translate jurnal the influence of pre-eclampsia on fetal lung maturity

Upload: quamila-fahrizani-afdi

Post on 07-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

preeclampsia on fetal lung maturity. fetal lung maturity. lamellar body count. intra uterine growth restriction.

TRANSCRIPT

JOURNAL READING

THE INFLUENCE OF PRE-ECLAMPSIA ON FETAL LUNG MATURITY

PENGARUH PREEKLAMSIA PADA KEMATANGAN PARU JANIN

Disusun oleh:dr. Quamila Fahrizani Afdi

Tahap T1A

Pembimbing:dr. Tiarma Uli Pardede, SpOG

DEPARTEMEN OBSTETRI & GINEKOLOGIRSPAD GATOT SOEBROTOFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIAJAKARTASEPTEMBER 2015

Pengaruh Pre-Eklamsia pada Kematangan Paru Janin

Tea Stimac, Oleg Petrovic, Robert Krajina, Aleks Finderle

aDepartemen Obstetri dan Ginekologi, Unit Perinatologi, Rumah Sakit Pusat Universitas Rijeka, Rijeka, CroatiabDepartemen Obstetri dan Ginekologi, Unit Neonatologi, Rumah Sakit Pusat Universitas Rijeka, Rijeka, Croatia

AbstrakTujuan: Penggunaan cairan amnion (CA) dan Lamellar Body Count (LBC) untuk mengukur pengaruh pre-eklamsia dan berbagai kondisi patologis lain yang memengaruhi kematangan paru janin/ Fetal Lung Maturity (FLM).

Metode: suatu studi prospektif dilakukan pada 378 sampel cairan amnion yang mengandung 5 mL cairan amnion dari 306 kehamilan tunggal pada usia kehamilan 26-39 minggu. Penelitian ini distratifikasi pada beberapa grup berdasarkan usia kehamilan, kemudian dikategorisasikan menjadi: pre-eklamsia (n= 25); intrauterine growth restriction (IUGR) (n=74), pre-eklamsia dan IUGR (n=63) dan kontrol (n =144). LBC dari cairan amnion dihitung mediannya dan dibandingkan dengan nilai yang menjadi patokan pada setiap usia kehamilan. Dilakukan analisis statistik menggunakan analisis non-parametrik.

Hasil : Pada kehamilan usia 31-33 minggu, nilai LBC yang lebih rendah secara signifikan ditemukan pada grup pre-eklamsia dibandingkan dengan grup IUGR (tanpa pre-eklamsia) (P=0.022) dan pada kehamilan dengan pre-eklamsia disertai IUGR (P=0.031). Pada usia kehamilan 34-36 minggu terdapat nilai LBC yang lebih rendah secara signifikan pada grup pre-eklamsia dan grup pre-eklamsia disertai IUGR dibandingkan dengan grup IUGR (P=0.026 dan P=0.004) begitu pula pada grup pre-eklamsia disertai IUGR dibandingkan dengan grup kontrol (P=0.04).

Kesimpulan: Nilai LBC lebih rendah secara signifikan pada kehamilan pre-eklamsia antara kehamilan usia 31 sampai 36 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keterlambatan pematngan paru janin pada pre-eklamsia.

1.PengantarParu adalah salah satu organ pada janin yang terakhir mengalami maturasi. Meskipun evaluasi secara langsung dari fungsi paru pada fetal tidak mungkin dilakukan, beberapa pemeriksaan laboratorium yang berdasar pada analisis cairan amnion dapat dilakukan untuk mengukur secara tidak langsung kematangan paru janin. Pengaruh dari usia kehamilan terhadap maturitas paru janin sudah diketahui secara jelas, namun beberapa kondisi patologis dalam kehamilan mungkin dapat memengaruhi proses maturasi biologis dari proses kematangan paru janin. Peneliti-peneliti di dunia setuju bahwa penyakit Diabetes Mellitus adalah salah satu kondisi yang memperlambat kematangan paru janin. Hal ini disebabkan karena terjadinya hiperinsulinemia pada fetus, proses hiperinsulinemia pada fetus ini menyebabkan penurunan produksi kortison. Hormon kortison inilah yang sangat penting bagi proses maturasi paru janin. Sebaliknya, terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan kecepatan kematangan paru janin. Biasanya kondisi-kondisi yang meningkatkan kecepatan maturasi paru janin adalah kondisi yang meningkatkan stress pada janin. Kondisi stress pada janin ini akan meningkatkan ekskresi kortikosteroid dalam jumlah yang signifikan, ekskresi dari kortikosteroid yang besar akan mendorong sel pneumosit tipe dua yang ada di paru-paru untuk menghasilkan fosfolipid dalam jumlah yang besar. Berdasarkan beberapa laporan, insufisiensi plasenta yang kronik dengan Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dapat menyebabkan stress intrauterin yang akan menstimulasikan produksi glukokortikoid endogen fetal yang dapat menyebabkan percepatan kematangan paru. Tetapi bagaimanapun, pada kondisi kehamilan yang hipertensif, terutama pre-eklamsia ringan dan berat, masih terdapat kontroversi tentang kematangan paru janin tersebut. Terdapat beberapa studi yang menunjukan bahwa maturasi paru akan dipercepat pada kondisi pre-eklamsia. Namun, beberapa studi lain menunjukan bahwa maturasi paru tidak menunjukkan percepatan dan justru terjadi perlambatan.Oleh karena perbedaan data-data yang tersedia dari literatur, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggunakan Lamellar Body Count (LBC) pada cairan amnion untuk menilai pengaruh dari pre-eklamsia terhadap kematangan paru janin dilihat dari nilai LBC yang telah ditetapkan sesuai usia kehamilan.

2.Material dan MetodeSebuah studi prospektif dilakukan antara 1 Januari tahun 2002 hingga 31 Desember tahun 2010 di Departemen Obstetri-Ginekologi, Unit Perinatologi, Rumah Sakit Pusat Universitas Rijeka, Rijeka, Croatia. Perempuan kulit putih dengan kehamilan tunggal antara usia kehamilan 26 hingga 39 minggu yang telah dilakukan amniosintesis untuk mengukur kematangan paru janin karena komplikasi kehamilan dan perlu dilakukan kelahiran segera, dimasukan dalam penelitian ini. Pada semua perempuan tersebut telah diberikan informed consent untuk berpartisipasi dalam prosedur invasive yang akan dikerjakan. Perempuan-perempuan tersebut juga sudah setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan. Surat informed consent ini dibuat oleh Komite Etik, Rumah Sakit Pusat Universitas. Untuk menginvestigasi hubungan antara pre-eklamsia dengan kematangan paru janin, maka usia kehamilan dibagi menjadi berbagai kategori: grup A (pre-eklampsia), grup B (IUGR), grup C (pre-eklamsia dan IUGR). Dan Grup D sebagai grup kontrol dengan kriteria kehamilan tunggal yang harus dilakukan amniosintesis pada kehamilan lanjut untuk mengukur kematangan paru janin yang disebabkan oleh indikasi lain (selain pre-eklamsia dan IUGR). Kondisi-kondisi ini tidak memiliki hubungan terhadap kematangan paru janin (kehamilan preterm, placenta previa, thrombophilia, sensibization Rh, presentasi abnormal, cholestasis obstetri, riwayat kelahiran sesar sebelumnya dan malformasi dari uterus).Usia kehamilan ditentukan berdasarkan tanggal terahir menstruasi dan/ atau penggunaan ultrasonografi sebelum minggu ke-22 kehamilan. Pre-eklamsia didefinisikan sebagai pre-eklamsia berat dimana didapatkan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik yaitu 110 mmHg, terdapat proteinuria sebanyak paling sedikit 3 gram dalam 24 jam pemeriksaan urin terakhir, serta terdapat edema umum. Intrauterine growth restriction (IUGR) didiagnosis apabila berat badan janin berada dibawah persentil 10 sesuai usia kehamilan. Hal ini ditentukan dari pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan yang dilakukan oleh neonatologis pada pasien tersebut. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah bila terdapat premature rupture of membrane (PROM), diabetes gestasional, oligohidramnion, polihidramnion, kelainan-kelainan kongenital, kelainan kromosomal, serta sindrom abnormalitas.Sampel cairan amnion didapatkan dari ultrasound-guided transabdominal amniocentesis atau ketika operasi sesar dengan melakukan penusukan pada membran embrionik. Amniosintesis dapat diulang sampai maksimal tiga kali pada usia kehamilan yang berbeda-beda (kebanyakan dengan interval tujuh hari). Sampel dengan cairan amnion sebanyak 5 mL ditransport segera ke laboratorium biokimia pusat dan LBC diperkirakan dari spesimen yang tidak disentrifugasi menggunakan mesin analisis yang bernama Cell-Dyn 1800 (Abbott Diagnostics, Abbott Park IL, USA). Semua sampel yang mengandung darah atau mekonium tidak digunakan karena tidak sesuai dengan standard analisis minimal agar hasilnya akurat.Data kemudian dianalisis. Dilakukan pembagian usia kehamilan menjadi empat periode: yang pertama adalah usia kehamilan 26-30 minggu, yang kedua adalah 31-33 minggu, yang ketiga adalah 34-36 minggu dan yang terakhir adalah 37-39 minggu. Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS versi 12.0 (IBM, Armonk, New York, USA). Data dengan skala distribusi yang tidak normal diringkas menggunakan median (range nilai) dan perbedaannya dianalisis menggunakan suatu pemeriksaan non-parametrik yang disebut sebagai Kruskal-Wallis test. Pemeriksaan statistik Mann-Whitney U test digunakan untuk perbandingan lanjutan pada grup yang berbeda. P