tugas kelompok bahasa

Download Tugas kelompok bahasa

If you can't read please download the document

Upload: masriqon-masriqon

Post on 17-Jun-2015

711 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

1. BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Sebagai manusia, kita memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain melalui komunikasi. Media yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa adalah suatu sistem symbol lisan yang arbriter yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Dardjowidjojo, 2008:16). Sedangkan menurut Chaer dalam Chaer (2009) mendefinisikan bahasa sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Selanjutnya menurut Sonawat & Francis (2007: 2 ) mendefinisikan bahasa sebagai kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan itu termasuk semua alat komunikasi di mana pikiran dan perasaan itu disimbolkan dan simbol itu membawa arti. Bahasa memiliki sebuah simbol untuk berfikir dan pikiran sosial melalui interaksi dengan orang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang bersifat arbriter yang digunakan oleh sekelompok orang untuk berinteraksi dan identifikasi diri berlandaskan budaya setempat. Dengan bahasa, maka orang dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan orang lain. Melalui bahasa, kita dapat mengetahui latar belakang , kebiasaan, adat istiadat dan dengan bahasa orang dapat mengungkapkan ide, gagasan dan pikirannya, karena melalui bahasa dapat mengungkapkan diri dan menunjang pikirannya. Berkaitan dengan pentingnya bahasa, penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa pertama yang sering kali disebut bahasa ibu (B1). Pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses yang sangat panjang sejak anak belum mengenal sebuah bahasa sampai fasih berbahasa. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa 2. pertamanya. Melalui pemerolehan bahasa yang dibawa anak sejak lahir mengolah data bahasa lalu memproduksi ujaran-ujaran. Dengan watak aktif, kreatif, dan inovatif, anak-anak akhirnya mampu menguasai gramatika bahasa dan memproduksi tutur menuju bahasa yang diidealkan oleh penutur dewasa. Fleming yang dikutip Jackman (2009) menjelaskan bahwa setiap anak memiliki lebih dari 50.000 saraf yang membawa suara manusia dari telinga ke otak. Otak menyandikan kata-kata dan menyusun kembali sel-sel otak tersebut pada penghubung atau jaringan untuk menghasilkan bahasa. Proses belajar bahasa inilah yang paling penting dari perkembangan seorang anak. Terdapat berbagai teori yang menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari perkembangan bahasa anak. Salah satu teori tersebut adalah teori behavioristik yang menjelaskan bahwa anak terlahir bagaikan kertas kosong dimana lingkungan yang berperan terhadap perkembangan anak selanjutnya. Dalam hal ini, termasuk perkembangan bahasa yang dimiliki oleh anak merupakan hasil latihan yang anak terima dari lingkungan disekitarnya. B Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1 Apa yang dimaksud dengan bahasa ibu? 2 Bagaimana teori-teori yang melandasi pemerolehan bahasa ibu? 3 Bagaimana tahapan-tahapan pemerolehan bahasa pada anak usia dini? 4 Bagaimana peranan bahasa ibu pada anak usia dini? C Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan sebagai berikut: 1 Untuk mendeskripsikan bahasa ibu. 2 Untuk mendeskripsikan teori-teori yang melandasi pemerolehan bahasa ibu. 3 Untuk mendeskripsikan tahapan-tahapan pemerolehan bahasa pada anak usia dini. 4 Untuk mendeskripsikan peranan bahasa ibu pada anak usia dini. 3. BAB II PEMBAHASAN A PENGERTIAN BAHASA IBU Ali (1995:77) mengatakan bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak awal hidupnya melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungan. Hal ini menunjukkan bahasa pertama (B1) merupakan suatu proses awal yang diperoleh anak dalam mengenal bunyi dan lambang yang disebut bahasa. Bahasa ibu adalah bahasa yang potensial dikuasai oleh seseorang sejak lahir secara terwaris. Bahasa ibu adalah bahasa pertama seseorang (Jos Daniel Parera: 17). Bahasa adalah identitas yang dimiliki setiap manusia sebagai identitas dirinya. Identitas individu atau jati diri seseorang dapat mudah diketahui dari warna bahasa atau dialeknya. Kepandaian dalam bahasa asli sangat penting untuk proses belajar berikutnya, karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir. Kepandaian yang kurang dari bahasa pertama seringkali membuat proses belajar bahasa lain menjadi sulit. Bahasa asli oleh karena itu memiliki peran pusat dalam pendidikan. B TEORI-TEORI YANG MELANDASI PEMEROLEHAN BAHASA IBU Pemerolehan bahasa ibu atau pemerolehan bahasa pertama (B1) memiliki dasar teori. Lebih lanjut, selain sebagai dasar berpikir bagaimana bahasa ibu dapat diperoleh oleh anak usia dini dalam proses perkembangannya, teori ini dapat dijadikan sebagai dasar berpikir pula untuk membuat suatu kegiatan yang dapat mengembangkan bahasa anak sesuai dengan usianya. 1 Teori Behaviorisme Teori Behaviorisme mulanya adalah teori belajar dalam psikologi yang telah muncul sejak 1940-an s/d awal 1950-an dan John B. Watson dianggap sebagai pelopor utama dalam teori ini. Teori ini menganggap bahwa otak bayi waktu dilahirkan sama sekali seperti kertas kosong/piring kosong(tabularasa/blank slate), yang nanti akan diisi dengan pengalaman- pengalaman. 4. Bagi mereka istilah bahasa menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki dan digunakan, dan bukan sesuatu yang dilakukan. Itulah sebabnya mereka menyebutnya dengan Verbal Behavior (perilaku verbal) yang kemudian konsep-konsep tersebut tertuang dalam bukunya B.F. Skinner yang berjudul Verbal Behavior (1957) Pengetahuan dalam bahasa manusia yang tampak dalam perilaku berbahasa adalah merupakan hasil dari integrasi peristiwa-peristiwa linguistik yang diamati dan dialami manusia. Kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya dan anak dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif didalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Mereka juga tidak mengakui penguasaan anak terhadap kaidah bahasa dan kemampuannya untuk mengabsrakkan ciri-ciri penting dari bahasa di lingkungannya. Namun adapun ketika anak berbicara itu disebabkan oleh keberhasilan lingkungan yang membentuk anak itu Mereka juga tidak mengakuai kematangan si anak dalam perkembangan pemerolehan bahasa, tetapi proses perkembangan sama sekali ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya. Adapun perkembangan bahasa dipandang sebagai kemajuan dari penerapan prinsip stimulus-respon dan proses imitasi (peniruan) Kekurangan pada teori ini, ia tidak mampu menjelaskan proses pemerolehan bahasa itu sendiri dan faktor kreatifitas dalam penggunaan bahasa serta bagaimana kompetensi bahasa digunakan untuk membuat dan memahami kalimat-kalimat baru yang belum pernah didengarnya. Dalam kaitannya dengan belajar B2, Lado (1964), mengatakan bahwa seseorang yang memulai belajar B2 cendrung akan menggunakan kebiasaan-kebiasaan (kaidah) yang dibentuk pada B1-nya, sehingga kebiasaan itulah yang terbawa ketika belajar B2. Itulah sebabnya teori Behaviorisme sering dikaitkan dengan hipotesis analisis kontrastif (suatu metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk 5. melihat/mencari persamaan dan perbedaan antara kedua bahasa atau lebih). Jadi, jika ada kemiripan B1 dan BT/B2, maka anak akan memperoleh struktur BT/B2 dengan mudah, tetapi jika sebaliknya maka anak akan menemui kesulitan. Jadi bagi kaum behaviorism bahwa belajar bahasa dan perkembangannya hanyalah persoalan bagaimana mengkondisikan anak dengan cara imitation, practice, reinforcement, and habituation, yang merupakan langkah pemerolehan bahasa. Dalam pengajaran bahasa, behaviorisme mengembangkan metode drill atau memperbanyak latihan baik dalam bentuk lisan atau tulisan. 2. Teori Nativisme Teori ini dipelopori oleh Noam Chomsky pada awal tahun 1960-an sebagai bantahan terhadap teori belajar bahasa yang dilontarkan oleh kaum behaviorisme tersebut, yang kemudian menulis buku berjudul (Review of B. F. Skinners Verbal Behavior, 1959) sebagai bantahan terhadap konsep skinner tentang belajar bahasa yang ada dalam buku Verbal Behavior (1957). Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, anak sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogramkan. Jadi lingkungan sama sekali lingkungan tidak punya pengaruh dalam proses pemerolehan (acquisition). Chomsky mengatakan bahwa Bahasa terlalu kompleks untuk dipelajari dalam waktu dekat melalui metode imitation seperti anggapan kaum behaviorisme. Dan juga bahasa pertama itu penuh dengan kesalahan dan penyimpangan kaidah ketika pengucapan atau pelaksanaan bahasa (performance). Manusia tidak mungkin belajar bahasa pertama dari orang lain seperti klaim Skinner 6. Menurut Chomsky bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, karena: 1) perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), pola perkembangan bahasa berlaku universal, dan lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa. 2) bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat , tidak bergantung pada lamanya latihan seperti pendapat kaum behaviorism. Lihar proses perkembangan bahasa anak. Chomsky menganggap Skinner keliru dalam memahami kodrat bahasa. Bahasa bukan suatu kebiasaan tetapi suatu sistem yang diatur oleh seperangkat peraturan (rule-governed). Bahasa juga bersifat kreatif dan memiliki ketergantungan struktur. Jadi, pemerolehan bahasa bukan didasarkan pada nurture (pemerolehan itu ditentukan oleh alam lingkungan) tetapi pada nature. Artinya anak memperoleh bahasa seperti dia memperoleh kemampuan untuk berdiri dan berjalan. Anak tidak dilahirkan sebagai tabularasa, tetapi telah dibekali dengan Innate Properties (bekal kodrati) yaitu Faculties of the Mind (kapling minda) yang salah satu bagiannya khusus untk memperoleh bahasa, yaitu Language Acquisition Device. LAD ini dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk mengolah masukan (input) dan menentukan apa yang dikuasai lebih dahulu seperti bunyi, kata, frasa, kalimat, dan seterusnya. Meskipun kita tidak tahu persis tepatnya dimana LAD itu berada karena sifatnya yang abstrak (invisible). Dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal ini. Chomsky mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik: mana yang dipencet itulah yang akan menyebanbkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan oleh input dari sekitarnya. Antara Nurture dan Nature sama-sama saling mendukung. Nature diperlukan karena tampa bekal kodrati makhluk tidak mungkin anak dapat berbahasa dan nurture diperlukan karena tanpa input dari alam sekitar bekal yang kodrati itu tidak akan terwujud (Dardjowidjojo,2003). (Contoh kasus lihat Soenjono,2003; hal, 236-237) 2 Teori Kognitivisme Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan bahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan 7. yang berasal dari kematangan kognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh urutan-urutan perkembangan kognitif. Menurut Piaget struktur yang kompleks itu bukan pemberian alam dan bukan sesuatu yang dipelajari dari lingkungan melainkan struktur itu timbul secara tak terelakkan sebagai akibat dari interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi kognisi anak dengan lingkungan kebahasaannya Menurut kaum kognitivisme bahwa kemampaun pembelajar sudah terprogram secara biologis untuk memiliki kemampuan kognitif dan proses belajar terjadi dengan cara memetakan kategori linguistik kedalam kategori kognitif, serta apa yang dipelajari adalah tatabahasa sebuah bahasa. Jadi, sebetulnya kaum kognitivisme berusaha menggabungkan peran lingkungan dan faktor bawaan, namun lebih besar ditekankan pada aspek berpikir logis (the power of logical thinking). Urutan pemerolehan bahasa: menuranikan struktur aksi representasi kecerdasan membentuk struktur linguistik dalam Chaer (2003, 178-179). C TAHAPAN-TAHAPAN PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI Di dalam berbagai penelitian telah terbukti bahwa manusia normal mengalami tahap-tahap yang hampir sama dalam pemerolehan bahasa pertama. Beberapa ahli mengatakan bahwa proses pemerolehan bahasa dimulai sebelum kelahiran. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa pada umumnya bayi yang baru lahir menunjukkan reaksi tertentu ketika mendengar suara ibunya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bayi tentu mengenal suara ibunya sejak dalam kandungan. Chomsky (dalam Chaer, 2003: 167) menyebutkan bahwa ada dua proses yang terjadi ketila seorang kanak-kanak mem[eroleh bahasa pertamanya. Proses yang dimaksud adalah proses kompetensi dan proses perfomansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari. Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak lahir. Meskipun dibawa sejak lahir, kompetensi memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi dalam berbahasa. Performansi adalah kemapuan anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Performansi terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan proses penerbitan kalimat-kalimat. Proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati atau mempersepsi kalimat- kalimat yang didengar, sedangkan proses penerbitan melibatkan kemampuan menghasilkan kalimat-kalimat sendiri. Secara umum setiap anak melalui tahapan pemerolehan bahasa yang sama, walaupun pencapaian tahapan tersebut mungkin akan dialami pada usia yang 8. berbeda bagi setiap anak. Hal ini berhubungan erat dengan kematangan fisiologis dan dipengaruhi oleh perkembangan sistem syaraf dalam otak. Hubungan tahap pemerolehan bahasa dan performansi linguistik sebagai berikut : USIA (TAHUN) PERFORMASI LINGUISTIK 0,3 Mulai meraban 0,9 Pola intonasi telah kedengaran 1,0 Kalimat satu kata (holofrasis) 1,3 Lapar kata (lexical overgeneralization) 1,8 Ujaran dan kata 2,0 Infleksi; kalimat tiga kata (telegrafis) 2,3 Mulai menggunakan kata ganti 2,6 Kalimat tanya, kalimat negatif, kalimat empat kata, dan pelafalan telah sempurna 3,6 Pelafalan konsonan telah sempurna 4,0 Kalimat sederhana yang tepat, tetapi masih terbatas 5,0 Konstruksi morfologis dan sintaktis telah sempurna 10 Matang berbicara 1. Tangisan (Crying) Tangisan merupakan perilaku yang mengandung pesan yang sangat kompleks bagi seorang bayi semenjak dia dilahirkan. Secara naluriah bayi akan menangis untuk mengekspresikan dan menyampaikan pesan kebutuhan dasarnya. Tangisan seorang bayi dapat berarti bahwa ia lapar, haus, merasa dingin atau panas dan lain-lain. Sebelum merespon, orang ibu atau orang lain diluar dirinya akan dan berusaha untuk memahami tangisannya. Perilaku ini bersifat instingtif, oleh karena kurang tepat apabila tangisan bayi merupakan tahapan perkembangan bahasa. Namun demikian tangisan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan dan kematangan speech organs (paru-paru dan pita suara) bagi seorang bayi. 2. Mendekut (Cooing) Tahapan ini disebut juga dengan fase gurgling atau mewing. Mendekut atau mendekur seperti suara burung merpati merupakan perilaku yang universal. Bunyi yang dikeluarkan pada usia 2 atau 3 bulan ini sulit didiskripsikan, karena bunyi yang dihasilkan mirip bunyi vocal, tetapi tidak sama dengan bunyi vocal yang dihasilkan oleh orang dewasa. Seperti halnya menangis, perilaku ini juga memberikan andil yang cukup signifikan bagi perkembangan dan kematangan piranti alat ucapnya. 3 .Mengoceh (Babbling) Pada usia 6 sampai 10 bulan, anak mulai mengucapkan kata-kata yang menghasilkan bunyi-bunyi dengan pola tertentu yang diulang-ulang. Anak pada usia ini mampu mengucapkan kata-kata yang terdiri dari kombinasi antara 9. konsonan dan vokal, misalnya /ma/, /pa/ dan /ba/. Walaupun mengoceh dengan pengucapan satu suku kata one word utterance (holofrastik), bagi bayi belum memiliki arti atau makna apapun, babling juga berperan penting bagi perkembangan bahasa anak di masa yang akan datang. Tahapan ini akan dilanjutkan dengan fase tuturan dua kata atau disebut dengan telegrafis. Ketika berkomunikasi, anak akan mengucapkan kata-kata yang dianggap penting saja yang disampaikan kepada lawan bicaranya D PERANAN BAHASA IBU PADA ANAK USIA DINI Dalam prosesnya, bahasa ibu memiliki peranan yang sangat penting yang menjadikan alasan bahwa bahasa ibu perlu dipertahankan dan diperhatikan untuk mengembangkan aspek kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Berikut ini merupakan alasan yang menjadikan bahasa ibu memiliki peranan penting dalam perkembangan berbahasa anak: 1 Bahasa ibu merupakan medium ekspresi dan komunikasi Bahasa ibu merupakan medium terbaik untuk mengekspresikan gagasan atau perasaan seseorang. Dengan begitu, bahasa ibu merupakan alat paling ampuh dan efektif untuk melakukan komunikasi dan pertukaran gagasan. 2 Bahasa ibu menjadi dasar pembentukan tatanan sosial Melalui bahasalahterutama bahasa ibupara individu membentuk organisasi sosial. Bahasa menentukan identitas sosial dan budaya penuturnya, sehingga pengguna bahasa yang sama akan dnegan mudah mengidentifikasikan diri mereka sebagai satu komunitas sosial dan melekat dengan identitas komunal tersebut. Selain itu, bahasa menentukan cara berpikir individu serta komunitasbukan sebaliknya. Kesamaan bahasa menghadirkan kesamaan cara berpikir tentang hal-hal mendasar. 3 Bahasa ibu mudah dipelajari Dari semua bahasa yang ada di dunia, bahasa ibu merupakan yang paling mudah dipelajari. Seseorang bisa sepenuhnya fasih menguasai bahasa ibu. 4 Bahasa ibu merupakan medium terbaik untuk memperoleh pengetahuan Berpikir merupakan instrumen sentral dalam perolehan pengetahuan dan proses proses berpikir mustahil dilakukan tanpa bahasa. P.B. Ballard menyatakan bahwa pengajaran dalam bahasa ibu, bahasa yang digunakan 10. oleh anak untuk berpikir dan berangan-angan, menjadi langkah esensial pertama dan instrumen terbaik budaya. Dengan demikian, mendapatkan fondasi kokoh dlaam bahasa ibu merupakan hal terpenting dalam keseluruhan proses pendidikan anak. 5 Bahasa ibu membuat pengembangan intektualitas anak jadi bisa dilakukan Pengembangan intelektual anak mustahil dilakukan tanpa bahasa. Membaca, mengekspresikan diri, memperoleh pengetahuan, dan mengajukan pendapat adalah instrumen-instrumen penting pengembangan intelektualitas; semua itu hanya bisa dilakukan melalui bahasa ibu sang anak. 6 Bahasa ibu merupakan instrumen ekspresi diri kreatif Kita mungkin bisa berkomunikasi menggunakan bahasa apa pun, tapi ekspresi diri kreatif hanya bisa dilakukan menggunakan bahasa ibu. Pernyataan ini diperkuat dan dipertegas oleh fakta bahwa semua penulis hebat menghasilkan karya-karya sastra hebat dalam bahasa ibu mereka. 7 Bahasa ibu merupakan instrumen pengembangan emosional Bahasa ibu adalah instrumen terpenting untuk melakukan pengembangan emosi anak. Efek emosional dari karya sastra merupakan salah satu hal terpenting dalam pengembangan dan penyempurnaan emosi. 8 Bahasa ibu merupakan instrumen perkembangan anak sebagai murid Pengajaran bahasa ibu jadi sangat penting karena amat menentukan kualitas perkembangan anak sebagai murid. Perkembangan kehidupan intelektual mereka, pengetahuan, kemampuan mengekspresikan diri, kreativitas, serta semua kemampuan produktif berakar pada bahasa ibu. 9 Bahasa ibu merupakan sumber ide-ide orisinal Ide-ide orisinal merupakan produk bahasa ibu. Mempertimbangkan aspek fasilitas pikiran dan ekspresi, ide-ide baru dan orisinal hanya bisa dimunculka dan dibentuk saat kita menggunakan bahasa ibu. (htttp://www.wariwiri.net/alasan-alasan-yang-membuat-bahasa-ibu-sangat- penting) 11. BAB III KESIMPULAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang bersifat arbriter yang digunakan oleh sekelompok orang untuk berinteraksi dan identifikasi diri berlandaskan budaya setempat. Dengan bahasa, maka orang dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan orang lain. Melalui bahasa, kita dapat mengetahui latar belakang , kebiasaan, adat istiadat dan dengan bahasa orang dapat mengungkapkan ide, gagasan dan pikirannya. Bahasa juga penting bagi anak usia dini. Dalam penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa pertama yang sering kali disebut bahasa ibu (B1). Bahasa ibu sangat penting bagi perkembangan berbahasa anak dengan alasan sebagai berikut: 1 Bahasa ibu merupakan medium ekspresi dan komunikasi 2 Bahasa ibu menjadi dasar pembentukan tatanan sosial 3 Bahasa ibu mudah dipelajari 4 Bahasa ibu merupakan medium terbaik untuk memperoleh pengetahuan 5 Bahasa ibu membuat pengembangan intektualitas anak jadi bisa dilakukan 6 Bahasa ibu merupakan instrumen ekspresi diri kreatif 7 Bahasa ibu merupakan instrumen pengembangan emosional 8 Bahasa ibu merupakan instrumen perkembangan anak sebagai murid 9 Bahasa ibu merupakan sumber ide-ide orisinal