tinjauan pustaka gangguan pada ekstremitas atas(2)
TRANSCRIPT
Gangguan pada Ekstremitas Atas
Edwinda Desy Ratu
102010229
Kelompok D4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2011
PENDAHULUAN
Anggota gerak adalah bagian tubuh yang dipergunakan untuk bergerak dan berpindah
tempat. Anggota gerak ini dibagi menjadi anggota gerak atas (lengan dan tangan) dan anggota
gerak bawah (tungkai dan kaki). Pada anggota gerak atas atau biasa disebut ekstremitas atas
terdapat banyak bagian-bagian dan mempunyai tugas masing-masing dalam setiap kegiatan
yang dilakukan. Salah satunya adalah otot yang merupakan salah satu jaringan yang paling
banyak mengisi bagian-bagian pada ekstremitas atas. Otot dapat dikaji melalui struktur
anatomis, histologis, fisiologis, dan biokimia.
BAGIAN-BAGIAN PADA EKSTREMITAS ATAS
Anggota gerak atas meliputi bahu, lengan, dan tangan. Hubungan anggota gerak atas
dengan tubuh, terutama terjadi melalui otot. Otot-otot itu sekaligus merupakan otot penggerak
gelang bahu dan penggerak lengan atas. Di depan dada otot itu adalah m. pectoralis dengan
payudara melekat di bagian depannya (pada wanita). Pada laki-laki terdapat puting susu
melekat sangat erat pada otot ini. Payudara ini melekat di permukaan otot dengan diperkuat
1
urat atau ligamen yang serabutnya vertikal terhadap permukaan dada (cooper ligament). Juga
terdapat m. pectoralis minor yang tepat berada di bawah m. pectoralis mayor.
Gambar 1. M. pectoralis mayor dan minor
Pada bagian anterior lengan atas m. pectoralis mayor masih turut serta dalam gerakan
lengan atas bersama dengan m. deltoideus. M. deltoideus adalah otot triangular tebal dan
lebar yang membungkus toraks bagian bawah dan punggung (regia lumbal). M. deltoideus
dapat melakukan ekstensi, aduksi, dan rotasi lengan kea rah medial; menarik bahu ke arah
bawah dan ke belakang. Untuk bagian posterior terdapat m. latissimus dorsi (ekstrensi, aduksi,
dan rotasi lengan ke arah medial; menarik bahu ke arah bawah, dan ke belakang), m.
supraspinatus (abduksi lengan dan menstabilkan persendian bahu), m. infraspinatus (rotasi
legan ke arah lateral; menstabilkan persendian bahu), m. teres mayor dan minor (aduksi,
ekstensi, dan rotasi lengan ke arah medial dan lateral), m. corachobrachialis (fleksi dan aduksi
lengan), dan m. subscapularis (rotator media utama lengan; membantu menahan kepala
humerus dalam rongga glenoid).
2
Gambar 3 dan 4. Otot-otot
pada lengan atas
Pada lengan bawah daerah anterior lapis superficial terdapat m. pronator teres yang
berfungsi untuk pronasi lengan bawah dan tangan. M. flexor carpi radialis berfungsi untuk fleksi
pergelangan tangan dan membantu abduksi lengan. M. palmaris longus mempunyai fungsi
fleksi pergelangan tangan, menegangkan aponeurosis palmar (fascia telapak tangan) selama
pergerakan tangan. M. flexor carpi ulnaris berfungsi fleksi dan aduksi tangan. Dan m. flexor
digitorum superficialis
Gambar 5. Otot pada lengan bawah
3
Pada lengan bawah lapisan profunda, terdapat m. flexor policis longus, m. flexor
digitorum profundus, dan m. pronator quadrates.
Gambar 6.
Pada tangan terdapat Mm. thenar dan Mm. hipotenar. Mm. thenar dibagi menjadi m.
abductor policis brevis, m. flexor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan m. adductor pollicis.
Sedangkan Mm. hipotenar dibagi menjadi m. abductor digiti minimi, m. flexor digiti minimi, dan
m. opponens policis.
Gambar 7. Otot pada tangan
4
JARINGAN PENYUSUN OTOT
Sel-sel otot terspesialisasi untuk kontraksi; yaitu, mengandung protein kontraktil yang
dapat berubah dalam ukuran panjang, dan memungkinkan sel-sel untuk memendek. Biasanya
dibedakan tiga jenis otot: otot polos, otot kerangka, dan otot jantung.
Otot kerangka (bercorak) dijumpai pada sosok otot tersebut yang bersambungan
dengan kerangka tubuh dan berkaitan dengan gerakan badan.
Otot jantung (juga bercorak) menyusun bagian dinding jantung yang kontraktil dan
terlibat dalam pemompaan darah.
Otot polos ditemukan sebagai bagian dari dinding alat viscera, yang berfungsi untuk
mengubah keteguhan dinding organ-organ berongga, seperti gaster, kandung kemih, dan
uterus dan untuk mempengaruhi gerakan zat-zat melalui organ-organ berbentuk pipa (seperti
usus, system uriner, atau alas vaskuler). Sedikit penimbunan otot polos juga dijumpai pada
kulit, dimana sel-sel otot polo situ terbungkus sekeliling folikel-folikel rambut (hair follicles)
atau sekeliling saluran kelenjar-kelenjar eksokrin (exocrine glands). Serat-serat otot polos yang
terisolasi dapat juga ditemukan dalam tunika propria (tunica propria) dan saluran pencernaan.
Semua jenis jaringan otot ini tersusun dari sel-sel membujur dengan nucleus yang jelas
batasannya, suatu sitoplasma yang berwarna merah dengan eosin, dan fibril-fibril (myofibril) di
dalam sitoplasma. Myofibril itu tersusun dari protein kontraktil yang berjalan sepanjang seluruh
selnya dan jelas tampak pada tingkat mikroskop cahaya pada otot kerangka dan otot jantung
tetapi tidak pada otot polos. Batas-batas selnya jelas terlihat karena adanya lapisan bahan
dasar yang menyerupai membran yang menempel pada membrane plasma (sarkolemma).
Sel-sel otot kerangka (yang juga disebut serat-serat) adalah sel-sel silindris, berbeentuk
prisma yang rata-rata 3 cm panjang nya tetapi yang bervariasi dari sekitan 1 nm pada otot
stapedius sampai lebih dari 4 cm pada otot-otot panjang anti-gravitasi, seperti gluteus
maksimus. Serat-seratnya bersatu dalam kelompok-kelompok menjadi berkas-berkas yang
disebut fasikuli yang beraneka-ragam dalam ukurannya. Mereka memberikan butiran-butiran
kasar pada irisan melintang dari suatu sosok otot besar. Masing-masing sel dalam suatu berkas
5
menempel pada selubung jaringan penyambung yang membungkus (investing connective tissue
sheath) tetapi tidak saling menempel. Mereka melakukan kontraksi secara terpisah dalam
reaksi terhadap masukan dari masing-masing saraf motor mereka. Sebuah neuron-motor
tunggal melakukan kontak dengan beberapa sel otot, yang jumlahnya bervariasi dengan jenis
ototnya dari hanya beberapa pada otot mata yang terkontrol secara halus sampai beberapa
ratus pada otot-otot massa-aksi yang besar dan kuat (gluteus maximus). Neuron-neuron dan
serat-serat otot yang bersangkutan di sebut motor unit.
Di dalam fasikulus otot, beberapa serat otot berjalan dari satu ujung berkas ke ujung
lainnya, beberapa berjahir di dalam berkasnya, beberapa bermula dan juga berakhir di dalam
berkas, dan tidak pernah mencapai ujung. Masing-masing serat bersambungan dengan
anyaman halus jaringan penyambung di bagian dalam dari berkas yang disebut endomysium.
Berkas-berkas itu saling tersambung oleh selubung jaringan penyambung yang lebih kasar, yang
dosebut perymisium, dan keseluruhannya disatukan oleh suatu epimysium. Semua perancah
jaringan menyambung ini sersusun dari campuran serat-serat kolagen, serat-serat elastis dan
fibroblas. Dalam suatu sosok otot sebagai keseluruhan, berkas-berkasnya yang berjalan sejajar
satu sama lain dari suatu tendo (urat) ke tendo lainnya, dapat menempel dengan suatu sudut
pada suatu papan jaringan penyamung yang ditempakan di pusat (susunan pinatus atau
menyerupai bulu ayam), atau dapat memancar keluar dari satu titik pusat seperti jari-jari roda
(susunan radial). Susnan radial merupakan susunan yang paling kuat, tetapi jarak kontraksi otot
dapat sangat besar.
Pada tingkat mikroskop optic serat-serat otot kerangka masing-masing mempunyai
banyak nucleus, mengandung banyak nucleus pucat berbentuk bulat telur yang terdesak pada
sisi-sisi sel. Sebuah sel dapat mengandung beberapa ratus dari nucleus ini. Selnya terbungkus
oleh sarkolema yang terlihat pada tingkat mikroskop optic karena selaputnya merupakan bahan
dasar amorf. Selnya terbungkus oleh sarkolema yang terlihat pada tingkat mikroskop optic
karena selaputnya merupakan bahan dasar amorf. Selnya terlihat beralur (bercorak). Pada
irisan melintang, sitoplasmanya menampakkan granuler kasar karena banyaknya myofibril yang
terkandung di dalamnya. Myofibril merupakan aparat sel yang kontraktil.[]
6
Seperti tampak pada mikroskop cahaya, sel atau serabut otot yang terpototng
memanjang memperlihatkan garis melingtang dari pita terang dan gelap secara bergantian
(gambar 1.9). Pita yang lebih gelap disebut pita A (anisotropy, misalnya, berefrigen pada cahaya
polarisasi); pita yang lebih terang disebut pita I (isotrop). Dengan mikroskop electron,
seseorang dapat melihat bahwa setiap pita I dibelah dua oleh satu garis gelap transversal, yaitu
garis Z. Subunit terkecil yang berulang-ulang dari alat kontraktil ini, yaitu sarkomer, terbentang
dari garis Z ke garis Z lainnya dan lebih kurang 2,5 µm panjangnya pada otot yang istirahat.
Sarkoplasma dipenuhi oleh berkas-berkas filament silindris panjang yang disebut
myofibril. Myofibril yang memiliki diameter 1-2 µm dan berjalan parallel terhadap sumbu
panjang serabut otot, terdiri atas deretan sarkomer yang tersusun seperti rantai dari ujung ke
ujung mirip rantai []
Gambar 8. Pita terang dan gelap
Retikulum sarkoplasma, yang bersesuaian dengan retikulum endokplasma (endoplasmic
reticulum dari sel-sel lain, hanya terlihat dengan mikroskop electron. Sistem membran itu
adalah luar biasa halus dan erat pertaliannnya dengan pengawalan dan pengakhiran kontraksi
otot. Ia merupakan system kontinu dari sisterna (cisternae) yang saling berhubungan, halus,
dan terikat dengan membrane, yang membentuk suatu anyaman sekeliing tiap myofibril.
7
Gambar 9. Struktur otot tubuh
Gambar 10. Miofibril otot skelet
Kontraksi
Bila suatu saraf otak berkontraksi, ia juga menjadi lebih pendek dan lebar. Hal ini juga
berlaku untuk setiap sarkomer. Keterangan “filament yang menyelip” sekarang terah diterima
secara umum sebagai mekanisme yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Pada
dasarnya, mekanisme ini melibatkan suatu perubahan dalam kedudukan relative aktin dan
8
myosin. Selama kontraksi, filament-filamen aktin yang tipis, yang terikat pada garis Z, bergerak
ke dalam pita A. Meskipun filamennya sendiri tidak berubah dalam panjang, namun gerak
pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yakni penghapusan
sebagian ataupun sepenuhnya dari ban H. Selain itu, filament myosin menjadi terletak sangat
dekat dengan garis-garis Z; pita-pita I dan sarkomernya berkurang lebarnya dan gerakan inilah
yang terjadi. Kontraksi itu tergantung pada interaksi antara aktin dan myosin untuk membentuk
kompleks aktomyosin.
METABOLISME OTOT
Otot merupakan ‘transducer’ biokimia yang mengubah potensial energi kimia tubuh
(tenaga kimia) menjadi energi mekanik (tenaga gerak). Otot juga merupakan jaringan paling
besar dalam tubuh. Pada saat lahir, 25% tubuh kita adalah otot, saat dewasa 40%, dan saat
lanjut usia 30%. Ada beberapa syarat / ciri untuk otot supaya terjadi tenaga gerak:
1. Harus ada energi kimia, yaitu ATP dan kreatin-P
2. Harus ada pengaturan aktivitas mekanik, yaitu kecepatan, lama/waktu, kekuatan
kontraksi otot
3. Perlu ada operator, yaitu sistem saraf.
4. Harus dapat kembali pada keadaaan semula, kerna penggunaan lebih dari satu kali.
Terdapat 3 jenis otot; otot skelet yang dikendalikan oleh saraf, otot jantung, dan otot
polos yang tidak dikendalikan oleh saraf.
Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukeus yang dikelilingi oleh membrane
plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik, yaitu sarkolema. Sel serabut otot individual yang
panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot. Mengandung berkas banyak myofibril
yang tersusun sejajar yang terbenam ndalam cairan intrasel dan disebut sarkoplasma. Di dalam
cairan ini terdapat glikogen, senyawa berenergi tinggi ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim
glikolisis.
9
Metabloisme anaerobik - Glikolisis adalah cara awal menggunakan glukosa dalam
semua sel, dan digunakan secara eksklusif oleh sel-sel tertentu untuk menyediakan ATP ketika
tersedia cukup oksigen untuk metabolisme aerobik. Glikolisis tidak
ATP menghasilkan banyak dibandingkan dengan metabolisme aerobik, namun memiliki
keuntungan yang tidak memerlukan oksigen. Selain itu, glikolisis terjadi dalam
sitoplasma, bukan di mitokondria. Jadi digunakanlah sel-sel yang bertanggung jawab
untuk semburan cepat dari kecepatan atau kekuatan. Seperti reaksi kimia yang lain,
glikolisis memperlambat sebagian produknya yaitu asam piruvat. Agar
terjadi glikolisis asam piruvat menjadi asam laktat dimana, dalam proses ini
dikenal sebagai fermentasi. Asam laktat sendiri akhirnya membangun, memperlambat
metabolisme dan berkontribusi terhadap kelelahan otot.
Akhirnya asam laktat harus dikonversi menjadi asam piruvat dan dimetabolisme
aerobik, baik dalam sel otot itu sendiri, atau di hati. oksigen
yang "dipinjam" oleh glikolisis anaerob disebut hutang oksigen dan harus
dibayar kembali. Oksigen utang sebagian cadangan oksigen di paru-paru, jaringan, dan
mioglobin di paru-paru (alactacid utang oksigen). Tapi sebagian besar adalah jumlah
oksigen yang akan dibutuhkan untuk metabolisme asam laktat yang dihasilkan.
Kekuatan pelatihan meningkatkan myofilaments dalam sel otot dan karenanya
crossbridge jumlah lampiran yang dapat terbentuk. Pelatihan tidak meningkatkan
jumlah sel-sel otot dengan cara nyata. Meskipun demikian, sistem asam laktat glikolisis-dapat
menghasilkan ATP untuk sel otot yang aktif hanya sekitar satu menit dan setengah.
Metabolisme aerobik - akhirnya, produk glikolisis, piruvat
asam, harus dimetabolisme aerobik. metabolisme aerobik dilakukan
secara eksklusif di dalam mitokondria. Asam piruvat diubah menjadi molekul
disebut gugus asetil dan dimasukkan ke dalam jalur yang dikenal sebagai Siklus
Krebs. Energi dilepaskan dalam bentuk ATP dan, terutama, seperti elektron energi tinggi.
10
Ini elektron energi tinggi yang dikirim ke suatu proses dalam mitokondria
dikenal sebagai sistem transpor elektron yang menghasilkan mayoritas
ATP. Limbah produk metabolisme aerobik adalah CO2 dan H2O. The reaktan
selain glukosa O2. Metabolisme aerobik digunakan untuk kegiatan ketahanan
dan memiliki keuntungan yang berbeda yang dapat berlangsung selama berjam-jam. Pelatihan
aerobik meningkatkan daya tahan panjang kegiatan dengan meningkatkan jumlah
mitokondria dalam sel-sel otot, meningkatkan ketersediaan enzim,
meningkatkan jumlah pembuluh darah, dan meningkatkan jumlah dari
menyimpan oksigen-molekul yang disebut mioglobin. (8,9)
SISTEM MOTORIS PUSAT
Kegiatan dasar motorik somatic dibagi menjadi 3; gerakan atas kemauan sendiri
(dikendalikan oleh korteks motorik), penyesuaian sikap yang merupakan dasar gerak tangkas,
dan koordinasi otot. Terdapat beberapa daerah susunan saraf pusat yang mengatur kegiatan
motorik:
Korteks Motorik
Daerah ini member kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan otot-otot rangka.
Seperti pada pengolahan sensorik, korteks motorik di tiap-tiap sisi otak terutama mengontrol
otot di sisi tubuh yang berlawanan. Jaras-jaras saraf yang berasal dari korteks motorik hemisfer
kiri menyeberang (menyilang) sebelum turun ke korda spinalis untuk berakhir di neuron-neuron
motorik eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh. Dengan demikian,
kerusakan di korteks motorik di sisi kiri otak aka menimbulkan paralisis di sisi kanan tubuh dan
demikian sebaliknya.
Jari tangan, ibu jari tangan, dan otot-otot penting untuk berbicara, terutama otot-otot
lidah dan bibir, digambarkan secara berlebihan yang mencerminkan control motorik halus atas
bagian-bagian tubuh ini.
11
Gambar 11. Bagian-bagian tubuh yang dikendalikan oleh korteks motorik
Korteks Premotorik
Korteks premotorik terletak di permukaan lateral tiap-tiap hemisfer di depan korteks
motorik primer, diyakini penting dalam mengorientasikan tubuh dan lengan kea rah sasaran
tertentu. Korteks premotorik dituntun oleh masukan sensorik yang diproses oleh korteks
parietalis posterior, suatu daerah yang terletak posterior dari korteks somatosensorik primer.
Kedua daerah motorik yang lebih tinggi ini memiliki banyak interkoneksi anatomis dan
tampaknya saling berhubungan erat secara fungsional. Apabila salah satu dari kedua daerah ini
rusak, individu yang bersangkkutan tidak dapat mengolah informasi sensorik kompleks untuk
menyelesaikan gerakan bertujuan dalam konteks spatial. Penderita tersebut, misalnya, tidak
dapat memanipulasi sendok-garpu sewaktu makan.
12
Basal Ganglia
Basal ganglia atau biasa disebut nucleus basal terdiri dari beberapa massa substansia
grisea yang terletak jauh di dalam substansia alba sereberum. Dalam system saraf, nucleus
mengacu kepada agregasi fungsional badan-badan neuron. Nucleus basal memiliki peran
kompleks dalam mengontrol gerakan selain memiliki fungsi-fungsi nonmotorik yang masih
belum begitu diketahui.
Pentingnya nucleus basal dalam control motorik tampak jelas pada penyakit-penyakit
yang mengenai daerah ini, yang tersering adalah penyakit Parkinson. Penyakit ini berkaitan
dengan defisiensi dopamin, suatu neurotransmitter penting di nucleus basal. Akibat kekurang
dopamine untuk menjalankan peran normalnya, timbul 3 jenis gangguan motorik yang khas
untuk penyakit Parkinson: (1) peningkatan tonus otot atau rigiditas (kekakuan); (2) gerakan-
gerakan involunter yang tidak berguna dan tidak diinginkan, misalnya tremor istirahat (sebagai
contoh, tangan secara ritmis bergetar sehingga pasien sulit atau tidak mungkin memegang
secangkir kopi); dan (3) perlambatan inisiasi dan pelaksanaan perilaku-perilaku motorik yang
berbeda. Para pengidap penyakit Parkinson sulit menghentikan suatu aktivitas yang sedang
berjalan. Apabila sedang duduk, pasien cenderung tetap duduk, dan jika berdiri mereka
melakukannya dengan sangat lambat.
Serebelum
Serebelum penting dalam keseimbangan serta dalam merencanakan dan melaksanakan
gerakan volunter. Serebelum, yang melekat ke belakang bagian atas batang otak, terletak di
bawah lobus oksipitalis korteks. Serebelum terdiri dari tiga bagian yang secara fungsional
berbeda, yang diperkirakan terbentuk secara berurutan selama evolusi. Bagian-bagian ini
memiliki sendiri rangkaian masukan dan keluaran dan, dengan demikian masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda.
Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbangan dan mengontrol
gerakan mata. Spinoserebelum mengatur tonus otot dan gerakan volunteer yang terampil dan
terkoordinasi. Sewaktu daerah-daerah motorik korteks mengirim pesan ke otot-otot untuk
13
melaksanakan gerakan tertentu, spinoserebelum juga diberi informasi mengenai perintah
motorik yang diinginkan. Selain itu daerah ini menerima masukan dari reseptor-reseptor perifer
yang memberitahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi berkaitan dengan gerakan dan posisi
tubuh. Serebroserebelum berperan dalam pencernaan dan inisiasi aktivitas volunter dengan
memberikan masukan ke daerah-daerah motorik korteks. Bagian ini juga merupakan daerah
serebelum yang terikat dalam ingatan prosedural.
Gambar 12. Serebelum
Medulla Spinalis
Batang otak yang terdiri dari medulla, pons, dan otak tengah (midbrain), adalah
penghubung penting antara bagian otak lainnya dengan korda spinalis. Semua serat-serat yang
datang dan pergi antara pusat-pusat di otak dan perifer harus melewati batang otak, dengan
serat-serat yang datang memancarkan informasi sensorik ke otak dan serat-serat yang keluar
membasa sinyal perintah dari otak untuk keluaran eferen. Beberapa serat hanya sekedar lewat,
tetapi sebagian besar bersinaps di dalam batang otak untuk pengolahan penting.
14
FISIKA OTOT
Beberapa skema ada untuk mengklasifikasikan otot dan satu pendekatan yang cukup
sering digunakan ialah penjabaran tentang bagaimana otot tampak di bawah mikroskop cahaya.
Otot rangka memiliki serat kecil dengan ikatan gelap dan terang yang silih berganti, disebut
stiratin dan oleh sebab itu disebut otot striate. Serat tersebut lebih kecil diameternya dari
rambut manusia dan dapat lebih panjang beberapa senti. Bentuk otot lain tanpa stiration,
disebut otot halus.
Serat pada otot striate berhubungan dengan tendon dan bentuk ikat, sebagai contoh,
seperti pada otot bisep dan trisep yang ditunjukkan dalam gambar 1.1. Penelaahan lebih dekat
pada serat menunjukkan serat yang lebih kecil disebut myofibril yang ketika diperiksa oleh
mikroskop electron, menunjukkan struktur yang lebih kecil yang disebut filamen yang terdiri
atas protein. Seperti yang ditunjukkan secara skematis dalam gambar 1.2, filamen tampak
dalam dua bentuk, satu disebut tebal (dengan panjang sekitar 2 µm dan diameter 10 nm dan
terdiri atas protein myosin) dan yang lainnya disebut tipis (dengan panjang sekitar 1.5 µm dan
diameter 5 nm dan terdiri atas protein actin). Filamen tebal dan tipis muncul dalam proyeksi
paralel yang berbeda yang tampak sebagai ikatan dalam tampilan mikroskop electron (gambar
3.3). Selama kontraksi, gaya elektrik suatu atraksi menyebabkan ikatan bergulir bersama-sama,
yang oleh karena itu memendekkan ikatan sekitar 15-20 % dari panjang saat diam untuk
melakukan kontraksi.
Gambar 13. Gambaran skematis sistem otot yang
digunakan untuk menekuk siku.
15
Otot tanpa striate disebut otot halus. Otot ini tidak membentuk serat dan umumnya
lebih pendek dari otot striate. Mekanisme kontraksinya berbeda dan dapat berkontraksi selama
kondisi rileks, suatu efek yang dipercaya dan merupakan akibat dari tergelincirnya sel-sel otot
satu dengan yang lainnya. Otot-otot tersebut tampak sebagai otot sphincter, di sekeliling
kandung kemih dan ginjal, dan pada dinding vena dan arteri (di mana otot tersebut mengontrol
tekanan dan aliran darah).
Gambar 14. Gambaran skematik dari filamen aktin dan myosin.
TREMOR PADA EKSTREMITAS ATAS
Secara umum, tremor merupakan gerakan osilasi ritmik anggota gerak atau kepala.
Jenis-jenis tremor berupa: (a) tremor aksi esensial (bersifat familial atau senilis), (b) tremor
isitirahat yang berkaitan dengan penyakit Parkinson, (c) tremor bergerak yang berkaitan dengan
gangguan fungsi serebelum (terlihat pada permukaan jari – hidung).
Tremor aksi merupakan tremor yang timbul pada saat melakukan aktivitas atau posisi
tertentu dan menghilang saat istirahat, biasanya asimetris. Beberapa penderita tidak dapat
16
menulis namanya atau menempelkan gelas pada bibirnya saat minum oleh karena tremor yang
mekin hebat dengan adanya kecemasan atau saat menggunakan lengannya. []
Tremor pada waktu istirahat adalah tremor kasar dengan kecepatan rata-rata empat
sampai lima denyutan per detik, kelainan ini paling sering terlokalisir pada satu atau kedua
tangan, dan kadang-kadang pada rahang atau lidah. Kelainan ini sering merupakangambaran
penyakit Parkinson. Hal ini secara khas terjadi dengan kontraksi postural (tonik) dari otot-otot
aksial dan lingkaran ekstremitas jika ekstremitas dalam sikap berbaring. Tremor waktu istirahat
selalu menunjukkan penyakit Parkinson idiopatik. Pasien dengan intubasi dan tremor proksimal
waktu istirahat sebagai gejala adanya ataksia dan dismetria pada penyakit Parkinson. []
Gambar 15. tremor pada waktu istirahat pada
pasien dengan penyakit Prakinson. Dua jejak
bagian atas adalah rekaman EMG permukaan
dari ekstensor dan fleksor dari pergelangan
tangan kiri.
PERSARAFAN PADA OTOT TANGAN
Otot-otot intrinsic tangan dipersarafi oleh nervus ulnaris, yang juga mengururs
sensibilitas pada sisi medial jari keempat, pada seluruh jari kelima dan pada pinggir medial
tangan. Atrofi otot-otot intrinsik tangan, paling mudah dapat dilihat dalam ruang yang terdapat
antar ibu jari tangan dengan jari telunjuk, pada m. interosea dorsalis pertama. Atrofi otot
intrinsik yang terjadi bersamaan dengan hilangnya sensasi pada daerah yang dipersarafi oleh .
ulnaris, merupakan petunjuk adanya lesi perifer n. ulnaris, seperti pada kelumpuhan n. ulnaris
tarda. Atrofi otot-otot intrinsic tangan, tanpa kehilangan sensasi, memberikan petunjuk adanya
penyakit susunan saraf sentral, seperti penyakit amiotrofik lateral sklerosis atau penyakit
Charcot-Marie-Tooth (distrofi progresif m. peroneus), atau karena otot-otot tersebut tidak
dipergunakan, misalnya pada stadium lanjut rheumatoid arthritis.
17
N. medianus mempersarafi tonjolan otot tenar telapak tangan dan mengurus sensasi
permukaan palmar jari pertama, kedua dan ketiga dan paruh lateral jari keempat, dan sebagian
besar telapak tangan. Perasaan gatal yang tidak tegas, baal dan sensasi epikritik yang menurun
di daerah-daerah tersebut bersamaan dengan atrofi tonjolan otot-otot tenar dan hipotenar,
biasanya sebagai akibat sindroma “carpal tunnel” (Gambar 1.4), yang disebabkan oleh karena
penekanan lokal pada n. medianus pada pergelangan tangan, oleh ligamentum karpi
transversum. Kehilangan sensorik halus, yaitu raba ringan atau diskriminasi dua titik, tanpa
disertai kehilangan fungsi mototrik, mungkin merupakan tanda paling dini pada penekanan
saraf setelah cedera. Hal ini mungkin disebabkan oleh sinovitis kronik tendo otot-otot fleksor,
maupun fraktura pergelangan tangan, atau dislokasio pergelangan tangan yang tidak direduksi.
Atrofi penonjolan otot tenar, bersamaan dengan sensasi yang normal, biasanya sebagai akibat
poliomielitis.
Tidak ada satu pun otot yang berasal dalam tangan yang dpersarafi oleh n. radialis.
Namun, n. radialis mengirimkan serabut-serabut sensorik kepada daerah tertentu pada
punggung tangan, pada pangkal ibu jari tangan dan jari kedua.
Fibrosis pada fasia Palmaris sering terjadi dan biasanya dapat ditemukan pada pangkal
jari tangan keempat. Fibrosis tersebut dapat dikaitkan dengan peningkatan insiden bahu kaku
atau bahu beku dan miofibrositits kronik. Kalau fibrosis fasia Palmaris terjadi lebih meluas,
maka akan meluas melewati telapak tangan, keluar menyerang jari tangan keempat dan
kadang-kadang juga menyerang jari tangan kelima, sehingga mengakibatkan kontraktur
Dupuytren.
KESIMPULAN
Kemampuan otot dalam
18
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 2. Jakarta: EGC, 2001.h.118-35
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke 27. Jakarta: EGC, 2009.h.582
Weiner HL, Levitt LP. Buku saku neurologi. Edisi ke 5. Jakarta: EGC, 2001.h.145-6
Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo, 2005.h.143-4
Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke 6. Jakarta: EGC, 2006.h.
Isselbacher KJ, Braunwald E. Wilson JD. Martin JB, Fauci AS, Kasper DL. Prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam. Edisi ke 13. Jakarta: EGC, 1995.h.145-7
Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika tubuh manusia. Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto,
2006.h.48-50
Saunders WB. Major diagnosis fisik. Jakarta: EGC, 1996.h.520-3
Bloom, fawcett. Histologi.ed.12, jakarta.EGC.2002.h.233.
Barus PB. Anatomi dan fisiologi.jakrata.EGC.1994
Junqueira LC, carneiro J, kelley RO. Histologii dasar.ed.8.jakarta.EGC
19