tugas 2 randal
DESCRIPTION
qqqTRANSCRIPT
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Soal 1
A1. Battery Limit Platform ke Darat
Battery limit antara platform dengan darat dapat ditentukan dengan letak valve yang
menghubungkan antara pipa penyalur di laut dengan pipa penyalur di daratan. Aturan ini
berlaku berdasarkan kode DNV OS F101 tentan pipa penyalur gas. Lebih detail ditunjukkan
pada Gambar 1
Gambar 1 Battery Limit Platform ke darat
A2. Battery Limit Platform ke Platform
Battery Limit yang berlaku antara Platform dengan Platform adalah sambungan antara
pipeline dengan riser yang menggunakan tie-in atau spool. Dapat terlihat pada Gambar 2,
battery Limit pipeline dibatasi dengan tie-in/spool.
Gambar 2 Battery Limit Platform ke Platform
Spool
Tie-in
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
A3. Battery Limit Platform ke SPM
Pada umumnya battery limit antara platform dengan subsea platform manifold ditentukan
oleh Spool dan tie in seperti ditunjukkan Gambar 3
Gambar 3 Battery Limit Platform ke Subsea Platform Manifold
A4. Battery Limit Subsea well ke SPM
Pada umumnya battery limit antara subsea well dengan subsea platform manifold
ditentukan oleh Spool dan tie in seperti ditunjukkan Gambar 4
Gambar 4 Battery Limit Subsea Well ke subsea paltform Manifold
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Soal 1B Kode yang digunakan
ASME B31.8 Berlaku Untuk Pipa Transportasi Fluida Jenis Gas
Kode ini meliputi desain, fabrikasi, instalasi, inspeksi, dan pengujian fasilitas pipa yang digunakan
untuk transportasi fluida jenis gas. Kode berlaku saat gas petroleum cair menguap dan digunakan
sebagai bahan bakar gas. Kode ini juga mencakup keselamatan aspek operasi dan pemeliharaan
fasilitas-fasilitas pendukung transportasi gas tersebut. Kode ini berlaku dan diterjemahkan melalui
diagram lingkup berdasarkan letak geografis dan fungsi pipa serta fasilitas pendukung pipa. Berikut
diagram lingkup yang menjelaskan ruang lingkup kode ASME B31.8
Pipa Penyalur Area Lepas Pantai
Lingkup kode ASME B31.8 ini berlaku mulai dari titik outlet dan berakhir pada titik inlet separation
dan/atau processing plant. Lebih jelas tercantum dalam Gambar 51.
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Pipa Penyalur Area Darat
Lingkup kode ASME B31.8 ini berlaku mulai dari titik outlet dan berakhir pada titik inlet separation
dan/atau processing plant. Selain itu kode ini juga berlaku pada titik outlet wellhead separator. Lebih
jelas tercantum dalam Gambar
Gambar 5
DNV OS F101 Submarine Pipeline System
Standar ini merupakan sebuah kriteria dan panduan untuk konsep pengembangan, desain, konstruksi,
operasi dan abandonment pipa penyalur bawah laut (submarine pipeline). Kode ini berlaku untuk
jenis pipa penyalur bawah laut jenis dynamic riser (sesuai dengan kode DNV-OS-F201), pipa penyalur
bawah laut jenis rigid dan pipa penyalur bawah laut jenis single system. Lingkup battery limit
ditunjukkan dalam Gambar
Gambar 6
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Kesimpulan
Untuk menentukan battery limit pipa penyalur gas, kita dapat menentukan 2 kode yaitu ASME B31.8
dan DNV OS F101.
Soal 1c. Mekanisme Pig Launcher
Sebelum membahas mekanisme Pig Launcher, berikut bagian-bagian dari Pig Launcher yang harus
diketahui
Gambar 7 Pig Launcher
Berikut mekanisme kerja Pig Launcher
Langkah 1 . Masukkan Pig ke dalam case set (optional, dilakukan karena jumlah Pig dalam gambar
lebih dari satu)
Gambar 8
Pig
Kicker
Line
Main
Line
Kicker
Line
Valve
Main
Line
Valve
Trap
Line
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Langkah 2. Masukkan case set ke dalam Pig Launcher dan tutup Pig Launcher
Gambar 9
Langkah 3. Buka Valve pada Kicker Line Agar Fluida dapat mengalir ke arah Trap Line
Gambar 10
Langkah 4. Tunggu hingga fluida mencapai tingkat tekanan tertentu agar dapat mengaliri Pig
Gambar 11
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Langkah 5. Setelah itu Pig akan mengalir melalui Pipeline dan melakukan Fungsinya
Gambar 12
Langkah 6. Setelah melakukan tugasnya, Pig akan berhenti dan dapat diambil melalui Pig Receiver.
Gambar 13
Langkah 7. Mekanisme Pig Receiver seperti berikut, tutup Main Line Valve pada Trap Line agar fluida
menuju Pig Trap Line terhenti, setelah itu buang fluida pada pig trap baik secara vaporized
untuk gas atau manual untuk fluida jenis lainnya. Lalu Pig dapat kita ambil kembali.
Gambar 14
Main Line
Valve
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Soal 2
a. Diketahui : Diameter pipa (OD) = 32 inch
Material API5L X52, dg SMYS = 52000 psi
Modulus Elastisitas Baja, E = 200 Gpa
Ditanyakan: Hitunglah radius curvature minimum (Rmin) dalam satuan meter dengan
persamaan Bending Stress dan Janseen VH dan faktor keamanan 10%
Jawab : Bending Stress
=.
2. .
=200. 0,8128
2 . 0,1 . 0,358
= 2270 = 2,2 > 1,5 ( )
Jansen VH
=3. .
4.
=3.200.0,8128
4 . 0,0358
= 3405 = 3,4 > 1,5 ( )
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
b. Diketahui : Diameter pipa (OD) = 32 inch
Material API5L X52, dg SMYS = 65000 psi
Modulus Elastisitas Baja, E = 200 Gpa
Ditanyakan: Hitunglah radius curvature minimum (Rmin) dalam satuan meter dengan
persamaan Bending Stress dan Janseen VH dan faktor keamanan 10%
Jawab : Bending Stress
=.
2. .
=200. 0,8128
2 . 0,1 . 0,448
= 1814,28 = 1,8 > 1,5 ( )
Jansen VH
=3. .
4.
=3.200.0,8128
4 . 0,0448
= 2721,42 = 2,7 > 1,5 ( )
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Soal 3
a. Dengan asumsi skala yang digunakan adalah 1 : 66,67 (skala google maps) berikut rute pipa yang
dipilih (Peta tercantum pada bagian belakang halaman ini) Berikut pertimbangan tiap titik yang
ditandai dalam peta
Titik A : pada titik ini yang menajdi bahan pertimbangan adalah jarak pipeline dengan paltform
eksisting. Dengan menggunakan rute ini jaral antara pipa penyalur dengan paltform > 500 m
sehingga aman.
Titik B : pada titik ini pipa penyalur akan crossing dengan pipa eksisting. Dengan sudut crossing
yang melebihi 20o maka jalur dapat dikatakan aman.
Titik C : da titik ini pipa penyalur akan crossing dengan pipa eksisting. Dengan sudut crossing yang
melebihi 20o maka jalur dapat dikatakan aman.
Titik D : pipa akan melewati perbedaan ketinggian batimetri, dalam aturan ini diusahakan pipa
terletak tegak lurus dengan batimetri untuk menghindari longsoran. Dalam gambar, rute pipa
penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga dapat dikatakan aman.
Titik E : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga
dapat dikatakan aman. Untuk radius kurvaturediasumsikan pipa yang digunakan sama dengan
nomor 2 yaitu API 5L X 52, radius of kurvature yang tercantum lebih dari 1,5 km sehingga aman.
Titik F : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga
dapat dikatakan aman.
Titik G : Dalam gambar, rute pipa penyalur berada di perbedaan ketinggian batimetri. Namun
karena perbedaan ketinggiannya tidak terlalu besar maka dapat dikatakan aman.
Titik H : Jarak antara pipa penyalur dengan bangkai kapal masih leboh dari batas minimum 500 m,
sehingga dapat dikatakan aman.
Titik I : Dalam gambar, rute pipa penyalur berada di perbedaan ketinggian batimetri. Namun
karena perbedaan ketinggiannya tidak terlalu besar maka dapat dikatakan aman. Untuk radius
kurvaturediasumsikan pipa yang digunakan sama dengan nomor 2 yaitu API 5L X 52, radius of
kurvature yang tercantum lebih dari 1,5 km sehingga aman
Titik J : Dalam gambar, rute pipa penyalur berada di perbedaan ketinggian batimetri. Namun
karena perbedaan ketinggiannya tidak terlalu besar maka dapat dikatakan aman.
Titik K : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga
dapat dikatakan aman
Titik L : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga dapat dikatakan aman. Dengan skala tersebut, total panjang pipa dengan menghitung panjang busur radius kurvatur adalah 125,13 km
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
b. Jumlah crossing dengan Pipa existing sebanyak 2 kali dan dengan cable existing sebanyak 4 kali
c. Survei dapat dilakukan dengan metode survey CPT dan Side Scan sonar dengan lebar korridor
survey 50 100 m
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Soal 4
4a. Rules Of Thumb pemilihan rute pipa penyalur bawah laut berdasarkan prioritas
adalah sebagai berikut :
1. The Safest
Rute yang dipilih haruslah rute yang paling aman dengan cara menimimalisir resiko kerusakan
pada pipa. Baik pada saat proses instalasi maupun saat pipa penyalur sudah beroperasi.
Jalur paling optimum pada pipeline ditentukan berdasarkan beberapa hasil survey pada jalur-
jalur yang kemungkinan akan dilewati oleh pipa penyalur. Salah satu hasil survey yang
menentukan adalah survey geohazard yang ditunjukkan dalam Gambar 15
Gambar 15 Geohazard
Jika menemukan sebuah kontur yang menjorok, sebaiknya pipa penyalur diletakkan secara
tegak lurus terhadap batimetri. Hal ini dilakukan agar saat terjadi longsor di pernukaan dasar
laut pipa penyalur tidak terkena longsoran tersebut.
2. The Shortest
Pilihlah jalur pipa penyalur yang paling pendek agar dapat mengurangi material pipa. Hal ini
akan berdampak besar pada keseluruhan biaya proyek yang dikerjakan.
Dengan memilih jalur yang paling pendek kita dapat memperkecil kemungkinan hilangnya
tekanan yang berlebihan pada pipa penyalur
Meminimalisir resiko saat proses instalasi. Dengan memilih rute paling pendek, kita dapat
memperkecil kemungkinan bertemunya jalur pipa penyalur yang kita inginkan dengan faktor-
faktor yang membahayakan seperti pada nomor a.
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
3. Easiest For installation
Pilihlah metode penggelaran pipa yang paling mudah. Setelah mengetahui ukuran pipa yang akan
digunakan, kita harus memperhitungkan barge yang tersedia serta mempertimbangkan ukuran
dimensi barge terhadap jalur yang akan dilewati.
4. Minimize Cost
Sebuah proyek akan berorientasi pada biaya yang berasal dari beberapa kegiatan proyek
tersebut. Meminimalisr biaya proyek dapat dilakukan dengancara mengikuti rules of thumb
sebelumnya.
Dengan rules of thumb di atas, dapat dituliskan beberapa kriteria pemilihan rute pipa penyalur
agar optimal
a. Water depth, kedalaman akan berpengaruh pada sulit atau tidaknya proses intalasi yang
akan dilakukan.
b. Seabed Features, seperti yang dijelaskan pada nomor 4d. Seabed feature sebaik mungkin
dihindari agar pipa penyalur tidak mengenai seabed feature tersebut.
c. Existing Facilities, jarak pipa penyalur dengan existing faciities seperti offshore platform
atau subsea wellheads minimum harus 500 m
d. Third Parties, pihak ketiga seperti nelayang, angkatan laut dan lain-lain menjadi salah
satu pertimbangan dalam pemilihan rute pipa penyalur
e. Installation Contraints, kemampuan barge dalam proses instalasi akan mempengaruhi
jenis rute yang akan kita pilih
f. Shore Crossing, pada asaat pipa penyalur bawah laut akan menyambung dengan pipa
penyalur di daratan, kita harus memerhatikan letak pemukiman di daerah tersebut.
g. Future Marine Developments & Activities, penentuan rute pipa penyalur harus
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan pembangunan fasilitasfasilitas
pendukung di masa depan seperti platform, pipeline, manifold, dll
h. Politics, pengembangan rute pipa penyalur akan berhubungan dengan keputusan izin
pemerintah incumbent. Kita harus mendengarkan dan menelaah kemungkinan-
kemungkinan kebijakan pemerintah yang akan berlaku di masa depan.
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
4b. Survey Geoteknik
1. Seabed Cone Penetration Test (CPT)
Metode investigasi tanah jenis ini adalah memasukkan sebuah instrumen berbentuk kerucut yang ke
dasar laut dengan kecepatan 20 mm/s (ditunjukkan Gambar 16). Pada alat CPT yang paling umum,
sensor pada alat ini akan mengukur besar gaya end-bearing (qc) dan gaya friksi (fs) yang ditransmisikan
melalui umbilical cable ke kapal surveyor diatasnya untuk kemudian akan menjadi data tanah.
Gambar 16 CPT
Ada beberapa jenis cone yang berbeda berdasarkan fungsinya yang dapat digunakan dalam survey
tanah, yaitu Piecozone penetrometer, Friction cone, Temperature cone, Pecozone, Seismic Cone dan
Electrical Conductivity Cone.
Berdasarkan literatur http://www.conepenetration.com/online-book/offshore-testing/seabed-cone-
penetration-test-systems , salah satu jenis survey CPT yang digunakan adalah tipe Metoda Wheel
Drive CPT Units. Berikut mekanisma kerja Wheel Drive CPT Units
Sistem ini dapat digunakan hingga kedalaman dasar laut 2000m dan dapat masuk ke dasar laut sjauh
40 m. Wheel-drive CPT system terdiri dari sebuah struktur framing yang terintegrasi dengan profil
dasar laut, alat-alat kontrol elektronil dan alat pengumpulan data. Cone akan didorong terus ke dalam
dasar laut menggunakan listrik yang ditransmisikan dari vessel di atasnya lalu cone akan mengirimkan
data hasil survey kembali ke vessel seperti ditunjukkan Gambar 17. Kedalaman yang dapat dtitempuh
alat ini untuk jenis tanah tanah berpasir dapat mencapai kedalaman 20 m. Sedangkan untuk tanah
yang lebih lunak yaitu tanah lempung yang telah berkonsolidasi dapat menempuh kedalaman 30 m
hingga 60 m.
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Gambar 17 Skema Survei CPT
2. Seabed Soil Penetration Test (SPT)
Pada dasarnya sistem ini bertujuan untuk mendapatkan jenis data tanah dengan cara memukul tanah
dengan sebuah hammer. Sistem ini menjadikan jumlah pukulan pada tanah dan penurunan yang
terjadi sebagai acuan untuk menentukan jenis tanah seperti ditunjukkan pada Gambar 18
Gambar 18 SPT
3. Undisturbed Soil Sampling
Sistem ini bekerja dengan cara mengambil sebuah sample tanah dibeberapa kedalaman lapisan tanah
setelah itu, sample tersebut akan dianalisis beberapa parameternya untuk menentukan jenis lapisan-
lapisan tanah seperti ditunjukkan Gambar 19
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Gambar 19 Undisturbed Soil Sampling
c. Berikan deskripsi mengenai survey geofisik berikut
c1. Side Scan Sonar
Proses Survey :
Kapal survei akan menelususri jalur survei dengan membawa side scan sonar di bawahnya.
Side Scan sonar berfungsi untuk melakukan survey secara visual menggunakan towed fish.
Sinyal akustik sonar yang ditembakkan towed fish akan mengenai dasar laut lalu akan kembali
lagi ke alat towed fish untuk menghasilkan gambar visual dari dasar laut. Ada dua jenis
frekuensi yang digunakan yaitu 500 kHz 1 MHz (resolusi tinggi) untuk laut dangkal dan 50
kHz 100 kHz (resolusi rendah) untuk laut dalam.
Alat yang digunakan:
a. Towed fish (Gambar 20), melakukan survei pemodelan seabed dengan sinyal akustik
Gambar 20 Towed Fish
b. Tow cable, berupa umbilical cable yang mentransmisikan data dari towed fish ke
topside processing unit.
c. Topside Processing unit, sebagai penerima data hasil survei towed fish
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Output yang dihasilkan:
Gambar 21 merupakan tampilan Visual dari seabed features (baca jawaban 4d)
Gambar 21 tampilan visual seabed
C2. Sub-bottom Profiers
Sub-Bottom Profilers (Gambar 22) digunakan di industri survey untuk kegiatan survey profil
dasr laut.
Gambar 22 sub-bottom profilers
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Proses survey
Proses survey yang dilakukan adalah dengan cara menaruh Sub-bottom Profiler yang
duhubungkan dengan kapal diatasnya melalui umbilical cable. Data yang direkam oleh Sub-
Bottom Profiler langsung diterima oleh control room di kapal seperti ditunjukkan Gambar
Gambar 23 skema kerja Sub-bottom profilers
Berikut beberapa macam jenis alat Sub-Bottom Profiler :
Pingers
Disebut demikian karena alat ini memiliki frekuensi tinggi akustik 'ping', pingers beroperasi
pada rentang frekuensi tunggal antara 3,5 kHz dan 7 kHz, dan dapat mencapai penetrasi dasar
laut dari hanya beberapa meter hingga lebih dari 50 m.
Alat ini mampu mengidentifikasi lapisan tanah dengan galat sekitar 0,3 m. Profiler frekuensi
tinggi sangat berguna untuk menggambarkan fitur litologi dangkal seperti kesalaha-kesalahan
pada akumulasi gas dan relict channels.
Boomers
Dibandingkan dengan pinger, instrumen ini memiliki band sumber akustik yang lebih luas,
antara 500 Hz sampai 5 kHz, dan biasanya dapat menembus dasar laut untuk antara 30 m dan
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
100 m dengan galat sekitar 0,3 m hingga 1,0 m. Boomers dapat digunakan untuk berbagai
macam profiler geofisika.
Output
Output yang dihasilkan dari kegiatan survey ini adalah profil dasar laut berdasarkan
kedalamannya seperti ditunjukkan pada Gambar dan Gambar
Gambar 24
Gambar 25
C3. Magnetometer
Magnetometer berfungsi untuk menemukan benda-benda metal di dasar laut seperti pipeline
dan cable crossing, dan ranjau yang tertinggal. Magnetometer ditunjukkan pada Gambar
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Gambar 26
Proses Survey
Proses survey yang dilakukan adalah dengan menarik magnetometer dengan kapal yang
diatasnya menggunakan umbilical cable. Data yang didapatkan langsung diterima oleh
control room di kapal.
Output Survey
Output dari jenis survey ini adalah letak metal yang ada di dasar lau
4d. Seabed Feature
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
No Seabed
Features Definisi Gambar
1 Active Faults
Patahan aktif. Saat terjadi gempa, patahan yang ada di dasar laut uni dapat bergerak dan jika bergeraknya secara horizontal dapat menyebabkan pipa patah
2 Boulders Fields Daerah dasar laut yang memiliki banyak batuan di dasarnya
3 Gas Hydrate
Gas Hydrate adalah kristal es seperti padat yang terbentuk dari campuran air dan gas alam, biasanya metana. Mereka terjadi dalam ruang pori sedimen, dan dapat membentuk semen, node atau lapisan.
4 Landslide Daerah yang memiliki longsoran tanah di dasar laut.
5 Mine Fields Area latihan perang militer yang dapat mengandung banyak ranjau
6 Mud Volcanoes Gunung berapi yang masih aktif yang terdapat di dasar laut
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
7 Pock-marks
Lubang-lubang di dasar laut yang mengandung banyak gas. Jika menaruh pipa penyalur di daerah ini sangat beresiko karena akan patah jika terjadi letupan gas
8 Sand Waves
fenomena di mana pasir dapat bergerak-gerak seperti gelombang. Fenomena ini dapat menyebabkan kondisi free span pada pipa penyalur.
9 Scarp berupa perbedaan ketinggian di dasar laut yang membentuk tebing
10 Seabed
Undulation
perbedaan permukaan dasar laut yang menyebabkan free span pada pipe penyalur
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Soal 5 Bottom Roughness
5a. On-Bottom Roughness analysis adalah analisis yang diperlukan untuk menganalisa interaksi
antara pipeline dengan profile seabed, apakah terjadi free span atau tidak pada titik-titik tertentu baik
pada proses instalasi maupun setelah beroperasi. Dengan mengetahui kondisi tersebut, kita dapat
merencanakan perbaikan kondisi profile seabed pada saat pipa belum dipasang (pre-lay correction)
maupun setelah pipa dipasang (post lay correction). Analisis yang dilakukan adalah analisis saat
kondisi pipa penyalur kosong, hydrotest dan saat kondisi beroperasi.
Analisis bottom roughness menggunakan software yang berbasis elemen hingga (finite elemen)
seperti Abaqus, Offpipe dan Sage. Penjelasan mengenai software tersebut akan tercantum dalam
nomor 5b.
Input yang diperlukan seperti berikut :
Properti dari pipeline seperti berat pipeline termasuk berat concrete coating.
Profil dasar laut yang disimulasikan menggunakan xy koordinat sepanjang rute pipa yang akan
disurvei.
Permukaan tanah dasar laut disimulasikan dalam analisis untuk menentukan tingkat settlement
tanah pada kondisi desain yang berbeda, yaitu saat kosong dan diisi air laut
Hydrotest pressure untuk kondisi hydrotest condition. Analisis hydrotest bertujuan untuk
mengetahui nilai pipe stress dan bentang bebas (free span) yang akan terjadi apakah masuk
dalam nilai toleransi desain atau tidak.
Design Pressure dan temperatur. Data ini dimasukkan dalam analisi kondisi operasi
Hasil free span dan tegangan pada pipa yang telah diprediksi melalui ketiga analisi tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai free span dan tegangan desain yang diijinkan. Jika dituliskan dalam
diagram alir berikut ketiga analisis tersebut
1. Installation Analysis
berat pipa (termasuk coating )
profile seabed yang disimulasikan
permukaan tanah
InputFinite Element
SoftwareInstallation
analysis
Besar free span
Besar tegangan pipa
Output
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
Gambar 27 Output Installation Anlysis
2. Hydrotest Analysis
Gambar 28 Output Hydrotest Anlysis
berat pipa (termasuk coating )
profile seabed yang disimulasikan
permukaan tanah
Hydrotest Pressure
Input
Finite Element Software
Hydrotest Analysis
Besar free span
Besar tegangan pipa
Output
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
3. Operation Analysis
Gambar 29 Output Ioperation Anlysis
Dalam analisis bottom roughness dikenal istinal remedial actions, yaitu penanganan kondisi free span
dan tegangan yang melewati batas desainnya. Untuk menanggulangi hal-hal tersebut dapat dilakukan
beberapa cara seperti berikut :
1. Untuk tanah lunak, dapat dilakukan pre-swepping dengan metode tug dragging yang bertujuan
untuk meratakan profile dasar laut.
Gambar 30 Tug Dragging
berat pipa (termasuk coating )
profile seabed yang disimulasikan
permukaan tanah
Design Pressure & Temperature
Input
Finite Element Software
Hydrotest Analysis
Besar free span
Besar tegangan pipa
Output
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
2. Untuk daerah yeng terisolasi di mana rute pipa dan terjadi kondisi tegangan yang melebihi
tegangan desainnya, dapat dilakukan dredging.
Gambar 31 dredging
3. Penggunaan groutbags dapat dilakukan sebagai remedial actions
Gambar 32 Groutbags
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
5b. Software Bottom Roughness
a. ABAQUS
ABAQUS / CAE adalah bentuk lengkap dari software ABAQUS yang menyediakan antarmuka yang
sederhana, konsisten untuk menciptakan, mengirimkan, monitoring, dan evaluasi hasil dari ABAQUS
/ Standard dan ABAQUS /Explicit simulation. ABAQUS / CAE dibagi menjadi modul, dimana setiap
modul mendefinisikan aspek logis dari pemodelan proses; misalnya, mendefinisikan geometri,
mendefinisikan sifat material, dan menghasilkan mesh. Dengan software ini kita dapat berpindah dari
modul ke modul, kita dapat membangun model yang ABAQUS / CAE menghasilkan masukan file yang
Anda kirimkan ke ABAQUS / Standard atau ABAQUS /Explicit . Produk analisis melakukan analisis,
mengirimkan informasi ke ABAQUS / CAE untuk memungkinkan kita untuk memonitor kemajuan
pekerjaan, dan menghasilkan database output. Akhirnya, kita akan menggunakan modul Visualisasi
ABAQUS / CAE (juga berlisensi secara terpisah sebagai ABAQUS / Viewer) untuk membaca database
output dan melihat hasil analisis yang telah selesai dikerjakan. Tampilan ABAQUS CAE tercantum
dalam Gambar 33
Gambar 33 tampilan ABAQUS CAE
b. OFFPIPE
Software Offpipe merupakan program yang dapat menghitung tegangan pipa statis, konfigurasi pipa,
dan panjang tali davit serta gaya talinya untuk menganalisis proses lifting pipa dan laying pipa di
seabed. Offpipe terdiri dari beberapa modul yang saling berhubungan. Modul tersebut memiliki fungsi
dan data input yang berbeda-beda.
-
KL-4220 PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
15511058 M. Randal Tarigan
c. SAGE-PROFILE
Sage-Profile merupakan software yang untuk pipeline engineer dalam proses desain, instalasi dan
analisis pipa bawah laut. Berikut beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Sage-Profile :
- Pipeline route optimization
- Simulation of the pipelay process
- On bottom stress calculations
- Prediction of buckling
- Expansion analysis
- Free span evaluation
Tampilan Sage tercantum dalam Gambar
Gambar 34 Tampilan Gamabr Sage Profile
Dikutip dari manual Sage profile, berikut beberapa module beserta fungsinya yang dimiliki Sage-
profile :
a. Editor Module : The Editor is the SAGE Profile preprocessor, providing an easy and straightforward
tool to set-up and solve complex pipeline problems.
b. Analysis Module : The Analysis Module allows creating anysequence analyses to reflect the
subsequent stages in the design life of the pipeline (laydown, empty, hydrotesting, variation of
operational temperatures and pressures, etc).
c. Viewer Module : The viewer allows displaying and interpreting the results of the analyses in three
ways: tabulated numerical results, 2D graphs (e.g. KP vs elevation), and full 3D plots where a
parameter is shaded onto the pipeline.