topik, tema, dan kerangka karangan

10
TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN A. Latar belakang Tema sering dianggap orang sebagai sesuatu yang paling sentral dan sakral dalam urusan karang – mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesakral tema, dan pada umumnya dibicarakan kemudian. Kerena itu agak kurang adil rasanya bila dalam hal mengarang, masalah tema terlalu diistimewakan, sementara topik (bukan judul karangan) agak dianaktirikan, supaya ada perbandingan, marilah kita beri tempat yang penting pula bagi topik sebagai tonggak awal untuk memulai mengarang. Kalau di amati , ada dua pengertian tentang tema yang berkembang di tengah masyarakat. Pertama, tema yang pendek. Tema ini umumnya berupa kata atau frasa, dimisalkan film bertema perjuangan. Kedua, tema yang panjang. Tema ini biasanya berupa kalimat yang isinya bersifat umum; misalnya Dengan Semangat Sportivitas, Kita Sukseskan PON ke – 15.Di sisi lain, bila bertolak dari tema yang pendek tadi timbul pula kesulitan karena belum ada ide yang dapat ditangkap oleh calon penulis. Penulis berpendapat, karena tema umumnya lebih abstrak dari topik tampaknya prosedur mengarang yang diawali dengan merumuskan tema hanya cocok untuk jenis karangan tertentu saja terutama karangan sastra. Karangan sastra memang banyak yang abstrak. Karangan ilmiah yang realistis, konkret, dan faktual itu kurang cocok jika prosedur penulisannya diawali dengan merumuskan tema. Penulis juga kurang setuju dengan pendapat yang mematok bahwa tema harus berbentuk satu kalimat. Ide yang sederhana memang cukup jelas jika dirumuskan dalam satu kalimat. Namun, ide yang lebih besar dan luas tentu tak ada salahnya jika dirumuskan berbentuk satu alinea, asalkan idenya tunggal dan bulat. Keharusan merumuskan tema dalam satu kalimat, agaknya memasung keinginan memperjelas tema. 1

Upload: benny-kurniawan

Post on 04-Aug-2015

1.044 views

Category:

Documents


71 download

TRANSCRIPT

Page 1: Topik, Tema, Dan Kerangka Karangan

TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN

A. Latar belakang

Tema sering dianggap orang sebagai sesuatu yang paling sentral dan sakral dalam urusan karang – mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesakral tema, dan pada umumnya dibicarakan kemudian. Kerena itu agak kurang adil rasanya bila dalam hal mengarang, masalah tema terlalu diistimewakan, sementara topik (bukan judul karangan) agak dianaktirikan, supaya ada perbandingan, marilah kita beri tempat yang penting pula bagi topik sebagai tonggak awal untuk memulai mengarang.

Kalau di amati , ada dua pengertian tentang tema yang berkembang di tengah masyarakat. Pertama, tema yang pendek. Tema ini umumnya berupa kata atau frasa, dimisalkan film bertema perjuangan. Kedua, tema yang panjang. Tema ini biasanya berupa kalimat yang isinya bersifat umum; misalnya Dengan Semangat Sportivitas, Kita Sukseskan PON ke – 15.Di sisi lain, bila bertolak dari tema yang pendek tadi timbul pula kesulitan karena belum ada ide yang dapat ditangkap oleh calon penulis. Penulis berpendapat, karena tema umumnya lebih abstrak dari topik tampaknya prosedur mengarang yang diawali dengan merumuskan tema hanya cocok untuk jenis karangan tertentu saja terutama karangan sastra. Karangan sastra memang banyak yang abstrak. Karangan ilmiah yang realistis, konkret, dan faktual itu kurang cocok jika prosedur penulisannya diawali dengan merumuskan tema. Penulis juga kurang setuju dengan pendapat yang mematok bahwa tema harus berbentuk satu kalimat. Ide yang sederhana memang cukup jelas jika dirumuskan dalam satu kalimat. Namun, ide yang lebih besar dan luas tentu tak ada salahnya jika dirumuskan berbentuk satu alinea, asalkan idenya tunggal dan bulat. Keharusan merumuskan tema dalam satu kalimat, agaknya memasung keinginan memperjelas tema.

B. Pembahasan

1.1. Topik dan Judul

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? Atau hendak menulis apa ? Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Permasalahannya di sekitar kita yang dapat dijadikan topik karangan jumlahnya sangat banyak : putus sekolah, pengangguran , kenaikan harga. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan

1

Page 2: Topik, Tema, Dan Kerangka Karangan

permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Memang topik seperti aksitektur,ekonomi,hukum,komputer,listrik,manajemen, boleh saja dijadikan judul karangan,tetapi judul tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga sangat luas. Judul karangan sedapat-dapatnya singkat dan padat, menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar pembahasan.

Topik dan judul dapat memiliki persamaan dalam hal sama – sama dapat menjadi judul karangan. Namun, antara keduanya terdapat perbedaan; topik adalah ‘payung besar’ yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah dan telah menggambarkan sudut pandang penulisnya.Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat dilakukan dengan memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil yang disebut subtopik. Cara kedua ialah dengan menuliskan pokok umum dan membuat daftar aspek khusus apa saja dari pokok itu secara berurutan kebawah. Dari daftar itu dapat dipilih salah satu aspek untuk dijadikan topik karangan. Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan berikut mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana. Pokok pembicaraan dapat ditulis di atas, lalu dibawahnya disediakan kolom –kolom untuk menjawab kelima pertanyaan itu. Dalam setiap kolom dituliskan aspek – aspek khusus dari pokok pembicaraan.

1.2. Tema

Tema berarti pokok pembicaraan. Ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema oleh penulis sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Ide yang kita tangkap setelah selesai membaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awa untuk diketahui oleh pembimbing, dan tema itu disebut tema awal.

Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan. Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis. Tesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan penulisan. Walaupun tema dan tesis itu sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tetap dirumuskan secara eksplisit, terutama bagi penulis pemula. Rumusan itu akan memudahkan penulis menyusun kerangka karangan. Berbeda dengan tesis, rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat asalkan seluruh kalimat bersama –sama mengungkapkan ide karangan

Perhatikan contoh dibawah ini tentang judul karangan dan tujuan yang dipikirkan oleh penulisnya :

2

Page 3: Topik, Tema, Dan Kerangka Karangan

1) Topik : Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif

Tesis/tujuan : membekali pembaca tentang cara mengemukakan pendapat secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan pas. Tema yang dirumuskan itu bukanlah satu – satunya tema yang dapat diketengahkan dari topik diatas. Masih banyak tema lain yang dapat dituangkan sesuai dengan ide pikiran dan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis, seperti halnya topik, tema pun perlu dibatasi dan diarahkan pada fokus atau titik perhatian tertentu.

1.3. Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan – gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya

Kerangka karangan mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan yang logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide - ide utama dari ide – ide tambahan. Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus – menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan – catatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara , sedangkan kerangka yang sudah tersususn rapi dan lengkap disebut final outline. Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri.

Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang.penulis dalam hal – hal sebagai berikut :

1. kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karanganannya dan

dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali

2. Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks

yang berbeda – beda di dalam karangannya

3. Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karanagn sudah selesai

karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang

tinggal menyusun alimat – kalimatnya saja untuk membunyikan ide dan gagasannya.

4. Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karanagn. Melaui kerangka

karangan, pembaca dapat melihat ide serta struktur suatu karangan.

3

Page 4: Topik, Tema, Dan Kerangka Karangan

1.4. Bentuk Kerangka Karangan

Kerangka karangan ada dua macam, yaitu (1) kerangka topik, dan (2) kerangka

kalimat. Dalam praktik pemakaian, yang banyak dipakai adalah kerangka topik.

Isi kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda – tanda

yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir(titik)

tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat lengkap.

Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan isinya berupa kalimat lengkap. Pemakaian

kalimat lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada

yang dituntut dalam kerangka topik. Tanda baca titik harusdipakai pada akhir kalimat

yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan subbab. Kerangka kalimat banyak

dipakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline selesai, kerangka kalimat

dapat dipadatkan menjadi kerangka topik. Jadi, kerangka dapat saja berbentuk

gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik.

1.5. Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan,

yaitu (1) pola alamiah, dan (2) pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena

memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat)

dan waktu. Pola kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasrkan

jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan

logika

a. Pola Alamiah

Seperti yang telah diuraikan diatas. Penyusunan kerangka karangan yang

berpola alamiah berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-

unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu (1) urutan ruang,

dan (2) urutan waktu. Yang dimaksud dengan urutan ruang adalah pola

penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang: dari kiri ke kanan,

dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah

penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian

peristiwa secara kronologis

4

Page 5: Topik, Tema, Dan Kerangka Karangan

1)Urutan Ruang

Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang,

umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi suatu

gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai ke lantai tertinggi. Stadion atau

lapangan sepakbola dapat dideskripsikan dengan urutan timur-barat, utara-

selatan. Berikut ini disajikan contoh bagian kerangka karangan yang memakai

urutan ruang.

Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia

I. Banjir di Pulau Jawa

A. Banjir di Jawa Barat

1. Daerah Ciamis

2. Daerah Garut

B. Banjir di Jawa Barat

1. Daerah Semarang

2. Daerah Pekalongan

II. Banjir di ...

2)Urutan Waktu

Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu

peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan

rangkaian peristiwa. Kerangka karang tentang sejarah pastilah memakai

urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat

divariasikan dengan sorot balik: dari akhir peristiwa mundur ke awal

peristiwa (flashback). Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai

urutan waktu di bawah ini.

Topik: Riwayat Hidup Rabindranath Tagore

1.Jatidiri Rabindranath Tagore

2.Pendidikan Rabindranath Tagore

5

Page 6: Topik, Tema, Dan Kerangka Karangan

3.Karier Rabindranath Tagore

4.Akhir Hidup Rabindranath Tagore

Berdasarkan kerangka diatas dapat dibuatkan karangan singkat yang terdiri

atas satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; bahkan dapat diperuas

menjadi satu buku yang terdiri atas empat bab. Begitulah pentingnya

membuat kerangka karangan sebelum mengarang. Perhatikan contoh

karangan singkat terdiri atas satu alinea yang disusun berdasarkan kerangka

di atas.

b. Pola logisDi atas telah disebutkan bahwa pola Logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara berpikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda beda bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Itu sebabnyadalam kerangka pola logis timbul variasi penempatan unit-unit. Adapun macam-macam adalah kilmaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus. Kiranya macam-macam urutan pola logis it tidak perlu lagi dijelaskan di sini satu per satu beserta lawan atau kebalikannya. Dengan memperhatikan contoh kerangka karangan urutan klimaks, misalnya, dengan mudah dapat kita bayangkan antiklimaks; demikian juga urutan pasangan yang lainnya. Amatilah dengan seksama contoh kerangka karangan berikut ini.

Contoh 1 (Urutan Klimaks)Topik: Kejatuhan SoehartoI. Praktik KKN MerajarelaII. Keresahan di Tengah MasyarakatIII. Kerusuhan Sosial di Mana-manaIV. Tuntutan Reformasi MenggemAV. Kejatuhan yang Tragis

Contoh 2 (Urutan Sebab – Akibat)Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar1.Kebakaran di Tanah Tinggi2.Penyebab Kebakaran3.Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah4.Rencana Rehabilitasi Fisik

Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)Topik : Bahaya Ectasy dan Upaya Mengatasinya1.Apakah Ectasy2.Bahaya Ectasy2.1.Pengaruh Ectasy terhadap Syaraf Pemakainya2.2.Pengaruh Ectasy terhadap Masyarakat2.2.1.Gangguan Kesehatan Masyarakat

6

Page 7: Topik, Tema, Dan Kerangka Karangan

2.2.2.Gangguan Kriminalitas3.Upaya Mengatasi Bahaya Ectasy4.Simpulan dan Saran

Contoh 4 (Urutan Umum-Khusus)Topik : Komunikasi LisanI.Komunikasi dan BahasaII.Komunikasi Lisan dan PerangkatnyaA.Kemampuan Kebahasaan 1.Olah Vokal2.Volume dan Nada SuaraB.Kemampuan Akting1.Mimik Muka2.Gerakan Anggota TubuhIII.Praktik Komunikasi LisanIV.........................

7