tugas

26
BAB 1 PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG MASALAH Perbedaan yang terutama antara manusia dengan binatang dan tumbuh – tumbuhan sebagai ciptaan Tuhan berkaitan dengan kebudayaan.Berbeda dengan tumbuh – tumbuhan dan binatang, manusia adalah mahluk yang menciptakan kebudayaan. Manusia selalu hidup dengan konteks kebudayaan. Hakekatnya sebagai manusia, karakternya berbeda dengan tumbuhan dan binatang, bahkan tujuan seluruh hidupnnya, dinyatakan lewat kebudayaan. Karena itu didalam kebudayaanlah manusia menyatakan seperti apa dia akan hidup. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan menjadi kebiasaan individu tersebut.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung 1

Upload: allagan-dolen

Post on 14-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pendidikan agama

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH Perbedaan yang terutama antara manusia dengan binatang dan tumbuh tumbuhan sebagai ciptaan Tuhan berkaitan dengan kebudayaan.Berbeda dengan tumbuh tumbuhan dan binatang, manusia adalah mahluk yang menciptakan kebudayaan. Manusia selalu hidup dengan konteks kebudayaan. Hakekatnya sebagai manusia, karakternya berbeda dengan tumbuhan dan binatang, bahkan tujuan seluruh hidupnnya, dinyatakan lewat kebudayaan. Karena itu didalam kebudayaanlah manusia menyatakan seperti apa dia akan hidup. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan menjadi kebiasaan individu tersebut.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

B.IDENTIFIKASI MASALAH Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:Budaya adalah suatu pola pikiran individu yang nantinya akan menjadi kebiasaannya. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

C.RUMUSAN MASALAH Apa yang menjadi pengertian kebudayaan secara harafiah/ non - alkitab?1.Apa yang menjadi pengertian kebudayaan secara alkitab?2.Bagaimana pengaruh kebudayaan secara non-alkitab?3.Bagaimana pengaruh kebudayaan secara alkitab?4.Bagaimana hubungan iman Kristen dengan kebudayaan?

D.TUJUAN 1.Untuk mengetahui pengertian kebudayaan secara harafiah.2.Untuk mengetahui pengertian kebudayaan secara alkitab.3.Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan secara non alkitab.4.Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan secara alkitab.5.Untuk mengetahui bagaimana hubungan iman Kristen dengan kebudayaan.

BAB IIPEMBAHASAN

A.PENGERTIAN BUDAYA1. Menurut Non-Alkitab Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013: 63), disebutkan bahwa:budayaadalah pikiran, akal budi Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan akal budi.Sering sekali kita bigung apa itu budaya dan kebudayaan.Apa mereka sama atau berbeda dalam sudut pandang makna.Menurut buku Pengantar Ilmu Antropologi (1990:181) disebutkan bahwa budaya itu adalah daya dari budi yang berupa cipta,karsa dan rasa,sedangkan Kebudayaan adalah hasil dari cipta ,karsa dan rasa itu.Dalam istilah antropologi-budaya perbedaan itu di tiadakan.Kata budaya disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari kebudayaan dengan arti yang sama.Dan dalam buku antropologi budaya (1981:68) ia menggatakan budaya ialah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.

2.Menurut Alkitab Kebudayaan adalah prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam alam ini. Kemampuan untuk berprestasi/berkarya ini merupakan sikap hakiki yang hanya ada pada manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Karena itu sejak penciptaan, manusia telah diberi amanat kebudayaan (Kej 1:26-30). Setelah Allah menciptakan manusia, laki laki dan perempuan (Kej 1:27), kepada mereka langsung dikaruniakan berbagai mandat atau kuasa. Salah satu dari mandat mandat itu adalah mandat berbudaya. Tujuannya agar manusia itu mengembangkan segala kemungkinan atau potensi yang dimilikinya umtuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Dalam kejadian 1 : 28 (Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : beranak cuculah dan bertambah banyak;- penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan ikan dilaut dan burung burung diudara dan atas binatang yang merayap dibumi). Dan kej 2 : 15 ( Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

2.1.Tugas Manusia dan KebudayaanDalam Kejadian 1 : 28 dikatakan Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu. Kata takklukan: dalam bahasa ibrani diambil dari kata kabash. Istilah ini dipakai sekitar lima belas kali dalam perjanjian lama yang berarti menundukan lawan, atau menaklukkan musuh. Untuk menundukan itu membutuhkan kekuatan Implikasi yang harus dipikirkan, jika hanya sampai disini ialah tindakan sewenang wenang manusia terhadap alam, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan. Namun menaklukan alam, sebenarnya Adam harus memikirkan, mengerjakan, mengusahakan, mengelola alam ini dan melestarikannya.Mengalahkan bukan membinasakan, melainkan menjadikan alam bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta mengusahakan kesejahteraan dirinya dan alam semesta. Manusia mengemangkan cipta dan karsanya bagi kesejahteraan hidupnya. Inilah mandat yang dipercayakan Allah kepada manusia.

2.1.1.Mengatur Kelahiran Dalam nats beranak cuculah dan bertambah banyak.. Tuhan mengaruniakan kemampuan dan potensi untuk menggandakan kehidupan manusia itu memalui prokreasi. Disana tidak ada ketentuan jumlah anak cucu yang harus dilahirkan manusia , kecuali bahwa manusia diberi Tuhan kebebasan untuk menggunakan berkatnya dalam rangka melahirkan anak anak. Disinilah terletak mandate berbudaya itu. Yakni budaya mengatur kelahiran dan kelangsungan kehidupan manusia diatas bumi ini.

2.1 2.Memenuhi Bumi Prokreasi atau pelanjutan kelahiran bertujuan untuk memenuhi bumi. Mandate memenuhi bumi yang telah diterima oleh manusia sejak penciptaannya dan telah berlangsung ribuan bahkan jutaan tahun hingga sekarang. Dari satu pasang manusia pertama telah berkembang jutaan mahkan milliaran manusia diatas bumi ini dan telah mendiami hampir semua sisi dari alam semesta ini.

2.1.3.Menaklukkan Bumi Didalam bumi terdapat berbagai dinamika atau kekuatan kekuatan alam, baik yang bersifat natural maupun supranatural. Yang tergolong kepada daya daya alam natural antara lain : ombak-ombak besar,angin,tauffan,hujan,arus sungai,dan lain lain. Sedangkan yang bersifat supranatural adalah kekuatan kekuatan ghaib, dan daya daya diluar wewenang manusia. Manusia diberi Tuhan mandate menaklukkan daya daya alam baik yang natural maupun supranatural.

2.1.4.Berkuasa Atas Burung-Burung Di Udara,Ikan-Ikan Di Laut Dan Bintang-Bintang Yang Merayap Di Bumi. Untuk menguasai segala jenis burung-burung di udara ,ikan-ikan di laut dan bintang-bintang yang merayap di bumi manusia harus mengembangkan berbagai jenis teknologi.Dalam hal ini termasuk juga teknologi rekayasa genetika dan lain-lain.Atas mandate ini seharusnya manusai mampu mengatasi semua jenis penyakit yang timbul.Dan semua hal ini berkenan dengan pengembangan budaya.

2.1.5.Mengusahai Kata mengusahai disini lebih tepat berkonotasi mengubah,mengerjakan,emngusahakan atau memelihara kemingkinan-kemungkinan yang ada di alam semesta.Dalam hal ini manusia berusaha mengembangkan kemampuannya mengolah dan mengusahai segala milik kepunyaan Tuhan yang ada dalam seluruh alam semesta dan jagad raya.Pengusahan terhadap alam semesta sudah dilaksanakan mulai dari Adam dan Hawa di taman Eden,kemudian Alkitab mencatat bahwa Kain dan Habel merupakan orang-orang pertama yang merintis pengembangan pertanian dan peternakan (Kej 4:1-16)

B.MACAM-MACAM BUDAYA1.Budaya Berpikir dan Bertindak Kritis 1.1.Dipandang dari sudut non-Alkitab Jika kita mengartikannya satu-satu kata,dalam kamus bahasa Indonesia pikir ialah akal budi;ingatan;angan-angan;pendapat,perkiraan sangka,Tindak ialah aturan untuk dilakukan untuk mengatasi masalah dan kritis ialah tajam dalam penganalisisan jadi,berpikir kritis adalah sebuah tindakan untuk menentukan apakah sebuah pernyataan itu selalu benar, kadang-kadang benar, sebagian benar, atau sebaliknya, yaitu salah. Manusia yang berkualitas akan berpikir kritis bila mereka menghadapi persoalan. Orang yang berpikir kritis selalu berpedoman pada nila-nilai kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti yang jelas, alasan-alasan yang baik, mendalam, meluas, dan objektif. Berpikir kritis merupakan solusi untuk menghindari kerugian dan rendahnya mutu tindakan manusia. Oleh karena itu, berpikir kritis perlu dimiliki dan diterapkan oleh masing-masing kita dalam kehidupan di semua tempat.1.2.Dipandang dari sudut pandang Alkitab Budaya berfikir dan bertindak kritis adalah bagian dari iman kristen. Sebab Tuhan Yesus mengajarkan hal itu kepada kita melalui sikap Yesus kepada orang orang farisi, ahli taurat dan sadusi yang kerap kali datang mencobai Yesus dalam diskusi teologis. Yesus menyatakan bagaimana sikapNya menghadapi tersebut dengan menghadirkan sikap berpikir dan bertindak kritis. Budaya berfikir dan bertindak kritis ini ialah merupakan sebagian dari ekspresi iman kristen.Dalam buku The Call (2011:64)Berpikir kristis sudah menjadi panggilan kita terhadapa Allah,agar kita tidak sama dengan dunia.

2.Budaya Kerja Keras 2.1.Dipandang dari Sudut Pandang Non-Alkitab Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Kerja keras dapat diartikan bekerja mempunyai sifat yang bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.

2.2.Dipandang dari Sudut Pandang Alkitab Allah Sang Pekerja Agung itu telah menciptakan manusia segambar dengan Dia (Kejadian 1:26-27). Sifat khas kerja manusia ini mendapat sorotan yang istimewa dalam Alkitab. Alkitab menghubungkan kerja manusia dengan penciptaan manusia menurut Gambar Allah. Karena Allah, adalah Allah yang bekerja, Alkitab penuh dengan pekerjaan dan karya Allah. Manusia diciptakan oleh gambar Allah, yaitu Allah yang bekerja. Dengan demikian, manusia memiliki karakteristik Allah, yaitu bekerja.Allah berkenan mengangkat manusia ke dalam persekutuan-Nya bersama dengan Dia. Allah membuat manusia menjadi mandataris, yaitu penerima tugas. Allah memberikan kepada manusia jabatan kepercayaan dalam alam ciptaan-Nya, Ia membuat manusia menjadipartnerdalam rencana-Nya.

2.2.1.Kerja Sebagai BerkatBerkat terbesar kerja bukanlah kenyataan bahwa kerja itu mempunyai fungsi obat bagi tubuh dan jiwa kita. Berkat terbesar adalah bahwa dalam kerja kita diperkenankan melayani Allah dan sesama manusia. Kerja itu tidak hanya dijadikan berkat oleh Tuhan Yesus. Tetapi Ia juga memberkati hasil-hasil kerja itu. Akan tetapi Tuhan memberkati pekerjaan anak-anak-Nya yang mengharapkan berkat-Nya dengan kepercayaan seperti kepercayaan anak-anak. Alkitab malah memperlihatkan bahwa pekerjaan adalah berkat yang menyenangkan. Di Pengkhotbah 3:13, Alkitab menyebut pekerjaan serta hasilnya sebagai pemberian Allah.

2.2.2.Meningkatkan Budaya Kerja KerasBekerja keras, artinya bekerja dengan menggunakan semaksimal mungkin segala potensi, kekuatan, kemampuan yang dimiliki untuk sesuatu jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita dengan sungguh sungguh. Kerja keras membutuhkan tenaga dan usaha yang maksimal. Budaya kerja keras adalah budaya kristen atau budaya Alkitab sendiri yang harus menjadi budaya mahasiswa kristen.Setiap tantangan dan pergumulan tidak membuat kita putus asa, menyerah dan jemu jemu untuk berbuat baik. Sebaiknya harus menjadi pendorong bagi semangat kerja keras (Efesus 5:15-16).

3.Budaya Bijaksana3.1.Dilihat dari sudut pandang non-Alkitab Menurut kamus, arti dari kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas. Biasanya, sebelum bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Si bijak tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

3.2.Dilihat dari sudut pandang AlkitabKata bijaksana sering dipadankan dengan kata hikmat sehingga menjadi hikmat kebijaksanaan. Kata kata ini banyak terdapat pada kitab Amsal.

3.2.1.Berhikmat Berarti Ber-TuhanUkuran orang yang berhikmat itu bukalah ilmu pengetahuan atau kecerdasan berfikir semata mata tetapi juga mencakup hidup kerohanian (spiritualitas) yang baik dihadapan Tuhan dan masyarakat. Berhikmat berarti hidup dan berfikir sesuai dengan kebenaran, jalan dan pola Allah. Berhikmat artinya, mendekati seluruh kehidupan dari sudut pandangan Allah, percaya bahwa segala sesuatu yang dikatakan Allah itu benar dan merupakan satu satunya standard hidup yang layak.

3.2.2.Sumber Hikmat dan Kebijaksanaan Dalam kitab 1 korintus 1:30 makin ditegaskan lagi prinsip ini bahwa Yesus Kristus sendirilah yang menjadi hikmat Allah yang hadir ditengah tengah kita. Hanya melalui kepercayaan akan Yesus kristus dan Firman Allah yang tertulis dalam Alkitab kita memiliki hikmat dan kebijaksanaan yang sejati dan sempurna. Ke arah itulah kita semua terpanggil, agar memiliki hikmat yang benar yang berasal dari Allah sendiri.

3.2.3.Mengembangkan Budaya Hikmat / Kebijaksanaan Untuk menjadikan Hikmat dan Kebijaksanaan ini menjadi budaya kita haruslah kita resapi kembali pribadi Tuhan Yesus sendiri. Dialah Profil dan tokoh Alkitab yang hidup dengan kerja keras, berfikir dan bertindak kritis serta bijaksana. Orang Kristen harus senantiasa kreatif dan memiliki inisiatif serta bertanggung jawab dalam segala perbuatannya meneladani Tuhan Yesus Kristus.

C.HUBUNGAN AGAMA (KRISTEN) DENGAN BUDAYA Agama memang memiliki perbedaan dengan budaya tetapi agama tidak dapat dipisahkan dari budaya. Didalam sejarah terlihat dengan jelas betapa agama telah mempengaruhi budaya dan budaya juga mempengaruhi agama. Ada banyak pandangan mengenai hubungan agama dan budaya :a. Sikap antagonis. Ini adalah sikap yang negative terhadap kebudayaan sehingga semua kebudayaan yang ada ditolak bahkan ditentang.b. Sikap akomodasi kapitulasi. Yaitu sikap yang tidak saja menerima kebudayaan tetapi juga menyesuaikan diri dengan kebudayaan.c. Sikap dominasi. Yaitu sikap yang menguasai kebudayaan sehingga kebudayaan itu cenderung untuk tidak berkembang.d. Sikap dualistis. Yaitu sikap yang memisahkan kehidupan iman dengan kehidupan sehari hari yang dianggap sarat dengan kebudayaan. Dalam kehidupan iman diusahakan untuk menghindari kebudayaan.e. Sikap pengudusan kebudayaan. Yaitu sikap yang tidak menerima tetapi juga tidak menghindari kebudayaan. Sikap ini mengacu sikap yang memandang bahwa kebudayaan adalah bagian dari iman Kristen karena Tuhan Yesus sendiri datang untuk memulihkan dan menguduskan kebudayaan.D.LIMA MACAM SIKAP GEREJA TERHADAP DUNIA DAN KEBUDAYAAN1.Sikap Radikal : Kristus Menentang KebudayaanSikap yang menekankan antara Krsitus dengan kebudayaan. Kristus dianggap berlawanan dengan masyarakat. Manusia harus memilih Kristus atau kebudayaan. Ia tidak dapat memilih keduanya, ia tidak dapat mengabdi kepada dua tuan (1 Yoh 2:15, 16). Orang yang setia kepada Kristus harus menolak dunia. Sikap radikal ini disertai dengan empat masalah teologia.

a. Hubungan antara pengetahuan dan penyataanMemuliakan penyataan/pewahyuan. Pengertian tentang Allah dan pemahaman tentang kewajiban manusia hanya dinyatakan oleh Alkitab dan gereja. Pengetahuan di luar Alkitab dan gereja dicela dan tidak diterima. b. Pengertian tentang dosaDosa telah merajalela dalam kebudayaan karena itu manusia harus menjauhkan diri dari kebudayaan supaya dapat hidup kudus.

c. Hubungan antar kepatuhan kepada hukum dan karunia Allah.Menenkankan kewajiban orang Kristen untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Kehidupan kekristenan adalah kehidupan yang mewujudkan kepatuhan penuh pada hukum Tuhan. Hal itu merupakan tanggapan terhadap kasih karunia yang telah dinyatakan Allah.

d. Kecenderungan membedakan dunia materi dan rohaniMateri dinilai senantiasa bersifat melawan Allah karena itu manusia harus mengutamakan hanya perkara rohani. Kecenderungan untuk lebih menekankan Roh Kristus dan pengertian rohani daripada Yesus yang sungguh hidup sebagai manusia sejati.

2.Sikap Akomodasi : Kristus Milik Kebudayaan Melihat keselarasan antara Kristus dan kebudayaan. Kehidupan Yesus dan pengajaranNya dianggap sebagai prestasi manusia yang paling agung. Dalam Yesus cita-cita proses peradaban diwujudkan. Karenanya selain mencintai Kristus, manusia juga mencintai kebudayaan. Penekanan utama mereka pengajaran dan keteladanan hidup Yesus. Ia lebih dilihat sebagai Pengajar Agung daripada sebagai Juruselamat dan Tuhan. Karena itu untuk menarik orang kepada Kristus, mereka menekankan persamaan antara Injil dan kebudayaan.

3.Sikap Perpaduan : Kristus di atas Kebudayaan Meyakini bahwa kebudayaan tidak sama sekali bersifat jahat dantidak sama sekalu bertentangan dengan Kristus. Menyetujui bahwa manusia dipanggil untuk mematuhi Allah dan menerima panggilan Allah untuk membangun masyarakatnya dan mengembangkan kebudayaannya. Karena itu manusia tidak harus memilih kebudayaan dan Kristus. Sekalipun Kristus berbeda dengan kebudayaan, Ia juga relevan dengan kebudayaan, terlebih Ia adalah Tuhan atas kebudayaan. Kebudayaan perlu dilihat dalam terang ilmu dan iman, bersifat suci tetapi telah diwarnai dosa. Perpaduan antar unsur iman Kristen dan unsur kebudayaan adalah penting. Karena meyakini bahwa Injil melampaui kebudayaan, berarti tujuan hidup manusia tidak dapat dicapai hanya berdasarkan usaha manusia, dalam hal ini membutuhkan kasih karunia Allah.

4.Sikap Dualistis : Kristus dan Kebudayaan Paradox Mengakui kewajiban untuk mentaati Kristus dan mengembangkan kebudayaan. Manusia telah berdosa kepada Allah, karena itu semua segi kebudayaan rusak dan buruk adanya. Karenanya manusia hanya dapat diampuni melalui karya Yesus. Dalam pandangan ini, manusia harus menempatkan dirinya sekaligus sebagai warga kerajaan dunia dan kerajaan Allah. Orang Kristen harus mentaati tuntutan Allah dan tuntutan masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, manusia mentaati hukum masyarakat sebaliknya dalam hidup ibadah, manusia harus mentaati hukum Allah.

5.Sikap Pembaharuan : Kristus membaharui kebudayaan Kristus adalah Penebus yang memperbaharui kehidupan manusia dan masyarakat. Dosa manusia telah berakar dalam semua segi kehidupan manusia, setiap bagian kebudayaan telah menyimpang dari kehendak Allah dan patut dihakimi oleh Allah. Namun pengampunan Kristus bersifat sempurna dalam kehidupan manusia yang beriman kepadaNya. Allah adalah pencipta dan penebus, maka manusia yang telah dibaharui mempunya tanggung jawab untuk mengembangkan kebaikan dan kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat. Allah senantiasa hadir dalam dunia ciptaanNya, Ia hadir dan bekerja bukan hanya pada masa yang akan datang.Ia bekerja untuk memperbaharui kehidupan masyarakat melalui kehidupan orang Kristen yang sudah dijadikan manusia baru. Karena itulah gereja harus hidup di dalam dunia dan membaharui dunia. (Yoh 17:15-19; 20:21; Mat 6:10).

E.SIKAP KRISTEN TERHADAP KEBUDAYAAN1.Sikap Antagonistics (Sikap Menentang atau Menolak) Sikap negatif terhadap kebudayaan ialah sikap yang melihat pertentangan yang tak terdamaikan antara agama Kristen dan kebudayaan dan sebagai akibatnya ialah menolak dan menghindari kebudayaan bersama hampir semua pengungkapannya. 2.Sikap Akomodasi dan Kapitulasi Sikap akomodasi dan kapitulasi berarti menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada.dengan demikian maka pada hakekatnya agama Kristen sering di korbankan untuk kepentingan budaya.

3.Sikap Dominasi Dalam perjalanan sejarah gereja kehidupan Kristen di temukan juga adanya sikpa dominasi (penguasaan) gereja terhadap kebudayaan.Contohnya kita temukan pada agama Roma katolik dan sejarah kebudayaan gereja Roma Katolik. 4.Sikap Dualistis Yakni sikap orang Kristen yang Serba-dua terhadap kebudayaan.Ada orang Kristen yang hendak memisahkan antara iman dan kebudayaan.Menurut aliran ini:Kebudayaan adalah hasil usaha manusia yang berdosa.Tetapi kebudayaan itu tidak dapat dan tidak boleh dihindari.Percaya kepada kerajaan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus adalah lepas dari pada kebudayaan

5.Pengudusan Sikap pengudusan adalah sikap yang tidak menolak, namun tidak juga menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia dapat menerima kebudayaan selama hasil itu memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi sesama dan kemanusiaan. Sebaliknya, bila kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya yang salah satu itu, umat beriman harus menggunakan firman Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga terjadi transformasi budaya kearah budaya yang, memuliakan Allah.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN Dalam konteks inilah integrasi budaya menjadi sangat penting. Kalau bermacam ragam budaya itu terintegrasi dalam kesatuan budaya nasional, maka akan terwujudlah masyarakat yang kaya budaya dan kuat.Memiliki budaya yamg menteladani Tuhan Yesus merupakan suatu integrasi budaya dimana kita akan hidup yang tidak sama dengan dunia ini.B.SARAN Kita tidak boleh bersikap antipasti terhadap budaya Karena tak ada agama yang tak berkontekskan budaya. Agama Kristen yang didasarkan kepada pernyataan Allah lewat kesaksian didalam alkitab juga berkontekskan budaya. Perjanjian lama dan perjanjian baru memiliki konteks budaya dari masyarakat yang melatarbelakanginya. Kita seharusnya bersikap terbuka terhadap budaya yang bisa dimanfaatkan demi perkembangan agama dalam masyarakat pemilik budaya itu. Sikap terbuka ini harus diiringi sikap yang kritis yang dengan teliti mengkoreksi dengan budaya yang dapat dimanfaatkan sehingga agama yang berkembang ditengah tengah masyarakat yang khas budayanya tidak mengarah kebentuk agama yang sinkretis.

DAFTAR PUSTAKA

Azman Nur,Dkk,Kamus standar bahasa Indonesia.2013,Bandung:FOKUS MEDIA.Koentjaraningrat,Pengantar ilmu antropologi.1990,Jakarta:PT.RINEKA CIPTA.Gunawan SamueL,Antropologi Budaya,1981:ERLANGGA.Nelson Thomas,The Call,2011:PIONIR JAYA

8