut dan biasanya mengandung

Page 5: Tugas Rosi

zat belerang, chlorin atau fosfor yang bereaksi denga permukaan bantalan pada temperatur

tinggi yang timbul dimana lapisan tipis minyak pelumas pecah, membentuk zat lapisan tipis

yang titik cairnya tinggi antara permukaan-permukaan yang berkontak. Pada proses

pelumasan tekanan ekstrim sedikit keausan tak dapat dielakkan antara permukaan yang

bergerak tapi boleh jadi sangat kecil dan hampir berakhir bagi permukaan yang bergerak

relatif.

I.4.  Sifat Pelumasan

A. Karakterisik Penting Untuk Pelumas Cair

Beberapa sifat penting yang sangat dibutuhkan agar minyak lumasi dapat berfungsi

dengan baik adalah .

1.      Low volatility atau tidak mudah menguap, terutama pada kondisi operasi. Volatilitas suatu

minyak lumas penting sekali dalam pemilihan jenis pelumas dasar sesuai dengan pemakaian.

Sifat ini tidak dapat diperbaiki dengan penambahan aditif.

2.      Fluiditas atau sifat mengalir dalam daerah suhu operasi. Karakterisitik aliran dipengaruhi

sebagian besar oleh minyak dasar. Fluiditas dapat diperbaiki dengan aditif > Pour point

depressants untuk memperbaiki aliran pada suhu, viscosity modifiers untuk memperbaiki

aliran pada suhu tinggi.

3.      Stabilitas selama periode pemakaian. Sebagian sifat ini ditentukan oleh sifat minyak dasar,

namun terutama ditentukan oleh aditif yang memperbaiki stabilitas.. Stabilitas pelumas

sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan seperti temperatur, potensial oksidasi dan

kontaminasi dengan air, fraksi bahan bahan yang tak terbakar, dan asam-asam

korosif.membatasi umur pelumas. Aditif sangat berperan menaikkan kinerja dan umur

pelumas.

4.      Kompatibilitas atau kecocokan dengan bahan lain dalam sistim. Kompatibilitas pelumas

dengan seals, bearings, clutch plates dll., sebagian ditentukan oleh sifat minyak dasar.

Namun aditif juga dapat memiliki pengaruh besar memperbaiki sifat ini.

I.5.     Klasifikasi Kekentalan Minyak Pelumas Menurut SAE (Society of American

Engineers)

Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan, yaitu pelumas dengan kekentalan

tunggal (single grade) dan kekentalan ganda (multi grade). Single grade ditandai dengan satu

angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll. Sedangkan multi grade ditandai

dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-30, SAE 20W-50, dll. Pelumas single grade

Page 6: Tugas Rosi

hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relatif

sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah

pelumas multi grade, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur.

Contohnya pelumas SAE 10W-30. Huruf W  menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada

suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 10. Sementara

angka 30 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 30.

Klasifikasi SAE untuk oli motor

Nomor

kekentalan

SAE

Daerah Kekentalan

0 oF atau – 17,8 oC 210 oF atau 98,9 oCMin Max Min Max

5 W - 1.300 cSt - -

10 W 1.300 cSt 2.600 cSt - -

20 W 2.600 cst 10.500 cSt - -

20 - - 5,7 cSt 9,6 cSt

30 - - 9,6 cSt 12,9 cSt

40 - - 12,9 cSt 16,8 cSt

50 - - 15,8 cSt 22,7 cSt

Klasifikasi SAE untuk oli transmisi

Nomor

kekentalan

SAE

Temperatur maksimum

Visikositas 166.000 cSt

Visikositas pada 210 oF

Min MaxoF oC cSt cSt

75 W -40 -40 4,2 -

80 W -15 -26,1 7,0 -

85 W 10 -12,2 11,0 -

90 - - 14,0 25

140 - - 25,0 43

250 - - 43,0 -

JASO (Japan Automotive Standard Organization)

Page 7: Tugas Rosi

JASO telah menciptakan standar kinerja dan kualitas mereka sendiri untuk mesin

bensin asal Jepang. Untuk mesin bensin 4 langkah, JASO T904 standar yang digunakan, dan

sangat relevan dengan mesin sepeda motor. JASO T904-MA dan MA2 dirancang untuk

penggunaan pada kopling basah, dan JASO T904-MB standar tidak cocok untuk penggunaan

kopling basah. Untuk mesin bensin 2 langkah, digunakan JASO M345 (FA, FB, FC).

Standar-standar ini, terutama JASO-MA dan JASO-FC, dirancang untuk mengatasi

kebutuhan oli yang tidak ditangani oleh kategori layanan API.

ILSAC (   International Lubricant Standardization and Approval Committee)

ILSAC juga memiliki standar untuk oli motor. Diperkenalkan pada 2004, GF-4

berlaku untuk SAE 0W-20, 5W-20, 0W-30, 5W-30, dan 10W-30. Secara umum, ILSAC

bekerja sama dengan API dalam menciptakan spesifikasi oli mesin bensin terbaru, dengan

ILSAC menambahkan persyaratan tambahan untuk pengujian penghematan bahan bakar

untuk spesifikasi mereka.

ACEA (Association des Constructeurs Européens d'Automobiles)

Klasifikasi performa dan kualitas ACEA yang digunakan di Eropa bisa dibilang lebih

ketat daripada API dan ILSAC. Badan pengembangan untuk pengujian bahan bakar dan

pelumas di Eropa, CEC (The Co-ordinating European Council), mengatur standar ini melalui

kelompok industry mereka di Eropa; ACEA, ATIEL, ATC dan CONCAWE.

I.6.  Kekentalan, Temperatur dan Tekanan

1.      Kekentalan (Viscosity)

Kekentalan merupakan sifat yang paling utama dari sebuah bahan pelumas karena

sifat ini secara garis besar menunjukkan kemampuan melumasi sesuatu. Atau dengan kata

lain bahwa kekentalan adalah kemampuan dari bahan pelumas untuk melawan tegangan geser

yang terjadi pada waktu bergerak.  Kekentalan minyak pelumas itu berubah-ubah menurut

perubahan temperatur. Dengan sendirinya minyak pelumas yang baik tidak terlalu peka

terhadap perubahan temperatur, sehingga dapat berfungsi sebagai mestinya, baik dalam

keadaan dingin pada waktu mesin mulai bekerja maupun pada saat temperatur kerja. Bahan

harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar

terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental bahan

pelumas, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental.

Page 8: Tugas Rosi

Lapisan halus pada pelumas kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau

membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya pelumas yang terlalu tebal akan

memberi resitensi berlebih mengalirkan pelumas pada temperatur rendah sehingga

mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, pelumas harus

memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika

mesin dioperasikan. Hukum Newton tentang aliran viscos menyatakan bahwa tegangan geser

di dalam fluida adalah berbanding lurus dengan perubahan kecepatan.

Defenisi kekentalan melalui hukum Newton

Jadi kekentalan menurut hukum Newton dapat kita defenisikan sebagai berikut:

τ = μ  μ

dimana:

            τ  = tegangan geser fluida (N/m2)

            μ = kekentalan dinamik (Poise, P)

            u = kecepatan relatif prmukaan (m/det)

            h = tebal lapisan pelumasan (m)

Sehingga kekentalan dinamik dapat ditulis:

μ =

Kekentalan dinamik disebut juga dengan kekentalan absolut, sementara kadar geseran adalah

du/dy. Jika kekentalan dinamik dibagi dengan rapat massa

pada temperatur yang sama hasilnya disebut kekentalan kinematik. Secara Matematis ditulis:

Page 9: Tugas Rosi

ν =

dimana: ν = kekentalan kinematik (Stoke, S)

               ρ = rapat massa (gram/cm3)

Dalam satuan cgs, tegangan geser adalah dalam dyne/cm2 dan kadar geseran dalam det-1,

maka satuan kekentalan dinamik adalah poise disingkat P. Sedangkan satuan rapat massa

gram/cm3 sehingga satuan kekentalan kinemati adalah stoke disingkat St. Satuan yang paling

umum dalam industri perminyakan adalah centipoise disingkat cP dan centistoke disingkat

cSt, dimana 1 P = 100 cP dan 1 St = 100 cSt. Dalam satuan SI, untuk kekentalan dinamis

adalah N det/m2 atau kg/m det dan satuan kekentalan kinematik adalah m2/det.

Dengan demikian diperoleh hubungan satuan-satuan:

1 P = 10-1 N det/m2

1 cP = 10 -3 N det/m2

1 St = 10-4  m/det2

1cSt = 10-6  m2/det

Dalam satuan British untuk kekentalan dinamik dikenal satuan lbf.s/in2 (pound-force

second per square inch) yang disebut juga dengan reyn, untuk penghormatan terhadap Sir

Osborne Reynolds. Hubungan antara reyn dan centipoise:

1 reyn = 1 lbf.s/in2 = 7,03 kgf.s/m2

1 reyn = 6,9 . 106 Cp

Kekentalan beberapa fluida pada temperatur kamar.

Fluida Kekentalan dinamik

dalam cP

Kekentalan kinematik

dalam cSt

Udara 0,018 15

Bensin 0,5 0,7

Air 1 1

Minyak zaitun 84 93

Gliserol 1500 1250

Minyak pelumas 8-1400 10-1500

1.      Hubungan Kekentalan Dengan Temperatur

Page 10: Tugas Rosi

Yang penting dalam setiap situasi dimana bahan pelumas bekerja pada suatu daerah

temperatur tertentu. Pada temperatur rendah molekul-molekul pada cairan sangat rapat sekali satu

sama yang lain dengan kata lain volume bebas terbatas. Pada temperatur tinggi volume bebas

bertambah, kekentalan fluida turun dan ukuran, bentuk molekul-molekul dan sebagainya tidak

begitu penting.

Pada minyak pelumas dengan ukuran-ukuran molekul-molekulnya bertambah akan sekaligus

menaikkan titih didih, titik beku, rapat massa dan kekentalannya sementara volatilitasnya

menurun. Hubungan paling berguna yang mana dapat digunakan pada minyak mineral dengan

daerah temperatur yang besar adalah:

 Log 10 Log 10 (v + 0,6) = n Log 10 T + C

Dimana :

 v = kekentalan dinamik (cSt)

T = temperatur (oR = oF + 460)

C = konstanta      Harganya bergantung pada jenis minyak pelumas   

n = konstanta

Persamaan Roeland, Blok dan Vlugter juga memberikan hubungan antara kekentalan

minyak pelumas dengan temperaturnya dan dinyatakan sebagai berikut:

Log (1,200 + log μ) = log b – S log (1 + t/135)

Dimana :

μ = kekentalan dalam cP

t = temperatur dalam oC

S= indeks slope (dituntut konstan untuk minyak pelumas dari minyak mentah   yang diolah

sama)

Hubungan Kekentalan Dengan Tekanan

Hubungan ini sangat penting dalam bidang hidrolika dan pelumasan tipe

elastohidrodinamis. Kenaikan tekanan analog dengan penurunan temperatur, dimana begitu

tekanan bertambah kekentalan menurun. Minyak pelumas yang menunjukkan perubahan

kekentalan yang besar dengan perubahan temperatur juga akan menunjukkan perubahan yang

besar dengan percobaan tekanan.

5.      Standar Pelumas

Page 11: Tugas Rosi

Warna pelumas bermacam-macam tergantung dari mereknya. Ada yang berwarna

merah, hijau tua, kuning, atau ungu. Oli juga dibedakan atas kekentalannya. Dalam kemasan

atau kaleng pelumas, biasanya ditemukan kode huruf dan angka yang menunjukkan

kekentalannya. Contohnya, SAE 40, SAE 90, SAE 10W-50, SAE 5W-40, dsb. SAE

merupakan kependekan Society of Automotive Engineers atau Ikatan Ahli Teknik Otomotif.

SAE mirip organisasi standarisasi seperti ISO, DIN, JIS, dsb. yang mengkhususkan diri di

bidang otomotif. Sedangkan angka di belakang huruf tersebut menunjukkan tingkat

kekentalannya.

Maka, SAE 40 menunjukkan oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan 40 menurut

standar SAE. Semakin tinggi angkanya, semakin kental pelumas tersebut. Ada juga kode

angka multi grade seperti 10W-50, yang menandakan pelumas mempunyai kekentalan yang

dapat berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W di belakang angka 10 merupakan

singkatan kata Winter (musim dingin). Maksudnya, pelumas mempunyai tingkat kekentalan

sama dengan SAE 10 pada saat suhu udara dingin dan SAE 50 ketika udara panas. Oli seperti

ini sekarang banyak di pasaran karena kekentalannya luwes (flexible) dan tidak cenderung

mengental saat udara dingin sehingga mesin mudah dihidupkan di pagi hari.

Pada suhu udara panas atau normal, tingkat kekentalan pelumas mesin berkisar 40 -

60. Sedangkan pelumas roda gigi seperti persneling, gardan, dsb., kekentalannya 90 untuk

kendaraan tugas ringan seperti kendaraan penumpang, dan 140 untuk kendaraan tugas berat

seperti truk, traktor, alat berat, dan semacamnya. Oli jenis ini tidak begitu dipengaruhi oleh

suhu udara di sekitarnya.

Khusus untuk transmisi otomatis, pelumas yang digunakan berbeda dengan transmisi

manual. Pelumas transmisi otomatis sering disebut juga ATF (automatic transmission fluid).

Sebenarnya fungsi ATF tidak hanya sebagai pelumas tetapi juga sebagai pemindah tenaga

atau minyak hidrolik. Karena itu ATF juga sering digunakan pada power steering (peringan

kemudi).

Selain kekentalan, yang juga perlu diperhatikan adalah mutunya. Kalau tingkat

kekentalan mempunyai satuan SAE, maka tingkat mutu mempunyai satuan sendiri yaitu API

(American Petrolium Institute). Untuk tingkatan mutu ditandai dengan kode-kode huruf dan

hanya tertera pada pelumas mesin. Kode tersebut terdiri atas dua bagian yang dipisahkan

garis miring. Contohnya, API Service SG/CD, SH+/CE+, dsb.

Kode yang berawalan huruf S (kependekan dari kata Spark yang berarti percikan api)

adalah spesifikasi untuk mesin bensin. Pembakaran pada mesin bensin memang dinyalakan

oleh percikan api busi. Sedangkan pada mesin disel pembakaran terjadi karena adanya

Page 12: Tugas Rosi

tekanan udara sangat tinggi, sehingga kode mutu pelumas mesinnya diawali huruf C

(Compression). Huruf kedua pada kode mutu merupakan tingkatan mutunya, sesuai dengan

urutan huruf atau alfabet. Semakin mendekati huruf Z semakin bagus mutu pelumas tersebut.

Pelumas dengan kode SG/CD menandakan pelumas tersebut terutama digunakan

untuk mesin bensin (SG), meski dapat pula untuk mesin disel (CD). Dan tingkat mutu

pelumas tersebut sampai pada tingkat G untuk mesin bensin dan tingkat D untuk mesin disel.

Sedangkan tanda "+", misalnya pada kode SH+/CE+, adalah sebagai tanda nilai lebih dari

tingkat SH dan CE.

Ada juga penulisan kode yang dibalik dengan huruf C di depan, misalnya CD/SF atau

CE++/SH+. Ini pun ada maksud tertentu, yaitu pelumas dikhususkan untuk mesin disel,

meskipun bisa pula digunakan pada mesin bensin.

Jika diperhatikan, meskipun pelumasnya sama bila digunakan pada mesin disel,

mutunya dinilai lebih rendah daripada jika pelumas tersebut digunakan pada mesin bensin.

Memang umumnya pelumas mesin mempunyai tingkat mutu seperti ini. Mesin disel

mempunyai tekanan atau kompresi dua kali lipat lebih besar daripada mesin bensin.

Akibatnya, getaran mesin dan momen puntir yang dihasilkan lebih besar.

Tugas pelumas pada mesin disel pun lebih berat dibandingkan dengan pada mesin

bensin. Karena itu, standar kualitasnya lebih tinggi ketimbang standar kualitas pelumas mesin

bensin. Yang menjadi patokan mutu pelumas adalah kekuatan lapisan film pelumas yang

berfungsi melekatkan pelumat tersebut pada logam. Semakin tinggi kualitasnya, semakin kuat

lapisan film mengikat pelumas pada permukaan logam mesin. Dikatakan semakin tinggi

kualitasnya lantaran logam semakin terlindung dari proses keausan. Sampai saat ini tingkat

kualitas pelumas masih sampai tingkat SJ+ dan CF++. Mesin-mesin teknologi baru seperti

Twin-Cam, DOHC, Multi-Valve, VTEC, VVT, Turbo, dsb., menuntut pelumas tingkat tinggi,

karena komponen mesin yang harus dilumasi sangat banyak.

I.7. Additive

Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses pengolahan

maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-bahan kimia tertentu yang

lebih dikenal dengan aditif. Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas bertujuan

untuk memperbaiki kualitas minyak pelumas. Penambahan aditif dalam minyak pelumas ini

berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi, temperatur, dan kerja dari mesin itu sendiri. Oleh

karena itu jenis-jenis minyak pelumas berbeda-beda dapat kita temukan di pasaran.

Page 13: Tugas Rosi

Penambahan aditif ke dalam minyak pelumas bukan perkara mudah karena minyak pelumas

akan bereaksi dengan aditif tersebut, dan juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif

lainnya. Oleh karena itu, formulasi penambahan aditif terus dilakukan untuk mendapatkan

minyak pelumas kualitas tinggi. Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan:

Deterjen

merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi

timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang

diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis deterjen

yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.

Dispersan

Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya

lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok digunakan pada mesin-mesin

mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.

Antioksidan

Karena lingkungan kerja, minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar

pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau

bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator oksidasi. Karena hal di atas, minyak pelumas

akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan viskositas minyak

pelumas.

Untuk itu, antioksidan diberikan untuk mengurangi peroksida. Bahan-bahan kimia yang

digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida, selenida dan zink ditiofosfat.

Pelindung Korosi

Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam

mesin, terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak pelumas.

Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan

bakar yang merembes melalui cincin piston.

Page 14: Tugas Rosi

KESIMPULAN

1.      Pelumas mampu mengurangi gaya gesek pada sistem yang bekerja

2.      Pelumas mampu mengurang keausan

3.      Dengan adanya pelumasan terhadap sistem yang bekerja, akan memperpanjang jangka waktu

pemakaian sistem tersebut.

4.      Pelumas adalah sebagai media yang mencegah terjadinya kontak langsung antara dua sistem

yang bekerja

TRIBOLOGI

Page 15: Tugas Rosi

Dibuat untuk memenuhi syarat mengikuti  mata kuliah TribologiJurusan Teknik Mesin

OLEH TIMBUL SITANGGANG     (03081005091)

JURUSAN TEKNIK MESIN

 FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAINDERALAYA