tipe alergi

10
14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan 1/10 niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html kumpulan tugas kuliah kumpulan tugas kuliah Rabu, 14 Desember 2011 Rabu, 14 Desember 2011 alergi makanan ALERGI MAKANAN 1.1 Devinisi dari alergi Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan. Dalam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya adalah reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV. 1.2 Klasifikasi reaksi merugikan terhadap makanan (RMM) 1.2.1 Hipersensitivitas anafilaktif ( tipe 1 ) Keadaan ini merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai dalam tempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen. 1.2.2 Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe 2 ) Hipersensitivitas sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituen tubuh yang normal sebagai benda asing. 1.2.3 Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe 3 ) kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah lewat kerja fagositik. 1.2.4 Hipersensitivitas Tipe lambat (tipe 4 ) Reaksi ini yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam sesudah kontak dencgan allergen. a. Reaksi toksik Zat toksik dalam makanan dibedakan menjadi 4 golongan : 1. timbul secara alamiah baik eksogen timbul secara alamiah baik eksogen maupun endogen maupun endogen 2. terjadi waktu makanan dibuat terjadi waktu makanan dibuat 3. kontaminasikontaminasi 4. bahan makanan zat disuplemntasi padabahan makanan zat disuplemntasi padamakananmakanan Reaksi non toksik Terantung pada kepekaan individu.Terantung pada kepekaan individu. Dibagi menjadi : a. Alergi makanan: dilandasi IgE danAlergi makanan: dilandasi IgE dantnapa dilandasi IgE.tnapa dilandasi IgE.makanan yang sering merupakanmakanan yang sering merupakanfaktor penyebab alergen adalah, telur,faktor penyebab alergen adalah, telur,susu, kacang, kan dan kerang.susu, kacang, kan dan kerang. b. Intleransi makanan: reaksi ini sering. Intleransi makanan: reaksi ini seringdihubungkan dengan enzimatik ataudihubungkan dengan enzimatik atauadanya zat berkhasiat farmakologisadanya zat berkhasiat farmakologispada makanan.pada makanan 1.3 Alergi Makanan Istilah alergi makanan (food allergy) adalah bagian dari terminologi yang lebih luas, yaitu hipersensitivitas makanan (food hypersensitivity), diterjemahkan sebagai semua reaksi tak terduga yang timbul berkaitan dengan makanan, dan dapat dibedakan atas: 1.3.1 Alergi makanan (food allergy), yang reaksinya berhubungan dengan mekanisme imunologis, dan diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE), ataupun non IgE. 1.3.2 Intoleransi makanan (food intolerance), yang tidak diperantarai oleh mekanisme imunologis. Intoleransi terjadi akibat bahan-bahan yang terkandung dalam makanan seperti toksin/racun (misalnya histamin pada keracunan makanan laut/ikan), atau penggunaannya secara farmakologis (misalnya tiramin dalam keju atau anggur merah). Reaksi ini terjadi pada orang yang sangat sehat sekalipun, jika mengkonsumsi bahan makanan tadi dalam dosis besar. Berbeda dengan alergi makanan yang terjadi meskipun dosis makanan cukup kecil. Kemungkinan lain penyebab intoleransi makanan adalah adanya penyakit metabolisme . Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami bagi menjadi 2 yaitu : Join this site Join this site w ith Google Friend Connect follow follow nia rahayu terima kasih uda datang d blog saiia,, jangan lupa tinggalkan jejak na yaaa... :) Lihat profil lengkapku my profile my profile Foto Saya 2011 ( Des influe kank bron asma sinus alerg talas neur ve peme fis pe pa re ANAT FIS SIS PE AN ANAT FIS SIS RE NEUR TE POS TU OT EMP PEM FIS PE PA SIS PE FIBR KIS 2012 ( Arsip Blo Arsip Blo

Upload: joshua-christy

Post on 12-Aug-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

1/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

kumpulan tugas kuliahkumpulan tugas kuliah

Rabu, 14 Desember 2011Rabu, 14 Desember 2011

alergi makanan

ALERGI MAKANAN

1.1 Devinisi dari alergi

Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi

spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang

mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan. Dalam beberapa

kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah

reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya adalah reaksi hipersensitifitas

tipe III dan IV.

1.2 Klasifikasi reaksi merugikan terhadap makanan (RMM)

1.2.1 Hipersensitivitas anafilaktif ( tipe 1 )

Keadaan ini merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai dalam tempo

beberapa menit sesudah kontak dengan antigen.

1.2.2 Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe 2 )

Hipersensitivitas sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituen tubuh yang

normal sebagai benda asing.

1.2.3 Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe 3 )

kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah

lewat kerja fagositik.

1.2.4 Hipersensitivitas Tipe lambat (tipe 4 )

Reaksi ini yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam sesudah kontak

dencgan allergen.

a. Reaksi toksik

Zat toksik dalam makanan dibedakan menjadi 4 golongan :

1. timbul secara alamiah baik eksogen timbul secara alamiah baik eksogen maupun endogen maupun

endogen

2. terjadi waktu makanan dibuat terjadi waktu makanan dibuat

3. kontaminasikontaminasi

4. bahan makanan zat disuplemntasi padabahan makanan zat disuplemntasi padamakananmakanan Reaksi

non toksik Terantung pada kepekaan individu.Terantung pada kepekaan individu. Dibagi menjadi :

a. Alergi makanan: dilandasi IgE danAlergi makanan: dilandasi IgE dantnapa dilandasi IgE.tnapa

dilandasi IgE.makanan yang sering merupakanmakanan yang sering merupakanfaktor penyebab

alergen adalah, telur,faktor penyebab alergen adalah, telur,susu, kacang, kan dan kerang.susu,

kacang, kan dan kerang.

b. Intleransi makanan: reaksi ini sering. Intleransi makanan: reaksi ini seringdihubungkan dengan

enzimatik ataudihubungkan dengan enzimatik atauadanya zat berkhasiat farmakologisadanya zat

berkhasiat farmakologispada makanan.pada makanan

1.3 Alergi Makanan

Istilah alergi makanan (food allergy) adalah bagian dari terminologi yang lebih luas, yaitu

hipersensitivitas makanan (food hypersensitivity), diterjemahkan sebagai semua reaksi tak terduga yang timbul

berkaitan dengan makanan, dan dapat dibedakan atas:

1.3.1 Alergi makanan (food allergy), yang reaksinya berhubungan dengan mekanisme imunologis, dan

diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE), ataupun non IgE.

1.3.2 Intoleransi makanan (food intolerance), yang tidak diperantarai oleh mekanisme imunologis. Intoleransi

terjadi akibat bahan-bahan yang terkandung dalam makanan seperti toksin/racun (misalnya histamin pada

keracunan makanan laut/ikan), atau penggunaannya secara farmakologis (misalnya tiramin dalam keju atau

anggur merah). Reaksi ini terjadi pada orang yang sangat sehat sekalipun, jika mengkonsumsi bahan

makanan tadi dalam dosis besar. Berbeda dengan alergi makanan yang terjadi meskipun dosis makanan

cukup kecil. Kemungkinan lain penyebab intoleransi makanan adalah adanya penyakit metabolisme .

Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami bagi menjadi 2 yaitu :

Join this siteJoin this site

w ithGoogleFriendConnect

followfollow

nia rahayu

terima kasih uda datang dblog saiia,, jangan lupatinggalkan jejak na yaaa... :)

Lihat profil lengkapku

my profilemy profile

Foto Saya ▼ 2011 (16)

▼ Desember

influenza

kanker laring

bronkitis kronik

asma bronkial

sinusitis

alergi makanan

talasemia

neuronitisvestibular

pemeriksaanfisik danpengkajianpada sistemrespi...

ANATOMI &FISIOLOGISISTEMPERSYARAFAN

ANATOMI &FISIOLOGISISTEMRESPIRASI

NEURALGIATERMINAL

POST OPERASITUMOROTAK

EMPIEMA PARU

PEMERIKSAANFISIK DANPENGKAJIANPADASISTEMPERSY...

FIBROSISKISTIK

► 2012 (12)

Arsip BlogArsip Blog

Page 2: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

2/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

a. Faktor Internal

Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzym-enzym usus,

glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik) memudahkan penetrasi alergen

makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu.Genetik

berperan dalam alergi makanan. Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan sensitisasi ini

dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.Mukosa dinding saluran cerna belum

matang yang menyebabkan penyerapan alergen bertambah.

b. Fakor Eksternal

Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau beban latihan

(lari, olah raga).Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut prevalensinya

1. ikan 15,4 %

Gejala alergi akibat ikan bisa dilihat dari timbulnya ruam kemerahan, bengkak di wajah atau

tangan, perut kembung, mual hingga asma. Adalah protein yang terdapat di dalam ikan atau

parvalbumin yang menjadi penyebab timbulnya alergi

2. Telur 12,7 %

Gejala alergi telur yang paling umum masalah usus yang bisa mengakibatkan muntah dan kram.

Gejala alergi telur lain termasuk gatal-gatal, rinitis dan asma alergi. Extreme kasus alergi telur

dapat menyebabkan anafilaksis dan pengobatan akan mencakup injeksi epinefrin. Anaphylactic

shock ditandai dengan kejutan dan penyempitan saluran napas yang dapat mengakibatkan

benjolan di tenggorokan. Penurunan parah dalam tekanan darah melihat dan kadang-kadang

bahkan kehilangan kesadaran. Jenis telur gejala alergi parah akan memerlukan rawat inap dan

perawatan darurat.

3. Susu 12,2 %

Dr Zakiudin menuturkan paling sering mengalami masalah di saluran cerna serta kulit. Gejala klinis

lain yang muncul seperti bengkak dan gatal di bibir sampai lidah, nyeri dan kejang perut, muntah

sampai diare berat yang disertai berdarah. Bisa juga mengenai saluran pernapasan seperti batuk

pilek berulang, sesak napas dan asma.

Alergi susu sapi pada anak sebenarnya bisa terjadi karena ia sensitif terhadap komponen protein

susu (paling sering akibat beta-lactoglobulin) atau pada proses pembuatan susu, sehingga

komponen protein ini akan bereaksi dengan antibodi tubuh yang memicu terbentuknya

immunoglobulin E (IgE).

4. Kacang 5,3 %

Tanda dan gejala alergi kacang tanah dapat mencakup:

· Reaksi kulit seperti gatal-gatal, kemerahan atau pembengkakan

· Gatal-gatal atau kesemutan di dalam atau di sekitar mulut dan tenggorokan

· Masalah pencernaan seperti diare, kram perut, mual atau munta

· Sesak napas atau mengi

· Berair atau tersumbat

5. Gandum 4,7 %

Alergi gandum dapat mengakibatkan berbagai gejala, termasuk gatal-gatal, sesak napas dan

mual. Alergi gandum juga dapat menyebabkan reaksi yang mengancam jiwa yang disebut

anafilaksis.

6. Apel 4,7 %

Alergi terhadap apel biasanya disebut birch apple syndrome, karena alergen pada keduanya

sama.reaksi alergi muncul biasanya setelah 5-15 menit penderita memakan apel segar.

Dianjurkan para penderita alergi apel ini untuk mengkonsumsi buah apel dalam bentuk yang

sudah olahan saja, misalnya keripik, pie apel, cake apel dsb.

7. Kentang 2,6 %

Anak dengan alergi kentang, akan berkembang menjadi atopk dermatitis yang menyebabkan

inflamasi kulit dan mengganggu kemampuan kulit untuk menjaga kelembabannya.

8. Coklat 2,1 %

Hazelnut bayak terkandung dalam berbagai jenis makanan, seperti coklat, wafer, selai dan lain-

lain. Hazelnut merupakan salah satu penyebab alergi yang fatal, reaksi yang ditimbulkan berupa

gatal, disekitar mulut dan tenggorokan, namun pada beberapa kasus dapat menyebabkan

kematian.

Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksi

alergi.awaan (misalnya defisiensi enzim laktase yang menyebabkan intoleransi laktosa).

Page 3: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

3/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

1.4 Gejala Klinik/Symptom

Gejala klinis alergi makanan biasanya mengenai berbagai organ sasaran seperti kulit, saluran nafas,

saluran cerna, mata, telinga, saluran vaskuler. Organ sasaran bisa berpindah-pindah, gejala sering kali sudah

dijumpai pada masa bayi. Makanan tertentu bisa menyebabkan gejala tertentu pada seseorang anak, tetapi pada

anak lain bisa menimbulkan gejala lain. Pada seseorang makanan yang satu bisa mempunyai organ sasaran yang

lain dengan makanan yang lain, misalnya udang menyebabkan urtikaria, sedangkan kacang tanah menyebabkan

sesak nafas. Susu sapi bisa menimbulkan gejala alergi pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan anafilaksis.

Bischop (1990) mendapatkan pada penderita yang alergi susu sapi : 40% dengan gejala asma, 21% eksema, 43%

dengan rinitis. Peneliti lain mendapatkan gejala alergi susu sapi berupa : urtikaria, angionerotik udem, pucat, muntah,

diare, eksema dan asma.

1.4 Pencegahan :

1.4.1 Alergi tidak bisa disembuhkan, tapi dengan pencegahan yang efektif akan mengendalikan frekuensi dan

intensitas serangan, penggunaan obat, jumlah hari absen sekolah, serta membantu memperbaiki kualitas

hidup.

1.4.2 Pemberian ASI sangat dianjurkan. Pada bayi yang melakukan eliminasi makanan dan mendapat ASI, maka ibu

juga harus pantang makanan penyebab alergi. Dengan eliminasi sebelumnya, alergi susu sapi menghilang

pada kebanyakan kasus pada umur 2 tahun. Untuk pengganti susu sapi dapat dipakai susu hidrolisat whey

atau hidrolisat casein. Pilihan lain adalah susu formula kedelai, dengan harus tetap waspada terhadap

kemungkinan alergi terhadap kedelai. Pada bayi yang menderita alergi makanan derajat berat yang telah

menggunakan formula susu hipoalergenik, bila ingin melakukan diet provokasi dengan susu formula sapi, harus

dilakukan dirumah sakit, karena jika gagal ada kemungkinan terjadi renjatan anafilaksis.

1.4.3 Sayur mayur bisa dianjurkan sebagai pengganti buah, daging sapi atau kambing sebagai pengganti telur ayam

dan ikan.

1.4.4 Makan di restoran kurang aman dan dianjurkan selalu membaca label bahan-bahan makanan jika membeli

makanan jadi.

1.4.5 Desensitisasi pada alergi makanan tidak dilakukan sebab reaksinya hebat dan sedikit sekali bukti-bukti

kerberhasilannya. Andaikata berhasil, selama desensitisasi penderita juga tetap harus menyingkirkan

makanan penyebab serangan alergi itu.

1.5 Gangguan Enzim

Gangguan kekurangan enzim yang kronis dapat menyebabkan penderita mengalami malgizi.

Apakah Anda sering menderita nyeri perut, merasa kembung di sekitar pusat atau perut bawah, perut terasa

membesar atau frekuensi buang angin berlebihan di atas 20 kali dalam sehari? Jika iya, sebaiknya Anda mulai

waspada. Menurut dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM), Jakarta, mungkin saja Anda mengalami gangguan sindrom malabsorpsi.

Dokter spesialis gastroenterologi ini memaparkan sindrom malabsorpsi adalah gangguan penyerapan makanan

dalam saluran cerna bagian bawah. Hal ini berhubungan dengan kurangnya enzim pencernaan. Enzim merupakan

protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk semua reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh. Sebagian

kecil enzim diproduksi di kelenjar liur di bagian mulut. Namun, kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh

kelenjar pankreas. Adapun enzim pencernaan adalah lipase (berfungsi merombak lemak), protease (merombak

protein), amilase (memecah amilum/karbohidrat), dan laktase (mengurai laktosa).

Ari menyebutkan enzim merupakan komponen penting yang diperlukan untuk proses pencernaan dan

penyerapan makanan. Tanpa enzim yang cukup di dalam pencernaan manusia, makanan yang masuk tidak dapat

diserap oleh usus. Tanpa bantuan enzim, semua bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia jadinya

sekadar numpang lewat.

Menurut dia, jika seseorang mengalami kekurangan enzim pencernaan, dia dapat mengalami gangguan

pencernaan (maldigesti) yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya gangguan penyerapan atau

malabsorpsi. "Jika seseorang kekurangan enzim pencernaan, perutnya akan langsung memberontak saat

mengkonsumsi makanan-makanan jenis tertentu, tergantung jenis enzim yang kurang," ia mengungkapkan dalam

media edukasi di Jakarta, Selasa lalu. Misalnya, apabila seseorang kekurangan enzim amilase, setiap dia

mengkonsumsi makanan, seperti roti atau mi, akan langsung menderita diare. Penelitian yang dilakukan di RSCM

pada 2002 itu memperlihatkan penyebab tertinggi kasus diare kronis noninfeksi yang terjadi di rumah sakit

tersebut adalah maldigestasi karbohidrat, yaitu sebanyak 62,6 persen. Menurut Ari, kasus gangguan malabsorpsi

karbohidrat lebih tinggi dibanding malabsorpsi protein atau lemak. Dokter yang juga menjabat Wakil Sekjen

Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Gastroenterologi Indonesia ini menambahkan, dalam tingkat

kronis, gangguan kekurangan enzim dapat menyebabkan penderita mengalami malgizi atau kekurangan gizi yang

mengakibatkan berat badan berkurang dan daya tahan tubuh menurun.

Brand Manager Enzyplex dr Maria Margaretha mengatakan gangguan enzim ini juga bisa disebabkan oleh faktor

genetik, gangguan pankreas dalam memproduksi enzim, dan usia. Usia yang semakin bertambah menyebabkan

enzim yang diproduksi tubuh menurun. Selain itu, salah satu faktor pemicu munculnya gangguan enzim adalah

kecenderungan pola makan masyarakat yang buruk. "Seperti makan berlebihan atau dalam jumlah yang banyak,

Page 4: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

4/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

terutama makanan berlemak, setelah sebelumnya tidak makan sama sekali, makan terburu-buru, dan jenis

makanan yang kurang bervariasi," ujarnya. Ia menambahkan, pola makan seperti itu membuat enzim yang

dihasilkan pankreas tidak mampu mencerna semua makanan yang kita makan. MARLINA MARIANNA

SIAHAAN

Gejala Sindrom Malabsorpsi

1. Kembung di sekitar pusat atau perut bawah.

2. Nafsu makan menurun.

3. Diare.

4. Perut terasa tidak nyaman atau terasa membesar (sebah).

5. Suara usus yang meningkat.

6. Timbul gas yang berlebihan di dalam sistem pencernaan, baik di lambung, usus halus, maupun usus besar.

7. Sering bersendawa atau buang angin (di atas 20 kali dalam sehari).

8. Menderita nyeri pada perut.

Pola Pemulihan

1. Lakukan diet yang tepat dengan mengurangi makanan yang berlemak, seperti cokelat dan keju.

2. Hindari makanan yang terlalu merangsang, seperti makanan yang terlalu asam, pedas, dan asin, serta minuman

yang terlalu banyak mengandung soda.

3. Mengkonsumsi suplemen enzim pencernaan.

4. Hindari asupan makanan berlebihan atau dalam jumlah besar.

5. Perbanyak makanan yang mengandung serat, seperti pisang, pepaya, melon, alpukat, dan sayuran.

1.6 Intoleransi Karena Efek Farmakologi

Menurut Prof. dr. Frans Suyatna farmakolog dari FKUI, alergi terjadi jika obat

dianggap benda asing oleh tubuh, lalu tubuh melakukan perlawanan dengan membentuk antibody berupa

histamine, serotonin, prostaglandin, kinin dan brandikinin.

Zat-zat itu menimbulkan timbunan cairan dibawah jaringan kulit sehingga menyebabkan reaksi seperti gatal,

bentol atau pembengkakan sampai pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan syok. Penolakan obat itu

sifatnya genetic, artinya pada lain reaksinya bisa berbeda (tak menimbulkan alergi).

1.7 Intoleransi Terhadap Zat Adiktif

Beberapa Contoh Zat Aditif

Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut adalah beberapa

contoh zat aditif :

Zat aditif Contoh Keterangan

Pewarna

Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat),

wortel (orange)Pewarna alami

Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue

FCF (biru), Tartrazine (kuning), dllPewarna sintesis

PengawetNatrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat,

Formalin

Terlalu banyak mengkonsumsi

zat pengawet akan mengurangi

daya tahan tubuh terhadap

penyakit

Penyedap

Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar Penyedap alami

Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka,

benzaldehida, amil asetat, dllPenyedap sintesis

AntioksidanButil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT),

tokoferol Mencegah Ketengikan

PemutihHidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium

hipoklorit-

Pemanis

bukan gulaSakarin, Dulsin, Siklamat

Baik dikonsumsi penderita

diabetes, Khusus siklamat

bersifat karsinogen

Pengatur

keasamanAluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat

Menjadi lebih asam, lebih basa,

atau menetralkan makanan

Anti GumpalAluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat,

magnesium oksida

Ditambahkan ke dalam pangan

dalam bentuk bubuk

Page 5: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

5/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

1.8 Alergi Makan Dilandasi Alergi Tipe I,Ii,Iii,IV

Alergi dibagi menjadi 4 macam, macam I s/d IV berhubungan dengan antibodi humoral, sedangkan

macam ke IVmencakup reaksi alergi lambat oleh antibodi seluler.

1.8.1 Macam/Type I (reaksi anafilaktis dini): Setelah kontak pertama dengan antigen/alergen, di tubuh akan dibentuk

antibodi jenis IgE (proses sensibilisasi). Pada kontak selanjutnya, akan terbentuk kompleks antigen-antibodi.

Dalam proses ini zat-zat mediator (histamin, serotonin, brdikinin, SRS= slow reacting substances of

anaphylaxis) akan dilepaskan (released) ke sirkulasi tubuh. Jaringan yang terutama bereaksi terhadap zat-zat

tersebut ialah otot-otot polos (smooth muscles) yang akan mengerut (berkontraksi). Juga terjadi peningkatan

permeabilitas (ketembusan) dari kapiler endotelial, sehingga cairan plasma darah akan meresap keluar dari

pembuluh ke jaringan. Hal ini mengakibatkan pengentalan darah dengan efek klinisnya hipovolemia berat.

Gejala-gejala atau tanda-tanda dari reaksi dini anafilaktis ialah:

– shok anafilaktis – urtikaria, edema Quincke – kambuhnya/eksaserbasi asthma bronchiale – rinitis

vasomotorica

1.8.2 Macam/type II (reaksi imu sitotoksis): Reaksi ini terjadi antara antibodi dari kelas IgG dan IgM dengan bagian-

bagian membran sel yang bersifat antigen, sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa komplementer.

Contoh: reaksi setelah transfusi darah, morbus hemolitikus neonatorum, anemia hemolitis, leukopeni,

trombopeni dan penyakit-penyakit autoimun.

1.8.3 Macam/Type III (reaksi berlebihan oleh kompleks imun = immune complex = precipitate): Reaksi ini merupakan

reaksi inflamasi atau peradangan lokal/setempat (Type Arthus) setelah penyuntikan intrakutan atau subkutan

ke dua dari sebuah alergen. Proses ini berlangsung di dinding pembuluh darah. Dalam reaksi ini terbentuk

komplemen-komplemen intravasal yang mengakibatkan terjadinya kematian atau nekrosis jaringan. Contoh:

fenomena Arthus, serum sickness, lupus eritematodes, periarteriitis nodosa, artritis rematoida.

1.8.4 Macam/Type IV (Reaksi lambat type tuberkulin): Reaksi ini baru mulai beberapa jam atau sampai beberapa hari

setelah terjadinya kontak, dan merupakan reaksi dari t-limfosit yang telah tersensibilisasi. Prosesnya

merupakan proses inflamatoris atau peradangan seluler dengan nekrosis jaringan dan pengubahan fibrinoid

pembuluh-pembuluh yang bersangkutan. Contoh: reaksi tuberkulin (pada tes kulit tuberkulosa), contact

eczema, contact dermatitis, penyakit autoimun (poliarthritis, colitis ulcerosa dll.).

1.9 Manifestasi Klinis RMM Pada Berbagai Organ Tubuh

1.10 Asuhan Keperawatan

1.10.1 Pengkajian

a. Data dasar, meliputi :

1. Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,

pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber informasi)

2. Identitas Penanggung (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,

pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)

Riwayat Keperawatan, meliputi :

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:

1. Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya

bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal

2. Keluhan utama

a.) Pasien mengeluh sesak nafas

b.) Pasien mengeluh bibirnya bengkak

c.) Pasien mengaku tidak ada nafsu makan, mual dan muntah

d.) Pasien mengeluh nyeri di bagian perut

e.) Pasien mengeluh gatal-gatal dan timbul kemerahan di sekujur tubuhnya.

f.) Pasien mengeluh diare

g.) Pasien mengeluh demam

3. Kronologis keluhan. Pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul

kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal tertahankan lagi sehingga pasien dibawa ke

rumah sakit.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu. Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit

yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya

pasien mengatakan pernah mengalami nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul

kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal dan pernah menjalani perawatan di RS atau

pengobatan tertentu.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga. Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang

mengalami penyakit yang sama.

6. Riwayat Psikososial dan Spiritual. Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam

keluarga, dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien,

mekanisme koping terhadap stres, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan

menurut usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan. Dikaji berdasarkan 14 kebutuhan dasar

menurut Virginia Handerson, yaitu :

a.) Bernafas. Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur

respirasi rate.

Page 6: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

6/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

b.) Makan. Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah

pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.

c.) Minum. Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada

perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).

d.) Eliminasi (BAB / BAK). Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar.

e.) Gerak dan aktifitas. Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan

aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami

alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.

f.) Kebersihan Diri. Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS :

1.) Rasa Aman. Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya

selama di RS.

2.) Sosial dan komunikasi. Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS

dan lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).

3.) Pengetahuan. Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini

dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.

4.) Rekreasi. Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.

5.) Spiritual. Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien

menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.

b. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Tingkat kesadaran CCS

2. Tanda-tanda vital

3. Keadaan fisik

a.) Kepala dan leher :

b.) Dada

c.) Payudara dan ketiak

d.) Abdomen

e.) Genitalia

f.) Integument :

g.) Ekstremitas

4. Pemeriksaan neurologist

5. Pemeriksaan Penunjang

a.) Uji kulit : sebagai pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup seperti tungau,

kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu,

telur, kacang, ikan).Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung

leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan. IgE total

dan spesifik: harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih

dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami

infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.

b.) Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya.

c.) Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif.

d.) Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan

inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan

mikroskop imunofluoresen ).Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi

usus.Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti Analisa Data

c. Data Subjektif

1. Sesak nafas

2. Mual, muntah

3. Meringis, gelisah

4. Terdapat nyeri pada bagian perut

5. Gatal – gatal

6. Batuk

d. Data objektif

1. Penggunaan O2

2. Adanya kemerahan pada kulit

3. Terlihat pucat

4. Pembengkakan pada bibir

5. Demam ( suhu tubuh diatas 37,50C)

1.10.2 Diagnosa Keperawatan

Page 7: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

7/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

Adapun diagnose keperawatan yang dapat kami ambil:

a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan terpajan allergen

b. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal,intrademal sekunder

d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih

5.

e. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( allergen,ex: makanan)

1.10.3 Rencana Keperawatan

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan terpajan allergen

Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x15 menit. diharapkan pasien menunjukkan

pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman rentang normal.

Kriteria hasil :

a. Frekuensi pernapasan pasien normal (16-20 kali per menit)

b. Pasien tidak merasa sesak lagi

c. Pasien tidak tampak memakai alat bantu pernapasan

d. Tidak terdapat tanda-tanda sianosis Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan

ekspansi paru. Catat upaya pernapasan,

termasuk pengguanaan otot bantu/

pelebaran masal.

Auskultasi bunyi napas dan catat adanya

bunyi napas adventisius seperti krekels,

mengi, gesekan pleura.

Tinggikan kepala dan bantu mengubah

posisi. Bangunkan pasien turun dari tempat

tidur dan ambulansi sesegera mungkin.

Observasi pola batuk dan karakter secret.

Berikan oksigen tambahan

Berikan humidifikasi tambahan, mis:

nebulizer ultrasonic

kecepatan biasanya meningkat. Dispenea

dan terjadi peningakatan kerja napas.

Kedalaman pernapasan berpariasi

tergantung derajat gagal napas. Ekspansi

dada terbatas yang berhubungan dengan

atelektasis atau nyeri dada pleuritik.

bunyi napas menurun/ tak ada bila jalan

napas obstruksi sekunder terhadap

pendarahan, bekuan/ kolaps jalan napas

kecil (atelektasis). Ronci dan mengi

menyertai obstruksi jalan napas/ kegagalan

pernapasan.

duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru

dan memudahkan pernapasan. Pengubahan

posisi dan ambulansi meningkatkan

pengisian udara segmen paru berbeda

sehingga memperbaiki difusi gas.

kongesti alveolar mengakibatkan batuk

kering atau iritasi. Sputum berdarah dapat

diakibatkan oleh kerusakan jaringan atau

antikoagulan berlebihan.

memaksimalkan bernapas dan menurunkan

kerja napas

memberikan kelembaban pada membran

mukosa dan membantu pengenceran secret

untuk memudahkan pembersihan.

Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x.24 jam diharapkan suhu tubuh pasien

menurun

Kriteria hasil :

a. Suhu tubuh pasien kembali normal ( 36,5ºC -37,5ºC)

b. Bibir pasien tidak bengkak lagi

INTERVENSI RASIONAL

Pantau suhu pasien ( derajat dan pola ) Suhu 38,9-41,1C menunjukkan proses

penyakit infeksius akut.

Page 8: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

8/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

Pantau suhu lingkungan, batasi atau

tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi

Berikan kompres mandi hangat; hindari

penggunaan alcohol

Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah

untuk mempertahankan mendekati normal

Dapat membantu mengurangi demam

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal,intrademal sekunder

Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x24 jam diharapkan pasien tidak akan

mengalami kerusakan integritas kulit lebih parah

Kriteria hasil :

a. Tidak terdapat kemerahan,bentol-bentol dan odema

b. Tidak terdapat tanda-tanda urtikaria,pruritus dan angioderma

c. Kerusakan integritas kulit berkurang

INTERVENSI RASIONAL

Lihat kulit, adanya edema, area sirkulasinya

terganggu atau pigmentasi

Hindari obat intramaskular

Kulit berisiko karena gangguan sirkulasi

perifer

Edema interstisial dan gangguan sirkulasi

memperlambat absorpsi obat dan

predisposisi untuk kerusakan kulit

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih

Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x24 jam diharapkan kekurangan volume cairan

pada pasien dapat teratasi.

Kriteria hasil :

a. Pasien tidak mengalami diare lagi

b. Pasien tidak mengalami mual dan muntah

c. Tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi

d. Turgor kulit kembali normal

INTERVENSI RASIONAL

Ukur dan pantau TTV, contoh

peningakatan suhu/ demam memanjang,

takikardia, hipotensi ortostatik.

Kaji turgor kulit, kelembaban membrane

mukosa (bibir, lidah).

Monitor intake dan output cairan

Beri obat sesuai indikasi misalnya

antipiretik, antiemetic.

Berikan cairan tambahan IV sesuai

keperluan

peningkatan suhu atau memanjangnya

demam meningkatkan laju metabolic dan

kehilangan cairan melalui evaporasi. TD

ortostatik berubah dan peningkatan

takikardia menunjukkan kekurangan cairan

sistemik.

indicator langsung keadekuatan volume

cairan, meskipun membrane mukosa mulut

mungkin kering karena napas mulut dan

oksigen.

mengetahui keseimbangan cairan

berguna menurunkan kehilangan cairan

pada adanya penurunan masukan/ banyak

kehilangan, penggunaan parenteral dapat

memperbaiki atau mencegah kekurangan.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( alergen,ex: makanan)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan nyeri

pasien teratasi

kriteria hasil :

a. Pasien menyatakan dan menunjukkan nyerinya hilang

b. Wajah tidak meringis

c. Skala nyeri 0

d. Hasil pengukuran TTV dalam batas normal, TTV normal yaitu :

1. Tekanan darah : 140-90/90-60 mmHg

2. Nadi : 60-100 kali/menit

Page 9: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

9/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

3. Pernapasan : 16-20 kali/menit

4. Suhu : Oral (36,1-37,50C)

5. Rektal (36,7-38,10C)

6. Axilla (35,5-36,40C)INTERVENSI RASIONAL

Ukur TTV

Kaji tingkat nyeri (PQRST)

Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan

kebutuhan

Ciptakan suasana yang tenang

Bantu pasien melakukan teknik relaksasi

Observasi gejala-gejala yang berhubungan,

seperti dyspnea, mual muntah, palpitasi,

keinginan berkemih

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik

Ubtuk mengetahui kondisi umum pasien

Untuk mengetahui faktor pencetus nyeri

memberikan rasa nyaman kepada pasien

membantu pasien lebih relaks

membantu dalam penurunan

persepsi/respon nyeri. Memberikan kontrol

situasi meningkatkan perilaku positif.

tanda-tanda tersebut menunjukkan gejala

nyeri yang dialami pasien.

Analgesik dapat meredakan nyeri yang

dirasakan oleh pasien.

1.10.4 Evaluasi

a. S : pasien mengeluh tidak sesak lagi

O : pasien bernafas normal (16-24 x/menit),tidak terdapat tanda-tanda sianosis,pasien tidak

mengalami gangguan pola nafas,pasien tidak tampak menggunakan alat bantu pernapasan.

A : tujuan tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

b. S:Pasien mengatakan tidak demam lagi

O: Suhu tubuh pasien kembali normal ( 36,5 oC -37,5 oC),bibir pasien tidak tampak bengkak lagi.

A:Tujuan tercapai

P:Pertahankan kondisi pasien

c. S : Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah-merah lagi

O : kerusakan integritas kulit pada pasien berkurang,tanda-tanda angioderma,pruritus dan urtikaria

sudah mulai berkurang,kulit pasien tidak terdapat kemerahan.

A: tujuan tercapai sebagian

P: lanjutkan intervensi ( no 1 dan 2)

d. S : pasien mengatakan tidak merasa mual,muntah dan mencret lagi.

O: intake & output pasien seimbang,TTV dalam batas normal(TD : 120/80-140/90,Suhu aksila: 36,5

oC -37,5 oC,Frekuensi pernapasan : 16-24 x / menit,Nadi: 60-100x/menit),tidak terdapat tanda-

tanda sianosis,turgor kulit kembali normal.

A : tujuan tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

e. S : pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang

O: wajah pasien tampak tenang dan tidak meringis

A : tujuan tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

Page 10: Tipe Alergi

14/06/12 kumpulan tugas kuliah: alergi makanan

10/10niarahayu9.blogspot.com/2011/12/alergi-makanan.html

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh nia rahayu di Rabu, Desember 14, 2011

DAFTAR PUSTAKA

http://ALERGI MAKANAN/antropoda-penyebab-alergi-dan-reaksi.html dienkes tanggal 08 oktober 2011

pukul 10:15 WIB

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3, Jakarta:EGC..

http://medicastore.com/artikel/273/Alergi_makanan_Tahanlah_Keinginan.html dienkes pada

tanggal 09 oktober 2011 pukul 09:45

http://www.anneahira.com/alergi-makanan.htm dienkes pada tanggal 09 oktober 2011 pukul

21:41

http://www.wartamedika.com/2007/06/alergi-makanan-obat-terbaik-hindari.html dienkes

pada tanggal 09 oktober 2011 pukul 19:00

http://puterakembara.org/rm/Alergi1.shtml dienkes pada tanggal 09 oktober 2011 pukul

20:12

0 komentar:

Poskan Komentar

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh sasimoto. Diberdayakan oleh Blogger.