tinjauan pustaka.docx

6
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Bonggol jagung Biomassa bonggol jagung merupakan sampah yang sejauh ini masih belum banyak dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah (added value). Batang jagung yang termasuk biomassa mengandung lignoselulosa sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol karena memiliki kandungan selulosa yang cukup banyak ( Muniroh dkk, 2011 ). Perbandingan komposisi kimia beberapa biomassa disajikan pada tabel 1, sebagai berikut: Biomassa Selulosa ( % b/b ) Lignin ( % b/b ) Kayu spruce 41.9 27.1 Kayu poplar 49.9 18.1 Kayu pine 37.7 27.5 Jerami gandum 38.2 23.4 Bonggol jagung 36.4 16.6 switchgrass 31.0 17.6 Tabel 1. Komposisi kimia berbagai biomassa Biomassa berselulosa terbentuk dari tiga komponen utama yakni selulosa, hemiselulosa dan lignin ( Riwayati, 2009 ). Menurut Anindyawati (2010) Berbagai produk nilai tambah dari limbah lignoselulosa diantaranya adalah untuk pupuk organik, bioetanol, biogas, biodiesel, biohidrogen, industri kimia.

Upload: sarah-olsen

Post on 01-Oct-2015

229 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

A. TINJAUAN PUSTAKA1. Bonggol jagungBiomassa bonggol jagung merupakan sampah yang sejauh ini masih belum banyak dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah (added value). Batang jagung yang termasuk biomassa mengandung lignoselulosa sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol karena memiliki kandungan selulosa yang cukup banyak ( Muniroh dkk, 2011 ).Perbandingan komposisi kimia beberapa biomassa disajikan pada tabel 1, sebagai berikut:

BiomassaSelulosa ( % b/b )Lignin ( % b/b )

Kayu spruce41.927.1

Kayu poplar49.918.1

Kayu pine37.727.5

Jerami gandum38.223.4

Bonggol jagung36.416.6

switchgrass31.017.6

Tabel 1. Komposisi kimia berbagai biomassa

Biomassa berselulosa terbentuk dari tiga komponen utama yakni selulosa, hemiselulosa dan lignin ( Riwayati, 2009 ). Menurut Anindyawati (2010) Berbagai produk nilai tambah dari limbah lignoselulosa diantaranya adalah untuk pupuk organik, bioetanol, biogas, biodiesel, biohidrogen, industri kimia.

2. BiorefineryBiorefinery biasanya dikategorisasikan menurut bahan baku dan fleksibilitas dari prosesnya. Berdasarkan bahan bakunya, sering digunakan istilah biorefinery generasi pertama, kedua, dan ketiga. Istilah biorefinery generasi pertama biasanya digunakan untuk yang memanfaatkan hasil pertanian, seperti hasil pertanian yang kaya akan gula, pati dan minyak. Sedangkan biorefinery generasi kedua dan ketiga masing-masing menggunakan bahan-bahan berbasis lignoselulosa dan limbah. Biorefinery generasi kedua dan ketiga ini diharapkan untuk mengantisipasi kerawanan pangan. Dengan memanfaatkan limbah, masalah lingkungan akan juga teratasi. Satu istilah baru, bioerefinery generasi keempat, barangkali diperlukan untuk biorefinery yang menggunakan bahan baku campuran, misalnya whole crops dan limbah pertanian dan menghasilkan berbagai jenis produk. ( Dyah, 2010 )Tiap generasi biorefinery, selama ini juga dikelompokkan lagi menjadi tiga fasa, yaitu biorefinery fasa satu (seri), fasa dua (bercabang) dan fasa tiga (parallel). Biorefinery fasa satu menggunakan satu jenis bahan baku untuk satu konfigurasi proses yang menghasilkan satu jenis produk. Fasa dua memanfaatkan satu jenis bahan baku untuk suatu proses yang terintegrasi yang menghasilkan berbagai produk. Fasa tiga fleksibel untuk berbagai jenis bahan baku dan meliputi proses yang terintegrasi untuk berbagai produk (Clark and Deswarte, 2008; Kamm et al., 2006; SCI, 2005).Biorefinery masih terus dikembangkan untuk memanfaatkan sebanyak mungkin material didalam biomass, untuk meningkatkan kelayakan ekonomi dan untuk memenuhi aspek-aspek lingkungan. Selain itu, biorefinery diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar di masa yang akan datang, dapat mengantisipasi perbedaan musim panen dari berbagai bahan bakunya dan dapat beroperasi secara kontinu untuk menciptakan lapangan kerja yang bukan musiman (Clark and Deswarte, 2008; SCI, 2005).

Lampiran 1DAFTAR RIWAYAT HIDUPKetua kelompokNama: Febri Hari SetiyadiNIM: 5213412016Jurusan / Fakultas: Teknik Kimia S1 / TeknikTempat, tanggal lahir: Jakarta, 9 Februari 1995Institut: Universitas Negeri SemarangHp: 085716555275Alamat: Jalan Dermaga Baru RT 08/017 No. 108, Kel. Klender, Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta.Email : [email protected] Ilmiah yang pernah dibuat:NoJudulKategoriTahun

1.

2.

3.Permen Anti Galau

Pemanfaatan Pinten ( Kulit Kacang Hijau) sebagai Adsorben Timbal dan Aplikasinya dalam Pengolahan Limbah yang Tercemar Logam Timbal

Ekstraksi Kulit Rambutan Menggunakan Co2 Superkritis sebagai Obat Diabetes Mellitus.Pendapatan Petani didesa Sekaran Kecamatan Gunungpati SemarangPKM-K

Penelitian LP2M

PKM-GT

2014

2015

2015

Prestasi yang pernah diraih:NoJudulKategoriTahunPenyelenggaraTingkat

1

23

Juara 2

Juara 2Juara 1Inovasi Sabun TransparanFutsalFutsal Internal2012

20132014Teknik Kimia

KAMAPALAJabodetabek UnnesTeknik Kimia

Jawa TengahUnnes

Daftar PustakaAnindyawati, Trisanti. 2010. Potensi Selulase Dalam Mendegradasi Lignoselulosa Limbah Pertanian Untuk Pupuk Organik. Jurnal Vol 45, No. 2. Cibinong : LIPIMuniroh, Lailatul, dan Luthfi, Khiqmiawati Fatih. 2011. Produk Bioetanol Dari Limbah Bonggol Jagung Dengan Menggunakan Proses Hidrolisa Enzim dan Fermentasi. Presentasi Tugas Akhir. Surabaya : ITSRiwayati, I. 2009. Produksi Bioethanol Dari Bonggol Jagung Melalui Proses Hidrolisa Selulosa Secara Enzymatis Menggunakan Trichordema Reesei. Jurnal Vol 5, No.2. Semarang : Universitas Wahid HasyimClark, J.H., Deswarte, F.E.I., 2008. The Biorefinery Concept - An Integrated Approach. In: Clark, J.H.,Deswarte, F.E.I. (Ed.), Introduction to Chemicals from Biomass. John Wiley & Sons, Ltd, Chichester.Kamm, B., Kamm, M., Gruber, P.R., Kromus, S., 2006. Biorefinery Systems - An Overview. In: Kamm, B.,Gruber, P.R., Kamm, M. (Eds.), Biorefineries - Industrial Processes and Products. Wiley-VCH VerlagGmbH & Co. KGaA, Weinheim, Germany, pp. 3-40.SCI, 2005. Biorefinery Revolution. In: Chemistry & Industry. pp. 14-15.