tips materi bahasa..x.6

Upload: triogac

Post on 20-Jul-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TIPS MATERI BERITA DAN BUKAN BERITA

Pengertian berita di atas persis sama dengan yang saya pahami hingga saat ini mengenai sebuah berita. Namun sayangnya, tampak banyak yang kurang paham akan arti dari sebuah kata Berita. Atau mungkin arti kata ini telah mengalami perkembangan sehingga Berita kini hanyalah tentang Berita Buruk. Sungguh amat disayangkan. Tidak cukup sulit untuk membuktikan apakah benar kata Berita saat ini hanya untuk menginformasikan yang BURUK bin JELEK. Rata-rata media yang ada saat ini heboh dengan pemberitaan yang menjelekkan satu atau dua atau lebih orang ataupun komunitas tertentu. Apabila diperlukan, informasi yang tadinya hanya BIASA bin POSITIF akan disulap sedemikian rupa sehingga memunculkan kesan NEGATIF, JELEK dan BURUK. Alasannya hanya satu, BIAR LEBIH MENARIK. BIAR BANYAK YANG PENASARAN. JADI BANYAK YANG BACA BERITA YANG KITA SAJIKAN. Jika semua pihak bersikap dan mengedepankan hal seperti ini dalam menyajikan informasi kepada publik, lalu apa masih pantas mereka yang bekerja di bidang jurnalisme untuk dilindungi dengan sebuah UU KEBEBASAN PERS ? Apakah kebebasan seperti ini yang layak bagi mereka ? Silahkan ditelaah. Menurut saya pribadi, seorang jurnalis harusnya mampu menempatkan diri di zona netral sehingga mampu memberikan informasi kepada publik secara proporsional. Jangan hanya cari sensasi. Profesi sebagai jurnalis harusnya menjadi ladang amal bagi anda dengan memberitakan hal yang terjadi dengan APA ADANYA tanpa dibumbui dengan ini itu. Bukannya menjadi ladang dosa dengan menambahkan sentimen pribadi ke dalam sebuah berita, seolah anda adalah seorang malaikat. Padahal topeng malaikat itu hanya sebuah kedok dari tujuan aslinya, yaitu BISNIS : rating, oplah penjualan, nama, publisitas, dll.CONTOH : (FITRI RISMAN) Mendengarkan berita motorola rokc E8 Motorola belum pernah orang yang mengambil ringan dan teknologi modern untuk Motorola ROKR E8 itu benar-benar menunjukkan. Semua orang suka pilihan pribadi mereka sendiri musik dan pada saat itu dapat menjadi kerumitan mencoba untuk mencari lagu yang paling anda sukai di situs, men-download setiap lagu dan kemudian memindahkannya ke Mp3 player atau perangkat lain. Saat ini, ponsel modern dilengkapi dengan semua tambahan untuk membantu para pencinta musik mendapatkan hasil maksimal dari ponsel mereka. transaksi telepon mobile sulit ditemukan. Penyedia mencoba untuk menawarkan sebuah versi yang lebih murah dari ponsel sehingga Anda akan mendapatkan kesepakatan tertentu bukan yang memungkinkan Anda untuk menghabiskan uang keras Anda diterima pada telepon yang Anda inginkan. Sebuah model ROKR E8 Motorola bukan telepon yang mudah untuk mendapatkan tangan Anda pada tapi begitu Anda melakukannya Anda dapat mulai menikmati Motorola E68 pengalaman.

Dengan berat dibawah 100 gram mudah untuk melihat mengapa ponsel ini akan mudah tote di dalam saku atau tas. Dengan permukaan licin dan mengkilap tidak ada cara untuk keliru model ini untuk hal lain. Motorola ROKR E8 ini sangat cocok untuk musik. Hal ini memungkinkan pelanggan kebebasan untuk memilih lagu-lagu mereka ingin men-download dari komputer Anda. Saat ini ada lebih dari 200 toko musik yang berbeda tersedia online untuk menemukan lagu yang tepat untuk Anda. Cukup drag drop dan lagu-lagu Anda dari komputer Anda ke ponsel Anda dan kemudian Anda dapat mengatur lagu-lagu sesuai dengan judul lagu, artis, album, genre, atau bermain daftar. Membagi daftar putar Anda akan membuat mendengarkan mudah untuk dilakukan di mana saja karena akan daftar dan memainkan semua lagu yang telah Anda pilih dalam daftar putar. Anda dapat membuat daftar main menurut suasana hati Anda berada dalam yang akan memungkinkan Anda untuk memainkan daftar main bukannya memilah-milah semua lagu Anda. Apakah Anda ingin tahu lagu apa yang sedang bermain? Anda dapat membacanya dari ID lagu yang ditampilkan di ponsel. Anda juga dapat menikmati dibangun pada fitur Radio FM yang akan memungkinkan Anda untuk mendengarkan stasiun radio lokal. Mendengar berita terbaru dan kanan cuaca dari ponsel Anda dan tidak pernah melewatkan laporan penting lagi. Sementara beberapa konsumen sulit untuk memuaskan Anda dapat menemukan beberapa Motorola jujur ROKR E8 review online oleh konsumen yang merekomendasikan model telepon ini. Ini tidak mudah menemukan ponsel yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan anda tetapi Motorola ROKR E8 mendekati memenuhi kebutuhan semua orang. Ketika mencari ponsel yang tepat memutuskan apa adalah fitur yang paling penting dari sebuah ponsel untuk Anda; alat, musik, pesan teks, video streaming, blogging, atau hanya fakta bahwa Anda dapat berkomunikasi dengan teman dan keluarga di mana pun Anda adalah. Apapun kebutuhan Anda adalah Motorola ROKR E8 dapat menyediakan Anda dengan produk yang berkualitas baik yang dapat bertahan untuk waktu yang lama.

TIPS MATERI PEMAKAIAN KATA ULANG DALAM KALIMAT

Kata jadian yang terbentuk dengan pengulangan kata. Bentuk kata ulang : Kata ulang murni atau pengulangan seluruh atau dwilingga, yaitu pengulangan seluruh kata dasar. Contoh : ibu-ibu hitam-hitam - kuda-kuda danau-danau

Kata ulang berimbuhan atau kata ulang sebagian, yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan, sisipan, akhiran atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya diulang. Contoh : - berlari-lari bermain-main - menari-nari hormat-menghormati - bunga-bungaan kekanak-kanakan Kata ulang berubah bunyi atau bervariasi fonem, baik vokal maupun konsonan. Contoh : - lauk-pauk - serta-merta - warna-warni - gerak-gerik - mondar-mandir Kata ulang suku awal atau dwipurwa, yaitu bentuk pengulangan suku pertama kata dasarnya, biasanya disertai variasi e pepet. Contoh : - lelaki laki-laki ~ lalaki ~ lelaki - sesama sama-sama ~ sasama ~ sesama - tetangga tangga-tangga ~ tatangga ~ tetangga Selain bentuk kata ulang di atas, terdapat kata ulang semu atau kata dasar berulang. Contoh : - cumi-cumi paru-paru - laba-laba pura-pura - biri-biri kura-kura - kupu-kupu - kunang-kunang Makna kata ulang Menyatakan banyak tak tentu. Contoh :

- gunung-gunung - daerah-daerah - gerak-gerik - rumah-rumah - pepohonan 2. Menyatakan sangat. Contoh : - rajin-rajin besar-besar - kuat-kuat manis-manis 3. Menyatakan saling, berbalasan atau pekerjaan dilakukan oleh dua pihak. Contoh : - kunjung-mengunjungi - tuduh-menuduh - tolong-menolong 4. Menyatakan paling atau intensitas. Contoh : - sebaik-baiknya - setinggi-tingginya - sebanyak-banyaknya 5. Menyatakan tiruan atau menyerupai. Contoh : - orang-orangan - siku-siku - rumah-rumahan 6. Menyatakan bersenang-senang atau santai. Contoh : - duduk-duduk minum-minum - membaca-baca tidur-tiduran - berjalan-jalan berbaring-baring 7. Menyatakan dikenai sifat atau agak. Contoh : - kebarat-baratan - kemalu-maluan - kehijau-hijauan 8. Menyatakan himpunan pada kata bilangan. Contoh : - dua-dua

- lima-lima - banyak-banyak 9. Menyatakan agak.(melemahkan arti). Contoh : - Kepala pening-pening. - Badan sakit-sakit. - Jangan malu-malu. 10. Menyatakan beberapa. Contoh : - bertahun-tahun ia menunggu. - berhari-hari ia menanti. 11. Menyatakan terus-menerus. Contoh : - bertanya-tanya - mencari-cari 12. Menyatakan waktu. Contoh : - Pagi-pagi minum es. - Datang-datang marah. 13. Menyatakan makin atau bertambah. Contoh : - Lama-lama ia pingsan. - Meluap-luap amarahnya. 14. Menyatakan berusaha atau penyebab. Contoh : - menyabar-nyabarkan diri. - menguat-nguatkan hati. - menahan-nahan amarah. Soal-soal pelatihan : Yang merupakan kata ulang semu adalah. a. buku-buku b. kupu-kupu c. pontang-panting d. baris-berbaris Jawaban : b

2. Buah-buahan yang dibeli Inul di Pasar Baru masih tampak segar. Buah-buahan dalam kalimat tersebut tergolong kata ulang. a. berubah bunyi b. sebagian c. murni d. berimbuhan 3. Kata ulang yang menyatakan makna saling adalah. a. Salah satu ciri khas bangsa Indonesia dalam bermasyarakat adalah tolongmenolong. b. Anak itu melempar-lempar mainannya. c. Paman tidur-tiduran di atas sofa. d. Berbulan-bulan kakaknya tidak pulang dari perantauan. Pembahasan : Tolong-menolong ~ artinya saling menolong Melempar-lempar ~ artinya terus-menerus atau berulang-ulang. Tidur-tiduran ~ artinya tindakan dilakukan dengan santai. Berbulan-bulan ~ artinya menyatakan beberapa. Jawaban : a 4. Pengulangan kata yang menyatakan paling terdapat pada kalimat. a. Pemusik-pemusik di era Indonesia baru ini banyak bermunculan. b. Mereka selalu berupaya untuk menciptakan lagu dengan sebaik-baiknya. c. Penyanyi-penyanyi muda dan ceria selalu tampil dengan gaya yang berbeda. d. Mereka kenal-mengenal sebelum mulai pertandingan. Pembahasan : Pemusik-pemusik maknanya banyak pemusik. Sebaik-baiknya maknanya paling baik. Penyanyi-penyanyi maknanya banyak penyanyi. Kenal-mengenal maknanya saling mengenal. Jawaban : b

5. 1. Di Taman Buah Mekarsari pohonpohonan ditata dalam pola daun lamtorogung sebagai simbol tanaman serbaguna. 2. Para petugas taman buah itu bekerja dengan segiat-giatnya agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. 3. Taman-taman di taman buah ini dijadikan objek wisata baru bagi turis mancanegara atau domestik. 4. Para pengelola taman buah ini berusaha sekuat-kuatnya agar produk buah lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Makna pengulangan kata yang menyatakan banyak dan bermacam-macam terdapat pada kalimat nomor. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 Pembahasan : 1. Pohon-pohonan maknanya bermacammacam. 2. Segiat-giatnya maknanya sangat atau paling. 3. Taman-taman maknanya banyak. 4. Sekuat-kuatnya maknanya sangat atau paling. Jawaban : b 5. Adik saya mempunyai mobil-mobilan antik yang tidak dimiliki oleh teman sebayanya. Makna kata yang tercetak miring tersebut adalah. a. paling b. berulang c. banyak d. menyerupai Pembahasan : Kata mobil-mobilan memiliki makna menyerupai. Jawaban : d

6. Warna bajunya kebiru-biruan serasi dengan kerudungnya. Makna kata kebiru-biruan dalam kalimat tersebut adalah. a. sangat b. amat c. agak d. banyak Pembahasan : Kata kebiru-biruan memiliki makna agak biru. Jawaban : c 7. Eva berperilaku kebarat-baratan sehingga tidak disenangi oleh teman-temannya. Makna kata ulang yang sama dengan kalimat tersebut adalah. a. Buku-buku itu telah kusimpan dalam rak. b. Halaman rumahku ditanami dengan pohon buah-buahan. c. Sikap gadis itu masih kekanak-kanakan. d. Wati tampak kurus karena sakit-sakitan. Pembahasan Buku-buku bermakna banyak. Buah-buahan bermakna bermacam-macam. Kekanak-kanakan bermakna menyerupai. Sakit-sakitan bermakna intensitas atau sering. 8. Sampai kini masyarakat hanya tahu bahwa pohon-pohon di hutan ditebang dan diambil kayunya. Arti kata ulang pada kalimat tersebut adalah. a. seluruh pohon b. sebagian pohon c. banyak pohon d. sedikit pohon Pembahasan : Kata ulang pohon-pohon bermakna banyak pohon. Jawaban : C

9. Batu-batu cadas merintih kesakitan karena ditikam belatinya. Kalimat yang menggunakan bentuk pengulangan sama dengan kalimat tersebut adalah. a. Mentari pagi menyinari dedaunan. b. Buku-buku itu berserakan di lantai kamarnya. c. Pagar di lahan pemukiman itu rapi-rapi. d. Orang itu duduk-duduk saja di teras. 10. Kalau kakimu sakit, kamu boleh berjalan pelan-pelan. Kata ulang dalam kalimat tersebut yang semakna dengan kata ulang dalam kalimat tersebut adalah. a. Ia belajar sambil makan-makan. b. Angkatlah gelas itu tingi-tinggi. c. Bawalah buku itu satu-satu ke tempatnya. d. Murid-murid belajar dengan tekun. Pembahasan : Makan-makan bermakna banyak tak tentu. Tinggi-tinggi bermakna intensitas atau sangat. Satu-satu bermakna himpunan. Murid-murid bermakna banyak tak tentu. 11. Batu-batuan yang telah dibersihkan oleh para perajin dibentuk kemudian digosok-gosok sampai terlihat mengkilap. Makna pengulangan kata yang tercetak miring pada kalimat tersebut adalah. a. banyak, melakukan pekerjaan b. menyerupai, saling c. bermacam-macam, berkali-kali d. kumpulan, saling Pembahasan Batu-batuan bermakna menyatakan bermacam-macam. Digosok-gosok bermakna menyatakan berkali-kali. Jawaban : C 12.Kata ulang dalam kalimat berikut yang bermakna saling adalah. a. Begitu mereka bertemu, langsung mereka bersalam-salaman. b. Para siswa dididik bersopan santun. c. Angkutan umum banyak mengambil

trayek Merak Serang pulang-pergi. d. Ia pekerjaannya hanya mondar-mandir. Siswa-siswi SMP Taruna pada liburan kemarin berpiknik ke Pantai Carita. Di sana mereka melihat-lihat pemandangan yang masih alami. Ombak berkejar-kejaran di tepi pantai. Daun nyiur melambai-lambai dari kejauhan. Kesemuanya itu membuat para pengunjung Pantai Carita terkesima. Pembahasan : Siswa-siswi merupakan kata ulang berubah fonem, yang bermakna banyak siswa. Jawaban : A Di sana mereka melihat-lihat pemandangan yang masih alami. Makna kata ulang pada kalimat tersebut adalah. a. menyatakan banyak b. menyatakan berkali-kali c. menyatakan tiruan d. menyatakan tidak dengan sungguhsungguh. Pembahasan : Kata ulang melihat-lihat bermakna menyatakan berkali-kali melihat. Jawaban : B 15. Kata ulang yang bermakna menyatakan paling terdapat pada kalimat. a. Mereka berusaha belajar sebaik- baiknya. b. Ia hanya membaca buku-buku LKS. c. Dia mendengarkan musik sambil tidur- tiduran. d. Pemain-pemain sepak bola itu berkumpul di rumahnya. Pembahasan : Sebaik-baiknya bermakna paling. Buku-buku bermakna banyak. Tidur-tiduran bermakna santai. Pemain-pemain bermakna banyak. Jawaban : A

CONTOH : (SRI WAHYUNI)

Saya heran sekali. Kata orang sudah diselenggarakan Konggres Bahasa Jawa 4 kali, berjarak lima tahunan selang seli pada tiga propinsi, yaitu Jateng, Jatim, dan DIJ. Niatnya agar bahasa Jawa dan sastra Jawa bisa bersemarak kembali jadi bahasa harian orang Jawa di tiga propinsi itu. Sudah diselenggarakan empat kali, artinya niatan tadi kan sudah berlangsung 20 tahun. Ternyata keadaan bahasa Jawa maupun sastra Jawa sebelum dilaksanakan konggres-konggres dan saat ini sama saja. Bahasa Jawa zaman sekarang juga tidak semarak seperti zaman sebelum diselenggarakannya konggres-konggres. Sastra Jawa, siapapun yang ingin berkarya, maupun siapa pun yang ingin membaca sastra Jawa ya hanya pada majalah bahasa Jawa Penjebar Semangat, Jaya Baya dan Djaka Lodang. Tidak berkembang lagi, bahkan boleh dikatakan surut, karena jumlah pelenggan majalah-majalah tadi kian hari kian surut, sehingga jumlah yang beredar sebelum ada konggres bahasa Jawa lebih banyak daripada masa kini. Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil konggres-konggres yang mestinya diikuti langkah-langkah peraturan pemerintah yang seharusnya dipatuhi di tiga propinsi itu, ternyata sangat minim dilakukan. Kalau pun ada Perdanya, juga tidak dipatuhi pelaksanaannya oleh masyarakatnya di tiga propinsi tadi. Sia-sia? Pengajaran di sekolah kok katanya juga sudah ada. Tapi keluh-kesahnya para pelaksana Perda untuk mematuhi berkumandang jelas. Jam ajarnya terlalu sedikit. Guru bahasa Jawa kurang sekali. Buku ajar bahasa Jawa belum ada. Dilombakan menulis buku ajaran bahasa Jawa di Provinsi/Kabupaten/Kota konon tidak ada pesertanya. Atau ada, tetapi tidak cocok untuk dijadikan buku ajar bahasa Jawa. Kata Mas Ayu Sutarto, di Jember pelajaran bahasa Jawa di sekolahan sangat ditakuti oleh para murid, tetapi pelajaran bahasa Inggris sangat disenangi dan diminati. Sebab untuk bahasa Jawa harus menghafal anak kuda namanya belo, anak cecak namanya sawiyah. Padahal di sana yang biasa berbahasa Madura, menyebut anak kuda ya kuda kecil, anak cecak ya cecak kecil. Lalu kapan harus mengucapkan belo, karena sekarang kuda saja sulit sekali ditemui. Dan cecak sudah tidak pernah diperhatikan orang. Sungguh, luar biasa sekali sulitnya bangsa Jawa belajar bahasa Jawa! Sudah diselenggarakan konggres bahasa Jawa yang biayanya ratusan juta rupiah, sudah berlangsung selama 20 tahun, pelajaran bahasa Jawa masih sulit dilaksanakan. Sastra Jawa masih tetap tidak semarak. Sulit sekalikah mengajari bahasa Jawa di sekolah? Saya dulu diajari bahasa Jawa di sekolah gampang sekali. Murid satu kelas 30 orang dibagi buku merata satu-satu. Murid Parto membaca keras-keras, murid lainnya menyemak. Kalau membacanya salah, murid lain berteriak, Salah!. Artinya cara membacanya harus diulang dibetulkan. Terkadang di tengah-tengah membaca, dihentikan oleh guru, guru ganti menyuruh murid Sumono melanjutkan membaca. Kalau Sumono tidak bisa meneruskan bacaannya, artinya dia tidak menyemak yang dibaca oleh Parto. Kena hukuman. Jam pelajaran bahasa Jawa selesai, buku dikumpulkan, dan disimpan di almari sekolah. Keesokan harinya, pelajaran bahasa Jawa dimulai dengan membagi buku yang kemarin, dan disuruh baca ganti-ganti seperti kemarin juga. Begitu tiap hari cara mengajar bahasa Jawa zamanku dahulu.

Kalau murid sekelas semua sudah mendapat giliran membaca keras-keras buku tadi Bab I, lalu jam pelajaran bahasa Jawa selanjutnya juga membagi buku yang itu juga. Tapi tidak disuruh membaca keras-keras dan yang lain menyemaknya. Selama 10 15 menit murid-murid disuruh membaca batin Bab II. Selesai, Pak Guru pun bertanya kepada murid-muridnya bergiliran satu per satu, apa saja cerita yang tertulis dalam Bab II. Yang tidak lancar atau bahkan tidak bisa bercerita, pastilah membacanya tidak lancar. Pak Guru lalu selalu membimbing memberi tuntunan, bagaimana caranya membaca buku itu. Misalnya, kalau membaca buku kepalanya jangan ikut geleng-geleng. Bola matanya saja yang bergerak. Dituntun oleh guru tiap kali terdapat kendala pada satu dua muridnya caranya membaca. Dituntun bagaimana membaca buku. Membaca batin, bibirnya jangan ikut bergerak. Bagaimana caranya membaca cepat dan lalu mengerti maknanya, karena membaca cepat juga sangat berguna bagi seorang pemimpin bangsa. Cara mengajarkan bahasa Jawa seperti itu bukankah sangat mudah? Yang mengajar tidak usah orang yang titelnya S1 atau S2. Seorang kakak perempuan yang umurnya 3 tahun lebih tua, tapi sudah lancar membaca buku, sudah dapat mengajari adiknya membaca buku (ini saya alami sendiri, dan juga pernah saya lihat di siaran TV yang menyiarkan setelah tsunami di Aceh, seorang mbakyu dan adiknya sama-sama membaca buku di tenda pengungsian). Caranya, adiknya disuruh membaca buku keras-keras, si kakak mendengarkan, kalau salah ditegur dan dibetulkan. Gampang sekali. Buku ajarnya sekarang tidak ada. Pemerintah belum menerbitkan buku ajar seperti itu meskipun konggres-konggres bahasa Jawa sudah berlangsung 20 tahun. Lalu, apakah pengajaran bahasa Jawa di sekolah menunggu diterbitkannya buku-buku ajar di sekolah? La kalau sudah 20 tahun berlangsung konggres-konggres, buku ajar bacaan bahasa Jawa belum ada, apa kira-kira 50 tahun kemudian baru diterbitkan bukunya setelah konggris yang ke 10? Atau, mengamati sudah diselenggarakan konggres 20 tahun tidak terjadi penerbitan buku ajar bahasa Jawa, mungkin akan selamanya konggres dilaksanakan sepanjang zaman tidak juga terbit buku ajar bahasa Jawa? Konggres hanyalah untuk Konggres? Kata Mas Cipto Dosen Uness Semarang ketika menghadiri Festival Sastra Jawa dan Desa Inovatif di Cakul Trenggalek 4 Agustus 2009 lalu, untuk menyemarakkan bahasa dan sastra Jawa jangan selalu mengharapkan uluran tangan dari pemerintah melulu. Ini kebutuhan kita, marilah kita berusaha memberdayakannya dengan penuh semangat, seperti halnya ketika para sastrawan dan pemeduli bahasa Jawa menghadiri Festival Sastra Jawa dan Desa Inovatif di Cakul ini. Jadi, marilah pelajaran bahasa Jawa di sekolah kita lakukan seperti pada zaman saya dahulu. Yaitu membaca ganti-ganti murid satu kelas dengan menyemak apa yang dibaca temannya yang mendapat giliran membaca. Bukunya? Belum tersedia buku, ya cerita di Taman Putra yang dimuat di majalah bahasa Jawa Jaya Baya atau Panjebar Semangat difotocopy sebanyak jumlah murid di kelas, misalnya 30 orang. Dibagi selembar seorang (ongkos fotocopy ditanggung sekolah). Lalu disuruh baca yang keras berganti-ganti. Selesai jam pelajaran, fotocopy dikumpulkan. Keesokan harinya dibagi lagi, dibaca bergiliran lagi. Begitu hingga seluruh kelas sudah membacanya dengan lancar dan semua mengerti benar alur cerita maupun liding dongeng (the moral of the story). Baru ganti cerita Taman Putra (fotocopyan) yang lain.

Begitulah seharusnya pengajaran sastra Jawa di daerah tiga provinsi di Tanah Jawa sebelum buku ajar atau buku bacaan bahasa Jawa terbit. Yang memfotocopy dari Taman Putra (majalah bahasa Jawa) adalah sekolah-sekolah yang bahasa Jawanya cengkok Mataraman (cengkok Surakarta-Jogjakarta). Di daerah Banyumas apa bahasa Taman Putra majalah Jaya Baya bisa diikuti? Karena bahasa Banyumasan lain dengan bahasa Jawa Mataraman. Sulit bagi anak-anak Banyumas yang tiap hari berbicara bahasa Banyumasan disuruh membaca/berbicara bahasa Taman Putra majalah Jaya Baya. Gampanglah. Ya gurunya saja disuruh mengarang cerita bahasa Banyumasan. Kalau tidak bisa mengarang cerita sendiri, ya minta tolong kepada orang lain. Mosok tidak ada seorang pun di Banyumas yang bisa mengarang cerita dalam bahasa Banyumasan? Sudah ada buku bahasa Banyumasan yang mendapat hadiah Sastra Rancag kiblat bahasa Jawa, lo! Buku bahasa Banyumasan mendapat hadiah tertinggi buku bahasa Jawa yang diselenggarakan oleh Yayasan Sastra Rancag pimpinan Ayip Rosidi. Apa ora hebat? Mosok hanya seorang itu yang bisa mengarang (menulis) cerita bahasa Banyumasan? Dan kalau yang seorang itu tidak lagi menulis bahasa Banyumasan, lalu bahasa Jawa Mbanyumasan kukut? Kan kasihan, Pak Ayip Rosidi sudah berjuang menghabiskan dana, enersi dan waktu bertahun-tahun lamanya, masyarakat Jawa Mbanyumasan tidak bisa mensyukuri dan tidak merasa sejahtera. Menunggu hasilnya para caleg pemilihan yang lalu? Mengarang cerita itu sulit, lo, Pak! Sudah. Begini saja. Untuk bacaan di kelas bagi murid yang bahasanya Banyumasan, suruh saja Pak Guru menterjemahkan cerita anak dari majalah Bobo. Seperti halnya Taman Putra tadi, cerita anak di majalah Bobo setelah diterjemahkan dalam bahasa Banyumasan, diketik pada komputer, difotocopy sebanyak jumlah murid di klas, lalu dipakai sebagai pelajaran bahasa Jawa Banyumasan. Untuk bacaan di kelas mulai klas satu hingga klas tiga. Itu yang di Banyumas. Yang di Tegal juga begitu. Cerita kanak majalah Bobo (yang sudah jelas makna dan mutu pendidikannya) diterjemahkan dalam bahasa Tegalan. Yang Banyuwangi bahasa Osingan. Yang Madura bahasa Maduran. Dengan cara begitu, maka pengajaran sastra Jawa menurut daerahnya masing-masing akan lancar. Bukan saja murid dipaksa membaca bahasa daerahnya masing-masing, tetapi yang juga sangat penting, yaitu MEMBACA SASTRA. Bangsa Indonesia sudah sangat kehilangan pembacaan sastra sebagai kiat hidup modern. Bangsa Indonesia 90% tidak punya budaya membaca buku, hidup di zaman modern dengan mengandalkan kiat hidup primitif, bahasa lisan, yaitu melihat dan mendengar saja. Itu kiat hidup orang primitif sejak dulu kala. Oleh karena itu, kalau pelajaran membaca buku dituntun di sekolah seperti pembacaan fotocopy bahasa Banyumasan dan lain-lain tadi, maka MEMBACA SASTRA sudah dimulai lagi di sekolah Indonesia. Setidaknya di tiga provinsi daerah bahasa Jawa. Dengan cara tadi maka mula-mula sejak kelas satu diajari membaca sastra (Jawa), selanjutnya selama 12 tahun bersekolah putera bangsa terbiasa membaca sastra, akhirnya tentu berbudaya membaca sastra, berbudaya membaca (buku) sastra. Fotocopy terjemahan Taman Putra dan Bobo dijadikan bacaan ajar bahasa Jawa di masingmasing daerah seperti itu hanya berlaku sampai di kelas tiga. Di kelas empat, yang difotocopy lain. Bukan Taman Putra, tapi dari rubrik Roman Sacuwil. Di Banyumas terjemahan diambil dari

buku ciklit. Di SMP yang diterjemahkan dan difotocopy sudah crita cekak (cerita pendek bahasa Jawa). Setelah SMA yang jadi bacaan bahasa Jawa sudah buku roman (novel) bahasa Jawa, misalnya Trah atau Dokter Wulandari. Yang diterjemahkan bahasa Osingan, Maduran, Banyumasan sudah buku Ayat-ayat Cinta, atau Raja Minyak karangan Karl May. Begitulah kalau keadaan pembelajaran bahasa Jawa di sekolah sampai 12 tahun lagi buku ajar bacaannya belum juga ada. Kalau para sastrawan Jawa semangatnya untuk mengembangkan sastra Jawa seperti yang dijiwai pada Festival Sastra Jawa dan Desa Inovatif di Cakul Trenggalek tanggal 4 Agustus 2009, 12 tahun lagi sejak sekarang, saya kira para pemerhati dan pengelola sanggar-sanggar sastra Banyumasan, Osingan, Tegalan dan Mataraman sudah pada bersemangat menerbitkan buku-buku cerita bacaan untuk tingkat kelasnya masing-masing. Tidak perlu lagi bacaan fotocopyan. (Jangan melulu menunggu uluran Pemerintah saja, ujar Mas Cipto). Festival Sastra Jawa dan Desa Inovatif (FSJD) yang diselenggarakan di Desa Cakul 4 Agustus 2009 itu dipromotori oleh Ketua Perhimpunan Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS), Drs Bonari Nabonenar, berhasil menghimpun banyak sekali pengarang sastra Jawa, baik yang muda maupun yang usia lanjut, baik yang pemula maupun yang dedengkot, dari seluruh wilayah Jawa dari Jakarta (Diah Hadaning) sampai Banyuwangi (Drs.Suyanto,MPd), dari mahasiswa bahasa Jawa sampai dekan-dekannya, datang ke Cakul dengan beaya sendiri-sendiri, dan di sana diselenggarakan berbagai pentas tradisional budaya Jawa maupun yang inovatif, serta sidangsidang diskusi di berbagai tempat dan berbagai waktu, para tamu menginap di rumah-rumah penduduk desa dengan konsumsi dan fasilitas penginapan seadanya. Sungguh-sungguh Jawa dan desa. Namun mereka semangat berdiskusi mengenai sastra Jawa umumnya. Penyemarakan bahasa dan sastra Jawa kalau semangatnya seperti itu, pastilah akan berhasil. Kalau penyelenggaraan seperti konggres-konggres Bahasa Jawa yang mewah, tetapi tanpa diikuti pelaksanaan hasil konggres, ya 12 tahun lagi keadaan bahasa Jawa dan sastra Jawa ya tetap seperti sekarang ini. Hidupnya penutur dan sastrawan bahasa Jawa seperti hidupnya para petani di desa-desa. Menghasilkan sesuatu yang berguna untuk bangsa, tetapi tetap terbengkalai, dijauhkan dari kesejahteraannya. Menurut pendapatku, buku ajar bahasa Jawa Mataraman, Osing, Tegalan, Maduran, Banyumasan jangan buku linguistik, melainkan sastra. Jangan disuruh menghafalkan kembang jati itu namanya jangleng, anak babi itu namanya genjik. Jangan seperti itu. Tetapi suruhlah putera bangsa membudayakan membaca cerita: Kancil nyolong timun, Ali Baba karo 40 kecu, ceritacerita seperti itu. Membaca cerita atau sastra sudah diyakini pasti bisa menyenangkan dan berguna (dulce et utile) untuk kiat hidup modern. Jika cara begini dilaksanakan, 12 tahun lagi putera bangsa yang lulus SMA pasti sudah punya budaya membaca buku sastra, Indonesia khususnya lulusan dari tiga provinsi Jawa, sudah tidak ketinggalan lagi membaca buku kesusastraan. Tidak bodoh, tidak miskin, tidak nelangsa, tetapi sanggup hidup mandiri, banyak kreasinya yang inovatif, membantu kesejahteraan rakyat, (membantu pemerintah, tidak hanya mengharapkan kebahagiaan dari pemerintah). Pada FSJD Cakul ada lagi yang perlu saya ceritakan. Mas Beni Setia (asal dari Sunda) mengemukakan bahwa sastra Jawa sebetulnya masih terasa hidup semarak sampai sekarang di desa-desa. Bisa dilacak dari masih digemarinya pagelaran (berbahasa Jawa) wayang, ketoprak, ludrug. Juga ketika memperingati sepasaran bayen (lima hari kelahiran bayi) diselenggarakan

macapatan. Pada upacara pernikahan pengantin juga dikumandangkan bahasa Jawa yang luhur. Pada peristiwa seperti itu sastra Jawa masih disemarakkan oleh warga desa. Sastra Jawa modern jadi kurang melekat kepada masyarakat Jawa karena tidak berlandaskan suasana kedesaan Jawa. Sastra Jawa modern meninggalkan kejawaannya, kata Mas Beni Setia. Mas R.M.Yunani terkejut mendengar uraian Mas Beni. Sastra itu ya ditulis. Tidak diucapkan lisan. Memang pada pagelaran yang disebut tadi mengandung bahasa yang adiluhung. Bahasa adiluhung memang jadi salah satu dari panutan wajib ditulis pada sastra. Jika sastra Jawa modern ingin berkembang, ya harus diciptakan secara modern, wacana sastra dunia harus jadi referensinya. Itu bukan berarti sastra Jawa modern meninggalkan asal-usul orang Jawa. Menurut pendapatku, apabila kita bicara tentang menyemarakkan BAHASA (Jawa), yang paling penting bahasa itu harus sering didengar dan sering diucapkan. Jika Gubernur/Bupati/Kota ingin bahasa Jawa semarak di masyarakat (melaksanakan keputusan Konggres-konggres Bahasa Jawa) diatur saja lewat Peraturan Pemerintah Daerah (Perda), agar bahasa Jawa sering diperdengarkan dan diucapkan. Jadi pagelaran kotoprak atau drama bahasa Jawa sering dipentaskan (misalnya diselenggarakan lomba pentas antarsekolah SMP). Jam-jam siaran radio swasta di daerahnya harus berbahasa daerah, di Madura siaran radio harus bahasa Madura, dan sebagainya. Juga TV lokal, harus berbahasa daerah yang baik, bahasa daerah yang membangun. Nanti apa ada yang menyetel TV dan radio swasta? Tergantung acaranya, bisa menarik atau tidak. Andaikata TV lokal menyiarkan telenovela Brasil yang diterjemahkan dalam bahasa Jawa. Misalnya Maria Marcedes yang pernah digilai oleh penonton Indonesia sehingga peranan utamanya didatangkan ke Indonesia disiarkan dalam bahasa Jawa. Pasti menarik perhatian baik orang yang di Tanah Jawa, maupun orang Jawa yang merantau di luar Jawa. Mengapa menarik perhatian? Sebab ceritanya memang bagus, tokohnya bule (penonton Indonesia/Jawa masih mengidolakan tokoh bule) tetapi lancar berbahasa Jawa, bahasa Jawa yang bersih, cerdas, terpelajar. Telenovela Brasil atau Meksiko, rata-rata alur ceritanya lebih banyak dituntun dengan bertutur kata (meskipun settingnya tetap di ruangan yang sama) daripada beraksi. Kalau tutur katanya itu dalam bahasa Jawa, maka ceritanya tetap akan menarik. Agak lain dari sinetron Indonesia yang lebih banyak beraksi kekerasan (suka sekali mentayangkan adegan menyiksa, klub malam, rumah sakit dan kuburan), tutur katanya kasar, tidak cerdas, melecehkan orang lain, penuh kebencian, dendam kesumat, cenderung banyak menimbulkan/mempromosikan konflik serta kekerasan dan perpecahan. Persoalannya, apakah TV lokal swasta sanggup menyelenggarakan dubbing bahasa Jawa sebaik itu? Sebab juga dibutuhkan orang Jawa yang pandai berbahasa Jawa. Dengan tutur kata terjemahan dari telenovela Brasil tadi (yang cerdas, bersih dan ceritanya modern) maka akan ternyata bahwa bahasa Jawa bukan bahasa kuna ataupun ndesa. Bahasa Jawa bisa digunakan untuk menampung kehidupan dan pemikiran modern. Kalau hasrat semangat rakyat atau masyarakat di tiga provinsi Jawa itu seperti para sastrawan FSJD Cakul, pasti bisa terselenggara semaraknya bahasa Jawa yang modern dan terpelajar pascakonggres-konggres bahasa Jawa.

Yayasan Sekolah Karmel Malang, dengan semangat ingin mencerahkan bahasa dan sastra Jawa, tidak saja untuk disiarkan pada murid-murid di sekolahnya, melainkan juga dikembangkan kepada masyarakat umum. Tahun 2006 dan 2008 pernah bekerja sama dengan majalah bahasa Jawa Jaya Baya (Surabaya) mengadakan lomba pengarang geguritan dan crita cekak untuk umum. Pesertanya cukup banyak dari berbagai daerah baik di Jawa Tengah, DIJ dan Jawa Timur. Namun, setelah hasil lomba diumumkan dengan disertai upacara penyerahan 6 pemenangnya yang terima hadiah dan diskusi tentang sastra Jawa (semua para peserta lomba diundang dengan diganti transportasi, konsumsi dan penginapannya ~ tentu saja mereka belum tahu siapa pemenangnya, maka mereka antusias untuk hadir di Malang), serta karya pemenang utama berturut-turut dimuat di majalah mingguan Jaya Baya, maka selesailah kegiatan penyiaran sastra Jawa tersebut. Tidak ada kumandangnya lagi sekarang. Yang paling berhasil dalam lomba itu adalah dibangkitkannya para sastrawan untuk ikut serta lomba menciptakan hasil karyanya. Akan lebih bermanfaat lagi kalau karya hasil lomba itu dihimpun diterbitkan jadi BUKU. Karena sastra adalah buku. Dengan adanya buku sastra Jawa, maka sastra Jawa akan selalu diingat tiap kali dibaca pada bukunya. Sedang kalau disiarkan di majalah atau suratkabar, akan tidak terbaca lagi setelah ada penerbitan majalah nomer yang baru. Nomer yang lama (yang memuat karya sastra) ikut hilang bersama nomer majalah yang lampau, tidak dibaca lagi. Lain kalau diterbitkan jadi buku. Kalau Yayasan Sekolah Karmel di Malang ingin mengembangkan bahasa Jawa dengan hasil lomba-lombanya tadi, yang pertama mestinya hasil lomba tadi diterbitkan jadi buku. Yang kedua lomba dijadikan agenda dua tahunan, diselenggarakan terus tiap dua tahun sekali. Itu tadi tentang SASTRA Jawa. Yang ketiga, ini untuk menyiarkan agar BAHASA Jawa selalu didengar dan diucapkan, diselenggarakan lomba baca geguritan dan crita cekak antarsekolahnya secara periodik hasil lomba penulisan di majalah yang lalu. Syukur-syukur bisa dilombakan drama bahasa Jawa antarsekolahnya dengan cerita gubahan hasil cipta cerita pendek yang dilombakan di majalah Jaya Baya tahun-tahun lalu. Kalau lomba baca geguritan dan cerita cekak orang hanya mendengarkan sekejab bahasa Jawa, tetapi kalau dipentaskan sebagai drama (bahasa Jawa), penonton/pendengar lebih menjiwai tuturan bahasa Jawa tadi. Berbeda dengan pementasa ketoprak atau ludrug yang telah punya ikatan tradisional (sehingga penontonnya pasti orang yang mengenal pentas tradisional tadi), maka pementasan drama lebih memenuhi kreteria kehidupan masa kini atau bebas dan modern. Sesuai dengan tuntutan menyemarakkan bahasa Jawa saat ini. Sebetulnya bukan hanya Yayasan Sekolah Karmel Malang saja yang harus menyelenggarakan lomba-lomba bahasa dan sastra Jawa seperti itu. Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/Bupati, lembaga swadaya masyarakat seperti penerbitan suratkabar, penyiaran radio, televisi yang memiliki pasarannya dengan didengar dan dibaca, punya kewajiban menyelenggarakan lombalomba seperti itu kalau mereka berada di tiga propinsi yang menyelenggarakan Konggres Bahasa Jawa itu. Jika ingin menyemarakkan BAHASA (Jawa), maka bahasa tadi harus sering diperdengarkan dan diucapkan. Jika ingin menyemarakkan SASTERA (Jawa), maka bahasa tadi harus banyak ditulis pada buku, dan dibaca pada buku. Mestinya itu yang harus diperbuat pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat di tiga propinsi pascakonggres-konggres bahasa Jawa.

Jadi, pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa tidak hanya berkumandang seperti ketika Yayasan Sekolah Karmel di Malang menyelenggarakan lomba mengarang geguritan dan crita cekak, setelah hasil lomba diumumkan bahasa dan sastra Jawa lenyap. Tidak hanya pada saat-saat diselenggarakan Konggres Bahasa Jawa pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa berkumandang, setelah selesai Konggres bahasa dan sastra Jawa sepi. Harus ada perkembangan pengetrapannya selanjutnya.

TIPS MATERI KALIMAT PERKENALAN Kalimat perkenalan yaitu kalimat yang berisi informasi tentang identitas diri. CONTOH : (HANIFAH HANUM)MEMPERKENALKAN DIRI DALAM DISKUSI Pada bahasan ini, forum yang dimaksud adalah forum diskusi. Diskusi dipimpin oleh seorang moderator yang bertugas menciptakan dinamika berdiskusi, yaitu suasana diskusi yang hangat dan penuh keramahtamahan. Diskusi kelompok yang penuh dinamika ditandai dengan keterlibatan peserta secara aktif dalam forum diskusi. Suasana seperti ini bisa terwujud jika moderator memiliki keterampilan berbicara yang baik sehingga mampu mengendalikan jalannya diskusi. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh moderator adalah kemampuan memperkenalkan diri. Hal seperti ini penting dilakukan sebab peserta diskusi tidak mungkin bisa terlibat secara aktif dalam forum diskusi apabila mereka tidak mengenal moderator. Situasi memperkenalkan diri dalam forum diskusi berbeda dengan memperkenalkan diri kepada orang lain yang baru anda kenal dalam kehidupan sehari-sehari. Ketika tampil dalam forum diskusi, penampilan anda menjadi pusat perhatian orang banyak. 1. Mengucapkan kalimat Perkenalan Sebelum diskusi dimulai, seorang moderator perlu memperkenalkan diri terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar peserta diskusi mengetahui jati diri dan latar belakang sang moderator, sehingga terjalin ikatan batin antara moderator dan seluruh peserta diskusi. 2. Menempatkan Jeda Yang Tepat Hal lain yang harus diperhatikan ialah menempatkan jeda yang tepat. Jeda merupakan perhentian, baik jeda sementara maupun jeda tetap ketika anda sedang berbicara. Penempatan jeda sangat besar manfaatnya. Bagi moderator, jeda dapat digunakan untuk napas dan mengatur pembicaraan. Sedangkan bagi peserta, jeda dapat digunakan untuk meresapi, memikirkan, dan memahami hal-hal yang dikemukakan oleh moderator. Selain jeda, moderator harus memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Tekanan berkaitan dengan keras lembutnya ucapan. Hal-hal yang penting perlu dilafalkan dengan keras, sedangkan bagian yang kurang penting dilafalkan dengan tekanan yang lembut. b. Tempo berkaitan dengan cepat atau lambatnya ucapan. Tempo cepat digunakan untuk mengucapkan hal-hal yang kurang begitu penting, sedangkan hal-hal yang penting perlu di ucapkan dengan tempo

lambat. c. Nada berkaitan dengan tinggi rendahnya ucapan. Nada tinggi di gunakan untuk mengucapkan hal-hal yang penting, sedangkan hal-hal yang kurang penting bisa diucapkan dengan nada rendah. 1. Penempatan jeda yang betul dari kalimat berikut ini ialah ...... a. // Setelah tamat dari SMA / saya melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra // b. // Setelah tamat dari SMA saya / melanjytkan kuliah / di Fakultas Sastra // c. // Setelah tamat / dari SMA saya / melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra // d. // Setelah tamat dari SMA / saya melanjutkan / kuliah di Fakultas Sastra // e. // Setelah tamat / dari SMA saya melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra // 2. Penulisan tempat dan tanggal penulisan surat lamaran pekerjaan berikut ini yang tepat adalah a. Bandung 28 10 2006. b. Bandung, 28 10 2006 c. Bandung, 28 oktober 2006. d. Bandung, 28 Oktober 2006 e. Bandung, 28 Oktober 2006. 3. Pak Wahyu Wijayanto guru Bahasa Indonesia. Jika yang menjadi guru Bahasa Indonesia adalah Wijayanto, maka Penjedaan yang tepat adalah. a. Pak Wahyu/guru Bahasa Indonesia b. Pak/Wahyu/Wijayanto/guru Bahasa Indonesia. c. Pak Wahyu/Wijayanto guru/Bahasa Indonesia. d. Pak/Wahyu/Wijayanto guru Bahasa Indonesia. e. Pak Wahyu/Wijayanto guru Bahasa Indonesia. B. MEMPERKENALKAN ORANG LAIN DALAM FORUM Pada halaman sebelum ini telah dijelaskan seorang moderator memperkenalkan dirinya sendiri. Kali ini, akan dijelaskan memperkenalkan orang lain dalam forum diskusi. 1. Mengucapkan Kalimat Perkenalan Setelah sang moderator memperkenalkan dirinya sendiri, kemudian memperkenalkan seorang pembicara dalam forum resmi. Pembicaraan disini bertugas sebagai pembicara atau narasumber. 1. Kalimat berikut yang tepat digunakan untuk memperkenalkan seorang pembicara dalam forum diskusi ialah ...... a. Saudara-saudara peserta diskusi yang saya hormati. Kita sering tidak menyadari bahwa boros energi sebenarnya tidak hanya boros uang, tetapi juga mengancam sumber daya energi itu sendiri. Hal itu pernah dikatakan oleh Dr. Marsudi Anhar yang akan menjadi narasumber kita ... b. Saudara-saudara yang saya hormati. Diskusi kita kali ini akan membahas tentang upaya menghemat energi listrik di tengah krisis ekonomi. Masalah tersbut akan dibahas lebih lanjut seorang seorang narasumber yang saat ini telah hadir di forum ini, yaitu Dr. Marsudi Anhar ... c. Saudara-saudara peserta diskusi yang terhormat, Dr. Marsudi Anhar telah lama berkecimpung di bidang pelistrikan. Tidak salah apabila beliau kita undang sebagai narasumber dalam diskusi kita kali ini. Jika ada yang belum jelas, silahkan bertanta sepuasnya ...

d. Saudara-saudara peserta diskusi yang terhormat. Kita sudah lama mendengar nama Dr. Marsudi Anhar sebagai pakar energi listrik. Oleh sebab itu, kita sangat beruntung bahwa dalam forum diskusi kali ini beliau berkenan hadir. Marilah kita simak perkenalan beliau.. e. Saudara-saudara peserta diskusi yang terhormat. Dr. Marsudi Anhar sudah lama dikenal sebagai seorang pakar energi listrik. Beliau sekarang sudah berada di tengah-tengah kita. Mau atau tidak, kita harus berkenalan dengan beliau. Sungguh sayang, jika kesempatan langka ini disia-siakan ... 2. Kita perlu mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Dr. Marsudi Anhar atas kehadirannya dalam diskusi ini. Kalimat yang tepat digunakan untuk memperbaiki kalimat di atas adalah ...... a. Bapak Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam forum diskusi ini layak kita berikan ucapan terima kasih. b. Atas nama panitia, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam forum diskusi ini. c. Sebagai orang Timur, kita perlu berteima kasih kepada Bapak Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam diskusi ini. d. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam forum diskusi ini. e. Ceramah Dr. Marsudi Anhar sangat bermanfaat bagi kita. Oleh sebab itu, kita pantas mengucapkan terima kepada beliau.

TIPS MATERI PARAGRAF DESKRIPSI

CONTOH : (FITRI RESTU JUMARWATI)Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang disusun menurut khasiat obatnya. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO. Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di bulan Mei yang panas ini.

TIPS MATERI FRASE Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang mempertahankan makna kata-katanya.

Fase Endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi dan fungsi yang sama dengan salah satu atau semua unsur langsungnya. frase yang mempunyai distibusi dan fungsi yang sama dengan salah satu unsurnya termasuk fase bertingkat. Salah satu unsur frase bertingkat berfungsi sebagai unsur yang diterangkan (D) dan unsur lainnya berfungsi sebagai unsur yang menerangkan. Berdasarkan urutannya, struktur frase bertingkat ada yang berpola DM dan ada pula yang berpola MD. Frase yang mempunyai distribusi dan fungsi yang sama dengan semua unsur langsungnua termasuk frase endosentrik yang setara. dalam hal ini unsur-unsur langsungnya frase tersebut mempunyai tugas yang sama.CONTOH : (IRMA TRI RISKI) A. Frase Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis. Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu a. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. b. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K. Macam-macam frase: A. Frase endosentrik Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: 1. Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung. Misalnya: kakek-nenek pembinaan dan pengembangan laki bini belajar atau bekerja 2. Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan. Misalnya: perjalanan panjang hari libur Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif. 3. Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan. Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai. Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai Susi, ., sangat pandai. ., anak Pak Saleh sangat pandai.

Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap). Frase Eksosentrik Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Misalnya: Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas. Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut: Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di . Siswa kelas 1A sedang bergotong royong . kelas C. Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan. 1. Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal. Misalnya: baju baru, rumah sakit 2. Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal. Misalnya: akan berlayar 3. Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping 4. Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan. Misalnya: tadi pagi, besok sore 5. Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya. Misalnya: di halaman sekolah, dari desa D. Frase Ambigu Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu. Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku. Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda: 1. Perancang busana yang berjenis kelamin wanita. 2. Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita. B.

TIPS MATERI KARANGA NARASI 1. Pengertian Karangan Narasi Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman nmanusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29). Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelasjelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atarsemi dan Keraf. Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi adalah suati karangan yang biasanya dihubung0hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam

novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2). Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa halyang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1.) berbentuk cerita atau kisahan, 2.) menonjolkan pelaku, 3.) menurut perkembangan dari waktu ke waktu, 4.) disusun secara sistematis. 2. Ciri-ciri Karangan Narasi Menurut Keraf (2000:136) - Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. - dirangkai dalam urutan waktu. - berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi? - ada konfiks. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut: - Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis. - Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya. - Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik. - Memiliki nilai estetika. - Menekankan susunan secara kronologis. Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku. 3. Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu: 1.) Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan, 2.) memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. 4. Langkah-langkah menulis karangan narasi 1.) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan

2.) tetapkan sasaran pembaca kita 3.) rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur 4.) bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita 5.) Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwasebagai pendukung cerita 6.) susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang. 5. Jenis-jenis Karangan Narasi a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)

Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif. b. Narasi Sugestif Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat CONTOH : (AELVING SEPTIVANI)

Ketika bangun pada hari Senin pagi, aku sangat terkejut karena melihat

jam di kamar telah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Aku langsung bangun dan menuju ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja mencederaiku.

Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku, ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada upacara bendera) aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai mengambil topi aku kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Tiba-tiba di jalan motorku mogok, setelah diperiksa ternyata bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju ke sekolah. Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah. Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada digengaman guru mencabik-cabik rambutku. Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan rumah (PR) dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali. Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu aku disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan senangnya temanteman pun bermain di kelas sehingga aku pun merasa terganggu. Aku menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa basa-basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian. Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh untuk bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut, akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang karena permasalahan tersebut telah selesai. Aku bercerita tentang kejadian-kejadian yang aku alami di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah.

TIPA MATERI MENGENAL EJAAN

Pengertian Ejaan Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu

atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah. Sebenarnya apa sih definisi atau pengertian ejaan baku dan ejaan tidak baku? Ejaan baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan yang tidak benar atau ejaan salah. Bagaimana untuk mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak menyalahi aturan ejaan baku dan ejaan tidak baku? Cukup dengan membuka buku kamus bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. CONTOH : (TEGUH RAHMAT PRASETYO)

Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah dan yang sebelah kanan adalah betul : - apotik : apotek - atlit : atlet - azas : asas - azasi : asasi - bis : bus - do'a : doa - duren : durian - gubug : gubuk - hadist : hadis - ijin : izin - imajinasi : imaginasi - insyaf : insaf - jaman : zaman - kalo : kalau - karir : karier - kongkrit : konkret - nomer : nomor - obyek : objek - ramadhan : ramadan - rame : ramai - rapor : rapot - sentausa : sentosa - trotoar : trotoir

Ekstra ilmu pengetahuan ejaan yang disempurnakan / eyd : - kreatifitas : kreativitas - kreativ : kreatif - aktifitas : aktivitas - aktiv : aktif - sportifitas : sportivitas - sportiv : sportif - produktifitas : produktivitas - produktiv : produktif

TIPS MATERI PUISI

Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Unsure-unsur intrinsik puisi adalah 1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara 2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca 3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi 4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur 5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi 6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi 7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

CONTOH : (ANGGELA VISKA MOULINA)

Anak NakalAuthor: AnonimAnonim

Diam kamu, jangan banyak usil Bisakah kau perhatikan sebentar ! Celotehmu hanya bikin gerah Perilakumu hanya buat mual saja Lihatlah semua guru telah mencibirmu Dan kau selalu panaskan kejengkelan hati padanya Tak pernah secuilpun kau perbuat selaras denganaturan hati Dunia bisa siang juga bisa malam Kau hanya perlu memilih saja Jika baik di kata kau selalu ambil Perubahan berarti pasti kau dapatkan Namun bila buruk kata selalu dipilih Sampai nanti kau takkan selalu tiada arti

TIPS MATERI MENENTUKAN TEMA DAN JENIS PUISI PUISI: DEFINISI DAN UNSUR-UNSURNYA 1. Pengertian Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam,

orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut. (1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaikbaiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya. (2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi. (3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. (4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan katakatanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur). (5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam. Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur. 2. Unsur-unsur Puisi Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi. (1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.

(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang. (3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema. (4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi. (5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.Gambar 1. Puisi sebagai struktur

Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsurunsur puisi sebagai berikut. 2.1 Struktur Fisik Puisi Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut. (1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi katakata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. (2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh

kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik) (3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. (4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll. (5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. (6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. CONTOH : (RETNO FALLENT)

TIPS MATERI MEMBACA EKSTENSI DAN KEBAHASAAN Membaca Ekstensif - Membaca ekstensif adalah membaca yang bersifat menjangkau secara luas. Dengan membaca ekstensif, Anda tidak semata-mata mengetahui isi teks saja ...

CONTOH : (HERNANDO)

Membaca Ekstensif - Membaca ekstensif adalah membaca yang bersifat menjangkau secara luas. Dengan membaca ekstensif, Anda tidak semata-mata mengetahui isi teks saja, tetapi Anda juga akan menyerap pengetahuan yang lebih umum atau luas.demikianlah gambaran umum dari membaca ekstensif. Anda pernah mendengar kelas akselerasi? Kelas akselerasi adalah sekolah yang mengikuti proses percepatan dan diperuntukkan bagi siswa-siswa berprestasi, artinya siswa mengikuti sekolah lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Dalam mencoba memahami apa itu membaca ekstensif, nari kita simak wacana dibawah ini dengan tema kelas akselerasi. Kelas Akselerasi Siapa Takut Masa muda adalah masa yang paling indah Namun, hanya sedikit remaja yang menyadari hal itu. Salah satu di antaranya ialah Mutiara Indriani. Remaja belia ini kini duduk di kelas 2 SMAN 8 Jakarta. Remaja yang lahir pada 23 Februari 1989 ini sangat menikmati kemudahan yang disediakan pemerintah. Bagaimana tidak? Masa SMP-nya diselesaikan dalam dua tahun di SMP Al-Azhar Jakarta Bagaimana pengalaman Anda selama belajar di kelas akselerasi? ( dari sini penulis mencoba mengembangkan topik gagasan, suatu bentuk nyata dari membaca ekstensif ) Ketika SMP, pergaulan saya sangat sempit. Semua waktu digunakan hanya untuk belajar. Hasilnya, saya selalu berada di peringkat pertama. Ketika lulus SMP, saya bertekad tidak masuk aksel lagi. Namun, ketika masuk SMAN 8, ada program aksel dan banyak kemudahan yang ditawarkan. Saya jadi tertarik. Saya pikir kalau saya punya potensi, mengapa tidak saya gunakan?

Mana yang lebih berat, ketika SMP atau SMA? ( Sudah sangat jelas tema sudah masuk tahap diperluas, sampai tahap ini sudah termasuk bacaan yang bersifat ekstensif ) Semasa SMP dulu saya belajar terus. Sekarang tidak sefokus dulu, bebannya lebih berat. Saya banyak teman, pergaulan lebih luas, kegiatan banyak, les ini itu, sehingga untuk mendapat nilai bagus harus belajar ekstra keras. Menurut saya, pelajarannya sama saja, bebannya tidak berbeda jauh, namun waktunya yang kurang. Oleh karena itu, kita harus pintar bagi waktu. Apa saja kegiatan yang kamu ikuti dan bagaimana kamu membagi waktunya? Saya mengikuti berbagai kegiatan yang ada di sekolah dan di luar kegiatan sekolah seperti les biola. Oleh karena itu, saya terbiasa dengan jadwal yang padat. Semua kegiatan saya on schedule, termasuk bermain bersama teman-teman. Ada target yang harus tercapai setiap harinya, dari hari Minggu sampai Sabtu. Bagaimana kamu mengimbangi teman sekelas yang usianya lebih dari kamu? Adakah kesulitan dalam pergaulan? ( Membaca Ekstensif sudah sangat jelas disini ) Walaupun saya lebih muda, namun karena perbedaannya tidak jauh, semuanya biasa-biasa saja. Kita semua mempunyai tekad yang sama, beban yang sama. Lagi pula, sekolah menyediakan psikolog bagi anak-anak aksel. Kami bisa konsultasi setiap saat. Pokoknya saya senang di aksel. Buat teman-teman di mana saja, kalau ada kesempatan, gunakan kesempatan itu dengan baik karena kesempatan baik belum tentu datang dua kali. Gunakan masa muda dengan baik karena masa itu tidak akan kembali lagi.

Nah, setelah kawan kawan membaca bacaan di atas, sadarkah teman bahwa apa yang kita dapat dari bacaan diatas tidaklah hanya tema awal bacaan saja melainkan tata pergaulan dari obyek pembicaraan? sesuai dengan definisi yang telah kita canangkan diatas, Membaca ekstensif adalah membaca yang bersifat menjangkau secara luas. Dengan membaca ekstensif, Anda tidak semata-mata mengetahui isi teks saja, tetapi Anda juga akan menyerap pengetahuan yang lebih umum atau luas.

TIPS MATERI PARAGRAF EKSPOSISI

Karangan / Paragraf Eksposisi - Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman. Di sinilah perbedaannya dengan karangan deskripsi. Karangan deskripsi bertujuan menggambarkan / melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri. Karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Sumber karangan diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasi. Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung dari sifat karangan dan tujuan yang hendak dicapai.

CONTOH : (AFDAL APRIMELDI)Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

TIPS MATERI PEMBACAAN PUISI

CONTOH : (BAYU KURNIA ILAHI) Seorang gadis, hitam manis, duduk di sebuah bar. Permisi, boleh saya mentraktir anda minum?,tawar seorang laki-laki muda menghampirinya. Apa? Ke hotel?,teriak si gadis. Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minum, Ungkap pria tersebut setengah keder. Kau meminta aku menemani ke hotel?, teriak sigadis lebih keras. Merasa di tolak, dengan perasaan malu, laki-laki muda itu beringsut dan duduk di sudut ruangan. Semua orang di bar menatapnya dengan sinis dan mencibir. Beberapa menit kemudian, si gadis menghampiri si laki-laki muda itu. Maafkan saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya adalah seorang mahasiswi psikologi yang sedang mempelajari tingkah laku manusia di situasi yang tidak dikehendakinya, ungkap wanita itu menjelaskan. Si laki-laki menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat kerasnya. Berapa? Dua ratus ribu?!!!

CONTOH PUISI

CINTA YANG AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya.. Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.. Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata Aku turut berbahagia untukmu.. Apabila cinta tidak berhasil Bebaskan dirimu Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi.. Ingatlahbahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya.. Tapi..ketika cinta itu mati.. kamu tidak perlu mati bersamanya Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh..

TIPS MATERI KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF

Kalimat aktifKalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai pelaku. Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku) 2. Predikatnya berawalan me- atau ber-. 3. Predikatnya tergolong kata kerja aus. Contoh : (INTAN RAFIKA FITRI) 1. Adik membaca buku. 2. Tatang bermain bola. 3. Yuli mandi di kolam renang. 4. Wawan telah membeli buku gambar. Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan. Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai penderita. 2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan. 3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan). Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif : 1. Subjek akan menjadi Objek 2. Predikat berimbuhan me ~ di3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.

Contoh : 1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif) S P O K Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif) S P O K 2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)

S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang ) Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif) S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan) Saya sudah membeli buku itu. (aktif) Buku itu sudah kubeli. (pasif)

TIPS MATERI MENGHITUNG KECEPATAN MEMBACA