tugas resume isbd
DESCRIPTION
resumeTRANSCRIPT
Budaya yang Mendorong Kemajuan dan Menyebabkan
Kebodohan serta Kemiskinan (Tugas Resume Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar)
Kelompok II :
1. Ardianto Bayu P (2011210027)
2. Abdul Nasir (2011210001)
3. Esa Aulia Rizkita (2013210174)
4. Hardamayanti (2013210098)
5. Lulu Fazriani (2013210125)
6. Siska (201321 )
7. Zulfa Noerhidayati (201421 )
Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
JAKARTA
2014
I
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali akal dan pikiran sehingga berbeda
dengan makhluk lainnya. dengan akal dan pikirannya manusia mampu menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Selain mampu menciptakan hal-hal
diatas, manusia juga mampu menciptakan suatu kebudayaan dalam lingkungannya.
Secara umum, pengertian kebudayaan adalah suatu hasil cipta, rasa dan karsa yang
dihasilkan oleh manusia yang dapat diterima oleh sebagaian masyarakat dan dipercayai
dalam ruang lingkup tertentu dan diwariskan pada generasi ke generasi. Budaya yang
dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu
berkembang. Sehingga suatu kebudayaan memancarkan ciri khas dari masyarakatnya yang
tampak dari luar.
Manusia dan kebudayaan sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Karena sebenarnya
kebudayaan lahir dari aktivitas manusia. Aktivitas manusia tersebut nantilah yang akhirnya
menjadi kebudayaan. Banyak kebudayaan di Indonesia yang sangat dijiwai oleh masyarakat
penganutnya sehingga kebudayaan mempunyai peran yang cukup besar terhadap
pembentukan karakter masyarakat tersebut. Sehingga dapat dikatakan kebudayaan dapat
menjadi penentu kemajuan dan juga dapat mendorong menuju kebodohan yang berlarut larut
yang masih dianggap benar jika sesuai dengan budaya.
Pada dasarnya setiap negara memiliki kebudayaan yang khas yang membedakan suatu
negara dengan negara lainnya. Kebudayaan Indonesia merupakan hasil perpaduan antara
budaya-budaya daerah yang berkembang di Indonesia. Budaya yang berkembang di
Indonesua menggambarkan jati diri bangsa. Oleh karena itu kebudayaan Indonesia disebut
sebagai kebudayaan nasional.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala bidang,
termasuk dalam hal kebudayaan. Sehingga menyebabkan kebudayaan yang dianut oleh suatu
kelompok sosial akan bergeser. Globalisasi tersebut membawa dampak positif dan ada juga
yang membawa dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia.
II
Dalam suatu kebudayaan terkadang kebudayaan dapat mempengaruhi perubahan
sosial terhadap masyarakat. Perubahan- perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan
menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur – unsur sosial yang ada dalam masyarakat.
Tetapi, selain menimbulkan ketidaksesuaian unsur unsur sosial kebudayaan dapat juga
menghasilkan perubahan sosial ke arah yang lebih baik.
A. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal. Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal dari kata
budi dan daya. Budi merupakan unsur rohani, sedangkan daya adalah unsur jasmani
manusia. Dengan demikian, budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
(herimanto, 2008 : 24)
Kebudayaan yang disebut juga peradaban mengandung pengertian yang luas,
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hokum, adat istiadat, dan sebagainnya. Menurut para ahli hasil
kebudayaan yaitu: Pertama, anggapan bahwa adanya hukum pemiukiran disebabkan oleh
tindakan besar yang menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnyan sama.
Kedua, angaapan bahwa tingkat kebudayaan muncul sebagai akibat taraf perkembangan
dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya. (M. Munandar, 1987: 10)
Definisi kebudayaan telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Dari berbagai definisi
tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan sebagai sistem pengetahuan
yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan manusia sehari- hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa prilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakatnya. (herimanto, 2008 : 25)
B. Budaya yang dapat mendorong kemajuan di berbagai aspek
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa, dan rasa manusia
oleh karenanya kebudayaan dapat mengalami suatu perubahan dan perkembangan.
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks,
dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh-
pengaruh kebudayaan kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok
lainnya, sehingga dapat memicu terjadinya perubahan atau perkembangan kebudayaan.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalknya iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Contoh: orang-orang yang
hidup di daerah yang kondisi lahannya cukup baik atau tanah subur akan mendorong
terciptanya suatu kehidupan yang favourable untuk memproduksi bahan pangan. Jadi,
terjadi suatu proses dimana antara lingkungan fisik dan kebudayaan yang terbentuk pada
wilayah tersebut, kemudian ada keserasian antara antara kebudayaan kelompok tersebut
dengan kelompok lainnya sehingga akan memicu perkembangan dan kemajuan kedua
kelompok masyarakat tersebut.
Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara komplet ditentukan oleh
lingkuangan fisik saja, tetapi lingkungan tersebut sekadar memberikan peluang untuk
terbentuknya suatu kebudayaan. Perkembangan zaman mendorong terjalinnya
perubahan-perubahan di berbagai bidang, termassuk dalam hal kebudayaan. Cepat atau
lambat pergeseran ini akn menyebabkan konflik antar kelompok lain yang menghendaki
perubahan dengan kelompok-kelompok lainnya yang tidak menghendaki perubahan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya
kontrol atau kendali terhadap perliaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para
penganut kebudayaan. Dari waktu ke waktu kebudayaan berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi (dalam hal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan
dalam kehidupan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala bidang,
termasuk dalam hal ini kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu
kelompok sosial akan terus bergeser. Cepat atau lambat pergeseran ini akan
menimbulkan konflik antara kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok-
kelompok yang tidak menghendaki perubahan. Suatu komunitas dalam kelompok sosial
bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan
alasa sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun,
perubahan kebudayaan ini kadang kala disalahartikan menjadi suatu penyimpang
kebudayaan. Interpretasi ini mengambil dasar pada adanya budaya-budaya baru yang
tumbuh dalam komunitas mereka yang bertentangan dengan keyakinan mereka sebagai
penganut kebudayaan tradisional selama turun temurun.
C. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan
berkesinambungan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi
kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran
manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi tiap
kali berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual
manusianya untuk mengantisipasitantangan tadi.
Masa dalam kehidupan dapat dibagi menjadi dua yaitubmasa prasejarah dan masa
sejarah. Ada dua proyek revolusioner hasil akal manusia dalam zaman prasejara, yaitu
penemuan roda untuk transportasi dan bahasa. (herimanto, 2008 : 73)
Pendapat lain membagi periode peradaban manusia ke dalam empat bagian, yaitu
prapalaeolitik, palaeolitik, neolitik, dan era perunggu. Penggunaan bahan-bahan metal
pada era perunggu inilah yang kemudian dianggap sebagai masa lahirnya peradaban
manusia. Kehidupan manusia berubah ke aspek yang lebih baik dan memasuki fase baru.
Manusia tidak lagi sekedar homo yang hanya menginginkan makan. Dari kehidupan
yang hanya bertumpu pada pemuasan kebutuhan perut, manusia berpindah kepada
kehidupan yang keperluannya muncul dalam bentuk impian dan visi serta kesadaran
objektif terhadap dinia disekitarnya. Manusia berkembang dari homo menjadi human
karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya. (herimanto, 2008 : 74)
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperhatikan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang
dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban
mesir kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid,
obeliks, spinx) yang tekait dalam dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang
memperlihatkan tahap budaya. (herimanto, 2008 : 75)
Adapun yang menyebabkan peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan yaitu:
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan
suatu masyarakat (ketinggalan kebudayaan). Cultural survival adalah suatu cara
tradisional yang mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang. Cultural conflic
muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaan. Hal ini langsung konflik antar budaya,
faktornya perbedaan keyakinan. Cultural shock diakibatkan kecemasan orang itu
kehilangan atau tak melihat lagi semua tanda dan lambang pergaulan sosial yang sudah
dikenalnya dengan baik. (M. Munandar, 1987: 31-32)
D. Budaya Membutuhkan Etika
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Manusia yang
beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya
mengandung tuntutan/keharusan bahwa budaya yang diciptakan manusia mengandung
nilai-nilai etik yang kurang lebih bersifat universal atau diterima sebagian besar orang.
Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya yang mampu menjaga,
mempertahankan, bahkan mampu menigkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah kebudayaan yang akan merendahkan atau
bahkan menghancurkan martabat kemanusiaan. (herimanto, 2008 : 29)
E. Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi
yang lain adalah penambahan modal dan tenaga kerja. Tambahan satu unit modal atau
tenaga kerja akan menambah kuantitas output produksi. Semakin banyak tenaga kerja
yang digunakan, semakin meningkat pula produksi.
Ada keterkaitan antara modal dan tenaga kerja sebagai factor-faktor
produksi .pemanfaatan tenaga kerja harus dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
Keahlian atau keterampilan tenaga kerja dalam memainkan barang modal untuk
menghasilkan produksi dapat menentukan output produksi.
Faktor-faktor produksi diantaranya modal, sumber daya manusia dan sumber daya
alam. Apabila tidak digunakan sesuai dengan kapasitasnya, modal akan mengurangi
keuntungan karena modal mengalami penyusutan. Produktivitas dapat tercapai apabila
tiap factor produksi dapat berproduksi sesuai kapasitasnya.
Untuk menaikan produktivitas barang modal adalah dengan mempergunakan
teknologi modern, dan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia dengan
pendidikan. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 186-187)
F. Budaya yang menyebabkan kemiskinan dan kebodohan
Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dihubungkan dengan kebutuhan,
kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Kemiskinan dipahami dalam
berbagai cara. Pemahamannya mencakup :
1. Gambaran akan kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan,
dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
(herimanto, 2008 : 201)
Adapun factor yang menimbulkan kemiskinan, diantaranya:
1. Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah semua benda
yang merupakan hadiah alam. Manusia harus bias memanfaatkan sumber daya alam
yang ada. Sumber daya alam merupakan salah satu ukuran kekayaan suatu bangsa
atau negara. Sumber daya alam harus dikelola dengan baik. Sebab sumber daya alam
ini ada yang bias diperbaharui dan ada yang tidak bisa diperbaharui. Pengelolaan yang
baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran merupakan ukuiran
tingkat kesejahteraan suatu bangsa. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 187)
2. Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengelolaan. Tentu dalam hal ini
manusia sebagai subjeknya harus bias mengelolanya. Di daerah atau negara yang
sumber daya manusianya sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia tetap tidak
menikmati sumber daya alam itu. Dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat
dikelola dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. (Muwardi dan
Nurhandayani, 2009: 188)
3. Terbatasnya Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat berbuat banyak.
Kalaupun suatu Negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup tersedia sumber
daya manusia, tetapi apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaannya itu belum
bisa diambil manfaatnya. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 188)
Di Indonesia, kemiskinan merupakan suatu masalah yang sulit untuk diberantas.
Kemiskinan tidak hanya ditinjau dari materi, melainkan dapat ditinjau dari sisi lain,
misalnya dari segi pendidikan, moral, dan lain sebagainya. Kemiskinan dapat terjadi
karena beberapa faktor, diantaranya adalah pendidikan yang rendah, terbatasnya
lapangan kerja dan faktor internalnya adalah malas bekerja. Dengan adanya arus
globalisasi yang kencang, budaya yang berasal dari Indonesia sendiri perlahan-lahan
akan digantikan dengan budaya yang berasal dari luar Indonesia. Contoh budaya yang
berasal dari Indonesia yang sudah mulai pudar adalah budaya gotong royong. Jika
budaya tersebut hilang, maka tidak ada lagi rasa sosial di antara lingkungan masyarakat.
Seseorang yang mempunyai harta yang berlimpah tidak akan peduli terhadap lingkungan
sekitar, mereka hanya peduli terhadap diri sendiri. Sudah banyak contoh kasus yang
terjadi di Indonesia, yaitu korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, mereka tidak
memikirkan nasib rakyatnya sendiri melainkan hanya memikirkan nasib mereka pribadi.
Budaya dapat menghambat sesorang untuk menjadi lebih baik apabila budaya
tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhannya. Seperti terdapat hambatan budaya
yang berkaiyan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sudah melekat
dan mengakar sehingga tidak memungkinkan terjadi perubahan. Selain itu juga sikap
budaya yang sering mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikan rupa yang
menganggap hal-hal baru akan merusak tatanan hidup mereka secara turun temurun.
Sikap tertutup inilah yang membuat sulitnya menerima hal baru-baru yang lebih relevan
pada saat ini.
G. Pengaruh Globalisasi
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban
lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang
menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan
komunikasi, seperti televisi, komputer internet, satelit, dan sebagainya. Masuknya nilai
budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, prilaku, dan kelembagaan
masyarakat. Mengahadapi perkembangan ini diperlukan suatu upaya yang mampu
mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa. (herimanto, 2008 : 88)
III
Kebudayaan yang mendorong kemajuan adalah tahapan dari evolusi budaya yang
telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperhatikan karakter yang khas pada
tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol,
meliputi tingkat ilmu pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
Kebudayaan yang menyebabkan kebodohan dan kemiskinan dapat terjadi karena
beberapa faktor, diantaranya adalah pendidikan yang rendah, terbatasnya lapangan kerja dan
faktor internalnya adalah malas bekerja. Dengan adanya arus globalisasi yang kencang,
budaya yang berasal dari Indonesia sendiri perlahan-lahan akan digantikan dengan budaya
yang berasal dari luar Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Herimanto, dan Winarto, 2008, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, Jakarta,
Bumi Aksara.
2. Mawardi dan Nur Hidayati, 2009, Ilmu alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar,
Ilmu Budaya Dasar, Bandung, Pustaka Setia.