tugas portofolio blok 7
DESCRIPTION
laporan skill labTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1.2 Latar Belakang
Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan,
pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi
termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang masih
mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap
tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan
dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan
bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah
cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum. Ketua Umum Pengurus
Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg H Emmyr F Moeis, MARS
mengatakan, kondisi gigi dan mulut bisa mengungkapkan gejala-gejala awal
penyakit berbahaya bahkan sampai memprediksi kelahiran prematur.Berdasarkan
al Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan
anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika
tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh
secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut
dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa
kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara
keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara urnum.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet
makanan, jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan
yang lengket. Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat
gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi.
1
Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi,
serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan
fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada
keluhan ataupun tidak ada keluhan dengan memeriksakan diri ke sarana-sarana
pelayanan kesehatan, salah satu tempat/fasilitas pelayanan kesehatan yang paling
mudah dijangkau oleh masyarakat yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu
kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Dengan demikian akan meningkatkan
kesehatan tubuh secara keseluruhan dan akan meningkatkan etos kerja yang lebih
baik lagi. Sehingga kesehatan jasmani dan rohani seperti yang diharapkan akan
tercapai.
Pelayanan Kesehatan Puskesmas diarahkan untuk meningkatkan dan
memperluas jangkauan pelayanan kesehatan secara merata dengan meningkatkan
peran serta masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di puskesmas dan diselenggarakan
secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) dan juga yang diselenggarakan secara terpadu di masyarakat
desa dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah atau biasa kita sebut dengan istilah Usaha
Kesehatan Sekolah ini merupakan bagian dari program kesehatan anak usia
sekolah, dimana anak usia sekolah adalah sasaran yang sangat strategis karena
jumlahnya sangat besar dan hal ini sangat penting untuk membentuk perilaku
hidup bersih dan sehat sejak dini. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-
12 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya menjadi 2 sub
kelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup
bersih dan sehat anak usia sekolah dan madrasah.
2
Kegiatan utama dari UKS itu sendiri bisa disebut dengan TRIAS UKS, yang
terdiri dari:
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Yang Sehat
Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya
pendidikan dengan upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan
upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
Kegiatan UKGS itu sendiri terdiri dari 3 macam :
1. Upaya promotif : Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan tenaga
kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan / penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1994 ( Departemen Kesehatan RI, 1996).
2. Upaya preventif : Upaya preventif meliputi sikat gigi bersama dengan
menggunakan pasta gigi mengandung fluor, kumur-kumur dengan larutan yang
mengandung flour dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut (Departemen
Kesehatan RI, 1996).
3. Upaya kuratif : Upaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan
darurat untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan medik dasar baik berdasarkan
permintaan maupun sesuai kebutuhan dan rujukan bagi siswa yang memerlukan
perawatan (Departemen Kesehatan RI, 1996).
Penekanan kegiatan UKS di puskesmas adalah pada upaya promotif dan
preventif terhadap anak sekolah yang dilaksanakan okleh tenaga kesehatan
bersama dengan guru UKS terlatih kader kesehatan sekolah secara berjenjang.
Sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan anak di lingkungan
sekolah, Puskesmas Sekaran memiliki 14 SD binaan yang telah melaksanakan
kegiatan UKS. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Sekaran
yaitu:
3
1. Penyuluhan ke sekolah-sekolah.
2. Pemeriksaan kesehatan anak sekolah (Penjaringan,Pemeriksaan Berkala
dan DDTK).
3. BIAS Campak dan DT/TD.
4. Pelatihan dokter kecil.
5. UKGS tahap II dan III disertai evaluasi dan sosialisasi kegiatan UKS pada
pertemuan guru UKS.
6. Pembinaan lingkungan disekitar sekolah.
UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ) Adalah suatu
pendekatan Edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
peran serta Masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan Gigi (Upaya Promotif,
Preventif secara terpadu UKBM) dikenal dengan Primery Oral Healt Care
Aproach.
Kegiatan yang biasa dilakukan ialah:
1. Pembinaan kader di desa-desa
2. Kunjungan ke posyandu dalam rangka penyuluhan dan
pemeriksaan gigi pada ibu hamil
3. Pelaksanaan pembinaan kader CBS (community base surveilans)
1.2.1 Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan masyarakat dalam
kemampuan hidup sehat serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan terciptanya masyrakat
desa yang harmonis dan optimal dalam rangka pertumbuhan manusia indonesia
seutuhnya.
B. Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik dan masyrakat yang meliputi:
4
1. Menurunkan angka kesakitan anak sekolah dan masyarakat desa.
2. Meningkatkan kesehatan peserta didik dan masyrakat desa baik
fisik,mental maupun sosial
3. Peserta didik dan masyarakat desa melaksanakan prinsip-prinsip hidup
sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di
lingkungan sekolah maupun masyarakat setempat
4. Meningkatan cakupan pelayanan kesehatan terhadap sekolah dan
masyarakat
1.2.2 Sasaran
Sasaran pelayanan kesehatan ialah seluruh peserta didik dari semua
tingkatan pendidikan dan semua masyarakat desa setempat.
1.3 Tujuan Field Lab
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan kegiatan field lab ini mahasiswa mampu memahami
dan melakukan serta memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
kepada siswa Sekolah Dasar dan masyarakat umum.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan field lab ini, mahasiswa mampu :
1. Mengenal peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab seorang tenaga
kesehatan terutama dokter gigi di Puskesmas.
2. Memahami pelayanan kesehatan terutama di bidang kedokteran gigi yang ada
di Puskesmas.
3. Mampu menjelaskan tentang dasar-dasar dari kesehatan gigi dan mulut.
4. Mampu melakukan manajemen program dan prosedur kesehatan gigi dan mulut dasar
bagi siswa sekolah dasar maupun masyarakat umum di Puskesmas
5
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kelompok II dari fakultas kedokteran gigi unimus ini, mendapat
kesempatan untuk melakukan kegiatan field lab di Puskesmas Sekaran
yang terletak di Jalan Pandanaran NO.79 Kabupaten Semarang. Kegiatan
field lab kali ini, tentang Observasi atau pengambilan data dan Penyuluhan
Kesehatan Gigi dan Mulut yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada hari
Sabtu, 12 Juli 2014 dan hari Sabtu, 16 Agustus 2014 yang dipandu oleh dokter pembimbing dan
dokter gigi dari puskesmas sekaran.
I. Kegiatan Lapangan hari pertama
Waktu pelaksanaan : Sabtu, 12 Juli 2014.
Instruktur : drg.Lisa Oktaviana Mayasari.
Hambatan : Hambatan yang dialami oleh kelompok II tidak
terlalu berat hanya saja puskesmas yang akan
kita datangi lokasinya cukup terlau jauh sehingga
kita harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh
dan kita harus memperkirakan waktu berangkat kita
agar kita sampai dipuskesmas tidak terlambat.
Kegiatan yang kita lakukan pada pertemuan pertama yaitu pengambilan data sekunder
yang diikuti dari seluruh kelompok II yang terdiri dari 12 anggota yaitu Steffi Mifta, Dhony
Miftahul H, Zulfa isma L, Fara Setyo D, Asmara Dharma Febi S, Hanum Laksita, Nanik
Faiqotul R, Nida Kharunnisa, Prisca Anindia, Herlin Ika Yuni A, Kurniawan Cahya S, Amil
Furaihan. Kami semua berkumpul di pom bensin sampangan karena jarak rumah dari beberapa
teman-teman kami yang tidak memungkinkan untuk berkumpul di kampus ppni karena rumah
dari teman kami jauh lebih dekat dari puskesmas sehingga tidak memungkinkan jika teman
kami tersebut harus bolak-balik selama perjalanan. Kami semua berkumpul di pom bensin
sampangan sekitar pukul 08.45 kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju ke puskesmas
sekaran, sesampai di sana kami menunggu drg.eva yang sedang merawat pasiennya setelah
6
semua pasien sudah tidak ada kami baru melakukan wawancara kepada drg.eva sesuai dengan
checklist yang ada pada modul fied lab kami teapi ada juga ada yang bertnya tentang hal-hal
yang lain untuk pertanyaan yang sesuai dengan modul yaitu meliputi,
A. Pengumpulan Data (SD / MI binaan Puskesmas)
1. Data dasar untuk
keperluan
perencanaan
operasional
ADA (bila
ada
sebutkan
jumlahnya)
TIDAK KETERANGAN
a. Jumlah SD / MI
(14 SD /
MI)
- Jumlah sekolah
binaan yang dimiliki
oleh puskesmas
karang malang terdiri
dari 10 SD Negri dan
4 MI swasta.
b. Jumlah murid
yang dilakukan
pemeriksaan
- Jumlah murid yang
dilakukan
pemeriksaan yaitu
kelas 3 dan 4 dan di
tiap-tiap kelasnya
sekitar 40 siswa
c. Jumlah Guru - Terdapat 14 guru
UKS di Sekolah
Binaan. Setiap
sekolah, masing-
masing terdapat 1
guru UKS.
d. Data tentang
situasi
pelaksanaan
kesehatan gigi dan
- Menurut data yang
terdapat di puskesmas
sekaran adalah tahap
I, II, dan III
7
mulut di SD dan
MI khususnya
sehubungan
dengan presentase
sekolah menurut
pentahapan UKGS
2. Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil kesehatan gigi dan
mulut murid
a. Oleh tenaga
kesehatan
- Untuk evaluasi yang
diberikan oleh tenaga
kesehatan itu berupa
Data ( tidak pernah
membandingkan)
b. Oleh guru - Untuk evaluasi yang
diberikan oleh guru
di sekolah binaan
biasanya jarang
dilakukan karena
minat dari guru-guru
uks di tiap-tiap
sekolah itu kurang.
B. Intervensi Perilaku
1. Penggerakan peran
serta guru melalui
likakarya /
pelatihan
-
2. Penyuluhan
kepada murid
berupa :
a. Latihan
menggosok gigi
- Latihan menggosok
gigi dilakukan oleh
semua jenjang
8
pendidikan.
b. Pengajaran formal
tentang kesehatan
gigi dan mulut
-
c. Penilaian
kebersihan mulut
oleh guru, melalui
pemeriksaan rutin
-
d. Penyuluhan oleh
tenaga kesehatan
secara insidental
- penyuluhan oleh
tenaga kesehatan
tidak dilakukan
secara insidental
melainkan sudah
terjadwal secara rapi.
C. Intervensi medis teknis / perorangan
1. Pembersihan
karang gigi
- Tetapi jarang
dilakukan karena
penyakit yang sering
dialami itu adalah
karies gigi karena
karies gigi
merupakan salah satu
diantara macam-
macam penyakit yang
sering dialami oleh
masyarakat salah
satunya pada anak-
anak sekalipun.
2. Pemeriksaan
mulut (check oral)
- check oral selalu
dilakukan oleh pihak
puskesmas setiap 1
tahun sekali di tiap-
9
tiap sekolah binaan.
3. Pengobatan
sementara
-
4. Aplikasi fluor
a. Melalui pasta gigi
yang memenuhi
pasta gigi yang
memenuhi
persyaratan
-
b. Untuk daerah
khusus
intensifikasi
melalui kumur –
kumur dengan
larutan yang
memenuhi
persyaratan
- aplikasi fluor hanya
melalui pasta gigi
saja dan biasanya
untuk aplikasi flour
ini biasanya
diterapkan oleh siswa
jenjang TK
5. Penambalan -
6. Pencabutan gigi
persistensi
- semua pencabutan
gigi dilakukan oleh
pihak puskesmas,
termasuk juga untuk
pencabutan gigi
persistensi
7. Pencabutan gigi
permanen
- semua pencabutan
dilakukan oleh
drg.puskesmas dan
10
dilakukan di
puskesmas
8. Rujukan - Dilakukan rujukan
bila pada saat
mengadakan
screening/penjaringan
di tiap-tiap sekolah
kondisinya tidak
memungkinkan untuk
melakukan perawatan
di tempat itu dan
harus membutuhkan
rujukan ke puskesmas
atau rumah sakit.
D. Manajemen
1. Supervisi dan
bimbingan teknis
a. Kunjungan
pembinaan ke SD
dan MI minimal 1
X sebulan
- Tapi, untuk
kunjungan
pembinaan ke SD /
MI, puskesmas
karang malang tidak
melakukan sebulan
sekali tapi 1 tahun
sekali
b. Kunjungan
supervisi dan
pembinaan ke
puskesmas oleh
koordinator
kesehatan gigi
Dinas Kesehatan
-
Kunjungan supervisi
ke puskesmas sekaran
dilakukan hanya 1
tahun sekali , tidak
11
Kota atau
kunjungan
supervisi oleh
penanggung jawab
program kesehatan
gigi dan mulut
Dinas Kesehatan
Kota minimal 1 X
dalam 1 triwulan
dilakukan 1 kali
dalam 1 triwulan
c. Kunjungan
supervisi dari
program kesehatan
gigi dan mulut
Pusat ke daerah
minimal 1 X
dalam 1 setahun
- Kunjungan supervise
pusat ke daerah
dilakukan 1 kali
dalam 1 tahun
2. Pelaporan - kegiatan UKGS
dilaporkan ke dinas
kesehatan 1 tahun
sekali
3. Evaluasi kegiatan
UKGS
- Biasanya dalam
bentuk feed back
Berikut adalah pertanyaan yang sudah kami siapkan berdasarkan
checklist :
A. Pengumpulan data
a. Data dasar untuk keperluan perencanaan operasional
- Berapa jumlah SD / MI binaan yang dimiliki oleh
puskesmas dalam satu kecamatan Karang Malang?
- Berapa jumlah murid SD / MI binaan yang pernah di
lakukan pemeriksaan oleh pihak puskesmas?
12
- Berapa jumlah guru yang membina UKS pada setiap SD /
MI binaan ?
- Apakah ada data tentang situasi pelaksanaan kesehatan
gigi dan mulut di SD dan MI khususnya sehubungan
dengan presentase sekolah menurut tahapan dari UKGS?
b. Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil
kesehatan gigi dan mulut murid
- Bagaimana dampak dari program kesehatan gigi dan
mulut yang dillaksanakan puskesmas karang malang yang
diberikan oleh tenaga kesehatan?
- Bagaimana dampak dari program kesehatan gigi dan
mulut yang dillaksanakan puskesmas karang malang yang
diberikan oleh guru?
B. Intervensi perilaku
a. Bagaimana peran serta guru melalui lokakarya / pelatihan di
SD / MI Binaan?
b. Selama ini, berupa apakah penyuluhan kepada murid?
Apakah latihan menyikat gigi? Apakah pengajaran formal
tentang kesehatan gigi dan mulut? Apakah penilaian
kebersihan mulut oleh guru, melalui pemeriksaan rutin?
apakah ketiga-tiganya?
c. Selain itu, apakah ada juga penyuluhan oleh tenaga kesehatan
secara insidental?
C. Intervensi medis teknis / perorangan
a. Apakah pernah melakukan pembersihan karang gigi?
b. Pernahkah melakukan pemeriksaan mulut (check oral) rutin?
apabila pernah, berapa kali?
c. Pernahkah melakukan pengobatan sementara?
d. Apakah disini ada pengaplikasian fluor? Melalui pasta gigi?
Dan bagaimana untuk daerah-daerah khusus?
13
e. Pernahkah melakukan penambalan? Apakah hanya sampai
penambalan sementara? Ataukah sampai penambalan
permanen?
f. Pernahkah melakukan pencabutan gigi persistensi?
g. Pernahkah melakukan pencabutan gigi permanen?
h. Apakah pernah melakukan rujukan ke instansi-instansi
tertentu?
D. Manajemen
a. Dari pihak manakah supervisi dan bimbingan teknis di
puskesmas ini?
b. Pernahkah melakukan kunjungan pembinaan ke SD dan MI?
Berapa kali?
c. Berapa kali kunjugaan dari supervisi dan pembinaan ke
puskesmas oleh koordinator kesehatan gigi Dinas Kesehatan
Kota atau kunjugan supervivi oleh penanggungjawab
program kesehatan gigi dan mulut Dinas Kesehatan Kota?
Berapa kali?
d. Bagaimana pelaporannya?
e. Dan adakah evaluasi kegiatan UKGS, manakah yang sering
dapat evaluasi?
*Keterangan dari tabel :
A. Pengumpulan data
1. A. Menurut keterangan yang diberikan drg. Eva selaku dokter gigi
puskesmas sekaran, puskesmas sekaran mempunyai 14 SD / MI binaan.
b. Jumlah keseluruhan murid yang diperiksa oleh puskesmas di sekolah
binaan yaitu;
a.Pada saat penjaringan kesehatan peserta didik yaitu dilaksanakan satu
kali pada saat awal tahun dan diikuti oleh peserta didik kelas 1 saja.
14
Nama Sekolah Tahun
2011 2012 2013
SDN SEKARAN 01 40 40 40
SDN SEKARAN 02 22 29 32
SDN NGIJO 01 22 26 20
SDN NGIJO 02 23 22 22
SDN NGIJO 03 36 26 33
SDN PATEMON 01 39 39 35
SDN PATEMON 02 20 17 23
SDN SUKOREJO 01 25 25 28
SDN SUKOREJO 02 40 36 38
SDN SUKOREJO 03 40 40 40
MI TINJOMOYO 13 15 10
SDIT UMMUL
QURO’
- 15 10
MI R. HUDA 40 33 45
MI AL IMAN 31 36 51
b. Pada saat pemeriksaan berkala yaitu dilaksannakan 2 kali dalam satu
tahun yaitu pada awal dan pertengahan tahun dan diikuti seluruh
peserta didik kelas 1-6
Nama Sekolah Tahun
2011 2012 2013
SDN SEKARAN 01 260 259 254
SDN SEKARAN 02 130 152 178
SDN NGIJO 01 140 145 136
SDN NGIJO 02 119 120 122
SDN NGIJO 03 158 - -
SD KALISEGORO - 169 176
15
SDN PATEMON 01 230 233 224
SDN PATEMON 02 100 98 107
SDN SUKOREJO 01 104 105 134
SDN SUKOREJO 02 234 241 227
SDN SUKOREJO 03 239 243 239
MI TINJOMOYO 278 71 71
SDIT UMMUL
QURO’
- 36 46
MI R. HUDA 235 214 234
MI AL IMAN 83 257 236
c. Menurut keterangan yang diberikan drg. Eva , jumlah dari guru UKS di
masing – masing sekolah binaan itu adalah 1 guru UKS . Jadi total
keseluruhan guru UKS di SD / MI Binaan puskesmas sekaran terdapat 14
guru UKS, tetapi pada tiap-tiap sekolah binaan mempunyai bagan
organisasi tim pelaksanaa UKS tetapi itu semua juga tergantung dari
masing-masing instansi pendidikannya untuk aktif atau tidaknya dalam
mendirikan atau berkoordinasi dengan para anggota dari tim UKS
tersebut untuk menjalankan kegiatan yang sudah menjadi tugas dari
masing-masing sekolah tersebut.
d. Menurut hasil wawancara kami bersama drg.Eva tahap UKGS yang
sudah berjalan itu rata-rata tahap II, ada yang sudah menjalankan tahap
III tetapi tidak semua sekolah melakukannya.
Kegiatan UKGS tahap I / paket minimal UKS, meliputi :
- Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru
- Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD / MI.
Kegiatan UKGS tahap II / Paket standar UKS, meliputi :
- Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan
gigi
- Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit
- Pelayanan medic dasar atas permintaan
16
- Rujukan bagi yang memerlukan
- Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 1, diikuti
dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya lepas.
Kegiatan UKGS tahap III / Paket Optimal UKS , meliputi kegiatan
UKGS tahap II ditambah kegiatan :
- Pelayanan medic gigi dasar atas permintaan pada murid kelas 1
sampai kelas 6 (care on demand)
- Pelayanan medic gigi dasar seusai kebutuhan (treatment need)
pada kelas terpilih .
2. Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil kesehatan gigi dan
mulut murid
a. Untuk evaluasi dampak dari program yang dilakukan pihak puskesmas
melalui tenaga kesehatan kepada sekolah binaan adalah dalam bentuk data (
datanya yang sudah di dapat oleh masing – masing mahasiswa ).
b. Untuk evaluasi dampak dari program yang dilakukan pihak puskesmas
melalui guru itu biasanya hanya berupa feed back saja.
B. Intervensi perilaku
1. Peran serta guru SD / MI binaan melalui program lokakarya /
penyuluhan di puskesmas sekaran, yaitu dengan diadakannya
refreshing setiap 1 tahun sekali, tetapi tidak di semua SD / MI Binaan.
2. Penyuluhan yang dilakukan pihak puskesmas di SD / MI binaan
meliputi semua pemeriksaan yang bersangkutan dengan panca indra
manusia salah satunya yaitu pemeriksaan pada rongga mulut dimana
di dalam materi penyuluhan diisi dengan cara menggosok gigi dengan
baik dan benar serta mengetahui hal-hal yang dasar yang
bersangkutan dengan kesehatan gigi dan mulut di mana puskesmas
sekaran melakuan penyuluhan pada saat penjaringan yang dilakukan 1
tahun sekali yang diikuti oleh peserta didik kelas 1 saja dan pada saat
pemeriksaan berkala yang dilakukan 2 kali dalam setahun yang diikuti
oleh semua kelas.
17
Selama ini penilaian kebersihan mulut hanya dilakukan oleh pihak
dari puskesmas saja dikarenakan para guru kurang berminat dalam
kegiatan tersebut.
3. Penyuluahan yang dilakukan itu dilaksanakan secara tidak
insidental/tiba-tiba melainkan sudah terjadwalkan tetapi jika ada salah
satu belum diadakan penyuluhan maka bisa diganti dengan hari yang
lain sesuai dengan persetujuan dari pihak sekolah dan puskesmasnya.
C. Intervensi medis teknis / perorangan
1. Pembersihan karang gigi menurut drg.Eva pernah dilakukan tetapi
dikarenakan jarang ditemukannya kasus karang gigi maka untuk
pembersihan karang gigi tersebut dihilangkan hanya ada pada
perawatan pada gigi yang mengalami karies karena karies gigi
merupakan salah satu diantara penyakit yang sering diderita oleh
masyarakat khususnya juga untuk para pelajar.
2. Check oral rutin sudah biasa dilakukan oleh pihak puskesmas sekaran,
yaitu sekitar 1 tahun sekali setiap penerimaan siswa baru dan pada
saat pemeriksaan berkalayang dilakukan setiap 2 kali dalam setahun.
3. Pengobatan sementara dilakukan ketika selesai dilakukannya
pemeriksaan.
4. Pengaplikasian fluor di SD / MI binaan puskesmas karang malang
hanya melalui pasta gigi saja untuk aplikasi tablet bisa dilakukan
tetapi hanya sesuai dengan permintaan saja.
Dalam mengaplikasikan flour juga sudah di terapkan pada anak TK
dengan pemberian flour dalam bentuk pasta dan juga pada tahun ini
sudah ada yang namanya UKGS inovatif yang mana anak TK juga
ikut berperan.
5. Penambalan yang dilakukan pada siswa SD / MI binaan sudah
termasuk dalam program UKS dan kegiatan tersebut dilakukan oleh
pihak puskesmas sampai dengan penambalan permanen
6. Semua tindakan pencabutan gigi dilakukan oleh pihak puskesmas
sekaran, termasuk juga pencabutan gigi permanen, tetapi untuk
18
pencabutan gigi permanen dokter memerlukan rujukan karena dalam
pencabutan gigi permanen itu hanya dilakukan di puskesmas saja.
7. Semua tindakan pencabutan gigi dilakukan oleh pihak puskesmas
sekaran, khusus gigi persistensi dapat dilakukan di sekolah.
8. Pihak puskesmas akan memberikan rujukan jika ada kasus
pencabutan gigi permanen atau kasus yang lain karena menurut dokter
yang menangani hal tersebut tidak mungkin dilakukan di sekolah
tetapi hanya bisa dilakukan di puskesmas,tetapi masalah yang ada jika
sudah diberi rujukan banyak para siswa yang tidak datang ke
puskesmas.
D. Manajemen
1. a. Ada kunjungan pembinaan ke SD / MI binaan, puskesmas sekaran
tidak melakukan sebulan sekali tapi 1 tahun sekali
b. Ada kunjungan supervisi dan pembinaan ke puskesmas oleh
koordinator atau penanggung jawab program kesehatan gigi dan
mulut Dinas Kesehatan Kota ke puskesmas sekaran yang dilakukan
hanya 1 tahun sekali , tidak dilakukan 1 kali dalam 1 triwulan
c. Ada kunjungan supervisi dari program kesehatan gigi dan mulut
Pusat ke daerah 1 kali dalam 1 tahun
2. Ada pelaporan kegiatan UKGS, pelaporan tersebut dilaporkan ke
dinas kesehatan kota 1 kali dalam 1 tahun
3. Ada evaluasi kegiatan UKGS, namun evaluasi tersebut dilakukan
hanya secara internal dan adapula feed backnya.
Tujuan dari dilakuknnya dari kegiatan pertama atau pada saat
pengambilan data sekunder antara lain:
1. Melakukan survay secara langsung ke lapangan di bidang kesehatan
gigi dan mulut pada masyarakat khususnya pada anak sekolah dasar
19
2. Mengambil data sekunder di puskesmas untuk melihat kegiatan apa
saja yang sudah dilakukan oleh puskesmas mengenai kesehatan gigi
dan mulut
3. Mengetahui masalah-masalah tentang kesehatan gigi dan mulut yang
biasanya dijumpai oleh anak-anak sekolah khususnya sekolah dasar
4. Mengetahu kualitas pelayanan yang diberikan oleh puskesmas dalam
mengenai masalah kesehatan gigi dan mulut
5. Melakukan survay tentang kesesuaian peranan UKGS di lingkup
SD/MI dengan aturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh dinas
kesehatan.
II. Kegiatan Lapangan hari kedua
Waktu pelaksanaan : Sabtu, 16 Agustus 2014
Instruktur : drg.Lisa Oktaviana Mayasari.
Hambatan :1. Para siswa kurang memperhatikan pada
saat kakak-kakak menerangkan materi
penyuluhan
Kegiatan yang kami lakukan pada hari Sabtu tanggal 16 Agustus 2014
di pertemuan kedua field lab di Puskesmas Sekaran ini, kelompok II
ditugaskan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
kepada siswa murid kelas 4 dan 5. Penyuluhan dilakukan di aula sekolah SD
Sekaran 02. Diawali keberangkatan kelompok kami dari kampus PPNI pada
pukul 07.30 pagi dan sampai di puskesmas Sekaran pada pukul 08.45,
sebelum kami ke rumah warga tersebut kami menyempatkan diri untuk
berkunjung ke puskesmas Sekaran untuk mengonfirmasi dimana kelompok
kami harus memberikan penyuluhan. Kemudian setelah semua jelas, kami
berangkat dari puskesmas ke SD Sekaran 02 sekitar pukul 09.15 dan sampai
di SD Sekaran 02 sekitar pukul 09.20. Setelah kami sampai di tempat
drg.Lisa dan drg.Evawati bertemu dengan kepala sekolah atau yang mewakili
di kantor guru sesudah itu kami dipersilahkan untuk pergi ke lantai 2 yang
dimana kami akan melakukan penyuluhan bersama siswa-siswi kelas 4 dan 5.
20
Kemudian kami langsung melakukan persiapan, di ruangan yang sudah di
persilahkan oleh guru-guru. Setelah persiapan dilakukan kami segera
menempatkan diri kedalam ruangan dan kami juga ikut menenangkan adik-
adik yang masih berbicara sendiri, setelah semua tenang kami langsung
memulai kegiatan penyuluhan tersebut dan diawali perkenalan dari kakak-
kakak mahasiswa kedokteran gigi UNIMUS.
Strategi dalam penyampaian materi penyuluhan kelompok fied lab kami
menggunakan metode sokratik (two way method), yaitu dengan melakukan
komunikasi secara dua arah antara siswa dan penyuluh. Sehingga siswa
sangat diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam berjalannya kegiatan
penyuluhan ini, karena menurut kelompok kami metode sokratik, merupakan
metode atau cara yang dinilai tepat untuk anak usia sekolah dasar.
Demonstrasi yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan alat peraga
seperti pantum (model gigi) dan sikat gigi. Agar lebih menarik dan lebih
terang, pantum gigi digunakan penyuluh untuk menerangkan tentang anatomi
gigi dan bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar dengan
memperagakan cara menyikat gigi dengan pantum dan sikat gigi dihadapan
siswa siswa SDN Sekaran 02 serta nantinya pada saat menjelang akhir
penyuluhan akan diadakan quiz salah satu dari pertanyaan yang kami berikan
adalah bagaimana cara menggosok gigi yang baik dan benar dan itu semua
akan melibatkan peran serta dari seluruh siswa kelas 4 dan 5 SDN Sekaran
02. Berikut merupakan materi yang diberikan dalam kegiatan penyuluhan
antara lain:
1. Bagian-bagian rongga mulut untuk orang awam/anak anak.
2. Penyakit yang berhubungan dengan gigi
Contoh:- Karies
3. Makanan makanan yang sebaiknya dikurangi atau dihindari untuk
kesehatan gigi dan mulut
4. Makanan makanan yang baik untuk kesehatan gigi
5. Cara menyikat gigi yang baik serta anjuran untuk mengunjungi
dokter gigi 6 bulan sekali.
21
6. Quiz
7. Hadist dan kesimpulan dari seluruh materi
Sebelum kegiatan penyuluhan, masing-masing anggota kelompok
mengenakan co-card berbentuk gigi dan bertuliskan nama dari masing-
masing anggota kelompok. Langkah ini diambil agar para siswa merasa lebih
nyaman saat menerima penyuluhan yang kami berikan.
Selain itu untuk tercapainya keberhasilan dalam penyuluhan ini,
kami telah menyusun pembagian materi dan strategi-strategi. Karena
dalam sebuah penyuluhan sangat dipengaruhi berbagai komponen antara
lain penyuluh, sasaran, pesan, dan media. Berikut penjelasan dari tiap-
tiap komponen :
1. Penyuluh
Merupakan pihak pemberi informasi terhadap sasaran atau
siswa SD N Sekaran 02. Penyuluh dapat terdiri dari satu atau
beberapa orang. Dalam hal ini kami melibatkan seluruh anggota
kelompok fied lab kami yaing berjumlah 12 orang. Menyuluh
tentang kesehatan membutuhkan komunikasi yang baik, agar para
siswa mudah menangkap apa saja yang sudah diterangkan oleh
kakak-kakak mahasiswa fakultas kedoktern gigi.
Dalam melakukan penyuluhan kelompok kami sudah
menyiapkan siapa saja yang akan bertugas mempresentasikan materi
tentang kesehatan gigi dan mulut yang dimana 2 orng yang menjadi
presentan dan anggota yang lain menyebar diantara para siswa, Hal
ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan
berpengaruh terhadap kebiasaan kesehariannya serta sasaran dalam
satu ruangan tersebut dapat tercapai secara maksimal. Selain itu
anggota juga akan memberikan arahan agar tetap fokus dan
memperhatikan anggota yang sedang meberikan penyuluhan. Disela-
sela penyuluh memberikan materi, anggota yang berada diantara
para siswa juga dapat menerangkan kembali materi yang
disampaikan, karena kami menganggap apabila pendekatan tersebut
22
akan lebih mengoptimalkan dalam pemahaman materi misalnya
siswa yang malu untuk bertanya akan menjadi aktif dalam bertanya.
Selain itu kami juga telah menyiapkan beberapa strategi untuk
menarik minat para siswa. Adapun strategi yang akan kami
laksanakan addalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan lagu tentang gosok gigi dengan lirik sederhana
b. Memberikan doorprise sebagai hadiah quiz
2. Sasaran
adalah pihak yang menerima informasi dari pihak penyuluh. Dalam
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan tingkat
kemampuan dari pihak sasaran atau para siswa, karena agar siswa
mudah memahami dan mengerti secara maksimal tentang isi
penyuluhan yang kami sampaikan Sasaran dalam penyuluhan ini
adalah siswa kelas 4 dan 5 SD N Sekaran 02.
3. Pesan
Adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada sasaran dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam
penyuluhan yang dilakukan penyuluh memberikan informasi secara
tertulis dan dilengkapi dengan gambar penjelas yang ditampilkan
melalui layar LCD serta diberi keterangan penjelas secara lisan oleh
penyuluh.
4. Media
Media merupakan alat bantu pendidikan yang digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi sasaran.
Media yang kami pergunakan untuk mempermudahkan penerimaan
materi penyuluhan adalah model gigi, sikat, gambar dan video-video
yang ditampilkan secara visual dengan menggunakan LCD. Model
gigi digunakan untuk menunjukan macam-macam gigi didalam
rongga mulut dan sebagai alat demonstrasi pada saat menggosok gigi
23
agar lebih jelas dan mudah dipahami oleh sasaran atau siswa SDN
Sekaran 02.
1. Materi yang Diberikan
a. Bagian-bagian rongga mulut
1. Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Fungsi
utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan.
Dalam pertumbuhannya, gigi mengalami dua fase pergantian.
Diawali dari pertumbuhan gigi susu yang lengkap pada kisaran umur
tiga tahun dengan jumlah 20 gigi, kemudian diganti dengan fase gigi
tetap yang diawali pada kisaran umur 13 tahun keatas. Pertumbuhan
gigi tetap ini menjadi lengkap setelah jumlah gigi menjadi 32 gigi,
sekitar umur 17 sampai dengan umur 21 tahun. Fase diantara awal
fase gigi tetap sampai gigi tetap yang lengkap disebut fase gigi
campuran, yaitu antara umur 13 sampai dengan umur 17 tahun. Pada
manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada
mulut disertai dengan arti definisi dan pengertian antara lain sebagai
berikut :
1. Gigi Seri
Dikenal dengan istilah "Incisivus", adalah gigi yang memiliki satu
akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau
benda lainnya. Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di
rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai
tumbuh pada bayi berkisar antara usia 4 hingga 6 bulan,
24
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 hingga
usia 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 hingga 8 tahun
pada rahang atas.
2. Gigi Taring
Dikenal dengan istilah "Caninus", adalah gigi yang memilki satu
akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda
lainnya. umlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di
kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi
caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun.
3. Gigi Geraham Kecil
Dikenal dengan istilah "Geraham Kecil atau Pra-Molar", adalah
gigi geraham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang
berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda
lainnya. Umumnya tumbuh pada usia 10 hingga usia 11 tahun dan
menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar,
gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan, dan
pada proses orthodontie.
25
4. Gigi Geraham Besar
Dikenal dengan istilah "Geraham Besar atau Molar", adalah gigi
yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan
mengunyah makanan atau benda-benda lainnya. Gigi molar susu
berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10
hingga 11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan
gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah
gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah
dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap
rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah
yang paling banyak keluhan karena umumnya mudah berlubang,
sehingga dokter gigi menganjurkan minimal setiap 6 bulan sekali
untuk cek kesehatan gigi.
2. Saliva
Cairan yang berada terdapat di rongga mulut dan berperan dalam
menjaga kesehatan rongga mulut.
b. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh kebanyakan orang
termasuk anak – anak ialah karies gigi. karies gigi (Gigi berlubang)
adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi dan menyebabkan
gigi berlubang serta rasa sakit pada gigi. Berikut merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan lubang pada gigi antara
lain:
1) Makanan (Faktor Substrat atau diet makanan)
26
Pada zaman modern ini, banyak dijumpai jenis-jenis makanan
yang bersifat manis, lunak dan mudah melekat misalnya permen,
coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di mana biasanya makanan ini
sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena sifatnya yang
lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat
pada gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi
proses kimia bersama dengan bakteri dan air ludah yang dapat
merusak email gigi.
Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu,
dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi
asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya
karies.
Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa
cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit
atau sama sekali tidak memliki karies gigi.
2) Gigi (Faktor Host)
Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan
rumah terhadap karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur
enamel (email), faktor kimia dan kristalografis, saliva. Kawasan-
kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada
permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga
dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu
perkembangan karies gigi.
Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini
dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik
dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis mineral dari
gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan
mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah
27
pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun
waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap
7-8 tahun.
3) Faktor Agent (Mikroorganisme atau kuman)
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan
terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas
kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu
matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi
yang tidak dibersihkan.
Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang
paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus
salivarus, serta beberapa strain lainnya, selain itu dijumpai juga
Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces.
4) Faktor Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau
tahun. Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan
karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau
minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya
terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.
c. Jenis – jenis makanan yang menyehatkan dan yang menyebabkan
kerusakan gigi
Makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi agar gigi tetap
sehat dan terhindar dari penyakit karies gigi ialah makanan yang
berserat, seperti sayur – sayuran, buah – buahan, minum susu dll.
Sebaliknya makanan yang tidak dianjurkan dan yang dapat
menyebabkan kerusakan gigi dan memicu adanya karies gigi ialah
28
makanan yang manis dan lengket, misalnya coklat, roti, donat,
permen, es krim, biskuit, dll.
Setelah murid – murid mengetahui pengertian penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut, anatomi gigi, pengertian karies gigi dan
penyebabnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar, serta
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, murid – murid diberi
quiz untuk mengingat hal – hal penting apa saja yang bisa
didapatkan dan diterapkan dalam perilaku sehari – hari. Murid –
murid sangat antusias dalam mengikuti quiz tersebut. Hal itu
disebabkan karena murid – murid ingin mendapatkan hadiah apabila
mereka bisa menjawab semua pertanyaan dari mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Unimus. Setelah quiz selesai, murid – murid diberi
pasta gigi agar semangat dalam menyikat gigi.
d. Menyikat Gigi
Karies gigi dapat mengakibatkan rasa nyeri pada gigi yang
kemudian menyebabkan gusi bengkak dan adanya nanah. Bila telah
diketahui bahwa ada lubang dalam gigi dan tidak dirawat, maka
lubang tersebut akan bertambah besar dan mengakibatkan gigi akan
lepas sebelum waktunya sehingga sulit untuk mengunyah. Maka dari
itu untuk mengatasinya maka dianjurkan untuk selalu menyikat gigi
yang benar dan teratur 2x sehari yaitu setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam. Selain menyikat gigi 2x sehari, murid – murid
dianjurkan untuk pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk
memeriksakan giginya agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
Cara menggosok gigi yang baik dan benar ialah sebagai berikut :
1) Ambil sikat dan pasta gigi. Peganglah sikat gigi dengan cara
anda sendiri (senyaman mungkin untuk dipegang), kemudian
oleskan pasta gigi di sikat gigi.
2) Sikat gigi anda, mulai dari gigi depan dengan cara menjalankan
sikat gigi pelan-pelan dan naik turun. Kenapa harus pelan-pelan
29
karena biasanya orang yang menyikat gigi secara kasar, akan
mengakibatkan gusi lecet dan berdarah.
3) Langkah selanjutnya gosok bagian gigi sebalah kanan dan kiri.
Cara pengaplikasian hampir sama dengan menyikat gigi depan
anda, yaitu gosok perlahan dengan irama naik turun. Jika susah
mengosok naik turun anda bisa menggosok biasa namun dengan
durasi lebih lama, karena mengosok dengan cara naik turun
walaupun pelan-pelan akan lebih cepat menghilangkan sisa
makanan yang tertempel.
4) Setelah selesai menggosok area gigi bagian kanan, kiri dan
depan, maka langkah selanjutnya adalah membersihkan/
menyikat gigi bagian dalam (gigi geraham). Usahakan sikat
dengan cara pelan-pelan namun kotoran tak ada yang tertinggal
karena biasanya plak kuning terjadi di area ini jika gosok giginya
tidak bersih. Caranya: gunakanan ujung bulu sikat untuk
menjangkau area gigi geraham dengan sedikit tekanan sampai
ujung sikat sedikit melungkung.
5) Langkah terakhir gosok gigi dalam (gigi tengah) dengan cara
menegakan lurus sikat gigi, lalu sikat gerakkan sikat keatas
kebawah.
Cara menyikat gigi secara vertikal
30
Cara diatas merupakan cara menggosok gigi dengan metode
vertikal, selain itu kelompok kami juga menerangkan beberapa
metode yang lain diantaranya:
1. Metode Bass: bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut
45 derajat
dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga
menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku gusi dapat
dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan
dengan getaran kecil-kecil ke depan dan ke belakang selama
kurang lebih 15 detik. Teknik ini hampir sama dengan teknik
Roll, hanya berbeda pada cara pergerakan sikat giginya dan cara
penyikatan permukaan belakang gigi depan. Untuk permukaan
belakang gigi depan, sikat gigi dipegang secara vertikal.
Cara menyikat gigi secara bass
2. Gerakan horizontal: Arah gerakan menggosok gigi ke depan ke
belakang dari permukaan bukal dan lingual. Gerakan menggosok
pada bidang kunyah dikenal sebagai scrub brush. Caranya mudah
dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah.
Kombinasi gerakan vertikal-horizontal, bila dilakukan harus
sangat hati-hati karena dapat menyebabkan resesi gusi/abrasi
lapisan gigi.
31
Cara menyikat gigi secara horizontal
3. Metode Fones atau teknik sirkuler: bulu sikat ditempelkan tegak
lurus pada
permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat
gigi digerakkan membentuk lingkaran-lingkaran besar, sehingga
gigi dan gusi rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus.
Daerah diantara 2 gigi tidak mendapat perhatian khusus. Untuk
permukaan belakang gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi
lingkarannya lebih kecil.
e. Hadist Tentang Menjaga Kebersihan
Di dalam Islam juga telah diajarkan untuk menjaga kebersihan,
salah satunya adalah tentang kebersihan gigi dan mulut yaitu:
Artinya : “Kebersihan Sebagian Daripada Iman”.
32
Apabila kita semua ingin disukai dan dicintai oleh Allah
SWT, maka melakukan salah satu sunnah nabi yaitu kita harus
menjaga kebersihan termasuk juga menjaga kebersihan gigi dan
mulut karena Allah SWT menyukai orang-orang yang selalu
menjaga kebersihan, kesucian, dan keindahan. Selain itu nabi juga
sudah mengajarkan kepada umatnya agar selalu menjaga
kebersihannya, selain mendapatkan kebersihan untuk diri kita,
kita juga bisa mendapatkan pahala dari Allah SWT.
33
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengambilan Data Sekunder
a. Ada 14 Sekolah Dasar yang menjadi SD binaan Puskesmas Sekaran
dimana 4 diantaranya adalah swasta .
b. Penyakit gigi yang selalu ditemukan dari kegiatan screening adalah
karies.
c. Peran serta guru sangat diperlukan dalam memantau kesehatan
siswanya terutama kesehatan gigi dan mulut.
d. Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan
dengan peragaan langsung dengan bantuan model gigi atau pressentasi
materi dengan dibantu LCD.
e. Pengkaderan pada tingkat SD adalah dokter kecil dan di setiap
sekolah sudah ada atau sudah terlaksana.
f. Semua kegiatan yang memerlukan perawatan dan pengobatan lebih
lanjut akan dirujuk ke Puskesmas karena tidak diperkenankan untuk
melakukan tindakan di lingkungan sekolah
g. Evaluasi yang dilakukan berupa feed back.
2. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Penyuluhan yang diadakan di SDN Sekaran 01 merupakan salah satu
cara agar para siswa dapat menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan
mulut yang diharapkan dapat dilakukan dikesehariannya.
b. Setelah penyuluhan siswa lebih paham tentang macam-macam gigi
dan dapat membedakan bentuk serta fungsinya.
c. Setelah diberikan penyuluhan, para siswa SDN Sekaran 01 menjadi
lebih paham dan mengerti cara menggosok gigi yang baik dan benar
beserta waktu yang baik untuk menggosok gigi
34
d. Para siswa dapat membedakan antara makanan yang baik atau yang
buruk untuk kesehatan gigi dan mulutnya.
e. Semua materi yang telah diberikan dikaitkan dengan hadist tentang
menjaga kebersihan.
B. Saran
Seharusnya pada saat dilakukannya penyuluhan lebih baik dilakukan di kelas
masing-masing agar lebih efektif dan para siswa juga dapat menagkap materi
secara maksimal. Guru-guru yang ada di tempat juga seharusnya ikut membantu
untuk menertibkan para siswa yang berbicara sendiri-sendiri.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Bawa Adiwinarto, dkk. 2014.Modul Mahasiswa Blok 6 Kesgilutmas
dan Penyakit Endemik.Fakultas Kedokteran Gigi. Semarang :
Universitas Muhammadiyah Semarang
2. Bawa Adiwinarto, dkk. 2014. Modul Field Lab Observasi dan
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Fakultas Kedokteran Gigi.
Semarang:Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Laporan Hasil Kegiatan UKS Puskesmas Sekaran tahun 2011,2012
dan 2013
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16857/4/Chapter
%20II.pdf
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25491/4/Chapter
%20II.pdf
36