tugas isbd.nc

30
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Pengertian Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut. Ukuran kekayaan Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja. ==== Ukuran kekuasaan dan wewenang ====ÂĎ Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati

Upload: david-chia

Post on 12-Aug-2015

96 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Isbd.nc

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

Pengertian

Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

==== Ukuran kekuasaan dan wewenang ====ÂĎ Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Page 2: Tugas Isbd.nc

STRATIFIKASI SOSIAL

Pengertian : Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal).

Aristoteles : Pada jaman kuno di dalam setiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.

Adam Smith : Masyarakat di bagi menjadi tiga, yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dan orang-orang yang hidup dari keuntungan perdagangan.

Thorstein Veblen : Membagi masyarakat dalam dua golongan yaitu golongan pekerja yang berjuang mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena kekayaannya.

Prof. Selo Soemardjan : Pelapisan sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai.

Robert M.Z. Lawang : Pelapisan sosial merupakan penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu secara hierarkhis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise

Hal-hal yang dihargai sebagai pembentuk pelapisan sosial :

a. Uang. b. Tanah. c. Kekayaan. d. Ilmu Pengetahuan. e. Kekuasaan. f. Kesalehan. g. Keturunan dari keluarga terhormat.

Kriteria tinggi rendah pelapisan

Talcott Parsons menyebutkan lima kriteria tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:

1) Kriteria kelahiran: meliputi faktor ras, jenis kelamin, kebangsawanan, dan sebagainya. 2) Kriteria kualitas pribadi : meliputi kebijakan, kearifan, kesalehan, kecerdasan, usia dan

sebagainya. 3) Kriteria prestasi : meliputi kesuksesan usaha, pangkat dalam pekerjaan, prestasi belajar,

prestasi kerja, dan sebagainya. 4) Kriteria pemilikan: meliputi kekayaan akan uang dan harta benda. 5) Kriteria otoritas : yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain sehingga pihak lain

tersebut bertindak seperti yang diinginkan.

Cara terbentuknya pelapisan sosial :

1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat dan harta kekayaan. Misal pada organisasi formal pemerintahan, perusahaan, partai politik, perkumpulan, angkatan bersenjata, dan sebagainya.

2) Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu.

Faktor-Faktor yang dijadikan alasan/dasar terbentuknya pelapisan sosial :

1) Kepandaian. 2) Tingkat umur. 3) Sifat keaslian keanggotaan di dalam masyarakat (misalnya cikal bakal, kepala desa dsb). 4) Pemilikan harta. Masyarakat pemburu biasanya mendasarkan pada tingkat kepandaian untuk membentuk

pelapisan sosial.

Page 3: Tugas Isbd.nc

Masyarakat yang telah hidup menetap dan bercocok tanam mendasarkan pada sistem kerabat dari pembuka tanah yang asli dianggap sebagai golongan yang menduduki lapisan yang tinggi.

Pada masyarakat yang taraf hidupnya masih rendah biasanya pelapisan sosial ditentukan oleh:

a. Perbedaan seksual (jenis kelamin). b. Perbedaan antara pemimpin dengan yang dipimpin. c. Perbedaan golongan budak dengan bukan budak. d. Perbedaan karena kekayaan dan usia.

Dua analisis Prof. Soerjono Soekanto tentang proses terbentuknya pelapisan sosial :

1) Sistem pelapisan sosial kemungkinan berpokok kepada sistem pertentangan dalam masyarakat.

2) Ada sejumlah unsur untuk membuat analisa pelapisan sosial yaitu : a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti penghasilan, kekayaan, kekuasaan,

wewenang. b. Sistem pertanggaan yang sengaja diciptakan sehingga ada prestise dan penghargaan atas

posisi pelapisan sosial tertentu. c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu dikukur adanya perbedaan kualitas pribadi,

keanggotaan kelompok kerabat tertentu, hak milik, wewenang, dan kekuasaan. d. Lambang-lambang kedudukan, seperti misalnya tingkah laku hidup, cara berpakaian,

bentuk rumah, keanggotaan suatu organisasi tertentu. e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan. f. Solidaritas di antara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki

kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat.

Kriteria Penggolongan Pelapisan Sosial :

a. Ukuran kekayaan.b. Ukuran kekuasaan.c. Ukuran kehormatan.d. Ukuran ilmu pengetahuan

Sifat Pelapisan Sosial :

a. Tertutup (closed social stratification) membatasi kemungkinan untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Contoh sistem kasta pada masyarakat feodal, masyarakat apartheid.b. Terbuka (opened social stratification), setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial lebih tinggi. Contoh masayarakat pada negara-negara industri maju.c. Campuran, adalah kombinasi terbuka dan tertutup dan ini sering terjadi dalam masyarakat. Misalnya untuk hal-hal tertentu bersifat terbuka, tetapi untuk hal-hal tertentu yang lain bersifat tertutup

Fungsi Stratifikasi Sosial :• 1) Alat untuk mencapai tujuan.• 2) Mengatur dan mengawasi interasksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.• 3) Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.• 4) Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.

Status dalam pelapisan sosial

Status dan peranan adalah unsur yang baku dalam sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.Status adalah posisi yang didukuki seseorang dalam suatu kelompok.

• Status objektif, yaitu status yang dimiliki seseorang secara hierarkhis dalam struktur formal suatu organisasi. Misal seorang Gubernur.

Page 4: Tugas Isbd.nc

• Status subjektif, yaitu status yang dimiliki seseorang merupakan hasil penilaian orang lain terhadap diri seseorang dengan siapa ia berkontak atau berhubungan.Kriteria penentuan status subjektif adalah:1) Kelahiran2) Mutu pribadi3) Pemilikan4) OtoritasPelapisan dalam masyarakat dapat dilihat berdasarkan kriteria sosial, politik dan ekonomi.Kriteria politik adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan.• Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak atau kemauan pemegang kekuasaan.• Wewenang adalah kekuasaan yang ada pada diri seseorang atau sekelompok orang yang mendapat pengakuan dari masyarakat. Kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat disebabkan oleh rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan.• Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.• Menurut Max Iver terdapat tiga pola umum “Piramida Kekuasaan” yaitu tipe kasta, tipe oligarkhis, tipe demokratis.• Tipe Kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kaku.• Susunan dari atas ke bawah adalah:• 1) Raja.• 2) Bangsawan.• 3) Orang-orang yang bekerja di pemerintahan, pegawai rendahan dan seterusnya.• 4) Tukang-tukang, pelayan-pelayan.• 5) Petani-petani, buruhan tani.• 6) Budak-budak.• Tipe Oligarkhis adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis-garis pemisahan yang tegas. Akan tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut terutama dalam hal kesempatan untuk naik lapisan sosial.• Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:• 1) Raja (penguasa)• 2) Bangsawan dari macam-macam tingkatan.• 3) Pegawai tinggi (sipil dan militer).• 4) Orang-orang kaya, pengusaha dan sebagainya.• 5) Pengacara.• 6) Tukang dan pedagang.• 7) Buruh tani dan budak.• Tipe Demokratis, adalah sistem pelapisan kekuasaannya terdapat garis pemisah antara lapisan yang sifatnya sangat mobil. Faktor kelahiran tidak menentukan pelapisan tertentu seseorang. Pada tipe ini lebih menekankan pada kemampuan orang untuk menentukan pelapisan sosial.• Pada lapisan sosial di lingkungan kraton (masa feodal kerajaan), tidak digambarkan sebagai pelapisan dari atas ke bawah tetapi sebagai lingkaran kambium. Dimana raja merupakan tokoh sentral yang penuh kekuasaan dan mempunyai privelese (hak-hak istimewa).Pelapisan sosial berdasar kriteria ekonomi membedakan penduduk atau warga masyarakat menurut jumlah dan sumber pendapatan• Sistem pelapisan yang berdasarkan kriteria ekonomi disebut kelas sosial.• Menurut Karl Marx ada dua macam kelas dalam setiap masyarakat, yaitu kelas atas yang memiliki tanah atau alat-alat produksi lainnya dan kelas bawah yaitu kelas yang tidak memiliki alat-alat produksi kecuali tenaga yang disumbangkan dalam proses produksi.• Max Weber menyebutkan adanya kelas yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat yang dinamakan stand.

Page 5: Tugas Isbd.nc

• Joseph Schumpater menyebutkan bahwa sistem kelas diperlukan untuk menyediakan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.• Hasan Shadily menyebutkan bahwa kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karena adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas itu masing-masing sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain.• Secara teoritis kelas-kelas ekonomi masyarakat adalah sebagai berikut:1) Kelas Atas (Upper Class), terdiri atas:• a. Kelas atas lapisan atas.• b. Kelas atas lapisan menengah.• c. Kelas atas lapisan bawah.2) Kelas Menengah (Middle Class), terdiri atas:• a. Kelas menengah lapisan atas.• b. Kelas menengah lapisan tengah.• c. Kelas menengah lapisan bawah.3) Kelas Bawah (Lower Class):• a. Kelas bawah lapisan atas.• b. Kelas bawah lapisan tengah.• c. Kelas bawah lapisan bawah.• Mengapa kelas-kelas sosial di dalam masyarakat digambarkan dalam bentuk kerucut? Hal ini berkaitan dengan jumlah warga masyarakat semakin tinggi jumlahnya semakin sedikit.Pelapisan sosial berdasarkan kriteria sosial, model pelapisannya berhubungan dengan prestise atau gengsi.• Prestises atau gengsi pada masyarakat feodal umumnya diukur dari garis keturunan.• Di Jawa masa kerajaan terdapat pelapisan dari atas ke bawah yakni:• 1) Raja (Sultan).• 2) Kaum Bangsawan (Sentono Dalem).• 3) Priyayi (Abadi Dalem tingkat tinggi).• 4) Kawulo (wong cilik).• Di Tanah Karo kedudukan pendiri desa (Marge Taneh) jauh lebih tinggi daripada rakyat biasa (ginemgem) dan budak (derip).• Di Timor ada kedudukan USIF (bangsawan) dan TOG (orang-orang biasa).• Di Inggris ada golongan NOBILITY (Bangsawan) dan dibawahnya COMMONER (rakyat biasa).• Pada Zaman Hindu warga masyarakat digolongkan ke dalam 4 tingkatan, yaitu:• 1) Kasta Brahmana (ahli agama, pendeta).• 2) Kasta Ksatria (golongan masyarakat bangsawan).• 3) Kasta Waisya (golongan masyarakat biasa, pedagang, petani).• 4) Kasta Sudra (golongan masyarakat pekerja kasar).• Pada sistem kasta yang disebut TRI WANGSA adalah Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Sedang lapisan terakhir disebut “jaba”.• Ida (nama untuk Brahmana), Tjokorda, Dewa, Ngahan (nama untuk Ksatria), Bagus, I Gusti, dan Gusti (nama untuk Waisya), Pande, Kbon, Pasek (nama untuk orang Sudra).• Gelar-gelar tersebut di atas diwariskan secara patrilineal.Konsekuensi perbedaan kedudukan dan peran sosial dalam tindakan dan interakasi sosial :• a. Orang yang menduduki pelpisan sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese dan prestise yang berbeda pula. (Baik privelese ekonomi maupun privelese budaya).• b. Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik.• c. Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidakmampuan mencapai posisi tertentu. Kegagalan itu dapat berupa alkoholisme, kejahatan, drug abuse, prostitusi, korupsi, kenakalan reamaja dan sebagainya.• d. Konsentrasi elite status, yakni pemusatan kedudukan-kedudukan yang penting kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu. Akibat logisnya adalah dimungkinkan terjadinya korupsi,

Page 6: Tugas Isbd.nc

kolusi, dan nepotisme.

Anilisis Gordon Alport (1958) tentang parasangka atau kecemburuan sosial akibat adanya pelapisan sosial yang dikenal dengan beberapa pendekatan antara lain:• a. Pendekatan historis.• b. Pendekatan kepribadian (psikologis).• c. Pendekatan fenomenologis.• d. Pendekatan naïve.• e. Pendekatan sosiokultural dan situasional.• Pendekatan historis didasarkan atas teori pertentangan kelas, yaitu konflik antara kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Pertentangan kelas itu diwarnai oleh kondisi saling menyalahkan, timbulnya prasangka dan kecemburuan sosial. Contohnya prasangka orang kulit putih terhadap ras negro, yang secara historis dipengaruhi oleh budaya “Tuan” dan “Budak”.• Pendekatan kepribadian (psikologis) menyatakan bahwa prasangka dan kecemburuan sosial sosial diakibatkan oleh keadaan frustasi yang mendorong tindakan agresif. Menurut teori ini tindakan agresi, prasangka, dan frustasi lebih ditentukan oleh tipe kepribadian seseorang akibat proses sosialisasi yang keliru terhadap lingkungan masyarakatnya.• Pendekatan fenomenologis menyatakan bahwa prasangka dan kecemburuan sosial dipengaruhi oleh bagaimana individu memandang masyarakat dan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka dan kecemburuan sosial. Menurut teori ini terjadinya pelapisan sosial, perbedaan kemampuan, dan tindakan individu merupakan gejala-gejala yang bersifat fenomenal atau bersifat umum.• Pendekatan naïve lebih menyoroti objek prasangka atau objek tindakan individu, dan bukan menyoroti pelakunya/ individunya. Bahwa yang menimbulkan prasangka adalah individu itu sendiri yang berprasangka atas perilaku tertentu. Contoh pada masa lalu Pegawai Negri Sipil selalu disangka akan hanya mendukung partai tertentu padahal belum tentu benar.• Pendekatan sosiokultural dan situasional adalah pendekatan yang menyoroti tentang kondisi dan situasi saat ini sebagai penyebab timbulnya perilaku, sikap, prasangka, dan kecemburuan tertentu.

Faktor-faktornya bisa bervariasi, antara lain:• a. Mobilitas sosial, yang menyebabkan penurunan status sosial sekelompok orang, kadang-kadang melahirkan prasangka dan menyalahkan situasi masyarakat.• b. Konflik antar kelompok. Disebabkan oleh timbulnya prasangka dan perilaku non integratif dari anggota-anggotanya.• c. Stigma perkotaan, bahwa timbulnya prasangka dan ketidakpastian di kota disebabkan oleh noda yang dilakukan sekelompok tertentu.

STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT PEDESAAN[1]

Oleh: Bayu Eka Yulian[2]

Desa dan Masyarakat Desa

Pengertian tentang desa cukup beragam, beberapa tokoh sosiologi pedesaan dan antropologi memberikan pandangan tentang desa. Menurut Koentjaraningrat (1984), bahwa desa dimaknai sebagai suatu komunitas kecil yang menetap tetap di suatu tempat. Pemaknaan tentang desa menurut pandangan ini menekankan pada cakupan, ukuran atau luasan dari sebuah komunitas, yaitu cakupan dan ukuran atau luasan yang kecil. Pengertian lain tentang desa dikemukakan oleh Hayami dan Kikuchi (1987) bahwa desa sebagai unit dasar kehidupan kelompok terkecil di Asia, dalam konteks ini “desa” dimaknai sebagai suatu “desa alamiah” atau dukuh tempat orang hidup dalam ikatan keluarga dalam suatu kelompok perumahan dengan saling ketergantungan yang besar di bidang

Page 7: Tugas Isbd.nc

sosial dan ekonomi. Pemaknaan terhadap desa dalam konteks ini ditekankan pada aspek ketergantungan sosial dan ekonomi di masyarakat yang direpresentasikan oleh konsep-konsep penting pada masyarakat desa, yaitu cakupan yang bersifat kecil[3]dan ketergantungan dalam bidang sosial dan ekonomi (ikatan-ikatan komunal).

Desa mempunyai ciri atau karakteristik yang berbeda satu sama lain, tergantung pada konteks ekologinya. Pengkajian masyarakat pedesaan memberikan ciri atau karakteristik yang cenderung sama tentang desa. Pada aspek politik, masyarakat desa cenderung berorientasi “ketokohan”, artinya peran-peran politik desa pada umumnya ditanggungjawabkan atau dipercayakan pada orang-orang yang ditokohkan dalam masyarakat. Secara ekonomi, mata pencaharian masyarakat desa berorientasi pada pertanian artinya sebagian besar masyarakat desa adalah petani. Sedangkan dalam konteks religi-kultural masyarakat desa memiliki ciri nilai komunal yang masih kuat dengan adanya guyub rukun, gotong royong dan nilai agama atau religi yang masih kuat dengan adanya ajengan atau Kyai sebagai pemuka agama.

Secara historis, desa memerankan fungsi yang penting dalam politik, ekonomi dan sosial-budaya di Indonesia. Di sisi lain, pedesaan merupakan daerah yang dominan jumlahnya di Indonesia, dimana sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di daerah pedesaan. Hal ini memberikan implikasi pada banyaknya program pembangunan yang diorientasikan pada masyarakat pedesaan. Dengan demikian, maka kajian mengenai masyarakat desa menjadi suatu hal yang sangat penting dilakukan sebagai kerangka dasar pembangunan nasional. Dua hal penting yang akan menjadi fokus kajian tentang pedesaan dalam kegiatan turun lapang ini yaitu struktur sosial dan dinamika masyarakat pedesaan. Struktur sosial yang dimaksudkan adalah hubungan antar status/peranan yang relatif mantap. Sementara itu, dinamika masyarakat dimaknai sebagai proses gerak masyarakat dalam keseharian, dalam konteks ruang dan waktu.

Sastramihardja (1999) menyatakan bahwa desa merupakan suatu sistem sosial yang melakukan fungsi internal yaitu mengarah pada pengintegrasian komponen-komponennya sehingga keseluruhannya merupakan satu sistem yang bulat dan mantap. Disamping itu, fungsi eksternal dari sistem sosial antara lain proses-proses sosial dan tindakan-tindakan sistem tersebut akan menyesuaikan diri atau menanggulangi suatu situasi yang dihadapinya. Sistem sosial tersebut mempunyai elemen-elemen yaitu tujuan, kepercayaan, perasaan, norma, status peranan, kekuasan, derajat atau lapisan sosial, fasilitas dan wilayah.

Masyarakat selalu dikaitkan dengan gambaran sekelompok manusia yang berada atau bertempat tinggal pada suatu kurun waktu tertentu. Pengertian ini menggambarkan adanya anggapan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari faktor lingkungannya, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Berdasarkan pandangan dari segi sosiologi, hal ini memperlihatkan adanya interaksi sosial antara manusia secara kelompok maupun pribadi. Masyarakat mengutamakan hubungan pribadi antara warganya, dalam arti bahwa masyarakat desa cenderung saling mengenal bahkan seringkali merupakan ikatan kekerabatan yang berasal dari suatu keluarga ”pembuka desa” tertentu yang merintis terbentuknya suatu masyarakat guyub. Pada masyarakat desa terdapat ikatan solidaritas yang bersifat mekanistik dalam arti bahwa hubungan antar warga seakan telah ada aturan semacam tata krama atau tata tertib yang tidak boleh dilanggar jika tidak ingin mendapat sanksi. Adanya tata tertib tersebut sesungguhnya ingin menjaga suatu comformity di kalangan masyarakat desa itu sendiri.

Menurut Geertz (1963) masyarakat desa di Indonesia identik dengan masyarakat agraris dengan mata pencaharian sektor pertanian, baik petani padi sawah (Jawa) maupun ladang berpindah (Luar Jawa). Selain itu, sejumlah karakteristik masyarakat desa yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini masih

Page 8: Tugas Isbd.nc

sering ditemui yaitu: sederhana, mudah curigai, menjunjung tinggi kekeluargaan, lugas, tertutup dalam hal keuangan, perasaan minder terhadap orang kota, menghargai orang lain, jika diberi janji akan selalu diingat, suka gotong royong, demokratis, religius. Kedudukan seorang dilihat dari berapa luasan tanah yang dimiliki.

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status (Susanto, 1993). Definisi yang lebih spesifik mengenai stratifikasi sosial antara lain dikemukakan oleh Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas tinggi dan kelas rendah. Sedangkan dasar dan inti lapisan masyarakat itu adalah tidak adanya keseimbangan atau ketidaksamaan dalam pembagian hak, kewajiban, tanggung jawab, nilai-nilai sosial, dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.

Teori Pembentukan Pelapisan Sosial

Diferensiasi dan ketidaksamaan sosial mempunyai potensi untuk menimbulkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Diferensiasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada ciri-ciri tertentu. Berbeda dengan ketidaksamaan sosial yang lebih menekankan pada kemampuan untuk mengakses sumberdaya, diferensiasi lebih menekankan pada kedudukan dan peranan.

Tabel 1. Perbedaan antara Diferensiasi dan Ketidaksamaan Sosial:

Diferensiasi Sosial Ketidaksamaan Sosial

Pengelompokan secara horizontal

Berdasarkan ciri dan fungsi

Distribusi kelompok

Kriteria biologis/fisik sosiokultural

Pengelompokan secara vertikal

Berdasarkan posisi, status,

kelebihan yang dimiliki, sesuatu

yang dihargai.

Distribusi hak dan wewenang

Stereotipe

Kriteria ekonomi, pendidikan,

kekuasaan, dan kehormatan.

Stratifikasi sosial dapat terjadi sejalan dengan proses pertumbuhan atau dibentuk secara sengaja dibuat untuk mencapai tujuan bersama. Seperti apa yang dikemukakan Karl Marx yaitu karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat, konflik sosial, dan hak kepemilikan.

Pembagian Kerja

Jika dalam sebuah masyarakat terdapat pembagian kerja, maka akan terjadi ketergantungan antar individu yang satu dengan yang lain. Seorang yang sukses dalam mengumpulkan semua sumber daya yang ada dan berhasil dalam kedudukannya dalam sebuah masyarakat akan semakin banyak yang akan diraihnya. Sedangkan yang bernasib buruk berada di posisi yang amat tidak menguntungkan. Semua itu adalah penyebab terjadinya stratifikasi sosial yang berawal dari ketidaksamaan dalam kekuasaan dalam mengakses sumber daya.

Menurut Bierstedt (1970) pembagian kerja adalah fungsi dari ukuran masyarakat

a) Merupakan syarat perlu terbentuknya kelas.

, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 08.04.11,
<!--[endif]-->
Page 9: Tugas Isbd.nc

b) Menghasilkan ragam posisi dan peranan yang membawa pada ketidaksamaan sosial yang berakhir pada stratifikasi sosial.

2) Konflik Sosial

Konflik sosial di sini dianggap sebagai suatu usaha oleh pelaku-pelaku untuk memperebutkan sesuatu yang dianggap langka dan berharga dalam masyarakat. Pemenangnya adalah yang mendapatkan kekuasaan yang lebih dibanding yang lain. Dari sinilah stratifikasi sosial lahir. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan dalam pengaksesan suatu kekuasaan.

Hak Kepemilikan

Hak kepemilikan adalah lanjutan dari konflik sosial yang terjadi karena kelangkaan pada sumber daya. Maka yang memenangkan konflik sosial akan mendapat akses dan kontrol lebih lebih dan terjadi kelangkaan pada hak kepemilikan terhadap sumber daya tersebut.

Setelah semua akses yang ada mereka dapatkan, maka mereka akan mendapatkan kesempatan hidup (life change) dari yang lain. Lalu, mereka akan memiliki gaya hidup (life style) yang berbeda dari yang lain serta menunjukannya dalam simbol-simbol sosial tertentu.

Dasar Pelapisan Sosial

Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan. (Calhoun dalam Soekanto, 1990) adalah sebagai berikut :

1) Ukuran kekayaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya : rumah, kerbau, sawah, dan tanah.

2) Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. Contoh: Pak Kades, Pak Carik, Tokoh masyarakat (Tomas).

3) Ukuran kehormatan, orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada maysarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.

4) Ukuran pengetahuan, pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Barang siapa yang berilmu maka dianggap sebagai orang pintar.

Sifat Sistem Pelapisan Masyarakat

Sifat sistem pelapisan di dalam suatu masyarakat menurut Soekanto (1990) dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Sistem tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dalam suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas maupun ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran (mobilitas yang demikian sangat terbatas atau bahkan mungkin tidak ada). Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung pada perbedaan rasial.

Sistem terbuka, masyarakat di dalamnya memiliki kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan yang di bawahnya (kemungkinan mobilitas sangat besar). Contohnya adalah dalam masyarakat demokratis.

, 2011-04-08,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 2011-04-08,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 08.04.11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 08.04.11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 08.04.11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 08.04.11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
Page 10: Tugas Isbd.nc

Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat menurut Soekanto (1990) adalah kedudukan (status) dan peranan (role).

Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestise-nya, dan hak-hak serta kewajibannya. Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu :

1) Ascribed-status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Pada umumnya ascribed status dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup, misalnya masyarakat feodal (bangsawan, kasta)

2) Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned status yang merupakan kedudukan yang diberikan. Assigned status sering memiliki hubungan erat dengan achieved stastus.

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat.

Mobilitas Sosial

Soekanto (1990) mendefinisikan gerak sosial sebagai suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan ada dua gerak sosial yang mendasar yaitu; pertama, gerak sosial horisontal yaitu peralihan status individu atau kelompok dari suatu kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya seorang petani kecil beralih menjadi pedagang kecil. Status sosial tetap sama dan relatif bersifat stabil. Kedua, gerak sosial vertikal yaitu peralihan individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.

Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan bahwa sesuai dengan arahnya gerak sosial vertikal secara khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Gerak sosial vertikal naik (sosial climbing), berupa: masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi yang telah ada sebelumnya atau pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok itu.

2) Gerak sosial vertikal turun (sosial sinking), berupa: turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya atau turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam kelompok sebagai kesatuan.

Menurut Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) mobilitas sosial vertikal mempunyai saluran-salurannya dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal yang melalui saluran tertentu dinamakan sirkulasi sosial. Saluran yang terpenting di antaranya adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan (menaikkan kedudukan oarang-orang dari lapisan rendah), sekolah (menjadi saluran gerak sosial vertikal bagi orang-orang dari

, 2011-04-08,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 2011-04-08,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 08.04.11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 08.04.11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
Page 11: Tugas Isbd.nc

lapisan rendah yang berhasil masuk dari sekolah untuk orang-orang lapisan atas), organisasi politik, ekonomi, keahlian, dan perkawinan.

Pelapisan Sosial Masyarakat

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

PengertianDefinisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosialUkuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaanKekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

Ukuran kekuasaan dan wewenangSeseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatanUkuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuanUkuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli

Page 12: Tugas Isbd.nc

skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.Tiga Sifat Stratifikasi SosialMenurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh:- Sistem kasta.Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.- Rasialis.Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.- Feodal.Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.c.Stratifikasi Sosial CampuranStratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial dalam MasyarakatA. Pengaruh Diferensiasi SosialPada Modul terdahulu Anda telah mempelajari Diferensiasi Sosial. Masih ingatkah Anda perbedaaan antara Kemajemukan Sosial dengan Heterogenitas Sosial? Ada dua hal dalam Diferensiasi Sosial yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di Indonesia. Mari kita bahas:

* Kemajemukan Sosial : Pengelompokkan masyarakat secara horisontal yang didasarkan pada adanya perbedaan Ras, Etnis (suku bangsa), klen, agama dsbnya.Kemajemukan masyarakat Indonesia terbentuk karena beberapa hal seperti:- Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa ribu pulau besar kecil dari barat sampai ke timur yang kemudian tumbuh menjadi satu kesatuan sukubangsa yang melahirkan berbagai ragam budaya. - Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik bagi bangsa-bangsa asing datang dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi (perkawinan campur) dan Asimilasi (perbauran budaya) diantara kaum pendatang dan penduduk asli maupun antara kaum pendatang sendiri terjadi. Hal demikian membuat masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai ras, etnis dan sebagainya.

Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain menimbulkan perbedaan mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal di wilayah pedalaman cenderung bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang tinggal di wilayah pantai sebagai nelayan/pelaut.Dapat ditarik kesimpulan dengan adanya Diferensiasi Sosial mempengaruhi terbentuknya anekaragam budaya, misalnya : bahasa, dialek, kesenian, arsitektur, alat-alat budaya, dsbnya.

Page 13: Tugas Isbd.nc

HeterogenitasAda dua macam Heterogenitas, yakni:1) Heterogenitas masyarakat berdasarkan profesi/pekerjaan.Masyarakat Indonesia yang besar ini penduduknya terdiri dari berbagai profesi seperti pegawai negeri, tentara, pedagang, pegawai swasta, dsbnya. Setiap pekerjaan memerlukan tuntutan profesionalisme agar dpat dikatakan berhasil. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu dan melatih ketrampilan yang berkaitan dengan setiap pekerjaan. Setiap pekerjaan juga memiliki fungsi di masyarakat karena merupakan bagian dari struktur masyarakat itu sendiri. Hubungan antar profesi atau orang yang memiliki profesi yang berbeda hendaknya merupakan hubungan horisontal dan hubungan saling menghargai biarpun berbeda fungsi, tugas, bahkan berbeda penghasilan.

2) Heterogenitas atas dasar jenis kelamin.Di Indonesia biarpun secara konstitusional tidak terdapat diskriminasi sosial atas dasar jenis kelamin, namun pandangan “gender” masih dianut sebagaian besar masyarakat Indonesia.Pandangan gender ini dikarenakan faktor kebudayaan dan agama. Apabila kita melihat kemajuan Indoensia sekarang ini, banyak perempuan yang berhasil mengusai Iptek dan memiliki posisi yang strategis dalam masyarakat. Maka sudah selayaknya perbedaan jenis kelamin dikatagorikan secara horisontal, yaitu hubungan kesejajaran yang saling membutuhkan dan saling melengkapi.Dari kedua macam Heterogenitas tersebut dapat ditarik kesimpulan : melalui Hetrogenitas memunculkan adanya profesionalismeprofesionalisme dalam pekerjaan, keterampilan-keterampilan khusus (skill), spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, penyadaran HAM, dan sebagainya.

B. Pengaruh Stratifikasi SosialSelain menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam masyarakat, juga munculnya kelas-kelas sosial atau golongan sosial yang telah kita pelajari pada Modul terdahulu.Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakan-tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya.

Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin.

Contoh pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakatGaya hidup masing-masing orang berbeda-beda. Ada orang yang hidup dengan gaya mewah, adapula yang hidup secara sederhana.Pola hidup masyakat tentunya dilatarbelakangi oleh statusnya dalam masyarakat.

Masyarakat Indonesia cenderung cepat menangkap budaya yang dibawa oleh bangsa asing. Misalnya pembauran antara budaya Indonesia yang original dengan budaya Indonesia .

Pelapisan Sosial Masyarakat

Masyarakat Indonesia mengenal adanya stratifikasi atau pelapisan sosial. Hal itu terjadi karena Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan. Pengertian Pelapisan sosial itu

, 04/08/11,
google_ad_section_start(name=default)
Page 14: Tugas Isbd.nc

sendiri adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah.

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.

Macam-macam status sosial yang ada di masyarakat antara lain :

1. Ascribed StatusAscribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2. Achieved StatusAchieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.

3. Assigned StatusAssigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya

TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL

1. Terjadi dengan sendirinya

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri . Adapun orang – orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu . Tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya . Pengakuan – pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya . Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari pelapisan itu bervariasi menurut tempat , waktu dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku .

Page 15: Tugas Isbd.nc

2. Terjadi dengan disengaja

Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama . Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang . Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi ini terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertical maupun secara horisontal .

PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT SIFATNYA

1. Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup

Di dalam sistem ini perpindahan anggota masyarakat ke lapisan lain baik keatasMaupun ke bawah tidak mungkin terjadi , kecuali ada hal – hal yang istimewa .Di dalam sistem yang demikian itu satu – satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran . Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta . Sebagaimana kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :

1. Kasta Brahmana : yang merupakan kastanya golongan – golongan pendeta danMerupakan kasta tertinggi2. Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yangDipandang sebagai lapisan kedua                                                                     3. Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang yang dipandang Sebagai lapisan menengah ketiga .                                                                   4. Kasta Sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata                           5. Paria :adalah golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta .               Yang termasuk golongan ini misalnya kaum Gepeng dsb.

2. Sistem pelapisan masyarakat terbuka

Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau naiknya ke lapisan yang di atasnya.Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini . Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu . Tetapi

Page 16: Tugas Isbd.nc

disamping itu orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya . Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut “Achieve status”. Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat , sistem pelapisan masyarakat yang terbuka sangat menguntungkan . Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain . Dengan demikian orang berusaha untuk mengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita – citakan . Demikian sebaliknya bagi mereka yang tidak bermutu akan semakin didesak oleh mereka yang cakap , sehingga yang bersangkutan bisa jatuh ke tangga sosial uang lebih rendah.

Orang dengan status sosial yang tinggi cenderung lebih dihormati dari pada yang mempunyai status sosial rendah. Hal ini tentunya dapat menimbulkan deskriminasi sosial di dalam masyarakat.Contohnya pada suatu acara di balai warga, orang yang mempunyai kedudukan tinggi atau mempunyai status ekonomi yang baik akan di utamakan dan diberi tempat khusus pada perhelatan tersebut, sedangkan orang dengan status sosial yang masih rendah umumnya mendapat tempat di belakang padahal sudah menganti lebih awal. Atau pada rapat warga, yang diundang untuk menghadiri rapat hanyalah warga dengan status sosial yang tinggi tanpa mau mendengarkan pendapat dari warga lainya.Hal ini lambat laun dapat menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat dan dapat menimbulkan ketidakharmonisan antar warga. Untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial akibat adanya pelapisan sosial ini, hendaknya orang dengan status sosial yang lebih tinggi dapat “Duduk sama rendah, Berdiri sama tinggi” dan saling merangkul satu sama lain dengan warga yang memiliki status sosial yang rendah agar terjadi keharmonisan di dalam bermasyarakat.

Kamis, 02 Desember 2010

Macam-Macam Pelapisan Sosial Masyarakat di Indonesia

Page 17: Tugas Isbd.nc

     Kesamaan derajat itu merupakan sesuatu yang bisa dikatakan atau sesuatu yang selalu

berhubungan dengan status. Kesamaan derajat terkadang dapat membuat seseorang merasa menjadi

lebih berwibawa, dan biasanya orang yang mempunyai sifat seperti itu rasanya dia ingin selalu

disegankan di sekitar atau di lingkungan tempat tinggalnya. Sifat yang seperti ini sangat tidak baik.

Dalam hidup bertetangga kita jangan sampai mempunya sifat yang seperti itu, karena itu akan

membuat hubungan antar tetangga menjadi tidak harmonis dan itu rasanya sangat tidak enak dan

nyaman. Dalam hidup bertetangga kita harus selalu tanamkan prinsip bahwa apa yang kita inginkan

harus sesuai dengan apa yang kita rasakan. Pelapiasn sosial bisa kita sebut sebagai sebuah urutan

atau tingkatan, pelapisan sosial bisa dikatakan sama dengan kesamaan derajat, ke dua-

duanya  memiliki tali hubungan yang erat, karena kedua hal ini sangat berkaitan antar yang satu

dengan yang lain, maka dari itu, semua atau sebagian orang yang mengkritik hal ini, karena bila tak

mengkritik, orang itu bisa dikatakan akan keterlaluan terhadap semua hak dan kewajiban yang harus

dibagi sama ratakan terhadap semua orang, tetapi semua itu kembali pada individual masing-masing

atau pribadi diri kita, karena semua itu kita yang melakukan dan melaksanakan jadi kita juga yang

akan rasakan jika kita biasa melakukan sesuai  yang ditetapkan.

     Banyak sekali contoh kejadian yang menggambarkan tentang hubungan antara pelapisan sosial

dengan kesamaan derajat. Salah satu contoh dalam lingkungan kita, kita dapat temukan hal ini di

lingkungan kita sendiri, bagi orang yang memiliki lapisan sosial tertinggi di lingkungannya, maka

orang itu juga akan mendapatkan sesuatu yang istimewa di masyarakatnya, seperti dihormati,

dihargai, serta memiliki wibawa yang sangat tinggi,   karena mereka memiliki tempat atau derajat

yang sangat dihormati, tetapi semua itu kembali terhadap kepada individu. Masih banyak contoh

lainnya, pelapisan sosial dan   kesamaan derajat memiliki cangkupan yang sangat luas, kita akan

temukan dalam mendapatkan pekerjaan, dalam memilih pasangan pun terkadang dilihat dari hal ini.

Oleh karena itu , kita sebagai manusia harus bersikap adil terhadap sesama manusia, kita satu jenis

ciptaan ALLAH yang memiliki jenis pria dan wanita, marilah berbagi terhadap sesama, berlaku adil

untuk mencapai semuanya.

Page 18: Tugas Isbd.nc

     Berbagai hal dalam hal apa pun pasti tak luput dari perbedaan dalam pemberian, kesamaan,

kesetaraan, pembagian yang setimbang dengan yang lainya. Mungkin semua orang tak heran

dengan semua ini karena mereka tak begitu menanggapi tetapi ada juga yang menanggapinya dan

mengkritiknya. Karena bagi yang mengkritiknya hal itu sangat tidak adil terhadap semua tindakan

yang akan terjadi nanti atau sesudah hal yang terjadi, mereka mau semua mendapatkan hal itu yang

sama tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Kesamaan derajat terkadang membuat

orang berwibawa dan sangat disegankan di sekitar lingkungannya, tetapi ada juga yang mereka

ingin sama dengan apa yang mereka rasakan. Karena mereka tak ingin diberlakukan tak adil

terhadap semua yang akan dilakukan atau dilaksanakan oleh orang itu.

1. Pelapisan sosial

A. Pengertian : Menurut Pitririm A. Sorokin pelapisan social adalah perbedaan penduduk atau

masyarakat ke dalam kelas-kelas yg tersusun secara bertingkat.

B. Pelapisan Sosial ciri tetap kelompok Sosial : Pelapisan masyarakat dalam masyarakat

primitive :

·         Berdasarkan jenis kelamun dan umur

·         Kelompok-kelompok suku

·         Pemimpin yg berpengaruh

·         Orang-orang yg dikucilkan

·         Pembagian kerja

·         Perbedaan struktur ekonomi

C. Terjadinya Pelapisan Sosial :

·         Terjadi dengan sendirinya

·         Terjadi dengan sengaja

D. Pembedaan Sistem pelapisan menururt Sifatnya :

1. Sifat pelapisan masyarakat yang tertutup

2. Sifat pelapisan masyarakat terbuka

E. Beberapa teori tentang pelapisan social :

Aristoteles : orang kaya, menengah, melarat

Vilfredo pareto : elite dan non-elite

Karl max : kelas yang mempunyai tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak

punya.

, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
Page 19: Tugas Isbd.nc

Ukuran golongan masyarakat :

1. Ukuran kekayaan

2. Ukuran kekuasaan

3. Ukuran kehormatan

4. Ukuran Ilmu Pengetahuan

2. Kesamaan Derajat

A.    Persamaan Hak : tercantum dalam Universal Declraration of Human Right

B.     Persamaan Derajat di Indonesia : UUD ’45 pasal 27, 29 dan 31

3. Elite dan Massa

1) Elite

a.       Pengertian : sekelompok orang yang terkemuka di bidang tertentu dan khususnya

golongan kecil yang memegang kekuasaan.

b.      Fungsi elite dalam memegang strategi

Pembedaan elite pemegang strategi secara garis besar :

Elite politik

Elite ekonomi, militer, diplomatic, dan cendikiawan

Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka agama

2) Massa

a.       Massa adalah suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan yang

dalam beberapa hal menyerupai crowd.

b.      Hal-hal penting dalam massa :

1. Keanggotaan berasal dari semua lapisan masyarakat

2. Massa adalah kelompok yang anonym

3. Sedikit interaksi antar anggota

4. Very loosely organized

c.       Peranan individu di dalam massa penting sekali

d.      Masyarakat dan massa

massa adalah gambaran kosong dari masyarakat

e.       Hakekat dan perilaku massa

·         Bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan

·         Pada tindakan bersama

f.       Peranan elite terhadap massa :

, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
Page 20: Tugas Isbd.nc

·         Pencerminan kehendak masyarakatnya

·         Memajukan kehidupan masyarakat

·         Peranan moral dan solidaritas kemanusiaan

·         Memenuhi kebutuhan pemuasan hedonic

4. Pembangian Pendapatan

1) Komponen Pendapatan

    Rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen

2) Perhitungan Pendapatan

                a. Sewa Tanah

Ialah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik tanah, karena telah

menyewakan tanahnya pada penggarap

                b. Upah

Bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh buruh, karena menyumbangkan

tenaganya dalam proses produksi

                c. Bunga Modal

Bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik modal, karena telah

meminjamkan modalnya dalam proses produksi

                d. Laba Pengusaha

Balas jasa yang berupa keuntungan, karena telah mengorganisasikan factor-faktor

produksi dalam melakukan proses produksi.

3) Distribusi Pendapatan

    Dua cara pendistribusian pendapatan Nasional :

1. Aliran Liberal

                2. Aliran Pemerintah

Pendapat saya tentang pelapisan sosial sebagai sebuah urutan atau tingkatan, sedangkan kesamaan

derajat, sama seperti dengan pelapisan sosial tetapi kesamaan derajat ialah sesuatu yang bisa

dikatakan memiliki status, tingkatan tang sama dalam lingkungan  atau daerahnya. Pelapisan sosial

dan kesamaan derajat memiliki tali hubungan yang erat, karena kedua hal ini sangat berkaitan antar

yang satu dengan yang lain. Maka dari itu, semua atau sebagian orang yang mengkritik hal ini,

karena bila tak mengkritik, orang itu bisa dikatakan akan keterlaluan terhadap semua hak dan

kewajiban yang harus dibagi sama ratakan terhadap semua orang, tetapi semua itu kembali ke orang

itu sendiri atau pribadi diri kita, karena semua itu kita yang melakukan dan melaksanakan serta kita

, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
, 04/08/11,
<!--[endif]-->
, 04/08/11,
<!--[if !supportLists]-->
Page 21: Tugas Isbd.nc

juga pun yang akan rasakan jika kita bisa melakukan sesuai  yang ditetapkan.