trauma usu

Upload: arifatur-rokhmawati

Post on 07-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Trauma Usu

    1/7

    BAB 2

    TRAUMA MAKSILOFASIAL

    2.1 Defenisi

    Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan

    sekitarnya.2

    Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mencakup jaringan lunak dan

    jaringan keras. Yang dimaksud dengan jaringan lunak wajah adalah jaringan lunak yang

    menutupi jaringan keras wajah. Sedangkan yang dimaksud dengan jaringan keras wajah

    adalah tulang kepala yang terdiri dari :

    7

    1. Tulang hidung2. Tulang arkus zigomatikus3. Tulang mandibula4. Tulang maksila5. Tulang rongga mata6. Gigi7. Tulang alveolus

    2.2 Etiologi

    Penyebab trauma maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas,

    kekerasan fisik, terjatuh, olah raga dan trauma akibat senjata api. Kecelakaan lalu lintas

    adalah penyebab utama trauma maksilobasial yang dapat membawa kematian dan

    kecacatan pada orang dewasa secara umum dibawah usia 50 tahun dan angka terbesar

    biasanya terjadi pada pria dengan batas usia 21-30 tahun.7,8

    3

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/6/2019 Trauma Usu

    2/7

    Bagi pasien dengan kecelakaan lalu lintas yang fatal menjadi masalah karena

    harus rawat inap di rumah sakit dengan cacat permanen yang dapat mengenai ribuan

    orang per tahunnya. Berdasarkan studi yang dilakukan, 72% kematian oleh trauma

    maksilofasial paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (automobile).9

    Berikut

    ini tabel etiologi trauma maksilofasial.

    Tabel 1. Etiologi trauma maksilofasial (Pedersen GW. Buku ajar praktis bedahmulut. Alih bahasa, Purwanto, Basoeseno, Jakarta: 1987 : 222)

    Penyebab Persentase (%)

    Dewasa

    Kecelakaan lalu lintas

    Penganiayaan / berkelahi

    Olahraga

    Jatuh

    Lain-lain

    40-45

    10-15

    5-10

    5

    5-10

    Anak-anak

    Kecelakaan lalu lintas

    Penganiayaan / berkelahi

    Olahraga (termasuk naik sepeda)

    Jatuh

    10-15

    5-10

    50-65

    5-10

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/6/2019 Trauma Usu

    3/7

    2.3 Klasifikasi

    Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma

    jaringan keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah. Trauma jaringan lunak biasanya

    disebabkan trauma benda tajam, akibat pecahan kaca pada kecelakaan lalu lintas atau

    pisau dan golok pada perkelahian.3,10,11

    2.3.3 Trauma jaringan lunak wajahLuka adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena trauma

    dari luar.11,10

    Trauma pada jaringan lunak wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan:3,10,11

    1. Berdasarkan jenis luka dan penyebaba. Ekskoriasib. Luka sayat, luka robek , luka bacok.c. Luka bakard. Luka tembak

    2. Berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan3. Dikaitkan dengan unit estetik

    Menguntungkan atau tidak menguntungkan, dikaitkan dengan garis Langer. (Gambar

    1)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/6/2019 Trauma Usu

    4/7

    Gambar 1. (A) Laserasi yang menyilang garis Langer tidak menguntungkan mengakibatkan

    penyembuhan yang secara kosmetik jelek. B. Insisi fasial ditempatkan sejajar dengan garisLanger (Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut (Oral surgery). Alih bahasa Purwanto,

    Basoeseno. Jakarta:EGC, 1987:226).

    2.3.4 Trauma jaringan keras wajahKlasifikasi trauma pada jaringan keras wajah di lihat dari fraktur tulang yang terjadi

    dan dalam hal ini tidak ada klasifikasi yg definitif. Secara umum dilihat dari

    terminologinya ( pengistilahan ) :

    I. Tipe fraktur1. Fraktur simpel

    Merupakan fraktur sederhana, liniear yang tertutup misalnya pada kondilus,koronoideus, korpus dan mandibula yang tidak bergigi.

    Fraktur tidak mencapai bagian luar tulang atau rongga mulut. Termasukgreenstikfraktur yaitu keadaan retak tulang, terutama pada anak dan jarang terjadi.

    2. Fraktur kompoun

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/6/2019 Trauma Usu

    5/7

    Fraktur lebih luas dan terbuka atau berhubungan dengan jaringan lunak Biasanya pada fraktur korpus mandibula yang mendukung gigi, dan hampir selalu

    tipe fraktur kompoun meluas dari membran periodontal ke rongga mulut, bahkan

    beberapa luka yang parah dapat meluas dengan sobekan pada kulit.

    3. Fraktur komunisi Benturan langsung terhadap mandibula dengan objek yang tajam seperti peluru

    yang mengakibatkan tulang menjadi bagian bagian yang kecil atau remuk.

    Bisa terbatas atau meluas, jadi sifatnya juga seperti fraktur kompoun dengankerusakan tulang dan jaringan lunak.

    4. Fraktur patologis keadaan tulang yang lemah oleh karena adanya penyakit penyakit tulang, seperti

    Osteomyelitis, tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang sistemis

    sehingga dapat menyebabkan fraktur spontan.

    II. Perluasan tulang yang terlibat1. Komplit, fraktur mencakup seluruh tulang.2. Tidak komplit, seperti pada greenstik, hair line, dan kropresi ( lekuk )

    III.Konfigurasi ( garis fraktur )1. Tranversal, bisa horizontal atau vertikal.2. Oblique ( miring )3. Spiral (berputar)4. Komunisi (remuk)IV. Hubungan antar Fragmen1. Displacement, disini fragmen fraktur terjadi perpindahan tempat

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/6/2019 Trauma Usu

    6/7

    2. Undisplacement, bisa terjadi berupa :a. Angulasi / bersudutb. Distraksic. Kontraksid. Rotasi / berputare. Impaksi / tertanamPada mandibula, berdasarkan lokasi anatomi fraktur dapat mengenai daerah :

    a. Dento alveolarb.

    Prosesus kondiloideus

    c. Prosesus koronoideusd. Angulus mandibulae. Ramus mandibulaf. Korpus mandibulag. Midline / simfisis mentih. Lateral ke midline dalam regio insisivus

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/6/2019 Trauma Usu

    7/7

    Gambar 2. Fraktur pada daerah mandibula A. Dento-alveolar B. Kondilar C.

    Koronoid D. Ramus E. Angulus F. Corpus G. Simfisis H. Parasimfisis (Banks P.

    Fraktur mandibula (Killeys Fractures of the mandible). Alih bahasa, LilianYuwono, Jakarta: Hipokrates, 1990:2).

    V. Khusus pada maksila fraktur dapat dibedakan :a. Fraktur blow-out(fraktur tulang dasar orbita)b. Fraktur Le Fort I, Le Fort II, dan Le Fort IIIc. Fraktur segmental mandibula

    Gambar 3. (A). I Le Fort I, II Le Fort II, III Le Fort III (pandangan anterior) (B). I Le Fort I,

    II Le Fort II, III Le Fort III (pandangan sagital) (London PS. The anatomy of injury and its

    surgical implication, London: Butterworth-Heinemana Ltd. 1991:5).

    Universitas Sumatera Utara