troubleshooting koneksi wireless local area network (wlan
TRANSCRIPT
Troubleshooting Koneksi Wireless Local Area Network (WLAN) Pada Laptop
Dengan Metode Locate The Problem
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Rongky Marthin Januard Lasiko (672012112)
Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2019
Troubleshooting Koneksi Wireless Local Area Network (WLAN) Pada Laptop
Dengan Metode Locate The Problem
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Rongky Marthin Januard Lasiko (672012112)
Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2019
1. Pendahuluan
Komunikasi tanpa kabel/nirkabel (wireless) telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya
hidup baru masyarakat informasi. Sering terjadinya kegagalan dalam proses koneksi wireless
menyebabkan perangkat yang digunakan tidak dapat terhubung ke dalam jaringan sehingga tugas
dan tanggung jawab tidak dapat berjalan dengan semestinya. Troubleshooting koneksi WLAN
adalah proses pencarian secara sistematis sumber masalah yang memiliki banyak kemungkinan
penyebab gagalnya koneksi ke dalam WLAN.
Penelitian ini dilakukan untuk dapat membantu memahami bagaimana menganalisis
masalah yang sering terjadi dalam WLAN dan menyelesaikannya secara cepat dan tepat dengan
metode troubleshooting locate the problem. Metode yang diterapkan sangat efisien dalam proses
pemecahan masalah, memahami dan mengenali penyebab-penyebab terjadinya kegagalan dalam
proses koneksi dalam WLAN.
Metode locate the problem sangat berguna dalam proses pencarian penyebab terjadinya
kegagalan dalam koneksi wireless. Troubleshooting koneksi wireless ini mengacu pada seven
OSI layer sehingga dapat dengan teliti melakukan pencarian secara tepat penyebab terjadinya
kegagalan dalam koneksi wireless pada laptop.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses troubleshooting koneksi wireless. Penelitian ini
diharapkan dapat berguna dalam proses koneksi wireless untuk pencarian secara tepat penyebab
kegagalan.
2. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian yang berjudul Expert System to Troubleshoot the Wireless Connection
Problem membahas sistem pakar sebagai alat bantu untuk melakukan proses troubleshooting
koneksi wireless dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan prolog untuk merancang
aplikasi troubleshoot tersebut [1].
Penelitian yang berjudul Implementasi Sistem Monitoring Jaringan Menggunakan
Mikrotik Router OS membahas monitoring jaringan dengan aplikasi The Dude dan Mikrotik OS
yang sangat membantu admin IT, karena admin dapat mengetahui update kondisi dari perangkat
jaringan melalui media Short Massage Service (SMS), email dan telegram apabila terjadi
permasalahan dalam jaringan [2].
Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait wireless connection yang
dibuat dengan harapan dapat menjadi acuan dalam penelitian dan dapat menjadi output yang
lebih baik, melalui penelitian ini, akan dirancang dan diimplementasikan mengenai metode
locate the problem untuk troubleshooting koneksi wireless pada laptop. Hasil penelitian ini
bermanfaat untuk dapat mengetahui dengan cepat dan tepat masalah yang menyebabkan
terjadinya kegagalan dalam proses koneksi WLAN.
Troubleshooting adalah proses pemecahan masalah dimana terdapat analisis dan solusi
yang digunakan untuk pemecahan masalah tersebut. Langkah-langkah yang di lakukan untuk
proses troubleshooting dalam WLAN , yaitu : 1) Tentukan masalah yang menyebabkan terjadinya
kegagalan dalam proses koneksi. 2) Kumpulkan fakta-fakta penyebab kegagalan koneksi. 3)
Pertimbangkan kemungkinan penyebab terjadinya kegagalan koneksi. 4) Susun rencana untuk
pemecahan masalah. 5) Terapkan rencana. 6) Amati hasilnya. 7) Dokumentasikan hasilnya. 8)
Mengenali masalah yang terjadi dan pecahkan masalah dengan solusi yang tepat [3].
Metode Iocate the problem adalah salah satu metode yang digunakan untuk mempercepat
troubleshooting permasalahan didalam jaringan. Metode ini mengacu pada seven OSI (Open
System Interconnection) layer [4]. Metode locate the problem merupakan gabungan dari tiga
metode troubleshooting, yaitu : (1) Metode Top-Down, (2) Metode Bottom-Up dan (3) Metode
Devide and Conquer.
(1) Metode Top-Down
Metode ini memulai proses pencarian masalah dari layer yang paling atas dari seven
OSI layer hingga layer yang paling bawah sampai menemukan masalah koneksi
jaringan tersebut.
Layer 7 Application Layer
Layer 6 Presentation Layer
Layer 5 Session Layer
Layer 4 Transport Layer
Layer 3 Network Layer
Layer 2 Data Link Layer
Layer 1 Physical Layer
Gambar 1 Metode Top-Down [4]
(2) Metode Bottom-Up
Metode Bottom-Up adalah kebalikan dari metode Top-Down, dimana proses
troubleshooting dimulai dari layer paling bawah, layer 1, physical layer hingga ke layer
yang paling atas, layer 7, application layer sampai menemukan masalah koneksi dalam
jaringan.
(3) Metode Divide and Conquer
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode diatas yaitu metode top-down
dan metode bottom-up, dimana proses troubleshooting bisa dilanjutkan keatas atau
kebawah, tergantung masalahnya. Troubleshooting yang menggunakan metode ini
biasanya dimulai dari layer 3 atau layer 4 dari seven OSI layer baru kemudian
diteruskan ke layer 5 atau layer 2 hingga layer 1 atau layer 7 tergantung pada letak
masalahnya [4].
3. Metode dan Perancangan
Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah metode
PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize). Metode ini digunakan sebagai
tahapan dalam menerapkan metode locate the problem untuk troubleshooting WLAN. Metode
PPDIOO ini merupakan metode perancangan jaringan yang dibuat oleh Cisco. Metode ini terdiri
dari enam 6 tahap yang membentuk siklus hidup perancangan jaringan seperti ditunjukan pada
Gambar 2.
Gambar 2 Metode PPDIOO [5]
Adapun tahapan dari metode PPDIOO pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Prepare adalah tahap persiapan dimana dalam tahap ini membuat flowchart diagram yang
menjelaskan alur penelitian ini. Selanjutnya Plan adalah tahap perencanaan kerja dan
perencanaan jalannya penelitian, melakukan analisis hal-hal yang diperlukan untuk merancang
WLAN. Kemudian pada Design yaitu melakukan desain infrastruktur yang akan dibuat. Pada
Implement yaitu tahap dilakukan implementasi dari desain yang telah dibuat. Operate yaitu
tahap dilakukan pengujian untuk konek ke WLAN dan menganalisis kondisi-kondisi yang terjadi
apabila terjadi kegagalan dalam koneksi dan yang terakhir tahap Optimize yaitumengoptimalkan
rancangan troubleshooting yang dibuat agar dapat berhasil melakukan koneksi ke dalam WLAN.
3.1 Prepare
Pada tahap pertama, prepare (persiapan) dilakukan untuk membuat flowchart yang
menggambarkan alur persiapan dalam percobaan koneksi kedalam WLAN seperti
ditunjukan pada Gambar 3.
N
N
N
N
N
Y
Y
Y
Y
Y
N
N
N
N
N
Y
Y
Y
Y
Y
Gambar 3 Proses Troubleshooting Koneksi WLAN Menggunakan Metode Locate The Problem
Gambar 3 menunjukan proses awal koneksi kedalam WLAN, pertama user akan
mencoba untuk koneksi ke dalam jaringan, jika Connected, maka user berhasil terhubung ke
dalam jaringan, tapi jika gagal terhubung kedalam jaringan maka akan dilanjutkan ke kondisi
berikutnya yaitu Troubleshooting. Pada tahap troubleshooting ini sistem akan melakukan
pencarian secara otomatis untuk mengetahui masalah dan penyebab kegagalan tersebut.
Penyebab-penyebab ini akan otomatis di temukan dan dengan cepat dapat diberikan solusi
untuk penyelesaian masalah gagal koneksi tersebut. Jika masalah sudah berhasil diselesaikan
maka user dapat terhubung kedalam jaringan, dengan status Connected.
Start
Connect
Cek Koneksi Fisik
Finish
Cek Wireless Adapter
Cek Pengaturan AP/Router
Cek Pengaturan TCP/IP
Cek koneksi jaringan dengan ping Cek wireless specific issues
Melihat ketidakcocokan keamanan
Pastikan Radius bekerja
Mengecek masalah konektivitas
Koneksi
berhasil ?
WLAN
?
Enable?
Setting?
Konfigurasi
TCP/IP?
Test
Ping?
Wireless
specific issues?
Mode
keamanan
AP/Router?
Konfigurasi
radius?
Interfensi
RF?
Connected
3.2. Plan
Dalam tahap plan (perencanaan) dilakukan persiapan kebutuhan penggunaan
hardware dan software untuk merancang WLAN. Kebutuhan hardware yang diperlukan
yaitu:
a. Laptop yang mempunyai wireless adapter atau yang melakukan koneksi
dengan jaringan wireless. Laptop yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Laptop Asus A455L.
b. Modem/router yang sudah mendapat internet access. Modem yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Modem/Router TP-LINK 150Mbps Wireless N
ADSL2 dan terkoneksi internet ADSL Telkom Speedy.
c. Kabel UTP yang akan digunakan untuk menghubungkan laptop dan
modem/router.
Kebutuhan software yang mendukung perancangan WLAN ini yaitu :
a. Operating System (OS). OS yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Windows 10.
b. Web Browser. Web Browser yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Google Chrome. Google Chrome digunakan untuk dapat mengakses setting
dari modem/router tersebut pada halaman web.
3.3 Design
Tahap selanjutnya adalah desain, pada Gambar 4 menunjukan proses koneksi
WLAN dan penyelasaian kondisi troubleshooting. Access Point (AP) yang sudah
terhubung jaringan kabel Ethernet akan memancarkan sinyal yang akan ditangkap
oleh perangkat laptop dan untuk terkoneksi ke AP, laptop harus memiliki Service Set
Identifier (SSID) yang sama dengan AP, tetapi jika gagal koneksi akan masuk pada
kondisi troubleshooting.
Laptop Wireless
Gambar 4 Proses Koneksi Laptop dengan Access Point (AP)
Failed
Success
Success
Failed Failed
Success
4. Hasil dan Pembahasan
Implementasi dari flowchart proses koneksi WLAN pada Gambar 3 dan desain proses
koneksi laptop dengan AP pada Gambar 4, jika terjadi kegagalan dalam proses koneksi
maka akan masuk pada kondisi troubleshooting. Proses troubleshooting koneksi WLAN
pada laptop dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 5 Diagram Proses Connect
Pada kondisi awal seperti Gambar 5, yaitu kondisi dimana user mencoba untuk
terhubung ke dalam jaringan, jika Connected maka user berhasil terhubung ke dalam
jaringan, tapi jika gagal terhubung ke jaringan maka akan dilanjutkan ke kondisi
berikutnya yaitu Troubleshooting.
Service Set IDentidier (SSID) dari beberapa Access Point (AP) yang dapat ditangkap
oleh perangkat Laptop user, yang dapat dilihat dengan cara pilih logo internet access pada
bagian kanan taskbar, kemudian pilih SSID yang ingin digunakan (SSID “Moklet”), lalu
pilih connect, menunggu respon dari AP, apakah perangkat laptop bisa terkoneksi ke SSID
tersebut atau tidak. Perangkat Laptop berhasil konek ke SSID “Moklet” dan laptop dapat
menggunakan WLAN dari AP tersebut.
Gambar 6 Diagram Proses Troubleshooting
Kondisi Troubleshooting pertama seperti Gambar 8 adalah kondisi dimana terjadi
kegagalan dalam proses koneksi dan sistem akan melakukan pencarian secara sistematis
untuk mengetahui masalah dan penyebab kegagalan tersebut. Jika penyebab kegagalan
ditemukan maka akan masuk pada kondisi Koneksi Fisik. Pada kondisi ini, user akan
melihat koneksi fisik dari AP atau port pada router dan memastikan bahwa kabel ethernet
sudah dimasukan dengan baik dan status lampu LED sudah hijau pada kedua ujungnya.
Selanjutnya, mencoba menukar kabel ethernet, apabila ada kabel atau konektor yang rusak,
memastikan AP/Router untuk memastikan penggunaan jenis kabel sudah tepat, misalnya
untuk internet/WAN menggunakan kabel crossover, jika pada kondisi Koneksi Fisik
berhasil dan Connected maka user akan terhubung ke dalam jaringan [6].
Connect Troubleshooting
Connected
Connect Troubleshooting
Connected
Koneksi
Fisik
Success
Failed Failed
Success
Failed
Success
Gambar 7 Bagian Depan (Kiri) dan Bagian Belakang (Kanan) dari Modem/Router TP-LINK
Kemudian user melakukan pengecekan pada Modem/Router TP-Link sudah
mendapat arus listrik dan sudah menyala, serta lampu Power dan WLAN dalam kondisi
siap digunakan. Gambar 7 menunjukan bagian belakang dari Modem/Router TP-Link,
Power Adapter (A) tempat untuk menghubungkan AP dengan power adapter, Tombol
ON/OFF (B) untuk menghidupkan dan mematikan AP, Tombol Reset (C) untuk
mengembalikan setting AP kembali ke kondisi default, Port LAN (D) merupakan port
Ethernet untuk berbagi koneksi internet dengan komputer yang tidak mempunyai wireless
adapter, Port Line/Port RJ-11 (E) merupakan port untuk kabel telepon dan untuk
mengambil line ADSL dari kabel telepon rumah yang telah diaktifkan frekwensi ADSLnya
dan ANTENA AP (F) untuk mengirim dan menerima gelombang radio dari WLAN.
Gambar 8 Proses Troubleshooting pada Wireless Adapter
Gambar 8 merupakan kondisi yang terjadi jika state Koneksi Fisik masih gagal untuk
menghubungkan user ke dalam jaringan atau state ini bukan menjadi penyebab terjadinya
kegagalan koneksi. Pada state Wireless Adapter, user melakukan pengecekan pada status
koneksi wireless laptop enable/disable. User masuk ke control panel, dengan cara klik ikon
windows pada bagian kiri taskbar, kemudian pilih control panel>Network and Internet>Network
and Sharing Center>Change adapter>Network Connection. Klik kanan pada Wi-Fi kemudian
pilih Enable. Untuk mengubah airplane mode, caranya yaitu masuk ke menu Settings>Network
and Internet>Airplane mode, lalu Slide ke kiri untuk menonaktifkan Airplane mode agar laptop
dapat terkoneksi kedalam WLAN. Jika kondisi Wireless Adapter berhasil, maka user dapat
terhubung ke dalam jaringan.
Ketika masih terjadi kegagalan dalam koneksi pada state Wireless Adapter maka user akan
melakukan pengecekan untuk kondisi selanjutnya yaitu state Set AP/Router, pada kondisi ini
user akan melakukan Login sebagai admin AP/Router untuk mengubah pengaturan pada wireless
network set identifier (SSID) agar laptop dapat terkoneksi ke dalam jaringan. Buka web browser
(software google chrome), kemudian ketik default getaway dari modem/router (192.168.1.1)
Connect Troubleshooting
Connected
Koneksi
Fisik
Wireless
Adapter
pada address bar lalu tekan enter, Kemudian user melakukan login sebagai admin, username
dan password “admin”, kemudian pilih Sign in seperti ditunjukan pada Gambar 9.
Gambar 9 Login Sebagai Admin
Gambar 10 menunjukan user berhasil masuk sebagai admin ke dalam pengaturan
modem/router, pilih interface setup>wireless, untuk dapat melihat SSID dan pre-shared key yang
digunakan, hal ini dapat menjadi informasi penting bagi user agar dapat login ke WLAN
tersebut.
Gambar 10 SSID yang aktif
Jika user berhasil maka user akan Connected ke dalam jaringan, tapi jika gagal maka
akan ke state Set TCP/IP. Pada kondisi ini user akan melihat pengaturan TCP/IP untuk
mengkonfigurasi ulang koneksi agar mendapatkan alamat IP dan DNS secara otomatis. Pertama
user akan masuk ke Control Panel>Network and Internet>Network and Sharing
Center>Connection Wi-Fi (Moklet). Kemudian pilih properties >Internet Protocol Version 4
(TCP/IPv4) lalu pilih OK. Lalu pilih Obtain an IP address dan DNS automatically agar
perangkat laptop dapat mendapat alamat IP dan DNS otomatis dari AP, kemudian pilih OK
seperti yang ditunjukan pada Gambar 11.
Gambar 11 TCP/IPv4
Jika user berhasil maka user akan Connected ke dalam jaringan, tapi jika gagal maka
akan ke kondisi Test PING. Test PING AP/Router gagal, jika tujuan mungkin menggunakan
firewall untuk memblokir pesan masuk, konfigurasi ulang firewall untuk mengijinkan lalu lintas
jaringan. Caranya adalah Tekan Windows + R pada keyboard kemudian ketik cmd lalu pilih OK,
setelah masuk ke command prompt, ketikan ping 192.168.1.1, jika PING gagal dan user tidak
dapat konek ke dalam WLAN maka User melakukan login sebagai admin untuk dapat melihat
pengaturan dari AP, apakah AP memblokir mac address dari laptop user. Selah masuk ke
tampilan setting AP, pilih Access Management, lalu pilih filter, pada Gambar 12 menunjukan
IP/MAC filter listing, jika alamat IP/MAC user terdaftar dikolom tersebut, pilih delete lalu
kemudian save agar perangkat laptop user dapat terhubung ke dalam WLAN.
Gambar 12 IP/MAC Filter Listing
Kemudian lakukan Test PING ulang, pada program command prompt, jika PING
berhasil, maka user sudah terkoneksi ke dalam WLAN.
Jika user berhasil maka user akan Connected ke dalam jaringan, tapi jika gagal maka
akan ke kondisi Wireless Specific Issues, AP/ Router harus menggunakan standar yang
kompatibel 802.11 dan nama jaringan yang sama (SSID). Jika user berhasil maka user akan
Connected ke dalam jaringan.
Gambar 13 Interface Setup Wireless Mode
User login sebagai admin, pilih Interface Setup, pilih Wireless Mode 802.11b+g+n,
kemudian pilih OK, agar perangkat laptop bisa saling berkomunikasi dengan standarisasi b+g+n
tersebut seperti ditunjukan pada Gambar 13.
Jika masih gagal, user akan masuk ke kondisi Configure Security, pada kondisi ini user
akan melakukan konfigurasi keamanan AP/router, jika WLAN terbuka maka tidak memerlukan
kunci untuk terkoneksi tetapi jika sebaliknya maka user harus memiliki kunci yang sama untuk
mengenkripsi lalu lintas data dalam jaringan.
Gambar 55 Interface Setup Pre-Shared Key
Gambar 14 Pre-Shared Key
Pertama user akan login sebagai admin, kemudian pilih interface setup>wireless, pada AP
ini menggunakan authentication type WPA2-PSK, sehingga user memerlukan kunci untuk dapat
terkoneksi ke dalam WLAN. Gambar 14 menunjukkan Pre-shared key “0987654321”, sebagai
informasi penting bagi user bahwa jika ingin terkoneksi ke dalam SSID “Moklet” membutuhkan
kunci 10 angka.
Jika masih gagal terhubung ke dalam WLAN, user akan masuk ke kondisi selanjutnya
yaitu user akan melakukan konfigurasi server RADIUS secret yang cocok yaitu 802.1X.
Pastikan laptop berada di radius yang dapat dijangkau oleh pancaran sinyal AP. Pada ruang
terbuka, jaringan 802.11b dan 802.11g mempunyai jangkauan sekitar 110m sedangkan 802.11a
sekitar 100m dan 802.11n sekitar 160m. Jangkauan ini akan berkurang banyak jika digunakan
pada ruang tertutup. User akan login sebagai admin utnuk dapat melihat wireless mode yang
digunakan oleh AP, pilih 802.11b+g+n agar semua perangkat dapat berkomunikasi dengan
standarisasi tersebut seperti yang ditunjukan pada Gambar 13.
Jika masih gagal, user akan masuk ke kondisi terakhir yaitu user akan melakukan
pengecekan kondisi sekitar agar terhindar dari interfensi Radio Frekuensi atau noise agar dapat
menerima sinyal yang baik. Akibat lain dari interfensi RF yaitu halangan tembok dan benturan
sinyal dengan benda-benda yang berada disekitar apabila AP berada didalam ruangan. Jika
berhasil maka user akan Connected ke dalam jaringan.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, troubleshooting WLAN menggunakan metode
locate the problem dapat membantu bagi pengguna layanan WLAN yang seringkali gagal
dalam melakukan koneksi, proses penyelesaian masalah dapat diketahui dan dengan cepat
diselesaikan dengan metode troubleshooting tersebut. Troubleshooting yang umumnya terjadi
dalam proses koneksi biasanya terjadi pada koneksi fisik yang seringkali dihiraukan oleh
pengguna WLAN. Troubleshooting yang dilakukan masih harus menggunakan kabel UTP
untuk dapat mengakses pengaturan dari AP. Metode troubleshooting ini disarankan ke
depannya dibuat software agar pengguna dapat lebih efisien untuk mengetahui kegagalan
koneksi dalan WLAN.
6. Daftar Pustaka
[1]. Raja’a A. Khalid dan Rafah O. Jassim., 2014, Expert System to Troubleshoot the
Wireless Connection Problems. International Journal of Computer Science
Enginnering and Technology (IJCSET) Iraq/Baghdad.
[2]. Rico Rinaldo., 2016, Implementasi Sistem Monitoring Jaringan Menggunakan Mikrotik
Router OS di Universitas Islam Batik Surakarta. Program Studi Informatika, Fakultas
Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[3]. Cisco System, 2007, CCNA 1 and 2 Companion Guide Revised Third Edition. Cisco
Network Academy Program.
[4]. Pukako Media., Metode Troubleshooting pada Jaringan Komputer.,
https://www.pukakomedia.net/metode-troubleshooting-pada-jaringan-komputer.php.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.
[5]. Stephen J. Occhiogrosso., The Cisco PPDIOO Life Cycle., https://ccie-or
null.net/tag/ppdioo/, diakses pada tanggal 17 Juli 2019.
[6]. S’to, 2007, Wireless Kungfu : Networking & Hacking. Jasakom. Jakarta.