tugas 5 normaria.pdf

9
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE PETA KENDALI ATRIBUT p-CHART Normaria Mustiana Sirait Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof H. Soedharto, SH. Semarang 50239 Email : [email protected] Abstrak Dengan perkembangan pasar global saat ini, kualitas produk menjadi salah satu parameter keberhasilan dari kegiatan produksi. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah dengan menggunakan alat kontrol kualitas yakni peta kendali. Pengendalian kualitas perlu dilakukan secara berkala untuk peningkatan dan analisis. Peta kendali dibagi menjadi dua yakni peta kendali variabel dan peta kendali atribut dimana peta kendali atribut berfokus pada pengendalian produk cacat yang berkarakteristik atribut. Dengan proses produksi yang membutuhkan waktu relatif pendek mengakibatkan suatu varian produk yang diperoleh terbatas jumlahnya, sehingga peta kendali p yang terbentuk tak memungkinkan untuk dianalisa. Perhitungan nilai batas atas dan batas bawah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus matematis maupun dengan menggunakan nilai probabilitas yang mengacu pada distribusi normal. Kata kunci : pengendalian kualitas, peta kendali, atribut, peta c Abstract With the development of today's global marketplace, the quality of the product to be one of the success parameters of production activities. To maintain and improve the quality of a product can be done in several ways such as by using a quality control tool that maps control. Quality control should be performed periodically to increase and analysis. The control chart is divided into two variable control charts and attribute control chart in which the attribute control chart focuses on the control of a defective product that has the characteristics of attributes. With a production process that requires a relatively short time resulting in a variant of the product obtained are limited in number, so that the p control chart is formed is not possible to analyze. The calculation of the value of the upper limit and lower limit can be done by using a mathematical formula or by using a probability value refers to the normal distribution. Keyword : quality control, control chart, atribut, c-chart

Upload: normaria-mustiana-sirait

Post on 15-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE PETA

    KENDALI ATRIBUT p-CHART

    Normaria Mustiana Sirait

    Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

    Jl. Prof H. Soedharto, SH. Semarang 50239

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Dengan perkembangan pasar global saat ini, kualitas produk menjadi salah satu

    parameter keberhasilan dari kegiatan produksi. Untuk mempertahankan dan

    meningkatkan kualitas suatu produk dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

    adalah dengan menggunakan alat kontrol kualitas yakni peta kendali. Pengendalian

    kualitas perlu dilakukan secara berkala untuk peningkatan dan analisis. Peta kendali

    dibagi menjadi dua yakni peta kendali variabel dan peta kendali atribut dimana peta

    kendali atribut berfokus pada pengendalian produk cacat yang berkarakteristik atribut.

    Dengan proses produksi yang membutuhkan waktu relatif pendek mengakibatkan suatu

    varian produk yang diperoleh terbatas jumlahnya, sehingga peta kendali p yang

    terbentuk tak memungkinkan untuk dianalisa. Perhitungan nilai batas atas dan batas

    bawah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus matematis maupun dengan

    menggunakan nilai probabilitas yang mengacu pada distribusi normal.

    Kata kunci : pengendalian kualitas, peta kendali, atribut, peta c

    Abstract

    With the development of today's global marketplace, the quality of the product to be one

    of the success parameters of production activities. To maintain and improve the quality

    of a product can be done in several ways such as by using a quality control tool that

    maps control. Quality control should be performed periodically to increase and

    analysis. The control chart is divided into two variable control charts and attribute

    control chart in which the attribute control chart focuses on the control of a defective

    product that has the characteristics of attributes. With a production process that

    requires a relatively short time resulting in a variant of the product obtained are limited

    in number, so that the p control chart is formed is not possible to analyze. The

    calculation of the value of the upper limit and lower limit can be done by using a

    mathematical formula or by using a probability value refers to the normal distribution.

    Keyword : quality control, control chart, atribut, c-chart

  • PENDAHULUAN

    Kualitas produk merupakan suatu parameter yang menjadi fokus utama para

    konsumen. Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,

    perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan membeli

    produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan

    ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain,

    pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen

    Dalam proses pengendalian kualitas tentunya tidak sedikit kemungkinan ditemukannya

    produk cacat dimana kecacatan produk menjadi sebuah atribut atau bersifat atribut.

    Kecacatan yang terjadi belum tentu dikarenakan kesalahan dari operator atau karyawan

    yang bekerja yang menjalankan, namun bisa juga dikarenakan dari material atau bahan

    baku yang digunakan dalam proses produksi, disamping itu dari segi mesin yang

    digunakan selama proses produksi. Dengan varian produk yang dapat diproduksi dan

    juga kemungkinan kemungkinan / faktor luar yang dapat menyebabkan produk cacat,

    maka perlu dilakukannya pengendalian kualitas dengan menggunakan alat pengendali

    kualitas yang biasa dikenal dengan 7 seven tools. Salah satu alat kontrol kualitas yang

    baik dan akurat adalah peta kendali. Dengan peta kendali, perusahaan dapat mengetahui

    seberapa batas produk dapat dikatakan cacat dengan adanya UCL dan LCL. Selain itu,

    dengan menggunakan peta kendali dapat diketahui pesebaran data pada produk cacat.

    Pesebaran data pada produk yang baik adalah ketika tidak berada jauh dari garis batas

    kendali.

    KAJIAN LITERATUR

    Pengendalian Mutu

    Kualitas merupakan suatu atribut yang melekat pada suatu produk maupun jasa

    yang mendiskripsika produk tersebut. Kualitas merupakan faktor yang menyebabkan

    produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Kualitas adalah sesuatu yang menjadi

    pedoman atau pembanding ciri khas atau karakteristik satu dengan lainnya. Menurut

    Goetsh Davis (1994), kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

  • dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

    harapan. Sedangkan menurut Triguno (1976 : 76) kualitas adalah suatu standart yang

    harus dicapai oleh seseorang atau sekelompok atau lembaga atau organisasi mengenai

    kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dah hasil kerja atau produk

    yang berupa barang dan jasa. Dapat disimpulkan bahwa kualitas mengarah pada

    pemenuhan kepuasan pelanggan dalam rupa produk barang maupun jasa. Kualitas suatu

    produk merupakan suatu identitas produk tersebut untuk lebih dikenal konsumen. Pada

    umumnya mutu atau kualitas menggambarkan mengenai karakteristik langsung dari

    suatu produk yang meliputi performansi, kehandalan, penggunaan yang mudah, estetika

    dan lainnya. (Vincent Gasperz, 2001). Dalam mencapai kualitas produk maka dapat

    dilihat beberapa dimensi kualitas diantaranya adalah bukti langsung (dilihat dari

    fasilitas fisik, perlengkapan, koordinasi, pegawai), keandalan, daya tanggap (bagaimana

    produk mampu melakukan kepekaan untuk perbaikan perbaikan produk menjadi lebih

    baik), keyakinan dan empati.

    Pengendalian kualitas merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk

    mempertahankan atau meningkatkan kualitas dari produk agar tetap sesuai dengan

    spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan perusahaan. Tujuan dari

    pengendalian kualitas adalah untuk mengawasi tingkat produksi melalui banyak tahapan

    produksi. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah untuk mengetahui sampai sejauh

    mana proses dan hasil produk (jasa) yang dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan

    perusahaan (Prawirosentono, 2002: 75). Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan

    untuk mengendalikan kualitas produk yakni dengan diadakannya pengecekan dan

    evaluasi berkala, melihat pada penyebab kecacatan produk dengan menggunakan 7

    tools, mengevaluasi dari sisi biaya kualitas, dan lain lain.

    SPC (Statistical Process Control)

    Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang

    digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan

    memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian

    kualitas statistik mempunyai cakupan yang lebih luas karena di dalamanya terdapat

  • pengendalian proses statistik, pengendalian produk (acceptance sampling), dan analisis

    kemampuan proses. Konsep terpenting dalam pengendalian kualitas statistik adalah

    variabilitas, dimana semua prosedur pengendalian kualitas statistik membuat keputusan

    berdasar sampel yang diambil dari populasi yang lebih besar. Variabilitas yang

    dimaksud adalah variabilitas antar sampel (misalnya range atau standar deviasi).

    Apabila diambil sampel dari populasi yang sama, variasi statistik akan terjadi dari

    sampel ke sampel dan variasirange dapat dihitung. Bentuk ini merupakan dasar dari

    batas yang dihitung pada peta pengendali (control chart). Apabila penyimpangan atau

    variabilitas tidak dikenal, maka dilakukan pencarian dengan penyesuaian proses dan

    klasifikasi bahan baku yang datang (Maleyeff, 1994).

    Statistical Process Control (SPC) adalah sebuah proses yang digunakan untuk

    mengawasi standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi

    sebuah produk atau jasa sedang diproduksi.Pengendalian kualitas secara statistik dengan

    meng gunakan SPC (Statistical Process Control) mempunyai 7 (tujuh) alat statistik

    utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas antara

    lain yaitu; checksheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram sebab akibat,

    scatter diagram dan diagram proses.

    Peta Kendali

    Peta Kendali (control chart) merupakan suatu teknik membuat grafik statistik yang

    nilainya diukur berdasarkan hasil plot karakteristik kualitas tertentu yang menjelaskan

    tentang kondisi proses. Peta kendali digunakan untuk mengetahui apakah proses berada

    dalam kendali atau tidak. Dengan kata lain peta kendali merupakan uji hipotesis untuk

    mengetahui apakah proses dalam kondisi terkendali/tidak.Peta kendali menggambarkan

    perbaikan kualitas, yang terdiri dari 2 situasi, pertama adalah ketika peta kendali dibuat,

    proses dalam kondisi tidak stabil. Kondisi yang diluar batas kendali terjadi karena sebab

    khusus (assignable cause), kemudian dicari tindakan perbaikan sehingga proses menjadi

    stabil. Hasilnya adalah adanya perbaikan proses.

    Peta kendali dapat dikatakan suatu metode statistik yang membedakan adanya variasi

    atau penyimpangan karena sebab umum dan karena sebab khusus. Dalam membuat

  • produk lebih dari satu tidak akan tepat sama persis, pasti terdapat variasi yang tidak

    dapat dihindarkan. Faktor penyebab adanya variasi tersebut adalah proses, bahan baku,

    karyawan atau operator, serta lingkungan kerja. Macam-macam dari variasi tersebut

    adalah sebagai berikut:

    - Variasi di dalam objek sendiri. Sebagai contoh, sebuah meja yang tingkat

    kehalusannya tidak sama persis antara sisi atas dengan sisi samping, lebar meja

    sebelah kiri tidak sama dengan sebelah kana, dan sebagainya

    - Variasi antar objek, yaitu antara satu objek dengan objek lainnya yang diproduksi

    pada saat yang sama terjadi variasi.

    - Variasi timbul dari perbedaan waktu produksi.

    Peta kendali dapat dibagi menjadi dua golongan menurut jenis datanya, yaitu Peta

    kendali untuk data atribut dan Peta kendali untuk data variabel.

    Peta Kendali Atribut

    Peta kontrol untuk atribut biasanya didasarkan pada klasifikasi apakah suatu produk itu

    cacat atau tidak cacat. Klasifikasi ini dapat bersumber dari data proporsi jumlah produk

    cacat terhadap ukuran sampel (peta p) atau dari jumlah cacat yang ada pada satu unit

    produk di dalam sampel (peta c). Jadi peta kontrol untuk atribut ada dua yaitu, peta p

    dan peta c (Hari Purnomo, 2004). Peta kendali atribur merupakan analisis perhitungan

  • pada data kualitatif dimana peta kendali akan menunjukkan karakteristik kualitas atau

    atribut produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Peta kendali dapat

    digunakan pada semua tingkatan dalam perusahaan, produk, maupun organisasi. Dalam

    grafik peta kendali juga dapat mengidentifikasikan akar permasalahan baik pada tingkat

    umum maupun yang lebih detail. Terdapat dua grafik pengendali proses statistik data

    atribut yakni berdasarkan distribusi normal dan poisson. Untuk distribusi binomial

    menunjukkan proporsi ketidaksesuaian dalam sampel atau sub kelompok yang lebih

    dikenal dengan sebutan p-chart dan np-chart. Sedangkan berdasarkan distribusi poisson

    yang identik dengan produk baik dan cacat lebih dikenal dengan c-chart dan u-chart.

    Ada empat macam peta kendali data atribut, yaitu:

    a. Peta kendali fraksi defektif (p-chart)

    b. Peta kendali jumlah defektif (np-chart)

    c. Peta kendali jumlah cacat (c-chart)

    d. Peta kendali cacat per unit (u-chart)

    Salah satu jenis peta kendali atribut yang sering digunakan adalah peta p atau p-charts

    dimana memiliki tujuan untuk menunjukkan persen kecacatan produk. Peta p

    pengerjaannya lebih cepat, lebih mudah, dan akurasi hasilnya lebih tepat untuk

    mengatasi permasalahan yang didapatkan pada kasus yang diteliti. Langkah-langkah

    perhitungan yang dipakai untuk masing-masing data adalah:

    1. Menghitung Persentase Kecacatan

    dimana n adalah jumlah cacat dalam subgrup

    n = jumlah produk yang diperiksa

    2. Menghitung garis pusat/ Central Line (CL)

    3. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL)

  • 4. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL)

    Contoh gambar peta kendali adalah sebagai berikut

    METODE PENULISAN

    Metode dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan studi pustaka dan tinjauan

    pustaka pada beberapa materi dan jurnal jurnal ilmiah serta dengan melakukan analisis

    pada studi kasus dalam jurnal.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengendalian kualitas pada produk cacat dapat dilakukan dengan menggunakan peta

    kendali p, np, c maupun u. Keempat peta kendali tersebut memiliki konstrain / fokus

    yang berbeda berdasarkan bagaimana atau dasar mana yang ingin dianalisis akibat

    kecacatan produk. Pada peta p perhitungan batas atas dan bawah yakni UCL dan LCL

    dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni dengan menggunakan rumus batas atas dan

  • batas bawah atau dengan menggunakan perhitungan distribusi binomial dan distribusi

    normal. Standarisasi peta kendali dapat dilakukan dengan melihat nilai Z pada distribusi

    normal. Perhitungan nilai n dan p memiliki pengaruh besar pada nilai BKA dan BKB

    data tersebut. Dengan perhitungan seperti dibawah ini

    Apabila nilai n kecil maka akan memberikan dampak nilai BKA besar. persentase

    tersebut akan mendesak distribusi sehingga data akan keluar dari BKA. Jika nilai n

    makin kecil, maka BKB akan semakin mendekati nilai nol, dan bahkan dapat bernilai

    negatif. Jika BKB bernilai negatif (BKB < 0), maka dianggap BKB = 0. Semakin besar

    nilia n, maka prosentase data akan makin kecil mendekati a/2-nya sehingga pada n

    minimum yang menyebabkan BKB 0, kemudian presentase data akan bergerak

    konstan disekitar a/2-nya. Jika nilai n bernilai lebih besar dari n minimumnya, maka

    distribusi akan berbentuk

    distribusi Normal, karena distribusi tersebut tak terdesak oleh BKB = 0. Nilai p yang

    kecil menghasilkan nilai prosentase data yang keluar dari BKA

    cenderung besar. Hal ini disebabkan karena pada p yang kecil, distribusi akan terdesak

    oleh BKB yang sama dengan nol, jadi data yang keluar BKA juga akan semakin besar

    prosentasenya. Pada proses standarisasi distribusi probabilitas cacat yang merupakan

    distribusi

    binomial (distribusi yang terpotong oleh BKB = 0 pada peta kendali p yang tak

    distandarisasi) akan dianalisa dengan menggunakan batas kendali simetris, padahal

    distribusi probabilitas cacat ini memiliki bentuk yang tak simetris. Selisih prosentase

    data diluar batas kendali antara distribusi dengan faktor koreksi dan

    distribusi tanpa faktor koreksi timbul karena adanya faktor koreksi. Jika tak ada faktor

    koreksi maka tak akan ada selisih. Karena itu selisih prosentase identik dengan faktor

    koreksi.

    Dari gambar plot data selisih prosentase data di atas BKA akan tampak :

    - makin besar nilai n, maka nilai selisih prosentase data diatas BKA makin kecil

    - makin besar nilai p, maka nilai selisih prosentase data diatas BKA makin kecil

  • KESIMPULAN

    Untuk mengetahui penyebaran data pada produk cacat dapat dilakukan pengendalian

    kualitas dengan menggunakan peta kendali. Peta kendali dibagi menjadi 2 macam yakni

    peta kendali variabel dan peta kendali atribut. Peta kendali atribut berfokus pada

    kecacatan produk baik dilihat dalam banyaknya cacat, penyebaran cacat per unit, dan

    penyebab kegagalan produk. Perhitungan batas kendali pada peta p dapat dilakukan

    dengan perhitungan matematis antara jumlah cacat dan banyaknya produk yang diamati

    dengan menggunakan rumus UCL dan LCL. Namun, selain dengan pehitungan

    matematis, untuk mengetahui nilai batas atas maupun bawah dapat dilihat dari

    penyebaran data secara distribusi normal dengan melihat pada nilai Z nya. Jika

    distribusi telah berbentuk distribusi normal (distribusi tak terdesak garis nol), akan

    diperoleh hasil yang lebih baik jika menggunakan rumus standarisasi tanpa faktor

    koreksi. Nilai konstanta faktor koreksi terbaik dipengaruhi oleh nilai p. Semakin besar

    nilai p,maka semakin kecil nilai konstanta faktor koreksi yang paling sesuai untuk p

    tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adi, Rachmad., Djunaidi. 2014. Pengendalian Kualitas Pada Mesin Injeksi Plastik

    Dengan Metode Peta Kendali Peta P Di Divisi Tossa Worksho. Surakarta : Pabelan

    Laboratorium POSI & K. 2011. Modul 3Statistical Process Control (SPC) & Process

    Capability Analysis. Jakarta : Untirta

    Hastuti, Asri. 2005. Evaluasi Pengendalian Kualitas Produk Kain Pada Departemen

    Printing PT. Kusumahadi Santosa Karang Anyar. Surakarta :UNS

    Masruroh, Nisa. 2010. Analisis Manajemen Kualitas Dengan Penerapan Total Quality

    Management (TQM) Berbasis Deming Prize. Surabaya : UPN

    Octavia, Tanti., Indarto, Daniel. 2000. Studi Tentang Peta Kendali P Yang

    Distandarisasi Untuk Proses Pendek Kualitas. Surabaya : Petra