tinjauan teori askep keluarga
TRANSCRIPT
TINJAUAN TEORI
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang keperawatan kesehatan
masyarakat pada tingkat keluarga, akan dibagi menjadi dua yaitu konsep
masalah kesehatan sesuai dengan masalah pada kasus keluarga dan konsep
asuhan keperawatan keluarga.
A.Konsep Masalah Kesehatan
1.Konsep Dasar Penyakit ISPA
a.Pengertian
Buku pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan
akut untuk penaggulangan pneumonia pada balita dari Departemen
Kesehatan RI tahun 2004 menyebutkan bahwa Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan
mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah
dan pleura.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) atau batuk pilek adalah
infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi
dan anak. (Ngastiyah, 1997).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bawah yang sering terjadi
oleh virus dan gejala yang menonjol adalah batuk, peradangan
tersebut meliputi laring trachea dan bronchus. (Nelson, 1995).
Klasifikasi penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
digolongkan menjadi 3, yaitu :
Umur 2 bulan
1)Pneumonia Berat
-Nafas cepat > 60 x/menit
-Tarikan dinding dada bagian bawah kedalaman kuat
2)Bukan pneumonia
-Tidak ada nafas cepat
-Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah
Untuk umur 2 tahun – 5 tahun
1)Pneumonia Berat
-Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
2)Pneumonia .
-Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah dalam
-Nafas cepat 2 bulan (12 bulan : > 50 x/menit)
-Nafas cepat 1 tahun > 40 x/menit.
3)Bukan pneumonia
-Tidak ada tarikan dinding dada.
b.Patofisiologi
1)Etiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus
influenza, bakteri gram positif dan gram negatif seperti
streptokokus, stapilokokus, pneumokokus, haemofilus influenza
dan organisme difteri, bordetella, virus penyebab Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) antara lain adalah golongan mikro virus,
adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpes virus,
dan lain-lain. Selain itu, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
dapat juga disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat, tertular
penderita batuk, belum imunisasi lengkap dan kurang gizi.
2)Proses terjadinya penyakit
Virus atau bakteri yang terhirup, kemudian menempel pada
mukosa batang trachea bronciale, kemudian terjadi peradangan,
edema dan eritema pada daerah tersebut. Bakteri dan virus
kemudian masuk ke bronchus dan terjadi reaksi peradangan
yang mengakibatkan produksi secret meningkat dan merusak
epitel serta terjadi akumulasi secret, peningkatan suhu tubuh,
kemudian terjadi edema pada bronchus sehingga bronchus
menyemit, suplay O2 menurun, maka terjadi sesak.
3)Tanda dan gejala
Tanda dan gejala dari penyakit saluran pernafasan akut adalah
batuk, pilek, peningkatan suhu tubuh, sesak, pernafasan cepat
(untuk umur 2 bulan : 60 kali atau lebih/menit, umur 2 bulan – 1
tahun : 50 kali atau lebih/menit, umur 1-5 tahun 40 kali atau
lebih/menit).
4)Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak yang terkena penyakit
infeksi saluran pernafasan akut adalah : bronchitis, pneumonia,
bronco pneumonia, trakhitis, sinusitis paranasal, dan dapat
terjadi radang otak.
c.Penatalaksanaan medis
1)Pemberian pengobatan simptomatis, seperti ekspektoran,
sedative, antipiretik, paracetamol.
2)Pemberian antibiotik.
3)Membaringkan bayi tengkurap untuk mengeluarkan sekret.
B.Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1.Konsep Keluarga
a.Definisi
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga
adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Menurut Friedman (1998) keluarga merupakan kesatuan dari orang-
orang yang terkait dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau
adopsi dan tinggal dalam satu rumah.
b.Tipe / jenis keluarga
Menurut Anderson Carter, pembagian untuk keluarga antara lain :
1)Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2)Keluarga besar (extended family), adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, nenek, kakek, kakak, keponakan, paman,
bibi, dan sebagainya.
3)Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan keluarga inti.
4)Keluarga duda / janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5)Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6)Keluarga kabitas (cohabitation), adalah dua orang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
c.Struktur Keluarga
Struktur keluarga akan memberikan informasi berkaitan dengan
dominasi jalur hubungan darah, dominasi keberadaan tempat
tinggal, dominasi pengambilan keputusan yang uraian yang sebagai
berikut :
1)Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ayah.
2)Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui garis ibu.
3)Patrilokal
Menunjukkan bahwa keberadaan tempat tinggal satu keluarga
(suami istri) yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
4)Matrilokal
Menentukan bahwa keberadaan tempat tinggal satu keluarga
(suami istri) yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
5)Patriakal
Menunjukkan dominasi pengambilan keputusan ada di pihak
suami.
6)Matriakal
Menunjukkan dominasi pengambilan keputusan ada di pihak istri.
7)Keluarga kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan, dan
beberapa sanak keluarga menjadi keluarga.
d.Peran Keluarga
Menurut Friedman yang dimaksud keluarga inti adalah keluarga
yang terdiri dari ayah, ibudan anak, ketiga keluarga tersebut
mempunyai peran masing-masing diantaranya :
1)Ayah berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa nyaman dan aman, serta menjadi
anggota dari kelompok masyarakat dan anggota masyarakat dari
lingkungan.
2)Ibu berperan sebagai istri, pelindung, ibu dari anak-anak,
pengasuh dan pendidik anak, mengurus rumah tangga dan
pencari nafkah tambahan.
3)Anak berperan sebagai melaksanakan peranannya psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, mental, sosial dan
spiritual.
e.Fungsi keluarga
Menurut Friedman ada lima fungsi keluarga, yaitu :
1)Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga sebagai dasar
kekuatan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan psikososial.
Harapan keberhasilan keluarga mendapat kegembiraan dan
kebahagiaan diri yang positif, merasa memiliki antara anggota
keluarga yang merupakan sumber kasih sayang, komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungsi afektif adalah :
a)Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan saling menerima
dan saling mendukung antar anggota keluarga.
b)Saling menghargai dan mempertahankan iklim yangpositif
dimana anggota diakui dan dihargai keberadaannya dan
haknya baik orang tua atau anak.
c)Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru, kemudian disesuaikan pada berbagai
aspek kehidupan.
2)Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir
dan berakhir setelah mati, pada setiap tahap perkembangan
keluarga dan individu anggota keluarga dicapai melalui interaksi
yang diwujudkan dalam sosialisasi.
3)Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia, dengan adanya program
keluarga berencana maka fungsi ini dapat terkontrol, keluarga
memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi
keluarga dan memelihara serta merawat anggota keluarga.
4)Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, makan, pakaian, rumah atau menabung
untuk kebutuhan keluarga di masa yang akan datang.
5)Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan tingkat
perkembangan dan mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa yang akan datang.
f.Tahap-tahap keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Siklus tugas dan perkembangan keluarga, menurut Evlin Duval
terdiri atas :
1)Pasangan pemula atau pasangan baru menikah
Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji
melalui pernikahan dengan landasan cinta dan kasih sayang,
tugas pada tahapan perkembangan keluarga pemula antara lain
saling memuaskan antara pasangan, beradaptasi dengan
matang, jumlah anak memperjelas peran masing-masing
pasangan.
2)Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tahapan dan tugas perkembangan keluarga selanjutnya adalah
keluarga dengan menunggu kelahiran anak sebagai salah satu
fungsi biologis yaitu melanjutkan keturunan tugas keluarga pada
tahapan ini adalah mempersiapkan persalinan, mempersiapkan
mental calon orang tua, mempersiapkan berbagai kebutuhan
anak.
3)Keluarga dengan mempunyai bayi
Tahapan ini keluarga sudah mempunyai anggota keluarga baru
yang tentunya memiliki tugas antara lain memberikan ASI
sebagai kebutuhan dasar bayi (minimal 6 bulan), memberikan
kasih sayang, mulai mensosialisasikan dengan lingkungan
keluarga besar masing-masing pasangan, pasangan kembali
melakukan adaptasi karena kehadiran anggota termasuk siklus
hubungan sex, mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan.
4)Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas yang memiliki pada keluarga dengan anak pra sekolah
diantaranya, menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan,
mulai menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan kultur
keluarga, memenuhi kebutuhan bermain anak, membantu anak
dalam keberhasilan dengan lingkungan sekitar, menanamkan
tanggung jawab dalam lingkungan kecil, memperhatikan dan
memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak pra sekolah.
5)Keluarga dengan anak sekolah
Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia sekolah antara
lain : memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah
maupun biaya sekolah, membiasakan belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas
sekolahnya, memberikan pengertian pada anak bahwa
pendidikan sangat penting untuk masa depan anak, membantu
anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitar.
6)Keluarga dengan anak remaja
Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis,
mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap
orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya, pada tahap
ini sering ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan
anak remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak
pada hubungan selanjutnya. Tugas keluarga pada tahap ini
antara lain memberikan perhatian lebih pada anak remaja,
bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah atau pun
kegiatan di luar sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
7)Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap
meninggalkan kedua orang tuanya untuk memulai hidup baru,
bekerja, dan berkeluarga, sehingga tugas keluarga pada tahap
ini antara lain mempertahankan keintiman pasangan, membantu
anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas
hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata
kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-
anaknya.
Keluarga dengan tahapan berdua kembali
Tugas bagi keluarga setelah ditinggalkan pergi anak-anaknya
untuk memulai kehidupan baru antara lain : menjaga keintiman
pasangan, merencanakan kegiatan yang akan datang, tetap
menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu,
memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan.
9)Keluarga dengan tahap masa tua
Masa tua bisa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya,
sehingga tugas keluarga pada tahap ini adalah saling
memberikan perhatian yang menyenangkan antara pasangan
merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan
olah raga, berkebun, mengasuh cucu, pada masa tua pasangan
saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah
kehidupan ini.
g.Batasan-batasan asuhan keperawatan keluarga
Adapun batasan-batasan asuhan keperawatan keluarga adalah
sebagai berikut :
1)Keluarga sebagai konteks
Pada asuhan keperawatan keluarga tingkat pertama ini yang
menjadi fokus pelayanan kesehatan individu, sedangkan
keluarga merupakan latar belakang atau fokus sekunder.
Keluarga dipandang sebagai area yang penting dari klien dan
oleh keluarga merupakan dukungan terbesar bagi klien, atau
dengan kata lain asuhan yang berfokus pada keluarga.
2)Keluarga dipandang sebagai kumpulan atau jumlah anggota
keluarga secara individu, asuhan keperawatan diberikan bukan
hanya pada satu individu tetapi bisa lebih dalam satu keluarga.
Dalam tingkat ini garis depannya masing-masing klien yang
dilihat sebagai unit terpisah dari unit yang berinteraksi.
3)Sub sistem keluarga sebagai klien
Subsistem keluarga adalah pusat perhatian atau fokus dan
penerimaan pengkajian dan intervensi, keluarga inti, keluarga
besar dan sub sistem keluarga lainnya adalah unit analisis dan
asuhan.
4)Keluarga sebagai klien
Keluarga dipandang sebagai klien atau fokus perawatan,
keluarga menjadi bagian depan sedangkan anggota keluarga
yang lain menjadi latar belakang.
2.Konsep Proses Keperawatan Keluarga
a.Pengkajian
1)Definisi
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses
perawatan mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga
untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga. Oleh
karena itu perawat keluarga diharapkan memahami betul ruang
lingkup, alat bantu, dan format pengkajian.
Pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998) adalah tindakan
pemantauan secara langsung pada keluarga untuk memperoleh
data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit
dan masalah kesehatan keluarga.
Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan dimana
pengkajian menggambarkan kondisi/situasi keluarga sebelumnya
dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa digunakan untuk
memprediksi di masa yang akan datang.
2)Pengkajian keluarga model Friedman
Pengkajian keluarga model Friedman menekankan pada
kerangka struktur, fungsi keluarga, teori perkembangan dan
teori sistem. Keluarga dipandang sebagai unit dasar dan
masyarakat dan sebagai sistem sosial yang terbuka serta
memfokuskan pada struktur keluarga, fungsi keluarga, dan
hubungan keluarga dengan sistem sosial lainnya, kerangka
konsep model ini pada umumnya digunakan jika keluarga di
komunitas sebagai tatanan pelajaran keperawatan. Pendekatan
ini mungkin perawat mengkaji sistem keluarga secara
keseluruhan sebagai sub unit dari masyarakat. Asumsi yang
mendasari model pengkajian ini adalah keluarga dalam sistem
sosial yang berfungsi, keluarga merupakan fungsi
menghantarkan individu bermasyarakat, individu bertindak
sesuai dengan norma dan nilai dipelajari dalam sosialisasi di
dalam keluarga.
Friedman memberikan batasan 6 (enam) kategori dalam
memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian,
yaitu :
a)Data pengenalan keluarga
b)Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c)Data lingkungan
d)Struktur keluarga
e)Fungsi keluarga
f)Koping keluarga
3)Tahapan-tahapan pengkajian
Untuk mempermudah perawatan keluarga saat melakukan
pengkajian, digunakan istilah penjajakan.
a)Penjajakan 1
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:
(1)Data umum
(2)Riwayat dan tahapan perkembangan
(3)Lingkungan
(4)Struktur keluarga
(5)Fungsi keluarga
(6)Stress dan koping keluarga
(7)Harapan keluarga
(8)Data tambahan
(9)Pemeriksaan fisik
b)Penjajakan II
Penjajakan yang tergolong kedalam penjajakan II diantaranya
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan
keluarga. Adapun ketidakmamuan keluarga dalam
menghadapi masalah diantaranya.
(1)Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
(2)Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
(3)Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
(4)Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
(5)Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Jika terdapat dua atau lebih Ketidakmampuan keluarga maka
yang maka yang menjadi etiologi adalah Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga.
b.Analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan
1)Definisi analisa data
a)Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam rangka
proses klasifikasi dan validasi / informasi untuk mendukung
penegakan diagnosa keperawatan keluarga yang akurat.
b)Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab
dan masalah yang ditegakkan.
c)Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh
kepada munculnya suatu masalah.
2)Definisi diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan uraian
dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran
dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial,
resiko tinggi sampai masalah aktual.
3)Struktur diagnosa keperawatan keluarga
Struktur diagnosa keperawatan terdiri dari :
a)Problem / masalah
b)Etiologi / penyebab
c)Sign and symptom / tanda dan gejala
4)Tipe diagnosa keperawatan keluarga
Tipe-tipe diagnosa keperawatan keluarga sebenarnya ada
beberapa diantaranya :
a)Aktual
b)Resiko
c)Potensial
5)Tipe dan komponen diagnosa keperawatan keluarga
a)Masalah keperawatan aktual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala
yang jelas dan mendukung bahwa masalah benar terjadi.
b)Masalah keperawatan resiko
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan
mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak
segera ditangani.
c)Masalah keperawatan potensial
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkat lebih optimal.
6)Menetapkan etiologi
Menetapkan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa
diangkat dari 5 (lima) tugas keluarga antara lain :
a)Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b)Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c)Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d)Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e)Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada
c.Perencanaan keperawatan
1)Definisi
ANA (1995) mendefinisikan intervensi sebagai rencana tindakan
perawatan untuk kepentingan klien atau keluarga.
2)Indikasi intervensi
Wright dan Leahey dalam Friedman (1998) menganjurkan bahwa
intervensi keperawatan dapat dilakukan pada :
a)Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota
keluarga lainnya.
b)Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang
berdampak pada anggota keluarga lainnya.
c)Anggota keluarga yang mendukung permasalahan kesehatan
yang muncul.
d)Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau
kemunduran dalam status kesehatannya.
e)Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali
f)Perkembangan anak atau remaja secara emosional
g)Keluarga dengan penyakit kronik
h)Keluarga dengan penyakit kematian
3)Prioritas masalah
Didasari atas 3 (tiga) komponen :
a)Kriteria
b)Bobot
c)Pembenaran
a)Kriteria penilaian
(1)Sifat masalah terdiri atas :
Sifat masalah aktual dengan nilai 3, resiko dengan nilai 2
dan potensial masalah dengan nilai 1.
(2)Kemungkinan masalah untuk diubah.
Kemungkinan masalah untuk diubah mudah dengan nilai 2,
sebagian dengan nilai 1 dan tidak dapat diubah
dengan nilai 0.
(3)Potensial masalah untuk dicegah
Potensial masalah untuk dicegah tinggi dengan nilai 3,
cukup dengan nilai 2, rendah dengan nilai 1.
(4)Menonjolnya masalah
Menonjolnya masalah segera diatasi dengan nilai 2, tidak
segera diatasi dengan nilai 1, tidak dirasakan ada masalah
dengan nilai 0.
b)Bobot
Sifat masalah dengan bobot 1, kemungkinan masalah untuk
diubah dengan bobot 2, potensial masalah untuk dicegah
dengan bobot 1, menonjolnya masalah dengan bobot 1.
c)Pembenaran
Alasan penentuan sub kriteria, dampak terhadap kesehatan
keluarga dan ditunjang dari data hasil pengkajian.
d)Cara perhitungan
Skor/angka tertinggi dikalikan bobot kemudian dijumlahkan,
skor tertinggi menjadi masalah prioritas.
4)Menetapkan tujuan intervensi
a)Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan
pada pencapaian akhir sebuah masalah dimana perubahan
perilaku dari yang merugikan kesehatan ke arah perilaku
yang menguntungkan kesehatan. Tujuan umum ini lebih
mengarah pada kemandirian klien dan keluarga sebagai
sasaran asuhan keperawatan keluarga.
b)Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan
pada pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.
5)Klasifikasi intervensi
Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan
klasifikasi intervensi antara lain :
a)Suplemental
Intervensi yang berkaitan dengan rencana pemberian
pelayanan secara langsung pada keluarga sebagai sasaran.
b)Fasilitatif
Intervensi ini terkait dengan rencana dalam membantu
mengatasi hambatan dari keluarga dalam memperoleh
pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi.
c)Developmental
Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu
keluarga dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri
(membuat keluarga belajar mandiri) dengan kekuatan dan
sumber pendukung yang terdapat pada keluarga.
6)Domain intervensi
Ada tiga domain yang bisa digunakan dalam menyusun
intervensi (Calgary) yaitu :
a)Domain kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditujukan untuk
memberikan informasi, gagasan, motivasi dan saran kepada
keluarga.
b)Domain afektif
Intervensi ini ditujukan membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan
sikap terhadap masalah yang dihadapi.
c)Domain psikomotor
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga
dalam perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang
menguntungkan.
7)Menetapkan intervensi
a)Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada
perencanaan masalah.
b)Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh
keluarga.
c)Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah
kesehatan.
d)Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan.
e)Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus
menerus oleh keluarga.
Hambatan-hambatan intervensi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) hambatan yang sering sekali
dihadapi perawat keluarga saat melakukan intervensi
keperawatan adalah :
a)Kurang informasi yang diperoleh keluarga.
b)Tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga.
c)Informasi yang diperoleh keluarga dikaitkan dengan masalah
yang dihadapi.
d)Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e)Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang
sudah ada.
f)Kegagalan mengkaitkan tindakan dengan sasaran keluarga.
g)Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan.
d.Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah
disusun sebelumnya.
1)Implementasi mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat.
2)Implementasi dilakukan dengan tepat memperhatikan prioritas
masalah.
3)Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.
4)Pendokumentasian Implementasi keperawatan keluarga
janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda tangan
petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab
profesi.
Kesulitan-kesulitan pada tahap Implementasi dapat juga
diakibatkan oleh tindakan-tindakan perawat yang tidak tepat, akibat
dari :
a)Kecenderungan dari perawat untuk menggunakan satu pola
pendekatan yang tetap (perawat kaku, kurang luwes)
b)Kurang memberikan penghargaan, perhatian, terhadap faktor-
faktor sosial budaya.
c)Sumber perawat yang tidak cukup dalam keahliannya mengambil
tindakan serta menggunakan macam-macam teknik, mengingat
rumitnya masalah yang berhubungan dengan tingkah laku dalam
hidup keluarga seperti mengulangi kesulitan-kesulitan antara
suami – istri.
e.Evaluasi keperawatan
1)Sifat evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan
keluarga, evaluasi merupakan tahapan yang menentukan
apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam
tujuan di rencana keperawatan, apabila setelah dilakukan
evaluasi tujuan tidak tercapai, maka ada beberapa kemungkinan
yang perlu ditinjau kembali, yaitu :
a)Tujuan tidak realistis
b)Tindakan keperawatan tidak tepat
c)Faktor-faktor lingkungan yang tidak jelas
2)Kriteria dan standar
Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak
tetap yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai
standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk
membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.
3)Evaluasi kuantitatif dan kualitatif
Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelajaran
atau kegiatan yang telah diberikan, misalnya jumlah imunisasi,
kunjungan ANC pada ibu hamil. Evaluasi kualitatif kelemahannya
hanya mementingkan jumlah, padahal belum tentu banyak
kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil
yang memuaskan.
Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada :
a)Evaluasi struktur
Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan
dalam suatu kegiatan.
b)Evaluasi proses
Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung.
c)Evaluasi hasil
Merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan.
Kesulitan-kesulitan yang ditemukan dalam evaluasi.
4)Metode-metode evaluasi
a)Observasi langsung
b)Memeriksa laporan / dokumentasi
c)Wawancara atau angket
d)Latihan simulasi
5)Catatan perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan
indikator keberhasilan tindakan keperawatan yang diberikan
pada keluarga oleh petugas kesehatan, karakteristik evaluasi
dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan pada perawatan
dengan uraian sebagai berikut :
a)Subyektif
Pernyataan atau uraian keluarga klien atau sumber lain
tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan ataupun
kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan.
b)Objektif
Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi
palpasi, perkusi dan auskultasi sehingga dapat dilihat
kemajuan atau kemunduran pada sasaran perawatan sebelum
dan setelah diberikan tindakan keperawatan.
c)Analisa
Pernyataan menunjukkan sejauhmana masalah keperawatan
dapat tertanggulangi.
d)Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi
bagi perawat.
Lampiran 1
SATUAN ACARA
PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA
Pokok Bahasan :Sistem Pernafasan
Sub Pokok Bahasan :Perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Sasaran :Keluarga Tn. S
Hari/tanggal:Rabu, 07 September 2005
Waktu :Pkl. 10.00 – 10.30 WIB
Tempat :Rumah Tn. S RT. 005 RW 013 Kelurahan Duren Sawit
I.DESKRIPSI PENDIDIKAN KESEHATAN
Fokus pendidikan kesehatan ini adalah pemahaman keluarga Tn.S mengenal
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), baik pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, akibat lanjut dan diharapkan keluarga mampu mengambil
keputusan serta mampu melakukan penanganan dan perawatan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di rumah dengan tepat.
II.ANALISA TUJUAN DAN KARAKTERISTIK ISI
A.Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan
kesehatan selama 30 menit diharapkan keluarga memahami dan
mampu melakukan perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA).
B.Tujuan khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan :
1.Keluarga dapat menjelaskan kembali pengertian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)
2.Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 penyebab Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA).
3.Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 tanda dan gejala Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
4.Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 cara perawatan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di rumah
5.keluarga dapat menyebutkan 2 dari 5 cara pencegahan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
6.Keluarga dapat menyebutkan 1 dari 3 akibat lanjut Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA).
7.Keluarga dapat melakukan cara perawatan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) di rumah dan dapat membuat obat
tradisional.
III.ANALISA SUMBER BELAJAR
A.Tuntunan praktis keperawatan keluarga (Agus Citra, 2005).
B.Buku informasi tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
(Depkes RI).
IV.STRATEGI PENYAMPAIAN
A.Metode
1.Ceramah
2.Tanya jawab
3.Diskusi
4.Demonstrasi
B.Media
1.Flipchart
2.Leaflet
3.Alat peraga madu, kecap, dan jeruk nipis
V.PENGORGANISASIAN
Materi Infeksi Saluran Pernafasan Akut terlampir.
VI.KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Kegiatan Pendidikan Kegiatan Keluarga Waktu
1.Pendahuluan
a.Pendidik memberikan salam
dan memperhatikan
kesiapan keluarga
b.Apersepsi dilakukan
pendidik berkaitan dengan
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA)
c.Menyampaikan materi
pokok tentang Infeksi
Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
dMenyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai, baik tujuan umum
ataupun tujuan khusus
-Menjawab salam dan
memperhatikan penyuluh
-Keluarga mengungkapkan
pengetahuannya tentang
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA)
-Keluarga menyimak
-Keluarga menyimak
5 menit
2.Kegiatan inti -Keluarga memperhatikan dan 20 menit
a.Menjelaskan pengertian
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA)
b.Menjelaskan penyebab
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA)
c.Menjelaskan tanda dan
gejala Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)
d.Menjelaskan cara perawatan
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) di rumah
e.Menjelaskan cara
pencegahan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)
f. Menjelaskan akibat lanjut
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA)
g.Mendemonstrasikan cara
pembuatan obat tradisional
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA)
h.Memberikan pujian atas
upaya positif
yangdilakukan keluarga
selama pendidikan
i.Tanya jawab tentang Infeksi
Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
mendengarkan dengan
seksama
-Keluarga bertanya
3.Penutup
a.Menyimpulkan mageri
-Keluarga mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan
5 menit
Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (SPA)
b.Memberikan evaluasi secara
lisan atau tertulis
c.Mengingatkan pertemuan
yang akan datang
d.Mengucapkan salam
penutup
-Keluarga Menyetujui
-Keluarga menjawab salam
VII.EVALUASI
A.Struktur
1.Satuan acara penyuluhan berkaitan dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA).
2.Materi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sudah disiapkan.
3.Kontrak sudah dilakukan dengan keluarga Tn. S
4.Leaflet sudah diberikan sebelumnya.
B.Proses
1.Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan waktu dan
strategi yang telah ditetapkan.
2.Keluarga aktif dalam proses pendidikan kesehatan berlangsung.
C.Hasil
Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, cara perawatan di rumah, cara pencegahan dan akibat
lanjut Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
D.Pertanyaan
1.Jelaskan pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) secara
singkat.
2.Sebutkan penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
3.Sebutkan kembali tandadan gejala Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA).
4.Sebutkan cara perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
di rumah.
5.Jelaskan cara pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
6.Sebutkan akibat lanjut Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
7.Jelaskan dan peragakan cara membuat obat tradisional Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (SPA).
MATERI
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
A.Pengertian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan.
B.Penyebab ISPA
1.Tertular penderita batuk
2.Belum imunisasi lengkap
3.Lingkungan yang tidak sehat
4.Kurang gizi
C.Tanda dan Gejala
1.Demam
2.Batuk pilek
3.Nafas sesak
4.Nafas cepat
D.Cara perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di rumah
1.Tetap berikan ASI
2.Berikan makanan sedikit tapi sering
3.Beri minum lebih banyak dari biasanya
4.Jangan pakai selimut tebal jika demam
E.Cara pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
1.Jauhkan dari penderita batuk
2.Berikan ASI sampai usia 2 tahun
3.Berikan makanan bergizi setiap hari
4.Mintalah imunisasi lengkap
5.Jagalah kebersihan tubuh dan makanan serta lingkungan
F.Akibat Lanjut Usia
1.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
2.Bronchitis / radang pada saluran pernafasan
3.Kematian
G.Obat tradisional Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Perasan air jeruk nipis sebanyak satu sendok makan dan kecap/madu 1 sendok makan diaduk
kemudian diminum.