trade creation dan trade diversion di asean free …

20
TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: R. Ajeng Ratna Mustika 2013110035 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: R. Ajeng Ratna Mustika

2013110035

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG 2017

Page 2: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

TRADE CREATION AND TRADE DIVERSION IN

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA)

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements for Bachelor’s Degree in Economics

By R. Ajeng Ratna Mustika

2013110035

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS

PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG 2017

Page 3: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …
Page 4: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …
Page 5: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

v

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis trade creation dan trade diversion pada

saat AFTA yang dialami ASEAN 6 yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapore,

Thailand, Filipina, dan Vietnam. Penelitian ini menggunakan adaptasi dari model

gravitasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh Elliot dan Ikemoto (2004) dengan

metode Ordinary Least Square (OLS). Dengan menggunakan data perdagangan

bilateral antara ASEAN 6 dengan sesamanya dan dengan enam negara mitra dagang

terbesar mereka yaitu Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, India, dan

Australia tahun 1998 – 2014 didapatkan hasil sebagai berikut: AFTA yang

berlangsung dari tahun 1998 – 2014, berhasil menciptakan trade creation yang

berarti terjadi peningkatan perdagangan antar sesama anggota AFTA, tetapi trade

diversion tidak terjadi karena perdagangan antar negara anggota dengan non-anggota

AFTA tidak mengalami penurunan malah terjadi peningkatan. Selain itu PDB dan

PDB per kapita berpengaruh positif terhadap peningkatan perdagangan di AFTA,

sedangkan jarak berpengaruh negatif terhadap peningkatan perdagangan di AFTA

selama periode 1998 – 2014.

Kata kunci: ASEAN Free Trade Area (AFTA), trade creation, trade diversion,

model gravitasi

Page 6: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze trade creation and trade diversion during AFTA

experienced by ASEAN 6 countries namely Indonesia, Malaysia, Singapore,

Thailand, Philippines, and Vietnam. This research uses the gravity model previously

adopted by by Elliot and Ikemoto (2004). Using Ordinary Least Square (OLS)

method applied on bilateral trade data between ASEAN 6 countries also between

ASEAN 6 countries and their biggest trading partners (China, Japan, South Korea,

USA, India and Australia) from 1998 to 2014, it is found that AFTA has succeeded in

creating trade creation, which means there is an increase in trade among AFTA

members, but trade diversion has not happened because trade between member

countries and non-members of AFTA does not decrease, but it increases instead. In

addition, the GDP and GDP per capita have positive effect on trade, while distance

negatively affects trade in AFTA during the period of 1998 - 2014.

Keywords: ASEAN Free Trade Area (AFTA), trade creation, trade diversion,

gravity model

Page 7: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya skripsi ini, berjudul

“Trade Creation dan Trade Diversion di ASEAN Free Trade Area (AFTA)”.

Melalui skripsi ini, saya berusaha mengetahui apakah terjadi dampak trade creation

dan trade diversion pada AFTA selama periode 1998 – 2014, serta menganalisis

akibat dari ada/tidaknya kedua dampak tersebut terhadap perdagangan bilateral intra-

regional maupun inter-regional di AFTA. Namun saya menyadari bahwa skripsi ini

belum sempurna, sehingga saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk perbaikan

observasi di masa mendatang.

Selain karena skripsi merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi

yang saya cita-citakan, dukungan dari lingkungan sekitar juga menjadi motivasi bagi

saya. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Papah dan Mamah tercinta, Unang Mulyadhie dan R. Indri Suyatni. Terima kasih

telah memberikan segala bentuk perhatian dan kasih sayang, juga sebagai tempat

berkonsultasi untuk semua hal, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan percaya diri.

2. R. Mutia Ratna Puspita dan R. Sartika Ratna Juwita selaku kedua kaka serta

Argya Raesakha dan Arkatama Rakaan sebagai keponakan yang selalu menjadi

inspirasi dan selalu menyemangati saya.

3. Dosen pembimbing, Ibu Januarita Hendrani, Ph.D. Terima kasih telah menjadi

panutan dan menjadi dosen pembimbing yang sangat baik kepada saya dan

selama proses penyusunan skripsi telah banyak memberikan masukan, nasihat,

dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Dosen kaijan EIP, Ibu Noknik Karliya H, Dra., MP. dan Bapak Ahmad Aswin

Masudi, S.E., MSE. Terimakasih atas masukan dan saran sehingga membantu

menyempurnakan skripsi ini.

5. Terimakasih R. Fiat Mahadhika yang selalu memberikan semangat, motivasi,

bantuan, doa, perhatian, dan selalu menjadi tempat berkonsultasi, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh sahabat dan teman seperjuangan penulis selama kuliah yaitu Ifara

Arijanto, Trisfian Suhardi, Viktor Galih Kusuma, Nadia Putri, Getha Fety,

Mariska Ardilla, dan Rizal Syaepudin, terimakasih atas persahabatan yang luar

Page 8: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

viii

biasa, segala kebersamaan, dukungan, waktu, semangat, doa, dan kasih

sayangnya.

7. Keluarga besar IESP 2013: Rania, Imun, Tsana, Gege, Fina, Debora, Runi, Refi,

Debora, Enrika, Ellen, Helena, Kaka, Dian, Asyifa, Aurel, Tari, Momo, Eno,

Chyntia, Faisal, Dikcit, Hanan, Shafly, Faza, Nur, Jodi, Kevin, Feisal, Koji, Icul,

Darryl, Aldwyn, Agung, Fikri, Dikgem, Deka, dan masih banyak lagi yang tidak

bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas pertemanan dan kenangan indah

yang telah dilalui selama kuliah.

8. Keluarga besar IESP: Ka Adot, Ka Andhara , Ka Vania, Ka Adew, Ka Iyay, Ka

Rendra, Ka Vicky, Ka Faisal, Ka Nuy, Ka Gema, Ka Ferdy, Ka Rawafi, Ka

Karin, Ka Jehoy, Ka Thesa, Ka Widi, Ka Swenanda, Ka Jojo, Ka Fikry, Ka

Nicholas, Ka Chris, Ka Michael, Opi, Bilaa, Indhira, Mariany, Gisel, Mimin,

Anas, Sarah, Tami, Tara, Miun, Barata, Naufal, Henk, Andrew, Rey, Mika,

Catra, Radit, Sheby, Zeisha, Raisa, Sarah’15, Nada dan masih sangat banyak

yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih telah menjadi bagian selama

masa perkuliahan.

9. Sahabat dekat Miriam Fajria. Terimakasih telah menjadi tempat berkeluh kesah,

konsultasi, selalu memberikan motivasi, dukungan, dan doanya.

10. Sahabat-sahabat SayBotai yaitu Laeila Apsari, Almira Suci, Auranni Naneta,

Devy Nur, Maulida Yumnisari, dan Tatiana Dina. Terimakasih selalu menjadi

sahabat terbaik dan selalu memberikan dukungan serta doanya.

11. Sahabat-sahabat SMA yaitu Lisani, Ica, Anggi, Tifat, Sendika, dan Eiza.

Terimakasih untuk setiap dukungan dan doanya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan berkontribusi

bagi perkembangan penelitian mendatang atau bidang ilmu terkait.

Bandung, 26 Juli 2017

R. Ajeng Ratna Mustika

Page 9: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................ vi

PRAKATA ................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii

1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 4

1.4. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8

2.1. Liberalisasi Perdagangan .................................................................................. 8

2.2. Teori Perdagangan Internasional ...................................................................... 8

2.3. Integrasi Ekonomi Regional dan Free Trade Area (FTA) ............................. 10

2.3.1. Pengertian Integrasi Ekonomi Regional dan Tahapan Integrasi

Ekonomi Regional .............................................................................. 10

2.3.2. Free Trade Area (FTA) ...................................................................... 12

2.4. Teori Trade Creation dan Trade Diversion ................................................... 14

2.5. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 16

3. METODE DAN OBJEK PENELITIAN .............................................................. 19

3.1. Metode Penelitian ........................................................................................... 19

3.2. Analisis Data Panel ........................................................................................ 20

3.3. Gravity Model ................................................................................................. 20

3.4. Spesifikasi Model ........................................................................................... 22

3.5. Objek Penelitian ............................................................................................. 23

3.5.1. Nilai Impor ......................................................................................... 24

3.5.2. PDB dan PDB per Kapita ................................................................... 25

3.5.1. Jarak .................................................................................................... 27

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 29

Page 10: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

x

4.1. Hasil Penelitian ............................................................................................... 29

4.1.1. Hasil Regresi Model ........................................................................... 29

4.1.2. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 29

4.1.3. Uji Multikolinearitas .......................................................................... 31

4.1.4. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial ............................. 32

4.1.5. Koefisien Determinasi (R-squared) ................................................... 33

4.2. Pembahasan .................................................................................................... 34

5. PENUTUP ............................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 44

LAMPIRAN ............................................................................................................. A-1

RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................ A-2

Page 11: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tren Perdagangan Intra dan Inter Regional ASEAN (juta US$) ......... 3

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 5

Gambar 3. Nilai Impor Intra-Trade Tahun 1998 – 2014 (Juta US$) ................... 24

Gambar 4. Nilai Impor Inter-Trade Tahun 1998 – 2014 (Juta US$) ................... 25

Gambar 5. PDB at Current Market Price 1998 – 2014 (Juta US$) ..................... 26

Gambar 6. PDB per Kapita at Current Market Price 1998 – 2014 (Juta US$) ... 27

Gambar 7. PDB ASEAN 6 dan Impor ASEAN 6 tahun 1998 – 2014 ................. 35

Gambar 8. Nilai Impor Intra-Trade ASEAN 6 Tahun 1998 – 2014 (Juta US$) .. 37

Gambar 9. Nilai Impor Inter-Trade ASEAN 6 Tahun 1998 – 2014 (Juta US$) .. 38

Gambar 10. Nominal Exchange Rate Indonesia terhadap US$ 1997 – 2014 (tahun

dasar 1997) .......................................................................................... 39

Gambar 11. Nominal Exchange Rate Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan

Vietnam terhadap US$1997 – 2014 (tahun dasar 1997) ..................... 39

Page 12: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Proses Perdagangan Internasional Sebelum dan Sesudah Penurunan

Tarif ................................................................................................... 13

Grafik 2. Ilustrasi Trade Creation pada Free Trade Area ................................ 15

Grafik 3. Ilustrasi Trade Diversion pada Free Trade Area ............................... 16

Page 13: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Pangsa Ekspor dan Impor 10 Besar Partner Perdagangan

ASEAN Tahun 2014 ............................................................................ 2

Tabel 2. Data dan Sumber Data ........................................................................ 19

Tabel 3. Jarak antar Negara ASEAN (KM) ...................................................... 28

Tabel 4. Hasil Regresi Model .......................................................................... 29

Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan White Heteroskedasticity Test 30

Tabel 6. Hasil Regresi Akhir ............................................................................ 31

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas dengan VIF ............................................ 32

Page 14: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Integrasi ekonomi adalah proses di mana negara-negara bergabung menjadi

entitas yang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan negara itu sendiri dan

semua anggota dalam integrasi tersebut, dengan cara mengahapuskan semua

hambatan-hambatan (barriers) bekerjanya perdagangan bebas (Jovanovic, 2011).

Menurut Salvatore (2000), integrasi dapat dipakai sebagai alat untuk mengakses

pasar yang lebih besar dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan

kesejahteraan nasional. Integrasi ekonomi tersebut dilakukan sebagai salah satu

upaya setiap negara dalam menghadapi globalisasi dan liberasasi ekonomi dunia.

Dalam integrasi ekonomi terjadi perlakuan diskriminatif antara negara-negara

anggota dengan negara-negara non-anggota dalam melakukan perdagangan, sehingga

dapat memberikan dampak penciptaan (trade creation) dan dampak pengalihan

(trade diversion). Trade creation merupakan dampak positif yang menjadi peluang

bagi suatu negara akibat beralihnya konsumsi dari produk domestik yang bersifat

high-cost menjadi produk impor yang bersifat low-cost. Sebaliknya, trade diversion

merupakan perubahan orientasi perdagangan ke arah yang tidak efisien akibat adanya

pengalihan dari produk impor yang bersifat low-cost dari negara non-anggota,

menjadi produk yang bersifat high-cost dari negara anggota perjanjian (Viner, 1950).

Terdapat beberapa bentuk kerjasama diantaranya adalah perjanjian

perdagangan bilateral, regional dan multilateral. Bentuk kerjasama tersebut dibuat

untuk mengoptimalkan perdagangan internasional. Salah satu bentuk kerjasama yang

dilakukan oleh kebanyakan negara adalah dengan membentuk perjanjian area

perdagangan bebas atau yang biasa disebut dengan Free Trade Area (FTA). FTA

merupakan salah satu bentuk integrasi ekonomi di dunia yang akan memberikan

perlakukan khusus kepada negara mitra dagangnya dan mendiskriminasikan negara

mitra dagang yang tidak berada dalam FTA.

Dalam pelaksanaannya, terdapat dua bentuk FTA yaitu dapat berupa

penetapan tarif dan non-tarif yang lebih rendah atau tidak ada sama sekali. Dengan

menurunkan atau menghilangkan hambatan perdagangan di antara anggota, alokasi

Page 15: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

2

sumber daya di dalam kawasan dan pendapatan setiap negara anggota akan

mengalami peningkatan. Kerjasama ekonomi untuk negara-negara di Asia Tenggara

dimulai dengan dibentuknya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992 yang

bertujuan untuk meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi untuk

pasar dunia melalui liberalisasi perdagangan dan kerjasama ekonomi yang lebih

dekat. Liberalisasi perdagangan tersebut dilakukan dengan cara penurunan atau

penghapusan tarif dan non-tarif melalui skema Common Effective Preferential Tariff

(CEPT) sejak tahun 1993 dan direalisasikan mulai tanggal 1 Januari 2003 bagi

ASEAN-6.

Sumber: ASEAN Statistical Yearbook 2015 (data diolah kembali)

Sumber: ASEAN Statistical Yearbook 2015

Trade

Partner

Nilai (Juta US$) Pangsa Perdagangan

ASEAN (%)

Ekspor Impor Total Ekspor Impor Total

ASEAN 330.318,07 278.240,23 608.558,3 25,6 22,5 24,05

Cina 152.545,53 197.962,84 350.508,37 11,8 16,1 13,95

Jepang 124.434,15 121.794,12 246.228,27 9,6 9,9 9,75

Amerika

Serikat

122.863,23 117.903,97 240.767,20 9,5 9,5 9,5

EU-28 114.509,74 92.345,68 206.855,42 8,9 7,5 8,2

Korea

Selatan

52.822,99 82.139,58 134.962,57 4,1 6,6 5,35

Taiwan 39.472,10 68.841,39 108.313,49 3,1 5,6 4,35

Hong Kong 85.275,45 14.096,87 99.372,32 6,6 1,1 3,85

Australia 45.526,07 22.531,39 68.057,46 3,5 1,8 2,65

India 41.935,24 25.926,65 67.861,89 3,2 2,1 2,65

Total

perdagangan

dengan 10

besar partner

dagang

1.109.702,6 1.021.782,6

2.131.485,20

85,9 82,7 84,3

Lainnya 182.697,2 214.433,5 397.130,70 14,1 17,3 15,7

TOTAL 1.292.399,8 1.236.216,2 2.528.616,00 100 100 100

Tabel 1. Nilai Pangsa Ekspor dan Impor 10 Besar Partner Perdagangan ASEAN

Tahun 2014

Page 16: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

3

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Nila

i Eks

po

r d

an Im

po

r (J

uta

US

$)

Ekspor Inter

Impor Inter

Ekspor Intra

Impor Intra

Perdagangan intra-regional adalah perdagangan yang dilakukan antar negara

dalam satu regional, sedangkan perdagangan inter-regional ASEAN adalah

perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara di luar regionalnya

(Rahayu, 2015). Tabel 1 menunjukkan sepuluh negara utama partner perdagangan

ASEAN pada tahun 2014. Terlihat bahwa perdagangan intra-regional ASEAN

memiliki pangsa sebesar 24,05% persen, sedangkan perdagangan Inter-regional

ASEAN sendiri masih didominasi oleh negara China yang berada di posisi pertama,

dengan pangsa pasar yang cukup tinggi sebesar 13,95% persen diikuti Jepang

(9,75%), Amerika Serikat (9,5%), EU-28 (8,2%), Korea Selatan (5,35%), Taiwan

(4,35%), Hong Kong (3,85%), Australia 2,65%), dan India (2,65%). Negara-negara

tersebut merupakan negara partner dagang terbesar ASEAN.

Pada gambar 1 terlihat bahwa tren perdagangan intra-regional ASEAN yang

meningkat baik dari sisi ekspor dan impor dari tahun 2004-2014. Pada tahun 2009

terdapat penurunan dari kedua indikator perdagangan (ekspor dan impor) intra-

regional ASEAN tersebut, hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi global pada tahun

2008-2009 yang ikut memengaruhi kondisi perdagangan intra-regional ASEAN. Hal

ini menunjukkan kondisi perdagangan intra-regional ASEAN yang cukup baik, dan

mengindikasikan dampak positif dari AFTA. Hal yang serupa juga terlihat dari tren

Gambar 1. Tren Perdagangan Intra dan Inter Regional ASEAN (juta US$)

Sumber : ASEAN Statistical Yearbook 2015 (data diolah kembali)

Page 17: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

4

perdagangan inter-regional ASEAN, yang menunjukkan tren meningkat di sisi

ekspor dan impor nya. Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai ekspor inter-regional

hampir selalu lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya. Hal tersebut

mengindikasikan adanya trade creation yang cukup besar yang terjadi akibat

realisasi dari perdagangan bebas melalui skema CEPT.

1.2. Rumusan Masalah

AFTA memiliki 3 tujuan utama yaitu menjadikan kawasan ASEAN sebagai

tempat produksi yang kompetitif sehingga produk-produk ASEAN memiliki daya

saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak FDI, dan meningkatkan

perdagangan antar anggota ASEAN (intra-ASEAN trade). Tujuan ketiga AFTA

tersebut akan tercapai jika dapat menimbulkan trade creation yang merupakan

dampak positif dari dilaksanakannya integrasi ekonomi. Akan tetapi, trade diversion

atau pengalihan perdagangan yang merupakan dampak negatif dari integrasi ekonomi

tidak dapat dihindari dan kemungkinan besar akan terjadi seiring semakin

terintegrasinya perdagangan global.

Dari rumusan masalah di atas, penelitian ini akan menjawab pertanyaan

sebagai berikut:

Apakah akan terjadi trade creation dan trade diversion di sektor perdagangan

antara negara-negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina,

Vietnam, Cina, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, dan India?

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

AFTA merupakan perjanjian perdagangan bebas pertama yang dibentuk oleh

ASEAN. AFTA dibentuk pada tahun 1992 dan diubah menjadi ASEAN Economic

Community pada akhir tahun 2015. Salah satu tujuan didirikannya AFTA adalah

untuk meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN. Dibentuknya AFTA,

terdapat dua dampak yang mungkin ditimbulkan, yaitu trade creation yang

merupakan dampak positif dan trade diversion yang merupakan dampak negatif.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis trade creation dan trade

diversion di sektor perdagangan yang terjadi saat AFTA antara negara-negara

ASEAN 6 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam) dengan

Cina, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, dan India selama periode

Page 18: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

5

tahun 1998 – 2014. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

kepada pembaca mengenai dampak integrasi regional AFTA yang berupa trade

creation dan trade diversion di sektor perdagangan dan dapat menambah literatur

mengenai perdagangan internasional.

1.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 2 menunjukkan kerangka pemikiran penelitian. Variabel pertama

adalah produk domestik bruto yang diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang

dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu

(biasanya per tahun). PDB memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri

yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB menghitung total produksi dari suatu

negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai

faktor produksi dalam negeri atau tidak (Rifqi, 2013).

Ukuran ekonomi suatu negara dapat dilihat dari kemampuan potensial negara

tersebut untuk melakukan perdagangan luar negeri, yaitu kemampuan kedua negara

untuk menjual atau membeli produk antar negara. Semakin besar ukuran ekonomi

negara maka semakin besar pula kemampuan untuk melakukan produksi barang.

Realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara untuk

membeli barang-barang buatan luar negeri, yang berarti besarnya impor tergantung

dari tingkat pendapatan nasional negara tersebut. Maka, semakin tinggi tingkat

pendapatan masyarakat, dan semakin rendah kemampuan negara dalam

menghasilkan barang-barang tersebut, impor akan semakin tinggi.

PDB diperkirakan memiliki hubungan positif dengan perdagangan.

Peningkatan PDB sebagai pendapatan nasional, dengan asumsi bahwa populasi tetap,

mengindikasikan peningkatan daya beli masyarakat dengan indikator, yaitu PDB per

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian

PDB PDB per

kapita Jarak RTA (I)

Impor ASEAN 5

RTA (O)

Page 19: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

6

kapita yang merupakan variabel kedua pada penelitian ini. Peningkatan daya beli

masyarakat ini memperbesar peluang peningkatan impor. Oleh karena itu, jika PDB

dan PDB per kapita meningkat maka suatu negara akan mengimpor dalam jumlah

yang lebih besar.

Variabel ketiga adalah jarak yang merupakan indikasi dari biaya transportasi

yang dihadapi oleh suatu negara dalam melakukan perdagangan, sehingga jarak akan

meningkatkan biaya transaksi pertukaran barang dan jasa di pasar internasional.

Semakin jauh jarak suatu negara dengan negara lain, maka semakin besar biaya

transportasi pada perdagangan diantara keduanya, sehingga perdagangan menjadi

menurun. Walaupun demikian, adanya perkembangan teknologi transportasi dapat

meminimalisir perbedaan waktu tempuh dan biaya pada perbedaan jarak antar negara

tersebut.

Krugman et.al (2009) mempertimbangkan bahwa jarak dua negara yang

berdagang merupakan determinan penting dalam pola perdagangan secara geografis.

Semakin besar jarak, biaya transportasi semakin besar. Oleh karena itu, jarak

diperkirakan berkolerasi negatif dengan perdagangan bilateral. Menurut Krugman

et.al (2009), terdapat hubungan negatif antara jarak geografis dan total perdagangan

bilateral. Ini merupakan indikasi bahwa semakin jauh jarak dua negara yang

berdagang, maka semakin tinggi biaya transportasi yang harus ditanggung dalam

proses perdagangan. Jarak merupakan proxy dari berbagai biaya seperti biaya

transportasi, komunikasi, dan transaksi yang diperlukan dalam melakukan suatu

perdagangan. Akan tetapi, jarak yang dimaksud adalah jarak yang diukur secara garis

lurus dari ibukota negara pengekspor ke ibukota negara pengimpor. Semakin jauh

jarak antar negara, maka semakin kecil transaksi perdagangan yang dilakukan,

karena biaya yang dikeluarkan negara akan semakin besar.

Variabel keempat adalah variabel dummy RTA (I) yang bertujuan untuk

mengukur tingkat trade creation yang terjadi di AFTA dan variabel terakhir adalah

varibel dummy RTA (O) yang bertujuan untuk mengukur tingkat trade diversion

yang terjadi di AFTA. Variabel RTA (I) diharapkan memiliki hubungan positif

dengan perdagangan. Hal tersebut disebabkan adanya penurunan tarif untuk anggota

AFTA yang menyebabkan harga barang impor dari negara anggota menjadi murah,

sehingga terjadi penciptaan pasar (trade creation) dan konsumen beralih dari barang

domestik yang bersifat high cost ke barang impor yang bersifat low cost. Variabel

Page 20: TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION DI ASEAN FREE …

7

RTA (O) diharapkan memiliki hubungan negatif dengan perdagangan. Menurut

Jovanovic (2011), pembentukan Free Trade Area diperkirakan akan berujung pada

penurunan perdagangan antar negara anggota dan non-anggota. Nilai koefisien RTA

(O) yang negatif menunjukkan bahwa adanya AFTA akan membuat negara anggota

AFTA memilih untuk berdagang dengan sesama anggota AFTA dibandingkan

dengan yang non-anggota.