tugas etprof masalah

Click here to load reader

Upload: desita-tri-arifien

Post on 28-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Permasalahan: Guru yang Memberikan Hukuman Memilah Sampah Kepada Siswa SD Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesiyang Dibimbing OlehBapak Wartono

OlehDesita Tri Anggraini-100321400957Offering A-A/2010

Permasalahan: W adalah seorang siswa kelas 2 SD di SD Negeri di Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Guru J adalah wali kelas W. Suatu kali W tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru J, maka guru J memberikan hukuman kepada W. Hukuman yang diberikan oleh guru J adalah meminta W keluar kelas dan memilah sampah yang ada di tempat sampah depan kelas ke keranjang sampah plastik dan kertas. 2 hari kemudian, W lupa membawa buku LKSnya dan lagi-lagi guru J memberikan hukuman yang sama untuk W, hal ini terjadi lebih dari 3 kali. Teman W juga ada yang mengejek W dengan sebutan tukang sampah. Hingga suatu ketika saudara W yang berkunjung ke sekolah melihat W sedang memilah sampah di depan kelasnya saat jam pelajaran sedang berlangsung, hal ini membuat saudara W melaporkan kejadian tersebut kepada orang tua W. Akhirnya orang tua W melapor kepada Kepala Sekolah karena merasa anaknya diperlakukan tidak adil dengan hukuman tersebut selain itu guru J juga tidak memberitahukan/menjelaskan permasalahan mengenai W kepada orang tua terlebih dulu.

Solusi yang telah dilakukan:Kepala Sekolah menindaklanjuti laporanwali murid tersebut dan menemui wali kelas W yaitu guru J untuk menanyakan alasan beliau memberikan hukuman tersebut, guru J berpendapat dengan memberikan hukuman tersebut guru J berharap W jera dan tidak lagi lupa mengerjakan tugas atau membawa LKS lagi. Setelah itu Kepala Sekolah mempertemukan wali murid dan wali kelas untuk membahas hal tersebut. Meskipun pada awalnya orang tua W hendak memperkarakan hal ini ke Dinas Pendidikan setempat namun akhirnya diambil keputusan agar guru J sebaiknya memberikan hukuman yang lebih mendidik lagi dan masalah ini tidak perlu sampai diajukan ke Dinas Pendidikan setempat. Catatan: karena guru J dimutasi ke sekolah lain maka ditunjuk guru pengganti dan ternyata perilakunya yang sering lupa tidak terjadi lagi karena wali kelas W yang baru berkoordinasi dengan orang tua W untuk terus memantau perkembangan W di sekolah.

Analisis masalah:Berkaitan dengan kode etik guru Indonesia yang telah dibahas sebelumnya pada poin 1, 3, dan 5 berkaitan dengan permasalahan W yang telah dijelaskan sebelumnya. KOde etik Guru Indonesia poin 1 dan 3 disebutkan bahwa:1.Guru berbakti membimbing peserta didik membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya berjiwa Pancasila.3.Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaanDalam permasalahan di atas, hukuman yang diberikan guru tidak mencerminkan hal yang berkaitan dengan pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya berjiwa Pancasila. Siswa akan cenderung malu karena harus memilah sampah di depan teman-temannya, sekalipun alasannya adalah menumbuhkan cinta lingkungan. Akan berbeda jika memilah sampah tersebut dilakukan bersama-sama teman sekelas. Malu yang dirasakan W, cenderung akan membuat W menutup diri terhadap lingkungannya. Sedangkan pengulangan kesalahan yang dilakukan W mencerminkan bahwa bisa jadi W memiliki masalah dengan kemampuan intelektual ataupun psikisnya. Namun karena hal tersebut tidak bisa diselesaikan dan guru juga tidak berniat mencari alasan mengapa W terus melakukan kesalahan yang sama maka tidak ada solusi yang jelas sekalipun W telah melakukan hukuman yang diberikan guru J. untuk itulah dibutuhkan hukuman yang mendidik siswa.5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.Untuk permasalahan ini, hal mendasar lain yang tidak dilakukan guru untuk mengatasi masalah W adalah tidak adanya koordinasi guru dengan orang tua W, hal ini kurang sesuai dengan kode etik guru poin ke 5. Sebagai guru maka salah satu peran penting guru untuk membangun hubungan yang baik dengan orang tua murid. Apalagi untuk siswa SD yang masih belum dapat diajak berkonsultasi dengan maksimal maka yang sebaiknya diajak untuk berdiskusi ialah orang tuanya. Koordinasi yang baik akan membantu untuk mengawasi perkembangan siswa baik di sekolah dan di rumah. Dengan demikian jika terjadi hal-hal yang berkaitan dengan anak maka dapat segera dicari solusi terbaik dengan diskusi antara guru dan orang tua. Hukuman adalah penyajian stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera tingkah laku siswa yang tidak diharapkan yang termasuk alat pendidikan diantaranya adalah berupa hukuman. Dalam memberikan sutau hukuman para pendidik hendaknya berpedoman kepada prinsip a. Dihukum karena telah bersalah, dimana hukuman sebagai akibat dari pelanggaran atau kesalahan yang telah diperbuat.b. Dihukum agar tidak berbuat kesalahan lagi, dimana hukuman berfungsi sebagai cara untuk mengadakan perbaikan. Pada dasarnya hukuman diberikan untuk menakuti-nakuti siswa agar tidak melakukan pelanggaran atau perbuatan yang dilarang, namun menurut pakar psikolog hukuman yang diberikan hendaknya menumbuhkan kesadaran siswa untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Satu-satunya hukuman yang dapat diterima oleh dunia pendidikan adalah hukuman yang bersifat memperbaiki yakni hukuman yang menydarkan siswa atas kesalahan yang telah diperbuat. Hukuman yang demikian yang sesuai dalam dunia pendidikan, yang kemudian disebut sebagai hukuman yang memiliki nilai didik. Hukuman memilah sampah saat jam pelajaran berlangsung secara tidak langsung melanggar hak anak untuk belajar, karena ketika teman sekelasnya belajar dia terpaksa berada diluar kelas. Sekalipun W bersalah karena tidak mnegerjakan tugas rumah, guru sebaiknya memberikan hukuman diluar jam pelajaran karena bagaimanapun hak anak adalah belajar. Hindari hukuman yang memberikan labeling kepada siswa, siswa SD termasuk usia yang rentan. teman-teman sekelas yang mengolok-olok W juga menjadi dampak buruk lain dari hukuman yang diberikan guru. Maka seperti yang telah disebutkan sebelumnya dibutuhkan pendekatan khusus dengan anak agar anak memahami bahwa tindakan mereka salah dan sebaiknya jangan mengulangi hal yang sama. Memberikan hukuman menurut saya juga perlu dilakukan namun tidak secara fisik yang justru akan membuat siswa tertekan. Dalam memberikan hukuman sebaiknya menerapkan prinsip sebagai berikut.1. Sebaiknya buat kesepakatan dengan siswa terlebih dulu mengenai hukuman yang tepat ketika siswa tidak mengerjakan tugas. Minta pendapat siswa namun untuk yang penentuannya tetap guru karena tidaklah adil memberikan hukuman ketika siswa dalam keadaan tidak siap menerima hukuman. Berdialog mengenai peraturan dan hukuman dengan siswa selain juga membuat siswa paham konsekuensinya ketika mereka tidak mengerjakan tugas juga mengajarkan pada siswa untuk menghargai pendapat orang lain.2. Usahakan jangan memberikan hukuman saat guru sedang merasa emosi. Sering kali guru melampiaskan emosi kepada siswanya saat sedang ada masalah lain.Solusi yang diberikan menurut saya sudah tepat, dengan memberikan pengarahan kepada guru J untuk tidak lagi memberikan hukuman yang kurang sesuai untuk siswa SD. Dibutuhkan koordinasi yang baik antara orang tua dan pihak sekolah apalagi tahap perkembangan siswa SD masih sangat membutuhkan bimbingan orang dewasa disekitarnya dalam hal ini orang tua dan guru-guru di sekolah. Hal ini terbukti ketika guru baru yang mengajar secara aktif berkoordinasi dengan orang tua W untuk memberikan bimbingan ketika W di rumah serta membantu W untuk menyiapkan bukunya terlebih dulu sehingga semua tugas yang diberikan guru dikerjakan dengan baik oleh W selain itu W tidak lagi lupa membawa buku-buku pelajarannya.