tryan punya.pdf

Upload: rianto-dahlan

Post on 20-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    1/25

    AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI AKTIF

    TEMUKUNCI (Boesenbergia pandurataRoxb.)

    ENGGAR PRATIWI

    DEPARTEMEN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2009

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    2/25

    ABSTRAK

    ENGGAR PRATIWI. Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Aktif Temukunci

    (Boesenbergia pandurata). Dibimbing oleh ELLY SURADIKUSUMAH dan

    BETTY MARITA SOEBRATA.Temukunci (Boesenbergia pandurata) merupakan salah satu tanaman

    herbal di negara-negara Asia beriklim tropis yang digunakan dalam masakan dan

    juga sebagai tanaman obat. Penelitian bertujuan menentukan aktivitas antioksidan

    ekstrak dan fraksi aktif temukunci. Aktivitas antioksidan temukunci diukur

    menggunakan metode spektrofotometri penangkapan radikal bebas DPPH (2,2-

    difenil-1-pikrilhidrazil). Fraksi aktif diperoleh dengan penyemprotan DPPH

    0.04% dalam metanol pada fraksi-fraksi menggunakan kromatografi lapis tipis.

    Nilai IC50 untuk ekstrak temukunci sebesar 100 ppm sedangkan fraksi aktif

    temukunci sebesar 99 ppm. Nilai ini sangat besar dibandingkan dengan BHT

    (butylated hidroxytoluene) sebagai kontrol positif, yaitu sebesar 6.46 ppm.

    ABSTRACT

    ENGGAR PRATIWI. Antioxidant Activity of Extract and Active Fraction of

    Temukunci (Boesenbergia pandurata). Supervised by ELLY

    SURADIKUSUMAH and BETTY MARITA SOEBRATA.

    Temukunci (Boesenbergia pandurataRoxb.) is one of the herbal plants in

    tropical Asian countries used for cooking and as medicine plant. The aim of this

    research is to determine antioxidant activity of extract and its active fractions.

    Antioxidant activity of temukunci was determined using the spectrophotometric

    2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) free radical scavenging method. Active

    fraction was identified by spraying DPPH 0.04% in metanol using thin layer

    chromatography. IC50of its extract was 100 ppm and its active fraction was 99

    ppm. These values were higher than BHT (butylated hidroxytoluene) as positive

    control that was 6.46 ppm.

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    3/25

    AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI AKTIF

    TEMUKUNCI (Boesenbergia pandurataRoxb.)

    ENGGAR PRATIWI

    SkripsiSebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sains pada

    Departemen Kimia

    DEPARTEMEN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2009

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    4/25

    Judul Skripsi : Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Aktif Temukunci

    (Boesenbergia pandurata)

    Nama : Enggar Pratiwi

    NIM : G44204029

    Menyetujui,

    Pembimbing I Pembimbing II

    Ir. Elly Suradikusumah, MS Betty Marita Soebrata, S.Si., M.Si.

    NIP 130350043 NIP 131694523

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Pertanian Bogor

    Dr. drh. Hasim, DEA

    NIP 131578806

    Tanggal lulus :

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    5/25

    PRAKATA

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

    atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiahini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mulai bulan Juli 2008 -

    Oktober 2008 di Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Bogor

    dengan judul Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Aktif Temukunci

    (Boesenbergia pandurata).

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Elly Suradikusumah, MS

    dan Ibu Betty Marita Soebrata, S.Si., M.Si. selaku pembimbing yang telah

    memberikan arahan dan perhatian selama penelitian dan penulisan karya ilmiah

    ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga atas dukungan dan

    doa serta kepada seluruh staf Laboratorium Kimia Analitik (Pak Eman, Pak

    Ridwan, Pak Kosasih, Pak Dede, dan Bu Nunung), Pak Rafi, Pak Zulhan, Siti

    Rahma, teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuanselama melakukan penelitian (Muthoharoh, Suwandi, Budi, Rima, Lina, Ela, Ai,

    Maipa, Ade M, Tanti, Fitri, dan Niken), serta seluruh teman-teman kimia

    angkatan 41 atas segala dukungan dan doanya.

    Akhir kata penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca.

    Bogor, Februari 2009

    Enggar Pratiwi

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    6/25

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 30 September 1986 dari pasangan

    Suratman dan Endah Triwahyuning. Penulis merupakan anak kedua dari empatbersaudara.

    Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 3 Jakarta dan pada tahun yang

    sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur USMI. Penulis memilih Program Studi

    Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

    Selama perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan atau

    Himpunan Profesi Kimia/Imasika menjadi staf Departemen Keilmuan. Penulis

    menjadi asisten praktikum mata kuliah Analitik Layanan tahun 2007/2008, mata

    kuliah Kimia Analitik Dasar tahun 2007/2008, mata kuliah Kimia Dasar untuk

    TPB dan Diploma tahun 2008/2009, mata kuliah Kimia Bahan Alam tahun

    2008/2009, dan mata kuliah Manajemen Laboratorium tahun 2008/2009. Penulis

    melaksanakan praktik lapangan di PT Indomilk. Selain itu, penulis juga mengikutiProgram Kreativitas Mahasiswa (PKM) Ilmiah dengan judul Pemanfaatan Sludge

    Sebagai Kompos Pada Tanaman Padi Merah.

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    7/25

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ... i

    DAFTAR GAMBAR ... ii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ii

    PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    TINJAUAN PUSTAKA

    Temukunci ........................................................................................... 1

    Senyawa Aktif pada Temukunci .......................................................... 2Ekstraksi ............................................................................................... 2

    Antioksidan .......................................................................................... 2

    DPPH ................................................................................................... 3

    IC50..................................................................................................... 4

    BAHAN DAN METODE

    Alat dan Bahan .................................................................................... 4

    Penentuan Kadar Air ............................................................................ 4

    Fraksinasi Ekstrak Menggunakan Kromatografi Kilas ...................... 4

    Penentuan Fraksi Aktif ....................................................................... 4

    Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH ............................................ 4Uji Fitokimia ....................................................................................... 5

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penentuan Kadar Air ............................................................................ 5

    Ekstraksi ............................................................................................... 5

    Penentuan Fraksi Aktif ........................................................................ 6

    Penentuan Aktivitas Antioksidan ......................................................... 6

    Kandungan Fitokimia ...........................................................................7

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan ............................................................................................. 7Saran .................................................................................................... 7

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 7

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    8/25

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1 Rimpang temukunci ............................ 2

    2 Struktur senyawa aktif.............................................................................. 2

    3 Reaksi DPPH dengan antioksidan ...................................................................... 3

    4 Struktur BHT ............................................................................................ 3

    5 Nilai IC50 ................................................................................................. 7

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1 Diagram alir penelitian ............................................................................ 10

    2 Penentuan kadar air dan rendemen temukunci ........................................ 11

    3 Hasil pemisahan komponen ekstrak temukunci ...................................... 12

    4 Penentuan fraksi temukunci ...................................................................... 13

    5 Penentuan maksimum DPPH 1 mM ..................................................... 14

    6 Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak temukunci .............................. 15

    7 Pengukuran aktivitas antioksidan fraksi aktif temukunci ........................ 16

    8 Pengukuran aktivitas antioksidan kontrol BHT ...................................... 17

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    9/25

    PENDAHULUAN

    Seiring dengan makin meningkatnyakesadaran masyarakat akan pentingnya hidupsehat, tuntutan konsumen terhadap bahan

    pangan juga bergeser. Bahan pangan yang kinibanyak diminati konsumen bukan saja yang

    mempunyai komposisi gizi yang baik sertapenampilan dan cita rasanya menarik, tetapijuga harus memiliki fungsi fisiologis tertentubagi tubuh, seperti dapat menurunkan tekanandarah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah,serta meningkatkan penyerapan kalsium.

    Masyarakat di negara-negara maju dalammemilih bahan pangan tidak hanya bertumpupada kandungan gizi serta kelezatannya, tetapijuga pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh.Fenomena tersebut melahirkan konsep pangan

    fungsional.Menurut Winarti dan Nurdjanah

    (2005), pangan fungsional adalah panganyang secara alami dan melalui proses

    mengandung satu atau lebih senyawa yangberdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggapmempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentuyang bermanfaat bagi kesehatan. Panganfungsional dikonsumsi sebagaimana layak-nya makanan atau minuman, mempunyai

    karakteristik berupa penampilan, warna,tekstur dan cita rasa yang dapat diterima olehkonsumen, serta tidak memberikan

    kontraindikasi dan efek samping terhadapmetabolisme zat gizi lainnya jika digunakandalam jumlah yang dianjurkan.

    Pangan fungsional dibedakan darisuplemen makanan atau obat berdasarkanpenampilan dan pengaruhnya terhadap

    kesehatan. Bila fungsi obat terhadap penyakitbersifat kuratif, maka pangan fungsional lebihbersifat pencegahan terhadap penyakit.Tanaman rempah dan obat sudah lama dikenalmengandung komponen fitokimia yangberperan penting untuk pencegahan danpengobatan berbagai penyakit. Kebutuhan

    akan tanaman rempah dan obat terusmeningkat sejalan dengan munculnyakecenderungan untuk kembali ke bahan alamdan adanya anggapan bahwa efek sampingyang ditimbulkannya tidak sebesar obatsintetis. Berdasarkan data yang didapatkandari Pusat Data dan Informasi Pertanian tahun

    2004, produksi tanaman biofarmaka diIndonesia meningkat cukup pesat denganpertumbuhan tahun 2003 sebesar 12,93%.

    Temukunci (Boesenbergia pandu- rata)merupakan salah satu tanaman herbal yangbanyak ditemukan di negara-negara Asia

    beriklim tropis. Tanaman ini dapat digunakan

    dalam memasak dan juga sebagai tanamanobat. Rizoma temukunci memiliki aktivitasbiologi, yaitu antibakteri, antibisul, anti-peradangan, antioksidan, dan antitumor(Zaeoung et al.2004).

    Salah satu aktivitas biologi tersebut,yaitu antioksidan memiliki peranan penting

    untuk menghambat aktivitas radikal bebasyang masuk ke dalam tubuh. Aktivitasantioksidan banyak ditemukan pada tanamanrempah seperti temulawak dan kunyit tetapibelum banyak ditemukan pada rimpangtemukunci. Untuk mengetahui besarnya

    potensi rimpang temukunci sebagaiantioksidan, maka dilakukan suatu metodepenentuan aktivitas antioksidan dari ekstraktemukunci. Dengan adanya potensi tersebut,temukunci sebagai salah satu tanaman rempah

    diharapkan menjadi pangan fungsional yangbanyak digunakan oleh masyarakat sepertitemulawak dan kunyit (Michalowska et al.2007). Berdasarkan penelitian Lotulung et al.(2008), aktivitas antioksidan atau nilaikonsentrasi inhibisi (inhibition concentration,IC50) dari ekstrak kloroform temukuncimenggunakan metode DPPH sebesar 180ppm.

    Beberapa metode penentuan aktivitasantioksidan antara lain 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), 2,2-azinobis-(3-etil-

    benzotiazolin-6-asam sulfonat) (ABTS), asam

    2-tiobarbiturat (thiobarbituric acid, TBA),kemampuan reduksi ion feri (ferric reducingability, FRAP), kapasitas antioksidan reduksiion kupri (cupric ion reducing antioxidantcapacity, CUPRAC), dan kapasitas absorbans

    radikal oksigen (oxygen radical absorbancecapacity, ORAC) (Ozyurt et al. 2006).Penelitian ini bertujuan mengukur aktivitasantioksidan ekstrak dan fraksi aktiftemukunci. Metode yang digunakan adalahmetode DPPH. Metode ini merupakan metode

    penentuan antioksidan berdasarkan penang-kapan radikal bebas dengan DPPH sebagai

    radikal bebasnya. Metode DPPH digunakankarena merupakan metode spektrofotometrikyang mudah dan banyak digunakan untukpenentuan aktivitas antioksidan. Pada metodeDPPH, penangkapan radikal bebas diukurberdasarkan nilai absorbans pada panjang

    gelombang 515 nm.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Temukunci

    Berdasarkan taksonomi tumbuhan,

    temukunci digolongkan ke dalam divisi

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    10/25

    Magnoliophyta, kelas Liliopsida, ordoZingiberales, familia Zingiberaceae, genusBoesenbergia, dan spesies Boesenbergiapandurata. Nama lainnya, yaitu Boesen-bergia rotunda dan Kaempferia pandurata

    (Kardono et al. 2003).

    Gambar 1 Rimpang temukunci.

    Berdasarkan morfologi, temukunciberbentuk silinder, memiliki panjang 6-10 cm,memiliki untaian-untaian, ujung runcing,

    berwarna coklat terang pada sisi luar dankuning pada sisi dalam, dan berbau harum.Daunnya pendek, terdiri atas 3-4 daun,

    panjang tulang daun 12-25 cm, ujung daunelips, panjang daun 10-30 cm dengan lebar5-10 cm (Gambar 1). Di Indonesia, temukunciberasal dari Pulau Jawa atau tepatnya daerahJawa Tengah dan Jawa Timur. Tanaman initumbuh di daerah yang lembab atau di bawahperlindungan pohon-pohon besar.

    Temukunci termasuk salah satu

    tanaman rempah dan obat asli dari wilayahAsia Tenggara. Rizoma dan akarnya

    digunakan sebagai obat tradisional sepertiobat perangsang, obat disentri, anti-peradangan, obat sakit perut, dan untukketahanan tubuh. Temukunci digunakan

    dengan cara mengiris rimpangnya terlebihdahulu kemudian ditumbuk hingga halus.

    Rimpang yang sudah halus tersebut dapatdikunyah jika ingin mengobati sariawan,batuk, sakit tenggorokan, dan sebagainya.Selain itu, rimpang halus temukunci jugadapat ditambahkan sedikit air kemudianditempelkan pada bagian tubuh luka (Kardono

    et al. 2003).

    Senyawa Aktif pada Temukunci

    Aktivitas biologi temukunci dapatdiperoleh dari komponen-komponen aktiffitokimia yang terdapat dalam temukunci.Komponen-komponen kimia tanaman temu-kunci ditemukan pada bagian rizoma.

    Menurut Kardono et al. (2003), senyawa-senyawa aktif pada temukunci terdiri atas

    flavanon (pinostrobin, pinosembrin, alpinetin,dan 5,7-dimetoksiflavanon), flavon(dimetoksiflavon dan 3,4,5,7-tetrametoksi

    flavon), kalkon (2,6-dihidroksi-4-

    metoksikalkon, kardamo- nin, panduratin A,panduratin B, boesenbergin A, boesenberginB, dan rubranin), monoterpena (geranial danneral), dan diterpena (asam pimarat).

    Beberapa struktur senyawa aktif temukunci

    ditunjukkan pada Gambar 2.

    Gambar 2 Beberapa struktur senyawa aktif

    pada rimpang temukunci, (1) kalkonpinosembrin, (2) kardamonin, (3)

    pinosembrin, (4) pinostrobin, (5) 4-hidroksi panduratin A, dan (6)panduratin A.

    Ekstraksi

    Komponen aktif rimpang temukuncidiperoleh dengan cara ekstraksi. Beberapametode ekstraksi yang dapat digunakan untukmemperoleh ekstrak komponen suatu sampel,yaitu metode maserasi, refluks, dan soxhlet.

    Pada penentuan aktivitas antioksidantemukunci, metode ekstraksi yang digunakanadalah maserasi.

    Maserasi dilakukan dengan cara

    merendam sampel, yaitu rimpang halustemukunci ke dalam suatu pelarut.Keuntungan menggunakan maserasi dalammemperoleh ekstrak dibandingkan denganmetode refluks atau soxhlet, yaitu maserasidapat digunakan untuk mengekstrak

    komponen sampel yang tahan maupun tidaktahan panas. Ekstraksi menggunakan refluksatau soxhlet dikhawatirkan akan merusak

    komponen sampel yang dianalisis akibatpemanasan (Harborne 1987).

    Antioksidan

    Antioksidan merupakan penghambatadanya radikal bebas yang dapat merusak sel-

    sel manusia akibat kondisi oksidasi danketidakseimbangan radikal bebas yangmenyebabkan gangguan terhadap metabo-lisme dalam sel. Radikal bebas adalah spesiesyang tidak stabil karena memiliki elektronyang tidak berpasangan dan mencari pasangan

    elektron dalam makromolekul biologi.

    http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/spice_photo.htmlhttp://www.uni-graz.at/~katzer/engl/spice_photo.html
  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    11/25

    Protein, lipida, dan DNA dari sel manusiayang sehat merupakan sumber pasanganelektron yang baik. Kondisi oksidasi dapatmenyebabkan kerusakan protein dan DNA,kanker, penuaan, dan penyakit lainnya

    (Ozyurt et al. 2006).Sumber radikal bebas diantaranya hasil

    metabolisme, neutrofil, radiasi uv, polusi airdan udara, lemak makanan, bahan kimiaberbahaya, dan asap rokok. Antioksidan yangterdapat dalam tubuh dapat berupa enzimseperti fosfolipase, protease, serta enzim yangdapat memperbaiki susunan DNA (Ozyurt et

    al. 2006). Antioksidan yang tersedia dalamtubuh tidak sebanding dengan banyaknyaradikal bebas yang mungkin masuk ke dalamtubuh. Oleh karena itu, untuk menangkap danmencegah radikal bebas tersebut merusak sel-

    sel tubuh, diperlukan tambahan antioksidandari luar tubuh.

    Beberapa penelitian menunjukkanbahwa flavonoid dapat berperan sebagai

    antioksidan dan zat antikanker. Flavonoidmerupakan metabolit sekunder yang terdis-tribusi pada tanaman. Lebih dari 6000flavonoid telah diidentifikasi pada tanaman.Flavonoid terbagi menjadi beberapa bagian,yaitu flavon, flavanon, flavanol, dan isoflavon

    dengan struktur dan konformasi cincinoksigen heterosiklik (Harborne 1987). Contoh

    antioksidan alami lainnya diantaranya asam

    askorbat, -tokoferol, -karoten, glutation,asam urat, sistein, vitamin K, serum albumin,bilirubin, dan logam seperti seng dan

    selenium. Contoh antioksidan sintetikdiantaranya hidroksianisol terbutilasi (buty-

    lated hydroxyanisol, BHA) dan hidrok-sitoluena terbutilasi (butylated hydroxy-toluene, BHT) (Mosquera et al. 2007).

    DPPH

    Metode yang digunakan pada penen-tuan aktivitas antioksidan rimpang temukunci

    pada penelitian ini adalah metode DPPH.Radikal bebas DPPH stabil dalam larutanberair atau metanol. Metode DPPH meru-pakan metode yang sering digunakan untukpenentuan aktivitas antioksidan denganpenggunaan radikal bebas DPPH yang stabildan memiliki warna ungu yang ditunjukkan

    oleh pita absorpsi dalam pelarut metanol padapanjang gelombang sekitar 515-520 nm.

    Radikal bebas DPPH bersifat peka terhadapcahaya, oksigen, dan pH tetapi bersifat stabildalam bentuk radikal sehingga mungkindilakukan pengukuran aktivitas antioksidan.

    Radikal bebas DPPH dapat menangkap atom

    hidrogen dari komponen aktif ekstrak yangdicampurkan, kemudian bereaksi menjadibentuk tereduksinya seperti yang terlihat padaGambar 3.

    AH+ A+

    (a) (b)Gambar 3 Reaksi DPPH dengan antioksidan,

    (a) DPPH bentuk radikal, (b) DPPH

    bentuk tereduksi.

    Berdasarkan reaksi tersebut, senyawaantioksidan (AH) melepas atom hidrogen

    menjadi radikal senyawa antioksidan (A).DPPH yang merupakan radikal bebas

    direaksikan dengan senyawa antioksidan danmenjadi DPPH bentuk tereduksi (DPPH2)

    (Molyneux 2004). Pada penelitian ini,senyawa antioksidan sintetik seperti BHTdigunakan sebagai kontrol positif karenadiharapkan dapat memberikan aktivitasantioksidan lebih besar dibandingkanantioksidan alami seperti -tokoferol. BHT

    memiliki nama kimia 2,6-bis(1,1-dimetiletil)-4-metilfenol dan rumus kimianya adalah

    C15H24O dengan bobot molekul sebesar

    220.35 g/mol. Struktur BHT dapat dilihatpada Gambar 4.

    Gambar 4 Struktur hidroksitoluenaterbutilasi (BHT)

    Dalam industri, BHT digunakansebagai zat aditif antioksidan pada makanan,kosmetik, farmasi, produk karet, dansebagainya. Fungsi BHT hampir sama sepertivitamin E, yaitu sebagai zat yang mencegah

    reaksi autooksidasi atau oksidasi yangdisebabkan oleh O2 dari udara. Mekanismereaksi BHT sebagai senyawa antioksidanhampir sama seperti senyawa antioksidandengan DPPH, yaitu:

    RO2+ ArOH ROOH + ArO

    dengan peroksi (RO2) sebagai radikal bebas

    direaksikan dengan BHT (ArOH) menjadi

    hidroperoksida (ROOH) yang nonradikalsedangkan BHT menjadi bentuk radikalnya(ArO

    ).

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    12/25

    IC50

    Larutan DPPH yang berisi ekstraksampel diukur serapan cahayanya dan

    dihitung aktivitas antioksidannya denganmenghitung persentase inhibisi, yaitu

    banyaknya aktivitas senyawa antioksidanyang dapat menangkap radikal bebas DPPH.Parameter yang juga digunakan untukpengukuran aktivitas antioksidan daritemukunci adalah IC50, yaitu bilangan yangmenunjukkan konsentrasi ekstrak yangmampu menghambat aktivitas suatu radikal

    sebesar 50% (Molyneux 2004).Untuk menentukan IC50, diperlukan

    persamaan kurva standar dari %inhibisisebagai sumbu y dan konsentrasi fraksi

    antioksidan sebagai sumbu x. IC50 dihitungdengan cara memasukkan nilai 50% ke dalam

    persamaan kurva standar sebagai sumbu ykemudian dihitung nilaixsebagai konsentrasi

    IC50. Semakin kecil nilai IC50 menunjukkansemakin tinggi aktivitas antioksidannya

    (Molyneux 2004). Dalam hal ini diharapkanbahwa radikal bebas dapat ditangkap olehsenyawa antioksidan hanya dengan kon-sentrasi yang kecil.

    BAHAN DAN METODE

    Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan adalahperalatan gelas, cawan porselin, eksikator,oven, evaporator putar, kertas saring, neracaanalitik, inkubator, lampu uv, kromatografi

    kilas Bchi Pump Manager C-615, kolomBchi Prepacked Cartridges dan spektro-fotometer uv-vis (UV PharmaSpec 1700Shimadzu). Bahan-bahan yang digunakanadalah rimpang temukunci yang diperoleh dariBalitro, heksana, pelat KLT GF254, etanol96%, methanol, kloroform, serbuk Mg, HCl

    pekat, amil alkohol, NH4OH, H2SO4 2 M,pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf,dietil eter, asam asetat anhidrat, FeCl3 1%,

    DPPH, dan BHT.

    Metode

    Penentuan Kadar Air (AOAC 2006)Cawan porselin dikeringkan pada suhu

    105C selama 30 menit. Setelah itu,didinginkan dalam eksikator. Serbuktemukunci ditimbang sebanyak 3 g laludimasukkan ke dalam cawan dan dipanaskan

    dalam oven pada suhu 105C selama 3 jam.

    Kemudian cawan diangkat dan didinginkandalam eksikator selama 30 menit. Setelah itu,cawan dengan rimpang temukunci ditimbanghingga bobot tetap atau selisih pengukuranbobot tiap kali penimbangan kurang dari

    0,01 g. Pengukuran dilakukan triplo.

    Ekstraksi Rimpang TemukunciSebanyak 50 gram rimpang temu-

    kunci dalam bentuk serbuk dihilangkanlemaknya terlebih dahulu dengan pelarutheksana kemudian dimaserasi dalam 150 mletanol 96% selama 324 jam. Ekstrak

    temukunci kemudian disaring, dipekatkandengan evaporator putar, ditentukanrendemennya dan dilakukan uji selanjutnya,yaitu uji fitokimia, penentuan fraksi aktifdengan kromatografi, dan uji aktivitas

    antioksidan metode DPPH.

    Fraksinasi Ekstrak Menggunakan Kro-

    matografi Kilas

    Kolom yang digunakan memilikipanjang 150 mm dan diameter 40 mm dengan

    fase diam gel silika dengan ukuran 40-63 m.Ekstrak temukunci ditimbang sebanyak1,0027 g dan dilarutkan dengan 3 ml etanol.Kemudian larutan ekstrak tersebut dialirkan

    ke dalam kolom dan dielusi dengan pelarutmetanol:kloroform (1:19) dan laju alir diatur

    menjadi 10 ml/menit. Vial-vial disiapkan

    untuk menampung eluat hasil pemisahandengan volume retensi 5 ml. Setiap fraksidiuji kembali menggunakan KLT analitik

    untuk menentukan fraksi teraktif.

    Penentuan Fraksi Aktif (Sreenivasanet al.

    2007)Masing-masing eluat hasil pemisahan

    dengan kromatografi kilas dielusi denganpelarut metanol:kloroform (1:19) pada pelatKLT GF254. Hasil pemisahan tersebut dilihatdengan lampu uv pada panjang gelombang254 nm dan 365 nm. Eluat yang meng-

    hasilkan jumlah spot dan nilai Rf yang samadigabungkan menjadi satu fraksi. Fraksi-fraksitersebut kemudian dielusi dengan pelarutmetanol:kloroform (1:19) pada pelat KLTGF254. Lalu pelat KLT disemprot denganlarutan DPPH 0,04% dalam metanol untukmelihat fraksi yang teraktif. Fraksi teraktifditandai dengan lebih pudarnya warna unguyang terlihat pada spot dibandingkan fraksi

    lainnya.

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    13/25

    Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH

    (Hanani et al. 2005)Ekstrak dan fraksi teraktif temukunci

    dilarutkan dalam metanol dan dibuat dengankonsentrasi 10, 30, 50, dan 70 ppm. Masing-

    masing larutan dimasukkan ke dalam tabungreaksi sebanyak 4,5 ml. Ke dalam tiap tabung

    reaksi ditambahkan 0,5 ml larutan DPPH1 mM dalam metanol. Kemudian diinkubasipada suhu 37

    oC selama 30 menit dan

    serapannya diukur pada panjang gelombang515,2 nm. BHT digunakan sebagai kontrolpositif dengan konsentrasi 2, 4, 6 dan 8 ppm.

    Nilai IC50 ekstrak, fraksi, dan BHT dihitung

    dengan menggunakan rumus persamaanregresi.

    Uji Fitokimia(Harborne 1987)

    Uji Flavonoid. Sebanyak 1 g ekstrak

    temukunci ditambahkan 100 ml air panaskemudian dididihkan selama 5 menit dan

    disaring. Filtrat yang diperoleh kemudiandiambil sebanyak 5 ml, ditambah dengan0,05 g serbuk Mg, 1 ml HCl pekat, dan 1 mlamil alkohol. Campuran dikocok kuat-kuat.Uji positif ditandai dengan munculnya warnamerah, kuning, atau jingga pada lapisan amil

    alkohol.

    Uji Alkaloid. Sebanyak 1 g ekstrak

    temukunci dilarutkan dengan 10 ml kloroformdan beberapa tetes NH4OH kemudian disaringke dalam tabung reaksi tertutup. Ekstrakkloroform dalam tabung reaksi dikocokdengan penambahan 10 tetes H2SO4 2 Mkemudian lapisan asamnya dipindahkan ke

    dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan asamini diteteskan pada pelat tetes danditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, danDragendorf yang akan menimbulkan endapanwarna berturut-turut berwarna putih, coklat,dan merah jingga.

    Uji Terpenoid dan Steroid. Sebanyak 1 gekstrak temukunci dimaserasi dengan 10 mldietil eter selama 1 jam kemudian disaring. Ke

    dalam filtratnya ditambahkan 3 tetes asamasetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekatsecara berurutan. Larutan dikocok perlahandan dibiarkan beberapa menit. Uji positif

    ditandai dengan terbentuknya warna merahatau ungu untuk triterpenoid serta hijau atau

    biru untuk steroid.

    Uji Saponin. Sebanyak 1 g ekstrak temukunciditambahkan dalam 100 ml air panas

    kemudian dididihkan selama 5 menit lalu

    disaring. Sebanyak 5 ml filtrat dikocok dalamtabung reaksi tertutup selama 10 detik untukkemudian dibiarkan 10 menit. Adanyasaponin ditunjukkan dengan terbentuknyabuih stabil.

    Uji Tanin. Sebanyak 1 g ekstrak temukunciditambahkan ke dalam 100 ml air panas

    kemudian dididihkan selama 5 menit laludisaring. Sebanyak 5 ml filtrat ditambah FeCl31%. Uji positif ditandai munculnya warnahijau kehitaman.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penentuan Kadar Air

    Pengeringan bahan dapat menyebab-kan air dalam bahan menguap sehingga

    kandungannya berkurang. Hal ini dapatmenghambat pertumbuhan mikrob yang

    terdapat dalam bahan. Sampel yang baikdisimpan dalam jangka panjang adalah sampel

    yang memiliki kadar air kurang dari 10%(Winarno 1997). Hasil penelitian menun-jukkan bahwa kadar air yang terkandungdalam sampel temukunci sebesar 13,53%.Kadar air sampel temukunci memiliki nilailebih besar dari 10%. Dengan demikian,

    sampel temukunci memiliki waktu simpanyang relatif singkat dan mudah rusak olehmikrob. Pertumbuhan mikrob dapat dikurangi

    dengan mengurangi kadar airnya. Haltersebut dapat dilakukan dengan caramenyimpan serbuk temukunci dalam wadah

    dan tempat yang kering serta tidak lembabatau dengan memanaskan kembali serbuktemukunci sehingga kadar airnya dapatberkurang. Perhitungan penentuan kadar airdapat dilihat pada Lampiran 2.

    Ekstraksi

    Sebagian besar komponen aktif yangdianggap dapat digunakan sebagai anti-

    oksidan merupakan komponen yang bersifatpolar. Sebelum rimpang temukunci diekstrakdengan pelarut polar, temukunci dihilangkankomponen lemak atau nonpolarnya terlebihdahulu menggunakan pelarut yang bersifatnonpolar seperti heksana. Komponen nonpolaryang terdapat dalam temukunci dapat

    mengganggu proses analisis. Lemak dapatmenghambat penguapan pelarut pada saat

    ingin memperoleh ekstrak pekat etanol. Selainitu, lemak dikhawatirkan juga dapat terjerapdalam fasa diam pada saat penentuan fraksiaktif menggunakan kromatografi. Pada

    penelitian ini, pelarut yang digunakan dalam

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    14/25

    ekstraksi komponen aktif temukunci adalahetanol 96%. Etanol merupakan pelarut yangbersifat polar yang diharapkan dapatmengekstrak atau mengambil senyawa aktifyang bersifat polar juga.

    Sampel temukunci diekstraksi meng-gunakan metode maserasi. Maserasi dila-

    kukan dengan cara merendam rimpang halustemukunci ke dalam pelarut etanol.Berdasarkan hasil ekstraksi rimpangtemukunci, rendemen yang diperoleh dariekstrak etanol temukunci sebesar 9,93%.Perhitungan rendemen dapat dilihat pada

    Lampiran 2. Ekstrak yang diperoleh ber-warna kuning kecoklatan dengan aromaseperti jamu.

    Penentuan Fraksi Aktif

    Fraksi aktif sampel temukunci

    ditentukan setelah fraksinasi dengan suatupelarut menggunakan kromatografi. Pemisa-

    han dengan kromatografi lapis tipis (KLT)digunakan untuk menentukan fraksi aktifekstrak temukunci. Spot hasil pemisahankomponen ekstrak temukunci dilihatmenggunakan lampu uv 254 nm dan 365 nm.Fase diam yang digunakan adalah gel silika

    yang dipakai untuk melihat warna spotkomponen yang berfluoresensi di bawah sinaruv pada panjang gelombang 254 nm dengan

    penyangga logam aluminium, sedangkan fasegeraknya adalah campuran metanol:CHCl3(1:19).

    Fraksi-fraksi diperoleh dengan carafraksinasi menggunakan kromatografi kolom.Pada fraksinasi ekstrak temukunci, kroma-

    tografi kolom yang digunakan adalahkromatografi kilasdengan fasa diam gel silikadan penyangga berupa kolom plastik.Kromatografi kilas merupakan suatu metodeyang cukup mudah dan murah untukmelakukan fraksinasi dalam skalalaboratorium.

    Pelarut yang digunakan untukmengelusi komponen ekstrak temukuncimerupakan pelarut terbaik hasil pemisahan

    dengan KLT, yaitu campuran metanol:CHCl3(1:19) (Lampiran 3). Pada pemisahan dengankromatografi kolom, eluat ditampung dalamtabung atau vial dengan volume retensi 5 ml

    dan laju alir yang digunakan adalah10 ml/menit. Berdasarkan hasil fraksinasi,

    diperoleh komponen hasil pemisahansebanyak 45 tabung.

    Menurut Blois (1958) dalam Hanani

    (2005), suatu bahan dapat dikatakan sebagaiantioksidan yang kuat jika memiliki nilai IC

    Masing-masing komponen hasil frak-sinasi dapat diidentifikasi menggunakan

    kromatografi lapis tipis dengan cara

    menentukan nilai Rf masing-masing kom-ponen atau eluat. Nilai Rf yang samadianggap sebagai satu fraksi. Berdasarkanhasil identifikasi dengan KLT, didapatkanfraksi pemisahan komponen sebanyak 4

    fraksi. Hasil pemisahan fraksi dan nilai Rfterdapat pada Lampiran 4.

    Penentuan fraksi aktif dari ekstraktemukunci dilakukan berdasarkan penam-pakan warna spot ekstrak dengan caramenyemprotkan larutan DPPH 0,04% dalammetanol pada beberapa fraksi ekstraktemukunci yang sudah ditotolkan pada pelat

    kromatografi lapis tipis dengan fasa diamsilika gel.

    Larutan DPPH menghasilkan warnaungu pada pelat KLT. Komponen aktifbereaksi dengan DPPH sehingga DPPH

    menjadi bentuk tereduksinya dan ditandaidengan berkurangnya intensitas warna ungu

    dari larutan DPPH pada spot fraksi ekstraktemukunci. Fraksi aktif dilihat pada spot-spot

    fraksi yang memiliki intensitas warna unguyang rendah atau terlihat paling pudar. Hasilpewarnaan spot fraksi dengan DPPHmenunjukkan bahwa fraksi yang dianggapmerupakan fraksi teraktif ekstrak temukunciadalah fraksi 2 (Lampiran 4).

    Penentuan Aktivitas Antioksidan

    Penentuan aktivitas antioksidan dariekstrak dan fraksi aktif temukunci didasarkanpada penangkapan radikal bebas DPPH danaktivitasnya ditentukan menggunakan metodespektroskopik. DPPH memiliki warna unguyang ditunjukkan oleh pita absorpsi dalam

    pelarut metanol pada panjang gelombang515,2 nm (Lampiran 5).

    Ekstrak dan fraksi aktif temukuncidiukur aktivitas antioksidannya untukmendapatkan nilai IC50. Berdasarkan hasilpenelitian, nilai IC50untuk ekstrak temukuncisebesar 100 ppm (Lampiran 6) dan nilai IC50

    untuk fraksi aktif temukunci sebesar 99 ppm(Lampiran 7).

    50kurang dari 200 ppm. Dengan demikian,temukunci merupakan jenis tanaman yangmemiliki kemampuan antioksidan yang kuatkarena baik ekstrak maupun fraksinya

    memiliki nilai IC50kurang dari 200 ppm.Fraksi aktif temukunci diperoleh dari

    hasil pemisahan komponen menggunakankromatografi. Berdasarkan hasil penelitian,

    didapatkan nilai IC50ekstrak temukunci lebih

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    15/25

    besar daripada fraksi aktifnya. Hal ini berartifraksi aktif temukunci lebih berpotensisebagai antioksidan dibandingkan denganekstraknya. Nilai IC50 antara ekstrak danfraksi aktif temukunci tidak berbeda jauh,

    mungkin dikarenakan fraksi aktif yangdiperoleh tidak sepenuhnya merupakan

    campuran murni.BHT sebagai kontrol positif juga

    diukur aktivitas antioksidannya. BHTmemiliki bentuk seperti butiran kristal tidakberwarna. Dalam pelarut metanol, BHT tidakberwarna. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa BHT memiliki nilai IC50 sebesar 6,46

    ppm (Lampiran 8). Nilai IC50 yang didapatberbeda dengan hasil penelitian Hanani(2005), yaitu sebesar 3,81 ppm. Hal inidikarenakan perbedaan kondisi dan waktu

    analisis yang berbeda.Berdasarkan metode DPPH, aktivitas

    antioksidan ekstrak dan fraksi aktif temukuncilebih rendah dibandingkan dengan kontrol

    positif BHT. Berdasarkan nilai IC50, BHTmemiliki nilai IC50 yang jauh lebih kecil

    dibandingkan dengan ekstrak dan fraksi aktiftemukunci (Gambar 5). Hal tersebut terjadikarena ekstrak dn fraksi aktif temukuncibukan merupakan senyawa murni seperti

    BHT.

    6.46

    100 99

    0

    50

    100

    150

    BHT Ekstrak Fraksi

    Sampel

    IC50(ppm

    )

    Gambar 5 Nilai IC50dari BHT, ekstrak, dan

    fraksi aktif temukunci.

    Kandungan Fitokimia

    Analisis fitokimia adalah salah satu

    cara untuk mengetahui kandungan metabolitsekunder pada suatu tanaman. Analisisfitokimia dilakukan dua kali, yaitu terhadapekstrak kasar dan fraksi aktif temukunci.

    Tabel 1 Hasil uji fitokimia

    Uji fitokimia Ekstrak Fraksi aktif

    Flavonoid + +

    Alkaloid + +

    Saponin - -

    Tanin + +

    Terpenoid - -

    Steroid - -

    Berdasarkan hasil uji terhadapekstrak dan fraksi aktif temukunci (Tabel 1),dapat dilihat bahwa baik ekstrak maupunfraksi aktif mengandung flavonoid, alkaloid,dan tanin. Hal ini sesuai dengan penelitian

    Kardono et al. (2003) yang menyatakanbahwa senyawa aktif pada temukunci

    merupakan senyawa polifenol sepertiflavonoid dan tanin. Ekstrak dan fraksi aktiftemukunci menunjukkan hasil negatifterhadap saponin, terpenoid, dan steroid. Hasil

    uji negatif pada analisis fitokimia dapatdisebabkan karena kandungan fitokimia yang

    terdapat dalam sampel sangat kecil sehinggatidak terdeteksi. Hasil positif analisisfitokimia menunjukkan bahwa kemungkinangolongan senyawa yang aktif sebagaiantioksidan pada temukunci adalah golongan

    senyawa flavonoid, alkaloid, dan tanin.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan nilai IC50, kemampuanfraksi aktif temukunci sebagai antioksidanlebih besar dibandingkan dengan ekstraktemukunci. Aktivitas antioksidan baik ekstrak

    maupun fraksi aktif temukunci jauh lebihkecil dibandingkan dengan BHT. Temukunci

    memiliki kemampuan sebagai antioksidan

    yang kuat. Berdasarkan hasil uji fitokimia,ekstrak dan fraksi aktif temukuncimengandung flavonoid, alkaloid, dan tanin.

    Saran

    Aktivitas antioksidan temukunci perludibandingkan menggunakan metode lainuntuk mengetahui potensi temukunci sebagaiantioksidan lemah atau kuat. Senyawa-senyawa aktif pada temukunci perlu dianalisisdan diidentifikasi bagi penggunaan temukuncisebagai bahan obat.

    DAFTAR PUSTAKA

    [AOAC] The Association of OfficialAnalytical Chemist. 2006. OfficialMethods of Analysis. Ed ke-18.Washington DC: Association of Official

    Analytical Chemist.

    Hanani E, Abdul M, Ryany S. 2005.Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam

    Spons Callyspongia sp dari KepulauanSeribu. Majalah Ilmu Kefarmasian(2):127 133.

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    16/25

    Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia,Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.

    Kardono L, Artanti N, Dewiyanti I, Basuki T.2003. Selected Indonesian Medicinal

    Plants: Monographs and Descriptions.Jakarta: PT Gramedia.

    Lotulung PDN, Minarti, Kardono LBS,Kawanishi K. 2008. Antioxidantcompound from the rhizomes of

    Kaempferia rotundaL.Pakistan J SciBioISSN: 1028-8880, pp:1-4.

    Michalowska AG, Korczak J, Hes M. 2007.Purification process influence on green

    tea extracs polyphenol content andantioxidant activity.Acta Sci Pol Technol

    Aliment 6(2): 41-48.

    Molyneux P. 2004. The use of the stable freeradical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)

    for estimating antioxidant activity. J SciTechnol26(2): 211-219.

    Mosquera OM, Correa YM, Buitrago DC,Nino J. 2007. Antioxidant activity oftwenty five plants from Colombian

    biodiversity. Mem Inst Oswaldo Cruz102(5): 631-634.

    Ozyurt D, Demirata B, Apak R. 2006.Determination of total antioxidant

    capacity by a new spectrophotometricmethod based on Ce(IV) reducing

    capacity measurement. Talanta 24: 273-282.

    Sreenivasan S, Ibrahim D, Noordin MJ. 2007.Free Radical Scavenging Activity andTotal Phenolic Compound of Gracilariachangii.International J Nat Eng Sci 1(3):

    15-117.

    Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Winarti C, Nurdjanah N. 2005. Peluang

    tanaman rempah dan obat sebagai sumberpangan fungsional. Jurnal Litbang

    Pertanian24(2).

    Zaeoung S, Plubrukarn A, Keawpradub N.2004. Cytotoxic and free radicalscavenging of Zingiberaceous rhizomes.Songklanakarin J Sci Technol 27(24):

    799-812.

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    17/25

    LAMPIRAN

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    18/25

    Lampiran 1 Diagram alir penelitian

    Penentuan kadar air Maserasi 324 jam

    Penentuan eluen

    terbaik dengan

    KLT

    Fraksinasi ekstrak

    dengan kromatografi

    kolom

    Penentuan fraksi

    teraktif

    Penentuan aktivitas

    antioksidan ekstrak dan fraksi

    aktif

    Pemekatan filtrat dengan

    rotary evaporator

    Uji fitokimia

    Serbuk Temukunci

    Ekstrak

    Fraksi Aktif

    Penentuan rendemen

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    19/25

    Lampiran 2 Penentuan kadar air dan rendemen temukunci

    Kadar air rimpang temukunci

    Bobot sampel (g)Ulangan

    a b

    Kadar air

    (%)1 3.0057 2.6081 13.23

    2 3.0046 2.6014 13.42

    3 3.0052 2.5864 13.94

    rerata 13.53

    a : sebelum dikeringkanb : sesudah dikeringkan

    contoh perhitungan:

    Kadar air (%) =asampelbobot

    bsampelbobotasampelbobot 100%

    =g

    gg0057.3

    6081.20057.3 100%

    = 13.23%

    Rendemen ekstrak kasar etanol temukunci

    Bobot sampel (g)Ulangan

    kering ekstrak

    Rendemen(%)

    1 50.0470 4.1570 9.61

    2 50.1685 4.4609 10.28

    3 50.1105 4.2939 9.91

    rerata 9.93

    contoh perhitungan:

    Rendemen (%) =)1(ker airkadaringsampelbobot

    ekstrakbobot

    100%

    =%)53.131(0470.50

    1570.4

    g

    g 100%

    = 9.61%

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    20/25

    Lampiran 3 Hasil pemisahan komponen ekstrak temukunci untuk pemilihan eluen

    terbaik

    aseton:kloroform:metanol (10:9,5:0,5)

    metanol:kloroform (1:4) metanol:kloroform (1:19)

    metanol:kloroform (1:9) metanol:etil asetat (1:9)

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    21/25

    Lampiran 4 Penentuan fraksi temukunci dengan eluen metanol:kloroform (1:19)

    no tabung Rf FraksiRendemen

    (g)

    1 s.d. 7 0.8941 1 0.09548 s.d. 11

    0.3176; 0.4706; 0.5882; 0.7059; 0.7647; 0.8235;0.8823

    12 s.d. 150.3176; 0.4941; 0.6118; 0.7059; 0.7647; 0.8235;0.8823

    16 s.d. 220.3529; 0.4706; 0.6000; 0.7059; 0.7647; 0.8235;0.8823

    2 0.5050

    23 s.d. 26 0.3529; 0.4353; 0.4941; 0.6118; 0.7059 3 0.0044

    27 s.d. 28 0.2588; 0.4000; 0.5059

    29 s.d. 39 0.2353; 0.3529; 0.5059

    40 s.d. 45 0.1882; 0.3529; 0.5059

    4 0.0139

    Contoh hasil penentuan fraksi pada pelat KLT:

    Eluat tabung 1-13 Eluat tabung 14-26

    Hasil penentuan fraksi aktif dengan DPPH:

    Fraksi 3

    Fraksi 1 Fraksi 4

    Fraksi 2

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    22/25

    Lampiran 5 Penentuan maksimum DPPH 1 mM

    0.33

    0.34

    0.35

    0.36

    0.37

    0.38

    0.39

    0.4

    500

    502

    504

    505

    507

    509

    511

    513

    514

    516

    518

    520

    522

    523

    525

    527

    529

    Panjang Gelombang (nm)

    Absorbans

    Panjang gelombang

    maksimum = 515.2 nm

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    23/25

    Lampiran 6 Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak temukunci

    konsentrasi ulangan absorbans rerata A % inhibis i IC50(ppm)

    1 0.770

    2 0.7320 ppm3 0.815

    0.772 0.00

    1 0.779

    2 0.70310 ppm

    3 0.757

    0.746 3.32

    1 0.576

    2 0.59330 ppm

    3 0.640

    0.603 21.89

    1 0.513

    2 0.53450 ppm

    3 0.575

    0.541 29.97

    1 0.5232 0.53270 ppm

    3 0.523

    0.526 31.87

    100.2422

    Contoh perhitungan:

    % Inhibisi =blankoA

    sampelAblankoA 100%

    =772.0

    746.0772.0 100%

    = 3.32%

    Berdasarkan data tabel di atas, didapatkan persamaan garis:

    y = 0.4687x + 3.0165

    50 = 0.4687x + 3.0165

    46.9835 = 0.4687x

    x = 100.2422

    Jadi, IC50untuk ekstrak temukunci = 100.2422 ppm

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    24/25

    Lampiran 7 Pengukuran aktivitas antioksidan fraksi aktif temukunci

    konsentrasi ulangan absorbans rerata A % inhibis i IC50(ppm)

    1 0.770

    2 0.7320 ppm3 0.815

    0.772 0.00

    1 0.677

    2 0.73210 ppm

    3 0.651

    0.687 11.05

    1 0.587

    2 0.58330 ppm

    3 0.577

    0.582 24.57

    1 0.522

    2 0.56450 ppm

    3 0.543

    0.543 29.66

    1 0.4862 0.49070 ppm

    3 0.481

    0.486 37.09

    98.6530

    Contoh perhitungan:

    % Inhibisi =blankoA

    sampelAblankoA 100%

    =772.0

    687.0772.0 100%

    = 11.05%

    Berdasarkan data tabel di atas, didapatkan persamaan garis:y = 0.4161x + 8.9505

    50 = 0.4161x + 8.9505

    41.0495 = 0.4161x

    x = 98.6530

    Jadi, IC50untuk fraksi aktif temukunci = 98.6530 ppm

  • 7/24/2019 tryan punya.pdf

    25/25

    Lampiran 8 Pengukuran aktivitas antioksidan kontrol BHT

    konsentrasi ulangan absorbans rerata A % inhibisi IC50(ppm)

    1 1.366

    2 1.3660 ppm3 1.366

    1.366 0.00

    1 0.935

    2 1.0262 ppm

    3 1.016

    0.993 27.31

    1 0.882

    2 0.8524 ppm

    3 0.871

    0.868 36.46

    1 0.703

    2 0.7246 ppm

    3 0.687

    0.705 48.39

    1 0.5612 0.5978 ppm

    3 0.575

    0.578 57.69

    6.4626

    Contoh perhitungan:

    % Inhibisi =blankoA

    sampelAblankoA 100%

    =366.1

    993.0366.1 100%

    = 27.31%

    Berdasarkan data tabel di atas, didapatkan persamaan garis:

    y = 5.1535x + 16.695

    50 = 5.1535x + 16.695

    33.305 = 5.1535x

    x = 6.4626

    Jadi, IC50untuk BHT = 6.4626 ppm