tugas perb.tanah 3

19
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan material yang sangat penting untuk kehidupan, semua bangunan berpijak diatas tanah. Tanah mempunyai beberapa karakteristik yang terbagi dalam tiga kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi. Sifat fisik tanah anatara lain adalah tekstur,permeabilitas,infiltraasi, dll. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik tanah yang berbeda-beda. Sifat fisik yang berbeda-beda itulah yang membuat tanah di tiap daerah berbeda karakteristik dan kekuatannya, khususnya di Indonesia. Kebutuhan akan tempat tinggal dan akses jalan di Indonesia yang semakin meningkat, membuat masyarakat memikirkan dataran yang cocok dan aman untuk pembangunan. Dataran yang datar dengan karakteristik tanah yang bagus itulah yang dicari masyarakat. Dengan penrkembangan zaman dan kebutuhan akan mobilisasi, Indonesia sedang gencar-gencarnya meningkatkan pembangunan pada akses jalan. Dengan kondisi goelogis dan geografis Indonesia yang beragam tidak jarang akses jalan dibangun diatas tanah yang memiliki perbedaan ketinggian atau yang disebut dengan lereng. Lereng biasanya dalam kondsi yang tidak stabil sehingga berpotensi rawan terjadi longsor. Penyebab kegagalan lereng baisanya diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain curah hujan yang tinggi, perubahan kuat geser, peubahan kondisi geometri lereng. Oleh karena itu,harus ada perkuatan pada kondisi tanah untuk mengatasi masalah tersebut. Metode untuk perkuatan tanah lereng beragam. Hal ini di sesuaikan dengan kondisi lereng, mobilisasi, dan biaya. Sebagai salah satu metode perkuatan lereng yaitu menggunakan Soil Nailing. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana metode Soil Nailing untuk perkuatan tanah pada lereng (teori)? 2. Bagaimana aplikasi penggunaan metode Soil Nailing pada lereng dan pembahsannya? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan yang diharapkan sebagai berikut: 1. Mahasiswa mengerti tentang metode Soil Nailing 2. Mahasiswa mengetahui dan mengerti aplikasi atau penggunaan metode Soil Nailing

Upload: khafid-ubaidillah

Post on 04-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Perb.tanah 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan material yang sangat penting untuk kehidupan, semua bangunan

berpijak diatas tanah. Tanah mempunyai beberapa karakteristik yang terbagi dalam tiga

kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi. Sifat fisik tanah

anatara lain adalah tekstur,permeabilitas,infiltraasi, dll. Setiap jenis tanah memiliki sifat

fisik tanah yang berbeda-beda. Sifat fisik yang berbeda-beda itulah yang membuat tanah di

tiap daerah berbeda karakteristik dan kekuatannya, khususnya di Indonesia.

Kebutuhan akan tempat tinggal dan akses jalan di Indonesia yang semakin

meningkat, membuat masyarakat memikirkan dataran yang cocok dan aman untuk

pembangunan. Dataran yang datar dengan karakteristik tanah yang bagus itulah yang dicari

masyarakat. Dengan penrkembangan zaman dan kebutuhan akan mobilisasi, Indonesia

sedang gencar-gencarnya meningkatkan pembangunan pada akses jalan. Dengan kondisi

goelogis dan geografis Indonesia yang beragam tidak jarang akses jalan dibangun diatas

tanah yang memiliki perbedaan ketinggian atau yang disebut dengan lereng.

Lereng biasanya dalam kondsi yang tidak stabil sehingga berpotensi rawan terjadi

longsor. Penyebab kegagalan lereng baisanya diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain

curah hujan yang tinggi, perubahan kuat geser, peubahan kondisi geometri lereng. Oleh

karena itu,harus ada perkuatan pada kondisi tanah untuk mengatasi masalah tersebut.

Metode untuk perkuatan tanah lereng beragam. Hal ini di sesuaikan dengan kondisi lereng,

mobilisasi, dan biaya. Sebagai salah satu metode perkuatan lereng yaitu menggunakan Soil

Nailing.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana metode Soil Nailing untuk perkuatan tanah pada lereng (teori)?

2. Bagaimana aplikasi penggunaan metode Soil Nailing pada lereng dan pembahsannya?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan yang diharapkan sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengerti tentang metode Soil Nailing

2. Mahasiswa mengetahui dan mengerti aplikasi atau penggunaan metode Soil Nailing

Page 2: Tugas Perb.tanah 3

2

BAB II

TEORI

2.1 Pengertian Soil nailing

Soil nailing dalam bahasa masyarakat disebut jarum/ paku tanah. Dalam bahasa ilmu

tanah soil nailing merupakan teknik konstruksi yang dapat digunakan sebagai salah satu

metode untuk memperkuat kondisi lereng tanah yang tidak stabil. Metode ini sebagai suatu

cara atau teknik alternatif bagi kestabilan dan peningkatan faktor keamanan.

(Sargawi,2013).

Suatu lereng dapat terjadi secara alamiah atau dibentuk oleh manusia dengan tujuan

tertentu. Jika permukaan membentuk suatu kemiringan maka komponen massa tanah di

atas bidang gelincir cenderung akan bergerak ke arah bawah akibat gravitasi. Jika

komponen gaya berat yang terjadi cukup besar, dapat mengakibatkan longsor pada lereng

tersebut. Kondisi ini dapat dicegah jika gaya dorong (driving force) tidak melampaui gaya

perlawanan yang berasal dari kekuatan geser tanah sepanjang bidang longsor. (Das,1995)

Gambar 1. Kelongsoran lereng

Bidang gelincir dapat terbentuk dimana saja di daerah-daerah yang lemah. Jika

longsor terjadi dimana permukaan bidang gelincir memotong lereng pada dasar atau di atas

ujung dasar dinamakan longsor lereng (slope failure). Lengkung kelongsoran disebut

sebagai lingkaran ujung dasar (toe circle), jika bidang gelincir tadi melalui ujung dasar

maka disebut lingkaran lereng (slope circle). Pada kondisi tertentu terjadi kelongsoran

dangkal (shallow slope failure). Jika longsor terjadi dimana permukaan bidang gelincir

berada agak jauh di bawah ujung dasar dinamakan longsor dasar (base failure). Lengkung

kelongsorannya dinamakan lingkaran titik tengah. (Das, 1995)

Page 3: Tugas Perb.tanah 3

3

Gambar 2(a) Kelongsoran lereng, (b) Kelongsoran lereng

dangkal, (c) Longsor dasar

2.2 Komponen dan bahan Soil nailing

Berikut komponen dan bahan Soil nailing:

a) Drilling

Fungsi soil nailing digunakan sebagai perkuatan lereng untuk meningkatkan

angka keamanan terbagi dua yaitu dengan cara ditekan atau dengan cara dibor Dengan

cara ditekan menggunakan hidroulic injection untuk menghindari getaran bagi benda

di sekitarnya. Metode pengeboran lebih sering digunakan diakrenakan biasanya

perkuatan lereng dengan soil nail digunakan pada lereng lempung teguh (stiff clay)

Page 4: Tugas Perb.tanah 3

4

sampai lempung keras (hardclay). Alat bor yang digunakan untuk memasukkan bar

menggunakan diameter 100mm samapi 200mm.

b) Soil Nailing Rebar

Merupakan batang angkur tanah yang seringkali digunakan berdiamter 22m

sampai 32mm dengan lubang bor minimal 100mm. disamping rebar diperlukan juga

penyambung dan centralizer yang berfungsi untuk membuat batang agar terletak

pada tengah lubang bor sehingga ikatan antara batang/bar dengan tanah asli memiliki

ikatan yang kuat.(Sargawi.2013)

Sering kali di sebut jangkar tanah (earth anchor) adalah sebuah alat yang

dirancang untuk mendukung struktur dan digunakan dalam aplikasi geoteknik dan

konstruksi. Jangkar yang digunakan pada turap secara umum dapat di bagi sebagai

berikut:

1. Plat dan balok (balok berat) jangkar

2. Batang penguat di belakang turap

3. Tiang jangkar vertikal

4. Balok jangkar yang didukung oleh tiang tiang miring (tekan dan tarik)

Plat dan balok jangkar biasanya terbuat dari beton jadi. Jangkar dihubungkan ke

turap dengan menggunakan batang penguat (tie rods). Sebuah waling (wale)

ditempatkan pada bagian depan atau belakang turap untuk memudahkan penempatan

batang penguat pada dinding turap. Untuk mencegah batang penguat berkarat,

biasanya batang ini dilapisi dengan cat atau bahan-bahan dari aspal. Pada waktu

pemasangan batang-batang penguat di belakang turap, batang atau kabel ditempatkan

di dalam lubang-lubang yang dibor terlebih dahulu, lalu digruting dengan beton

(kabel biasanya berkekuatan tinggi, tendon baja prategang). menunjukkan tiang

jangkar vertikal dan balok jangkar dengan tiang-tiang miring. (Sargawi,2013)

Page 5: Tugas Perb.tanah 3

5

Gambar 3 Berbagai jenis anchor untuk turap: (a) plat atau balok jangkar; (b) batang tarik atau

kabel

c) Grouting

Semen atau campuran anatara semen dan pasir dengan kuat tekan umur 3 hari

sebesar 10,5Mpa dan kuat tekan umur 28 hari sebesar 21 Mpa dengan faktor air semen

0,4 sampai 0,45.

d) Pompa

Pompa untuk memasukkan grout kedalam lubang memiliki pengaruh kuat tarik/friksi.

Perbedaan nilai unit friksi antara grout dan tanah dengan cara gravitasi maupun dengan cara di

pompa.

Page 6: Tugas Perb.tanah 3

6

Gambar 4 Pengaruh tekana pompa pada saat grouting

e) Centralizer

Dibuat dengan menggunakan bahan PVS atau bahan sintetik lainnya

yang tidak memmbahayakan batang baja (kayu tidak bleh digunakan). Dipasang

dengan baik pada batang baja sehingga memungkinkan batang baja berada di

tengah lubang dengan maksimum penyimpangan 25 mm, memungkinkan tremie

masuk sampai dasar lubang, dan memungkinkan material grout

memenuhiseluruh batang sampai atas.

f) Batang baja ulir sebagai tendon

Batang baja ulir menerus tanpa samungan atau las,dalam keadaan baru,

tisak rusak seperti yang tertera dala gambar rencana. Baja tulangan yang

digunakan memmiliki kuat tarik420Mpa atau 520 Mpa sesuai ketentuan ASTM

A 615. Untuk baja prategang digunakan mutu baja 1035 Mpa sesuai dengan

ketentuan ASTM A722.

g) Bahan Tambah (Admixture)

Campuran untuk mengontrol bleed pada beton untuk mengurangi kadar

air, memperlama waktu setbeton untuk grout dapat digunakan setelah diperiksa

dan disetujui. Accelarator (bahan mempercepat) tidak diijinkan untuk

digunakan. Admixture harus sesuai dengan material grout dan dicampurkan

sesuai dengan persyaratan dari pembuat (manufacturer).

h) Semen

Sesuai ketentuan AASTHO M85/ASTM C150 menggunakan tipe I,II,III

atau V. Semen disimpan agar tidak mengalami hidrasi parsial atau kelembaban.

Semen yang telah mengeras atau membongkah tidak boleh digunakan. Agregat

disimpan agar tidak tercampur dengan bahan lain

Page 7: Tugas Perb.tanah 3

7

i) Baja Tulangan

Baja tulangan harus diletakkan pada tumpuan dantidak boleh diletakkan

langsng menyentuh permukaan tanah. Kerusakan pada baja tulangan akibat

abrasi, terpotong, tergores, terkena las, dapat menjadi alasan tidak diperbolhkan

dipasang. Baja tulangan harus dilindungi terhadap kotoran karat dan cairan

kimia tertentu sebelum dipasang. Kondisi berkarat yang parah sehingga batang

baja terkikis dapat menjadi alasan penolakan namun bila berkarat ringan yang

tidak menyebabkan baja terkikis dapat diterima.

2.3 Metode Pelaksanaan

Sebelum pemasangan Soil Nailing dilaksanankan pada lereng rencana, persiapan

pekerjaan harus matang. Untuk mempersiapkan rencana dengan baik, dilakukan

peninjauan ke lokasi yang berguna untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja. Secara

detail pelaksanan diuraikan sebagai berikut:

a) Peninjauan ke lokasi

Kondisi lingkungan yang berkaitan, misalnya:

Kondisi dreinase permukaan maupun bawah permukaan

Apakah pemasangan soli nailing pada lereng pengalian bertahap atau pada lereng

yang sudah tergali keseluruhan

Pengangutan alat-alat yang akan digunakan

Ketersediaan alat bantu, seperti bambu, kayu atau air dan bahan-bahan lain

Ketersediaan tenaga kerja

b) Pekerjaan persiapan

Mempelajari gambar dan ketersedian dengan kondisi lapangan

Mepersiapkan alat yang digunakan

Mampersiapakan material

Mempersiapkan tenaga teknis

c) Pengaturan dreinase

Untuk mengalirkan semua air permukaan yang dapat mempengaruhi pekerjaan

soil naiing. Menjaga saluran dan pipa yang digunakan untuk pengaturan dreinase

selama pekerjaan dilakukan.

d) Pemasangan soil nailing

Tahapan pemasangan soil nailing secara berurutan sebagai berikut:

Pekerjaan persiapan lereng

Page 8: Tugas Perb.tanah 3

8

Penentuan lubang bor

Pemboran

Pembersihan lubang bor serta pengecekan kedalaman

Pemasangan batang baja ulir sebagai tendon pada posisi dan kedalaman yang

diharapkan

Grouting dengan campuran betonyang memenuhi persyaratan sampai jenuh

Uji tarik.

Gambar 5 Penggunaan soil nailing

2.4 Pemodelan soil nailing dengan program plaxis

Plaxis adalah paket program finite elemen untuk analisa 2 dimensi dari deformasi

dan stabilitas dalam rekayasa geoteknik. Dengan program ini kita dapat mengetahui faktor

keamanan dari suatu lereng. Plaxis mulai dikembangkan sekitar tahun 1987 di Technical

University of Delfy atas inisiatif dari Dutch Departement of Public Works and Water

Management. Plaxis adalah program elemen hingga untuk aplikasi geoteknik dimana

digunakan modelmodel tanah untuk melakukan simulasi terhadap perilaku dari tanah.

Program plaxis dan model-model tanah didalamnya telah dikembangkan dengan seksama.

Meskipun pengujian dan validasi telah banyak dilakukan, tetap tidak dapat dijamin bahwa

program plaxis telah bebas dari kesalahan. Simulasi permasalahan geoteknik dengan

menggunakan metode elemen hingga sendiri telah secara implisit melibatkan kesalahan

pemodelan dan kesalahan numerik yang tidak dapat dihindarkan. Akurasi dari keadaan

sebenarnya yang diperkirakan sangat bergantung pada keahlian dari pengguna terhadap

pemodelan permasalahan, pemahaman terhadap model-model tanah serta keterbatasannya,

Page 9: Tugas Perb.tanah 3

9

penentuan parameter-parameter model, dan kemampuan untuk melakukan interpretasi

hasil komputasi.

a) Model Tanah

Model Mohr-Coulomb adalah model elastis-plastis yang terdiri dari lima buah parameter:

E dan ν untuk memodelkan elastisitas tanah;

φ dan c untuk memodelkan plastisitas tanah dan

ψ sebagai sudut dilatansi

Gambar 6 Bidang leleh Mohr-coulomb dalam ruang tegangan utama (c-0) dan metode

tegangan regangan untuk model elastic-plastic

b) Model Soil Nailing

Input nilai E dan A pada model PLAXIS yang telah dijelaskan diatas baik nilai

EA_ekivalen maupun nilai EIekivalen dapat dilihat pada persamaan-persamaan berikut:

Dimana:

Eg = Modulus elastisitas shotcrete

En = Modulus elastisitas nailing

An = luas penampang soil nailing

A = Luas penampang soil nailing yang telah tergrouting

Ag = Luas penampang grouting (Ag = A-An)

Sh = spasi soil nailing arah plane strain

Page 10: Tugas Perb.tanah 3

10

2.5 Pertimbangan dalam desai soil nailing

Untuk mendesain stabilitas soil nailing ini perlu dilakukan analisis:

a. Internal stability analysis

Soil nailing reinforcement harus mampu memikul beban yang bekerja. Sehingga dalam

desain perlu dilakukan analisis apakah sebuah reinforcement ini dapat menahan gaya

tarik dan gaya geser yang akan bekerja. Jika soil nailing reinforcement ini tidak mampu

menahan gaya yang bekerja akan menyebabkankegagalan local dan men-trigger

progressive failure. Untuknmenambah kuat tarik soil reinforcement ini dapat dengan

memperpanjang atau memperbesar diameter.

b. External stability analysis

Stabilitas secara external ini dilakukan untuk memastikan bahwa panjang soil nailing

yang dibutuhkan mampu menahan stabilitas global. (Sargawi,2013)

Page 11: Tugas Perb.tanah 3

11

BAB III

PERMASALAHAN

Kebutuhan akses jalan semakin meningkat mengingat sangat dibutuhkannya mobilisasi

barang, hewan, orang guna menunjang kebutuhan sehari-hari. Demikian juga untuk pelosok

negeri yang membutuhakn akses jalan, untuk itu harus dibangun jalan. Pembangunan jalan ini

dilakukan di kelurahan Tinoor, kota Tomohon Sulawesi Utara. Kelurahan Tinoor, Kota

Tomohon yang merupakan penghubung kawasan berkembang dan pusat kegiatan wilayah

antara Kota Manado dan Kota Tomohon, tepatnya di STA 7+250. Lokasi pembuatan jalan

merupakan lereng yang merupakan salah satu titik longsor.

Dengan pertimbangan perencana mendesain konstruksi penahan tanah yang berpotensi

longsor besar dengan metode Soil Nailing. Soil Nailing dilengkapi dengan anchor sehingga

keduanya saliing bekerja sama sebagai kontruksi perkuatan atau penahan tanah. Data tanah

diambil sampel pada 15 Januari 2014 dalam keadaan Banjir Bandang melanda Kota Manado.

Pengambilan sampel ini pada kondisi tanah jenuh air sepenuhnya atau curah hujan

tinggi.Sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk mengetahui karakteristik tanah dilokasi

tersebut. Setelah data tanah dari laboratoriaum keluar, data tanah tersebut dimasukkan ke dalam

program Plaxis 2D yang dianalisis berdasarkan Finite Element Method dengan data profil

potongan melintang kemiringan lereng sesuai kondisi lapangan. Dari hasil desain perangkat

lunak ini diguanakan untuk mengecek apakah desain soilnailing memebuhi atau mampu sebagai

perkuatan tanah atau tidak.

Gambar 7 Lokasi kelurahan Tinoor,kota Tomohon Sulawesi Utara.

Page 12: Tugas Perb.tanah 3

12

BAB IV

PEMBAHASAN dan DISKUSI

Penyebab terjadinya kegagalan lereng biasanya diakibatkan oleh beberapa factor antara

lain; 1. Curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan lereng pada kondisi jenuh sehingga

mengakibatkan gaya dorong pada lereng naik sementara gaya yang menahan tetap, 2.

Perubahan kuat geser tanah dikarenakan terjadinya excess pore water pressure, 3. Perubahan

geometri lereng yang diakrenakan proses pelapukan atau proses yang dilakuakn oleh manusia.

4.1 Teknik analisis yang digunakan adalah dengan melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi parameter-parameter tanah pada sampel tanah yang di uji di

laboratorium.

Sampel tanah dari lokasi dibawa ke laboratorium mekanika tanah untuk mengetahui

parameter-parameter tanah. Data tanah yang didapat dimasukkan dalam pemodelan

analisis soil nailing dalam program Plaxis. Sehingga didapat;

Gambar 8 Parameter tanah

2. Penggunaan program plaxis kondisi sebebnernya sebelum menggunakan soil nailing

a) Membuat pemodelan dan digambarkan dengan 2D seperti berikut:

Gambar 9 Potongan melintang lokasi tinjauan

Page 13: Tugas Perb.tanah 3

13

Gambar 10 Perspektif desain 2D

b) Analisis hasil pemodelan

Data tanah dimasukkan dalam program sehingga diperoleh:

Gambar 11 Hasil penurunan total

Gambar 12 Diagram garis runtuh lereng penurunana total

Hasil program yang ditunjukkan (Gambar 11 dan Gambar 12) secara

keseluruhan mengalami penurunan yang signifikan, namun pada daerah lereng yang

berwarna kuning merah adalah daerah dengan penurunan yang besar. Maka dianggap

Page 14: Tugas Perb.tanah 3

14

perlu untuk adanya perkuatan tanah baik dilereng bagian atas jalan maupun lereng

bagian bawah jalan.

3. Penggunaan program plaxis setelah menggunakan soil nailing

Perkuatan lereng dengan menggunakan soil nailing digunakan diameter baja 22mm,

diameter injeksi semen 0,3m, jumlah tulangan dengan panjang vertikal 15 m, dan spasi

antar nail 2,5 m.

a) Membuat pemodelan dan digambarkan dengan 2D. Berikut ini dengan data yang

sama dan dengan memasukkan sistem soil nailing pada lereng samping atas jalan,

sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut:

b) Analisis hasil pemodelan

Gambar 14 Penurunan total dengan sistem soil nailing

Gambar 13 Potongan melintang lokasi tinjauan dengan sistem nailing

Page 15: Tugas Perb.tanah 3

15

Gambar 15 Diagram garis runtuh dengan siste soil nailing

Gambar 14 & 15 menunjukkan bahwa berkurangnya penurunan yang terjadi pada

lereng yang diberi sistem soil nailing yang menjadi sedikit berwarna biru, sementara arah

penurunannya untuk tanah dipuncak lereng adalah kebawah sehingga hanya akan bergeser

ke arah jalan ketika lereng bergeser, namun arah penurunan masih secara keseluruhan yakni

dari titik puncak lereng sampai pada dasar lereng bagian bawah. Maka dianggap perlu

adanya perkuatan tanah pada lereng bagian bawah jalan yang memungkinkan karena lereng

dibagian bawah jalan adalah jurang yang curam dengan kontur tanah tidak beraturan.

Dengan menggunakan konstruksi anchor, yaitu pelat jangkar atau balok jangkar tanpa

menghilangkan konstruksi soil nailing yang sudah ada, kemudian dikalkulasi menghasilkan:

Gambar 16 Penurunan total dengan sistem soilnailing dan anchor

Page 16: Tugas Perb.tanah 3

16

Gambar 17 Diagram runtuh penurunan total soil nailing dan anchor

Gambar 16 & 17 menunjukkan hasil akhir bahwa arah penurunan sudah tidak secara

keseluruhan, lereng bagian bawah lereng mengalami pengurangan penurunan dan arahnya

tidak lagi keluar. Tetapi secara keseluruhan jika kondisi jenuh air sepenuhnya terjadi di

lokasi tinjauan maka penurunan pun tidak dapat dihindari, namun dengan melihat bahwa

orientasi penurunan besar terjadi dilereng bagian atas disebabkan oleh kondisi jenuh air

sepenuhnya sehingga air didalam tanah yang tidak mengalir memberikan pengaruh besar

terhadap bergesernya tanah pada lereng, sementara itu arahnya menunjukkan ada arah

keatas pada bagian jalan namun pada penelitian ini berat jalan dan beban yang diterima

jalan tidak diperhitungkan sehingga memungkinkan kondisi tersebut terjadi.

4.2 Penjelasan metode Soil nailing (paku tanah)

Dalam perkuatan lereng jalan ini metode soil nailing dianggap sebagai dinding penahan

tanah dan dipaku (dipancang) dengan sistem adalah subvertikal dan dirancang sebagai

struktural yang memberikan tindakan retensi ke tanah oleh berat sendiri, kekuatan atau

kekakuan lentur. Soil nailing ini meningkatkan stabilitas lereng, dinding penahan. Gaya

tarik terjadi di paku tanah terutama melalui interaksi gesekan antara paku tanah dan tanah

serta reaksi yang diberikan oleh ujung nail. Gaya tarik pada paku tanah memperkuat tanah

dengan langsung mendukung beberapa beban geser diterapkan dan dengan meningkatkan

tekanan yang normal dalam tanah pada permukaan potensi kegagalan, sehingga

memungkinkan tahanan geser yang lebih tinggi. Ujung nail memberikan efek kekangan

dengan membatasi deformasi tanah dekat dengan normal ke permukaan lereng. Akibatnya,

Page 17: Tugas Perb.tanah 3

17

tegangan efektif rata-rata dan tahanan geser dari tanah di belakang ujung nail akan

meningkat. Itu juga membantu untuk mencegah kegagalan lokal di dekat permukaan lereng.

4.3 Metode pelaksanaan

Secara umum metode pelaksanaan seperti tertulis pada dasar teori:

Sebelum pemasangan soil nailing dilaksanakan pada lereng rencana. Persiapan pekerjaan harus

matang. Untuk mempersiapkan rencana dengan baik. Dilakukan peninjauan ke lokasi yang

berguna untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja. Secara detail tahapan pelaksanaan akan

diuraikan sebagai berikut:

1. Peninjauan ke lokasi

2. Persiapan pekerjaan

3. Pengaturan drainase

4.Pemasangan soil nailing

a.Pekerjaan perapihan kondisi lereng

b.Penentuan lubang bor

c.Pemboran dengan menggunakan drilling machine

d.Grouting

e.Membangun facing

Page 18: Tugas Perb.tanah 3

18

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Soil Nailing adalah teknik konstruksi yang dapat digunakan sebagai ukuran perbaikan

untuk mengobati lereng tanah alami tidak stabil atau yang memungkinkan aman dari

keruntuhan lereng. Untuk kondisi tertentu, soil nailing menawarkan alternatif dari

sudut pandang kelayakan teknis, biaya konstruksi, dan durasi konstruksi.

2. Dari hasil analisis dengan metode plaxis disimpulkan metode soil nailing dapat

mengurangi penurunan tanah untuk menghindari bahaya longsor serta menaikkan

faktor keamanan tanah.

3. Untuk perkuatan tanah lebih pada lokasi tersebut sebaiknya ditambahkan dengan

anchor. Hal ini disarankan untuk perkuatan lebih pada tanah apabila tanah dalam

kondisi jenuh (hujan).

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan bagi mahasiswa atau pembaca lainnya untuk dijadikan

dasar pengetahuan metode perbaikan tanah dan kurang atau lebihnya dapat ditambahkan.

Page 19: Tugas Perb.tanah 3

19

Daftar Pustaka

Das Braja M, Endah Noor, Mochtar Indrasurya B, 1995. Mekanika Tanah Prinsip– Prinsip Geoteknik,

Jilid 1, 2,.Erlangga:Jakarta.

Plaxis 2D Version, 1998, Manual Book, A.A. Balkema, P.O. Box 1675, 3000 BR Rotterdam,:

Netherlands.

Riogilang,Hendra dan Christian P.Soil Nailing dan Anchor sebagai Solusi Aplikasif Penahan Tanah

Untuk Potensi Longsor di STA 7+250 Ruas Jalan Manado-Tomohon(jurnal).2014.Universitas Sam

Ratulangi.

Sargawi,Rivai.Endra Susila.Aditya Hadyan Putra.2013.Optimasi Perkuatan Lereng dengan

Menggunakan Soil Nailing berdasarkan Instrumensi Geoteknik(jurnal).Bandung.