tirai itu kini telah tersingkap - seri pertama

15
"Tirai itu kini telah tersingkap (1)" Karya: Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 1

Upload: abdul-haq

Post on 08-Jun-2015

477 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Telah muncul aliran baru bernama Turobiyyah, yang dipimpin langsung oleh yang mulia, panjenenganipun syaikh Abu Turob Saif Bin Hadlor Al Jawi dari Jawa, yang kini menetap di Dammaj, Yaman.Hampir seluruh yayasan Salafiyyin digoncang dengan isu sesat, bid'ah, haramnya Yayasan.Berikut nama yayasan Salafiyyah di Indonesia :Berikut lengkap kutipan nama-nama yayasan di buku tersebut :وهذه أسماء بعض المؤسسات في بلادنا: مؤسسة (السلفي) للقمان باعبده، مؤسسة (الأنصار) لعبد المعطي، مؤسسة (دار الآثار) لخليف الهادي، مؤسسة (الشريعة) للرفيعي، مؤسسة (أبو بكر الصديق) لزين العارفين، مؤسسة (السنة) بمالغ، مؤسسة (المدينة) و(دار السلف) بصالو، مؤسسة (البينة الإسلامية) غراسيق، مؤسسة (نور العلم) و(تعظيم السنة) عاوي، مؤسسة (الناجية) ماديون، مؤسسة (السلفية) جيأميس, مؤسسة (اللؤلؤ والمرجان) سمارغ، مؤسسة (أنوار السنة) كابومين، مؤسسة (الغرباء) بربالنغا، مؤسسة (السلف) عسكري، مؤسسة (دار السلف) بونتاغ، مؤسسة (المنصورة) بنجار جديد, مؤسسة (السلفي) كوآلا, مؤسسة (منهاج السنة) منطيلان, مؤسسة (السلف) سمرندا, مؤسسة (السنة) آشيه, مؤسسة (المجاهدة) و(الهجرة) و(سني سلفي) ميدان, مؤسسة (تعظيم السنة) رياو, مؤسسة (أبو بكر الصديق) أمبون, مؤسسة (مركز العمل الإسلامي) ماكسار.Hal ini membikin ketegangan tersendiri diantara para guru pondok yayasan Salafiyyah dengan para santri Dammaj, Yaman dan pendukungnya di Indonesia. Wallahul musta'an.

TRANSCRIPT

Page 1: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

"Tirai itu kini telah

tersingkap (1)"

Karya:

Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 1

Page 2: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Gratis – Silakan disebarkan untuk kalangan Salafiyyin

(Untuk kalangan sendiri)

الرحيم الرحمن الله بسم

, أجمعين وصحبه آله وعلى المرسلين سيد على والسالم والصالة العالمين رب لله الحمدبعد :أما

Hari Jum'at pagi ini suasana terasa sangat cerah, keceriaan itu terlihat jelas dari rona Sang Mentari yang dengan lembut mulai memancarkan sinarnya yang hangat, sinarnya menebar keseluruh permukaan bumi termasuk bebatuan yang masih di basahi oleh butiran embun pagi di tanah sereal pegunungan batu, negeri Yaman.

Hari beranjak siang, seiring sinar mentari bertambah panas menyengat bumi, tatkala aku telah usai menulis konsep surat ini di lembaran kertas buram. Lama juga aku merangkai huruf demi huruf ini, lantas menjadi sebuah kata, kemudian merangkai kata demi kata ini menjadi sebuah kalimat panjang. Tuk kemudian kukirimkan kepada saudara sekalian semua dalam bentuk sepucuk surat.

Saat kutorehkan tinta ini tergerak lisan dan hatiku tuk selalu berucap syukur kepada Allah Ta’ala, yang telah mentaqdirkan kesehatan ini, tuk tetap setia menemani semangatku dalam menuntut ilmu Dienul Islam saat ini. Walau perubahan cuaca di Yaman terasa sangat kurang bersahabat dengan kondisi tubuhku saat ini. Namun aneh tapi nyata, beberapa bulan telah berlalu toh aku masih belum bisa beradaptasi dengan gurun batu, Negeri Yaman.

Tanpa disadari ternyata perjalanan waktu yang telah berlalu mulai mampu mengikis indahnya kebersamaan selama ini, melepas pintalan tali, mengendurkan eratnya ikatan dan mengurai kisi kehidupan, seutas demi seutas. Maka melalui gerakan tangan dan goresan tinta dalam surat ini, aku bermaksud menyingkap tirai yang selama ini tertutup.

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 2

Page 3: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Gambar 1. Pengumuman daurah di masjid Utsman bin Affan, yayasan Ta’zhim As-Sunnah, Riau yang dihadiri ust Abu Hazim Muhsin

Teriring rasa syukurku kepada du’at Salafiyyin Indonesia yang telah memperkenalkan Dakwah Salafiyyah ini kedalam Qalbuku, maka perkenankanlah Aku tuk merangkai kata, membuang duka dan menyingkap tirai yang selama ini tertutup. Satu asaku, semoga tulisan ini bisa menjadi penerang bagi mereka-mereka yang masih terkungkung dalam tirai kegelapan Turobiyyah, yah kegelapan dinasti yang ‘mulia’, pimpinan Abu Turob Saif Bin Hadlor Al Jawi.

Maka aku katakan dengan lantang: “Telah sampai kepada saya sebuah pengumuman dauroh yang akan di adakan di Masjid 'Utsman Bin 'Affan radhiallahu'anhu (Kompleks Ma'had Ta'zhim As-Sunnah, Pekanbaru) Jl. Raya Pekanbaru Bangkinang Km 19,8 Rimbo Panjang - Kampar –RIAU. Setelah meneliti pengumuman tersebut di atas, saya melihat perlunya menambahkan beberapa catatan yang akan saya urai sebagai berikut:   Sedikit saya jelaskan, bahwa yayasan Ta’zhimus Sunnah ini diketuai oleh saudara Abul Mundzir Dzul Akmal, Lc, Pekanbaru, RIAU. Nama Ta’zhimus Sunnah mengambil nama dari kitab Syaikh Abdul Qayyum, menurut pernyataan ustadz sendiri. Dan tidak sedikit dari murid-murid ustadz Dzul Akmal yang melakukan rihlah tholabul ilmi ke Dammaj, Yaman. Namun ada satu hal yang terasa sangat mengganjal dalam benak saya yaitu; mengapa tiada seorangpun dari murid-murid ustaz Dzul Akmal yang mengangkat "Yayasan Ta'zhim As Sunnah" ini ke permukaan

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 3

Page 4: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

sebagaimana mereka mengangkat yayasan milik Luqman Ba 'Abduh, 'Asykari atau yayasan du’at Salafiyyin Indonesia lainnya?

Bukankah kalian, wahai para murid ustadz Dzul Akmal sepakat menyatakan bahwa yayasan untuk wasilah dakwah itu adalah Muharrom? Yayasan untuk wasilah dakwah itu adalah Bid'ah 'Ashriyyah ? Yayasan untuk wasilah dakwah itu adalah muhdatsah? Saat kalian mengetahui bahwa saudara Luqman Ba 'Abduh, 'Asykari dan du’at salafiyyin Indonesia lainnya memiliki yayasan, kalian bergerak serentak mengangkat kata: “Ini haroom!!! Ini bid'ah 'ashriyyah!!! Ini muhdatsah!!!” Lalu mengapa saat kalian menyaksikan bahwa ustadz kalian mempelopori dan mengetuai yayasan, kalian diam tak bergerak?

Duhai, apakah karena lantaran ustadz Dzul Akmal adalah ustadz kalian, lantas kalian menggunakan uslub berlemah lembut dalam mengingkari perkara yang Haroom, Bid'ah 'Ashriyyah, dan Muhdatsah ini? (menurut kalian). Sementara karena Luqman Ba'abduh, 'Asykari dan du’at salafiyyun Indonesia lainnya, bukan termasuk ustadz kalian, lantas kalian mengingkari yayasan mereka dengan frontal dan tanpa uslub ?

Ataukah mungkin karena kalian menganggap bahwa yayasan Ta'zhim As Sunnah milik saudara Dzul Akmal berbeda dengan yayasan-yayasan milik du’at salafiyyin Indonesia lainnya, sehingga saat menghadapi yang ini harus dengan lemah lembut dan saat menghadapi yang itu harus frontal?

Satu hal yang terasa sangat menggelikan adalah nama saudara Abul Mundzir Dzul Akmal, kendati beliau memiliki yayasan, mempelopori dan mendirikannya, namun seakan terasa sangat harum di Dammaj. Dan saat pelajaran umum dimulai, tak jarang selembar kertas terlayang naik ke meja Syaikh bertuliskan:

علينا يسلم األندونيسى المنذر أبو "Abul Mundzir dari Indonesia mengucapkan salam untuk kita".

Dalam kesempatan ini, saya ingin mencantumkan dua ayat dari Al Quran semoga bisa menjadi pedoman bagi kita semua dalam bersikap atau bertindak.

Allah Ta’ala berfirman: أال   على قوم شنئان واليجرمنكم بالقسط شهداء لله قوامين كونوا آمنوا الذين يأيها

: ) . المائدة تعملون بما خبير الله إن للتقوى أقرب هو اعدلوا )8تعدلوا Artinya: " Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kalian menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah karena kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah kalian, karena keadilan itu lebih dekat kepada ketaqwaan. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian lakukan." (Al Maidah: 8)

Allah Ta’ala berfirman: الوالدين أو أنفسكم على ولو لله شهداء بالقسط قوامين كونوا آمنوا الذين يأيها

: النساء ( )135واألقربين Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kalian menjadi para penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah sekalipun terhadap diri-diri kalian sendiri atau kedua orang tua serta karib kerabat." (An Nisa: 135)  

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 4

Page 5: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Bila seseorang mengatakan: "Mungkin murid-murid Dzul Akmal yang sedang berada di Dammaj tidak mengetahui kalau ustadz mereka memiliki yayasan ?" .

Saya katakan : "Kemungkinan yang tersebut di atas justru sangat tidak mungkin”. Atau dengan kata lain : “Sangat mustahil murid murid Dzul Akmal yang saat ini berada di Dammaj, Yaman, tidak mengetahui bahwa ustadz mereka terlibat dalam yayasan”. Hal ini dikarenakan beberapa sebab yang akan saya uraikan dibawah ini: a]  Di Dammaj sendiri pernah terjadi perdebatan antara saudara Zakaria asal Samarinda dengan Dzakwan murid ustadz Dzul Akmal asal Sumatra Utara, dalam perdebatan itu Zakaria menyatakan kepada Dzakwan: "Tuh Dzul Akmal, tuh ustadz kalian punya yayasan, namun kalian pura-pura tidak tahu, yang kalian tahu hanya yayasan Luqman dan 'Asykari"

b]  Dalam buku yang berjudul: الدعوة فى عصرية بدعة الجمعية

Disebutkan oleh pengarang, sebuah yayasan yang bernama yayasan Ta'zhim As Sunnah Pekanbaru (yang tak lain adalah milik Dzul Akmal) 1

Berikut lengkap kutipan nama-nama yayasan di buku tersebut :أسماء : وهذه بالدنا في المؤسسات ) بعض باعبده ( للقمان السلفي ،مؤسسة

) األنصار ) ) مؤسسة ) الهادي، لخليف اآلثار دار مؤسسة المعطي، لعبد ( ) للرفيعي، الشريعة ) مؤسسة ) العارفين، لزين الصديق بكر أبو مؤسسة

( ) مؤسسة بمالغ، السنة (مؤسسة ( ) مؤسسة) بصالو، السلف دار و المدينة ( مؤسسة( غراسيق، اإلسالمية (البينة ( ) ( عاوي، السنة تعظيم و العلم نور ( ) مؤسسة ماديون، الناجية (مؤسسة ) , اللؤلؤ) مؤسسة جيأميس السلفية

) السنة) أنوار مؤسسة سمارغ، )) والمرجان ) الغرباء مؤسسة كابومين،) ( دار ( مؤسسة عسكري، السلف مؤسسة مؤسسة) بربالنغا، بونتاغ، السلف

, ( ) , ( مؤسسة( كوآال السلفي مؤسسة جديد بنجار (المنصورة ( السنة منهاج , ( ) , ( ) مؤسسة, آشيه السنة مؤسسة سمرندا السلف مؤسسة منطيالن

) , ( ) ( ) ميدان) سلفي سني و الهجرة و (المجاهدة تعظيم مؤسسة , مؤسسة) رياو , (السنة ( أمبون الصديق بكر العمل ( أبو مركز مؤسسة

ماكسار) .اإلسالمي

c]  Beberapa pekan yang lalu saat terjadi ketegangan antara Kholil asal Jakarta dengan Turobiyyun (Turobiyyun, istilah bagi para pembeo Abu Turob Saif Bin Hadlor Al Jawi) ada seorang yang bernama Muhammad Bin 'Umar (yang lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Mukhlish alias Mukhlis Armen) mendatangi Kholil di kamarnya. Dalam pertemuan itu sempat terjadi perdebatan dan masalah yayasan pun diangkat, kemudian si Kholil menunjukkan kepada Muhammad Mukhlis selebaran tentang pengumuman dauroh ini (yang sedang saya beri catatan : “Maka dari tiga keadaan yang telah saya sebutkan di atas, saya menyatakan sangat mustahil kalau murid-murid ustadz Dzul Akmal tidak mengetahui bahwa ustadz mereka memiliki yayasan).

: الحج ( الصدور فى التى القلوب تعمى ولكن األبصار تعمى ال )46فإنها

1 Dimuat di http://jumiyyah.wordpress.com/2009/01/10/%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%85%D8%B9%D9%8A%D8%A9-%D8%A8%D8%AF%D8%B9%D8%A9-%D8%B9%D8%B5%D8%B1%D9%8A%D8%A9-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%AF%D8%B9%D9%88%D8%A9-2/

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 5

Page 6: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Artinya: "Bukanlah mata yang buta namun yang buta adalah hati yang berada di dalam dada". (Al Hajj: 46) Sebagai penutup pada point pertama ini, saya mengatakan: "Wahai para murid ustadz Dzul Akmal, apa yang akan terjadi bila ternyata Syaikh Yahya mengetahui bahwa ternyata ustadz Dzul Akmal memiliki yayasan, mengetuainya, bahkan mempelopori pendiriannya, sama dengan tindakan du’at salafiyyin Indonesia lainnya? Dan bahkan pondok ustadz Dzul Akmal dibangun dari dana yang telah kalian ketahui asalnya ?

Akankah kita melihat murid-murid Dzul Akmal bergerak serentak mengingkari yayasan milik ustadz mereka dengan frontal, sebagaimana mereka mengingkari yayasan-yayasan du'at salafiyyin lainnya? Ataukah mereka memiliki dua timbangan dalam satu permasalahan yang sama?   Lantas kedua, ustadz Abu Hazim Muhsin Bin Muhammad Bashori dari Magetan, Jawa Timur. Konon kabarnya beliau adalah orang Indonesia yang paling lama menuntut ilmu di Dammaj, Yaman. Sermentara di Dammaj, dia lebih di kenal dengan Abu Hazim Al Muadzin. Namun tanpa dirasanya ternyata saat ini dia sedang dijadikan sebagai pion oleh Abu Turob untuk menggoncang ukhuwwah di kalangan du'at dan mad'u salafiyyin Indonesia .

Celakanya ternyata ustadz Abu Hazim sendiri tidak menyadari atau tidak mau menyadari kalau dia tengah dijadikan pion oleh Abu Turob. Dan saat dia pulang ke Indonesia, ia berlagak bagai burung elang yang sedang terbang tinggi di udara, ia melihat seakan semua yang di daratan itu kecil bagai anak ayam. Namun saat ia mendarat turun ke bumi, ternyata dia baru menyadari bahwa di daratan itu ada banyak gunung-gunung yang beribu kali lipat besarnya dari dia. Ada banyak pepohonan yang berpuluh-kali lipat tingginya dari dia.

Barulah dirinya menyadari bahwa ternyata di daratan itu juga ada banyak rintangan, hambatan, tantangan. Dia baru menyadari bahwa ternyata di daratan itu butuh kesabaran, butuh saling mengerti, butuh saling tolong-menolong, butuh kebersamaan dalam melangkah mengajak manusia kepada Al Haq.

Namun sangat disayangkan ternyata sang Elang terus terbius oleh bisikan manis Abu Turob atau sebagian Turobiyyin, yang berada di Dammaj, Yaman. Sifatnya tuk menjadi sosok pemimpin seketika bangkit, hanya karena Turobiyyun menunjuknya sebagai nara sumber tunggal yang paling bisa dipercaya di Indonesia.

Maka dengan segenap kekuatannya, dia mulai membenturkan dirinya sendiri dengan gunung-gunung, dengan pepohonan yang dahulunya dianggap sangat kecil. Tak luput akhirnya diapun mendapatkan serangan beruntun, mendapatkan benturan, hantaman, dan tak jarang dia mendapatkan semburan lahar panas yang menyebabkan dia oleng; jatuh terkulai. Maka sekarang kita mendengar bahwa: a) Abu Hazim bermu'amalah dengan yayasan, padahal menurutnya yayasan itu Haroom, Bid'ah 'Ashriyyah, Muhdatsah. b) Santri-santrinya ternyata juga harus membayar SPP padahal menurutnya dakwah tidak perlu takalluf c) Dalam dauroh-daurohnya ternyata dia menerima amplop padahal menurutnya mengambil upah dari dakwah bukanlah perkara yang terpuji

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 6

Page 7: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

d) Pada sebagian dauroh yang diadakannya ternyata para hadirin diharuskan untuk membayar uang dalam jumlah yang cukup besar, padahal menurutnya Dammaj adalah contoh terbaik dalam sistim belajar mengajar, yang menggratiskan hal itue) Bermu'amalah dengan bank, padahal bank adalah mu'amalah ribaf) Mendengarkan suara santriawati dalam praktek bacaan Al Quran, padahal menurutnya ini adalah pintu fitnah terbesar

Maka teruntuk saudara Abu Hazim, saya memiliki beberapa seruan, sembari menanam asa semoga bisa menjadi pertimbangan bagimu, sebelum engkau melangkah lebih jauh ke depan nanti1. Wahai saudara Abu Hazim, sadarlah bahwa engkau hanya dijadikan sebagai pion, engkau hanya di peralat oleh Turobiyyun untuk menggoncang ukhuwah du’at salafiyyin Indonesia, sementara engkau sendiri menyaksikan dengan mata kepalamu bahwa para du’at salafiyyin Indonesia memiliki hubungan erat dengan para ulama, baik masyayikh Su'udi atau masyayikh Yaman. Mereka selalu menelpon atau bahkan mengundang para masyayikh untuk datang ke Indonesia serta menanyakan kepada mereka permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan dakwah. Mereka para du'at salafiyyun Indonesia berusaha mengamalkan firman Allah Ta’ala:

: النحل ( تعلمون ال كنتم إن الذكر أهل : 43فسئلوا األنبياء) ( )7و Artinya: "Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu (Ulama) bila kalian tidak mengetahui.” (An Nahl: 43) dan (Al Anbiya: 7)

Mereka juga mengamalkan firman Allah Ta’ala : األمر أولى وإلى الرسول إلى ردوه ولو به أذاعوا الخوف أو األمن من أمر جاءهم وإذا

: النساء ( منهم يستنبطونه الذين لعلمه )83منهم Artinya: “Dan bila datang kepada mereka satu berita tentang keamanan atau ketakutan mereka segera menyiarkanya dan kalau mereka menyerahkanya kepada Rosul (Sholallahu 'alaihi wa sallam) dan para Ulama diantara mereka tetntulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui kebenaran itu dari mereka  (Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Ulama).” (An Nisa: 83)

Wahai saudara Abu Hazim, dengan keadaan mereka seperti ini apakah engkau merasa lebih mulia dari mereka ? Padahal yang memberimu biusan hanyalah sekedar Turobiyyun?

Pikirkanlah, wahai saudaraku Abu Hazim…..

2. Wahai Abu Hazim sadarlah bahwa kesalahan-kesalahan yang telah kamu lakukan selama keberadaanmu di Indonesia, telah terdata oleh Turobiyyun. Dan kalaupun saat ini Turobiyyun mengangkat dan menyanjungmu, bukanlah karena mereka memandangmu pantas menjadi rujukan, namun karena mereka memiliki misi untuk menjatuhkan Luqman Ba 'Abduh dan du'at salafiyyin Indonesia lainnya. Tentunya setelah Luqman Ba 'Abduh beserta du’at salafiyyin Indonesia lainnya jatuh, apakah kamu menganggap bahwa Turobiyyun akan tinggal diam melihat kesalahan-kesalahan dan penyimpangan-penyimpanganmu selama ini? Jangan pernah engkau mengharapTurobiyyun mengucapkan kepadamu:

والمسلمين اإلسالم عن خيرا الله جزاكمNamun bersiaplah untuk menjadi target utama berikutnya setelah mereka du’at salafiyyin.

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 7

Page 8: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Saya utarakan hal ini bukan karena menakut-nakuti kamu, bukan pula karena mengaku mengetahui perkara yang ghoib wal 'iyadzu billah. Akan tetapi orang yang bergaul dengan mereka dan melihat pergerakan mereka akan mengetahui kebenaran apa yang saya utarakan.

Wahai Abu Hazim, bila kamu merasa telah lama meninggalkan mereka dan kurang bisa mempercayai apa yang saya utarakan, maka  kamu bisa bertanya langsung kepada saudara kandungmu Abu Arqom yang kini juga berada di Dammaj. Bila Abu Arqom masih menganggapmu sebagai saudara senasab dan seiman (baca: semanhaj), maka dia pasti akan memberimu gambaran yang lebih detail lagi dari pada gambaran yang telah saya berikan kepadamu tentang Abu Turob dan buntut-buntutnya. Namun bila ternyata Abu Arqam hanya menganggapmu sebagai saudara senasab, tapi beda manhaj, maka saya hanya bisa mengatakan:

راجعون إليه وإنا لله إنا

Dan tidak menutup kemungkinan saat ini, engkau wahai Abu Hazim telah memulai pertempuranmu dengan Turobiyyun, karena Luqman Ba 'Abduh dan du’at salafiyyin lainnya telah jatuh (menurut mereka). Semoga hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi Anda sebelum melangkah lebih jauh ke depan.   Wahai saudaraku Abu Hazim, apakah menyenangkan bagimu mendapatkan label "murid Syaikh Muqbil" dan "murid Syaikh Yahya" ? Sementara engkau masih juga bermu'amalah dengan yayasan? Bagaimana menurutmu bila seandainya Syaikh Yahya mengetahui bahwa ternyata engkau masih bermu'amalah dengan yayasan? Padahal engkau mengetahui bahwa Syaikh Yahya sendiri mengharamkan yayasan, Turobiyyun menyatakan bahwa yayasan itu haroom, muhdatsah, bid'ah 'ashriyyah!

Memang akhir-akhir ini, ada kabar bahwa engkau telah hilangkan tulisan “Yayasan Tarbiyyatus Sunnah” dari pondok engkau, saudara engkau Abu Arqom turut mengingkari keberadaan yayasan Magetan, sehingga praktis engkau merasa sudah bersih dari eksistensi “Yayasan Tarbiyyatus Sunnah, Jl. Syuhada 02, Sampung, Sidorejo, Plaosan, Magetan”. Bukankah tanah pondok yang engkau diami masih juga atas nama yayasan ? Bukankah belum ada langkah penting lewat pengadilan Negeri Magetan, untuk membubarkan yayasan sesuai aturan pemerintah ? Berarti engkau masih juga berpijak di atas “haroom, muhdatsah, bid’ah ‘ashriyyah”. Lihatlah gambar 2 yang saya sertakan di bawah ini. Sadarilah hal ini wahai saudaraku…

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 8

Page 9: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Gambar 2. Yayasan Tarbiyyatus Sunnah mengadakan daurah Tajwid dengan pembina Ust. Abu Hazim Muhsin

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 9

Page 10: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Apakah kamu menganggap bahwa diamnya Turobiyyun saat mereka mengetahui kamu bermu'amalah dengan yayasan adalah karena mereka masih menganggap dan menghargai serta menjadikanmu sebagai rujukan? Tidak! Sama sekali tidak! Dan jangan pernah menganggap mereka menjadikanmu rujukan tanpa imbalan. Tapi ketahuilah bahwa diamnya mereka adalah karena mereka masih memiliki misi yang belum tercapai dan mereka masih memanfaatkan dirimu.   Saya hanya bisa berucap:

راجعون إليه إنا و لله إناTernyata tidak tanggung-tanggung, ustadz Abu Hazim bermu'amalah dengan yayasan selama satu pekan. Apa kira-kira yang akan dilakukan oleh Turobiyyun dengan satu pekan ini? Lantas bagaimana dengan catatan daurah Tajwid yang engkau menjadi Dewan Pembinanya, adakah pernyataan tertulis berlepas diri dari acara tersebut ?  Pepatah mengatakan: "Sudah jatuh tertimpa tangga, tersiram cat lagi", agaknya pepatah ini tepat untukmu, wahai ustadz Abu Hazim. Kita semua dapat menyaksikan bahwa :- Engkau bermu'amalah dengan yayasan - Engkau juga berlabel murid Syaikh Muqbil dan Syaikh Yahya, padahal Syaikh Yahya mengharamkan yayasan tanpa toleransi- Mu'amalah engkau dengan yayasan berjalan selama satu pekan - Juga adanya ditutup dengan bukti pendaftaran bagi para peserta dauroh di Magetan

Wahai ustadz Abu Hazim, adakah dari Ulama' Salaf, yang saat mereka mengadakan majlis tahdits atau majlis imla' dan bagi yang akan hadir harus melakukan pendaftaran? Atau adakah dari guru-guru engkau, saat engkau menimba ilmu di Dammaj, Yaman, saat mereka mengadakan dauroh maka bagi para hadirin harus melakukan pendaftaran? Atau saat para Masyayikh kumpul di Dammaj maka bagi para tholabah yang akan hadir harus melakukan pendaftaran? Ini juga merupakan kesalahan-kesalahan yang telah kamu lakukan dan terdaftar dalam buku catatan Turobiyyin

Wahai Abu Hazim berfikirlah, kenapa saat Turobiyyun mendata semua kesalahan-kesalahanmu, kemudian mereka diam dan tidak menasehatimu?

Sadarlah wahai saudaraku, ustadz Abu Hazim, sebagaimana kesadaranmu saat engkau menyadari bahwa didaratan itu butuh kebersamaan dalam melangkah mengajak manusia kepada Al Haq.

Wahai Abu Hazim, saat ini engkau berada di lapangan dakwah tentu engkau bisa membedakan saat engkau hanya duduk, makan, belajar dan beribadah di Dammaj, dengan saat engkau harus berhadapan dengan segudang permasalahan dalam dakwah. Mampukah engkau bersikap dewasa sebagaimana kedewasaan du’at salafiyyin Indonesia yang telah berdakwah di medan juang yang sama dengan medan juangmu? (negeri Indonesia)

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 10

Page 11: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - Seri Pertama

Inilah yang ingin saya tambahkan dalam pengumuman dauroh yang tersebar di Internet itu. Sebagaimana saya lampirkan dalam halaman pertama dari surat saya ini. Wallahu Ta’ala A’lam.

Yaman, Jum'at 14 Dzul Hijjah 1429 H(CATATAN: Tulisan ini merupakan tulisan terbaru setelah mengalami sedikit perubahan dan pembenahan terhadap kesalahan yang terjadi pada tulisan sebelumnya, baik pada ketikan atau yang lainnya. Maka dengan ini saya menyatakan bahwa: “Ini adalah tulisan yang digunakan sekaligus sebagai ralat pada tulisan sebelumnya. Update, Sabtu, 27 Muharam 1429 H”)

(Bersambung ke seri 2, Tirai itu kini telah tersingkap)

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 1, Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 11