trichoderma reesei

5
Trichoderma reesei Trichoderma reesei adalah jamur tanah, ascomycetes berspora hijau yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Trichoderma reesei ditemukan pada saat perang dunia II karena membuat stres tentara Amerika akibat aktivitasnya membuat lapuk kain- kain tenda tentara Amerika Serikat di Pasifik Selatan. Tujuh puluh tahun kemudian, T. reesei adalah artis di dunia biofuel karena kemampuannya menghasilkan enzim selulolitik yang dapat menyederhanakan molekul gula kompleks seperti selulosa. 1. Morfologi T. reesei Trichoderma reesei merupakan jamur mesofilik dan berfilamen. Jamur tersebut merupakan anamorp dari jamur Hypocrea jecorina. Trichoderma reesei memiliki kapasitas yang besar sebagai penghasil enzim cellulolytic (selulosa dan hemiselulosa). Kenampakan T. reesei pada media seperti kain beludru yang berwarna hijau. Image: T. reesei, courtesy of Irma

Upload: wayan-ahmad-fauzi

Post on 01-Jan-2016

393 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

all about Trichoderma reesei

TRANSCRIPT

Page 1: Trichoderma reesei

Trichoderma reesei

Trichoderma reesei adalah jamur tanah, ascomycetes

berspora hijau yang dapat ditemukan di seluruh dunia.

Trichoderma reesei ditemukan pada saat perang dunia II

karena membuat stres tentara Amerika akibat aktivitasnya

membuat lapuk kain-kain tenda tentara Amerika Serikat di

Pasifik Selatan. Tujuh puluh tahun kemudian, T. reesei

adalah artis di dunia biofuel karena kemampuannya

menghasilkan enzim selulolitik yang dapat

menyederhanakan molekul gula kompleks seperti selulosa.

1. Morfologi T. reesei

Trichoderma reesei merupakan jamur mesofilik dan berfilamen. Jamur tersebut

merupakan anamorp dari jamur Hypocrea jecorina. Trichoderma reesei memiliki kapasitas

yang besar sebagai penghasil enzim cellulolytic (selulosa dan hemiselulosa). Kenampakan T.

reesei pada media seperti kain beludru yang berwarna hijau.

Gambar 1. Karakteristik Trichoderma spp. a. T. reesei, b. T. atroviride, c. T. reesei tumbuh di bawah sinar matahari, d. Formasi tubuh buah T. reesei akibat isolat alami, (e, f) T. longibrachiatum berkecambah dan tumbuh pada sel manusia, (g, i) T. reesei (kiri)

Image: T. reesei, courtesy of Irma

Salovuori, VTT Biotechnology

Page 2: Trichoderma reesei

bersaing dengan Phytium ultimum (kanan), h. T. atroviride (kiri) bersaing dengan R. solani (kanan).

2. Fisiologi T. reesei

T. reesei dapat menghasilkan cellulolytic and hemicellulolytic enzymes yang berperan

dalam degradasi selulosa dan dinding sel tumbuhan. Metode yang digunakan untuk

menganalisis gen T. reesei berikut adalah TRAC (TRanscript analysis with the aid of Affinity

Capture).

Tabel 1. Gen T. reesei hasil analisis metode TRAC

3. Habitat

Trichoderma reesei dapat ditemui di hampir

semua jenis tanah dan pada berbagai habitat.

Jamur ini dapat berkembang biak dengan

cepat pada daerah perakaran. Di samping itu

Taksonomi Trichoderma reesei

   › Eukaryota

     › Opisthokonta

       › Fungi

         › Dikarya

           › Ascomycota

             › saccharomyceta

               › Pezizomycotina

                 › leotiomyceta

Page 3: Trichoderma reesei

Trichoderma reesei merupakan jamur parasit yang dapat menyerang dan mengambil nutrisi

dari jamur lain. Peranan Trichoderma reesei yang mampu menyerang jamur lain namun

sekaligus berkembang baik pada daerah perakaran menjadikan keberadaan jamur ini dapat

berperan sebagai biocontrol dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Fungi ini pada intinya

dapat hidup pada material yang mengandung selulosa.

4. Medium dan kondisi pertumbuhan

Medium yang digunakan adalah Melanocarbus Albomyces Laccase. Inokulum ditanam

pada labu 2 x 200 ml pada suhu 280C, 200 rpm, selama 2 hari, dimulai dari suspensi spora

dicampur dengan 15% glycerol pada suhu -800C. Medium fermentasi mengandung laktosa

40, pepton 4, yeast extract 1, KH2PO4 4, (NH4)2SO4 2.8, MgSO4×7H2O 0.6, CaCl2 ×

2H2O 0.8, CuSO4×5H2O 0.025 dan 2 ml 2 × trace element solution l-1. pH diatur pada 5.5 –

6 dengan NH4OH dan H2PO4 dan temperatur penanaman adalah 28°C. Dissolved oxygen

level diatur selalu diatas 30% dengan agitasi 600 r.p.m., aerasi 0.5 vvm (volume udara per

volume likuid per menit) dan 0–20% O2 ditambahkan pada udara yang masuk.

5. Manfaat

Spesies ini adalah spesies yang paling penting dalam industri biofuel akibat

kemampuannya mendegradasi selulosa dan dinding sel tumbuhan dengan enzim selulolitik

dan hemiselulolitiknya. Enzim-enzim ini mampu mendegradasi gula kompleks menjadi lebih

sederhana dan mengkonversinya menjadi biofuel. Potensinya dalam mendegradasi selulosa

membuat riset terhadap fungi ini mengarah pada peningkatan efisiensi enzim koktail yang

dihasilkan untuk mengurangi biaya produksi bioethanol dari materi sampah selulosa.

Selain dalam industri biofuel, T. reesei juga dimanfaatkan dalam industri makanan.

Enzim T. reesei dimanfaatkan dalam meningkatkan proses pembuatan bir (enzim yang

berperan β – glukanase), pembuat lembek buah dalam produksi jus buah (enzim yang

berperan adalah pectinases, cellulases, hemicellulases), digunakan sebagai makanan aditif

pada peternakan (xylanase) dan untuk pakan hewan peliharaan.

Daftar Pustaka

Rautio, Jari, dik. 2007. Physiological evaluation of the filamentous fungus Trichoderma

reesei in production processes by marker gene expression analysis. BMC Biotechnology.

Schuster, Andre dan Schmoll, Monika. 2010. Biology and biotechnology of Trichoderma.

Springerlink.

Taksonomi Trichoderma reesei

   › Eukaryota

     › Opisthokonta

       › Fungi

         › Dikarya

           › Ascomycota

             › saccharomyceta

               › Pezizomycotina

                 › leotiomyceta

Page 4: Trichoderma reesei

Oleh: Wayan Ahmad Fauzi

S1 Ilmu dan Teknologi Lingkungan Universitas Airlangga 2012