tugas akhir tanah di pt. allied indo coal jaya, …

111
TUGAS AKHIR ANALISA GEOMETRI PELEDAKAN TAMBANG BAWAH TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, NAGARI PARAMBAHAN, KOTA SAWAHLUNTO, PROVINSI SUMATERA BARAT Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) MHD IRFAN 1310024427078 TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN 2020

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

TUGAS AKHIR

ANALISA GEOMETRI PELEDAKAN TAMBANG BAWAH

TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, NAGARI

PARAMBAHAN, KOTA SAWAHLUNTO, PROVINSI

SUMATERA BARAT

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

MHD IRFAN

1310024427078

TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

2020

Page 2: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

i

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

ANALISA GEOMETRI PELEDAKAN TAMBANG BAWAH TANAH DI

PT. ALLIED INDO COAL JAYA, NAGARI PARAMBAHAN, KOTA

SAWAHLUNTO, PROVINSI SUMATERA BARAT

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Disusun Oleh:

MHD IRFAN

1310024427078

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dian Hadiyansyah ST,.MT Riam Marlina A, ST., MT

NIDK.889194001 NIDN : 1027098501

Ketua Program Studi Ketua STTIND Padang

Riam Marlina A, ST., MT H. Riko Ervil, MT

NIDN : 1027098501 NIDN : 014057501

Page 3: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama ; MHD IRFAN

NPM ; 1310024427078

Program Studi ; Teknik Pertambangan

Dengan ini saya menyatakan bawah skripsi yang saya susun dengan judul ;

“ANALISA GEOMETRI PELEDAKAN TAMBANG BAWAH TANAH

DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, NAGARI PARAMBAHAN, KOTA

SAWAHLUNTO, PROVINSI SUMATERA BARAT”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari

skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan

gelar kesarjanaannya).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat

digunakan sebagai mana mestinya

Padang , September 2020

(mhd irfan)

1310024427078

Page 4: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas

berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi sesuai

waktu yang ditentukan. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman modern saat Skripsi

berjudul “Analisa Geometri Peledakan Tambang Bawah Tanah di PT. Allied

Indo Coal Jaya Nagari Parambahan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera

Barat “

Saya menyadari bahwa penulisan Skripsi ini belum sempurna karena

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Walaupun

demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian

Skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Orang tua

2. Bapak H. Riko Ervil.MT Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Ibuk Riam Marlina A , ST, MT selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

4. Bapak Dian Hadiyansyah, MT selaku dosen pembimbing 1.

5. Ibuk Riam Marlina A , ST, MT selaku dosen pembibing 2.

Page 5: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

ii

6. Bapak Andry Syaputra selaku Kepala Teknik Tambang PT. Allied Indo

Coal Jaya dan Pembimbing Lapangan bapak Mugiyanto di PT. Allied Indo

Coal Jaya .

7. Semua karyawan di PT. Allied Indo Coal Jaya

8. Seluruh Dosen Teknik Pertambangan dan Karyawan Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) Padang.

9. Teman-teman Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak

demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir/ Skripsi saya ini.

Padang, September 2020

Penulis

Page 6: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

iii

Page 7: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

1

ANALISA GEOMETRI PELEDAKAN TAMBANG BAWAH

TANAH di PT. ALLIED INDO COAL JAYA, NAGARI

PARAMBAHAN, KOTA SAWAHLUNTO, PROVINSI

SUMATERA BARAT

Nama : Mhd Irfan

Npm : 1310024427078

Pembimbing 1 : Dian Hadiyansyah ST,.MT

Pembimbing 2 : Riam Marlina A, ST,.MT

RINGKASAN

PT. Allied Indo Coal Jaya merupakan perusahan yang bergerak dibidang

pertambangan batubara bawah tanah mengunakan metode room and pillar. Di

tambang bawah tanah perusahan menggunakan peledakan untuk melakukan

produksi batubara. Adapun masalah yang terjadi didalam peledakan tambang

bawah tanah ini yaitu tidak tercapainya target produksi yang diingginkan oleh

perusahan. Jumlah produksi batubara dapat dipengaruhi oleh pola dan geometri

peledakan yang diterapkan dilapangan, dengan volume batubara yang dihasilkan

dipengaruhi oleh burden (B), spasi (S), kedalaman lobang ledak (H), jumlah

lobang ledak (n). powder factor (PC) berdampak kepada frakmentasi yang hasil

peledakan. Ukuran frakmentasi hasil peledakan juga mempengaruhi efektifitas

loading dan pengangkutan keluar area penambangan. Geometri peledakan yang

diterapkan perusahaan selama ini menghasilkan volume peldakan 9,627 ton,

powder factor 0,085 kg/ton, frakmentasi 47.791 cm. degan ukuran frakmentasi

tersebut agak sedikit menghambat kegiatan loading dan pengangkutan hasil

peledakan. Untuk meningkatkan volume hasil peledakan dan frakmentasi yang

diinginkan diperlukan perencanan geometri usulan menggunakan rumus ISSER

blaster’s hand book didapatkan volume peledakan 12,60 ton, powder factor 0,36

kg/ton dan frakmentasi 21,93 cm. untuk penerapan dilapangan disarankan

menggunakan rumus ISSER blaster’s hand book degan tetap memperhatikan

lingkungan, kondisi kestabilan sekitar kegiatan peledakan dan kapasitas

kemampuan perusahan menyediakan bahan peledak.

Kata kunci : volume, powder factor, frakmentasi.

Page 8: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

2

GEOMETRY ANALYSIS OF UNDERGROUND MINE EXPLOSION at

PT. ALLIED INDO COAL JAYA, NAGARI PARAMBAHAN, KOTA

SAWAHLUNTO, WEST SUMATERA PROVINCE

Name : Mhd Irfan

Npm : 1310024427078

Supervisor 1 : Dian Hadiyansyah ST, .MT

Supervisor 2 : Riam Marlina A, ST, .MT

ABSTRAK

PT. Allied Indo Coal Jaya is a company engaged in underground coal

mining using the room and pillar method. In underground mines the company

uses blasting to carry out coal production. The problem that occurs in this

underground mining explosion is that the company does not reach the production

target desired. The research objective was to calculate the blasting geometry using

the R.L Ash formula to produce an explosion volume of 9,627 tonnes, powder

factor of 0.085 kg / tonne, frakmentation of 47,791 cm. with the size of the

frakmentation somewhat inhibits the loading and transportation of blasting

products. For the second research objective with the proposed geometry using the

ISSER blaster's hand book formula, the blasting volume was 12.60 tonnes,

powder factor 0.36 kg / tonne and frakmentation 21.93 cm. analyze the resulting

blasting fragmentation that has been searched with the proposed and actual

geometry. The result of R.L Ash frakmentation was 47.791 cm, the ISSER

blaster's hand book was 21.93 cm and the actual was 49.5 cm. For field

application, it is recommended to use the ISSER blaster's hand book formula

while still paying attention to the environment, the stability conditions around

blasting activities and the capacity of the company to provide explosives.

Key words: Blasting geometry, volume, powder factor, frakmentation.

Page 9: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................... 3

1.3. Batasan Masalah.......................................................................... 3

1.4. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

2.1. Landasan Teori ............................................................................ 6

2.1.1 Bahan Peledak ........................................................................... 10

2.1.2 Tinjauan Umum Perusahan ..................................................... 41

2.2 Kerangka Konseptual .................................................................. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 50

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 50

3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 50

3.3 Data dan Sumber Data ................................................................ 52

3.3.1 Data .......................................................................................... 52

Page 10: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

iv

3.3.2 Sumber Data ............................................................................. 52

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 53

3.5 Kerangka Metodologi ................................................................ 54

BAB IV PENGOLAHAN DATA ................................................................ 56

4.1. Pengumpulan Data ...................................................................... 56

4.2. Pengolahan Data.......................................................................... 60

BAB V ANALISA DATA ............................................................................ 65

5.1 Rancangan Geometri Usulan........................................................ 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 67

6.1 Kesimpuran ................................................................................. 67

6.2 Saran ............................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram alir pembagian bahan peledak menurut R.L.Ash ...... 8

Gambar 2.2. Diagram pembagian bahan pelesak menurut Mike Smith ....... 14

Gambar 2.3. Diagram alir alat bantu peledak menurut Mike Smit ............... 15

Gambar 2.4. Sketsa dasar drag cut................................................................ 25

Gambar 2.5. Sketsa dasar v-cut ..................................................................... 26

Gambar 2.6. Sketsa dasar pyramid cut .......................................................... 26

Gambar 2.7. Sketsa dasar burn cut................................................................ 27

Gambar 2.8. Kelompok lubang dalam permukaan kerja terowongan dan pola

peledakan tanbang bawah tanah ................................................................... 29

Gambar 2.9. Pola peledakan dengan burn cut pada suatu terowongan ......... 30

Gambar 2.10. Pola peledakan dengan v-cut pada suatu terowongan ........... 30

Gambar 2.11. Pola peledakan dengan drag cut pada suatu terowongan ....... 31

Gambar 2.12. Bahan Peledakan Yang di Gunakan PT. AIC J ...................... 45

Page 12: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

vi

Gambar 2.13. Detonator Listrik Tunda ......................................................... 46

Gambar 2.14. Stemming ............................................................................... 46

Gambar 2.15. Kerangka Konseptual ............................................................. 48

Gambar 3.1. Peta Kesampaian Daerah .......................................................... 51

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian ........................................................... 54

Gambar 4.1. Peta peledakan PT. AIC Jaya ................................................... 59

Gambar 4.2. Penampangan fron peledakan batubara .................................... 62

Gambar 5.1. Penampang From Peledakan .................................................... 70

Page 13: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Detonator peledakan tambang bawah tanah .................................. 11

Tabel 2.2 Density untuk berbagai bahan peledak ......................................... 39

Tabel 4.1 Data Geometri Lobang Cabang...................................................... 55

Tabel 4.2 Data Geometri Lobang Cabang...................................................... 56

Tabel 4.3 Data Geometri Lobang Cabang...................................................... 56

Tabel 4.4 Data Geometri Lobang Maju ......................................................... 57

Tabel 4.5 Data Geometri Lobang Cabang...................................................... 57

Tabel 4.6 Data Geometri Lobang Cabang...................................................... 58

Tabel 4.7 Hasil Pegolahan Data ..................................................................... 62

Tabel 4.8 Hasil Pengolahan Data ................................................................... 65

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Frakmentasi ...................................................... 66

Page 14: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Pengolahan Data Lapangan.

Lampiran B : Dokumentasi Lapangan.

Lampiran C : Stratigrafi.

Lampiran D : Peta Layout.

Lampiran E : Peta Geologi PT. Allied Indo Coal Jaya.

Lampiran F : Peta Topografi.

Lampiran G : Disain Geometri Peledakan Lobang Cabang.

Lampiran H : Disain Geometri Peledakan Lobang Cabang.

Lampiran I : Disain Geometri Peledakan Lobang Maju.

Page 15: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ) merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang pertambangan batubara dengan menggunakan dua metode

penambangan batubara, yaitu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Metode

tambang bawah tanah menggunakan sistem room and pillar. Kegiatan

penambangan pada tambang bawah tanah terdiri dari pembongkaran batuan untuk

lobang pelayanan dan lubang produksi. Lubang pelayanan berfungsi sebagai jalan

masuk atau main road yang menghubungkan lubang produksi satu dengan lubang

produksi yang lain. Lubang produksi adalah lubang yang dibuat untuk

mengangkut batubara.

Penambangan Batubara dibantu dengan proses peledakan guna

mempermudah dan mempercepat proses penambangan untuk mencapai target

produksi yaitu sebesar 15-20 ton batubara per 1 kali peledakan. Dengan jumlah

lubang ledak 8-18 lubang per perledakan. Pembuatan lubang ledak menggunakan

alat bor Furukawa dengan panjang stang bor 120 cm, peledakan dilakukan dengan

menggunakan detonator listrik (electric detonator) sebagai pemicu peledakannya

dan bahan peledak powergel. Dalam peledakan menggunakan delay 0-6 dengan

kelipatan kecepatan 0,25 m/s. Berdasarkan pengamatan di lapangan untuk

tambang bawah tanah PT. AIC Jaya belum mampu memenuhui target produksi,

dan hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kegiatan peledakannya. Dimana

Page 16: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

2

PT.AIC Jaya menargetkan dalam satu kali peledakan mampu memproduksi 15-20

ton batubara. Sedangkan yang terealisasi hanya 5-7 ton batubara. Dimana pola

peledakan yang didisain oleh juru ledak tidak sesuai apa yang diterapkan di

lapanagan.

PT. AIC Jaya merangkai secara pararel dan membuat rangkaian menurut no

delay yang digunakan dalam setiap lobang. Dari lobang satu ke yang lain atau

lobang yang berdekatan menggunakan delay yang berbeda. stemming yang

digunakan yaitu tanah liat, lalu tanah liat dibulatkan sebesar diameter lubang

ledak. Setelah dimasukan alat ledak barulah dimasukan tanah yang sudah dibuat

oleh pekerja dilapangan dengan cara ditekan dan memakai stick supaya lubang

ledak padat didalam nya. Kegiatan peledakan pada tambang bawah tanah di PT.

AIC Jaya terdapat beberapa parameter keberhasilan yaitu kemajuan front bukaan

tambang hasil peledakan , fragmentasi hasil peledakan dan volume bongkaran

hasil peledakan terutama pada lokasi produksi. Semangkin besar kemajuan front

bukaan tambang yang dihasilkan maka produksi akan semangkin besar pula.

Semakin kecil fragmentasi hasil peledakan maka semakin ringan kerja pekerja

didalam lubang karena tidak perlu memecahkannnya lagi,

Supaya mendapatkan hasil yang diharapkan, Geometri pengeboran dan

peledakan dirancang sedemikian rupa agar hasil yang didapatkan maksimal serta

sesuai dengan kemajuan front bukaan tambang yang diharapkan sehingga produsi

akan tercapai (Hazzaliandiah, M.Taufik Toha, Bochori Tahun 2017).

Hasil parameter tersebut didapatlah rancangan geometri peledakan yang

cocok untuk digunakan pada daerah penelitian. Di lokasi penelitian banyak

Page 17: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

3

kendala yang sering terjadi, yang mengakibatkan produksi tidak tercapai, seperti

terdapatnya bongkahan-bongkahan fragmentasi batuan yang tidak diinginkan

(besar) dan adanya terdapat genangan air pada lokasi peledakan yang bisa

menghalangkan kegiatan peledakan, Didalam peledakan juga sering terjadi ada

beberapa lobang yang tidak meledak (missfire), disini peneliti memakai sistem

yang dipakai oleh parahali sebelumnya seperti R.L.Ash. Berdasarkan

permasalahan di atas, penulis tertarik untuk membahas “Analisa Geometri

Peledakan Tambang Bawah Tanah di PT. Allied Indo Coal Jaya”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Tidak tercapainya proses peledakan yang diinginkan oleh perusahan sebesar

15-20 ton, sedangkan terjadi di lapangan sebesar 5-7 ton.

2. Tidak sesuainya pola peledakan aktual dengan pola peledakan yang

direncanakan.

3. Terdapatnya beberapa lubang yang gagal ledak (missfire).

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Pembahasan difokuskan pada perhitungan geometri peledakan tambang

batubara dilapangan dan hasil perhitungan dengan teori R.L.Ash.

2. Perhitungan geometri peledakan dilakukan untuk jumlah lubang dan pola

peledakan yang sama.

3. Geometri peledakan yang dihitung hanya untuk peledakan batubara.

4. Peledakan yang dihitung hanya untuk lubang produksi.

Page 18: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

4

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana geometri peledakan tambang batubara di PT. AIC Jaya

menggunakan metode R.L ash?

2. Bagaimana mendesain geometri lubang ledak yang optimal untuk PT. AIC

Jaya untuk produksi batubara?

3. Bagaimana untuk mencapai ukuran fragmentasi yang optimal?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisa perhitungan geometri peledakan tambang batubara di PT. AIC

Jaya menggunakan metode R.L ash

2. Menganalisa geometri lubang ledak usulan untuk produksi batubara di PT.

AIC Jaya yang optimal.

3. Menganalisa fragmentasi yang optimal dari data geometri lubang ledak

usulan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan

untuk merancang ulang kembali tentang geometri peledakan

Page 19: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

5

2. Bagi peneliti

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan

kedalam bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan penulis dalam

menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan penulis dibidang

pertamabangan khususnya peledakan pada tambang bawah tanah.

3. Bagi Perguruan Tinggi STTIND Padang

Terciptannya kerjasama anatara pihak perguruan tinggi dengan

perusahaan, terutama dalam hal ini adalah jurusan Teknik Pertambangan Sekolah

Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Page 20: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Peledakan

Peledakan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk pemberaian batuan

atau material pada penambangan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai

hasil optimal apabila perlengkapan yang di pakai sesuai dengan metode peledakan

yang di terapakan. Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan

perlu hendakannya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal

tersebut. Peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat

digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya.

Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses

peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode

peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda.

1. Tujuan Peledakan

Tujuan peledakan dalam dunia pertambangan adalah memecah atau

membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan bijih yang bersifat

kompak atau massive dari batuan induknya menjadi material yang cocok untuk

dikerjakan dalam proses produksi berikutnya.

Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan peledakan adalah

Page 21: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

7

a. Kondisi batuan yaitu karakteristik struktur batuan dan sifat-sifat geoteknik

batuan yang akan mempengaruhi jarak antar lubang bor serta kemajuan yang

akan diperoleh.

b. Pola peledakan akan mempengaruhi hasil ledakan. Keberhasilan tujuan

peledakan sangat tergantung pada pola peledakan yang digunakan. Pola

peledakan juga akan menetukan ukuran fragmentasi dan arah lemparan

material yang diledakan.

c. Pengisian dan penembakan, pemilihan bahan peledak tergantung pada

diameter lubang bor, kondisi lubang ledak, derajat fragmentasi dan

blastability batuan. Penentuan isi bahan peledak akan digunakan tergantung

pada kedalaman lubang tembak, blastability batuan dan pola peledakan yang

digunakan.

Perencanan sistem peledakan akan mempengaruhi :

1) Ukuran fragmentasi batuan, bentuk dan letak hasil ledakan

2) Arah lemparan massa batuan yang lepas, hingga dapat dipilih kearah

tertentu

3) Apabila ada batas getaran tanah yang lepas, hinggah dapat dipilih

kearah tertentu seketika (instantaneous ignition) dapat dikuranggi dan

diganti dengan peledakan beruntun.

d. Alat Bantu Peledakan

Menurut Mike Smith [Mining Magazine, Feb 1988] saat ini banyak alat

bantu peledakan, yang bisa dipilih sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan .

Page 22: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

8

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.1. Diagram alir alat bantu peledakan menurut Mike Smith

Gambar diatas pembagian alat bantu peledakan menurut Mike Smith dan

pengelompokannya

1. Peledakan cara non-listrik

a. Sumbu api (safety fuse)

Berupa sumbu yang fungsinya merambatkan api dengan kecepatan tetap

yang dapat menyalakan detonator (plian detonator) yang dipasang di

ujung sumbu guna meledakanbahan peledak.

b. Sumbu ledak (detonating fuse)

Sumbu yang terdiri dari inti ating explosive (PETN) dibalut lapisan plastik

dan dibungkus dengan kombinasi tekstil, kawat dan plastik.

Explosves Initiating

Devices

Fuse Cap Electric Cap Special Electric Non Electric

Convension

al

Igniter cord

Convension

al delay

Millsecond

delay

Exploding

bridge wire

Magnadet

detenotors

Hihg

resistant

safety

detenetors

Small diameter

detonating cord

Shock tube

system

Gas tube sytem

Detonating

primer

Page 23: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

9

c. Nonel

Tube plastik yang mempunyai diameter 3mm, di dalamnya berisi suatu

bahan reaksi yang dapat mengantarkan gelombang kejut (shock wave)

dengan kecepatan kira-kira 2.000m/s

2. Peledakan cara listrik

a. Detonator

Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam

bentuk letupan sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap

bahan peledak peka detonator atau promer

a) Intanteous detonator yaitu tidak mempunyai delay time (waktu tunda)

b) Mili –second detonator yaitu mempunyai waktu tunda sesuai dengan

yang ditentukan, tetapi tidak melebihi 100m/s.

c) Half –second detonator yaitu mempunyai delay time 500 m/s setiap

interval.

b. Circuit wiring

a) Leg wire adalah dua kawat yang menjadi satu dengan detonator listrik,

salah satunya ujungnya terhubung dengan bridge wire yang terdapat di

dalam detonator. Isolasi leg wire pada ujung yang lain terkupas dan

kedua kawat diikatkan satu terhadap yang lain atau dilindungi plastik

shunt. Panjangnya berfariasi tergantung kebutuhan.

b) Connecting wire adalah kawat berisolasi yang menghubungkan antar

leg wire dengan firing line. Connecting wire terdiri dari kawat tunggal

Page 24: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

10

(solid wire) tembaga dengan isolasi yang tahan terhadap air yaitu 20

AWG atau yang lebih besar

c) Firing line/leading wire adalah kawat yang digunakan untuk

menghubungkan sumber tenaga listrik dengan rangkaian detonator.

d) Bush wire adalah perpanjangan dari firing line dimana masing-masing

detonator dihubungkan.

3. Bahan Peledakan

Karakteristik bahan peledak adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Bahan Peledak

Mungkin diketahui ledakan tertua adalah mesiu hitam, campuran arang

(karbon), sulphur, dan sendawa (potassium nitrat). Ketika tiga bahan kimia ini

dinyalakan, reaksi yang karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan

oksida nitrat (semua gas) serta kalium karbonat dan kalium sulfida (dua padatan).

Empat gas yang terbentuk dalam reaksi dipanaskan pada suhu yang sangat pesat.

Mereka membentuk gelombang kejut yang memiliki kemampuan untuk

merobohkan pohon, bagunan, orang, dan benda-benda lainnya dengan cara

mereka. Gelombang kejut juga membawa dengan itu sangat panas gas yang dapat

membakar benda-benda dan memulai kebakaran. Kombinasi gelombang kejut dan

temperatur tinggi adalah karakteristik dari sebagian besar jenis bahan peleak.

Mesiu pertama kali ditemukan di cina tidak lebih dari sekitar tahun 850.

Selama ratusan tahun, itu digunakan terutama untuk membuat kembang api. Cina

tidak mengunakan bubuk mesiu sebagai senjata perang, itu adalah orang eropa

pertama yang di adaptasi bahan peledak untuk digunakan dalam senjata.

Page 25: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

11

Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran

berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan,

gesekan, atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat

cepat dan hasil reaksinya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi

yang secara kimia lebih stabil. [Kursus Juru Ledak II, 2004, I]

Dynamite sebuah ledakan yang dibuat dengan merendam inert (tidak aktif

atau stabil), zat meyerap dengan campuran, nitrogliserin atau ammonium nitrat,

zat mudah terbakar (zat dengan kemampuan untuk membakar), seperti pilp kayu,

dan antasida.Mesiu sebuah ledakan campuran arang, potassium nitrat, sulphur

yang sering digunakan untuk mendorong peluru dari senjata dan peluru dari

meriam.

Bahan peledak yang digunakan adalah permissible dynamite dengan berat

150 gram dan panjang 160 mm. adapun jenis detonator yang digunakan adalah

cool delay detonator, cool delay detonator adalah detonator listrik yang memiliki

waktu tunda. Detonator ini memiliki nomor delay antara 0 – 6 dengan selang

waktu tunda kelipatan 25 m/s. panjang legwire detonator ini adalah 2 m. untuk

kebutuhan detonator pada tambang bawah tanah dapat dilihat pada tabel 2.1

dibawah ini.

Tabel 2.1

Detonator Peledakan Tambang Bawah Tanah

No No Delay Panjang Detonator (mm) Waktu Nominal

(m/s)

Warna Kemasan

1 0 42 0 Hitam

2 1 57 25 Ungu

3 2 59 50 Hijau

4 3 61 75 Pink

Page 26: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

12

5 4 64 100 Biru

6 5 66 125 Kuning

7 6 68 150 Merah Sumber : PT AIC JAYA

Pengisian bahan peledak dilakukan juru ledak dari PT AIC Jaya, adapun

pengisian bahan peledak adalah sebagai berikut.

a. Sebelum permissible diisikan, terlebih dahulu dilakukan pengecekan lubang

ledak menggunakan stik dan bersamaan dengan itu dilakukan pengisian

detonator listrik ke dalam lubang sebagai pemicu peledakan.

b. Pemuatan permissible diawali dengan kegiatan pemuatan bahan peledak yang

telah diisi dengan detonator listrik, kemudian dilanjutkan dengan pemuatan

permissible tanpa detonator.

c. Lubang ledak yang telah di isi supercoal-1 dilanjutkan dengan pemuatan tanah

liat sebagai stemming dengan menggunakan stik hingga lubang ledak penuh.

d. Lubang – lubang ledak yang telah berisi bahan peledak tadi dirangkai secara

seri atau seri parallel, sehingga membentu sirkuit yang ujung- ujung nya

dihubungkan dengan blasting machine. Setelah itu dicek dengan ohm meter,

peledakan dapat dilaksanakan.

2. Proses Dekomposisi Bahan Peledak

Proses dekomposisi bahan peledak terdiri dari ;

a. Pembakaran adalah reaksi pemukaan yang eksotermis dan dijaga

keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan

produksinya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur

oksigen (O2) baik yang terdapat dialam bebas maupun dari ikatan molekuler

bahan atau material yang terbakar.

Page 27: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

13

b. Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis dimana trasmisi reaksi

dekomposisi didasarkan pada konduktifitas termal (panas). Deflagrasi merupakan

yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut

(shock wave) dengan kecepatan rendah (low explosive), yaitu anatara 300-

1.000m/s atau lebih rendah dari kecepatan suara (subsonic).

c. Ledakan, menurut Berthelot adalah ekspansi seketika cepat dari gas menjadi

bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis

yang merusak. Jadi ledakan bukanlah kimia, tetapi merupakan transfer energy ke

gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas dan bunyi

yang keras.

d. Detonasi adalah proses kimia fisika yang mempunyai kecepatan reaksi yang

sangat tinggi, sehingga mengasilkan gas dengan temperatur sangat besar

membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi tersebut

menyebar kesemua zona peledakan berupa gelombang tekanan kejut (shock

compresson wave) dan proses ini berlanjut sampai material yang diledakan

terbongkar. Kecepatan rambatnya antara 3000-7500 m/s.

3. Klasifikasi Bahan Peledak

Bahan peledak diklasifikasi berdasarkan sumber energinya menjadi bahan

peledak mekanik, kimia dan nuklir. Pertimbangan pemakaiannya antara lain,

harga relative lebih murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi

waktu tunda (delaytime).

Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara

ditambang bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan

Page 28: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

14

peledak kuat. Pengklasifikasi bahan peledak umumnya berdasarkan kecepatan

reaksi, contohnya antara lain sebagai berikut:

a. Menurut R.L. Ash (1962) bahan peledak dibagi menjadi

Bahan peledak kuat (high explosive ) bila memiliki kecepatan detonasi

anatar 5.000-24.000 fps (1.650-8.500 m/s) dan Bahan peledak lemah (low

eksplasive) bila memiliki kecepatan detonasi <5.000 fps (<1650 m/s)

Jenis bahan peledak menurut R.L.Ash dapat dilihat gambar 2.2 dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.2. Diagram alir pembagian bahan peledak menurut R.L.Ash

Gambar diatas adalah pembagian bahan peledak menurut R.L. Ash

dan pembagian berdasarkan kekuatan ledaknya

Bahan Peledakan

Mekanis Nuklir Kimia

Bahan Peledak Lemah

(low eksplosive)

Bahan Peledak Kuat

(high eksplosive)

Blasting Agent Non Permisible Asli Secara Molekuler

Page 29: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

15

b. Menurut Mike Smith (1988)

Sumber: Realminers.com

Gambar 2.3. Diagram alir pembagian bahan peledak menurut Mike Smith

Gambar diatas menerangkan pembagian bahan peledak berdasarkan kuat

ledaknya menurut Mike Smith

Gambar diatas merupakan pembagian bahan peledak menurut Mike Smith.

Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat

khusus untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan

industri lainnya diluar keperluan militer.

Penggolongan bahan peledak terbagi atas beberapa kelompok, yaitu;

1. Berdasarkan lapangan operasinya, maka bahan peledak terbagi atasdua

golongan yaitu;

Bahan Peledakan

Bahan Peledak

Kuat Agen Peledak

Bahan Peledak

Kusus

Penganti Bahan

Peledak

TNT

Dinamik

Gelatin

ANFO

Slurries

Emulsi

Hibrid

Seismik

Trimming

Permisible

Shaped

Charger

Liquid

Compressed

air/gas

Expantion

agents

Mechanical

metods

Water jet

Page 30: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

16

a) Bahan peledak militer, yaitu bahan peledak yang digunakan pada operasi

militer dan peperangan.

b) Bahan peledak sipil/komersial/industri, yaitu bahan peledak yang

digunakan pada operasi pembangunan/kesejateraan dan operasi

penambangan

2. Berdasarkan komposisi bahan peledak, maka bahan peledak terbagi atas dua

golongan yaitu

a. Senyawa tunggal (terdiri dari satu macam senyawa saja)

Contoh: PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat) dan TNT ( Tetra Nitro

Toluen).

b. Campuran (terdiri dari berbagai senyawa unggal)

Contoh : Black Powder, ANFO (Amonium Nitrate Fuel Oil).

3. Berdasarkan kecepatan perambatan reaksi, maka bahan peledak terbagi atas

dua golongan yaitu :

a. Low Explasive, kecepatan rambat reaksinya kurang dari <1650 m/s

b. High Explosive, kecepatan rambat reaksinya lebih dari 1.500m/s, bahan

peledak yang tergolong didalamnya adalah Dinamit, TNT dan PETN.

4. Berdasarkan kepekaannya, maka bahan peledak terbagi atas dua golongan

yaitu :

a. Initiating Explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak apabila

terkena api, panas benturan maupun gesekan.

b. Non Initiating Explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak

apabila terkena reaksi api, panas benturan maupun gesekan. Pada

Page 31: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

17

umumnya bahan peledak ini akan meledak apabila didahului dengan

ledakan pendahuluan (detonator).

4. Sifat Fisik Bahan Peledak

a. Densitas

Densitas bahan peledak adalah massa bahan peledak dibandingkan dengan

volume bahan peledak tersebut. Densitas bahan peledak berkisaran antara 0,6-0,7

gr/cc, sebagai contoh densitas ANFO anatara 0,8-0,85 gr/cc. Biasanya bahan

peledak yang mempunyai densitas tinggi akan meghasilkan kecepatan detonasi

dan tekanan yang tinggi. Bila batuan yang akan diledakan bersifat massif atau

keras, maka digunakan bahan peledak yang mempunyai densitas tinggi,

sebaliknya pada batuan berstruktur atau lunak dapat digunakan bahan peledak

dengan densitas rendah. Pernyataan densitas pada bahan peledak dapat

diexpresikan beberapa pengertian, yaitu :

1. Densitas bahan peledak adalah berat bahan peledak per unit volume

dinyatakan dalam satuan gr/cc.

2. Densitas pengisian (loding sensity) adalah bahan peledak per meter kolom

lubang tembak (kg/m) atau (lb/ft).

3. Cartridge count atau stick adalah banyaknya stick bahan peledak yang ada

dalam satu dos.

b. Loading density adalah massa bahan peledak per meter lubang ledak.

Page 32: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

18

1. Sensitifitas

Sifat sensitifitas bahan peledak bervariasi tergantung pada komposisi kimia

bahan peledak, diameter, temperature dan tekanan ambient. ANFO disebut bahan

peledak peka (sensitive) terhadap primer

2. Ketahanan terhadap air (water resistant)

Ukuran kemampuan bahan peledak melawan air disekitarnya tanpa

kehilangan sensifitas dan efisiensi, apabila suatu bahan peledak larut dalam air

dalam waktu yang pendek (mudah larut), berarti bahan peledak tersebut

dikategorikan mempunyai ketahannan terhadap air yang buruk atau poor,

sebaiknya bila tidak larut dalam air disebut sangat baik atau excellent. Contoh

bahan yang mempunyai ketahanan terhadap air buruk adalah ANFO, sedangkan

untuk bahan peledak jenis emulsi, watergel atau slurries dan bahan peledak

berbentuk cartridge sangat baik daya tahannya terhadap air. Apabila didalam

lubang ledak terdapat air dan akan digunankan ANFO sebagai bahan peleaknya,

umumnya digunakan selubung plastic khusus untuk membungkus ANFO tersebut

kedalam lubang ledak.

3. Kestabilan kimia (chemical stability)

Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap mempertahannkan

sensitifitasnya selama dalam penyimpannannya dalam gudang dengan kondisi

tertentu. Faktor yang mempengaruhi ketidak stabilan kimia antara lain adalah

panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan dan

fasilitas gudang handak.

Page 33: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

19

4. Karakteristik gas (funes characteristics)

Detonasi bahan peledak menghasilkan gas-gas (fumes) baik yang beracun

maupun tidak beracun. Gas-gas yang beracun anatara lain NO (nitrogen

monoksida), NO2 (nitrogen oksida), dan CO ( karbon monoksida), sedangkan

gas-gas yang tidak berbahaya adalah H2O (uap air), CO2 (karbon dioksida), dan

N2 (nitrogen). Peledakan dalam dunia pertambangan yaitu memecah atau

membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan bijih yang bersifat

kompak atau massive dari batuan induknya menjadi material yang cocok untuk

dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. Dalam suatu operasi peledakan

pada pertambangan didahului oleh pemboran yang bertujuan untuk membuat

lubang tembak.

5. Karakteristik Bahan Peledak

a. Kekuatan (strength)

Persentase atau kekuatan (daya ledak) bahan peledak, pada pengukuran

bahan strength digunakan dua metode pengukuran yaitu :

1) Weight strength (berdasarkan berat bahan peledak)

2) Volume strength (berdasarkan volume bahan peledak)

b. Kecepatan detonasi (velocity)

Merupakan sifat bahan peledak yang mempunyai perambatan tinggi.

Pengukuran cepat rambat bahan peledak dapat dilakukan degan menggunakan alat

ukur mikro timer ataupun bisa juga dengan menggunakan sumbu ledak yang

diketahui kecepatannya.

c. Tekanan detonasi

Page 34: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

20

d. Tekanan pada lubang ledak

6. Bahan Peledak Permissible

Bahan peledak permissible adalah bahan peledak yang khusus digunakan

pada tambang batubara bawah tanah. Karena pada tambang batubara bawah tanah

terdapat gas methan (CH4) dan debu batubara yang sangat mudah terbakar.

Pada bahan peledak permissible ditambahkan garam yang dapat menekan

temperatur saat peledakan berlangsung disebut fire suppressant salts. Derajat

penekanan suhu tersebut tergantung pada persentase garam yang ditambahkan

kedalam bahan peledak.

7. Fragmentasi Batuan

Fragmentasi adalah istilah yang menggambar ukuran dari pecahan batuan

hasil produksi peledakan. Pada pembongkaran batuan dengan metode pemboran

dan peledakan, ukuran frakmentasi hasil peledakan merupakan suatu faktor yang

sangat penting, dimana ukuran frakmentasi batuan hasil peledakan diharapkan

sesuai dengan kebutuhan pada kegiatan penambangan berikutnya.

a) Mekanisme pecahnya batuan akibat peledakan

Secara umum batuan tahan terhadap tekanan maupun gesekan tetapi lemah

terhadap tarikan. Pada proses pecahnya batuan akibat peledakan, faktor yang

penting yaitu adanya gaya tarik yang mengenai batuan. Sedangkan mekanisme

pecahnya batuan akibat kegiatan peledakan dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Tahap pertama

Bila suatu lubang tembak dilakukan peledakan, maka terjadi tekanan

peledakan yang sangat tinggi pada lubang ledak tersebut. Tekanan peledakan ini

Page 35: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

21

menimbulkan gelombang tekan yang kemudian menekan dinding lubang tembak

tersebut, akibatnya batuan disekeliling sumber energy tersebut. Perambatan

gelombang tekan ini dipengaruhi oleh kerapatan batuan yang dilewatinya. Apabila

kerapatan batuan yang dilewatinya. Apabila kerapatannya semakin besar, maka

akan semangkin cepat pula menghantarkan rambatan gelombang tekan tersebut.

2. Tahap kedua

Gelombang-gelombang tekan tadi harus merambat menjauhi lubang tembak

dan pada saat mencapai perubahan kerapatan atau bidang bebas, gelombang

tersebut akan terbagi menjadi gelombang pantul dan gelombang bias.

Pada saat gelombang tekan mencapai bidang bebas maka gelombang

tersebut akan dipantulkan dank arena adanya aksi yang berlawanan antara

gelombang tekan dengan gelombang pantul terjadilah tegangan tarik ledak. Bila

tegangan tarik ini lebih besar dari pada kuat tarik batuan maka batuan tersebut

akan pecah sepanjang lintasannya.

3. Tahap Ketiga

Karena masi ada tekanan yang tinggi didalam lubang tembak dan tekanan

ini dilepaskan melalui rekahan-rekahan tersebut menjadi besar. Akibat dari

pelepasan tekanan tersebut menyebabkan massa batuan terdorong ke depan yang

diikuti dengan runtuhnya batuan secara keseluruhan.

Page 36: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

22

b) Faktor-Faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan

1. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan manusia

Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh kemampuan manusia. Hal

ini disebabkan karena prosesnya terjadi secara alamiah, yang termasuk faktor-

faktor tersebut adalah :

a. Karakteristik massa batuan

Dalam kegiatan pemboran dan peledakan, karakteristik massa batuan yang

perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan fragmentasi batu yaitu kekerasan

batuan, kekuatan batuan, elastisitas batuan, abrasivitas batuan dan kecepatan

perambatan gelombanng pada batuan, serta kuat tekan dan kuat tarik batuan yang

akan diledakkan.

Semakin tinggi tingkat kekerasan batuan, maka akan semakin sukar batuan

tersebut untuk dihancurkan, demikian juga dengan batuan yang dimiliki kerapatan

tinggi. Hal ini disebabkan karena semakin berat massa suatu batuan, maka bahan

peledak yang dibutuhkan untuk membongkar atau menghancurkan batuan tersebut

akan lebih banyak.

Sifat kuat tekan dan kuat tarik batuan juga digunakan dalam penggolongan

terhadap mudah atau tidaknya batuan untuk dibongkar. Batuan akan ancur atau

lepas dari batuan induknya apabila bahan peledak yang digunakan memiliki kuat

tekan yang lebih besar dari pada kuat tarik batuan itu sendiri.

b. Struktur Geologi

Struktur geologi yang berpengaruh pada kegiatan peledakan adalah struktur

rekahan (kekar) dan struktur pelapisan batuan.

Page 37: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

23

Kekar (joint) merupakan rekahan-rekahan dalam batuan yang terjadi karena

tekanan atau tarikan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja dalam kerak

bumi atau pengurangan bahkan kehilangan tekanan dimana pengeseran dianggap

sama sekali tidak ada.

Dengan adanya struktur rekahan ini maka energy gelombang tekan dari

bahan peledak akan mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya gas-gas

hasil reaksi peledakan yang menerobos melalui rekahan, sehingga mengakibatkan

penurunan daya tekan terhadap batuan yang diledakkan. Penurunan daya tekan ini

akan berdampak terhadap batuan hasil peledakan bahkan batuan hanya mengalami

keretakan, struktur pelapisan batuan juga mempengaruhi hasil peledakan.

c. Pengaruh Air Tanah

Kondisi air tanah juga dapat mempengaruhi hasil peledakan. Adanya air

tanah akan menyebabkan terjadinya pendinginan reaksi dan larutannya unsur-

unsur bahan peledak oleh air.

Bahan Peledak ANFO memiliki tingkat ketahanan yang buruk terhadap air,

sehingga apabila ANFO yang digunakan terkontaminasi air maka akan

mempengaruhi frakmentasi batuan hasil peledakan atau bahkan bisa

mengakibatkan terjadinya kegagalan pada peledakan (misfire).

2. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan

a. Pola Pemboran

Terdapat perbedan pola pengeboran antara tambang bawah tanah dengan

tambang terbuka. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, antara

lain luas area, volume hasil peledakan, suplai udara segar dan keselamatan kerja.

Page 38: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

24

Pada proses peledakan hasur mempunyai dua bidang bebas (free face), agar

pelepasan energy dari bahan peledak dapat berjalan dengan sempurna. Pada

tambang bawah tanah hanya mempunyai satu bidang bebas, oleh karna itu harus

dibuat bidang bebas kedua yang disebut cut. Secara umum terdapat empat jenis

cut yang kelanjutannya dapat dimonifikasi sesuai dengan sifat geoteknik batuan

setempat, yaitu :

1. Drag Cut

Pola ini sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang

perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang cut dibuat menyudut terhadap bidang

perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut

bidang perlapisan. Cut ini cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar 1,5-2m)

dimana kemajuan yang besar tidak terlalu penting. Seperti pada gambar 2.4

dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.4. Sketsa dasar drag cut

Page 39: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

25

2. V-Cut

V-Cut sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang tembak

pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk V.

Sebuah Cut dapat terdiri dari dua atau tiga pasang V, masing-masing pada posisi

horizontal. Lubang-lubang tembak pada cut biasanya dibuat membentuk sudut

60o terhadap permukaan terowongan. Dengan demikian panjang kemajuan

tergantung pada lebar daripada terowongan karena panjang batang bor terbatas

pada lebar tersebut. Satu atau dua buah lubang tembak yang lebih pendek disebut

burster dan dapat dibuat ditengah cut untuk memperbaiki hasil fragmentasi.

Sketsa V-Cut dapat dilihat pada gambar 2.5 dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.5. Sketsa dasar V-Cut

3. Pyramid Cut

Pyramid Cut terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada

satu titik ditengah terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang cut

Page 40: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

26

ditambah hingga menjadi 6 buah. Sketsa Pyramid Cut dapat dilihat pada gambar

2.6 dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.6. Sketsa dasar Pyramid Cut

4. Burn Cut

Pola ini berbeda dengan cut yang lain. Perbedaannya yaitu pada cut lain

lubang cut membentuk sudut satu sama lain sedang dalam burn cut lubang cut

dibuat sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan terowongan.

Pada pola ini beberapa lubang cut tidak diisi dengan bahan peledak yang

berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut yang diisi dengan bahan

peledak. Lubang cut yang kosong dapat lebih dari satu dan ukurannya lebih besar

dari lubang cut yang diisi. Keuntungan dari pada burn cut adalah :

a. Kemajuan tidak lagi tergantung pada lebar terowongan karena semua

lubang dibuat sejajar dengan sumbu terowongan

b. Proses pemboran menjadi lebih mudah.

Sketsa Burn Cut dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah ini.

Page 41: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

27

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.7. Sketsa dasar Burn Cut

5. Lubang easer dan Trimmer

Lubang easer dibuat mengelilingi cut untuk memperbesar bukaan cut

sehingga lubang trimmer dapat membuat bentuk daripada terowongan. Untuk

terowongan berukuran biasa, satu ronde peledakan terdiri dari sekitar 40 buah

lubang tembak dimana setiap lubang tembak membuat bukaan seluas sekitar 0,25-

0,5 m2.

Banyaknya lubang easer serta penempatannya tergantung kepada pola

lubang cut. Pada pola burn cut penempatan lubang easer tidak boleh terlalu dekat

pada cut untuk menghindari terjadinya ledakan premature daripada lubang easer.

Disarankan untuk menempatkan lubang easer antara 30-50 cm dari cut.

Lubang trimmer pada akhirnya akan membuat bentuk dari terowongan.

Banyak dan posisi daripada lubang trimmer tergantung daripada ukuran

terowongan, kekerasan batuan, dan fragmentasi yang disesuaikan dengan system

pemuatan.

Page 42: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

28

b. Pola peledakan

Secara umum peledakan merupakan urutan atau sekuensial ledakan dari

sejumlah lubang ledak. Pola peledakan pada tambang terbuka berbeda dengan

tamabang bawah tanah seperti pada pola pengeboran. Adanya urutan peledakan

berarti terdapat jeda waktu ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut

dengan menerapkan waktu tunda atau delay time. Beberapa keuntungan yang

diperoleh dengan menerapkan delay time pada system peledakan anatara lain

adalah :

1. mengurangi getaran

a) Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan

Apabila pola peledakan tidak tepat atau seluruh lubang diledakan sekaligus

maka akan terjadi dampak merugikan yaitu peledakan yang menggangu

lingkungan dan hasilnya tidak efesien.

Peledakan membuat cut merupakan urutan pertama agar terbentuk bidang

bebas baru di susul oleh lubang-lubang lainya sehingga lemparan batuan akan

terarah. Urutan paling akhir peledakan terjadi pada sekeliling bukaan yaitu bagian

atap dinding dan lantai. Pada bagian tersebut pengontrolan menjadi sangat penting

agar bentuk bukaan menjadi rata, artinya tidak banyak tonjolan pada bagian

dinding dan atap.

Permukaan kerja pada tambang bawah tanah dibagi menjadi beberapa

bagian yang sesuai dengan fungsinya, yaitu cut hole, cut spreader hole, stoping

hole, roof hole, wall hole, dan floorn hole. Bentuk terowongan terdiri dari bagian

Page 43: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

29

bawah (abutment) dan bagian atas (arc). Sketsa dari bentuk lubang dalam

permukaan trowongan dapat dilihat pada gambar 2.8 dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.8. Kelompok lubang dalam permukaan kerja terowongan dan

pola peledakan tambang bawah tanah

Sketsa pola peledakan dengan brun cut pada suatu trowongan dapat dilihat

pada gambar 2.9 dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.9. Pola Peledakan Dengan Burn Cut Pada Suatu Terowongan.

Tinggi

abutment

Tinggi

busur

Roof holes atau

back holes

Stoping holes atau

helper holes atau

reliever holes

Wall holes

atau rib holes

Cut holes

Cut spreader holes

atau raker holes

Floor holes atau

lifter holes

5,2 m

7,5 m

9

9

1010

11

11

11

11

12 12

12

12

13

13 13

13

14

14

1414

14

14

15

15

15

15

15

15

15 1616

16

16

16

1616

16

16

16 17

17

17

1717

17

17

1718 18

18

18181818181818

1818

18

1919

1

8

7

6

5

43

2

Page 44: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

30

Sketsa pola peledakan dengan V-cut pada suatu trowongan dapat dilihat

pada gambar 2.10 dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.10. Pola Peledakan Dengan V-Cut Pada Suatu Terowongan.

Sketsa pola peledakan dengan drag cut pada suatu trowongan dapat dilihat

pada gambar 2.11 dibawah ini.

Sumber : Realminers.com

Gambar 2.11. Pola Peledakan Dengan drag cut Pada Suatu Terowongan.

Page 45: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

31

c. Geometri Peledakan

Disamping sifat batuan, beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam

peledakan dikelompokkan kedalam tiga aspek (Survervisory, 1996), yaitu :

1. Aspek teknis

Dalam hal ini tolak ukurnya adalah keberhasilan target produksi. Parameter

penting yang harus diperhitungkan terutama adalah diameter lubang ledak dan

kedalaman lubang tembak, kemudian parameter lainnya diperhitungkan

berdasarkan dua parameter tersebut.

2. Aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Pertimbangan tertumpu pada seluruh aspek kegiatan kerja pengeboran dan

peledakan, termasuk stabilitas medan kerjannya

3. Aspek lingkungan

Dampak negatif peledakan terjadi ketika pekerjaan peledakan menjadi vibrasi

tinggi, menimbulkan gangguan akibat suara yang sangat keras dan getarannya.

Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan dan tidak dapat ditinggalkan

salah satu dianataranya.

Kondisi batuan dari suatu tempat ketempat yang lain akan berbeda walaupun

mungkin jenis nya sama. Perlu diamati pula kenampakan struktur geologi,

misalnya retakan atau rekahan, sisipan (fissure) dari lempung, bidang

diskontinuitas dan sebagainya

Geometri peledakan tambang bawah tanah adalah penentuan jumlah titik,

jarak burden dan spasing serta jumlah isian bahan peledak ada setiap lubang

ledak di setiap round peledakan. Semuanya bertujuan untuk menghitung

Page 46: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

32

konsumsi bahan peledak dan penentuan powder faktor dari peledakan. Powder

faktor adalah perbandingan anatara jumlah (massa) batuan yang diledakan

dengan jumlah (massa) bahan peledak yang dipakai dalam satuan ton/kg atau

ton/pound.

Adapun isrilah-istilah yang sering dipakai adalah :

a. Burden yaitu jarak tegak lurus anatar isian bahan peledak dengan bidang

bebas (free face) arah lemparan yang direncanakan. Burden merupakan

variabel yang sangat penting dalam rancangan peledakan. Dengan jenis

peledakan yang dipakai dan menghadapi batuan yang akan dibongkar,

burden memiliki jarak maksimum yang harus dibuat agar peledakan

sukses dilaksanakan.

Rumus menurut Richard L. Ash

KB = 𝐾𝐵𝑠𝑡𝑑x𝐴𝐹1x𝐴𝐹2 ------------------------------------- (2.1)

Keterangan :

KB = Nisbah burden yang telah dikoreksi 𝐾𝐵𝑠𝑡𝑑 = KB standar bernilai 20

𝐴𝐹1 = [𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘]]1/3[𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟]]1/3 --------------------- (2.2)

𝐴𝐹2 = [𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟]1/3[𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛]1/3 ------------------------------- (2.3)

Sehingga didapatkan ukuran burden sebagai berikut :

B = 𝐾𝐵𝑥𝐷𝑒12 --------------------------------------------------- (2.4)

Keterangan :

Page 47: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

33

B = Burden (m)

De = Diameter lubang ledak (m)

Secara umum jarak burden optimum biasanya sebagai berikut :

B = (25-40) x De --------------------------------------- (2.5)

b. Spasing yaitu jarak antara lubang ledak dalam satu row peledakan.

Spasing adalah jarak antara lubang-lubang tembak yang berdekatan,

terangakai dalam satu baris (row), diukur sejajar dengan kedalaman lubang ledak

(pit wall) dan tegak lurus burden. Spacing merupakan fungsi dari burden dan

dihitung setelah burden ditetapkan terlebih dahulu.

Rumus menurut Richard L. Ash

S = KS xB -------------------------------------------------- (2.6)

Keterangan

S = Spacing (m)

KS = Nisbah “spacing”

Jika ukuran spacing lebih kecil dari burden maka cenderung mengakibatkan

stemming ejection lebih dini, gas hasil ledakan disemburkan ke udara bebas

(atmosfer) bersama dengan noise dan air blast. Sebaliknya, jika jarak spacing

terlalu besar diantara lubang tembak maka fragmentasi yang dihasilkan menjadi

buruk.

c. Stemming yaitu material penutup bahan peledak dalam lubang ledak.

Stemming adalah bagian lubang ledak yang tidak diisi bahan peledak tetapi

diisi oleh material pemampat, cutting hasil pemboran dan tanah liat. Stermming

Page 48: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

34

berfungsi untuk mengurangi gas yang terbentuk akibat reaksi detonasi bahan

peledak didalam lubang tembak dan untuk menjaga keseimbangan tekanan (stress

balance) sehingga gelombang tekan merambat kearah bidang bebas dahulu dari

pada ke arah pemampat.

Rumus menurut Richard L. Ash

T = KT x B ------------------------------------------ (2.7)

Keterangan

T = stremming (m)

KT = Nisbah “stremming”

d. Row yaitu syaf atau baris lubang ledak dalam sekali peledakan.

e. Charge concentrasion yaitu jumlah (massa) bahan peledak yang diisikan

dalam satu lubang ledak.

f. Loading density (de)

Loading density adalah jumlah pemakaian bahan peledak dalam satu meter.

Satuan yang digunakan adalah kg/meter. Loading density dicari untuk mengetahui

berapa jumlah bahan peledak yang digunankan dalam satu lubang tembak.

Rumus menurut Richard L. Ash

De = luas lubang ledak x SGe

= 𝜋 𝑥 𝑟2 x SGe ANFO ----------------------------------------- (2.8)

Keterangan

De = loading density (kg/meter)

SG = specific gravity bahan peledak yang digunakan

Page 49: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

35

R = jari-hari lubang bor (m) 𝜋 = 3,14

g. Powder column / primary charge (PC)

Adalah panjang lubang isian pada lubang ledak yang akan diisi bahan

peledak

Rumus menurut Richard L. Ash

PC = H – T -------------------------------------- (2.9)

Keterangan :

PC = Panjang kolom isian (m)

H = Kedalaman lubang ledak (m)

T = Stremming (m)

h. Jumlah bahan peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sebagai berukut ;

Rumus Menurut Richard L. Ash

Q = PC x de x n ----------------------------- (2.10)

Keterangan :

Q = Jumlah bahan peledak (kg)

PC = Panjang kolom isian (m)

De = loading density (kg/meter)

n = Jumlah lubang ledak

i. Volume peledakan

Rumus menurut Richard L. Ash

Page 50: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

36

V = B x S x (H-J) x n ----------------------- (2.11)

Keterangan :

V = Volume peledakkan (𝑚3)

B = Burden (m)

S = Spacing

j. Powder Faktor atau charge density

Perbandingan anatara banyaknya bahan peledak yang digunakan untuk

meledakkan sejumlah batuan.

Rumus menurut Richard L. Ash

Pf = 𝑄𝑣 Pf =

𝑑𝑒 𝑥 𝑃𝑐 𝑥 𝑛𝑉 ------------------------ (2.12)

Keterangan :

V = Volume batuan yang diledakkan (𝑚3)

Q = Berat bahan peledak (kg)

PC = Panjang kolom isian (m)

SGe = Specific gravity bahan peledak

SGr = Specific gravity batuan

CD = Charge density, kg/𝑚2

Pf = powder factor, kg/ton

k. Diameter lubang ledak

Peningkatan ukuran diameter lubang bor akan menurunkan biaya untuk

pemboran dan peledakan secara umum. Ukuran lubang bor yang lebih kecil

Page 51: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

37

akan mendistribusikan energy bahan peledak yang lebih baik dibandingkan

diameter lubang berukuran lebih besar.

Pemilihan diameter lubang ledak dipengaruhi oleh besarnya laju produksi

yang direncanakan. Faktor yang membatasi diameter lubang ledak

a) Ukuran fragmentasi hasil ledakan.

b) Isian bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari

perhitungan teknis karena pertimbangan vibrasi bumi atau ekonomi.

c) Keperluan penggalian batuan secara selektif.

Pada kondisi batuan yang solid, ukuran fragmentasi batuan cenderung

meningkat apabila perbandingan kedalaman lubang ledak dan diameter kurang

dari 60. Oleh sebab itu, usahakan hasil perbandingan melebihi 60 atau 𝐿𝑑 ≥60.

Untuk menentukan ukuran rata-rata fragmentasi dugunakan rumus berikut ini,

Rumus menurut Richard L. Ash

Xm = A’ (𝑃𝐹)−0,8 . 𝑄0,16 (115𝐸 )0,63 -------------- (2.13)

Keterangan

Xm = Ukuran rata-rata fragmentasi (cm)

A’ = Factor Batuan

1 : Lunak

7 : Agak Lunak

10 : Keras dengan banyak rekahan

13 : Keras dengan sedikit rekahan

Q = Massa bahan peledak per lubang (kg)

Page 52: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

38

Pf = Powder factor (kg/m3)

Pada tambang batubara bawah tanah pola peledakan yang biasa dipakai

adalah pola V-cut atau modifikasinya sesuai degan kondisi dari struktur batuan

setempat

a. Menurut ISSE blaster’s hand book.

1. Bahan peledak maksimal adalah 0,22 kg/30 cm tinggi untuk kedalaman

lubang ledak antara 120 cm sampai 180 cm.

2. Stemming minimum 2 feet (61cm).

3. Spasi atau jarak lubang bor untuk stoping adalah 24” (61cm).

4. Untuk cut dan lantai isi bahan peledak maksimal adalah satu per tiga

panjang lubang ledak.

Density untuk jenis bahan peledak bisa dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2

Density Untuk Berbagai Bahan Peledak (Holmberg-Persson, 1994)

Bahan Peledak Qv

(MJ/kg)

V

(m3/kg)

sLFB sANFO Berat Jenis

(kg/m3)

Dynamite 5 0.850 1 1.19 1450

Dynamex M 4.7 0.88 0.94 1.13 1400

ANFO5.1 0.610 0.97 1.15 1 900

TNT 5.1 0.610 0.97 1.15 1640

Nabit 4.42 0.904 0.91 1.08 1200

Gurit A 3.8 0.400 0.71 0.85 1000

NG 6.27 0.716 1.19 1.42 1590

Page 53: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

39

Emulite 150 4.1 0.84 0.85 1.42 1200

Iremite 62 3.75 0.852 0.79 0.94 1180

Iregel RX 2.68 0.941 0.63 0.75 1200

Dynex 205 4 0.863 0.84 1 1170

”Powergel” 3.29 0.810 0.71 0.84 1150

Kimit 80 4.1 0.74 0.89 1.06 1100

Emulet 20 2.4 1.12 0.61 0.73 220

PETN 6.38 0.717 1.2 1.43 1670

Sumber : Realminers.com

Keterangan:

SLFB = Weight strength relatif terhadap bahan peledak acuan (dynamite)

Qv = Panas akibat peledakan 1 kg bahan peledak yang dinilai, MJ

Qv0 = Panas akibat peledakan 1 kg LFB (kekuatan bahan peledak) dynamite

(5MJ)

V = Volume gas yang dilepaskan 1 kg bahan peledak yang dinilai pada STP,

m3

V0 = Volume gas yang dilepaskan 1 kg FLB dynamite pada suhu dan tekanan

Standar (0.85 m3)

sANFO = Weight strength relatif ANFO terhadap bahan peledak acuan (dynamite)

C (rock constant) merupakan ukuran empiris jumlah peledak yang dibutuhkan

untuk melonggarkan 1 m3 batuan.

2.1.2 Tinjauan Umum Perusahan

PT. Allied Indo Coal Jaya (PT.AIC J) merupakan perusahaan umum yang

melakukan kegiatan penambangan batubara dengan jenis perusahaan PKP2B

Page 54: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

40

(perjanjian kerjasama perusahaan tambang batubara) sesuai dengan kontrak

No.J2/Ji.Du/25/1985. Dengan luas area 844 Ha. Awalnya perusahann ini

merupakan perusahaan swasta yang didukung oleh penanamaan modal asing.

kerja sama antara Allied Queesland Coalfleds (AQS) limited. Dari Australia

dengan PT. Mitra Abadi Sakti (PT. MAS) dari Indonesia dengan komposisi saham

masing masing 80% saham dan 20%. Pada tahun 1992 yang mengontrol seluruh

manajemen perusahan.

Pada awalnya kegiatan eksplorasi di Perambahan telah dilakukan oleh

pemerintahan Indonesia pada tahun 1975 dan 1983. Kegiatan eksplorasi di

lanjutkan oleh PT. AIC J dalam tahun 1985 dan 1998 setelah kegiatan ekplorasi

selesai dilaksanakan, maka PT. AIC J melakukan tambang terbuka yang

bekerjasama dengan devisi alat berat PT. United Traktor dalam pegembangan

peralatan penambangan. Pada tahun 1991 PT. AIC J selaku pemilik kuasa

penambangan (KP) bekerjasama dengan kontraktor PT.Pama Persada Nusantara

hingga tahun 1996.

Selanjutnya PT. AIC J melakukan kerjasama berturut-turut dengan

kontraktor PT. Berkelindo Jaya Pratama dan PT. Pasura Bina Tambang. Namun

pada tahun 2008 PT. Allied Indo Coal Jaya ( PT. AIC J) yang merupakan izin

walikota berupa kuasa penambangan dengan luas darah 372,40 Ha, kemudian

pada tanggal 4 April 2010 Izin Usaha Penambangan (IUP) dengan luasa ara

372,40 Ha.

Page 55: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

41

1. Geologi Daerah Penambangan

Area Perambanhan memiliki kondisi geologi yang cukup kompleks, dimana

struktur gelogi berupa patahan atau sesar yang sangat mempengaruhi pola

penyebaran lampisan batubara dan juga kualitas batubara .

Cekungan Ombilin terbentuk sebagai akibat langsung dari gerak mendatar

menggandung sistem sesar Sumatera pada masa pleosen awal. Akibatnya terjadi

tarikan yang membatasi oleh sistem sesar normal berarah utara–selatan. Daerah

tarikan tersebut dijumpai dibagian utara cekungan pada darah pengundakan

menggiri antara sesar setangkai dan sesar silungkang yaitu terban Talawi.

Sedangkan bagian selatan cekungan merupakan daerah kompresi yang ditandai

oleh terbentuknya sesar naik dan lipatan (sesar sinamar). Ketebalan batuan

sedimen di cekungan Ombilin mencapai ±4.500 m terhitung sangat tebal untuk

cekungan berukuran panjang ±60 km dan lebar ±30 km.

Dari hasil bebarapa penyelidikan yang telah dilakukan, daerah penelitian

diyakini terletak pada sub-cekungan kiliran yang merupakan bagian dari suatu

sistem cekungan intramortana (cekungan pegunungan),yang merupakan bagian

dari tengah pegunungan bukit barisan. Cekungan–cekungan tersebut mulai

berkembang pada pertengahan tersier, sebagai akibat pengerakan ulang dari

patahan-patahan yang menyebabkan terbentuknya, cekungan–cekungan tektonik

di daerah tinggi (intra mountain basin) cekungan–cekungan yang terbentuk di

antara pegunungan tersebut merupakan daerah pengendapan batuan-batuan tersier

yang merupakan siklus sedimen tahap kedua.

Page 56: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

42

Endapan-endapan sedimen yang terdapat didalamnya cekungan-cekungan

Sumatera Timur nyaris tergangu oleh orogenesa yang membentuk punggung bukit

barisan, sehingga dapat dijumpai urutan stratifigasi yang selaras, mulai dari

formasi minas, sihapas, sampai formasi pemantang, yang memberi petunjuk

bahwa hal endapan berlangsung terus menrus hingga kuater. Tidak demikian

halnya dengan bagian sebelah barat. Pada bagian ini merupakan cekungan muka

(foredeep) dimana sekarang daerah tersebut merupakan ‘busur luar, non-vulkanik

(nonvucanic outer arch), perlipatan–perlipatan dan pensesaran mempengaruhi

sendimen-sendimen tersier bawah dan tengah.

Daerah perambahan terdiri dari empat batuan yaitu batuan pasir (sandtone),

batu lepung (claystone), batubara (coal) dan batua lanau (silstone). Secara

umumnya morfologi daerah penyelidikan dapat digolongkan sebagai perbukitan

yang rendah sampai terjal, dengan sudut kemiringan lereng berkisar antara 5˚

sampai 30˚, yang dikontrol oleh litologi berupa rijang, metagamping, lava,

batupasir, batulanau, dan batulempung, serta struktur sesar. Sedangkan pada

kawasan yang berupa dataran mempunyai kemiringan sudut kemiringan lereng

berkisar antara 0˚sampai 4˚. Dengan litologi batupasir, batulepung, serta

rombakan dari batuan yang lebih tua.

Ketinggian bukit berkisar antara 140 m hingga 300 m Dari permukaan laut

(dpl). Puncak tertinggi lereng timur berupa bukit kapur dengan ketinggian 300 m

dpl. Lereng-lereng perbukitan umunya cukup terjal dengan sudut kemiringan

lereng berkisar anatara 30 ˚hingga 50˚. Pada umunya sungai yang mengalir pada

daerah penelitian berada pada stadiun muda dimana dasaranya relatif terbentuk

Page 57: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

43

”V” adanya erosi horizontal yang relatif lebih intensif dibandingan dengan erosi

vertikal di beberapa tempat sehingga terlihat pada beberapa sungai mempunyai

dasar telah bebrbentuk ”U”. Secara umum pola aliran di wilayah ini dapat

dikategorikan sebagai sistim pola aliran sub paralel. Kenaikan permukaan air

sungai pada saat musim hujan antara 0,5 hingga 2,50 meter.

Berdasar peta geologi lembak Solok Sumatera Barat oleh P.H Silitoga 1975

maka startigrafi daerah penyelidikan dan sekitarnya berurutan dari muda ke tua

terdiri dari satuan aluvial (kuater) dan satuan batu lanau, batubara, serpih (tersier),

serta satuan batuan Pra-Tersier. Sedangkan secara lokal berdasarkan hasil

eksplorasi dan pengamatan lapangan, maka satuan satuan batuan yang ditemukan

adalah sebagai berikut:

a. Aluvium: Terdapat disepanjang sungai dan muara sungai

b. Batu lanau: Menutupi hampir diseluruh daerah penelitian dengan

sisipan batu pasir glaukonit, batu lempung, srpih dan batubara

c. Breksi: Umunya berwarna coklat samapi kemerahan, befragamen

andesit dan lempung sebagai matrik.

Stratigrafi cekungan Omblin yang terdiri dari satuan batu lanau, batubara

batu pasir dan breksi termasuk dalam anggota formasi telisa yang terendapkan

tidak selaras diatas batuan metamorfik sebagai basement (batuan pra-tersier )

2. Tahapan penambangan

Proses penambangan batubara pada tambang bawah tanah dilakukan dengan

beberapa proses mulai dari proses persiapan penambangan, pemboran, peledakan,

Page 58: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

44

pemuatan/pengangkutan dan penyanggan, untuk penjelasan lebih lanjut dibahas

pada pembahasan berikut

3. Pembuatan lubang ledak

Pembuatan lubang ledak menggunakan bor frukawa degan panjang batang

bor 120 cm. Gambar 2.11 adalah proses pembuatan lubang ledak didalam

trowongan

Gambar 2.11. Kegiatan Pengeboran

4. Pengisian bahan peledak (charging)

Setelah bahan peledak dimasukan kedalam lobang ledak dilakukanlah

perangkaian detonator listriknya secara pararel.

Gambar 2.12 adalah contoh proses pemasanggan bahan peledak

Gambar 2.12. Proses Charging

Page 59: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

45

5. Peledakan

a. Bahan peledak

Bahan peledak yang digunakan pada PT. AIC Jaya adalah powergel degan

jumlah 2(dua) powergel untuk 1(satu) lubang ledak. Seperti terlihat pada

gambar dibawah ini.

Bahan peledak yang digunakan perusahan bisa dilihat pada gambar 2.13

dibawah ini.

Gambar 2.13. Bahan Peledak yang Digunakan PT. AIC Jaya

c. Detonator

Detonator yang digunakan adalah detonator listrik dengan elemen tunda 0

sampai 6 dengan cepatan 25 m/s per kelipatan no detonator nya seperti terlihat

pada gambar dibawah ini.

Detonator yang digunakan perusahan bisa dilihat pada gambar 2.14

dibawah ini.

Page 60: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

46

Gambar 2.14. Detonator Listrik Tunda

d. Stemming

Stemming yang digunakan pada peledakan batubara di PT. AIC Jaya

adalah tanah liat dengan menggunakan hasil percampuran pasir dengan air

seperti terdapat pada gambar 2.15 dibawah ini.

Gambar 2.15. Stemming

e. Blasting Machine (BM)

Sebagai alat pemicu peledakan, digunakan Blasting Machine (BM) yang

merupakan sumber energi penghantar arus listrik menuju detonator. Cara kerja

BM adalah dengan mengumpulkan energi listrik pada kapasitor menggunakan

baterai setelah mengontak kunci ke arah starter, bila lampu indikator menyala

Page 61: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

47

berarti arus sudah bisa dilepaskan dan detonator akan meledak pada saat arus

tersebut diledakan.

Blasting machine (BM) yang digunakan oleh perusahaan bisa dilihat pada

gambar 2.16 dibawah ini.

Gambar 2.16. BM dan Lead Wire yang Digunakan PT.AIC Jaya

2.2 Kerangka Konseptual

Pada kerangka konseptual ini terdapat penjelasan atau keterangan tentang

pengambilan data di lapangan, yaitu berupa in put, proses pegolahan data dan out

put atau berupa asil yang didapatkan dari proses pengolahan data sebelumnya.

1. In Put

In put terdiri dari data primer dan data skunder.

a. Data primer adalah data yang didapatkan dari asil pengamatan langsung di

lapangan

1. Pola peledakan

2. geometri peledakan

Page 62: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

48

a. burden

b. spasing

c. kedalaman lubang ledak

d. sub drilling

e. jumlah lubang ledak

3. delaly

b. Data skunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti

buku study literature, penelitian terdahulu serta dokumen perusahan.

1. PT. AIC Jaya

2. Buku peledakan

3. Study kelayakan produksi perusahan.

2. Proses

Pada bagian ini proses ini dilakukan pegolahan atau analisis data-data yang

diperoleh pada bagian in put. Data-data yang dianalisis tersebut berupa pola dan

geometri peledakan. Perencanan pola dan geometri peledakan agar target produksi

tercapai.

3. Out Put

Out put yang dihasilkan berdasarkan in put dan proses berupa geometri dan

pola peledakan untuk meningkatkan hasil produksi perusahan pada tambang

bawah tanah.

Page 63: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

49

Input Proses Output

Gambar 2.17. Kerangka Konseptual

1. Data Primer

a. Pola peledakan

b. geometri peledakan

1) burden

spasing

2) kedalaman lubang

ledak

3) sub drilling

4) jumlah lubang ledak

c. delay

2. Data Sekunder

a. PT. AIC Jaya

b. Buku peledakan

c. Study kelayakan

produksi perusahan

1. Perhitungan menurut R.L

Ash

a. Volume Peledakan

V=BxS(H-J)xn

b. Powder factor Pf = 𝑄𝑣

c. Fragmentasi hasil peledakan

Xm = A’ (𝑃𝐹)−0,8 . 𝑄0,16 (115𝐸 )0,63

2. Disen geometri menurut

ISSE blaster’s hand book

a. Volume

Luas permukan x kemajuan

b. Massa

V x density

c. Jumlah lubang ledak

V x spasi

d. Stemming

Kedalaman x S minumun

3. Menganalisa frakmentasi

yang telah dicari dengan

rumus R.L Ash dan ISSE

blaster’s hand book membandikan dengan

frakmentasi dilapagan

1. Evaluasi pola

pemboran dan geometri

peledakan yang telah

diterapkan perusahan

2. Perencanan pola

pemboran dan geometri

peledakan berdasarkan

analisi perhitungan

3. Membandikan

frakmentasi yang telah

dicari dan mendapatkan

farkmentasi yang optimal

Page 64: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai, maka

penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian terapan (applied research, practical

research), yakni penelitian atau penyelidikan yang hati-hati dan sistematis

terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan bagi keperluan tertentu.

3.2 Lokasi Penelitian

Secara admitrasi lokasi penambangan PT. Allied Indo Coal Jaya berada di

desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat.

Wilayah tersebut terletak di sebelah Timur Laut Kota Padang.

Secara geografis wilayah IUP PT. Allied indo coal jaya berada pada posisi

E100˚46’48’’–E100˚48’47’’ dan S00˚35’34’’-S00˚36’59’’, dengan batas lokasi

wilayah kegiatan sbagai berikut:

a. Sebelah Utara: Wilayah Desa Batu Tanjung dan Desa Tumpuak Tangah

Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.

b. Sebelah Timur: Wilayah Jorong Bukit Bua dan Kota Panjang Nagari V Kota

Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijujung .

c. Sebelah Selatan:

1) Wilayah Jorong Panjang Nagari V Koto, Kecamatan Koto VII. Kabupaten

Sijunjung.

Page 65: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

51

2) Wilayah Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto .

d. Sebelah barat: wilayah desa Salak dan desa Sijantang koto kecamatan Talawi,

kota Sawahlunto.

Untuk mencapai wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi PT.

Allied Indo Coal Jaya dari ibu kota Sawahlunto dapat di tempuh dengan

mengunakan jalur tranportasi sbagai berikut:

a. Padang–Sawahlunto dengan jalur tranportasi darat di tempuh dengan

kendaraan roda 4 melalui jalan aspal sejauh ± 90 km dapat di tempuh dalam

waktu ±3 jam.

b. Sawahlunto–PT. Allied Indo Coal Jaya dapat di tempuh dengan kendraan

roda 4 melalui aspal sejauh ± 12 km yang di tempuh dalam waktu ± 25 menit.

Selengkapnya mengenai lokasi penambangan batubara PT. Al4lied Indo Coal

Jaya dapat dilihat dengan gambar 3.1

Sumber : google earth (2018)

Gambar 3.1 Peta kesampaian daerah PT AIC Jaya

Page 66: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

52

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan

secara langsung dilapangan, meliputidata ;

1. Pola peledakan

2. geometri peledakan

a. burden

b. spasing

c. kedalaman lubang ledak

d. sub drilling

e. jumlah lubang ledak

3. delaly

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari ;

1. PT. AIC Jaya

2. Buku peledakan

3. Study kelayakan produksi perusahan.

3.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang akan diambil adalah data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data hasil survey kondisi yang ada di lapangan.

Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait dan

kemudian dilakukan pengolahan data.

Page 67: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

53

3.4 Teknik Pengolahan

Teknik pengolahan data adalah serangkaian, kegiatan setelah dilakukannya

pengamatan serta pengambilan data lapangan, kemudian dilanjutkan dengan

pengolahan data secara teoritis yang akan dibandingkan dengan kondisi hasil

pengamatan dilapangan, agar mendapatkan hasil peledakan yang lebih baik

lagi.

1. Memasukan semua data yang berhubungan dengan geometri

peledakan seperti burden, spasing, kedalaman lubang, sub drilling,

jumlah lubang ledak dan dimasukan kedalam rumus R.L Ash.

2. Menganalisa geometri usulan berdasarkan teori ISSER blaster’s

hand book sebagai acuan untuk usulan geometri baru.

3. Membandingkan frakmentasi yang telah dicari menggunakan rumus

dan membandingkan dengan yang actual.

3.5 Analisa Data

1. Mendapatkan hasil dari perhitungan R.L Ash sebagai gambar dari data

yang didapatkan dilapangan.

2. Menggunakan metode ISSER blaster’s hand book sebagai disain

usulan untuk geometri lubang ledak yang baru.

3. Memberikan farkmentasi yang optimal untuk suatu peledakan yang

dilakukan di PT. AIC J.

Page 68: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

54

3.6 Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian:

a. Data Primer : pola peledakan

Geometri peledakan

b. Data Sekunder : PT. AIC J

Buku peledakan

Study kelayakan produksi perusahan.

Tujuan penelitian

1. Melakukan perhitungan geometri peledakan tambang batubara menggunakan

metode R.L Ash

2. Menghitung mgeometri lubang ledak yang optimal untuk produksi batubara.

3. Menganalisa frakmentasi yang optimal dari data geometri lubang ledak usulan.

Pengolahan Data

1. Menghitung geometri peledakan dengan

rumus R.L Ash.

2. Disain geometri menggunakan metode ISSE

blaster’s hand book. 3. Membandingkan frakmentasi actual degang

rumus yang dipakai.

Identifikasi Masalah

1. Tidak tercapainya proses peledakan yang diinginkan.

2. Perlunya menghitung kembali geometri peledakan.

3. Bongkahan frakmentasi yang tidak optimal.

4. Kemajuan front bukaan tambang.

Pengumpulan Data

Mulai

A

A

Page 69: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

55

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

Hasil

Analisa

Menganalisa pola dan geometri peledakan supaya tercapai produksi yang diinginkan.

Membandingkan frakmentasi yang sudah dihitung dengan farakmentasi yang actual

A

A

1. Mendapatkan hasil perhitungan menggunakan rumus R.L Ash

2. Mennggajukan disain usulan menggunakan metode ISSER blaster’s hand book.

3. Memberikan frakmentasi yang optimal.

Page 70: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

56

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Sebelum melakukan perhitungan geometri peledakan, nilai powder factor,

dan volume hasil peledakan, maka diperlukan pengumpulan data-data terlebih

dahulu. Adapun data-data yang diperlukan dalam perhitungan penelitian ini

adalah data geometri peledakan dimana untuk 6 kali peledakan dengan setiap

satu(1) kali ledakan terdiri dari 8-18 lubang ledak

1. Geometri peledakan

Geometri peledakan di PT. AIC Jaya yang terdiri dari burden (B),spasi

(S), diameter (D),kedalaman lubang ledak (H), powder colum (PC), stremming

(T), sub driling (J). pada tabel 4.1 dimanan merupakan data geometri peledakan

yang diambil 8 lobang ledak dimana lobang ini berada di lobang cabang. Pada

tabel 4.2 yang mana peledakan ini sma dengan tabel sebelumnya , dimana

peledakannya dilakukan dilobang cabang. Tabel 4.3 juga merupakan peledakan

yang dilakukan dilobang cobang. Tabel 4.4 dimana data geometri peledakan yang

diambil adalah 18 lobang, dimana lobang ini diledakan dilobang maju atau lobang

produksi. Tabel 4.5 dimana data geometri peledakannya adalah 8 lobang , dimana

peledakan ini dilakukan dilobang cabang. Tabel 4.6 data geometri peledakannya

adalah 12 lobang dimana peledakan ini dilakunan dilobang cabang yang sudah

mulai agak dalam.

Page 71: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

57

Tabel 4.1

Data Geometri Lobang Cabang

No

B(m)

S(m)

D(m)

H(m)

PC(m)

T(m)

J(m)

N(jumlah

bahan

peledak)

1 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

2 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

3 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

4 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

5 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

6 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

7 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

8 0,80 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

Tabel 4.2

Data Geometri Lobang Cabang

No

B(m)

S(m)

D(m)

H(m)

PC(m)

T(m)

J(m)

N(jumlah

bahan

peledak)

1 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

2 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

3 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

4 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

5 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

6 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

7 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

8 0,85 0,85 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

Tabel 4.3

Data Geometri Lobang Cabang

No

B(m)

S(m)

D(m)

H(m)

PC(m)

T(m)

J(m)

N(jumlah

bahan

peledak)

1 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

2 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

3 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

4 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

5 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

6 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

Page 72: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

58

7 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

8 1,00 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

Tabel 4.4

Data Geometri Lobang Maju

No

B(m)

S(m)

D(m)

H(m)

PC(m)

T(m)

J(m)

N(jumlah

bahan

peledak)

1 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

2 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

3 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

4 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

5 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

6 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

7 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

8 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

9 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

10 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

11 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

12 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

13 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

14 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

15 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

16 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

17 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

18 0,50 0,50 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

Tabel 4.5

Data Geometri Lobang Cabang

No

B(m)

S(m)

D(m)

H(m)

PC(m)

T(m)

J(m)

N(jumlah

bahan

peledak)

1 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

2 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

3 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

4 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

5 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

6 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

7 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

8 0,85 0,90 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

Page 73: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

59

Tabel 4.6

Data Geometri Lobang Cabang

No

B(m)

S(m)

D(m)

H(m)

PC(m)

T(m)

J(m)

N(jumlah

bahan

peledak)

1 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

2 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

3 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

4 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

5 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

6 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

7 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

8 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

9 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

10 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

11 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

12 0,60 0,60 0,04 1,20 0,32 0,88 0 2

2. Pola peledakan

Gambar 4.1. Pola Peledakan PT. AIC Jaya

Pada pola diatas, jumlah detonator yang dipakai adalah sebanyak 18

detonatoryang terbagi menjadi 3 detonator Delay no.0. 4 detonator Delay no.1, 7

Page 74: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

60

detonator Delay no.2, dan 4 buah detonator Delay no.3. karena menggunakan 18

buah detonator maka jumlah lubang bor juga 18 buah yang sudah ditentukan titik-

titiknya berdasarkan pola yang sudah ditentukan dengan kedalaman masing-

masing lubang adalah 1 meter dan pada masing-masing lubang sudah ditentukan

juga arah pemborannya seperti mengarah ke atas, kebawah, ataupun kesamping.

4.2 Pengolahan Data

Stelah melakukan pengambilan data dilapangan, maka dilakukan pengolahan

data sebagai berikut

1. Geometri peledakan R.L Ash.

Hasil pengolahan data yang diperoleh di lapangan dengan 6 kali

pengambilan data yaitu berupa hasil perhitungan volume, powder factor dan

fragmentasi peledakan, dapat dilihat pada table 4.7

Tabel 4.7

Hasil pengolahan data

Data Volume (ton) Powder factor (kg/ton) Rata – rata fragmentasi (cm)

Data 1 9,26 2,26 25,78

Data 2 9,29 0,258 25,94

Data 3 12,74 0,19 33,13

Data 4 9,69 0,057 99,042

Data 5 9,84 0,24 27,53

Data 6 6,946 0,074 75,328

Jumlah 57,766 3,079 286,75

Rata - Rata 9,627 0,085 47,791 Sumber : perhitungan data dari lapangan

Page 75: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

61

2. Versi pola peledakan menurut ISSE blaster’s Hand book

Dengan membandingkan kedalaman lubang bor berdasarkan pola peledakan

menurut isse blaster’s hand book di atas dengan kedalaman lubang di lapangan

maka didapatkan pola peledakan seperti gambar di bawah ini.

2,5m

2,7m

3,2m

Sumber : ISSE blaster’s Hand book

Gambar 4.2 Penampang front peledakan batubara

a. Bahan peledak yang digunakan

Merek bahan peledakan yang digunakan

Dayagel Magnum

Supercoal-1

b. Density batuan

Batubara lapisan c = 1,34 ton/m3

c. Kedalaman dan kemajuan

- Kedalaman rata – rata 120 cm

- Kemajuan rata – rata 110 cm

d. Volume dan massa batuan

- Volume = luas permukaan x kemajuan ------------------------ (4.1)

Page 76: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

62

= ( 2,85 x 2,75 ) x 1,20

= 9,405 m3

- Massa = V x density ( massa jenis ) ----------------------------- (4.2)

= 9,405 m3 x 1,34 ton/m

3

= 12,60 ton

- Jumlah lubang ledak

= V / spasi/jarak lubang bor untuk stoping adalah 24” ( 61cm)

= 9,405 ton / 0,61m

= 15,41 ~ 15 buah lubang ledak

- Stemming minimum 3 feet (91,5cm)

= kedalaman lubang ledak – stemming minimum ------------ (4.3)

=120cm – 91.5cm

= 28,5 cm ( sisa kedalaman dari stemming )

- Jumlah bahan peledak

= sisa kedalaman stemming / Pc ( panjang coulomb ) ------- (4.4)

= 28,5 cm / 16 cm

= 1,78 cm ~ 2 buah bahan peledak untuk tiap lubang ledak.

- Massa bahan peledak yang dipakai

= jumlah lubang ledak x jumlah bahan peledak --------------- (4.5)

= 15 x 2

= 30 buah x 150 gram

= 4500 gram = 4,5 kg

Page 77: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

63

e. Powder factor

Pf = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 --------------------------------- (4.6)

= 4,5 kg / 12,60 ton

= 0,36 kg / ton

Dengan demikian pemakaian bahan peledak berdasarkan pola peledakan

menurut ISSE blaster’s hand book adalah 0,36 kg / ton.

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas maka dapat kita cari fragmentasi

material hasil peledakan menurut ISSE blaster’s hand book sebagai berikut

Xm = A’ (Pf)-0,8

. Q0,16

(115𝐸 )0,63

----------------------------------------------------- (4.7)

A’= 7

Pf = 0,36 kg / ton

Q = 4,5 Kg

E = (relative weight strength ANFO) 100

Xm = 7(0,36)-0,8

. 4,50,16

(115100)0,63

= 7 ( 2,26 ) ( 1,27 ) (1,09 )

= 21,91 cm

Pola peledakan ISSE blaster;s hand book, dengan jumlah lubang ledak

yang direncanakan sebanyak 14 ( empat belas ). Untuk satu perencanaan

peledakan dengan jumlah lubang ledak dan jumlah bahan ledak yang digunakan

seperti di atas, menghasilkan ukuran fragmentasi material peledakan yaitu

21,93Cm, pola peledakan ini mirip dengan pola yang diterapkan oleh perusahaan

Page 78: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

64

di lapangan, tetapi tiap perusahaan mengurangi jumlah lubang ledak dan jumlah

bahan peledak.

Tabel 4.8

Hasil Pengolahan Data

Data Volume (ton) Powder factor (kg/ton) Rata – rata fragmentasi (cm)

Data 1 12,60 0,36 21,91

3. Perbandingan frakmentasi

Disini membantingkan hasil frakmentasi yang telah dicari dengan

menggunakan rumus R.L Ash dan membandingkan dengan disain usulan yang

menggunakan rumus ISSER blaster’s hand book, lalu dibandingkan dengan data

yang didapatkan dilapangan.

Tabel 4.9

Hasil Perbandingan Frakmentasi

fragmentasi

(cm)

R.L Ash ISSER blaster’s hand

book

Actual

1 47,791 21,91 49,5

Page 79: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

65

BAB V

ANALISA DATA

5.1 Perhitungan Geometri R.L Ash

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, burden (B) 0,80 m, Spasi

(S) 0,90 m, Diameter (D) 0,04 m, Kedalaman Lubang (T) 1,20 m, Powder Factor

(PC) 0,32m, Stemming (T) 0,88 m, Jenjang (J) 0, dengan jumlah bahan peledak

yang dipakai untuk satu lobang adalah 2 (dua) bahan peledak. maka volume hasil

6 (enam) kali peledakan adalah 57,766 ton dengan rata – rata volume 9,627 ton

dan powder factor yang di gunakan untuk 6 (enam) data adalah 3,079 Kg/ton

dengan rata – rata penggunaan tiap front peledakan 0,085 Kg/ton. Dengan

frakmentasi yang didapatkan dalam 6 kali peledakan sebanyak 286,75 dengan

rata-rata frakmentasi sebesar 47,791 cm.

Kegiatan peledakan batubara pada tambang bawah tanah PT.AIC Jaya pada

saat pengamatan di lapangan adalah 1 s/d 2 kali setiap harinya. Dengan kondisi

aktual dilapangan dimana peledakan front dilakukan untuk 2 (dua) kali peledakan

setiap hari kerja, untuk setiap front menghasilkan volume hasil peledakan 9,627

ton rata – rata 1 (satu) kali peledakan setelah dilakukan pengolahan data

menggunakan rumus R.L Ash, sementara target produksi 1 ( satu ) kali peledakan

15-20 ton / 1 kali peledakan, dengan demikian hasil yang diperoleh jauh di bawah

target yang di inginkan.

Page 80: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

66

5.2 Geometri usulan

Memberikan geometri usulan untuk perusahan dimana geometri usulan ini

bisa mendekati target dari keinginan perusahan dimana geometri usualan ini

diambil dari perhitungan ISSER blaster’s hand book. Dimana Burden (B) 0,61 m,

Spasi (S) 0,61 m, Diameter (D) 0,04 m, Kedalaman Lobang (H) 1,20m, Powder

Colum (PC) 0,16 m, Stemming (T) 0,91 m, Jenjang (J) 0. Hasil dari perhitungan

ini mendapatkan volume peledakan sebesar 12,60 ton untuk sekali peledakan

dengan powder factor 0,36 kg/ton. Dengan frakmentasi sebesar 21,91 cm.

5.3 Perbandingan Frakmentasi

Membandingkan frakmentasi yang telah dihitung dari rumus yang telah dicari,

dapat dibandingkan dengan hasil actual yang terdapat dilapanga. Dimana rata-rata

frakmentasi yang dihasilkan dari pencarian memakai rumus R.L Ash sebesar

47,791 cm, dan dimana didapatkan juga dari frakmentasi dari geometri usulan

sebesal 21,91 cm. data yang didapatkan dilapangan sebesar 49,5 cm.

Page 81: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

67

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil proses pengolahan dan analisa data penulis dapat mengambil

kesimpulan antara lain

1. Dari 6 (enam) kali peledakan dengan rata-rata burden (B) sebesar 0,80 m,

spasi (S) sebesar 0,90 m, diameter (D) 0,04 m, kedalaman lobang (H) 1,20

m, powder coumn (PC) 0,32 m, stemming (T) 0,88 m, jenjang (J) 0,

dengan jumlah bahan peledak yang dipakai untuk satu lobang adalah 2

(dua) bahan peledak. Dari data diatas mendapatkan hasil Volume rata-rata

sebesar 9,647 ton. Nilai powder factor PT.AIC Jaya berdasarkan

perhitungan data lapangan sebesar 0,085 kg/ton. Dan hasil rata-rata

frakmentasi sebesar 47,791 cm.

2. Berdasarkan disain usulan dengan menggunakan rumus ISSE blaster’s

Hand book didapatkan burden (B) 0,61 m, spasi (S) 0,61 m, diameter (D)

0,04 m, kedalaman lobang (H) 1,20 m, powder column (PC) 0,16 m,

stemming (T) 0,91 m, jenjang (J) 0, dengan jumlah bahan peledak sebesar

2 (dua) bahan peleak per lobang. Dari data diatas didapatkan rata-rata

volume peledakan 12,60 ton, powder factor 0,36 kg/ton, dan rata-rata

fragmentasi 21,93 cm.

3. Rata-rata fragmentasi batubara hasil peledakan dengan menggunakan

rumus R.L Ash sebesar 47,791 cm dan geumetri usulan memakai rumus

Page 82: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

68

ISSER blaster’s hand book sebesar 21,93 cm. sedangkan data dilapangan

sebesar 49,5 cm.

6.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dalam skripsi ini adalah;

1. Memperbarui geometri peledakan berdasarkan hasil analisa versi ISSE

blaster’s hand book dengan tetap memperhatikan/menyesuikan danpak

lingkungan, kondisi kestabilan sekitar kegiatan peledakan dan kapasitas

kemampuan perusahan menyediakan bahan peledak.

2. Berdasarkan survey dan analisa pegolahan data, maka dapat diketahui

masing-masing pola yang diterapkan perusahan serta pola perencanan

memiliki kelebihan serta kekurangan. Jika perusahan ingin meningkatkan

jumlah produksinya, maka perusahan harus siap merevisi pola dan

geometri peledakan yang sudah ada, dengan memperhatikan, dan

mempertimbangakan pola-pola berdasarkan hasil analisa pada bab V, serta

memtranformasi sesui kebutuhan perusahaan serta kondisi dilapangan.

Dan pengerjaan dilapangan ketelitian pemboran untuk peledakan sangat

mempengaruhi hasil peledakan, oleh sebab itu diharapkan ketelitian

tersebut diperhatikan dengan benar agar tujuan peledakan tercapai dan

memuaskan.

3. Untuk mengurangi terjadinya missfire perusahan harus mempertimbngkan

bahan peledak yang terlalu lama terletak digudang handak dan juru ledak

juga harus memperhatikan lubang ledak yang berair, sebelum memasukan

alat peledak ke dalam lubang, untuk mengatasi tidak terjadinya missfire.

Page 83: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran A

Pengolahan Data Peledakan

Variabel pengolahan data di lapngan :

Data 1

a. Volume

V = B x S x ( H-J ) x n

B = 0.80 m

S = 0.90 m

H = 1.20 m

J = 0 m

n = 8

V = 0.80m x 0.90m x ( 1.20m – 0 ) x 8

= 6, 912 m2 x 1.34 ton / m

2 ( density batubara )

= 9.26 ton

b. Powder factor

Pf = 𝑄𝑣

Q = m x n

m = massa bahan peledak satuan ( 150 g = 0,15 kg )

n = jumlah bahan peledak ( 8 x 2 = 16 )

Q = 0,15 x 16

= 2,4 kg

Page 84: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Pf = 2.4 𝐾𝑔9.26 𝑡𝑜𝑛

= 0.26 Kg / ton

c. Rata – rata fragmentasi

Xm = A’ ( Pf )-0.8

x Q0.16

(115 / E )0.63

A’ = 7

Pf = 0.26 Kg / ton

Q = 2.4 Kg

E = ( relatife weight strength ANFO ) 100

Xm = 7 ( 0.26kg/ton )-0.8

x 2.40.16

(115 / 100 )0.63

= 7 x ( 2.94 ) ( 1.15) (1.09)

= 25.78 Cm

Data 2

d. Volume

V = B x S x ( H-J ) x n

B = 0.85 m

S = 0.85 m

H = 1,20 m

J = 0 m

n = 8

V = 0.85m x 0.85m x ( 1,20m – 0 ) x 8

= 6,639 m3 x 1.34 ton / m

3

= 9.29 ton

Page 85: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

e. Powder factor

Pf = 𝑄𝑣

Q = m x n

m = massa bahan peledak satuan ( 150 g = 0,15 kg )

n = jumlah bahan peledak ( 8 x 2 = 16 )

Q = 0,15 x 16

= 2,4 kg

Pf = 2.4 𝐾𝑔9.29 𝑡𝑜𝑛

= 0.258 Kg / ton

f. Rata – rata fragmentasi

Xm = A’ ( Pf )-0.8

x Q0.16

(115 / E )0.63

A’ = 7

Pf = 0.258 Kg / ton

Q = 2.4 Kg

E = ( relatife weight strength ANFO ) 100

Xm = 7 ( 0.258kg/ton )-0.8

x 2.40.16

(115 / 100 )0.63

= 7 x ( 2.96 ) ( 1.15) (1.09)

= 25.94 Cm

Data 3

a. Volume

V = B x S x ( H-J ) x n

B = 1 m

Page 86: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

S = 0.90 m

H = 1,20 m

J = 0 m

n = 8

V = 1,00m x 0.90m x ( 1,20m – 0 ) x 8

= 9,504m3 x 1.34 ton / m

3 ( density batubara )

= 12,74 ton

b. Powder factor

Pf = 𝑄𝑣

Q = m x n

m = massa bahan peledak satuan ( 150 g = 0,15 kg )

n = jumlah bahan peledak ( 8 x 2 = 16 )

Q = 0,15 x 16

= 2,4 kg

Pf = 2.4 𝐾𝑔12,74 𝑡𝑜𝑛

= 0.19 Kg / ton

c. Rata – rata fragmentasi

Xm = A’ ( Pf )-0.8

x Q0.16

(115 / E )0.63

A’ = 7

Pf = 0.19 Kg / ton

Q = 2.4 Kg

E = ( relatife weight strength ANFO ) 100

Page 87: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Xm = 7 ( 0.19kg/ton )-0.8

x 2.40.16

(115 / 100 )0.63

= 7 x ( 3,78 ) ( 1.15) (1.09)

= 33,13 Cm

Data 4

a. Volume

V = B x S x ( H-J ) x n

B = 0.90 m

S = 0.90 m

H = 1.20 m

J = 0 m

n = 8

V = 0.90m x 0.90m x ( 1.20m – 0 ) x 8

= 7,776 m3 x 1.34 ton / m

3 ( density batubara )

= 10,42 ton

b. Powder factor

Pf = 𝑄𝑣

Q = m x n

m = massa bahan peledak satuan ( 150 g = 0,15 kg )

n = jumlah bahan peledak ( 8 x 2 = 16 )

Q = 0,15 x 16

= 2,4 kg

Pf = 2.4 𝐾𝑔10,42 𝑡𝑜𝑛

Page 88: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

= 0.23 Kg / ton

c. Rata – rata fragmentasi

Xm = A’ ( Pf )-0.8

x Q0.16

(115 / E )0.63

A’ = 7

Pf = 0.26 Kg / ton

Q = 2.4 Kg

E = ( relatife weight strength ANFO ) 100

Xm = 7 ( 0.23kg/ton )-0.8

x 2.40.16

(115 / 100 )0.63

= 7 x ( 3,24) ( 1.15) (1.09)

= 28,49 Cm

Data 5

a. Volume

V = B x S x ( H-J ) x n

B = 0.85 m

S = 0.90 m

H = 1.20 m

J = 0 m

n = 8

V = 0.85m x 0.90m x ( 1.20m – 0 ) x 8

= 7,344 m3 x 1.34 ton / m

3 ( density batubara )

= 9.84 ton

b. Powder factor

Pf = 𝑄𝑣

Page 89: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Q = m x n

m = massa bahan peledak satuan ( 150 g = 0,15 kg )

n = jumlah bahan peledak ( 8 x 2 = 16 )

Q = 0,15 x 16

= 2,4 kg

Pf = 2.4 𝐾𝑔9.84 𝑡𝑜𝑛

= 0.24 Kg / ton

c. Rata – rata fragmentasi

Xm = A’ ( Pf )-0.8

x Q0.16

(115 / E )0.63

A’ = 7

Pf = 0.26 Kg / ton

Q = 2.4 Kg

E = ( relatife weight strength ANFO ) 100

Xm = 7 ( 0.24kg/ton )-0.8

x 2.40.16

(115 / 100 )0.63

= 7 x ( 3,13 ) ( 1,15) (1,09)

= 27,53 Cm

Data 6

a. Volume

V = B x S x ( H-J ) x n

B = 1,00 m

S = 1,00 m

H = 1.20 m

J = 0 m

Page 90: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

n = 6

V = 1.00m x 1,00m x ( 1.20m – 0 ) x 6

= 7,2 m3 x 1.34 ton / m

3 ( density batubara )

= 9.65 ton

b. Powder factor

Pf = 𝑄𝑣

Q = m x n

m = massa bahan peledak satuan ( 150 g = 0,15 kg )

n = jumlah bahan peledak ( 6 x 2 = 12 )

Q = 0,15 x 12

= 1,8 kg

Pf = 1,8 𝐾𝑔9.65 𝑡𝑜𝑛

= 0.19 Kg / ton

c. Rata – rata fragmentasi

Xm = A’ ( Pf )-0.8

x Q0.16

(115 / E )0.63

A’ = 7

Pf = 0.26 Kg / ton

Q = 2.4 Kg

E = ( relatife weight strength ANFO ) 100

Xm = 7 ( 0.19kg/ton )-0.8

x 1,80.16

(115 / 100 )0.63

= 7 x ( 3,776 ) ( 1.099) (1.09)

= 31,719 Cm

Page 91: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran B

Dokumentasi Peneltian

Gambar: Kantor PT.AIC Jaya

Gambar: Mesin Kompressor

Page 92: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Gambar: Fan Blower

Gambar: Pompa air di Tunnel 3

Page 93: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Gambar: Mesin Bor Furukawa

Gambar: Lori

Page 94: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Gambar: Gas Detector

Gambar: Penyanggaan di lubang bukaan Tunnel 3

Page 95: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Gambar: Proses Mempersiapkan Primer

Gambar: Proses Pengecekan Hambatan Rangkaian

Page 96: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran C

Stratigrafi

Sumber: penampangan stratigrafi

Gambar: Stratigrafi

Page 97: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran F

Peta Topografi PT. Allied Indo Coal Jaya

Page 98: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran D

Peta Layout Main Shaft PT. Allied Indo Coal Jaya

Page 99: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran E

Peta Geologi PT. Allied Indo Coal Jaya

Page 100: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran G

Disain geometri peledakan Lubang Cabang

Page 101: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran H

Geometri Peledakan Lobang Cabang

Page 102: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

Lampiran I

Geometri Peledakan Lobang Produksi

Page 103: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

LEMBARAN KONSULTASI

Nama : MUHAMMAD IRFAN

NPM : 1310024427078

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Penelitian :Analisa Geometri Peledakan Tambang Bawah Tanah

di PT.Allied Indo Coal Jaya, Parambahan Kota

Sawahlunto

No Tanggal Catatan / Saran / Perbaikan Paraf

1

18 April 2019 a. Tambahkan tinjauan pustaka.

b. Cari 3 jurnal yang terkait dengan

tema penelitian , karna 3 jurnal tidak

keterkaitan dengan tema penelitian.

2

24 Juli 2019 a. Perbaikan latar belakang masalah

b. Tulisan indentifikasi masalah yang

ada di lapangan

c. Sesuaikan aturan masalah yang

sedang dihadapi dengan tujuan

penelitian

3 25 Agustus 2019 a. Perbaiki latar belakang

b. Perbaiki indentifikasi masalah

4

26 Agustus 2019 a. Perbaiki penulisan cover

b. Perbaiki latar belakang semua

c. sesuai saran saya dengan kondisi

lapangan

d. Rumusan masalah arus selaras degan

tujuan penelitian

e. Lokasi dan kesampaian di buat pada

bab 3

f. Data curah hujan gunakan yang

tahun 2018

5

20 februari 2020

a. Tata tulis cover

b. Tulisan bahasa asing dicetak miring

6 21 februari2020

a. Tambahkan BAB IV

b. Perbaikan BAB V

Page 104: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

7 12 maret 2020 a. Perbaikan penulisan dan penomoran

b. Lampiran dilengkapi langi

8 9 september 2020 a. Periksa kembali penomoran

b. Periksa penulisan

Padang, September 2020

Pembimbing I

Dian Hadiyansyah ST,.MT

NIDK.8891940017

Page 105: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

LEMBARAN KONSULTASI

Nama : MHD IRFAN

NPM : 1310024427078

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Penelitian :Analisa Geometri Peledakan Tambang Bawah Tanah di

PT.Allied Indo Coal Jaya, Parambahan Kota Sawahlunto

No Tanggal Catatan / Saran / Perbaikan Paraf

1

18 April 2019 a. Tambahkan tinjauan pustaka.

b. Cari 3 jurnal yang terkait dengan

tema penelitian , karna 3 jurnal tidak

keterkaitan dengan tema penelitian.

2

24 Juli 2019 a. Perbaikan latar belakang masalah

b. Tulisan indentifikasi masalah yang

ada di lapangan

c. Sesuaikan aturan masalah yang

sedang dihadapi dengan tujuan

penelitian

d. Perbaiki pege set up penulisan

3 25 Agustus 2019 a. Perbaiki latar belakang

b. Perbaiki indentifikasi masalah

4

26 Agustus 2019 a. Perbaiki penulisan cover

b. Perbaiki latar belakang semua

c. Indentifikasi masalah harus jelaskan

pada latar belakang

d. Perbaiki batasan masalah sesuai

saran saya dengan kondisi lapangan

e. Rumusan masalah arus selaras degan

tujuan penelitian

f. Lokasi dan kesampaian di buat pada

bab 3

g. Data curah hujan gunakan yang

tahun 2018

h. Perbaiki sistem penomoran bab 2

i. Perbaiki kerangka konseptual

j. Perbaiki bab 3

5

18 januari 2020

a. Tambahkan dilatar belakang kondisi

real area penambang

Page 106: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

b. Perbaikan kalimat nomor

c. Pada BAB 1 sistematik di hapus

d. Maanfat penelitian disesuaikan

dengan topic

e. Tinjauan umum perusahan ditaro

sebelum kerangka konseptual

6 21 Januari 2020

a. Perbaikan penulisan rumus

b. Perbaikan rumus yang ada pada

tujuan umum perusahan yang dihubah

hanya yang penyangkut topic

penelitian

c. Lengkapi BAB IV dengan

pengumpulan data

7 28 Januari 2020 a. Perbaikan penulisan data konseptual

penjelasannya

8 19 febuari 2020 a. perbaikan penulisan cover

b. perbaikan penulisan daftar pustaka

c. perbaikan bab 2

9 6 maret 2020 a. identifikasi no 2 belum diceritakan

pada latar belakang

b. tambahkan pola peledakan pada latar

belakang

c. perbaiki keterngan kerangka

konseptual bab 3

d. perbaiki langkah konseptual

e. perbaiki data kesmpaian daera

f. lengkapi bab 3 dengan sub bab 3.4-

3.7

g. perbaiki bahasa narasi untuk data

peledakan bab 4

h. tambahkan pola peledakan pada data

bab 4

i. bab 2 tujuan umum perusahan pra

penelitian, saaat penelitian, pasca

penelitian

j. perhitungan ditaro di lampiran ,

pengolahan data hanya tabel hasil

pegolahan data saja

10 07 maret 2020 a. perbaikan analisa data

b. perbaikan konseptual kesimpulan data

kedalam tujuan penelitian

c. tidak bole gunakan symbol

Page 107: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

d. lengkapi semua lampiran

e. daftar pustaka

11

9 maret 2020 a. analisa data sesuaikan dengan tujuan

penelitian

b. pengumpulan data

c. ringkasan

d. lengkapi degan sejumlah lampiran

e. lengkapi daftar pustaka

12 11 maret 2020 a. bahasa asing dimiringkan

b. tambahkan geometri pada analisa data

dan usulan

c. ringkasan tambahkan tujuan

penelitian

d. tambahkan peta

13 8 september 2020 a. sesuaikan tulisan dengan buku

panduan

b. perhatikan penggunaan penomoran

Padang, September 2020

Pembimbing II

RIAM MARLINA A,ST, MT

NIDN.1027098501

Page 108: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ”Data-data Laporan dan Arsip PT. Allied Indo Coal Jaya” Sawahlunto

2017.

Anonim. “ISSE blaster’s hand book” international society of explosive engineer,

USA.

ESDM. ”Kursus Juru Ledak Kelas II’’, Pusat Pengembangan Tenaga

Pertambangan, Bandung, 2017.

ESDM. ”Kursus Juru Ledak Kelas II’’, Pusat Pengembangan Tenaga

Pertambangan, Bandung, 2004.

Hazzaliandiah, dkk. “Analisa Peledakan dan Kemajuan Front Bukaan Pada

Tambang Bawah Tanah Biji Emas” Banten 2017.

I. Onederra* and G. Chitombo . “Design methodology for underground ring

blasting” Maney 2007.

Mohammad Hossaini. “Modification Of Four-Section Cut Model For Drift

Blast Design In Razi Coal Mine - North Iran” Iran 2010.

Riko Ervil, dkk. ”Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang”

Padang 2016.

Ahmad Rifandy dan Ryan Muhammad Noor. ES Sujiman dan Ichwan (Ramp).”JGP

(Jurnal Geologi Pertambangan)”.Volume 2 No 2, 2015.

V.M.S.R.Murthy. “Prediction Of Overbreak In Underground Tunnel

Blasting A Case Study” India 2003.

Hazzaliandiah, M. Taufik Toha, Bochori Tahun 2017.

Page 109: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …
Page 110: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …
Page 111: TUGAS AKHIR TANAH DI PT. ALLIED INDO COAL JAYA, …

BIODATA WISUDAWAN

No. Urut

:

Nama

: Mhd irfan

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat/Tgl Lahir

: Cimparuh / 07/12/1994

NPM

: 1310024427078

Program Studi

: Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus

:

IPK

: 2,98

Pedikat Lulus

:

Judul Skripsi : Analisa Geometri Peledakan

Tambang Bawah Tanah di PT. Allied

Indo Coal Jaya

Dosen Pembimbing : 1. DIAN

HADIYANSYAH,S.T,M.T

2. RIAM MARLINA A,S.T, M.T

Asal SLTA

: SMA Negeri 3 Pariaman

Nama Orang Tua

: Ayah: MAIFIALDI

Ibu :YULIDAR B

Alamat

: JL. Imam Bonjol , Desa Cimparuh

,Kec.Pariaman Tenggah Kota

Pariaman

No HP / WA : 082391272694

Email :

[email protected]