transceiver audio wireless one point to multipoint untuk...

12
62 TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014 Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk Laboratorium Bahasa Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint for Language Laboratory Sindie Vini Asyani, Tri Rahajoeningroem Jurusan Teknik Elektro, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 114-117, Bandung Email : [email protected] Abstrak Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem transceiver audio wireless one point to multipoint yaitu perangkat yang dapat mengirim suara dari satu perangkat ke banyak perangkat. Perangkat yang dibuat terdiri dari dua bagian yaitu instruktur dan pengguna, perangkat pengguna terdiri dari 3 buah pengguna. Alat ini dirancang untuk dapat digunakan pada laboratorium bahasa, menggunakan komunikasi secara full duplex yang artinya bahwa dua perangkat transceiver dapat berkomunikasi secara dua arah. Perangkat instruktur yang dirancang dapat berkomunikasi dengan 1 pengguna, 2 pengguna dan semua pengguna. Pada saat instruktur mengirim ke lebih dari 1 pengguna, pengguna hanya dapat menerima suara tanpa dapat mengirim balik. Perangkat yang dirancang pada saat pemanggilan pada 1 pengguna, 2 pengguna dan 3 pengguna berhasil dengan baik. Perangkat instruktur dapat berkomunikasi dengan semua pengguna secara privat dan broadcast tebukti pada saat pengukuran sinyal suara oleh osiloskop, sinyal pengirim dan penerima yang keluar pada osiloskop sama, artinya perangkat transceiver dapat mengirim dan menerima suara dengan baik. Kata kunci : transceiver audio, one point to multipoint Abstract In this research, we designed a system transceiver audio wireless one point to multipoint that is equipment which is can transmitting audio from one equipment to many equipment. Equipment made one which is consist 2 part is instructor and user, user equipment consist of 3 user. This equipment designed for use in language laboratory, using communication full duplex which is meaning two equipment can communication in two direction. Instructor equipment made one is can communication with 1 user, 2 user dan all user. When instructor transmitted to more than 1 user, user just can receive voice without can transmitted back. This equipment designed while calling to 1 user,2 user and 3 user has been good. Instructor equipment can communication with private and broadcast to all user proved when signal measuring with oscilloscope, same transmitter signal and receiver signal output in oscilloscope, it’s meaning that transceiver equipment can trasmitt and receive signal with good. Keyword : transceiver audio, one point to multipoint I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah A. Saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan pesat, berbagai macam teknologi praktis banyak bermunculan di pasaran dunia. Dengan menggunakan jaringan wireless dapat membuat suatu produk tanpa menggunakan kabel dan satu jaringan transmitter wireless dapat dipakai untuk semua pengguna produk yang berkaitan. Wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Salah satu produk yang dapat menggunakan jaringan wireless adalah headset, dengan memanfaatkan jaringan wireless ini kita dapat menggunakan lebih dari dua headset dengan satu jaringan sebagai server. Pemakaian headset wireless ini akan membuat nyaman pengguna daripada harus mendengarkan lewat speaker yang terkadang suaranya tidak jelas, selain itu pengguna akan merasa lebih berkonsentrasi untuk mendengarkan perintah.

Upload: lamkhuong

Post on 05-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

62

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk

Laboratorium Bahasa

Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint for Language

Laboratory

Sindie Vini Asyani, Tri Rahajoeningroem Jurusan Teknik Elektro, Universitas Komputer Indonesia

Jl. Dipatiukur 114-117, Bandung

Email : [email protected]

Abstrak Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem transceiver audio wireless one point to multipoint yaitu

perangkat yang dapat mengirim suara dari satu perangkat ke banyak perangkat. Perangkat yang dibuat

terdiri dari dua bagian yaitu instruktur dan pengguna, perangkat pengguna terdiri dari 3 buah pengguna. Alat

ini dirancang untuk dapat digunakan pada laboratorium bahasa, menggunakan komunikasi secara full duplex

yang artinya bahwa dua perangkat transceiver dapat berkomunikasi secara dua arah. Perangkat instruktur

yang dirancang dapat berkomunikasi dengan 1 pengguna, 2 pengguna dan semua pengguna. Pada saat

instruktur mengirim ke lebih dari 1 pengguna, pengguna hanya dapat menerima suara tanpa dapat mengirim

balik. Perangkat yang dirancang pada saat pemanggilan pada 1 pengguna, 2 pengguna dan 3 pengguna

berhasil dengan baik. Perangkat instruktur dapat berkomunikasi dengan semua pengguna secara privat dan

broadcast tebukti pada saat pengukuran sinyal suara oleh osiloskop, sinyal pengirim dan penerima yang

keluar pada osiloskop sama, artinya perangkat transceiver dapat mengirim dan menerima suara dengan baik.

Kata kunci : transceiver audio, one point to multipoint

Abstract In this research, we designed a system transceiver audio wireless one point to multipoint that is equipment

which is can transmitting audio from one equipment to many equipment. Equipment made one which is

consist 2 part is instructor and user, user equipment consist of 3 user. This equipment designed for use in

language laboratory, using communication full duplex which is meaning two equipment can communication

in two direction. Instructor equipment made one is can communication with 1 user, 2 user dan all user.

When instructor transmitted to more than 1 user, user just can receive voice without can transmitted back. This equipment designed while calling to 1 user,2 user and 3 user has been good. Instructor equipment can

communication with private and broadcast to all user proved when signal measuring with oscilloscope, same

transmitter signal and receiver signal output in oscilloscope, it’s meaning that transceiver equipment can

trasmitt and receive signal with good.

Keyword : transceiver audio, one point to multipoint

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah A.

Saat ini kemajuan teknologi berkembang

dengan pesat, berbagai macam teknologi praktis

banyak bermunculan di pasaran dunia. Dengan

menggunakan jaringan wireless dapat membuat

suatu produk tanpa menggunakan kabel dan satu

jaringan transmitter wireless dapat dipakai untuk

semua pengguna produk yang berkaitan. Wireless

network merupakan sekumpulan komputer yang

saling terhubung antara satu dengan lainnya

sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer

dengan menggunakan media udara/gelombang

sebagai jalur lintas datanya. Salah satu produk

yang dapat menggunakan jaringan wireless adalah

headset, dengan memanfaatkan jaringan wireless

ini kita dapat menggunakan lebih dari dua

headset dengan satu jaringan sebagai server.

Pemakaian headset wireless ini akan membuat

nyaman pengguna daripada harus mendengarkan

lewat speaker yang terkadang suaranya tidak

jelas, selain itu pengguna akan merasa lebih

berkonsentrasi untuk mendengarkan perintah.

Page 2: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

63

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

Kondisi laboratorium bahasa UNIKOM

sampai saat ini masih menggunakan speaker saat

belajar atau pada saat test TOEFL, dari inilah

maka didapatkan ide untuk mencoba membuat

alat ini dengan memanfaatkan media wireless

menggunakan radio frekuensi sebagai sumber

jaringan yang dapat digunakan oleh satu kelas

laboratorium bahasa yang pasti dipakai oleh lebih

dari dua orang. Radio frekuensi lebih mudah

digunakan untuk pengiriman suara dan dapat

dipakai untuk jangkauan yang sangat luas bila

dibandingkan dengan Bluetooth. Diharapkan

dengan dibuatnya alat ini dapat bermanfaat

khususnya untuk laboratorium bahasa UNIKOM

sendiri.

Tujuan B.

Tujuan penelitian ini adalah merancang

sistem audio wireless menggunakan transceiver

radio frekuensi dengan metode point to multipoint

yang dapat digunakan untuk laboratorium bahasa,

khususnya laboratorium bahasa UNIKOM yang

masih memakai speaker saat belajar dan test

TOEFL.

Batasan Masalah C.

Perancangan dan pembuatan alat ini memiliki

beberapa batasan masalah, di antaranya :

1. perancangan dan pembuatan rangkaian

elektronika sebagai penunjang sistem

transceiver audio wireless menggunakan

radio frekuensi.

2. jumlah instruktur = 1, jumlah pengguna = 3

3. perancangan transceiver audio wireless yang

dapat digunakan komunikasi dua arah antara

transceiver innstruktur dengan transceiver

pengguna

4. menggunakan modulasi FM dengan frekuensi

kerja 15,356 MHz.

II. LANDASAN TEORI

Laboratorium Bahasa UNIKOM A.

Tempat belajar khusus untuk Fakultas sastra,

dipakai oleh jurusan Sastra Inggris dan Sastra

Jepang yang terletak di kampus 1 lantai 1 ruangan

3. Memiliki luas ruangan kurang lebih 3x4 meter

Laboratorium bahasa umumnya digunakan untuk

pembelajaran mata kuliah listening untuk Sastra

Inggris dan mata kuliah chokai untuk Sastra

Jepang.

Gambar 1. Laboratorium bahasa UNIKOM

Transceiver audio B.

Transceiver berasal dari kata ‘transmitter’

yang berarti pengirim dan ‘receiver’ yang berarti

penerima. Audio adalah suara/bunyi yang

dihasilkan oleh getaran suatu benda. Agar dapat

tertangkap telinga manusia, getaran tersebut harus

cukup kuat yaitu minimal 20 kali per detik.

B.1. Transmitter

Transmitter adalah sebuah perangkat

komunikasi yang dapat menyalurkan sumber

informasi ke sistem komunikasi. Transmitter

wireless adalah Perangkat yang dirancang untuk

bertukar data tanpa menggunakan kabel

memerlukan dua komponen dasar, pemancar

nirkabel sekaligus penerima yang dipasangkan.

Pemancar wireless disiarkan menggunakan

frekuensi (RF) gelombang radio.

RF AMPLIFIERMIXERIF AMPLIFIERMODULATORAUDIO

AMPLIFIERSPEAKER

LOCAL OSCILATORCATU DAYA

Gambar 2. Blok diagram transmitter

B.2. Receiver

Receiver berfungsi untuk menerima sinyal

dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke

dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap dan

digunakan oleh penerima.

RF

AMPLIFIERMIXER IF AMPLIFIER DEMODULATOR

AUDIO

AMPLIFIERSPEAKER

LOCAL OSCILATOR CATU DAYA

Gambar 3. Blok diagram receiver

Page 3: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

64

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

Transceiver dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu full duplex dan half duplex. Half duplex

merupakan sebuah mode komunikasi dimana data

dapat ditransmisikan atau diterima secara dua

arah tapi tidak dapat secara bersama-sama.

Dalam komunikasi full duplex, dua pihak

yang saling berkomunikasi akan mengirimkan

informasi dan menerima informasi dalam waktu

yang sama, dan umumnya membutuhkan dua

jalur komunikasi.

Radio Frekuensi C.

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang

terjadi dalam kurun waktu satu detik. Rumus

frekuensi adalah jumlah getaran dibagi jumlah

detik waktu. Frekuensi memiliki satuan hertz

(Hz). Frekuensi terbagi dalam beberapa spektrum,

seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Spektrum Frekuensi

Nama Band Frekuensi Panjang

Gelombang

Very Low Frequency

(VLF)

3-30 kHz 100 km-10

km

Low Frequency (LF) 30-300

kHz

10 km-1 km

Medium Frequency

(MF)

300-

3000kHz

1 km-100 km

High Frequency (HF) 3-30 MHz 100 m-10 m

Very High Frequency

(VHF)

30-300

MHz

10 m-1 m

Ultra High Frequency

(UHF)

300-3000

MHz

1 m- 100 mm

Super High

Frequency (SHF)

3-30 GHz 100 mm-10

mm

Extremely High

Frequency (EHF)

30-300

GHz

10 mm-1 mm

Modulasi D.

Modulasi adalah proses pencampuran dua

sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang

dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan

sinyal berfrekuensi rendah. Dengan

memanfaatkan karakteristik masing-masing

sinyal, maka modulasi dapat digunakan untuk

mentransmisikan sinyal informasi pada daerah

yang luas atau jauh.

D.1. Amplitude Modulation (AM)

Amplitude Modulation (AM) adalah proses

menumpangkan sinyal informasi ke sinyal

pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa

sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah

sesuai dengan perubahan tegangan sinyal

informasi.

Gambar 4. Modulasi AM

D.2. Frequency Modulation (FM)

Frequency modulation didefinisikan sebagai

deviasi frekuensi sesaat sinyal pembawa (dari

frekuensi tak termodulasi) sesuai dengan

amplitudo sesaat sinyal pemodulasi.

Gambar 5. Modulasi FM

D.3. Phase Modulation (PM)

Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut

(phase) dari sinyal analog untuk membedakan

kedua keadaan sinyal digital. Pada modulasi jenis

ini, amplitudo dan frekuensi dari sinyal analog

adalah tetap, yang berubah adalah phase sinyal

analognya.

Gambar 6. Modulasi PM

Page 4: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

65

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

Metode One Point to Multipoint E.

Transmisi radio one point to multipoint dapat

berupa simplex, half duplex dan full duplex. Untuk

jaringan transceiver komunikasi yang digunakan

adalah komunikasi dua arah (full duplex).

Transmisi radio full duplex adalah komunikasi

yang banyak digunakan saat ini, dalam metode

one point to multipoint bagian instruktur dapat

mengirim dan menerima informasi dalam waktu

yang bersamaan, bagian instruktur dapat

mengirim informasi ke 3 pengguna sekaligus,

mengirim hanya ke 2 pengguna saja, dan

mengirim ke 1 pengguna saja dalam waktu

bersamaan. Contohnya adalah penyiaran radio

dari stasiun pemancar yang dihubungkan dengan

banyak radio penerima lainnya, telepon dimana

penggunanya dapa mengirim dan menerima

secara bersamaan.

Instruktur

Pengguna 1

Pengguna 2

Pengguna 3

Gambar 7. Metode One Point to Multipoint

Mikrokontroler F.

Mikrokontroler adalah suatu IC dengan

kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua

bagian yang diperlukan umtuk suatu kontroler

yang sudah dikemas dalam satu keeping, biasanya

terdiri dari Central Processing Unit (CPU),

Random Access Memory (RAM),

EEPROM/EPROM/PROM/ROM, I/O (serial dan

parallel), timer dan interrupt controller.

Mikrokontroler digunakan dalam produk dan

alat yang dikendalikan secara automatis, seperti

sistem kontrol mesin, remote controls, mesin

kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan

mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan

konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain

menggunakan mikroprosesor memori, dan alat

input output yang terpisah, kehadiran

mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk

berbagai proses menjadi lebih ekonomis.

ALU

(ARITHMETIC AND

LOGIC)

TIMER/COUNTERI/O

PORT

ACCUMULATOR

REGISTER

INTERNAL RAM

STACK POINTER

INTERNAL

ROM

I/O

PORT

INTERRUPT

CIRCUIT

CLOCK

CIRCUIT

PROGRAM COUNTER

Gambar 8. Blok Diagram Mikrokontroler

Uno Arduino G.

Uno Arduino adalah board berbasis

mikrokontroler pada ATmega328. Board ini

memiliki 14 digital input/output pin (dimana6 pin

dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input

analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB,

jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi

semua yang diperlukan untuk mendukung

mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer

dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa

didapat dari adaptor AC-DC atau baterai

untuk menggunakannya.

Gambar 9. Board Uno Arduino

III. PERANCANGAN ALAT

A. Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini terdiri dari beberapa

bagian, berikut ini adalah gambaran umum (blok

diagram) keseluruhan dari sistem transceiver

audio wireless yang akan dirancang. Transceiver

audio wireless terdiri dari 2 bagian yaitu, bagian

instruktur dan bagian pengguna.

Page 5: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

66

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

A.1. Blok Diagram Sistem

Blok diagram terdapat dua bagian penting

dalam perancangan perangkat yang akan dibuat,

yaitu bagian instruktur dan pengguna.

1. Blok diagram sistem instruktur

Bagian instruktur berfungsi untuk

mengirimkan suara melalui mikrofon secara

full duplex yang dapat diterima oleh 3

pengguna secara bersamaan atau hanya pada

1 atau 2 pengguna saja. Bagian ini terdiri dari

5 saklar, 3 saklar yang berfungsi sebagai

saklar panggil dan 2 saklar sebagai on dan

off, dan 3 LED yang akan menyala apabila

ada panggilan dari pengguna.

PENGUAT

RF

LOW POWER

NARROW

BAND FM IF

PENGUAT IFDTMF

MIKROFON

MIKROKONT

ROLLER

TRANSCEIVER

LED 2

LED 3

LED 1

SAKLAR 2

SAKLAR 4

SAKLAR 3

SAKLAR 1

SPEAKER

SAKLAR 5

Gambar 10. Blok Diagram Sistem instruktur

2. Blok diagram sistem pengguna

Bagian pengguna terdiri dari 3 pengguna,

bagian pengguna hanya terdiri dari 1 tombol

panggil yang berfungsi untuk memanggil

bagian instruktur dan 1 LED yang akan

menyala apabila ada panggilan dari

instruktur.

PENGUAT

RF

LOW POWER

NARROW

BAND FM IF

PENGUAT IF

MIKROFON

DTMF

SWITCH

ANALOG

MIKROKONT

ROLLERSAKLAR

LED 1

TRANSCEIVER

Catatan : pengguna 2 dan 3

sama dengan pengguna 1

SPEAKER

Transceiver

pengguna 2Transceiver

pengguna 3

Gambar 11. Blok Diagram Sistem Pengguna

A.2. Cara Kerja Sistem

Cara kerja dari sistem perangkat ini adalah

dengan menyalakan tombol power pada perangkat

transceiver instruktur dan pengguna kemudian

setelah perangkat menyala headset dipasangkan

pada semua perangkat. Dalam perangkat bagian

instruktur terdapat 2 lubang jack audio untuk

mikrofon dan speaker pada headset dan untuk

menghubungkan dengan laptop/telepon genggam

untuk mengirimkan rekaman. Dengan

memasangkan headset pada perangkat, bagian

instruktur dan pengguna dapat berkomunikasi

secara full duplex. Pada bagian instruktur terdapat

3 saklar untuk memanggil pada masing-masing

pengguna. Kendali secara penuh berada pada

bagian instruktur, bagian ini dapat memutuskan

hubungan komunikasi. Saat rekaman sedang

diputar, komunikasi tidak dapat dilakukan. Saat

ada pengguna memanggil instruktur LED pada

perangkat akan menyala, untuk pengguna 1 yang

akan menyala adalah LED 1, untuk pengguna 2

maka LED 2 yang akan menyala, dst.

Bagian pengguna terdiri dari 3 buah, pada

masing-masing perangkat pengguna ini terdapat 1

tombol panggil untuk memanggil instruktur dan

bagian pengguna hanya dapat memanggil tanpa

dapat memutuskan komunikasi karena kendali

penuh ada pada induk, pada bagian pengguna

hanya dapat mendengarkan rekaman dan tidak

dapat mengirimkan rekaman. Sesama pengguna

tidak dapat saling memanggil untuk mencegah

terjadi kecurangan saat test atau ujian.

B. Perancangan Perangkat Lunak

(software)

Perancangan perangkat lunak dibahas

dengan menggunakan diagram alir (flowchart).

Spesifikasi fungsional perangkat lunak yang

dirancang harus dapat ditentukan melalui fungsi

masukan (input) dan keluaran (output) program.

Melalui deskripsi perangkat keras dapat diketahui

bahwa data input harus dimengerti dan akan

diproses oleh program yaitu, data yang berasal

dari rangkaian input.

Pada penelitian ini rancangan perangkat

lunak dimulai dengan pembuatan sebuah

flowchart seperti yang terlihat pada gambar

berikut. Flowchart ini dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu bagian instruktur dan bagian pengguna.

B.1. Flowchart Instruktur

Flowchart bagian instruktur dapat dilihat pada

Gambar 12. Gambar 12 menunjukkan proses

kerja perangkat transceiver bagian instruktur,

dimulai dengan menekan saklar on pada

Page 6: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

67

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

perangkat dan masukkan headset untuk dapat

berkomunikasi dengan pengguna, dalam flowchart

instruktur dapat mengirimkan rekaman yang akan

dikirim ke semua bagian pengguna.

Jika ada panggilan masuk dari pengguna

maka lampu LED pada perangkat akan menyala,

jika pengguna 1 yang memanggil maka lampu

LED 1 menyala, jika pengguna 2 yang memanggil

maka lampu LED 2 menyala, dan jika pengguna 3

yang memanggil maka lampu LED 3 yang

menyala. Jika bagian instruktur menerima

panggilan tersebut harus menekan saklar on pada

saklar dan berkomunikasi dengan pengguna,

untuk mengakhiri panggilan bagian instruktur

harus menekan saklar off dan jika bagian

instruktur tidak menerima panggilan maka

mikrokontroller akan kembali pada inisialisasi

modul RF.

Jika instruktur akan memanggil pengguna

tekan 3 saklar khusus untuk memanggil pengguna,

saat instruktur menekan tombol ini maka

pengguna akan otomatis menerima dan dapat

langsung berkomunikasi dengan instruktur. Untuk

mengakhiri panggilan tekan tombol off pada

saklar. Untuk mengakhiri rekaman yang

dikirimkan pada pengguna, bagian instruktur

harus mematikan perangkat dan tekan off pada

power perangkat.

B.2. Flowchart Pengguna

Flowchart bagian instruktur dapat dilihat pada

Gambar 13. Gambar 13 merupakan diagram alir

mikrokontroller pada sistem perangkat pengguna,

bagian pengguna dapat memanggil instruktur

dengan saklar untuk memanggil yang terdapat

pada masing-masing pengguna.

Untuk dapat memakai perangkat ini tekan tombol

on terlebih dahulu pada perangkat. Pengguna

dapat mendengarkan rekaman yang dikirim oleh

instruktur. Pada saat instruktur memanggil

pengguna maka secara otomatis pengguna

langsung terhubung dan dapat berkomunikasi

tanpa harus menekan tombol on terlebih dahulu.

Karena perangkat ini akan diimplementasikan

untuk laboratorium bahasa, untuk sesama

pengguna tidak dapat saling berkomunikasi, hal

ini untuk menghindari saling memberitahukan

jawaban. Koneksi atau komunikasi dapat

dimatikan hanya oleh bagian instruktur, karena

bagian instruktur yang berperan sebagai

pengendali.

Mulai

Menerima

Panggilan

Y

N

Komunikasi Dengan

Instruktur

Komunikasi diputus

Switch Off

Memanggil

Induk

Diterima

N

N

B

B

Y

Y

B

Inisialisasi

Switch

Gambar 13. Diagram Alir Utama Sistem

Transceiver Pengguna

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang proses

pengujian sistem yang meliputi pengukuran

parameter-parameter dari setiap komponen dalam

setiap blok sistem maupun sistem secara

keseluruhannya dan melakukan uji coba terhadap

alat yang dibuat yang diharapkan dapat berjalan

sesuai dengan perancangan pada bab sebelumnya.

A. Pengujian Catu Daya

Tujuan dari pengujian rangkaian catu daya

yang digunakan adalah untuk mengetahui kinerja

catu daya dalam mensuplai perangkat dan

mengetahui apakah catu daya yang digunakan

membebani perangkat transceiver khususnya

bagian instruktur. Pengujian dilakukan dengan

melakukan pengukuran besarnya tegangan

output dari catu daya yang digunakan, kemudian

dari input tegangan transceiver yang sudah diberi

tegangan dari catu daya.

Page 7: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

68

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

Mulai

Inisialisasi

switch call,

modul RF

Terima

Panggilan?

Y

N

Komunikasi dengan pengguna

Akhiri komunikasi

Switch OFF

B

Ada panggilan?N

Y

Memanggil

semua

pengguna?

Y

N

N N

Y Y Y

Switch 1

ON ?

Switch 2

ON ?

Switch 3

ON ?

B

Memanggil

satu

pengguna?

Y

N

LED 1

Nyala?

LED 2

Nyala?

LED 3

Nyala?

N N

Komunikasi

Akhiri komunikasi

Switch OFF

Y Y Y

Hubungi

switch 1dan

2?

Hubungi

switch 2

dan 3?

Hubungi

switch 1

dan 3?

N

Memanggil dua

pengguna?

N

Y

Hubungi

switch 4?

Komunikasi

Akhiri komunikasi

Switch OFF

N

Y

B

N N

Komunikasi

Akhiri komunikasi

Switch OFF

Y Y Y

Hubungi

switch 1?

Hubungi

switch 2?

Hubungi

switch 3?

N

Pengguna

1

Pengguna

2

Pengguna

3

B

Y Y Y

N N N

N

Gambar 12. Diagram Alir Utama Sistem Transceiver Instruktur

Page 8: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

69

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

Gambar 14. Pengukuran Tegangan Catu Daya

Gambar 14 menunjukkan keluaran tegangan

dari catu daya yang digunakan, tegangan yang

digunakan adalah 9 sampai dengan 12 volt.

Apabila setelah perangkat instruktur diberi

tegangan 9 volt tetapi keluaran yang diukur

kurang dari 9 volt maka catu daya membebani

perangkat. Hasil pengukuran tegangan output dari

perangkat instruktur dapat dilihat pada Gambar

15.

Gambar 15. Tegangan Output Perangkat

Instruktur

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa catu

daya yang digunakan tidak membebani rangkaian

baik untuk pemakaian sebentar maupun

pemakaian secara terus-menerus. Apabila

tegangan output yang dihasilkan berkurang lebih

dari 2 volt maka catu daya yang digunakan

membebani perangkat.

B. Pengukuran Perangkat Transceiver

Pengukuran perangkat transceiver bertujuan

untuk melihat apakah transceiver yang dirancang

sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkan

yaitu perangkat dapat mengirim dan menerima

suara secara bersamaan. Untuk dapat mengetahui

hasil rancangan dapat diukur menggunakan

osiloskop dengan input mikrofon pada perangkat

instruktur dan output speaker pada perangkat

pengguna atau sebaliknya.

Pada saat instruktur mengirim suara maka

sinyal yang diterima oleh pengguna harus sama,

apabila sinyal suara yang dikirim berbeda maka

terdapat noise pada perangkat transceiver. Pada

saat jarak transceiver terlalu jauh sampai tidak

dapat menerima dan mengirim suara maka sinyal

yang dihasilkan adalah garis lurus dan frekuensi

tidak terbaca pada osiloskop.

Gambar 16 menunjukkan sinyal suara yang

diukur oleh osiloskop, sinyal yang berwarna

kuning adalah sinyal suara yang dikirim dari

perangkat instruktur dan sinyal yang berwarna

biru adalah sinyal yang diterima oleh perangkat

pengguna. Sinyal pengirim diukur dari input

mikrofon perangkat instruktur dan sinyal

penerima diukur dari output speaker perangkat

pengguna.

Gambar 16. Sinyal Perangkat Instruktur sebagai

Pengirim Suara dan Perangkat Pengguna sebagai

Penerima Suara Saat Jarak 20 cm.

Pada Gambar 16 menunjukkan sinyal suara

pengucapan huruf A dengan suara perlahan, sinyal

tersebut dikirim pada saat jarak perangkat 20 cm.

Sinyal yang dikirim perangkat instruktur sama

dengan sinyal yang diterima perangkat pengguna,

hal ini menunjukkan perangkat transceiver

instruktur dan pengguna sudah berhasil mengirim

suara dengan baik.

Gambar 17. Sinyal Perangkat Instruktur sebagai

Penerima Suara dan Perangkat Pengguna sebagai

Pengirim Suara Saat Jarak 20 cm.

Gambar 17 menunjukkan kebalikan dari

Gambar 16 yaitu perangkat instruktur sebagai

Page 9: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

70

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

penerima dan pengguna sebagai pengirim. Sinyal

instruktur yang berwarna kuning dan sinyal

pengguna yang berwarna biru, sinyal pengirim

diukur dari input mikrofon perangkat pengguna

dan sinyal penerima diukur dari output speaker

perangkat instruktur. Sinyal pada Gambar 17 juga

adalah sinyal pengucapan huruf A dengan suara

perlahan pada jarak 20 cm.

Pada saat jarak antar perangkat transceiver

instruktur dan pengguna bertambah, akan ada

noise pada pengiriman suara pada kedua

perangkat. Proses pengiriman dengan jarak jauh

dapat dilihat pada Gambar 18, sinyal yang

berwarna kuning adalah sinyal suara yang dikirim

dari perangkat instruktur dan sinyal yang

berwarna biru adalah sinyal yang diterima oleh

perangkat pengguna.

Gambar 18. Sinyal Perangkat Instruktur

sebagai Pengirim Suara dan Perangkat Pengguna

sebagai Penerima Suara Saat Jarak 300 cm.

sinyal pada Gambar 18 menunjukkan sinyal

pengucapan huruf B dengan suara keras tanpa

jeda. Sinyal yang dikirim dan diterima memiliki

amplitudo yang berbeda dapat dilihat dari tinggi

sinyal, sinyal pada instruktur lebih pendek dari

sinyal yang diterima pengguna, hal ini terjadi

karena kurang kuatnya pemancar pada perangkat

instruktur.

Gambar 19. Sinyal Perangkat Instruktur

sebagai Penerima Suara dan Perangkat Pengguna

sebagai Pengirim Suara Saat Jarak 300 Cm.

Pada Gambar 19 sinyal instruktur yang

berwarna kuning dan sinyal pengguna yang

berwarna biru menunjukkan sinyal pengucapan

huruf B dengan suara kecil. Pada Gambar 19

dapat dilihat sinyal yang diterima instruktur tidak

sama dengan yang dikirim pengguna.

Gambar 20 menunjukkan sinyal pada saat

perangkat instruktur dan pengguna tidak dapat

saling mengirim dan menerima suara. Sinyal yang

dihasilkan berupa garis lurus, hal ini terjadi

karena jarak antara perangkat instruktur dan

pengguna terlalu jauh sehingga tidak dapat

terbaca oleh osiloskop.

Gambar 20. Sinyal Pada Jarak 430 cm

C. Pengujian Transceiver Instruktur

Pengujian transceiver instruktur dilakukan

untuk melihat apakah sistem yang dibuat sesuai

dengan yang ditulis dalam bab sebelumnya.

Pengujian transceiver instruktur terdiri dari

pemanggilan pada 1 pengguna, 2 pengguna dan 3

pengguna secara bersamaan.

C.1. Transceiver Instruktur Memanggil 1

Pengguna

Pengujian pada 1 pengguna adalah perangkat

instruktur memanggil dan berkomunikasi dengan

1 pengguna, baik pengguna 1, pengguna 2

maupun pengguna 3. Pertama headset

dipasangkan pada semua perangkat, untuk dapat

berkomunikasi pengujian dilakukan dengan cara

menekan saklar 1 untuk pengguna 1, saklar 2

untuk pengguna 2 dan saklar 3 untuk pengguna 3

disusul saklar on pada perangkat instruktur dan

pada perangkat pengguna LED akan menyala.

Untuk memutus komunikasi dilakukan dengan

cara menekan saklar 1 untuk pengguna 1, saklar 2

untuk pengguna 2 dan saklar 3 untuk pengguna 3

disusul saklar off dan LED pada pengguna akan

mati.

Pada Gambar 21 memperlihatkan saat

perangkat instruktur memanggil 1 pengguna yaitu

Page 10: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

71

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

pengguna 1, saat perangkat instruktur memanggil

suatu pengguna maka LED pada perangkat

tersebut akan menyala.

Gambar 21. Instruktur Memanggil 1 Pengguna

C.2. Transceiver Instruktur Memanggil 2

Pengguna

Pengujian pada 2 pengguna adalah perangkat

instruktur memanggil 2 pengguna secara

bersamaan. Instruktur dapat berkomunikasi

dengan pengguna 1 dan 2, pengguna 1 dan 3 atau

pengguna 2 dan 3. Untuk dapat berkomunikasi

dengan pengguna 1 dan 2 pengujian dilakukan

dengan cara menekan saklar 1 lalu saklar on

kemudian menekan saklar 2 dan saklar on

berurutan.

Gambar 22. Instruktur Memanggil 2 Pengguna

Pada Gambar 22 memperlihatkan perangkat

instruktur memanggil 2 pengguna secara

bersamaan, dapat dilihat dari LED kedua

pengguna tersebut menyala, namun saat instruktur

memanggil 2 pengguna, pengguna hanya dapat

menerima suara tanpa dapat mengirim suara.

C.3. Transceiver Instruktur Memanggil 3

Pengguna

Pengujian pada 3 pengguna adalah perangkat

instruktur memanggil dan berkomunikasi dengan

3 pengguna secara bersamaan. Untuk dapat

berkomunikasi dengan semua pengguna pengujian

dilakukan dengan cara menekan saklar 1 dan

saklar on kemudian menekan saklar 2 dan saklar

on dan menekan saklar 3 dan switch on secara

berurutan. Saat semua LED pada pengguna

menyala maka instruktur dapat mengirim suara ke

semua pengguna secara bersamaan.

Gambar 23. Instruktur Memanggil Semua

Pengguna

Kondisi pada saat instruktur memanggil

semua pengguna sama dengan pada saat

memanggil 2 pengguna yaitu pengguna hanya

dapat menerima suara tanpa dapat mengirimnya.

D. Pengujian Transceiver Pengguna

Pengujian transceiver pengguna bertujuan

untuk melihat saat perangkat pengguna

memanggil instruktur, cara memanggil instruktur

adalah dengan menekan saklar yang ada pada

pengguna. Saat saklar ditekan lampu pada

perangkat instruktur akan menyala. Untuk

pengguna 1 maka saklar 1 yang akan menyala,

untuk pengguna 2 saklar 2 yang menyala dan

untuk pengguna 3 maka saklar 3 yang akan

menyala.

Gambar 24. Pengguna Memanggil Instruktur

Pada saat pengguna memanggil instruktur,

komunikasi dapat dilakukan apabila instruktur

menekan saklar on dan saat komunikasi berakhir,

komunikasi hanya dapat diputus oleh induk,

kendali penuh ada pada instruktur.

Page 11: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

72

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

E. Pengujian Jarak Jangkau Komunikasi

Pengujian jarak bertujuan untuk mengetahui

berapa jarak maksimal yang dapat digunakan

untuk berkomunikasi antara instruktur dan

pengguna. Pada setiap transceiver, baik dalam

FM, AM maupun PM jarak sangat berpengaruh

dalam setiap pengiriman dan penerimaan.

Pengujian jarak antara perangkat transceiver

instruktur dan perangkat transceiver pengguna

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tabel Jarak Komunikasi Antar

Transceiver

Jarak

(cm)

Kondisi suara Transceiver

LED 1

Pengguna

2

Pengguna

3

Penggun

a

10 Tanpa

Noise

Tanpa

Noise

Tanpa

Noise Nyala

40 Tanpa

Noise

Tanpa

Noise

Tanpa

Noise Nyala

70 Tanpa

Noise

Tanpa

Noise

Tanpa

Noise Nyala

100 Tanpa

Noise

Tanpa

Noise

Tanpa

Noise Nyala

130 Tanpa

Noise

Tanpa

Noise

Tanpa

Noise Nyala

160 Tanpa

Noise

Tanpa

Noise

Sedikit

Noise Nyala

190 Tanpa

Noise

Sedikit

Noise

Sedikit

Noise Nyala

220 Sedikit

Noise

Sedikit

Noise

Sedikit

Noise Nyala

250 Sedikit

Noise

Sedikit

Noise

Sedikit

Noise Nyala

280 Sedikit

Noise

Banyak

Noise

Banyak

Noise Nyala

310 Sedikit

Noise

Banyak

Noise

Banyak

Noise Nyala

340 Banyak

Noise

Banyak

Noise

Banyak

Noise Nyala

370 Banyak

Noise

Banyak

Noise

Banyak

Noise Nyala

400 Banyak

Noise

Banyak

Noise

Banyak

Noise Nyala

430 Mati Mati Mati Mati

Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka

dapat dianalisis jarak maksimal dari transceiver

untuk berkomunikasi adalah 430 cm, saat

perangkat instruktur terhubung dengan 1

pengguna jarak komunikasi tanpa noise dapat

terdengar sampai jauh, tetapi saat terhubung

dengan lebih dari 1 pengguna jarak komunikasi

tanpa noise akan semakin dekat. semakin jauh

jarak perangkat instruktur dan pengguna suara

yang terdengar akan semakin bertambah noise

yang mengganggu. Saat perangkat istruktur

mengirim ke 1 pengguna pengiriman dapat

mencapai jarak lebih dari 400 cm. Perangkat akan

tetap dapat berkomunikasi meskipun berbeda

ruangan atau terhalang tembok, hal ini

dikarenakan perangkat memakai modulasi FM.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisis pada bab

sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan

yang berkaitan dengan hasil analisis tersebut,

diantaranya sebagai berikut.

1. Saat pengukuran sinyal suara oleh osiloskop,

sinyal pengirim dan penerima yang keluar

pada osiloskop sama, artinya perangkat

transceiver dapat mengirim dan menerima

suara dengan baik.

2. Catu daya yang digunakan sudah baik karena

tidak membebani perangkat instruktur.

3. Pemanggilan pada 1 pengguna, baik pengguna

1, pengguna 2, maupun pengguna 3 berhasil

dengan baik. Perangkat instruktur dapat

berkomunikasi dengan semua pengguna

secara privat.

4. Pada saat komunikasi dengan hanya 1

pengguna, komunikasi dilakukan secara full

duplex.

5. Pemanggilan pada 2 pengguna dan 3

pengguna dapat berjalan dengan baik.

Instruktur dapat berkomunikasi secara

broadcast.

6. Jarak antara perangkat instruktur dan

pengguna sangat berpengaruh dalam

pengiriman suara, semakin jauh jarak

perangkat maka akan semakin banyak noise.

B. Saran

Sistem yang dibuat dalam penelitian ini

masih terdapat kekurangannya. Untuk itu, penulis

akan memberikan saran bagi yang akan

mengembangkan penelitian ini. Adapun saran dari

penulis adalah sebagai berikut:

1. Pada penggunaan jumlah saklar diminimalisir

lagi agar saat penambahan jumlah pengguna

tidak terlalu banyak saklar.

Page 12: Transceiver Audio Wireless One Point to Multipoint untuk ...telekontran.te.unikom.ac.id/jurnal/transceiver-audio-wireless.1z/... · communication with private and broadcast to all

73

TELEKONTRAN, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2014

2. Pada perancangan transceiver dikembangkan

lagi untuk menghilangkan noise pada saat

komunikasi dan pada saat jarak antar

perangkat bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

[1] fahmizaleeits.wordpress.com

[2] marausna.wordpress.com [3] http://www.inzarsalfikar.com

[4] www.wikipedia.com

[5] www.datasheet.com [6] http://akatellaboratoriumtedantd.blogspot.com

[7] www.elib.unikom.ac.id

[8] Roberto. Tugas Akhir "FM Portable". Bandung : UNIKOM Bandung

[9] Library.binus.ac.id?/teori umum arduino/2011