tugas kep. kom
DESCRIPTION
pemberantasan penyakit menularTRANSCRIPT
Nama : Dwita Iryani
Jurusan : IKP VI
NIM : 4002130012
PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu
program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakitmenular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
Tujuan program: menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang
akan ditanggulangi adalah Malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria,
kusta tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang
ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus,
dankanker.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko:
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
dan diseminasinya;
Menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan untuk pencegahan
dan penanggulangan faktor resiko;
Menyediakan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
sebagai stimulam;
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko;
Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melakukan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko;
Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko;
Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis pencegahan dan penanggulangan faktor risiko;
Melakukan kajian program pencegahan dan penanggulangan faktor risiko;
Membina dan mengembangkan UPT dalam pencegahn dan
penanggulangan faktor risiko;
Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
pencegahan dan pemberantasan penyakit.
2. Peningkatan imunisasi:
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan imunisasi, dan diseminasinya;
Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
imunisasi;
Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulan
yang ditujukan terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus
sesuai dengan skala prioritas;
Menyiapkan materidan menyusun rancangan juklak/juknis/protap program
imunisasi;
Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi;
Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit
untuk melaksanakan program imunisasi
Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan imunisasi;
Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis peningkatan imunisasi;
Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi;
Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan imunisasi;
Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
imunisasi.
3. Penemuan dan tatalaksana penderita:
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan
perundangundangan, dan kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita
dan diseminasinya;
Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan
dan tatalaksana penderita;
Menyediakan kebutuhan penemuan dan tatalaksana penderita sebagai
stimulan;
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program penemuan dan tatalaksana penderita;
Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program penemuan dan tatalaksana penderita;
Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan dan
tatalaksana penderita;
Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis penemuan dan tatalaksana penderita;
Melakukan kajian upaya penemuan dan tatalaksana penderita;
Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya penemuan dan
tatalaksana penderita;
Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
penemuan dan tatalaksana penderita.
4. Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah:
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi
dan penanggulangan KLB/wabah dan diseminasinya;
Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah;
Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah sebagai stimulan;
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah;
Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan menanggulangi KLB/Wabah,
termasuk dampak bencana;
Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit
untuk melaksanakan program surveilans epidemiologidan penanggulangan
KLB/wabah;
Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah;
Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis peningkatan surveilans epidemiologi
dan penanggulangan KLB/wabah;
Melakukan kajian upaya peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah;
Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.
Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.
5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit:
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit dan diseminasinya;
Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
Menyediakan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan
edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai stimulan;
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit;
Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit;
Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit;
Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit;
Melakukan kajian upaya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit;
Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit;
Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional
pelaksanaan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan
dan pemberantasan penyakit
http://puskesmaskintamanisatu.blogspot.co.id/p/program-pemberantasan-
penyakit-menular.html
PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan sebagai
tempat tinggal dari sekelompok manusia .
yang saling berinter - aksi serta berhubungan setiap hari dalam rangka untuk
mewujudkan masyarakat yang tenteram, aman dan damai. Permukiman adalah
bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.
Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk
tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan,
perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan
sosialnya, baik untuk keluarga maupun individu.
Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi sosial,
pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal. Selain itu
lingkungan perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas
pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya
kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan sosial bagi individu dan keluarganya.
Hubungan Pemukiman dan Kesehatan
Kondisi- kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi
dan kondisi lokal sangat terkait dengan pemukiman/perumahan. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi atau yang dapat menentukan kualitas lingkungan
perumahan / pemukiman antara lain
fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang
terselenggaranya keadaan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi
individu dan keluarganya (dr. H. Haryoto Kusnoputranto, SKM)..
Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta
lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia.
Tujuan dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat Permukiman
1. Penataan dan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemukiman sehat adalah suatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi
sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berrekreasi dan sebagai tempat
berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis,
psikologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan. Satuan Lingkungan
Permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran
dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang teratur.
2. Terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan
yang sehat.
Ini artinya bahwa rumah di perumahan itu harus sehat, rumah yang dapat
menjadi tempat berlindung / bernaung dan beristirahat sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial. Kondisi perumahan
yang layak huni artinya harus layak sebagai tempat hunian yag dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar
fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang berfungsi
untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, social dan
budaya.
3. Mengurangi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit.
Dalam mengurngi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit diperlukan
sara dan utilitas. Utilitas umum merupakan bangunan bangunan yang dibutuhkan
dalam sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah
atau swasta,
Utilitas yang dimaksud adalah penyediaan yang menyangkut jaringan air bersih,
listrik, pembuangan sampah, telepon dan gas
Dasar hukum penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Tempat
Permukiman
Dalam membahas aspek kebijakan kesehatan pemukiman perumahan ada
beberapa landasan yang tidak dapat diabaikan
1. Undang - undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960
2. Undang -undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Undang -undang nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
4. Undang -undang nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
5. Undang -undang nomor tahun tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989 tanggal 20
Juli 1989 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
7. Undang – undang dan keputusan yang lain
Ruang lingkup penyelenggaraan kesehatan lingkungan pada Pemukiman
Kesehatan lingkungan tempat permukiman menyelenggarakan upaya pada
beberapa aspek perlindungan dan penyehatan di tempat permukiman agar para
penghuni dan orang yang beraktifitas di tempa penukiman mendapatkan jaminan
keamanan. Upaya tersebut meliputi
1. Mengendalikan dan memberantas penyakit menular dan penyakit parasit dan
beban kesehatan yang memberati penduduk dalam kawasan itu
2 Mengurangi bahaya kimiawi dan fisik di tempat tinggal, tempat kerja dan
wilayah kota yang lebih besar
3. Menciptakan kualitas lingkungan dan kualitas penduduk dalam kawasan
4. Meminimalkan transfer biaya lingkungan ke wilayah dan masyarakat serta
system lingkungan di sekitar wilayah dan di luar
5. Menjamin adanya konsumsi yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan
Sasaran Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman
Sasaran Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman adalah
1. Entitas atau masyarakat pada pemukiman
Masyarakat penghuni dan yang beraktifitas di lingkungan pemukiman diharapkan
memiliki kesadaran dalam mengelola lingkungan pemukimannya sendiri.
Mengembangkan budaya masyarakat untuk melaksanakan kegiatan kesehatan
lingkungan di pemukiman. Masyarakat dapat merencanakan upaya, melaksanakan
kepemimpinan, dan mengintegrasikan pembangunan di daerahnya dengan daerah
yang lebih luas.
2. Rumah dengan upaya meliputi penggerakan masyarakat agar memiliki,
memelihara semua aspek kesehatan rumahnya
3. Lingkungan pemukiman dengan upaya meliputi usaha bersama dalam
melaksanakan pemukiman sehat, kerja bakti bersama, Penyelenggaraan
pemberantasan sarang nyamuk, gerakan penanaman pohon dana lain - lain
Aspek kesehatan lingkungan pemukiman
Suatu permukiman dikatakan telah memenuhi syarat kesehatan jika telah dipenuhi
hal - hal berikut :
1. Menjamin ketenangan hidup, yakni
a. Lokasi mempunyai assebilitas ke transportasi umum, di daerah yang dapat
memberikan keseimbangan social, memberikan kesempatan untuk dapat membina
individu dan keluarga serta terjamin aman dari timbulnya bahaya
b. Kondisi geologis diantaranya kemiringan tanah maksimal 15 %,
memungkinkan untuk dibuat drainase, kondisi tanah memugkinkan untuk dibuat
bangunan sederhana
c. Status hukum jelas
2. Tersedia fasilitas umum dan fasilitas sanitasi, sesuai ketentuan yakni
a. Jalan local yang terdiri dari jalan penghubung lingkungan perumahan, jalan
poros lingkungan perumahan, jalan lingkungan perumahan atau gang -gang
b. Air minum dengan ketentuan bahwa sistem penyediaan air minum kota : 100
liter / orang / perhari, system penyediaan air minum lingkungan 60%, system
penyediaan air minum ke rumah rumah 60 %, sambungan air minum ke fasilitas
umum 30 %
c. Pembuangan air limbah dan tinja : pembuangan air limbah kota sambungan ke
system yang tersedia, pembuangan air limbah lingkungan, tangki septic tank,
bidang peresapan sesuai daya serap tanah
d. Pembuangan air hujan dengan ketentuan tersedia saluran pembuangan air
hujan, tersedia badan penerima
e. Tersedia pembuangan sampah dengan ketentuan pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pembuangan sampah
f. Jaringan listrik dan sarana komunikasi
3. Tersedia fasilitas kesehatan
a. Jarak antara pemukiman ke puskesmas pembantu atau praktek dokter 1,5 km,
b. Jarak ke puskesmas 3 km, terdapat rumah bersalin, apotik
4. Tersedia fasilitas perbelanjaan dan niaga
a. Tersedia fasilitas belanja yag memeuhi syarat
b. Jarak fasilitas perbelanjaan dan niaga mudah dicapai oleh pemnghuni
pemukiman
5. Tersedia fasilitas layanan pemerintah dan pelayanan umum
a. Tersedia fasilitas pemerintah seperti kesehatan, pendidikan
b. Jarak terjangkau dengan kendaraan pribadi
6. Tersedia fasilitas peribadatan
a. Masjid atau musola sesuai jumlah penghuni dan
b. Jarak fasilitas peribadan dekat dengan rumah penduduk dengan fasilitas umum
masyarakat
7. Fasilitas rekreasi dan kebudayaan yang dapat melayani 6000 keluarga ada
gedung serba guna
8. Fasilitas Pendidikan sesuai dengan luas pemukiman dan jumlah penduduk
yang menjadi penghuni di dalamnya
9. Fasilitas Olah raga dan lapangan terbuka 50 keluarga ada taman / tempat
bermain
10. Untuk menjamin kesehatan penghuni, rumah - rumah harus memenuhi
persyaratan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Perumahan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
829/Menkes/SK/VII/1999 :
1. Lokasi
2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, gelombang tsunami, longsor dan sebagainya.
3. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan
bekas lokasi pertambangan.
4. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan.
5. Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun baik oleh alam atau aktivitas manusia, dan memenuhi persyaratan baku
mutu udara yang berlaku dengan perhatian khusus terhadap parameter-parameter
sebagai berikut :
1. Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55 dBA.
2. Gas berbau (H2S dan NH3) secara biologis tidak terdeteksi.
3. Partikel debu diameter < 10 mg tidak melebihi 150 mg/m3.
4. Gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm.
5. Debu terhadap tidak melebihi 350 mm3/m2/hari.
6. Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg.
2. Arsenik total maksimal 100 mg/kg.
3. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg.
4. Benzo (a) pyrene maksimal 1 mg/kg.
5. Kualitas Air Tanah
Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus memenuhi persyaratan
air baku, air minum (golongan B), sesuai dengan Peraturan Perundangan yang
berlaku.
1. Sarana dan Prasarana Lingkungan
2. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan.
3. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Konstruksi jalan tidak membahayakan kesehatan.
2) Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang
cacat.
3) Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman.
4) Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan.
1. Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup sepanjang
waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan.
4. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
5. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial seperti
keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat
pendidikan, kesenian dan sebagainya.
6. Tempat pengolahan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
yang dapat menimbulkan keracunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7. Binatang Penular Penyakit
Indek lalat di lingkungan perumahan harus memenuhi persyaratan.
Indeks jentik nyamuk (Angka Bebas Jentik) di perumahan tidak
melebihi 5%.
8. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan perumahan merupakan pelindung
dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Masyarakat harus terlibat aktif dalam upaya menyelenggarakan penghijauan
terutama disekitar rumah yang dihuninya
Aspek Kesehatan Rumah
1. Persyaratan Umum
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan kondisi para penghuninya.. Dengan
meningginya insiden (angka kejadian) berbagai penyakit ,penyebabnya telah
terbukti yaitu rumah tidak memenuhi kriteria rumah. Oleh karena itu di dalam
program-program pencegahan/pemberantasan penyakit menular, hendaknya selalu
memperhatikan keterlibatan faktor yang diperhitungkan.
Faktor kemiskinan sangat erat hubungannya dalam keadaan situasi dan kondisi
yang tidak baik tersebut.
Menurut Winslow dan APHA rumah sehat harus memenuhi kebutuhan
physiologis para penghuninya, kebutuhan psychologis, dan harus terhindar dari
penyakit menular, dan kecelakaan.
a. Memenuhi kebutuhan physiologis
Yang dimaksud memenuhi kebutuhan psikologis diantaranya adalah
- Pencahayanaan alami minimal untuk kamar keluarga dan kamar tidur 60 – 120
lux, pencahayaan buatan untuk ruang keluarga 100 lux, ruang tidur 50 lux, ruang
belajar 100 lux, ruang makan 75 lux, ruang dapur 50 – 75 lux
- Penghawaan alami lubang ventilasi minimal 5 – 10 % luas lantai terdiri dari
lubang ventilasi tetap sebesar minimal 5 % dari luas lantai dan lubang ventilasi
incidental minimal 5 % luas lantai, udara yang masuk harus bersih, aliran udara
cross ventilation, kelembaban udara tidak boleh terlalu tinggi optimum 60 %,
suhu ruang antara 21 – 30 Celsius, udara dalam ruangan tidak lebih 5 Celsius
selisihnya dengan suhu luar ruangan, pergantian udara bersih untuk orang dewasa
33 meter persegi/orang/hari, Sedang over crowding, terutama apabila kepadatan
perkamar melebihi batas, akan membuat rumah tersebut berbahaya bagi kesehatan
penghuninya.
Keadaan demikian ini sering dijumpai pada gubuk-gubuk di desa maupun rumah
gedung di daerah slum kota.
2. Memenuhi kebutuhan psycologis
a. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi rasa
keindahan
b. Mempunyai halaman yang luas dan dapat ditanami pohon pohonan
c. Mempunyai toilet/ kamar mandi / WC sendiri
d. Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga
e. Anggota keluarga yang mendekati dewasa harus mempunyai ruangan sendiri-
sendiri
f. Harus ada ruangan keluarga untuk menjalankan kehidupan keluarga dimana
semua anggota keluarga dapat berkumpul
g. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, yaitu harus ada ruangan untuk
menerima tamu.
3. Harus Terhindar dari Penyakit Menular
Dengan banyak pemukim pada suatu pemukiman yang melebihi batas jumlah
yang ditentukan, itu juga sebagai salah satu faktor penyebab penyakit menular.
Adanya fasilitas kesehatan, mencegah terjangkitnya penyakit seperti
membersihkan rumah, menjaga kualitas makanan dan diharapkan tidak over
crowding (kepadatan penduduk).
1. Ada sumber air yang sehat, cukup kualitas dan kuantitasnya
2. Tersedia tempat pembuangan kotoran
3. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit
4. Harus cukup luas. Luas kamar tidur ± 5 m 2 per kapita per luas lantai
5. Tempat masak, menyimpan makanan hendaknya bebas dari pencemaran
atau gangguan binatang / serangga atau debu
Fasilitas sanitasi yang kurang akan menimbulkan wabah penyakit, misalnya dalam
fasilitas air. Jika satu rumah tidak mempunyai fasilitas air yang memadai, maka
berpengaruh terhadap kesehatan dan kebutuhan manusia, seperti air minum, air
untuk mandi, atau air untuk kebutuhan lainnya. Demikian juga, fasilitas
pembuangan kotoran, jika itu tidak memenuhi dalam sebuah rumah akan
menyebabkan wabah-wabah penyakit. karena biasanya akan dibuang di parit atau
sungai
1. Harus Terhindar dari terjadinya Kecelakaan
Persyaratan letak rumah yang menentukan kemungkinan yang terjadinya
kecelakaan-kecelakaan dan kemungkinan gangguan-ganggunan lainnya.
Dalam memilih pertapakan untuk meletakkan sebuah rumah harus diperhatikan
beberapa segi yang artinya sangat penting dan kadang-kadang menentukan sekali.
Bila pada penempatan sebuah rumah tidak dihiraukan, biasanya timbul-timbul
daerah yang sangat jauh dari kriteria perumahan sehat. Seperti halnya Slum Area
atau tempat kumuh. Juga pada penempatan pada perumahan yang sempit, dimana
sirkulasi udara bisa terhalang dan tidak bisa bebas. Pada akhirnya akan
menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit pada saluran pernafasan.
.Pada bagian lantai dan dinding bagian bawah perlu dibuat dari bahan yang kedap
air. Untuk mencegah kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan selalu
basah.
Bila kerusakan-kerusakan rumah tidak bisa diperbaiki, maka hal ini mungkin
menyebabkan rumah itu tidak bisa lagi didiami. Terlebih bila keadaan ini
ditambah lagi dengan banyaknya sarang-sarang kutu busuk, tentu akan
menyedihkan lagi.
5. Harus terhindar dari terjadinya kecelakaan
1. Kontruksi rumah harus dari bahan - bahan bangunan yang kuat sehingga
tidak mudah roboh
2. Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam, lantai yang
licin, racun serangga, minyak tanah, obat obatan dan sebagainya
3. Diusahakan agar tidak mudah terjadi kebakaran
4. Ada alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas
Syarat tehnik rumah
- Letak Rumah
Pertimbangan mengenai letak meliputi :
1. Permukaan Tanah
Tanah yang rendah biasanya yang sering digenangi banjir. Sedangkan tanah
berbatu karang biasanya lembab dan dingin karena tidak bisa
menyerap kedalam tanah pada waktu hujan. Tetapi dengan konstruksi dan
dilengkapi drainase yang baik, bisa digunakan tanpa ada gangguan. Yang ideal
adalah di daerah tanah yang meninggi, kering dan porous (seperti tanah
berpasir/berkerikil atau tanah berkapur).
2. Hadap Rumah
Hubungannya dengan matahari, arah angin dan lapngan terbuka. Dapur dan ruang
tempat menyimpan makanan terletak di bagian utara rumah karena akan
menerima sinar matahari lebih sedikit.
3. Konstruksi Rumah
Berdasarkan pengalaman sebelumnya yaitu rumah-rumah yang primitif pada
zaman dulu terbuat dari kayu, tanah liat dan batu, atap lalang dan sebagainya.
Akhirnya orang merasa perlu untuk membuat fundasi agar supaya konstruksinya
lebih kokoh. Type fundasi ada bermacam-macam tergantung pada berat dari
rumah atau gedung yang akan dibangun dan keadaan bawah tanah (subsoil).
Subsoil yang berbatu-batu atau kerikil akan dapat menahan beban yang berat,
tetapi subsoil yang terdiri dari tanah liat, kekuatan menahan bebannya tidak tetap.
Kekuatannya bisa bertambah dan bisa pula menurun tergantung pada keadaan
peresapan airnya yang juga berubah-ubah mengikuti perubahan keadaan musim.
Fundasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan rumah diatasnya bisa rontok. Ada
tiga cara dalam pembuatan fundasi :
- Membuat parit-parit yang diisi dengan adukan semen.
- Membuat semacam rakit dengan adukan semen yang konkrit.
- Membangun tiang-tiang/pilar-pilar dari beton.
1. Dinding
Dinding luar berfungsi untuk menghindarkan serangan hujan dan angin terhadap
interior rumah, juga melindungi interior terhadap panas atau dingin di luar,
disamping itu juga sebagai pendukung atap.
Material yang sering dipakai untuk dinding ialah dari bahan kayu atau
batu/batu bata bahkan juga keping-keping adukan semen yang dicetak padat.
Untuk dinding papan sebaiknya dibuat dari jenis kayu yang tahan terhadap segala
cuaca. Tetapi ini kurang disukai di daerah perumahan yang rapat, karena
berbahaya yaitu bisa terjadi kebakaran.
2. Atap dan Loteng
Fungsi atap ialah untuk melindungi interior rumah dari angin, hujan dan abu,
disamping itu juga untuk menghindarkan panas. Bahan yang paling disukai ialah
genteng, karena bersifat isolator, sejuk di musim panas dan hangat di musim
dingin.
Loteng selam berfungsi sebagai penghalang terhadap pandangan yang kurang
enak pada balok-balok penopang atap (kuda-kuda), ia lebih bermanfaat sebagai
isolasi terhadap panas yang menembus atap.
Untuk menghindarkan panas tertumpuk di atas loteng maka perlu dibuat lubang
ventilasi antara atap dan loteng.
3. Lantai
Lantai dari tanah stabilisasi atau batu bata biasanya langsung diletakkan di atas
tanah asli sehingga ia menjadi lembab. Oleh karena itu perlu dilapisi dengan satu
lapisan segmen yang kedap air, atau susunan tegel, terrazo maupun marmar.
Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai dinaikkan kira-
kira 20 cm dari permukaan tanah.
Lantai dari bahan kayu, di bawah lantai harus ada kolong, harus disusun dengan
rapi dan rapat satu sama lain, sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan-
lekukan dimana debu bisa tertumpuk. Dan lebih baik lagi, lantai jenis ini dilapisi
denga perlak atau kambal plastik. Plastik ini sekaligus juga berfungsi sebagai
penahan kelembaban yang naik dari kolong rumah.
4. Ventilasi dan Pencahayaan
Melalui jendela cahaya dan angin bisa masuk ke dalam rumah sehingga ia
mempunyai fungsi rangkap, pertama sebagai alat untuk mendapat cahaya dan
kedua sebagai ventilasi. Cahaya memiliki sifat dapat membunuh bakteri.
Kurangnya pencahayaan dapat mendapatkan beberapa akibat pada mata,
kenyamanan dan sekaligus produktivitas seseorang. Cahaya dianggap sebagai
suatu alat perantara, yang mana benda-benda dapat terlihat oleh mata.
5. Fasilitas Kelengkapan Rumah
- Ruang Tidur/Istirahat
Dipergunakan untuk beristirahat/tidur dan tukar pakaian. Sebaiknya ruang tidur
untuk anak pria dan wanita dewasa harus terpisah. Bila keadaan memungkinkan
tempat tidur ditempatkan sedemikian rupa sehingga sinar matahari pagi sangat
baik bagi kesehatan dapat masuk dengan bebas. Selain itu ruang tidur sebaiknya
ditempatkan di bagian rumah yang tenang. Demikian juga jarak antara 2 tempat
tidur perlu diperhatikan.
- Ruang Tamu
Biasanya tersendiri dan ditempatkan di bagian yang mudah dicapai oleh tamu
yang datang dari luar, dengan pengertian tidak terlebih dahulu melalui ruangan-
ruangan lain. Oleh karena itu sebaiknya ruang tamu ditempatkan di bagian depan
rumah.
- Ruang Makan
Biasanya ditempatkan dekat dengan dapur agar mudah waktu menghidangkan
makanan. Kadang-kadang ruang makan ini juga dipakai sebagai ruang duduk,
tempat sekeluarga berbincang-bincang, bahkan kadang-kadang juga sebagai ruang
untuk belajar bagi anak-anak atau untuk keperluan lain, bila rumah tersebut
kurang besar.
- Dapur
Biasanya dipergunakan untuk tempat meracik dan memasak makanan dan
mencuci piring / peralatan-peralatan lain, dan kadang-kadang juga di lengkapi
dengan fasilitas untuk penyimpan makanan. Yang perlu diperhatikan ialah
pengadaan lubang angin yang
cukup banyak agar asap bisa keluar dengan mudah dan tidak terasa panas
didalamnya. Sebaiknya dinding dekat tungku masak terbuat dari bahan yang tidak
mudah terbakar.
- Kamar Mandi dan WC
Harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga pembuangan kotoran dan air limbah
mudah dilakukan dan tidak meninggalkan bau yang mengganggu pada ruangan
lain. Yang terpenting lagi ialah harus dicegah terjadinya pencemaran sumber air
minum. Sedang ventilasi harus menghubungkannya langsung dengan udara luar.
http://inta-hestya-fkm12.web.unair.ac.id/artikel_detail-73132-sebuah
%20perjalanan-Kesehatan%20Lingkungan%20Pemukiman.html
PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KOMUNITAS DI INDONESIA
A. Program Pembinaan kesehatan Komunitas
1. Pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Definisi ilmu kesehatan masyarakat menurut profesor Winslow dari
Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisien.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan
seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin , karena
memang pada dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal,
maka pemecahanya harus secara multidisiplin.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau
penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan Vektor
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
7. Pembinaan gizi masyarakat
8. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
9. Pengawasan Obat dan Minuman
10. Pembinaan Peran Serta Masyarakat
2. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling
besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan
kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan
yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi.
Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-
upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan
lingkungan sangat penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan
oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta
dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan
sampai pemeliharaan.
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan
bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih
baik.
B. Konsep dan Fungsi Puskesmas
1. Konsep Puskesmas
a. Defenisi
Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes 1991).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
b. Visi dan Misi Puskesmas
Visi
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Misi
- Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
- Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dam masyarakat di
wilayah kerjanya.
- Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
c. Upaya Puskesmas
UKM
Upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib
diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia. Komponennya :
· Upaya promosi kesehatan
· Upaya kesehatan lingkungan
· Upaya kesehtan Ibu dan Anak serta keluarga berencana
· Upaya perbaikan gizi masyarakat
· Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
· Upaya pengobatan
UKP
Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.Komponennya:
· Upaya kesehatan sekolah
· Upaya kesehatan olahraga
· Upaya perawatan kesehatan masyarakat
· Upaya kesehatan kerja
. Upaya kesehatan gigi dan mulut
· Upaya kesehatan jiwa
· Upaya kesehatan usia lanjut
· Upaya pembinaan pengobatan tradisional
d. Program Pokok Puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan
yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6
Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan
kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang
pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan
yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang
diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui
kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3.Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan bayi dan balita.
4.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu
program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta
masyarakat.
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan
gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi
lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
e. Satuan Penunjang Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah yang kecil.
Puskesmas Keliling
Yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan
bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga
yang berasal dari puskesmas. Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan
kesehatan daerah terpencil, transpor rujukan pasien, penyuluhan kesehtan dengan
audiovisual.
2. Fungsi Puskesmas
Ada tiga (3) fungsi utama yang diemban puskesmas dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target sasaran
masyarakat di wilayah kerjanya, yakni sebgai berikut :
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
· Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia dan dunia usaha di wilayah
kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
· Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat.
· Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan
· Ikut menetapkan penyelenggaraan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan
· Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
· Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
· Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dam
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinanmbungan (continue) yang mencakup :
· Pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dengan
pendekatan kelompok.
· Pelayanan medik dasar yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga.
Ketiga fungsi utama puskesmas tersebut dan dengan memperhatikan tujuan
akhirnya maka setiap pelaksanan program kegiatan pelayanan kesehatan selalu
dilaksanakan dengan memperhatikan landasan strategisnya yaitu :
1. Perikemanusian
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
3. Adil dan merata
4. Mengutamakan Manfaat.
http://evyhadaming.blogspot.co.id/2014/04/program-pembinaan-kesehatan-
komunitas.html