tugas kelompok hbm

28
BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial. Perilaku manusia juga merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya. Sedangkan faktor dari kejiwaan tersebut adalah faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosio budaya masyarakat. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Dalam perilaku kesehatan tersebut terdapat teori-teori yang menjelaskan tentang konsep peilaku yaitu antara lain teori Health Belief Model (HBM), teori Green, Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), social learning theory (SLT), teori interaksi simbolik dan masih banyak lagi teori lainnya. Oleh karena itu makalah ini membahas tentang teori health belief model sehingga diharapkan dengan adanya makalah ini 1

Upload: dian-eka-fanani

Post on 16-Jan-2016

86 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Health Belief ModeL

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok HBM

BAB. 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan

tujuan baik disadari maupun tidak. Secara garis besar perilaku manusia dapat

dilihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial. Perilaku

manusia juga merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti

pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan

sebagainya. Sedangkan faktor dari kejiwaan tersebut adalah faktor

pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosio budaya masyarakat.

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,

serta lingkungan. Dalam perilaku kesehatan tersebut terdapat teori-teori yang

menjelaskan tentang konsep peilaku yaitu antara lain teori Health Belief

Model (HBM), teori Green, Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of

Planned Behavior (TPB), social learning theory (SLT), teori interaksi simbolik

dan masih banyak lagi teori lainnya. Oleh karena itu makalah ini membahas

tentang teori health belief model sehingga diharapkan dengan adanya makalah

ini pembaca dapat lebih memahami tentang teori health belief model.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari teori health belief model ?

2. Apa manfaat dari teori health belief model ?

3. Bagaimana aplikasi dari teori health belief model ?

4. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori health belief model ?

5. Bagaimana analisis jurnal penelitian yang menggunakan teori health belief

model ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari teori health belief model.

2. Untuk mengetahui manfaat dari teori health belief model.

3. Untuk mengetahui aplikasi dari teori health belief model.

1

Page 2: Tugas Kelompok HBM

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori health belief

model.

5. Untuk mengetahui analisis jurnal penelitian yang menggunakan teori

health belief model.

1.4 Manfaat

1. Bagi Penulis: untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang

teori health belief model.

2. Bagi Pembaca: dapat dijadikan acuan dalam memahami tentang teori

health belief model.

2

Page 3: Tugas Kelompok HBM

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Teori Health Belief Model

Teori Health Belief Model adalah teori perubahan perilaku kesehatan dan

psikologis yang dikembangkan oleh Irwin M. Rosenstock pada tahun 1966

untuk mempelajari dan mempromosikan pelayanan kesehatan. Model ini

dikembagkan lebih lanjut oleh Becker di tahun 1970-an dan 1980-an. Setelah

amandemen model dibuat hingga akhir 1988, telah dikembangkan penelitian

tentang peran pengetahuan dan persepsi dalam komunitas kesehatan.

Health belief model menurut Becker & Rosenstock adalah individu mau

melakukan perilaku pencegahan yaitu dalam bentuk perilaku sehat tergantung

pada dua penilaian yaitu perceived threat (perceived seriousness, perceived

susceptibility, cues to action) dan perceived benefits and barriers.

Rosenstock pada tahun 1966 dan Becker menjelaskan bahwa health

belief model digunakan untuk memprediksi perilaku preventif dalam bentuk

perilaku sehat dan juga respon perilaku terhadap pengobatan yang akan

dilakukan.

Rosenstock, Strecher dan Becker menyatakan bahwa health belief model

adalah model kognitif yang yang menjelaskan dan memprediksi perilaku

sehat dengan fokus pada sikap dan belief (kepercayaan) pada individu.

Hocbaum pada tahun 1958 dan Rosenstock menyatakan bahwa salah satu

teori sikap yang paling berpengaruh dalam menjelaskan mengapa individu

melakukan perilaku sehat adalah health belief model.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa health belief model

menurut kelompok kami adalah suatu teori yang menekankan pada model

kognitif yang memprediksikan perilaku peningkatan kesehatan melalui

ancaman yang dirasakan (perceived threat of injury or illness) dan juga

melalui pertimbangan keuntungan dan kerugian (benefits and costs).

3

Page 4: Tugas Kelompok HBM

2.2 Manfaat Teori Health Belief Model

a. Dapat menjelaskan perubahan dan pemeliharaan dari perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan, serta sebagai sebuah kerangka pedoman

dari intervensi perilaku kesehatan.

b. Health belief model telah menggunakan ketertarikan dalam kebiasaan

seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan dan

kondisi kronis termasuk gaya hidup tertentu, misalnya merokok.

c. Health belief model diterapkan dalam perilaku itu sendiri ataupun untuk

mencegah perubahan dalam perilaku, yang menggambarkan bagaimana

orang menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku

selektif.

d. Peramalan perilaku digunakan untuk pencarian perawatan medis untuk

gejala dan menaati nasihat medis.

2.3 Aplikasi Teori Health Belief Model

Awalnya teori health belief model ini hanya dirancang untuk memprediksi

respons perilaku terhadap pengobatan yang diterima pada pasien dengan

penyakit akut dan kronis, namun dalam beberapa tahun terakhir model ini

telah digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan yang lebih umum.

Dalam hal ini, model keyakinan kesehatan adalah nilai harapan dari segi teori

yang diasumsikan bahwa seseorang memiliki keinginan untuk menghindari

penyakit atau untuk mendapatkan kebaikan didasarkan pada keyakinannya

bahwa tindakan kesehatan tertentu akan dapat mencegah masalah kesehatan

Berikut kerangka teori perilaku health belief model dalam Soekidjo

Notoatmodjo (2007) dilukiskan pada gambar dibawah ini.

4

Page 5: Tugas Kelompok HBM

Gambar 1. Kerangka Teori Health Beliefe Model Dalam Sokidjo Notoatmojo

Tentang Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengambilan Keputusan

Terdapat 4 variabel kunci yang terlibat dalam tindakan pencegahan dan

pengobatan, yaitu :

1. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)

Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah

penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap

penyakit tersebut. Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap

suatu penyakit akan timbul bila seseorang telah merasakan bahwa ia atau

keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut. Semakin besar kerentanan

yang dirasakan, semakin besar kemungkinan terlibat dalam perilaku untuk

5

Variabel demografi (umur, jeniskelamin,bangsa kelompok etnis)Variabel social psikologis(peer &reference group, kepribadian,pengalaman sebelumnya)Variabel sruktur(paritas, akses keplayanan kesehatan, dsb

Kecenderunganyang dilihat(perceived)mengenai gejalapenyakit.

Ancaman yangdilihat mengenaigejala penyakit

Pendorong (cues)untuk bertindak(kampanye mediamassa, peringatan daridokter, tulisan dalamsurat kabar, majalah).

Kemungkinanmengambiltindakan tepatuntuk perilakusehat/sakit

Manfaat yang dilihatdari pengambilantindakan dikurangibiaya (rintangan) yangdilihat dari pengambilan tindakan

Page 6: Tugas Kelompok HBM

mengurangi kerentanan. Contoh: seseorang menggunakan tabir surya

untuk mencegah terkena kanker kulit.

Kerentanan yang dirasakan seseorang belum tentu dapat mengubah

perilaku sehingga diperlukan keseriusan dalam mengubah perilaku.

Contohnya: pada seorang penjaja seks yang karena berbagai alasan tidak

mau menggunakan kondom pada saat berhubungan seksul meskipun dia

tahu bahwa hal itu memiliki kerentanan terhadap HIV/AIDS.

2. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness)

Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan

penyakit akan di dorong pula oleh keseriusan penyakit. Individu

mempertimbangkan seberapa parah konsekuensi organik dan sosial yang

akan terjadi jika terus membiarkan masalah kesehatan yang dialami

berkembang tanpa diberi penanganan dari praktisi kesehatan. Semakin

individu percaya bahwa suatu konsekuensi yang terjadi akan semakin

memburuk, maka mereka akan merasakan hal tersebut sebagai ancaman

dan mengambil tindakan preventif.

Sebagai contoh, sebagian besar dari kita melihat flu sebagai

penyakit relatif ringan. Kita mengerti cara perawatannya, tinggal di rumah

beberapa hari, dan kondisi kita akan lebih baik. Namun, jika kita

menderita asma, tertular flu bisa mengantarkan kita ke pembaringan di

rumah sakit. Dalam hal ini, persepsi kita tentang flu mungkin, bahwa itu

adalah penyakit yang serius. Atau, jika kita adalah pekerja wiraswasta,

terserang flu dapat berarti seminggu atau lebih kehilangan upah. Sekali

lagi, ini akan mempengaruhi persepsi kita tentang keseriusan penyakit ini.

3. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (Perceived benefits and

barriers)

Apabila individu merasakan dirinya rentan untuk penyakit-

penyakit yang dianggap serius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.

Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan rintangan-

rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Dalam

6

Page 7: Tugas Kelompok HBM

perceived benefits, individu menilai bahwa dia akan memperoleh keuntungan

ketika memperoleh layanan kesehatan tertentu, misalnya semakin sehat dan

dapat mengurangi resiko yang dirasakan. Pada umumnya manfaat tindakan

lebih menentukan daripada rintangan-rintangan yang mungkin ditemukan

di dalam melakukan tindakan tersebut. Sedangkan perceived barriers yaitu

individu merasakan hambatan ketika memperoleh layanan kesehatan tertentu

misalnya dalam hal pertimbangan biaya, konsekuensi psikologis (misalnya,

takut dikatakan semakin tua jika melakukan check-up), pertimbangan fisik

(misalnya, jarak rumah sakit yang jauh sehingga sulit untuk mencapainya).

Sum dilihat sebagai keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi hambatan

yang akan diterima. Sum yaitu sejauh mana tindakan yang diambil akan

mendatangkan keuntungan dibandingkan jika tidak melakukannya.

4. Isyarat atau tanda-tanda (cues)

Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar mengenai

kerentanan, kegawatan, dan keuntungan tindakan, maka diperlukan

isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut,

misalnya media massa, nasehat atau anjuran dari teman atau keluarga.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Health Belief Model

1. Kelebihan Teori Health Belief Model

a. Cocok digunakan untuk penelitian yang berhubungan dengan

perilaku pencegahan penyakit (misalnya: screening,

imunisasi/vaksinasi) dan pencarian pengobatan. Hal ini disebabkan

teori health belief model diaplikasikan untuk memprediksi perilaku

kesehatan.

b. Digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan atau keadaan yang

menimbulkan motivasi kesehatan dalam focus yang terpusat.

c. Teori ini dapat diperluas dalam hubungannya dengan motivasi sosial

atau ekonomi.

d. Digunakan dalam menganalisis perilaku yang beresiko terhadap

kesehatan, dan peran sakit.

2. Kekurangan Teori Health Belief Model

7

Page 8: Tugas Kelompok HBM

a. Secara teoritis HBM tidak terlalu baik karena didasarkan pada

penelitian terapan dalam masalah pendidikan kewsehatan bukan

penelitian akademis.

b. HBM didasarkan pada beberapa asumsi yang diragukan seperti

bahwa setiap pilihan perilaku berdasarkan pada pertimbangan

rasional.

c. HBM tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi

orang dalam membuat pertimbangan tertentu.

d. HBM menganggap bahwa orang mencoba tetap sehat dan secara

otomatis memperhatikan perilaku yang sehat hal ini tidak mencakup

bahwa perilaku tidak sehat dapat memilik banyak keuntungan (semu

sesaat) seperti kepuasan sementara pada pecandu obat.

e. HBM hanya memperhatikan keyakinan kesehatan, yang berarti ini

dapat menyesatkan karena banyak pertimbangan perilaku yang tidak

ada kaitan dengan kesehatan tetapi dapat mempengaruhi kesehatan.

f. Masalah ukuran variabel HBM misalnya bagaimana mengukur

kekebalan atau keseriusan yang dirasakanontoh stusi menggunakan

konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit

dibandingkan (Misal hasil dari Heggenhougen dan Clement).

2.5 Analisis Jurnal

2.5.1 Review jurnal

Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia.

Namun meskipun demikian, kebiasaan merokok di kalangan

masyarakat Indonesia masih terbilang tinggi. Penikmat rokok tidak

hanya terbatas laki-laki, bahkan penikmat rokok perempuan juga ada.

Sedangkan factor umur, umumnya remaja saat ini sudah banyak yang

mengkonsumsi rokok. Banyaknya kaum penikmat rokok pada dasarnya

dilandasi oleh beberapa factor pendukung, seperti ingin diakui di

masyarakat sebagai laki-laki sejati, kenikmatan rokok yang membuat

ketagihan ataupun banyaknya lingkungan sosial di sekitar mereka yang

8

Page 9: Tugas Kelompok HBM

merokok. Kesemua faktor tersebut seringkali dijadikan alasan bagi

perokok untuk merokok. Padahal jika ditinjau lebih lanjut, rokok

menyebabkan beberapa masalah kesehatan bagi penikmatnya, sehingga

semakin banyak perokok akan berbanding lurus dengan peningkatan

kematian.

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berhenti

merokok adalah motivasi. Keinginan seseorang berhenti merokok

timbul disebabkan oleh pengetahuan seseorang terhadap bahaya rokok

yang disertai dengan keinginan dan motivasi yang kuat untuk

melaksanakannya . Namun berdasarkan fenomena yang ada, banyak

perokok yang gagal berhenti merokok meskipun telah mengetahui

bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok. Health belief model

merupakan salah satu model kognitif yang dapat digunakan mengetahui

perilaku kesehatan.

Dalam penerapannya, Health belief model memiliki 4 komponen

yang menggambarkan persepsi terhadap pencegahan dan manfaatnya,

yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits,

perceived barriers. Sedangkan cues to action dipengaruhi faktor

eksternal dalam menentukan perilaku kesehatan. Perceived

susceptibility (persepsi terkena penyakit) dan perceived severity

(persepsi keparahan) dapat mempengaruhi persepsi terhadap ancaman

penyakit. Demikian halnya dengan cues to action dan faktor modifikasi

(demografis, struktural, dan sosiopsikologis) juga dapat berpengaruh

pada persepsi terhadap ancaman penyakit yang berhubungan langsung

dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku kesehatan.

Sedangkan perceived benefit (persepsi terhadap manfaat) dan perceived

barrier (persepsi terhadap penghambat) merupakan prediktor utama

dalam health belief model yang memiliki dampak sangat besar pada

kecenderugan perilaku kesehatan seseorang.

9

Page 10: Tugas Kelompok HBM

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas Tehnik

Universitas Brawijaya Malang. Sampel diambil sebanyak 96

mahasiswa. Dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Responden berjenis kelamin laki-laki 82%, sedangkan perempuan 18%.

b. Diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki usia 21 tahun (35%).

Sedangkan proporsi usia yang paling sedikit adalah 19 tahun (6%).

c. Sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa penyakit akibat rokok

tidak mengancam (50%). Sedangkan yang paling sedikit proporsinya

adalah yang memiliki persepsi mengancam (6%).

d. Sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa berhenti merokok

cukup bermanfaat (46%). Sedangkan yang paling sedikit proporsinya

adalah yang memiliki persepsi kurang bermanfaat (19%).

e. Persepsi yang memiliki proporsi tertinggi mengenai persepsi terhadap

penghambat adalah cukup terhambat (38%). Sedangkan persepsi tidak

terhambat memiliki proporsi sebesar 32% dan persepsi terhambat sebesar

29%.

f. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki motivasi berhenti merokok sedang (52%) (Tabel 6).

Motivasi rendah memiliki proporsi sebesar 35% dan motivasi tinggi

sebesar 13%.

2.5.2 Analisis jurnal menggunakan teori Health belief model

Pada teori Health belief model terdapat beberapa bentuk

pemodelannya, antara lain adalah:

a. Menurut Rosentock (1982), terdapat 5 faktor yang menyebabkan

perubahan yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived

benefits, perceived barrier dan cues to action.

b. Menurut Sarafino (1990), menurutnya dalam mempengaruhi perubahan

perilaku terdapat dua kelompok besar yang mempengaruhi, yakni persepsi

ancaman dan persepsi manfaat dan halangan.

c. Menurut Glans (2002), dalam mempengaruhi perubahan perilaku terdapat

tiga faktor penting yakni persepsi individu, faktor modifikasi dan

10

Page 11: Tugas Kelompok HBM

kemungkinan aksi. Semua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama

lain untuk menciptakan perubahan perilaku.

Dalam kasus yang terjadi di jurnal tersebut, yakni mengenai faktor

penghambat motivasi perilaku berhenti merokok bagi para perokok, lebih

tepat menggunakan model menurut Rosentock. Karena untuk mengetahui

faktor penghambat motivasi terdapat lima variabel penentu, antara lain

perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived

barrier dan cues to action. Persepsi terhadap ancaman penyakit,

khususnya akibat merokok, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara

lain jenis kelamin, usia, kelas sosial, pengetahuan, teman pergaulan,

riwayat menderita penyakit, cues to action, perceived susceptibility dan

perceived severity. Rendahnya salah satu atau keseluruhan komponen

tersebut tentunya dapat mempengaruhi secara langsung persepsi seseorang

terhadap ancaman penyakit akibat rokok.

Pada penelitian, hasil sudah sesuai dengan teori Health belief

model yang ada, yakni kelima faktor mempengaruhi dari adanya

perubahan perilaku. Berikut penjelasannya:

a. Persepsi terkena penyakit

1. Sebagian besar perokok memandang rokok bukanlah hal yang

berbahaya dan mengancam jiwanya. Sehingga perokok terus

mencoba meyakinkan peneliti bahwa merokok tidak mengganggu

kehidupannya serta kehidupan orang lain di sekitarnya.

2. Rokok tidak lebih berbahaya daripada penyebab penyakit lainnya.

Di samping itu, rokok tidak menimbulkan kematian dan hanya

menyebabkan penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan,

dan janin yang umumnya tercantum dalam bungkus rokok yang

dikonsumsinya.

b. Persepsi manfaat (perceived benefits)

Manfaat berhenti merokok berupa manfaat fisiologis, ekonomi, dan

sosial. Artinya jika seseorang perokok memutuskan berprilaku berhenti

merokok, itu dikarenakan alasan manfaat yang dapat mereka peroleh.

11

Page 12: Tugas Kelompok HBM

Manfaat jika berhenti merokok yakni berupa fisiologis yakni mereka

bisa menjadi lebih sehat secara fisik karena rokok memang salah satu

penyebab berbagai penyakit. Manfaat lain berupa ekonomi, perokok

yang berhenti merokok akan diuntungkan secara ekonomi karena

mereka dapat lebih mengurangi pengeluaran, karena tidak adanya lagi

pembelian rokok yang mempunyai harga relative mahal. Yang terakhir

yaitu manfaat sosial, seorang yang tidak merokok lebih dianggap

menyenangkan bagi orang lain yang tidak merokok, karena mereka

sama-sama tidak menjadi factor penyebab tingginya angka perokok

pasif.

c. Persepsi halangan (perceived barrier)

1. Adanya penghambat yang dirasakan dari segi fisiologis, seperti

pusing dan gelisah merupakan penghambat yang terbesar yang

ditemukan dalam penelitian ini.

2. Dari segi psikologis,berhenti merokok dapat menimbulkan persepsi

kurang jantan sehingga membuat tidak percaya diri.

3. Penghambat lain berasal dari orang tua yang merokok dan tidak

membatasi anaknya untuk merokok juga memberikan dampak anak

tersebut terus merokok.

4. Penghambat terakhir adalah teman pergaulan yang dapat

melakukan penolakan sosial apabila seseorang diantaranya berhenti

merokok.

d. Isyarat untuk bertindak (cues to action)

Isyarat untuk bertindak terbagi menjadi dua macam, yakni internal

dan eksternal. Internal berarti berasal dari dalam diri sendiri, yang

berupa persepsi dan motivasi untuk berhenti merokok. Sedangkan

factor eksternal atau factor dari luar yakni terkait adanya iklan rokok

yang membuat mereka tertarik untuk melakukan kebiasaan merokok.

Berikut merupakan gambaran masalah motivasi dalam perubahan

perilaku berhenti merokok yang dibuat dalam bagan menurut

Rosentock.

12

Page 13: Tugas Kelompok HBM

13

Variabel Demografi :Mahasiswa S1 Fak. Tehnik UB yang berumur 19-23 tahun, di Negara berkembang

Kemungkinan tindakan pencegahan :Berupa perilaku berhenti merokok

Isyarat untuk bertindak: Berupa gejala fisiologis dan

psikologis yang timbul apabila berhenti merokok

Iklan rokok

Persepsi terkena penyakit: rokok bukanlah hal yang berbahaya

dan mengancam jiwanya rokok tidak lebih berbahaya

daripada penyebab penyakit lain rokok tidak menimbulkan kematian

dan hanya menyebabkan penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan, dan janin (tertera pada bungkus)

Persepsi keparahan penyakit: rokok tidak menimbulkan

kematian dan hanya menyebabkan penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan, dan janin (tertera pada bungkus)

merokok penyebab kematian

Persepsi Manfaat:Manfaat berhenti merokok berupa pengetahuan manfaat fisiologis, ekonomi, dan sosial

Persepsi halangan/penghambat: Segi fisiologis : pusing dan

gelisah Segi psikologis : merasa kurang

jantan Adanya anggota keluarga yang

merokok, dan tidak melarang anaknya merokok

Teman melakukan penolakan sos

Page 14: Tugas Kelompok HBM

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Teori Health Belief Model adalah suatu teori yang menekankan pada

model kognitif yang memprediksikan perilaku peningkatan kesehatan

melalui ancaman yang dirasakan (perceived threat of injury or illness) dan

juga melalui pertimbangan keuntungan dan kerugian (benefits and costs).

2. Manfaat dari teori health belief model :

a. Dapat menjelaskan perubahan dan pemeliharaan dari perilaku.

b. Digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan.

3. Aplikasi dari teori health belief model : Awalnya teori health belief model

ini hanya dirancang untuk memprediksi respons perilaku terhadap

pengobatan yang diterima pada pasien dengan penyakit akut dan kronis,

namun dalam beberapa tahun terakhir model ini telah digunakan untuk

memprediksi perilaku kesehatan yang lebih umum.

Terdapat 4 variabel kunci yang terlibat dalam tindakan pencegahan dan

pengobatan, yaitu :

a. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)

b. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness)

c. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (Perceived benefits

and barriers)

d. Isyarat atau tanda-tanda (cues).

4. Kelebihan teori health belief model:

a. Cocok digunakan untuk penelitian yang berhubungan dengan perilaku

pencegahan penyakit dan pencarian pengobatan

b. Digunakan dalam menganalisis perilaku yang beresiko terhadap

kesehatan, dan peran sakit.

c. Teori ini diperluas dalam hubungannya dengan motivasi sosial atau

ekonomi.

d. Digunakan dalam menganalisis perilaku yang beresiko terhadap

kesehatan, dan peran sakit.

14

Page 15: Tugas Kelompok HBM

Kekurangan teori health belief model:

a. Secara teoritis health belief model tidak terlalu baik karena

didasarkan pada penelitian terapan dalam masalah pendidikan

kesehatan bukan penelitian akademis.

b. Didasarkan pada beberapa asumsi yang diragukan seperti bahwa

pada setiap pilihan perilaku berdasarkan pada pertimbangan sosial.

c. Tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi orang

dalam membuat pertimbangan tertentu.

d. Menganggap bahwa orang mencoba tetap sehat dan secara otomatis

memperhatikan perilaku yang sehat, hal ini tidak mencakup bahwa

perilaku tidak sehat memiliki banyak keuntungan (semu sesaat)

seperti kepuasan sementara pada kecanduan obat dan rokok.

e. Hanya memperhatikan keyakinan kesehatan, yang berarti ini dapat

menyesatkan karena banyak pertimbangan perilaku yang tidak ada

kaitan dengan kesehatan tetatpi dapat mempengaruhi kesehatan.

f. Masalah ukuran variabel HBM misalnya bagaimana mengukur

kekebalan atau keseriusan yang dirakan.

5. Analisis kasus

a. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)

Sebagian besar perokok memandang rokok bukanlah hal yang

berbahaya dan mengancam jiwanya. Sehingga perokok terus

mencoba meyakinkan peneliti bahwa merokok tidak

mengganggu kehidupannya serta kehidupan orang lain di

sekitarnya.

Rokok tidak lebih berbahaya daripada penyebab penyakit

lainnya. Di samping itu, Rokok tidak menimbulkan kematian

dan hanya menyebabkan penyakit jantung, impotensi,

gangguan kehamilan, dan janin yang umumnya tercantum

dalam bungkus rokok yang dikonsumsinya.

b. Persepsi manfaat (perceived benefits)

15

Page 16: Tugas Kelompok HBM

Manfaat jika berhenti merokok yakni berupa fisiologis

yakni mereka bisa menjadi lebih sehat secara fisik karena rokok

memang salah satu penyebab berbagai penyakit. Manfaat lain

berupa ekonomi, perokok yang berhenti merokok akan

diuntungkan secara ekonomi karena mereka dapat lebih

mengurangi pengeluaran, karena tidak adanya lagi pembelian

rokok yang mempunyai harga relative mahal. Yang terakhir yaitu

manfaat sosial, seorang yang tidak merokok lebih dianggap

menyenangkan bagi orang lain yang tidak merokok, karena mereka

sama-sama tidak menjadi factor penyebab tingginya angka perokok

pasif.

c. Persepsi halangan (perceived barrier)

1. Adanya penghambat yang dirasakan dari segi fisiologis, seperti

pusing dan gelisah merupakan penghambat yang terbesar yang

ditemukan dalam penelitian ini.

2. Dari segi psikologis,berhenti merokok dapat menimbulkan

persepsi kurang jantan sehingga membuat tidak percaya diri.

3. Penghambat lain berasal dari orang tua yang merokok dan tidak

membatasi anaknya untuk merokok juga memberikan dampak

anak tersebut terus merokok.

4. Penghambat terakhir adalah teman pergaulan yang dapat

melakukan penolakan sosial apabila seseorang diantaranya

berhenti merokok.

d. Isyarat untuk bertindak (cues to action)

Isyarat untuk bertindak terbagi menjadi dua macam, yakni

internal dan eksternal. Internal berarti berasal dari dalam diri

sendiri, yang berupa persepsi dan motivasi untuk berhenti

merokok. Sedangkan faktor eksternal atau faktor dari luar yakni

terkait adanya iklan rokok yang membuat mereka tertarik untuk

melakukan kebiasaan merokok.

16

Page 17: Tugas Kelompok HBM

3.2 Saran1. Teori health belief model dapat digunakan dalam menganalisis perilaku

sehat dengan memperhatikan semua faktor agar prubahan perilaku yang

diharapkan dapat tercapai.

2. Analisis kritis dari model health belief model adalah sensitivitas sejarah

dalam artinya bahwa berbagai predictor dapat berubah sewaktu-waktu

sehingga teori ini dapat diperluas atau dikembangkan untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan yang ada.

3. Pengembangn atau perluasan teori health belief model dalam teori yang

dipraktekkan sekarang ini adalah:

Health belief model telah menggunakan ketertarikan dalam

kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan

perkembangan dan kondisi kronis termasuk gaya hidup tertentu,

misalnya merokok.

Health belief model diterapkan dalam perilaku itu sendiri ataupun

untuk mencegah perubahan dalam perilaku, yang menggambarkan

bagaimana orang menginterpretasikan keadaan tubuh dan

bagaimana berperilaku selektif.

Peramalan perilaku digunakan untuk pencarian perawatan medis

untuk gejala dan menaati nasihat medis.

17

Page 18: Tugas Kelompok HBM

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo . 2006. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta : Rineka Cipta

http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/FAKTOR

DETERMINAN-PEMILIHAN-TENAGA-PENOLONG PERSALINAN.pdf

(diakses 12 Oktober 2013)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25145/4/Chapter%20II.pdf

(diakses 12 Oktober 2013)

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126237-S-5263-Analisis%20perilaku-

Literatur.pdf (diakses 12 Oktober 2013)

http://xa.yimg.com/kq/groups/20899393/33168155/name/

6+Promosi+Kesehatan.doc (diakses 12 Oktober 2013)

18