tugas makalah b. indonesia januari 20011
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PROSES
BELAJAR SISWA
Makalah Ini Disusun Sebagai
Tugas UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Siti Anafiah, S.S., M.Pd
Disusun Oleh:
Nama : Dwi Apriyono Ariwibowo
NIM : 10 015 006
Kelas : 1 A
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA
2011
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kebutuhan setiap orang, sebab dengan belajar orang
dapat memahami sesuatu sehingga kemampuannya dapat ditingkatkan. Belajar
tidak hanya diperoleh di lembaga formal saja tetapi belajar dapat terjadi di
rumah, di masyarakat atau dimanapun kita berada.
Sekolah adalah salah satu lembaga formal yang mengadakan proses
belajar dimana seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan kecakapan baru
yang diajarkan di sekolah tersebut. Akan tetapi keberhasilan penguasaan
pelajaran di sekolah tentunya akan mencapai hasil yang maksimal apabila
ditunjang dengan pemantapan belajar di luar sekolah. Tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari
luar ataupun dari dalam. Hal ini dikatakan oleh Sumadi Suryabrata (1984:253).
“Bahwa faktor-faktor yang mempengamhi hasil belajar dapat digolongkan
menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri meliputi kondisi
fisik, kesehatan, keterampilan, kebiasaan atau cara belajar serta kondisi
fisikologis, seperti : intelegensi, sikap, bakat, minat, perhatian, motivasi
dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar, seperti : lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, teman bergaul,
status ekonomi, orang tua, sarana dan prasarana.”
Penulis berasumsi bahwa perhatian orang tua sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Perhatian orang tua sebagai salah satu faktor
eksternal sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa hal ini disebabkan
karena orang tua sebagai orang tua yang paling dekat dengan anak harus
bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing, Pembina maupun sebagai guru
dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Hal tersebut merupakan tugas kodrati
dari tiap manusia. Karena antara anak dan orang tua merupakan satu keluarga
yang utuh, yang satu sama lain saling membutuhkan.
Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan anak
untuk mengarahkan anak dalam mengambil langkah dalam belajar. Menurut
Horton dan Hunt "keluarga adalah lembaga sosial yang paling dasar sehingga
keluarga merupakan pondasi/dasar pendidikan bagi anak sebelum mengenal
pendidikan di luar. Lingkungan keluarga menjadi lingkungan sekolah pertama
yang dialami anak untuk memperoleh bimbingan dan motivasi agar anak
merasa mendapat perhatian dalam masalah pelajaran. Bimbingan yang
diberikan orang tua kepada anak adalah bimbingan untuk menghindari
kesulitan - kesulitan atau persoalan - persoalan yang dihadapi anak dalam
kehidupan dan cara belajar. Hal ini berarti bahwa bimbingan itu dapat
diberikan orang tua untuk mencegah agar kesulitan - kesulitan itu tidak terjadi
sehingga apa yang dikehendaki anak bisa tercapai.
Anak adalah anggota keluarga, dan orang tua bertanggung jawab atas
keselamatan dan keberhasilan anak - anaknya. Pendidikan merupakan
tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat serta diusahakan agar dapat
diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat sesuai kemampuannya. Antara ketiga
lembaga tersebut harus berjalan selaras, seimbang, dan harus saling
melengkapi dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional. Adapun tujuan
pendidikan nasional menurut GBHN tahun 1998 adalah : untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
bangsa. Maka dari itu supaya sesuai dengan tujuan pendidikan, orang tua
sangat berperan untuk mengatur dan mempengaruhi seorang anak agar dapat
taat dan patuh terhadap apa yang jadi keinginannya.
Dalam mencapai hasil prestasi belajar, peran orang tua sangat penting
karena orang tua langsung atau tidak langsung dapat memberikan bimbingan
dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka penulis
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses belajar siswa ?
2. Sejauh manakah peran orang tua terhadap keberhasilan proses belajar
siswa ?
3. Apa peran bimbingan orang tua terhadap proses belajar siswa ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses belajar
siswa.
2. Untuk mengetahui sejauh manakah peran orang tua terhadap keberhasilan
proses belajar siswa.
3. Untuk mengetahui apa peran bimbingan orang tua terhadap proses belajar
siswa.
BAB II
Pembahasan
A. Teori Peran
Santoso dalam bukunya yang berjudul "Teori - teori Psikologi Sosial"
menyatakan bahwa "peran" adalah konsep sentral dari teori peran. Meskipun
begitu, definisi peran dalam literature ditemukan lebih dari 100 definisi
tentang peran. Menurut Biddle dan Thomas, kebanyakan definisi-definisi itu
menyatakan bahwa peran adalah sebagian rumusan yang membatasi prilaku-
prilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan
berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Dalam ketiga bidang ilmu
tersebut istilah "peran" diambil dari dunia teater. Dalam teater seorang harus
bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan hams berperilaku sebagai seorang
tokoh yang mempunyai tingkah tertentu pula.
Dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan teori peran
dalam 4 golongan :
1. Orang - orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.
3. Kedudukan orang - orang dalam perilaku.
4. Kaitan antara orang - orang dan perilaku.
Menurut Biddle dan Thomas ada lima istilah tentang perilaku dalam
kaitannya dengan peran :
1. Expectation (Harapan)
Harapan tentang adalah harapan - harapan orang lain pada umumnya
tentang perilaku - perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditujukan oleh
orang yang mempunyai peran tertentu.
2. Norm (Norma)
Orang sering mengacaukan istilah "harapan" dengan norma. Tetapi
menurut Secerd dan Becham (1964) norma hanya salah satu bentuk
harapan
3. Performance (Wujud Prilaku)
Peran diwujudkan dalam perilaku oleh faktor. Berbeda dari norma, wujud
perilaku ini adalah nyata, bukan sekedar harapan. Dan berbeda pula dari
norma, perilaku yang nyata ini berfariasi, berbeda-beda dari satu aktor ke
aktor lain.
4. Evaluation (Penilaian) dan san penilaian dari sanksi agar sulit dipisahkan
pengertiannya jika dikaitkan dengan peran. Biddle dan Thomas
mengatakan bahwa kedua hal tersebut didasarkan pada harapan masyarakat
tentang norma. Berdasarkan norma itu orang memberikan kesan positif
atau negatif terhadap suatu perilaku. Kesan positif atau negatif inilah yang
dinamakan penilaian peran.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran dapat
didenifisikan merupakan suatu perangkat patokan yang membatasi apa
perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi.
'
B. Perhatian Orang Tua
1. Pengertian Perhatian
Menurut Mahfudh Salahudin (1991 : 136) "Perhatian adalah
mengkonsentrasikan diri, mengerahkan aktivitas psikis pada satu titik
sentral.
Dakir (1986: 130) menyatakan bahwa "Perhatian adalah fungsi jiwa
yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang
ada di dalam maupun yang ada di luar kita". Sedangkan menurut Kartini
Kartono (1990: 111) "Perhatian itu merupakan reaksi umum dari
organisasi dan kesadaran yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya
konsentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap suatu objek."
Menurut Wasty Soemanto (1990 : 32) perhatian dapat diartikan
menjadi dua hal yaitu :
a. Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa yang tertuju
kepada suatu objek.
b. Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu
aktivitas.
Dari pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
perhatian adalah peningkatan kesadaran fungsi jiwa yang menyebabkan
bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi yang tertuju pada suatu objek
baik di dalam ataupun di luar kita.
2. Macam - Macam Perhatian
Macam-macam perhatian dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
yang dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Dilihat dari derajatnya
Ada perhatian yang tinggi dan ada perhatian yang rendah.
Rentetan perhatian itu mempunyai perbedaan sifat yang kualitatif.
Orang yang melakukan perhatian yang tinggi kadang sampai lupa
dengan waktu dan lingkungan sekitarnya.
2. Dilihat dari sifatnya
Ada perhatian yang statis ada perhatian yang dinamis. Orang
yang berperhatian statis kalau dalam waktu lama secara berturut-turut
hanya dapat melakukan suatu tugas dengan satu perhatian saja.
Perhatian dinamis senantiasa memerlukan tambahan perangsang secara
terus menerus agar perhatian tidak mengendor dan jadi melemah.
Seperti yang dikemukakan oleh seorang tokoh Dakir (1986 : 131)
"Bahwa perhatian dinamis timbul karena cara kerja yang tidak teratur."
3. Dilihat dari cara timbulnya
Dilihat dari cara timbulnya perhatian, ada beberapa perbedaan.
Perbedaan - perbedaan itu dintaranya :
1) Timbulnya perhatian
a. Perhatian Spontan
Perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan cara
spontan.
Perhatian ini erat hubungannya dengan individu yang
mempunyai minat terhadap suatu objek.
b. Perhatian Tidak Spontan
Yaitu perhatian yang timbul dengan sengaja, karena itu harus
ada kemauan untuk menimbulkannya.
c. Cara Memberi Perhatian
Di dalam memberikan suatu perhatian kepada objek, ada
beberapa teknik memberikan perhatian, diantaranya :
1) Memberi tes perhatian
Tes Burdon, tes ini terdiri dari huruf-huruf, gambar-
gambar dan angka-angka. Tester diminta mencoret bagian
yang sudah ditentukan, yang dicatat adalah waktunya,
banyaknya yang salah dan jumlah hasil dikerjakan.
2) Memberi benda - benda
Dengan benda - benda yang mempunyai rangsangan yang
kuat atau diberi barang - barang yang sesuai dengan
minatnya. Misalnya anak bermain sepak bola, untuk
menarik perhatian maka anak diberi bola sepak.
3) Memberi hadiah
Dengan cara memberi hadiah yang sesuai dengan bakat dan
minatnya. Misalnya seorang anak bakat bernyanyi, maka
anak itu cocok diberi hadiah alat musik.
4) Memberi teguran dan sapaan
Dengan cara mengatur atau menyapa sebagai alat
komunikasi dalam hubungan antara anak dan orang tua,
misalnya "mengapa kamu pulang terlambat hari ini?
3. Tujuan Pemberian Perhatian
Menurut Email H. Tambunan (1982 : 127) mengemukakan bahwa
"memberi perhatian adalah memberi dorongan atau motifasi kepada anak
remaja agar dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Dengan
memberikan perhatian anak akan merasa aman dan dilindungi, maka
dengan sendirinya sikap-sikap anak atau perbuatan anak akan menjadi
terkontrol dengan baik."
4. Faktor-faktor Perhatian
Menurut A. R. Gillilian (1986) dan dikutip lagi oleh Dakir
mengemukakan bahwa Faktor-Faktor yang mempengaruhi perhatian
adalah sebagai berikut:
1) Hal-hal yang secara obyektif menentukan perhatian. Secara obyektif
hal-hal yang dapat menentukan perhatian adalah sebagai berikut:
a) Rangsang yang kuat mendapatkan perhatian seseorang akan lebih
memperhatikan terhadap rangsangan yang kuat dari pada rangsang
yang lemah.
b) Kualitas rangsang mempengaruhi perhatian.
c) Obyek yang besar menarik perhatian.
d) Seseorang lebih tertarik melihat obyek yang besar daripada obyek
yang lemah.
e) Pengulangan rangsang menarik perhatian.
f) Rangsang yang dilakukan berulang-ulang akan dapat menimbulkan
perhatian.
g) Rangsang yang baru akan dapat menarik perhatian.
h) Seseorang yang tertarik kepada rangsang yang baru muncul.
5. Pengertian Perhatian Orang Tua
Dari uraian tentang perhatian dan orang tua di atas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa : Perhatian orang tua adalah banyak
sedikitnya pemusatan dan kesadaran atau konsentrasi yang menyertai
suatu aktivitas dari orang tua atau bapak dan ibu yang ditujukan kepada
anaknya atau suatu objek tertentu.
Kartini Kartono (1985 : 38) juga mengatakan bahwa ".... mungkin
saja pada waktu masih kecil dapat ditinggal dengan pembantu, tetapi
kalau sudah besar para orang tua harus berusaha lebih banyak memberikan
perhatian, terutama perhatian dalam pendidikan anak-anak,"
Lalu pendapat Slamet (1995 : 61) adalah " cara orang tua mendidik
anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya." Orang tua yang
kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan
anak kurang berhasil dalam belajar.
6. Indikator
Indikator adalah perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap
proses keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar. Perhatian orang
tua memiliki peran sebagai pengawas sekaligus pembimbing dalam proses
keberhasilan siswa. Semakin besar perhatian orang tua terhadap anak
dalam hal pemenuhan kebutuhan pendidikan akan semakin mempermudah
anak dalam meraih prestasi belajar.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang belajar, maka terlebih dahulu akan
penulis kemukakan beberapa pengertian belajar menurut para tokoh,
diantaranya :
Dakir (1989 : 144) tentang difinisi belajar, "belajar adalah
perbuatan-perbuatan yang menghasilkan perubahan yang menuju ke suatu
yang lebih maju lagi, dan perubahan-perubahan yang di dapat atas latihan
yang disengaja."
Sudiarjo (1977 : 9) berpendapat bahwa "belajar adalah hanya
perubahan dalam merespon tingkah laku pada diri seseorang menuju
kearah perkembangan."
Suradi (1983 : 42) mengemukakan bahwa "Belajar merupakan
suatu proses, adanya peralihan atau penguasaan pengetahuan, keterampilan
dan sikap, adanya perubahan untuk menuju perkembangan yang bersifat
positif, belajar merupakan suatu aktifitas individu yang berarti disengaja
adanya tujuan, dengan belajar itu karena adanya motivasi."
Dari pendapat-pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa
belajar adalah suatu perbuatan yang disengaja yang dapat menghasilkan
perubahan-perubahan menuju perkembangan yang bersifat positif dan
dipengaruhi oleh motivasi.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Bani RA (1964 : 44) mengemukakan bahwa " prestasi
belajar diartikan sebagai suatu hasil belajar."
Menurut Sanwardi (1986 : 4) mengemukakan bahwa " prestasi
belajar juga merupakan tingkat pencapaian penguasaan materi pelajaran
yang ditempuh, prestasi belajar ini diwujudkan sebagai indek prestasi."
Menurut Sutratinah (1983 : 6) mengemukakan bahwa " prestasi
belajar merupakan hasil dari pengukuran dan penilaian usaha belajar."
Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol
dan pada tiap-tiap periode tertentu misalnya catur wulan atau semester
hasil anak dapat dilihat dalam buku raport”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil pengukuran dan penilaian usaha kegiatan belajar siswa
yang mewujudkan tingkat pencapaian penguasaan materi belajar yang
ditempuh dalam periode tertentu (catur wulan atau semester).
3. Prinsip - Prinsip Belajar
Menurut Suwarmin (1983) prinsip belajar adalah meliputi:
a) Prinsip aktivitas sendiri
b) Prinsip motivasi
c) Prinsip apersepsi
Untuk lebih jelasnya dibawah ini diuraikan satu persatu secara singkat:
1) Prinsip aktivitas sendiri
Pada prinsipnya setiap orang harus mengembangkan aktivitas
dan kebijakannya sendiri, sebab belajar sebagai bagian dari kehidupan
manusia adalah sifat pribadi yang tampak khas. Orang lain sebagai
pendidik tidak dapat memberikan atau menanamkan kebiasaan-
kebiasaan yang ada padanya kecuali karena kemauan dan kegiatan
individu sendiri untuk mengenal dan memiliki kebiasaan itu. Dengan
demikian aktifitas sendiri merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan belajar.
2) Prinsip apersepsi
Kesiapan mental juga merupakan faktor penting dalam proses
belajar, selain minat. Kesiapan mental adalah adanya kemauan optimal
jiwa untuk menerima dan menyatukan dengan pengertian-pengertian
yang telah ada. Hal ini oleh Hebart disebut proses apersepsi. Proses
apersepsi yaitu setiap pengertian atau pengetahuan baru akan mudah
dipelajari apabila ada hubungan-hubungan dengan pengertian atau
pengetahuan yang telah ada, sehingga mempermudah penyatuannya.
3) Prinsip motivasi
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi
untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri
seseorang dapat dinilai dan berhasil tidaknya usaha memberikan
kesenangan kepada orang lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan
kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan
kegiatan tersebut. Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan,
misalnya anak-anak itu rela bekerja atau para siswa itu rajin atau rela
belajar apabila diberikan motivasi untuk melakukan suatu kegiatan
belajar untuk orang yang disukainya (misalnya bekerja, belajar demi
orang tua, atau orang yang sudah dewasa bekerja, belajar demi
seseorang calon teman hidupnya).
Jadi jelaslah bahwa motivasi akan selalu terikat dengan soal
kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila
merasa ada sesuatu kebutuhan. Tanpa inat manusia tidak akan belajar.
Oleh karena itu, agar kemauan dan semangat belajar pada siswa terus
ada maka dalam diri anak itu harus ditimbulkan dan dibangkitkan
minatnya untuk belajar.
D. Faktor-faktor Pengaruh Proses Belajar
Dalam kegiatan belajar, siswa tidaklah selalu mendapat hasil yang
memuaskan, tetapi kadang sering mengalami kegagalan. Berhasil atau
tidaknya siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-
faktor tersebut menurut Sunardi Suryobroto adalah faktor internal/faktor
fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor sosial dan
faktor non sosial, keadaan cuaca, udara, waktu, tempat, alat-alat, buku alat
peraga dan sebagainya.
Menurut Sutratinah (1983 : 16) menyatakan bahwa "anak yang
memiliki kemampuan berfikir tinggi juga akan dapat menyelesaikan tugas-
tugas pelajaran disekolah dengan cepat dan tepat sehingga dapat mencapai
prestasi belajar yang tinggi."
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa ada dua macam yaitu faktor dari dalam seperti kemauan
berfikir, kesehatan, fungsi tubuh dan faktor dari luar seperti lingkungan,
perhatian orang tua yang mendukung tersedianya alat dan lain sebagainya.
BAB III
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis peroleh dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Perhatian orang tua sebagai salah satu faktor eksternal sangat berpengaruh
pada prestasi belajar siswa hal ini disebabkan karena orang tua sebagai
orang yang paling dekat dengan anak harus bersifat pemelihara, pengasuh
pembimbing, pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-
anaknya.
2. Semakin besar perhatian orang tua terhadap anak dalam hal pemenuhan
kebutuhan pendidikan akan semakin mempermudah anak dalam meraih
prestasi belajar.
3. Dorongan dari orang tua yang sifatnya terus menerus akan menimbulkan
prestasi anak meningkat.
4. Program bimbingan motivasi belajar di sekolah yang terencana, dan sesuai
dengan perkembangannya dapat menimbulkan semangat belajar yang
tinggi.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut maka penulis perlu
sampaikan beberapa saran antara lain sebagai berikut:
1. Orang tua harus dapat selalu mengarahkan anak-anaknya dalam belajar
sehingga anak dalam belajar dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Dengan bimbingan dan perhatian orang tua yang terus menerus maka
diharapkan dapat memotivasi belajar anaknya selama dirumah maupun
disekolah. Dengan demikian apabila orang tua dapat mengarahkan dan
memberikan motivasi kepada anak atau siswa dalam belajar maka prestasi
anak tersebut akan meningkat.
2. Perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa di sekolah
karena itu hendaknya orang tua meluangkan waktunya untuk selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada anak agar prestasi belajarnya
selalu meningkat.
3. Orang tua harus selalu dapat mengarahkan anak-anaknya dalam belajar
sehingga anak dalam belajar dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Dengan bimbingan orang tua yang terus menerus maka diharapkan dapat
memotivasi belajar anaknya selama dirumah maupun di sekolah. Sehingga
prestasi belajar anak akan meningkat.
4. Bagi anak
Anak harus selalu mengikuti program bimbingan motivasi belajar di
sekolah dan dapat menerapkan sesuai dengan perkembangannya. Anak
juga harus selalu memiliki semangat dan minat belajar yang tinggi
sehingga prestasi yang diperoleh oleh anak akan meningkat.
Daftar Pustaka
Abdul, Kahar. 1996. Bimbingan Konseling Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP
Dakir 1989. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Kaligawe Offset.
Ngalim, Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung : Dep P dan K
Nashar, Haji. Peran Motivasi & Kemampuan Awal Dalam Kegiatan
Pembelajaran. 2003. Jakarta : Delia Press.
Nasution. S. 1996. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Gravindo Persada