titrasi argentometri ay

6
1 TITRASI ARGENTOMETRI Disusun oleh: AISAH 1112016200010 Kelompok 4: Dini wulandari 1112016200004 Dita khoerunnisa 1112016200030 Fitri Ramadhiani 1112016200022 Ahmad Yandi RF 1112016200026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: nicholas-reed

Post on 25-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penentuan kadar klorida

TRANSCRIPT

  • 1

    TITRASI ARGENTOMETRI

    Disusun oleh:

    AISAH

    1112016200010

    Kelompok 4:

    Dini wulandari 1112016200004

    Dita khoerunnisa 1112016200030

    Fitri Ramadhiani 1112016200022

    Ahmad Yandi RF 1112016200026

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

    JURUSAN PENDIDKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • 2

    ABSTRAK

    Metode analisis dalam percobaan ini adalah metode argentometri, suatu metode analisis

    volumetri yang digunakan untuk menentukan kandungan senyawa halogenia dan senyawa-

    senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat. Pembentukan suatu endapan

    berwarna, ini dapat diilustrasikan dengan prosedur Mohr untuk penetapan klorida. Tujuan

    dalam percobaan ini adalah menentukan kadar klorida. Dalam percobaan ini didapatkan

    konsentrasi MgCl2 yaitu 2,225 M.

    PENDAHULUAN

    Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk menentukan

    kandungan senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan

    perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri dikenal juga dengan titrasi

    pengendapan yang melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.

    Titrasi argentometri dibedakan menjadi 4 metode, yaitu :

    1. Metode Mohr

    Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida dan bromida dalam suasana

    netral dengan larutan standar perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai

    indikator. Mula-mula titrasi berlangsung dengan pembentukan endapan perak klorida. Jika

    titik ekuivalen telah tercapai, maka perak nitrat akan bereaksi dengan kromat menghasilkan

    endapan perak kromat yang berwarna merah.

    2. Metode Volhard

    Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan perak dalam suasana asam dengan

    larutan standar kalium atau amonium tiosianat berlebih. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan

    secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator

    yang membentuk warna merah 10 dari kompleks besi (III) tiosianat dalam suasana asam

    nitrat 0,5 1,5 N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan

    diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat diamati.

  • 3

    3. Metode K.Fajans

    Metode ini digunakan indikator adsorbsi untuk mengetahui titik ekuivalen. Indikator akan

    teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan,

    tetapi pada permukaan endapan. Endapan harus dijaga agar tidak membentuk koloid.

    4. Metode Liebig

    Metode ini titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan terbentuknya kekeruhan. Ketika larutan

    perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi

    pada pengocokan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil. Jika reaksi

    telah sempurna, penambahan larutan perak nitrat lebih lanjut akan menghasilkan endapan

    perak sianida. Titik akhir ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap. Kendala dalam

    menentukan titik akhir dengan tepat disebabkan karena sangat lambatnya endapan melarut

    pada saat mendekati titik akhir titrasi (kepala laboratorium pendidikan kimia, 2011).

    Titrasi argentometri didasarkan pada reaksi:

    AgNO3 + Cl- AgCl + NO3

    -

    Kalium kromat dapat digunakan sebagai indikator, menhasilkan warna merah dengan

    kelebihan ion Ag+

    . titrasi yang lebih banyak dapat digunakan adalah metode titrasi balik.

    Kelebihan AgNO3 ditambahkan ke dalam sampel yang mengandunh ion klorida dan bromida.

    Kelebihan AgNO3 kemudian ditirasi dengan amonium tiosianat dan amonium fero sulfat

    digunakan sebagai indikator pada kelebihan SCN (David, 2007 )

    Sesuai dengan namanya, penetapan kadar ini menggunakan perak nitrat (AgNO3) garam ini

    merupakn satu-satunya garam perak yang terlarutkan air sehingga reaksi perak nitrat dengan

    garam lain akan menghasilkan endapan. Garam-garam, seperti natrium klorida (NaCl) dan

    kalium sianida (KCN) dapat ditentukan kadarnya dengan cara berikut ini:

    AgNO3 +NaCl AgCl (endapan) + NaNO3

    AgNO3 + KCN AgCN (endapan) + KNO3

    (Donald, 2009 )

    Perak membentuk ion monovalen dalm larutan yang tak berwarna. Senyawa-senyawa

    perak(II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam proses-proses oksidasi-

    reduksi yang dikataliskan oleh perak. Perak nitrat mudah larut dalam air, perak asetat, perak

    nitrat dan perak sulfat kurang larut, sedang semua senyawa senyawa perak lainnya praktis

    tidak larut. Tetapi kompleks- kompleks perak, larut (Vogel, 1985).

  • 4

    Pembentukan suatu endapan berwarna, ini dapat diilustrasikan dengan prosedur Mohr

    untuk penetapan klorida. Pada ilustrasi suatu larutan netral ion klorida dengan larutan perak

    nitrat, sedikit larutan kalium kromat ditambahkan untuk berfungsi sebagai indikator. Pada

    titik akhir ion kromat ini bergabung dengan ion perak untuk membentuk perak kromat

    merah,yang sangat sedikit sekali dapat larut. (Vogel,1994)

    ALAT DAN METODE

    Alat dan bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar klorida dengan metode

    argentometri yaitu 1 buah Labu Erlenmeyer, 1 pasang buret, 1 psang klem dan statif, 1 buah

    gelas kimia, 10 mL larutan MgCl2, 50 mL larutan AgNO3 0,5 M.

    Metode

    Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode argentometri. Pertama siapkan

    10 ml larutan MgCl2 kedalam labu erlenmeyer. Tambahkan 12 tetes larutan K2CrO4.

    Kemudian siapkan buret, statif dan klem untuk menitrasi 10 ml larutan MgCl2. Masukan 50

    ml AgNO3 kedalam buret untuk menitrasi larutan MgCl2. Amati perubahan yang terjadi.

    Apabila telah terbentuk warna ungu pada endapan maka titrasi hentikan. Dan catat volume

    AgNO3 yang digunakan.

    HASIL DAN PEMBHASAN

    Diketahui: V1 = 10 m

    V2 = 44,5 m

    M2 = 0,5 M

    Ditanyakan: M1=......?

    Jawab:

    M1 V1 = M2 V2

  • 5

    M1 10 ml =

    Titrasi argentometri dengan metode mohr merupakan titrasi yang dibuktikan titik

    ekivalennya dengan pembentukan endapan berwarna. Titik ekivalen dalam metode ini di

    tunjukan dengan adanya warna menjelang ungu atau kemerahan pada endapan yang di

    hasilkan saat proses titrasi berlangsung.

    2 AgNO3 + MgCl2 2 AgCl + Mg(NO3)2

    2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2 KNO3

    Kandungan klorida dalam suatu larutan MgCl2 dapat dibuktikan dengan metode mohr.

    Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida dan bromida dalam suasana

    netral dengan larutan standar AgNO3 dengan penambahan K2CrO4. Mula mula titrasi

    berlangsung dengan pembentukan endapan perak klorida. Jika titik ekuivalen telah tercapai,

    maka AgNO3 akan bereaksi dengan kromat menghasilkan endapan perak kromat yang

    berwarna merah. Pada percobaan ini, titik ekuivalen telah tercapai, jika endapan tersebut

    menghasilkan warna menjelang ungu. Berdasarkan hasil data pengamatan, konsentrasi MgCl2

    didapatkan yaitu 2,225 M.

    KESIMPULAN

    Argentometri merupakan salah satu cara zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan

    titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+. Titrasi argentometri ini

    menggunakan metode mohr. Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida

    dengan AgNO3 dan penambahan K2CrO4. Dalam percobaan ini didapatkan konsentrasi MgCl2

    yaitu 2,225 M dan endapan yang dihasilkan adalah berwarna ungu.

  • 6

    DAFTAR PUSTAKA

    Basset, J dkk. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Buku Kedokteran

    EGC

    Cairns, Donald. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta: Buku kedokteran EGC

    G. Svehla. 1985. Vogel: buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan mikro edisi

    kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

    Kepala laboratorium pendidikan kimia, 2012. http://.www.diploma.chemistry.uii.ac.id

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Watson, David G. 2007. Analisis Farmasi. Jakarta: Buku kedokteran EGC