try

5
Pembahasan Sistem manajemen lingkungan merupakan sistem manajemen yag tidak statis, melainkan sesuatu yang dinamis sehingga diperlukan adaptasi bila terjadi perubahan di perusahaan yang mencakup perubahan sumber daya, proses, dan kegiatan perusahaan. Sistem manajemen lingkungan diperlukan juga untuk penyesuaian apabila terjadi perubahan diluar perusahaan seperti perubahan peraturan perundang-undangan dan pengetahuan yaitu perkembangan teknologi (hadiwiardjo 1997). Sistem manajemen lingkungan menganjurkan perusahaan untuk memepertimbangkan penggunaan teknologi terbaik yang tersedia yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan. Teknologi yang digunakan adalah teknologi yang dapat meminimalkan timbulnya pencemaran, sehingga dampaknya terhadap lingkungan dapat dihindari (gilbert 1993). Menurut kuhre (1995) aspek lingkungan dikelompokka menjadi lima yaitu emisi udara, buangan ke air, limbah padat berbahaya dan tidak berbahaya, aspek estetika. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) terdapat dalam standar ISO 14001. Menurut Hadiwiardjo(1997) menyatakan bahwa standar ISO 14001 adalah dokumen spesifik atau dokumen persyaratan SML. Dokumen ini berisi unir-unsur yang harus dipenuhi oelah perushaan bila ingin memperoleh sertifikat ISO 14001. Standar ISO 14001 merupakan bagian dari ISO 14000. Lebih rinci ISO 14000 di bagi kedalam dua bidang terpisah yaitu bidang evaluasi organisasi dan bidang evaluasi produk. bidang evaluasi organisasi atau disebut juga bidang manajemen organisasi dan sistem evaluasi terdiri dari sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan dan evaluasi kinerja lingkungan. SML dibagi lagi menjadi dua yaitu ISO 14001 mengenai SML dengan bahasan spesisfikasi dengan panduan penggunaannya, serta ISO 14004 mengenai SML dengan bahasan panduan umum atas prinsip sistem, dan teknik pendukung (Kumar M 1999). Standar manajemen lingkungan ISO 14001 dirancang sehingga memungkinkan suatu organisasi untuk menerapkan kebijakan lingkungan, mengidentifikasikan aspek-aspek lingkungan sekaligus pengaruh- pengaruh yang berkenaan dengan aspek-aspek tersebut. standar manajemen lingkungan juga mempersiapkan pemenuhan persyaratan hukum dan peraturan, mengidentifikasi sasaran dan tujuan yang tepat, dan membangun struktur untuk penerapan kebijakan lingkungan, selain itu organisasi tersebut harus membuat

Upload: tiyasnya-retno

Post on 25-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

coba

TRANSCRIPT

Pembahasan

Sistem manajemen lingkungan merupakan sistem manajemen yag tidak statis, melainkan sesuatu yang dinamis sehingga diperlukan adaptasi bila terjadi perubahan di perusahaan yang mencakup perubahan sumber daya, proses, dan kegiatan perusahaan. Sistem manajemen lingkungan diperlukan juga untuk penyesuaian apabila terjadi perubahan diluar perusahaan seperti perubahan peraturan perundang-undangan dan pengetahuan yaitu perkembangan teknologi (hadiwiardjo 1997). Sistem manajemen lingkungan menganjurkan perusahaan untuk memepertimbangkan penggunaan teknologi terbaik yang tersedia yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan. Teknologi yang digunakan adalah teknologi yang dapat meminimalkan timbulnya pencemaran, sehingga dampaknya terhadap lingkungan dapat dihindari (gilbert 1993). Menurut kuhre (1995) aspek lingkungan dikelompokka menjadi lima yaitu emisi udara, buangan ke air, limbah padat berbahaya dan tidak berbahaya, aspek estetika.

Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) terdapat dalam standar ISO 14001. Menurut Hadiwiardjo(1997) menyatakan bahwa standar ISO 14001 adalah dokumen spesifik atau dokumen persyaratan SML. Dokumen ini berisi unir-unsur yang harus dipenuhi oelah perushaan bila ingin memperoleh sertifikat ISO 14001. Standar ISO 14001 merupakan bagian dari ISO 14000. Lebih rinci ISO 14000 di bagi kedalam dua bidang terpisah yaitu bidang evaluasi organisasi dan bidang evaluasi produk. bidang evaluasi organisasi atau disebut juga bidang manajemen organisasi dan sistem evaluasi terdiri dari sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan dan evaluasi kinerja lingkungan. SML dibagi lagi menjadi dua yaitu ISO 14001 mengenai SML dengan bahasan spesisfikasi dengan panduan penggunaannya, serta ISO 14004 mengenai SML dengan bahasan panduan umum atas prinsip sistem, dan teknik pendukung (Kumar M 1999). Standar manajemen lingkungan ISO 14001 dirancang sehingga memungkinkan suatu organisasi untuk menerapkan kebijakan lingkungan, mengidentifikasikan aspek-aspek lingkungan sekaligus pengaruh-pengaruh yang berkenaan dengan aspek-aspek tersebut. standar manajemen lingkungan juga mempersiapkan pemenuhan persyaratan hukum dan peraturan, mengidentifikasi sasaran dan tujuan yang tepat, dan membangun struktur untuk penerapan kebijakan lingkungan, selain itu organisasi tersebut harus membuat program sehingga memudahkan kontrol terhadap sistem manajemen lingkungan untuk memantau kemajuan secara teus-menerus (jasch 1997).

Didalam standar ISO 14001, Manajemen lingkungan terdiri dari lima elemen utama yaitu kebijakan lingkungan, perencanaan, penerapa operasi, pemerikasaan dan tindakan koreksi, dan pengkajian manajemen (Kumar M 1999). Elemen tersebut dapat menjadi acuan bagi kegiatan perusahaan atau kebijakan pemerintah dalam menjalankan suatu proyek atau kegiatan. Tujuan utama sistem manajemen lingkungan adalah untuk memungkinkan manusia, tumbuhan, hewan tetap ada dan hidup dalam kondisi yangsebaik-baiknya (Rothery 1996).

Sistem manajemen lingkungan (SML) memerlukan komitmen dari pemimpin puncak perusahaan untuk menjamin kebijakan lingkungan dipadukan antara lain kedalam struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, alokasi sumber daya sehingga dapat dicapai sistem manajemen lingkungan secara terpadu (Armayani 2001). Kepedulian mengenai lingkungan dari setiap idividu berperan dalam keberhasilan SML. Penerapan SML akan membawa perubahan budaya didalam perusahaan. Budaya yang diharapkan adalah budaya positif bagi perusahaan dan setiap individu pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang dimaksut bukan hanya perusahaan industri melainkan juga pemerintah yang akan menjalankan program-program kerjanya.

Definisi pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menurut World Commission On Environment And Development (WECD) adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka (An-naf J 2005). Pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu amanat di dalam UU 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, yang menyebutkan Penyelenggaraan Penataan Ruang bertujuan untuk menujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Menurut Dorodjatun Kuncoro yang sempat menjadi Dutabesar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Amerika Serikat pada periode 1998-2001 dalam buletin tataruang mengungkapkan bahwa sustainability merupakan suatu hal yang maknanya terus menerus diperluas. Jika digabungkan menjadi sustainable dvelopment dapat diartikan sebagai pembangunan yang akan berjalan secara terus menerus dengan memepertimbangkan berbagai aspek sekarang dan masa yang akan datang.

Pola pikir berkelanjutan (sustainability) memiliki indikator-indikator yang dapat dikelompokan kedalam tiga kategori utama. Tiga indikator tersebut adalah indikator ekonomi, indikator sosial, indikator lingkungan. Indikator ekonomi adalah indikator yang ditujukan kepada kesejahteraan masyarakat yang biasanya berkaitan dengan kenaikan penghasilan, kesejahteraan, tenaga kerja, produktivitas dan kesejahteraan sosial. Indikator sosial dalam hal ini umumnya meliputi isu pemerataan, kesehatan (yang merupakan dampak ekonomi jika gangguan kesehatan berdampak kepada finansial atau menurunkan produktivitas), kemasyarakatan (kualitas lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat dan kualitas interaksi kehidupan bermasyarakat yang berdampak pada sejarah dan budaya), serta faktor estetika. Indikator lingkungan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan (Butaru R 2011)

Pembangunan harus memperhatikan lingkungan, karena lingkungan merupakan tempat pembangunan tersebut dilakukan, sehingga pembangunan berkelanjutan juga perlu mempertimbangkan hal tersebut. Oleh sebab itu pelu adanya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Menurut UU No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pembangunan Berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembangunan, berbasis lingkungan hidup untuk menjamin mutu hidup generasi masa kini, meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merupakan tolok ukur keberhasilan suatu pembangunan dan generasi masa depan. Terencana disini artinya memerlukan pertimbangan-pertimbangan dan cara-cara yang dapat meminimalisisr kerusakan yang berbasis lingkungan. Disinilah diperlukan manajemen lingkungan yang menjadi acuan cara dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan yang besar dalam otonomi daerah harus llebih selektif dalam menerima investor terlebih perusahaan yang akan menanamkan modal besar. Perusahaan harus mempertimbangkan aspek lingkungan demi tercapainya pembangunan berkelanjutan. Perusahaan yang sudah profesional biasanya memiliki standar khusus yang digunakan dalam penilaian mengenai lingkungan. Biasanya standar yang digunakan adalah ISO 14001. Standar ini sudah diterapkan hampir di seluruh perusahaan di dunia. Selain perusahaan, program pemerintah juga harus mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, sehingga tidak hanya memikirkan manfaat saat ini namun juga masa yang akan datang.

Studi kasus kebijakan pemerintah yang sudah mempertimbangkan mengenai pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan adalah penyusunan RPJM kota Blitar tahu 2005-2025. Untuk menjaga keberlangsungan jalannya pembangunan bekelanjutan , maka Pemerintah Kota Blitar menggunakan manajemen pembangunan yang dijadikan sebagai pegangan untuk pelaksanaanya. Manajemen ini mengedepankan perencanaan cermat yang melihat kebutuhan saat ini dan yang akan datang, dan dilaksanakan secara efektif, efisien, konsisten sebagaimana yang telah ditetapkan, serta dilakukan evaluasi secara berkala dan insidental berdasarkan indikator sasaran dan batas waktu yang telah ditentukan (Butaru R 2011).

Salah satu contoh program pemerintah yang juga mengedepankan aspek lingkungan adalah progrma kampung iklim atau disingkat dengan Proklim. Proklim merupakan suatu program yang diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mengurangi gas emisi nasional sebesar 26% sampai dengan tahun 2020 sebagaimana amanat presiden SBY dalam pertemuan G-20 pada tahun 2009 di Puttsburgh. Proklim ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara terintegrasi, yang memepertimbangkan kearifan lokal dan mencakup seragkaian kegiatan perencanaan sosialisasi, fasilitasi, pengawasan, evaluasi, dan penilaian (Butaru R 2011) Program ini sudah di sosialisasikan dibeberapa daerah salah satunya adalah Kota Blitar lebih tepatnya di Kelurahan Kepunden. Contohnya dengan pembangunan talud untuk perlindungan Mata Air Sumberwayuh dan Sumberjaran, kemudian dilakukan pula pembangunan tempat pegolahan limbah tahu akhir di aliran Sumberwayuh, program bakti sosial pembersihan sungai, sampai dengan penanaman bibit pohon rambutan, bibit suren, dan bibit buah kelengkeng. Untuk memperbaiki sanitasi, masyarakat difasilitasi dengan bantuan gerobak di masing-masing RW, tong sampah, tempat pengelolaan akhir tahu, perlindungan mata iar, dan penghijauan kota. Kegiatan ini terus diawasi agar tercapai dengan tujuan awalnya yaitu pembanguna berkelanjutan yang tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan di dalam kegiatan pembangunan (Butaru R 2011).

Pembangunan berkelanjutan yag berwawasan lingkungan memerlukan manajemen yang bagus agar program-program yang dilakukan berjalan tapi tetap mempertimbangkan lingkungan. Manajemen lingkungan dan pembangunan berkelanjutan saling berkaitan satu sama lain. Pembangnan berkelanjutan memerlukan cara-cara sebagai panduan. Disinilah fungsi manajemen lingkungan dapat diterapkan. Pembangunan berkelanjutan dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan memerlukan kerjasama dari semua pihak , sehingga kebijakan atau program dapat berjalan secara maksimal.

Dapus :

An-naff J.2005.pembangunan berkelanjuta dan relevasinya untuk Indonesia. Jurnal madani. (3):47-55

Armayani 2001.Implementasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001 terhadap perubahan budaya kerja karyawan (studi kaus di PT. PUPUK kujang, cikampek).Bogor (ID):Institut pertanian bogor.

Butaru R.2011 july-agustus.Kota Blitar mewujudkan harmoni kota.buletin tataruang:10-13

Gilbert M J.2993. Achieving Environmental Management Standard-A step-by-step guide to Meeting BS 7750.London (UK):Pitman Publishing

Hadiwiardjo B H.1997.Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Jakarta (ID):Gramedia Pustaka Utama

Jasch A.1997.ISO 1400:The New International Standards on environmental Management.London (UK):Gower Press

Kuhre W L.1995.Sertifikat ISO 14001.Beetwidamaya penerjemah.Jakarta (ID):Prenhalindo

Kumar M.1999. Kinerja lingkungan perusahaan yang telah dan belum menerapkan sistem manajemen lingkungan (SML)-ISO 14001[skripsi].BOGOR (ID): Institut Pertnian Bogor

Rothery B. 1996.Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000. Terjemahan PT pustaka binaan.jakarta