tor materi 1

Upload: lulu-nurwinas

Post on 06-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 TOR Materi 1

    1/3

     

    Materi “Visi dan Hakikat Hidup Berdasarkan Ketuhanan”  

    Pertemuan OSKM tgl 18 Agustus 2013 

    Tujuan 

      Membentuk Visi Berorientasikan nilai-nilai ketuhanan

    Sasaran

    Mahasiswa baru ITB 2013.

     Pengisi dan Metode

      Pementor merupakan mahasiswa ITB aktif dari unit Agama atau yang direkrut oleh unit Agama

    Islam: GAMAIS

    Kristen: PMK

    Khatolik: KMK

    Hindu: KMH

    Budha: KMB

       Metode

    Mentoring secara berkelompok (1 kelompok berisi 10-20 orang) dengan penjelasan

    sebagai berikut:

    1. Peserta akan dikelompokkan sesuai agama masing-masing, mentor sudah stand by di

    tempat mentoringnya masing-masing(diarahkan oleh kordinator lapangan)

    2. Mentor memberikan materi dalam bentuk penjabaran materi singkat dan

    dilanjutkan dengan diskusi.

    3. Diharapkan dalam penjabaran materi untuk menyertakan referensi yang sesuai dengan

    ajaran agamanya.

    4.Peserta diarahkan untuk membuat sebuah visi, dan peserta diharapkan mampu

    menjelaskan visinya tersebut

     Pelaksanaan

    Waktu: 

      Hari , Minggu 18 Agustus 2013 

      Pukul .. - ... WIB 

      90-120 menit 

    Tempat : Area Kampus ITB Ganesha dan Taman Ganesha

    TERM OF REFERENCE 

  • 8/17/2019 TOR Materi 1

    2/3

     

     Poin Penting

     

    Pementor mendeskripsikan dengan menarik pentingnya memiliki visi dalam hidup/

     

    Pembicara memberikan motivasi kepada mahasiswa baru 2013 agar mau memiliki dan meraih

    visinya.

     Arahan Umum

     

    Berpenampilan sopan dan rapi. 

      Memberikan mentoring dengan interaksi dua arah. 

     

    Menjaga nama baik panitia OSKM 2013.

      Datang sesuai waktu yang telah ditentukan dan disepakati , minimal 15 menit sebelum acara

    dimulai.

     

    Pementor dipersilahkan mengenakan Identitas unit Agama

     Referensi Umum Materi

    Sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka dedikasi hidupnya

    adalah untuk Sang Pencipta. Tujuan dan semua proses hidupnya bersumber dan berakhir

    dalam lingkup Ketuhanan. Hidup, mati, ibadah, aktivitas, hanyalah untuk Tuhan. Tuhan telah

    menjelaskan dalam kitab suci bahwa manusia diciptakan adalah untuk mengabdi pada-Nya.

    Maka kesadaran akan kehadiran Tuhan sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pencabut nyawa

    melahirkan makna dalam kehidupannya.

    Tuhan telah mendefinisikan “jalan yang lurus” dalam kita b suci. Inilah jalan yang mesti

    ditempuh oleh setiap manusia agar keselamatan di dunia dan akhirat bisa didapat. Manusia

    mesti menyadari adanya jalan ini sejelas-jelasnya. Bahwa jalan ini tidak menyangkut ritual

    ibadah semata seperti yang sering diungkapkan sekularis. Dia menyangkut segala aspek

    dalam kehidupan..

    Terkadang kita bingung mendefinisikan “visi yang berorientasikan Tuhan”, sebenarnya itu 

    adalah buah dari kurang pengalaman dalam memaknai kehidupan atau kegagalan dalam

     proses pemaknaan tersebut. Tidak perlu menggunakan bahasa keren untuk memaparkan visi

    tersebut. Hanya dengan kalimat “menjadi menteri ekonomi untuk menyelamatkan  rakyat

    Indonesia dari genggaman kapitalis” sudah bisa merepresentasikannya.

    Tuhan memerintahkan kita untuk menjadi manusia yang baik, dan menebarkan kebaikan

    kepada manusia-manusia lainnya (kebaikan yang telah didefinisikan oleh Tuhan melaluikitab suci) maka contoh tadi dapat kita maknai seperti itu.

    Pencapaian visi tidak jarang membuahkan gesekan dalam prosesnya. Perlu ada toleransi

    dalam mereduksi gesekan-gesekan tersebut. Toleransi tidak semakna dengan pluralisme,

    terlepas dari penggunaan diksinya. Kerukunan dapat tercapai tanpa menghancurkan bata

     batas perbedaan antara satu agama dengan yang lain. Bukankah perbedaan adalah suatu hal

    yang mewarnai keberjalanan negeri ini? Pluralisme menghancurkan perbedaan yang ada dan

  • 8/17/2019 TOR Materi 1

    3/3

     bertentangan dengan dasar negara (Pancasila sila satu) dan konstitusi UUD 45 (pasal 29 ayat

    1 dan 2). Setiap agama memiliki nilai kebenaran masing-masing dan tidak perlu

    dicampuradukkan. Jika setiap agama adalah sama maka agama tidak lagi penting, jika tidak

    lagi penting maka manusia tidak membutuhkan Tuhan. Maka yang perlu kita lakukan adalah

     berkolaborasi dalam hal-hal yang tidak menyangkut keimanan tanpa menyamaratakan setiap

    golongan.

    Contohnya, penyampaian materi Ketuhanan dan Hakikat Hidup tidak bisa disatukan.

    Justru, dengan adanya pemisahan maka setiap peserta mampu menerima secara maksimal

    kebenaran agamanya.

    Contact Person

    Materi dan Metode: Muldani 085720358385

    Lapangan: Kordinator Lapangan OSKM: Jefri 085925094665