tugas pak is.doc

Upload: edwiin-messi-blaugrana-cules

Post on 09-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhanpeningkatan industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyakdipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksibangunan baja dan konstruksi mesin.

Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknikpenyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkanpada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah,penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaanpengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.

B.Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :

1. Mampu menggunakan atau mengoperasikan mesin-mesin las.

2. Mengetahui jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pengelasan.

3. Mengenal dan dapat memahami mesin las listrik.

4. Bekerja sesuai dengan jobsit yang telah di tentukan.

5. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam las

6. Untuk mengetahui teknik pengelasan yang baik dan benar

7. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam pengelasan

C.Manfaat

1. Menciptakan mahasiswa yang mempunyai keterampilan dalam kerja las.

2. Mahasiswa mampu menerapkan praktek kerja las dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mahasiswa mampu membuat alur las yang baik.

4. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengelasan yang baik.

5. Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori tentang pengelasan.

BAB 2

ISI

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Las

1. Pakailah alat pelindung kerja las yang sudah di siapkan.

2. Tidak boleh bermain-main dalam bengkel praktek.

3. Taatilah peraturan dalam bengkel pada saat bekerja.

4. Gunakan alat peralatan yang benar.

5. Tidak boleh merokok pada saat bekerja di dalam ruang bengkel praktek.

6. Apabila saat ingin meninggalkan ruangan praktek,peralatan harus di rapikan dahulu dan ruangan harus di bersihkan terlebih dahulu.

7. Menjaga kebersihan ruangan praktek.

B. Pengertian Pengelasan dan Las Listrik

1.Pengertian pengelasan

Pengelasanadalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas utama yaitu:

1. Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.

2. Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan kemudian ditekan hingga menjadi satu

2. Las busur listrik

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las.

Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listrik.Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.

a.Penggolongan macam proses las listrik

Las listrik dengan elektroda karbon, misalnya:

1. Las listrik dengan elektroda karbon tunggal

2. Las listrik dengan elektroda karbon ganda

Contoh Gambar:

Las listrik dengan elektroda logam, misalnya:

1. Las listrik dengan elektroda berselaput

2. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas)

3. Las Listrik Submerged

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas.Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi.

Contoh Gambar Las Elektroda Berselaput:

C. Jenis jenis proses pengelasan

A. Las Oksi-Asetilin

Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyam bungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2 di tambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari pada suhu lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan logam tersebut yang cukup tebal. Pemakaian jenis las ini misalnya untuk keperluan pengelasan produksi, kerja lapangan dan reparasi. Umumnya las asetilin sangat baik untuk mengelas baja karbon, terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa berdinding tipis. Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.

Peralatan Las OAW :

1. OksigenPenggunaan oksigen yang diambil dari udara bebas kurang efisien, karena kandungan oksigen lebih rendah dibanding komposisi gas lain. Untuk mengefisiensikan penggunaannya, oksigen perlu disediakan dalam keadaan siap pakai dan mempunyai kemurnian yang tinggi.

a.Tabung oksigen

Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas oksigen dengan tekanan kerja tertentu. Tabung oksigen biasanya berwarna biru atau hitam mempunyai katup atau pembuka katup berupa roda tangan dan baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan. Pada bagian atas ada dudukan untuk memasang regulator. Gas yang terdapat dalam tabung baja ini mempunyai tekanan yang cukupbesar dan dalam satu tabung terdapat 40 liter atau 60 liter gas oksigen. Penyimpanan gas oksigen dalam tabung-tabung baja dibagi ke dalam kelas-kelas yaitu kelas medium dengan tekanan sampai 15 kg/cm dan kelas tekanan tinggi dengan tekanan kerja hingga 165 kg/cm.

2. AsetilinAsetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena berbentuk gas, maka asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama dalam penyimpanan dan penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam penggunaanya gas asetilin disimpan dalam tabung, yang dapat dipindah dan mudah penggunaanya.

a.Tabung Asetilin

Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin dengan tekanan kerja tertentu. Didalam tabung asetilin terdapat beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan. Sistem penyimpanan asetilin dalam tabung asetilin relatif aman jika tidak terjadi kebocoran atau tidak terkena suhu yang tinggi. Untuk mengantisipasi bahaya yang timbul, maka pada bagian bawah tabung diberi sumbat pengaman atau sumbat lebur. Sumbat pengaman akan meleleh dan lubang yang disumbat akan bocor bila sumbat pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika botol mempunyai suhu yang berlebihan maka sumbat akan meleleh dan gas asetilin akan keluar silinder sebelum tabung meledak. Panas tabung asetilin juga dapat disebabkan oleh proses pengeluaran ataupenggunaan gas asetilin berlebihan. Setiap pengeluaran gas asetilin botol bertambah panas, maka pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750 liter tiap jam. Seperti tabung oksigen tabung ini berisi 40 sampai 60 liter gas asetilin, tetapi bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah, tekanan isinya sampai 15 kg / cm.

3. Berdasarkan Panas Listrik

SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimanamana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 200 Ampere.

SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan, dipergunakan butiranbutiran fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuranukuran fluks tersebut

ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500 F atau setara dengan 1925 C

SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau Shear Connector

ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan platplat dinding pesawat, atau pada pagar kawat

EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi

4. Berdasarkan Panas Listrik dan Gas

GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang dilas dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan Helium (He) dan/atau Argon (Ar)

GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni

FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa disebut dengan super anemo

PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung tempratur diatas 5000C

5. Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas

OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)

6. Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis

EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk. Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam mold.

D. Alat alat bantu las:

1. Kabel LasKabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

kabel elektroda

kabel massa

kabel tenaga

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC DC.

2. 2.Pemegang ElektrodaUjung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

3. 3.Palu LasPalu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.

Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

4. 4.Sikat KawatDipergunakan untuk :

Membersihkan benda kerja yang akan dilas

Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

5. Klem MassaKlem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat.

Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik

Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.

E. Alat alat kerja

1. Mesin las listrik

Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yangdiperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung listrik las.Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari motor bensin atau diesel gardu induktegangan pada mesin las listrik biasanya:110 volt 220 volt 380 volt.Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.Busur nyala terjadi apabila dibuat jaraktertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda kerja.Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas :

1)Transformator arus bolak-balik (AC)

Macam-macam pesawat las ini seperti transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper.Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah.Voltase keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.

Keuntungan-keuntungan mesin las AC antara lain :

Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya keropos pada rigi-rigi las dan perlengkapan dan perawatan lebih murah.

2)Rectifier arus searah (DC)

Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC) keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

3)Mesin las AC-DC

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah.Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik.Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain :

Busur nyala stabil, dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut, dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP, dan dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit.

PENUTUPKesimpulan

Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang digunakan pada proses pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat kesususahan dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik. Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang digunakan pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada proses las gas.

SaranAdapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut : Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensi agar makalah yang dibuat lebih baik. Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lab teknologi mekanik.com http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html Cary Howard B, Modern Welding Technology Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey Q7632, USA, 1994.

Messler R.W, Jr., Principles of Welding John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.

http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html http://materi-kuliah.blogspot.com/2009/06/.

html http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.htmlKata PengantarPuji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Pengelasan ini.Kami tahu dalam era modern sekarang diperlukan SDM yang pintar dalam prakteknya juga sangat menguasai teorinya,karena dengan hal itu seseorang dalam melaksanakan pengerjaan sudah mengetahui teorinya.Dengan hal itu juga pembangunan Negara menjadi lebih baik dan dapat disegani oleh Negara lainnya.Karena kami tahu teori tanpa praktek itu adalah tidak akan bisa,dan praktek tanpa teori itu hal ceroboh.Dalam proses pembuatan makalah ini kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami,yang tak bisa kami ucapkan satu-persatu.Dan pada kesempatan ini juga kami memohn maaf apabila dalam makalah ini ada sebuah kesalahan ataupun hal yang menyinggung kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesalahan itu tidak kami rencanakanMakalh ini juga kami harapkan dapat membantu proses belajar mengajar para insane yang berkecimpung di dunia pendidikan.Bila ada saran dalam makalah ini bisa menghubungi kami.Sekian,terima kasih.Curup 19,11, 2014MAKALAH PENGELASAN

DI SUSUN OLEH

NAMA : EDWIN ANTONIO

KELAS : III T.MESIN A

POLITEKNIK RAFLESIA

2014BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Kunjungan

Kunjungan industri atau pun study tour merupakan salah satu sarana pengganti PKL dan dapat dilakukan di sebuah pabrik yang disetujui oleh Departemen Teknik Mesin.

Melalui Kunjungan Industri ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh dibangku akademis yang berguna untuk menganalisa dan memecahkan masalah yang ada di lapangan, serta memperoleh pengalaman yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi nantinya. Perusahaan yang menjadi pilihan untuk menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh di bangku kuliah adalah Insitute Teknologi Bandung (ITB).

1.2Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup Kegiatan kunjungan sesuai ilmu pengetahuan yang diberikan di Politeknik Raflesia kepada mahasiswa peserta kunjungan diantaranya : Pengujian Kekerasan Pada Bahan.

1.3Tujuan Kunjungan Industri

Adapun tujuan kunjungan industri pada Politeknik Raflesia, jurusan teknik mesin adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi dan manajemen sebuah Industri termasuk pengenalan praktek-praktek pengolahan lingkungan kerja dan peraturan-peraturan kerja.

2. Memahami dan dapat menggambarkan struktur masukan-masukan proses produksi di Industri bersangkutan yang meliputi :

a. Bahan-bahan utama maupun bahan-bahan penunjang dalam proses produksi.

b. Struktur tenaga kerja baik ditinjau dari jenis maupun tingkat kemampuan.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN2.1Sejarah FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA (FTMD) ITBFakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) merupakan Fakultas baru hasil pemekaran dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) sebagaimana ditetapkan dalam surat keputusan Rektor ITB No. 245/SK/OT/2007 tanggal 10 September 2007. Pemisahan FTMD dari FTI merupakan bagian dari reorganisasi ITB yang sudah diawali sejak Januari 2006. FTMD dalam program akademik menyelenggarakan program pendidikan sarjana, magister dan doktor dalam bidang: Teknik Mesin, Aeronotika dan Astronotika, serta Teknik Material, serta beberapa program Magister dalam bidang khusus.

Meskipun FTMD secara resmi baru berdiri pada tahun 2008, program studi yang diselenggarakan mempunyai sejarah yang panjang. Semuanya berawal dari dibentuknya program studi Teknik Mesin sebagai program yang terpisah pada Technische Hoogeschool (TH) Bandoeng pada tanggal 1 Agustus 1941. Dalam perjalanannya, kemudian program studi menjadi Departemen Teknik Mesin yang juga berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

Pada tahun 1962, program Teknik Penerbangan menjadi salah satu opsi di Departemen Teknik Mesin. Pertumbuhan industri dirgantara yang pesat pada kurun 1980-an menuntut perkembangan Teknik Penerbangan menjadi program studi terpisah, yang direalisasikan pada tahun 1991. Kemudian, dalam perkembangan selanjutnya menjadi Departemen Teknik Penerbangan pada tahun 1997.

Pada tahun 1971, kelompok bidang keahlian Produksi dan Metalurgi dibentuk di Departemen Teknik Mesin.Mulai tahun 1974, kelompok ini menawarkan opsi Produksi dan Metalurgi melalui berbagai kuliah pilihan yang ditawarkan. Kemudian, melalui program New-S1, pada tahun 1985 ITB mengirim staf muda untuk studi lanjut dalam rangka persiapan pembentukan program studi Teknik Material. Tahun 1993, program Magister Ilmu dan Teknik Material mulai diselenggarakan, diikuti oleh program Sarjana Teknik Material pada tahun 1994.Meskipun secara administratif program teknik Material berada di Departemen Teknik Mesin, penyelenggaraannya melibatkan staf dosen dan fasilitas laboratorium dari berbagai departemen.

Mulai bulan Januari 2006, berdasarkan SK Rektor ITB No. 222/SK/K01/OT/2005 tentang Manajemen Satuan Akademik ITB, pengelolaan sumberdaya dan program dialihkan dari Departemen ke Fakultas/Sekolah. Dalam proses reorganisasi tersebut, program studi Teknik Mesin, Teknik Penerbangan dan Teknik Material kemudian dikelola oleh FTI. Dalam lanjutan proses reorganisasi, dibentuklah Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara mulai Januari 2008.

a. Visi dan misi

Visi :Menjadi lembaga pendidikan tinggi, wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang teknik mesin,aeronotika dan astronotika, serta teknik material yang unggul, handal dan terkemuka di Indonesia dan duniaserta berperan aktif dalam memajukan dan mensejahterakan bangsa dan negara.Misi :

Menyelenggarakan pendidikan tinggi dan pendidikan berkelanjutan di bidang teknik mesin,aeronotika dan astronotika, serta teknik material.

Menjaga kemutakhiran serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan teknik mesin,aeronotika dan astronotika, serta teknik material melalui kegiatan penelitian.

Mendiseminasikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pandangan/wawasan teknologi yang dimilikinya ke masyarakat luas, baik melalui lulusannya, kemitraan dengan industri atau lembaga lain, maupun melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

b. Program studi

teknik mesin S1,S2 dan S3

Teknik aeronotika dan astronotika S1,S2 dan S3

Teknik material S1,S2 dan S3

c. Fasilitas

Aktifitas pembelajaran pada Program Studi di lingkungan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara serta berbagai kegiatan penelitian ditunjang oleh fasilitas Laboratorium yang antara lain ;

1. Teknik produksi

dasar proses produksi

mesin perkakas

proses permesinan

Otomasi dan sistem produksi

2. Metrologi industri

3. Teknik metalurgi dan material fisik

metalurgi fisik

metalurgi mekanik

teknik dan metalurgi pengecoran

polimer, keramik dan komposit

4. Motor bakar dan sistem propulsi

5. Mesin fluida

6. Teknik pendingin

7. Energi thermal

8. Rekayasa thermal

9. Mekanika dan konstruksi mesin

10. Perancangan mesin

11. Labolatoria teknik dirgantara

aerodinamika

struktur ringan

mekanika terbang

studio perancangan pesawat udara

astrodinamika

12. Fasilitas komputasi dan lab. Gambar