trb bagus

10
1. TEKNOLOGI REPRODUKSI BERBANTU1. Batasan dan Pengertian Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) Teknologi reproduksi berbantu, dalam hal ini tidak dibedakan dengan teknikreproduksi manusia. Batasan dan pengertian “sementara’ TRB adalah penangananterhadap gamet (ovum,sperma), atau embrio (konsepsi) sebagai upaya untukmendapatkan kehamilan di luar cara alami, tidak termasuk tindakan kloning (‘cloning”),atau duplikasi manusia. Sesungguhnya batasan “sementara “ ini sempit, apabila diperhatikan bahwasemakin banyak dan luasnya “ikhwal” tersebut pada saat ini dan di masa datang. Beberapa teknologi reproduksi buatan yang berkembang saat ini, denganinovasinya yang berkembang pula di masa datang, yang akan memperluas cakrawala dankesempatan pada kajian-kajian etik, moral, dan hukum.2. Sejarah Teknologi Reproduksi Berbantu di Dunia dan di Indonesia Pada tahun 1953 pembuahan (fertilisasi) sel telur wanita pertama denganmenggunakan sperma yang telah dibekukan yang diperoleh dari sebuah bank sperma.Kemudian wanita tersebut mengandung, hamil sebagaimana wanita hamil dan akhirnyamelahirkan seorang anak. Bayi tabung pertama kali dihasilkan oleh M.C. Chang (Chang Min Chueh, salahsatu penemu pil KB) pada tahun 1959 ialah anak kelinci. Kesuksesan tersebut dilanjutkandengan keberhasilan pembuahan diluar rahim tikus pada tahun 1968. Ahli pertama yang melakukan IVF ini ke atas manusia adalah Dr. Robert Edwardspada tahun 1965 dan keberhasilan pertama untuk hamil pertama kali pada tahun 1976,sayangnya keberhasilan kehamilan yang terjadi tidak normal yaitu kehamilan ektopikterganggu (embrio berimplantasi pada tuba falopii) dan pembedahan terpaksa dilakukanuntuk memotong tuba yang bersangkutan. Tahun 1978, tepatnya pada tanggal 25 Juli 1978 jam 11.47 malam di Rumah SakitUmum Oldham, Inggris, telah lahir bayi tabung manusia pertama yang diberi namaLouise Joy Brown berat lahir 2700 gram, yang sehat sempurna berkat usaha Dr. Robert 1 2. Edwards dan Patrick Steptoe. Setelah melampaui tidak kurang dari 156 transplantasiyang gagal. Sejak kelahiran Louise Brown, berbagai teknik baru diperkenalkan berkaitandengan teknologi reproduksi berbantu dan program bayi tabung diperkenalkan secara luasdan lahirlah klinik-klinik yang menawarkan teknik ini kepada pasangan yang menghadapimasalah kesuburan. Dan sejak itu, lebih dari satu juta kelahiran melalui teknologireproduksi berbantu telah tercatat di hampir setiap negara di seluruh dunia. Pada tahun 1984, kelahiran bayi Australia pertama, Zewily dari sel telur yangdibuahi dan dibekukan. Menurut John Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam buku Megatrend 2000,menyebutkan bahwa menjelang awal tahun 1989 terhitung lebih dari 1000 anakdilahirkan oleh ibu pengganti (surrogate mother) yang menggunakan teknik bayi tabung. Kehadiran bayi tabung telah dapat diterima oleh berbagai kalangan : kaumagamawan, moralis, ilmuwan, dan lainnya. Hal ini bisa dimaklumi karena proses kejadiandan kelahiran bayi tabung masih dianggap berada pada batas kewajaran. Lebih dari itu,juga banyak memperhatikan logika dan etika kedokteran. Di Indonesia, sejak bulan April 1987 membuka pendaftaran bagi peminat bayitabung oleh proyek / tim pengembangan bayi tabung Indonesia. Sejak itu, responmasyarakat Indonesia ternyata cukup besar. Pada 2 Mei 1988, lahir bayi tabung pertamadi Indonesia bernama Nugroho Karyanto, hasil pasangan Markus dan Chai Ai Lian. Namun menurut Suwito kepala makmal terpadu imunoendokrinologi FakultasKedokteran Universitas Indonesia, bayi tabung pertama di Indoensia lahir pada 25Agustus 1987 bernama Akmal dari pasangan Linda dan Soekotjo. Kemudian, berturut-turut lahir bayi tabung kedua pada 6 November 1988bernama Stefanus Geovani dari pasangan Jani Dipokusumo dan Angela, bayi tabungketiga lahir pada 22 Januari 1989 bernama Graciele Chandra, bayi tabung keempat lahir 3bayi kembar pada 27 Maret 1989 yang oleh Ibu Tien Soeharto masing-masing diberinama : Melati, Suci, dan Lestari. Bayi tabung kelima lahir pada 30 Juli 1989 bernamaAzwar Abimoto. Semua bayi tabung ini lahir di Rumah Sakit Anak dan BersalinHarapan Kita Jakarta. Rumah Sakit inilah yang pertama mengembangkan bayi tabung diIndonesia. 2

Upload: beuty-savitri

Post on 20-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. TEKNOLOGI REPRODUKSI BERBANTU1. Batasan dan Pengertian Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) Teknologi reproduksi berbantu, dalam hal ini tidak dibedakan dengan teknikreproduksi manusia. Batasan dan pengertian sementara TRB adalah penangananterhadap gamet (ovum,sperma), atau embrio (konsepsi) sebagai upaya untukmendapatkan kehamilan di luar cara alami, tidak termasuk tindakan kloning (cloning),atau duplikasi manusia. Sesungguhnya batasan sementara ini sempit, apabila diperhatikan bahwasemakin banyak dan luasnya ikhwal tersebut pada saat ini dan di masa datang. Beberapa teknologi reproduksi buatan yang berkembang saat ini, denganinovasinya yang berkembang pula di masa datang, yang akan memperluas cakrawala dankesempatan pada kajian-kajian etik, moral, dan hukum.2. Sejarah Teknologi Reproduksi Berbantu di Dunia dan di Indonesia Pada tahun 1953 pembuahan (fertilisasi) sel telur wanita pertama denganmenggunakan sperma yang telah dibekukan yang diperoleh dari sebuah bank sperma.Kemudian wanita tersebut mengandung, hamil sebagaimana wanita hamil dan akhirnyamelahirkan seorang anak. Bayi tabung pertama kali dihasilkan oleh M.C. Chang (Chang Min Chueh, salahsatu penemu pil KB) pada tahun 1959 ialah anak kelinci. Kesuksesan tersebut dilanjutkandengan keberhasilan pembuahan diluar rahim tikus pada tahun 1968. Ahli pertama yang melakukan IVF ini ke atas manusia adalah Dr. Robert Edwardspada tahun 1965 dan keberhasilan pertama untuk hamil pertama kali pada tahun 1976,sayangnya keberhasilan kehamilan yang terjadi tidak normal yaitu kehamilan ektopikterganggu (embrio berimplantasi pada tuba falopii) dan pembedahan terpaksa dilakukanuntuk memotong tuba yang bersangkutan. Tahun 1978, tepatnya pada tanggal 25 Juli 1978 jam 11.47 malam di Rumah SakitUmum Oldham, Inggris, telah lahir bayi tabung manusia pertama yang diberi namaLouise Joy Brown berat lahir 2700 gram, yang sehat sempurna berkat usaha Dr. Robert 1 2. Edwards dan Patrick Steptoe. Setelah melampaui tidak kurang dari 156 transplantasiyang gagal. Sejak kelahiran Louise Brown, berbagai teknik baru diperkenalkan berkaitandengan teknologi reproduksi berbantu dan program bayi tabung diperkenalkan secara luasdan lahirlah klinik-klinik yang menawarkan teknik ini kepada pasangan yang menghadapimasalah kesuburan. Dan sejak itu, lebih dari satu juta kelahiran melalui teknologireproduksi berbantu telah tercatat di hampir setiap negara di seluruh dunia. Pada tahun 1984, kelahiran bayi Australia pertama, Zewily dari sel telur yangdibuahi dan dibekukan. Menurut John Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam buku Megatrend 2000,menyebutkan bahwa menjelang awal tahun 1989 terhitung lebih dari 1000 anakdilahirkan oleh ibu pengganti (surrogate mother) yang menggunakan teknik bayi tabung. Kehadiran bayi tabung telah dapat diterima oleh berbagai kalangan : kaumagamawan, moralis, ilmuwan, dan lainnya. Hal ini bisa dimaklumi karena proses kejadiandan kelahiran bayi tabung masih dianggap berada pada batas kewajaran. Lebih dari itu,juga banyak memperhatikan logika dan etika kedokteran. Di Indonesia, sejak bulan April 1987 membuka pendaftaran bagi peminat bayitabung oleh proyek / tim pengembangan bayi tabung Indonesia. Sejak itu, responmasyarakat Indonesia ternyata cukup besar. Pada 2 Mei 1988, lahir bayi tabung pertamadi Indonesia bernama Nugroho Karyanto, hasil pasangan Markus dan Chai Ai Lian. Namun menurut Suwito kepala makmal terpadu imunoendokrinologi FakultasKedokteran Universitas Indonesia, bayi tabung pertama di Indoensia lahir pada 25Agustus 1987 bernama Akmal dari pasangan Linda dan Soekotjo. Kemudian, berturut-turut lahir bayi tabung kedua pada 6 November 1988bernama Stefanus Geovani dari pasangan Jani Dipokusumo dan Angela, bayi tabungketiga lahir pada 22 Januari 1989 bernama Graciele Chandra, bayi tabung keempat lahir 3bayi kembar pada 27 Maret 1989 yang oleh Ibu Tien Soeharto masing-masing diberinama : Melati, Suci, dan Lestari. Bayi tabung kelima lahir pada 30 Juli 1989 bernamaAzwar Abimoto. Semua bayi tabung ini lahir di Rumah Sakit Anak dan BersalinHarapan Kita Jakarta. Rumah Sakit inilah yang pertama mengembangkan bayi tabung diIndonesia. 2 3. Sampai saat ini, perkembangan bayi tabung semakin pesat, karena manfaat yangdapat di ambil dari nya, yaitu membantu pasangan suami - istri yang tidak memilikiketurunan, baik itu sel telur dan atau sperma bermasalah, sehingga proses pembuahannyamemerlukan teknologi reproduksi berbantu.3. Persiapan yang dilakukan dalam program Teknologi Reproduksi Berbantu Sebelum melakukan teknologi reproduksi berbantu, perlu diperhatikan tiga hal :1. Sperma.2. Sel telur atau oosit.3. Rahim atau uterus. Sebelum melakukan program teknologi reproduksi berbantu, pasien akanmenjalani beberapa tes, antara lain :1. Laki-laki : - Analisis sperma. - Pemeriksaan hormon : FSH, testosteron, prolaktin. - Antibodi antisperma. - Hepatitis B, Hepatitis C, Klamidia, HIV.2. Wanita : - Histeroskopi. - Pemeriksaan hormon : FSH, LH, estradiol, prolaktin. - Uji Lab : TORCH, Hepatitis B, Hepatitis C, HIV. - Tuberkulosis Pelvis. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan perubahan dalamtahap program teknologi reproduksi berbantu mulai dari persiapan pasien, stimulasiovarium, oocyte retrival, fertilisasi, embryo transfer, luteal support, cryopreservation, danpre-implantation genetic diagnosis (PGD). Hal tersebut di atas dilakukan dengan tujuanuntuk mendapatkan sel telur dan embrio yang banyak serta berkualitas baik sehinggadiharapkan dapat meningkatkan keberhasilan program bayi tabung. 3 4. 1. Persiapan pasien : Sebelum mengikuti program teknologi reproduksi berbantu pasangan suami istriharus memenuhi kriteria / indikasi yaitu :a. Infertilitas disebabkan oleh faktor pria yang tidak dapat dikoreksi dengan tindakan operatif / medikamentosa atau tidak dapat diatasi dengan tindakan inseminasi intra uterine.b. Infertilitas disebabkan oleh faktor tuba yang tidak dapat dikoreksi atau setelah dilakukan operasi rekonstruksi dalam waktu 1 tahun tidak terjadi kehamilan.c. Infertilitas disebabkan oleh endometriosis yang tidak dapat dikoreksi atau setelah dikoreksi dengan tindakan operasi dilanjutkan inseminasi intra uterine tetapi tidak terjadi kehamilan.d. Infertilitas yang tidak terjelaskan dalam waktu 3 tahun dan tindakan medikamentosa maupun inseminasi intra uterine tidak menghasilkan kehamilan.e. Kegagalan fungsi ovarium karena proses kanker dimana sebelumnya sel telur atau embrio telah dibekukan.f. Adanya penyakit yang diturunkan secara genetik (single gene disease) Pemeriksaan hormonal pada hari ketiga haid (FSH dan E2) dapat menentukanrespon terhadap stimulasi ovarium dan berhubungan dengan keberhasilan programteknologi reproduksi berbantu. Nilai FSH > 12 IU / ml dan E2 > 80 pg / mlmencerminkan respon yang buruk terhadap stimulasi ovarium dan terjadinya kehamilan. Analisa sperma dilakukan untuk merencanakan tindakan fertilisasi yang akandilakukan apakah secara konvensional atau dengan menggunakan teknik intra cytoplasmasperm injection (ICSI). 4 5. 2. Stimulasi Ovarium Sejak ditemukan preparat gonadotropin pada tahun 1980-an maka tindakanstimulasi ovarium banyak menggunakan obat golongan ini dengan harapan dapatmenghasilkan sel telur yang lebih banyak dibandingkan dengan siklus natural. Untukmencegah lonjakan LH yang prematur diberikan juga GnRH agonis atau GnRHantagonis. Meta analisis antara tahun 1985-1999 menunjukkan bahwa preparatrekombinan FSH memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hMG. Saat ini banyak metode yang digunakan dalam stimulasi ovarium yang dapatdigunakan pada kondisi yang berbeda-beda. Siklus natural pada program teknologireproduksi berbantu memberikan embryo transfer rate sebesar 45.5 %, on goingpregnancy rate 7.2 %, dan cycle cancellation rate sebesar 29 %. Efek samping ovarianhyperstimulation syndrome (OHSS) dan kehamilan ganda lebih rendah pada siklusnatural. Protokol yang terbanyak digunakan dalam stimulasi ovarium saat ini adalah longprotocol dimana dilakukan penekanan terhadap fungsi hipofisis dan ovarium sejak fasemidluteal sampai kadar estradiol < 50 pg/ml. Setelah tercapai kondisi tersebut barudilakukan stimulasi dengan menggunakan gonadotropin. Dosis gonadotropin yangdigunakan amat tergantung pada usia pasien, berat badan, nilai FSH, dan jumlah folikelantal. Protokol lain yang digunakan dalam stimulasi ovarium adalah short protocoldimana pemberian GnRH agonist dilakukan pada hari kedua haid bersamaan denganpemberian gonadotropin. Dibandingkan dengan long protocol, metode ini memiliki angkakehamilan yang lebih rendah. Selama proses stimulasi ovarium dilakukan tindakan monitoring untuk memantaujumlah dan pertumbuhan folikel melalui ultrasonografi serta pemeriksaan hormonestradiol. Pengaturan dosis obat, kegagalan stimulasi, penentuan waktu oocyte retrievalsangat tergantung dari monitoring ini. Untuk maturasi oosit 34-36 jam sebelum dilakukanoocyte retrieval dilakukan penyuntikan hCG rekombinan.Cara : 5 6. a. Semasa proses stimulasi ovulasi, beberapa jenis obat digunakan untuk merangsang ovarium menghasilkan beberapa ovum atau telur matang dibandingkan hanya satu untuk setiap bulan dalam keadaan normal. Ini dilakukan karena peluang kehamilan akan meningkat jika lebih banyak embrio yang dimasukkan ke dalam rahim dalam proses IVF / ICSI. Antara obat / hormon yang sering digunakan adalah hMG, FSH, hCG dan GnRH.b. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) dilakukan pada hari ketiga untuk memastikan tidak terjadi radang atau masalah lain pada ovarium. Sepanjang proses pengovulasian ini juga, keadaan ovarium dan hormon-hormon diperiksa berkala untuk mengantisipasi masalah yang bisa terjadi.c. Dengan pengawasan keadaan ovarium dan kandungan hormon, Waktu terjadinya pematangan telur dapat diperkirakan. Waktu pengambil telur matang adalah 36-39 jam setelah penyuntikan hormon.d. Kegagalan teknik TRB bisa terjadi bila pengovulasian tidak menghasilkan jumlah telur yang mencukupi. Antara disebabkan karena kegagalan respon ovarium atas stimulasi yang diberikan dan keadaan ini biasa terjadi pada wanita berumur.e. Tetapi, jika pengeluaran telur yang terlalu banyak juga bisa menjadi penyebab proses TRB dihentikan. Hal ini demikian karena risiko sindrom hiperstimulasi (hyperstimulation syndrome) menjadi sangat tinggi. 6 7. 3. Oocyte Retrieval Tindakan oocyte retrieval dilakukan bila telah dijumpai minimal 3 buah folikelberdiameter 20 mm. Tindakan ini dapat dilakukan transvagina dengan paduanultrasonografi. Untuk menghilangkan nyeri selama tindakan dapat dilakukan pemberiananestesi atau hanya analgesik saja. Studi randomized clinical trial membuktikan bahwatindakan oocyte retrieval yang dilakukan dengan anestesia akan mendapatkan jumlahoosit yang lebih banyak dibandingkan dengan analgesia saja, tetapi tidak ada perbedaandalam kejadian kehamilan. Sedangkan tindakan flushing yang dilakukan selama oocyteretrieval dapat menimbulkan rasa nyeri dan waktu yang diperlukan kerena itu tindakan inihanya direkomendasikan pada pasien yang memiliki jumlah oosit 3.Cara :a. Pengumpulan telur dilakukan menggunakan USG sebagai panduan. Proses ini dilakukan dengan satu pembedahan kecil dengan anestesi lokal (local anaesthetic). Probe USG beserta jarum khusus dimasukkan melalui vagina. Telur-telur matang kelihatan pada monitor sebagai bulatan hitam.b. Cairan folikel yang mengandungi telur matang kemudiannya disedot ke dalam jarum khusus kemudian ke dalam cawan petri, sebuah demi sebuah. Teknik yang memerlukan keahlian tinggi ini memerlukan waktu antara 10 hingga 40 menit, bergantung kepada jumlah telur yang ada. Rata-rata sebanyak 4 hingga 16 buah telur dikumpul dari setiap pasien.c. Cara lama untuk proses ini adalah menggunakan laparoskopi (jarum khusus dimasukkan melalui lubang pada abdomen). 7 Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration (MESA) 8 Testicular Sperm Extraction (TESE) Testicular Sperm Aspiration (TESA) Percutaneus Epididymal Sperm Aspiration (PESA)8. 4. Sperm Recovery Pada kasus dimana sperma tidak bisa didapatkan dari ejakulasi, makapengambilan sperma akan dilakukan meelalui epididymis atau testis. Biasnya hal inidilakukan pada kondisi azoospermia. (baik obstruksi maupun non obstruksi), disfungsiereksi atau kegagalan ejakulasi. Berbagai tindakan operatif pengambilan sperma antaralain : 9. 5. Kultur Embrio dan Transfer Embrio Setelah dilakukan inseminasi maka tindakan selanjutnya adalah melakukanobservasi untuk memastikan apakah terjadi fertilisasi atau tidak. Kemudian setiap 24 jamdilakukan penilaian pembelah sel pada embrio. Waktu yang tepat dan stadium embrioyang harus ditransfer sampai saat ini masih terjadi perdebatan. Beberapa penelitianmenyebutkan bahwa transfer embrio yang dilakukan pada hari ke 3 akan memberikankehamilan yang lebih baik dibandingkan hari kedua. Hal yang sama akan terjadi bilatransfer embrio dilakukan pada stadium blastocyst (hari ke lima). Walaupun Cochranereview belum menyatakan bahwa blastocyst transfer akan menghasilkan kehamilan yanglebih baik (OR 0.86, 95 % Cl 0.57-1.29). Saat ini banyak dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkanteknik transfer embrio sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinyakehamilan. Beberapa teknik yang sering digunakan antara lain adalah pembersihanserviks, pengisian kandung kencing, penggunaan soft catheter, dummy transfer, dilatasiserviks atau ultrasound guided embryo transfer. Keberhasilan kehamilan akan dinilai 2minggu pasca transfer embrio. 9 10. 6. Luteal Support Pemberian GnRH agonist saat stimulasi ovarium akan menyebabkan defect faseluteal sehingga dapat mengganggu proses implantasi. Untuk mengatasi hal ini diperlukanpemberian hormon progesteron, kombinasi esterogen-progesteron, atau hCG dalamberbagai bentuk sediaan, dosis maupun rute pemberian. Meta analisis membuktikanbahwa pemberian progesteron sama efektif dengan hCG dalam meningkatkankemungkinan keberhasilan kehamilan pasca IVF. Sedangkan pemberian preparatesterogen oral pasca IVF akan meningkatkan keberhasilan implantasi. 10 11. 4. Jenis dan Prosedur Pelaksanaanya : Terbagi dua kelompok besar, yaitu : Intra-Corporeal dan Extra-Corporeal.Intra Corporeal dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Inseminasi (IUI = Intra UterineInsemination) dan Gamete Intra Fallopian Transfer (GIFT), sedangkan yang Extra-Corporeal dapat dibagi 4, yaitu : Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT), Tuba EmbrioTransfer (TET), In Vitro Fertilization (IVF) dan Assisted fertilization : Intra CytoplasmicSperm Injection (ICSI). Khusus untuk ICSI, sperma dapat berasal dari hasil ejakulasi, epididymis, testis,bahkan sperma yang belum mature pun bisa dipakai setelah dilakukan pematangan di luartubuh melalui teknik In vitro Maturation (IVM).1. Inseminasi buatan (Artificial insemination) Inseminasi buatan maksudnya adalah dengan memasukkan cairan mani ke dalamrahim wanita untuk Mencegah kemungkinan penyakit turunan. 11 Suami mandul. Pemilihan jenis kelamin. AID dipraktekkan dengan alasan : Mencegah resiko yang ditimbulkan oleh industri, bahan kimia atau radiasi. Suami mengawetkan benihnya sebelum dilakukan vasektomi. Oligospermia. Adanya kendala-kendala fisik maupun psikis dengan cara inseminasi alamiah.menghasilkan kehamilan (biasanya dengan menggunakan Tom Cat ).Tindakan ini pada umumnya berhasil dangan baik, tergantung pada keterampilan dokter.Sejauh ini tidak ada resiko bagi wanita ataupun terdapat cacat pada bayi. Inseminasi buatan terbagi atas dua jenis :a. AIH = homologous artificial insemination atau pembuahan homolog dengan menggunakan benih dari suami sendiri.b. AID = heterologous artificial insemination atau pembuahan heterolog dengan menggunakan benih bukan suami sendiri. AIH dipraktekkan dengan alasan : Penyatuan sperma dan ovum 12 Stimulasi ovarium.2. In Vitro Fertilization (IVF) dan Pemindahan embrio (ET) Teknik preparasi sperma. Parameter semen segar. Seleksi pasien / indikasi. Mengharapkan turunan yang baik.Langkah-langkahnya :1. Stimulasi ovarium (mild).2. Perkirakan waktu ovulasi.3. Sperma preparasi.4. Inseminasi pada saat ovulasi. Perbandingan beberapa teknik Inseminasi dengan angka kehamilan (PR =Pregnancy Rate) Teknik PR/cycles ICI 4.9 % IUI 9.5 % ITI 7.2 % DIPI 7.6 % Timed Intercourse 3.2 %Keberhasilan Inseminasi tergantung pada : Wanita tidak menikah menginginkan anak. Oligospermia. Inkomptabilitas rhesus.12. Embrio Transfer a. Pemindahan embrio biasanya dilakukan dengan mudah. Biasanya, tanpa digunakan anastesi. Walau bagaimanapun, beberapa wanita mungkin diberi obat penghilang nyeri. b. Cara pemindahan dilakukan dalam keadaan wanita berkenaan berbaring di atas meja pasien dengan kaki dilipat. Menggunakan speculum vagina, dokter akan membuka leher rahim. Satu atau lebih embrio dalam kultur akan dipindahkan ke dalam catheter. Dengan hati-hati, dokter akan memasukkan ujung catheter tersebut ke dalam serviks lalu menyalurkan cairan yang mengandung embrio ke dalam rahim. Proses ini biasanya memerlukan waktu 10 hingga 20 menit diikuti istirahat beberapa jam dalam keadaan berbaring. 1313. a. Sejumlah sperma (biasanya 100.000 sperma per ml) diletakkan bersama setiap telur dalam cawan yang terpisah. Cawan petri tersebut sebelumnya telah diberi medium kultur khusus untuk IVF, dan di beri mineral oil untuk mencegah penguapan dan kontaminasi. Cawan petri diletakkan dalam inkubator karbon dioksida dengan suhu 37 derajat Celsius (suhu badan). Kandungan medium kultur dan keadaan lingkungan disamakan dengan apa yang berlaku di dalam tuba falopii sebagaimana terjadi di dalam tubuh untuk perkembangan embrio. b. Delapan belas jam setelah pertemuan, ahli embriologi akan memeriksa dan memilih zygote. Sel telur yang gagal dibuahi akan dibuang atau digunakan untuk penelitian penyebab tersebut. c. Beberapa faktor diketahui pasti menyebabkan tingkat keberhasilan rendah. Antaranya adalah masalah laboratorium, masalah sperma atau masalah telur. d. Embrio dibiarkan dalam keadaan kultur. Mereka akan terus membelah dan kualitas akan dinilai setelah 24 jam. Embrio berkualitas akan membelah dengan teratur dan embrio yang sehat biasanya mempunyai 2 hingga 4 sel sama ukurannya. e. Setelah 48 hingga 72 jam apabila embrio biasanya terdiri dari 2 hingga 8 sel, embrio tersebut sudah dapat untuk dipindahkan ke dalam rahim wanita. 14. c. Jika embrio yang dipindahkan berkualitas rendah, ia hanya akan mengurangi angka kehamilan. Anak yang terhasil, jika hamil dari embrio berkualitas rendah tersebut tidak akan menyebabkan anak dilahirkan cacat.3. Gamete Intra Fallopian Transfer (GIFT) 14 15. Adalah pemindahan gamet ke dalam tuba falopii. Gamet adalah sperma lelaki atautelur perempuan. Dalam proses GIFT, sperma dan telur akan dicampur dan kemudiandisuntik ke dalam saluran indung telur (tuba falopii). Selepas dipindahkan, gamet-gametakan bersatu seperti proses normal dalam tubuh. Setelah bersatunya gamet tersebut,embrio akan bergerak ke dalam rahim seperti biasa dan begitu seterusnya kehamilannormal terjadi. GIFT hanya sesuai untuk wanita yang mempunyai sekurang-kurangnya satusaluran telur normal. Antara lain faktor yang menyebabkan GIFT menjadi pilihanadalah :a. Wanita yang menghadapi masalah kemandulan yang tidak diketahui sebabnya.b. Wanita yang menderita endometriosis yang tidak begitu serius.c. Infertilitas Pria Prosedur dalam GIFT adalah pengovulasian, pengeluaran telur, sperm recovery -preparasi sperma dan transfer.a. Pengovulasian : Proses stimulasi ovarium dalam GIFT adalah sama dengan proses dalam IVF.b. Pengeluaran telur : Pengeluaran telur biasanya dilakukan melalui cara laparoskopi.c. Sperm recovery : Cara mengeluarkan sperma dari lelaki adalah sama dengan apa yang dilakukan dalam IVF.d. Telur yang dikeluarkan tadi diperiksa di bawah mikroskop dan telur yang telah dipilih kemudian diletakkan dalam cawan petri. Sperma kemudian dicampurkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan selama 10 menit.e. Transfer : Campuran tadi kemudiannya dipindahkan ke dalam saluran telur (sebelah atau kedua-dua). Terdapat juga para dokter yang memindahkan telur dan sperma secara terpisah ke dalam tuba falopii.f. Pemindahan dilakukan menggunakan catheter khusus. GIFT hanya dilakukan ke pada wanita yang mempunyai sekurang-kurangnya satu tuba falopii yang normal. Jika ada masalah pada tuba falopii, IVF perlu dilakukan, bukannya GIFT.Keberhasilan GIFT : 15 Endometrium (dinding rahim) akan lebih ramah menerima implantasi embrio.c. Kerugian utama GIFT adalah memerlukan pembedahan (laparoskopi). Tetapi, teknologi baru yang diperkenalkan tidak memerlukan proses pembedahan. Gamet dipindah ke dalam salur rahim melalui vagina dengan panduan USG. Tidak ada pembedahan diperlukan, jadi tidak ada luka dan anestesi yang diperlukan. Tetapi kadar kehamilan adalah rendah berbanding cara laparoskopi.4. Zygote Intra Fallopian Transfer (ZIFT) ZIFT (zygote intra fallopian transfer) juga dipanggil PROST (pronuclear stagetransfer). Dalam prosedur ini, telur dan sperma dibiar selama 14 jam, terjadi zigot dengandua pronukleus terbentuk. Selepas penyatuan itu, zigot dipindahkan ke saluran telur. Beberapa teknik alternatif telah dicoba seperti GIFT dan ZIFT. Namun hasil metaanalisis menunjukkan bahwa tidak ada keuntungan dari teknik-teknik ini dibandingkancIVF, sehingga tidak digunakan lagi (Tournaye, 1997).5. Tuba Embrio Transfer (TET) Dalam TET (tuba embrio transfer), zigot dibiar selama 24 jam setelah pronukleusterbentuk. Setelah itu, embrio yang mempunyai dua sel terbentuk (selepas prosespembelahan terjadi). Embrio itu kemudiannya dipindahkan ke dalam saluran telur.6. Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) 16 Prosedur ini lebih diterima oleh etika dan sebagian agama karena penyatuan gamet terjadi dalam tubuh manusia. Embrio akan sampai ke rahim pada waktu yang seharusnya Tuba Fallopii berfungsi sebagai mana tempat alami. 16. a. Para ahli berpendapat, angka kehamilan adalah lebih kurang sama antara GIFT dan IVF. Beberapa tahun lalu, GIFT mempunyai angka keberhasilan lebih tinggi, tetapi kini, medium yang sesuai dapat disediakan oleh laboratorium untuk proses IVF sebagaimana dalam in vitro adalah lebih kurang sama dengan dalam tubuh.b. Keuntungan teknik GIFT adalah: 17. ICSI adalah sebuah teknik mikromanipulasi dengan menyuntikkan sebuahspermatozoon yang berasal dari ejakulat ke dalam ooplasma oosit yang mature. Teknik mikromanipulasi yang lain, mikromanipulasi pertama kali dikembangkanoleh Jacques Cohen et al berupa partial zona dissection (PZD), di tahun yang sama S.C.Ng et al di Singapore melaporkan kehamilan pertama dari subzonal sperm injection(SUZI) dimana beberapa spermatozoa di insersi ke dalam ruang periviteline, zona drilling(ZD), biopsi embrio. Kehamilan dengan teknik ICSI dilaporkan oleh Palermo et.al pada tahun 1992 diBrusel. Penemuan tindakan ini sekaligus memberikan titik balik dalam dunia TRBterutama dalam penanganan infertilitas yang disebabkan oleh faktor pria. Awal indikasiICSI terbatas pada kasus oligozoospermia, Azoospermia, atau kualitas semen yang buruk.Saat ini indikasi penggunakan ICSI telah meluas pada kegagalan IVF berulang,kegagalan fertilisasi dan faktor lain. Tindakan ICSI di Eropa yang dilakukan pada tahun 1993-1994 menunjukkanbahwa keberhasilan fertilisasi bila sperma diambil dari ejakulasi mencapai 64 %sedangkan bila sperma diambil dari epididymis atau testis keberhasilan fertilisasimencapai 62.5 % dan 52 %. Dari seluruhnya 90 % dapat dilakukan transfer embrio dan19-22 % terjadi kehamilan. Studi di Cornell sejak tahun 1995 dari 10.000 kasus ICSI yang dilakukan, 76 %terjadi fertilisasi, 85 % pasien mendapatkan embrio yang baik dan angka kehamilanmencapai 50 %. Walaupun begitu luaran kehamilan pada ICSI sama baiknya dengan IVFkonvensional bila dilakukan pada pria yang normozoospermia. Bila tindakan ICSI dilakukan pada sperma yang imatur (studi Cornell) clinicalpregnancy rate mencapai 69 % dari 198 kasus embrio transfer sedangkan pada kasusfrozen sperm ICSI kehamilan mencapai 57 % dari 369 pasangan. Tindakan ICSI dapatjuga dilakukan pada kasus kegagalan fertilisasi yang terkenal dengan sebutan rescuedICSI tetapi tindakan ini sudah tidak direkomendasikan lagi. Saat ini yang menjadi perhatian utama dari tindakan ICSI adalah keamananprosedur ICSI dan hubungannya dengan luaran bayi yang dihasilkan. Kontroversidibidang ini terutama menyangkut 4 hal yaitu luaran obstetric, kemungkinan kelainan 17 Necrozoospermia 18 Non obstruksi azoospermia Failure of epididymal sperm recovery Sindroma Youngc. Sperma Testis Failed Vasoepididymostomy Cogenital Bilateral absence of Vas deferens (CBAVD) Obstruksi kedua duktus ejakulatorius Kegagalan Fertilisasi cIVFb. Sperma epididymis Kelainan Ejakulasi (Retrograde, electroejakulasi) Antisperma Antibodi Oligozoospermia / Astenozoospermia / Teratozoospermia 18. kromosom, kelainan kogenital, dan gangguan perkembangan. Hal lain yang masih dicariyaitu kemungkinan kerusakan DNA sperma akibat ICSI. Puluhan ribu bayi telah lahir sejak teknologi reproduksi berbantu dilakukan,Bonduelle et al (2002) menemukan 3,4% kelainan bawaan pada bayi yang lahir setelahICSI dan 3,8% setelah IVF. Kelainan kongenital setelah ICSI tidak berhubungan denganasal atau kualitas sperma. Bayi yang lahir mati setelah kehamilan 20 minggu padakelompok ICSI adalah 1,69% dan pada IVF 1,31%. sebaliknya Hansen et al (2002)menemukan kelainan sejumlah 8,6% pada ICSI dan 9,0% pada IVF dibanding dengan4,2% pada kehamilan alami. Bayi yang lahir melalui ICSI atau IVF juga mempunyaikecenderungan mengalami kelainan kongenital multipel, kelainan kromosom, dankelainan muskuloskeletal. Odds ratio untuk mendapat kelainan pada bayi ICSI atau IVFadalah dua kali lipat dibanding dengan bayi yang diperoleh melalui kehamilan alami.teknologi reproduksi berbantu dilakukan juga menyebabkan banyak kehamilan multipeldengan akibat banyak lahir bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah (Schieve etal, 2002). Indikasi ICSI :a. Sperma ejakulat Kondisi yang sebelumnya tidak bisa diobati termasuk Azoospermia bisa berhasil dengan ICSI. 19 Keberhasilan ICSI dipengaruhi oleh faktor perempuan daripada pria. ICSI adalah sebuah revolusi dan menjadi pengobatan paling efektif untuk kemandulan pria.19. Keuntungan teknik ICSI : Digunakan untuk meningkatkan peluang kehamilan khususnya bagi wanita berumur. Ini karena penyebab utama kurangnya angka kehamilan pada wanita tua adalah masalah kromosom hasil dari sel telur mereka yang tua. 20 Mengatur program proses penyatuan gamet supaya mencegah penyakit yang disebabkan kromosom X. Mencegah orang tua menggugurkan anak setelah kehamilan terjadi setelah diketahui penyakit yang diderita oleh anak. Membolehkan orang tua memilih jenis anak yang dikehendaki serta jenis kelamin anak yang akan kandung. Mengetahui penyakit genetik yang akan didapat oleh anak yang akan dilahirkan.20. 7. Beberapa prosedur yang makin sering digunakan di dalam pekerjaan teknologi reproduksi berbantu, seperti :a. Preimplantation Genetic Diagnosis Adalah terknologi terbaru dalam teknologi reproduksi berbantu untukpemeriksaan genetik sebelum implantasi, yaitu : upaya diagnosis dini penyakit genetiktertentu sebelum dilakukan transfer embrio ke dalam uterus. Biasanya dilakukan biopsidengan mengambil satu atau dua polar bodi atau blastomere pada embrio 8 sel untukdianalisis dengan cara fluorescent in situ hybridization (FISH) , dan dengan teknikpolymerase chain reaction (PCR). Teknik ini bisa mengetahui penyakit-penyakit genetikdalam embrio sebelum kehamilan terjadi. Dengan demikian transfer embrio hanyadilakukan pada embrio normal saja. John Robertson dalam hubungan dengan seleksi jenis kelamin dan PGDberargumentasi bahwa pertama, hak reproduksi untuk memilih jenis kelamin merupakantambahan hak reproduksi. Kedua, adalah baik kalau dimungkinkan melalui teknik atauproses yang ada dibidang kedokteran. Keduanya diaplikasikan dalam usaha mencegahpenyakit genetik yang diturunkan, dalam menekan keburukan pemilihan jenis kelamindengan diagnosis prenatal / amniosentesis dan aborsi karena jenis kelamin. Kini, PGD digunakan untuk: 21. PGD dilaksanakan dengan cara:1) Setelah IVF, pada hari ketiga, biopsi dilakukan pada embrio yang mempunyai 8 sel.2) Blastomere (sel tunggal) dikeluarkan untuk pemeriksaan (diagnosis) molekul.3) Biopsi dilakukan dengan melubangi selaput sel lalu satu sel di ambil untuk di lakukan diagnosis.4) Embrio dikultur dan dibiarkan terus membelah dan membesar (tidak ada masalah mengeluarkan satu sel pada embrio tersebut).5) Setelah dipastikan embrio yang diperiksa bebas penyakit genetik, embrio tersebut akan dipindahkan ke dalam rahim.b. Pemilihan Jenis kelamin Praseleksi jenis kelamin selain untuk mensukseskan Keluarga Berencana (KB),akan bermanfaat sekali untuk menghindari sex-linked diseases ialah penyakit menurunyang terkait kromosom seks tertentu. Disamping itu Jenis kelamin tertentu didambakanuntuk alasan budaya yang masih sangat kuat di Negara-negara Asia, entah untuk bekerjadi ladang, untuk meneruskan nama marga atau untuk menghindari mas kawin. Preferensi suatu jenis kelamin tidak akan merubah perseimbangan rasio seksjangka panjang oleh karena selera laki-perempuan silih berganti. Pemilihan jenis kelaminanak yang akan dilahirkan telah tercatat dalam sejarah sejak zaman dulu. Kajianmenunjukkan pemilihan jenis kelamin menjadi kegemaran bangsa Asia (Cina purba),Mesir dan Yunani. Selanjutnya, usaha ilmiah mulai sekitar tahun 1.600 bagi memilihjenis kelamin menggunakan berbagai cara. Akhirnya, kajian-kajian sekitar 1980-an dan1990-an menemukan cara pemilihan jenis kelamin yang akan dikandung secara tepat. DiMalaysia, Pusat Fertility Damansara telah berhasil melakukan 600 kasus IVF denganpemilihan jenis kelamin dan 83% mendapat anak lelaki selebihnya anak perempuanPemilihan jenis kelamin secara ilmiah diketahui melalui :1) Telah diketahui bahwa jenis kelamin seseorang individu ditentukan oleh sepasang kromosom seks. Laki - laki mempunyai kromosom seks XY sedangkan wanita mempunyai kromosom seks XX.2) Gamet-gamet (sperma dan telur) mempunyai hanya separuh jumlah kromosom lengkap. Jadi, keduanya mempunyai hanya satu kromosom seks, yaitu : X atau Y. 21 22. 3) Sel telur wanita pasti mempunyai kromosom seks X, sedangkan sperma lelaki membawa kromosom X atau Y.4) Pada saat penyatuan gamet, jika sperma berkromosom X bertemu telur, maka hasilnya anak perempuan (kromosom seks XX), Sebaliknya jika sperma mempunyai kromosom Y bertemu telur, hasilnya anak laki-laki (XY). Praseleksi jenis kelamin dapat dilakukan beberapa cara :1) Pengaturan diet untuk membuat media spermatozoa menjadi asam atau basa. Menciptakan kondisi yang memicu pembuahan dengan spermatozoa X atau Y yang dikehendaki.2) Pemisahan sperma X dan Y in vitro dengan berbagai cara, dari centrifugation sampai electrophoresis. Semua ini hanya berhasil menambah peluang 20-30 % pada manusia. Dengan memisahkan sperma itu sendiri dengan metode-metode tertentu. Prinsip yang digunakan adalah prinsip karakteristik tertentu kromosom X dan Y. Kemudian, sperma-sperma yang telah dipilih dimasukkan ke dalam rahim melalui inseminasi (artificial insemination atau IUI - intra uterine insemination). Angka keberhasilan berkisar 70 - 90 %. Sperma X dan Y dengan rasio 50 : 50, setelah dilakukan pemisahan akan menjadi 88 : 12 (7/8 merupakan sperma X).3) Yang dapat memastikan secara 100 % adalah memilih jenis kelamin anak yang kandung melalui cara PGD dalam program IVF. Hanya embrio yang mempunyai jenis kelamin yang dikehendaki saja yang dipindahkan ke dalam rahim. 22 Untuk tujuan penelitian. Hal penting yang harus dihadapi dalam prosedur simpan beku terutama adalahkeamanan penyimpanan, kemungkianan transmisi penyakit dan keberhasilan atauviabilitas embrio setelah thawing. 23 Untuk donor sperma, telur, atau embrio. Untuk di pakai sebagai bahan embryonic stem cell untuk pengobatan anak hasil teknologi reproduksi berbantu yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan konvensional. Sebagai cadangan untuk ditanamkan kembali bila terjadi kegagalan program teknologi reproduksi berbantu yang sedang dijalani.23. c. Cryopreservation. Cryopreservation yaitu teknik simpan beku sperma, ovum, atau embrio, sertapencairannya kembali untuk digunakan pada waktunya. Tindakan Cryopreservation sperma dan embrio merupakan hal penting dalamteknologi reproduksi berbantu. Dengan ditemukannya berbagai teknik baru dalamstimulasi ovarium maka sering dijumpai jumlah oosit dan embrio yang banyak sehinggadiperlukan teknik cryopreservation untuk melakukan simpan beku embrio yang tersisa.Teknik ini juga penting pada kasus-kasus hiperstimulasi ovarium yang tidakmemungkinkan untuk dilakukan transfer embrio. Berbagai teknik yang digunakan dalamhal ini adalah slow freezing, rapid freezing, atau vitrifikasi.Tujuan simpan beku ini adalah : 24. 5. Resiko dan Komplikasi dalam program Teknologi Reproduksi Berbantu.1. Masalah utama yang perlu dipahami adalah IVF dan GIFT hanyalah teknik bagi membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan. IVF dan GIFT tidak menghasilkan anak yang lemah atau abnormal. Lebih 100.000 bayi telah lahir melalui teknik-teknik ini dan risiko kelahiran cacat tidak meningkat setelah mengikuti IVF atau GIFT.2. Antara komplikasi yang mungkin dihadapi dalam program IVF adalah: a. OHSS (ovarian hyperstimulation syndrome) yaitu sindrom terlebih hormon dalam penghasilkan telur. Gejalanya adalah pembesaran ovarium, pembesaran pada abdomen, tekanan darah rendah dan kepala pusing karena kekurangan darah. Gejala utama adalah disebabkan kandungan estrogen tinggi ini adalah pembentukan trombus (darah beku) yang boleh menyebabkan stroke dan kematian.Tetapi biasanya keadaan ini tidak berbahaya dan hanya memerlukan istirahat sementara waktu. Dalam keadaan yang serius, program IVF atau GIFT mungkin dihentikan. b. Seperti dalam semua teknik stimulasi hamil lain, risiko mendapat anak kembar meningkat. Mungkin keadaan ini satu perkara yang menggembirakan. Tetapi kehamilan kembar terutamanya tiga atau lebih mendatangkan beberapa risiko. Diantaranya kemungkinan kelahiran prematur dan keguguran. Oleh sebab itu, kebanyakan klinik kini hanya memindahkan tiga embrio ke dalam rahim pasien. c. Risiko kehamilan ektopik. Risiko kehamilan luar rahim (ektopik) dalam program IVF atau GIFT adalah lebih kurang 5%. Tetapi keadaan ini bukanlah disebabkan prosedur tersebut, tetapi karena wanita yang menjalani program IVF sebelumnya telah mengalami masalah pada rahim. d. Masalah Keuangan yang dibebankan dan waktu yang tersita kadangkala memberi tekanan yang tinggi. Ini adalah karena program ini memerlukan banyak pemeriksaan darah, anestesi dan pembedahan. Penggunaan hormon dalam stimulasi ovulasi juga menyebabkan kelelahan. e. Ketegangan psikologi. Program ini memerlukan komitmen emosi yang tinggi karena itu merupakan program yang tidak selalu berhasil. Harapan yang diberikan pasien adalah tinggi tetapi hasilnya lebih kerap menemui kegagalan daripada keberhasilan dalam setiap program yang dijalani. 24

Assisted Reproductive TechnologyManusia adalah salah satu spesies paling subur di bumi. Namun, ada beberapa pasangan yang berjuang untuk hamil secara alami. Banyak masalah infertilitas wajah atau memiliki kesulitan hamil. Setelah semua metode untuk hamil dengan metode coital gagal, saran dokter hamil dengan bantuan teknologi reproduksi yang dibantu (ART). Ada sejumlah prosedur saat ini yang merupakan jawaban untuk masalah kesuburan dan masalah kehamilan. Sekitar dua dekade lalu, para ahli melakukan prosedur eksperimental. Mereka menyebutnyafertilisasi in vitro, Di mana sel telur dan sperma yang dibuahi dalam cawan petri bukan rahim wanita. Setelah masa biasa 9 bulan, dunia diperkenalkan untuk pertama tes bayi tabung pernah. Segera, keberhasilan ini dimulai ke dalam penemuan berbagai jenis teknologi reproduksi yang dibantu. Kita harus melihat prosedur ini dalam paragraf berikut Buzzle artikel ini.Apakah Assisted Reproductive Technology (ART)?Teknologi reproduksi yang dibantu adalah istilah umum yang digunakan untuk menentukan metode yang dapat membantu seorang wanita hamil artifisial. Ini melibatkan operasi pengangkatan telur dari indung telur wanita dan pemupukan telur ini dengan sperma di laboratorium. Setelah telur dibuahi, ia dikembalikan ke rahim wanita untuk pengembangan lebih lanjut. Dalam beberapa prosedur, inseminasi buatan dari sperma dilakukan untuk membantu seorang wanita hamil. Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti gonadotropin dan hormon gonadotropin releasing diberikan untuk merangsang folikel dalam ovarium. ART dikategorikan sesuai dengan telur yang digunakan untuk pemupukan. Jika telur dari wanita yang sama mencari ART yang digunakan, itu dianggap menjadi donor non-. Sebuah prosedur donor menunjukkan telur dari seorang wanita yang digunakan untuk pembuahan pada wanita lain.Jenis Assisted Reproductive TechnologyAda banyak prosedur disesuaikan dengan kondisi unik dari pasien yang berbeda. Kebanyakan dari prosedur ini invasif dan sangat mahal. Jadi, sebelum memulai pada salah satu prosedur invasif, dokter biasanya nasihat metode konvensional hamil. Ini termasuk penggunaan obat kesuburan yang membantu dalam meningkatkan tingkat keberhasilan hamil. Jika semua gagal, maka ada berbagai jenis metode teknologi reproduksi yang dibantu tersedia. Mereka termasuk:In Vitro Fertilization (IVF)IVF adalah metode ART yang paling umum dilakukan. Di sini, beberapa telur diambil dari ovarium seorang wanita. Telur ini diekstraksi kemudian dibuahi dengan sperma pasangan wanita itu. Sperma ini dicuci dan dipersiapkan sebelum pembuahan. Satu bahkan dapat menggunakan sperma donor atau telur, jika diperlukan. Setelah telur dibuahi secara artifisial di laboratorium, mereka ditanamkan ke rahim wanita untuk pertumbuhan dan pengembangan lebih lanjut.Intracytoplasmic Sperm Injection (ICIS)Ini adalah prosedur yang sangat canggih yang digunakan untuk pasangan dengan masalah serius dengan sperma. Metode ini biasanya disarankan untuk pasien yang lebih tua atau mereka yang telah berulang kali gagal sejumlah upaya IVF. Dalam prosedur ini, para ahli mengisolasi satu sperma dan pupuk dengan telur dari wanita. Setelah pembuahan terjadi, embrio dibiarkan berkembang in vitro selama beberapa hari. Kemudian, itu ditanamkan ke dalam rahim pada siklus biologis yang tepat dari tubuh wanita.Gamet intrafallopian transfer (GIFT)Ini merupakan metode alternatif untuk IVF prosedur, di mana telur dan sperma dikumpulkan dari pasangan. Ini telur dan sperma kemudian ditempatkan dalam silinder plastik kecil dan dicampur. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam tuba falopi dan ini adalah di mana pembuahan gamet terjadi. Telur dibuahi sperma dan ditempatkan ke dalam tuba falopi dengan bantuan laparoskop yang dimasukkan melalui sayatan kecil di perut.Zigot intrafallopian transfer (ZIFT)Metode ini mirip dengan prosedur GIFT. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pemupukan berlangsung sebelum telur ditempatkan di saluran tuba. Telur dipanen dicampur dengan sperma dan memungkinkan untuk membuahi. Setelah fertilisasi berlangsung, zigot tertanam dalam tabung falopi menggunakan laparoskop.Buatan Teknologi Reproduksi: EtikaSelalu ada dilema etis yang terlibat ketika datang ke embrio manusia. Prosedur yang harus dilakukan dengan persetujuan pasien yang menjalani prosedur ini. Salah satunya adalah seharusnya memperlakukan embrio manusia dengan hormat dan tidak hanya sebagai suatu massa dari jaringan. Dokter harus berbicara dan membantu peserta memahami setiap langkah yang diambil selama prosedur. Mereka harus melakukan konseling bagi para peserta dan memelihara catatan mengenai prosedur ini. Salah satunya adalah seharusnya untuk mengambil persetujuan dari para peserta secara tertulis dan memastikan baik peserta dan pasangannya diinformasikan tentang semua aspek prosedur. Dokter juga diperlukan untuk menjaga privasi total dan kerahasiaan tentang masing-masing peserta. Mereka harus membuat laporan rinci dan memelihara data tentang semua hasil yang mungkin. Etika teknologi reproduksi buatan juga panggilan untuk menghormati benda teliti oleh para peserta serta setiap anggota staf, pada setiap titik pengobatan.Teknologi reproduksi buatan telah membantu banyak pasangan melahirkan anak biologis mereka. Sebagian besar anak-anak ini lahir bayi yang sehat dan tidak pernah menghadapi komplikasi kesehatan dalam jangka panjang. Jika seseorang tidak dapat hamil melalui metode coital, maka mereka harus berbicara dengan ahli endokrinologi reproduksi untuk bantuan lebih lanjut melalui ART.Categories:Kesehatan WanitaTags:Inseminasi Buatan